Identitas: Ldsu
Identitas: Ldsu
43
KONAS PDF] 2016
ketiga kalinya setelah dua tahun daam V sum et repertum berupa laporan hasil
^u
u r'lall- P'osa" Pe ddirdn ddri pemeriksaan o eh tim gabungan ah
penanganan pemeriksaan yang pertama di forensik lengkap berupa berita acara
Rumah Sakjt Nganjuk terhadap penemuan pemeriksaan barang bukti pro iustutia,
jenasah Marcinah pada I IVei 1993 dan terdiri aias satu berkas resume aporan
rnerupakan ekshumasi kedua selelah has I pemeriksaan kolektf para ahl disertai
ekshumasi pertamanya, yaitu pada waktLr lamp ran dua berkas berita acara mata
penanganan pemer ksaan penggalan ranta penanganan dan pemeriksaan
jenasah otops ulangnya pada 30 Oktober bard_g b-l t di"eldi . na oe .a( ah .paniq
l99J oleh um ahi lore si. dall ln..aa- ldpodn h.-l penenhcaa_ dd'i 'l "sng-
Kedokteran Forensik RSUD Dr. Sutomo naq nq a.li. -dnpirdn liTd bFIkds er <p.1ic
Surabaya. iersebut terdiri atas aporan hasi
Adapun tenlang keadaan barang bukti pane !sadn ola_ mdsi rg-'r ds nq arl. varll
jenasah yang sudah terkubur seama dua antropolog , odonto og patologi, radro ogi,
iahun di daam tanah denqan variabel sero og dan biologj molekular. Dari tuluh
pengaruh derajat keasaman./ keaikalian, bprkas ldnp rd_ se'Lr'.hnya. berhas
jasad jasad renik ata!pun kandungan ekspertis laporan hasi pemeriksaan
mineral dsb dengan keadaan tanah yang antropolog s berada d urutan lampjrar 3
bera r karena mus m hujan pada saat d gali, sedangkan berkas ekspedis laporan hasil
rnaka terjadiah proses saponfikas, yaitu pemerlksaan identifrkasi odontoloqis berada
rrFrrbub.rnya jaflngdn l"r ngdn ,ndknyd d urutan lamp ran 4
menjad seperli lemak lln beMarna puiih Tentang hasl dentifikas barang buktr
kekuningan berbau tengk. Khusus yang ra_g\d ydng d \dnpdi"dn oaldn ra'rol an i
berhubungan dengan perneriksaan untLrk bprla\ e!,pe.l . a-lropologi l.r".buL
rl
memberikan keterangan ah i teniang adalah sbb:
dentitas barang bukt korban maka yang 1. Jenis ke arn n disimpu kan ada ah
terlbal dalam penanganan pemeriksaan perempuan, yaitu berdasarkan
ada ah ahli ahl antropologi, odontologi, pengamatan kranloskopis tandatanda
serologi dan blo ogi mo ekular. obb o, fro ldle ),anq rpnonol. Lepi
Diawal dengan dikoordinas oleh ahli orbila yd^g Ldj"n. p'o.6s' -s
antropo og , penanganan barang bukt yang rnasioideus yang kecil dan tuberculum
pe lana \r[ d lakuka_ 'eLe ah ekbh-.nasi rnentale mand bula yang tidak menoniol
ddd,a_ pembe si_dn dan pe'awdld_ ru dno !e.la penqdnalan oslPo\rop \ Ldndd-
lulang. Satu persatLr tulang d bersihkan tanda sbb: coxa dengan tanda-tanda
op-gd- l enggu dkdn Ioror_asr kLac incisura lsch ad ca lebar dan spina
haus dan id-lidi sulen (iusuk sate) sambi ischiadica tidak menonjol, tepr
menga iri dengan a r d bawah kran dan d acelabulLrm tajam, artrculat o sacroiliaca
atas kasa kawat untuk menjaga agar tidak .dra dr|. bArberluh eegiLiga sudut oub <
ada bagian barang bukti yang hilang, lebar; sacrum dengan tanda-tanda
berikutnya tuano-tlrlang dikerinqkan ebdr. pandah engh-ng ddngka .
dengan mengang nkan di sLrhu ruang persendian dengan tulang panggul rata
setempat. Setelah itu d lakukan dan berbentLrk segtiga; iemur dengan
pe'r_eri.sadn n\enLar rasi oan de' rlkasr tanda lnea aspera satu dan sempt
t,rldng-luld_g pcd a konbrnasr a^dlofli. 2 L'a -r o s .rpu I a_ antard 22 <d1 pa
broog dan d_lroplogi ,n.ul ne geaF i dengan 24 tahun, berdasarkan
bahwa barang bukti ada ah rangka manusia pengamatan osteoskopis tandatanda
satLr indvidu, maka seianjutnya dilakukan nel puti: epiphysis clav c!la belum
perneriksaan eksperts lim gabungan ahli menutup, epiphysis semua tulang
forensik m!lt displner dalam rangkaian pdn_aaq c rdah renutup: obiilera-
mata rantai proses perialanan sLratu sutura cranials antara lain sutura
penanganan pemer ksaan barang b!kti bas laris sudah menutup, sutura
oleh masing-rnasing ah nya. corona is, sagitial s dan occ pitalis belum
I{0NAS PIIFI 2O I 6
menuiup serta slad um pertLrmbuhan bukt dengan foto c/ose up rfuka pada
dan perkembangan
permukaan daerah mulut Marsinah yang diberkan
symphysis pubis pada stadum ll skala oleh penydik beseda dua gambar foto
prof I muka [4arsinah yang terdapat
1 Rd . ha- e 1 . --k Mo go id
disi'r ou pada sampu depan majalah Galra
ba dard.\"n pa gdTdLar Lrdno-lopi\ nomor 27 Tahun T tanggal 20 [4ei 1995
jd.dr-rdnd" a u. ygo,r. icu! a1 pat dan yang terdapat pada halaman 12
dari pandangan vertika is, nc sura majalah Forum nomor 5 Tahun lV
mallomaxilaris dalam, os fronta e lebar; ianqqa 22 Jun 1995, yano sernuanya
pengukuran osteomeiris penghitunqan dapat diamaU dengan jelas sulcus
ndeks cranials 94,2 hyperbrachycran nasolabialis dan ketampakan gigi-gigi
dan ndeks nasa is 115 4 p atyrrhin sefta depannya; ada ah berdasarkan
odontoskopis adanya ianda probabilitas/ kebo eh ladian dalarr
keilokoilomofi permukaan palatnal perbandingan anlara derajal
incisiva maxla protrusifrtas/ ketonggosan relasi g gFg gi
4 Tinggi badan disimpulkan sekitar 148 rahang alas dan bawah rangka yang
sanpai 151crn dengan +12 crn, d htung direpresentasikan dalarn beniuk rnodel
dengan rumus Berynan dari panjang cetakan gigi gigi rahang atas dan bawah
tulangtulang femur, humerus dan tiba bdrd-g b,lr de-gd- teori d d .
kanan dan kiri pada tlik triik p'vr'..'rd- reld.r qrgFqrqr rdhdnq dl@.
osteometriknya. ddn b"vr"h dd am s sLem denLo mdk-;o
Adapun tentang hasil identifikasi rangka r.dnJibu o lr. r.l ne qgun.l d 9d
yanq dlsampaikan dalam ampiran 4
berkas ekspertis laporan has I pemer ksaan
PEMBAHASAN
identfikas odontologis tersebut, adalah
r'7 SF,ud .e.drdn oira g h,ll - ,.u.
sbb:
yang tinggal laringan keras rangka, rnaka
1 Kes mpLrlan tentang keidentikan antara
diddt ut- T.ht . pan ariL \'lan dndtcic
baranq bLrkt ranqka ekshumasi kedua
l orpar.r- b oLogi Li 1^g IU dnq. .i'ro flsrrd .
(yang diperiksa oleh tim gabungan ahli
no-{olog dan d dLo'lri canr Jnropoog.
forens k penyidikan ulang kasls
tu ang-tu angi dapat ditentukan bahwa
Mars nah) dengan baranc bukt ienasah
rangka adalah rnanusia berjumlah satu
ekshumasi pertama (yang diperiksa oleh
ind vidu. Proses se anlutnya dalam
tim ah i iorens k dar lnsta as rangkaian mata ranta perja anan
Kedokteran Forensik RSUD Dr oe,l FriL sa@n b1 -ng bu( i
Soetomo Surabaya),
adalah 'angld. hh...
berdasarkan kesamaan/ kecocokan -nl .i id. llla.i
antropoiogis dan odontologist sepert
perbandingan data odontogram antara
ha nya pada kasus kr mina pada
odontogram hasi pemeriksaan gigi post
mortem pada ekshumas kedua yang
'rf .rI _r'a roFnrl d. a ropoloqr .
dilakukan perreriksaan
dibuat oleh dokter gigi tim gabungan ahl
dan
'o-an- k pAnyid I a_ u dng ra.u I pengukuran antropometris. Pemeriksaan
IVarslnah dengan odontogram hasi penqarnatan kranioskop s dan osteoskopis
pemeriksaan gigi post mortenr pada
ekshumas pertama yang dibual oleh
sefta pengukuran kran ometris dan
osteometris seperU terseblrt daam hasl
dot_er qgr hl ."1 ore_.r. do _slara-r
dentiflkasi antropologis di atas merupakan
Kedol eron Forensik RSUD Dr
cara peniaian bentuk morfologis
bentLrk
Soetomo yang terdapat pada lembar
(elgd Vibun a( Rpp.-|unnyd ^oaor dan ukuran cri yang mengandalkan dar
hasi perneriksaan posl rnortem barang
KH 93.870 tangga 1 November 1993
bukti kurban, akan menqhasikan satuan
2. Kesimpu an tentang kesesuaian antara
cri c ri ba k kualitatif rnaupun kuanttatf
dard d p o .\rl ras ' etdka qiqi.q qi
sebaga komponen-komponen tahapan
rahanq atas dan bawah ranqka barang
45
KONAS PDl.t 2016
identltas: yaitu tentang jenis kelamin (dar odonto og sebaga salah satu lriog sarana
tanda-tanda mol{ologis tentang dimorfisme ide_ ifikds' p ne.. na(a id.^Lifh.si
seksua ), umur (dari tanda-tanda odontologls pada kasus ini lebih memilih
penurrou_a_ dd_ pprke nbdngan nalLrrlas cara komparas dengan mencoba
iu ang tu ang), ras (dari tanda tanda rnengembangkan data anie dan post
morfologis dan ukuran indeks tentang cri mortemnya unluk salng dibandingkan,
^ri di rngldl ra-d). ri gg: baddn (ddri yaitu daam Lrpaya menjawab terhadap
penghitungan melalui forrnula matematika kemungk nan dramatsasi muncLrlnya
tentang hubungan tnggi badan dengan pertanyaan d s dang pengadian "apa betui
tulang tulang panjang) dsb yang bersfat itu rangka lvlars nah?".
non individual.a 5&ra Hal demikian karena Pengembangan data ante mortem
pada kasus krimnal kurban selain daarn dilakLrkan dengan secara retrospektif
siatus s stem terblrka, yaitu kepada krono og s, yaitu berusaha mencari data d
qiapapu_ dimungki_kdn sebdqai si kurbdn. renlang waktu dalam proses penanganan
demikian juga t dak rnudah unluk pemeriksaan barang bukti dari tahap yang
memperoleh data ante mortem tentang terakh r mundur kebelakang ke lahap-tahap
orang hilang yang diperkirakan Oleh sebelunnya menulu ante mortern
karana flu melode nF rrnlsaan identifkasi IVars nah. sedangkan pengembangan data
antropologis pada kasus ini langsung hanya post mortemnya dilakukan denqan
rnengandalkan rnerekonslruksi dari saiu membuat odontogram dan menggunakan
sumber data, yaitu data hasil pemeriksaan a_al5s oearal orol .sllas 16asi agi qgi
posl mortem dari barang bukli rangka saja, rahang atas dan bawah rangka barang
tidak membandingkan dengan data ante bukt (Analisis diakLrkan denqan
mortem orang hilang yang diperkirakan rnenoamati re asi giqi-qiqi rahanq atas dan
sebagai kurban, sehingga pencapaian bawah dalam sistem dento-maxilo-
hasil idenlifikasinya tidak sampa dapat .randrbulo- ran,a 'a_gl d. ya (u reldl-
menunjuk siapa ind vidLr korbannya, pandangan lateralisnya krani!mnya dengan
meainkan berupa kornponen-komponen posisi bdang FrankfLrrt, yatu bidang yang
sebagai tahapan identitas yaitu ientang melalui foramen infra orbiia is dan takik
jenis keamin, umur. ras dan tinggi badan pa ng a as po -- aLuslrcus a\lern.s kir
dsb. I\,4eskipun tidak dapat menunjuk siapa da_ \dndn ho-zonLa dLari -eja_ar larla
rangka barang bukti korbannya, namum Deng.n bdnl-dn seula< oenano vanq diberi
identifkasi rekonstruklif demikian bers fat ba_du penbprat sebagoi epreseqlas
lebih obyektf berdasarkan barang buklinya gars Simon di bidang frontal pada ttik
sajd ya_g dalan sisler pFnyid ka ta\ '\ foramen i_'ra orb'ral-. da dn leo
tungga dan rekonsiliasi kasus massal didgnoss dera.d prolrus il.. I dnronel c.
dapat dipakai sebagai petuniuk da am benang dengan bandul pemberat tad
mernpersempit dan meloka isir serta druk,r posrlr k.bF'adaannya dari posisi
mengkonfimasl individu yang d maksud. normaLnya, yaitu berada di sepert ga d stal
Sebaliknya pada pemeriksaan gigi caninus untuk rahang atas dar'l
identifikasi odontologis, tersedia .dua interdental gigi canlnus premolar kesatu
alternatif cara yang bisa diterapkan, yaitu untuk rahang bawah). Dengan cara
cata komparatif dengan lalan demikian maka relasi g gi g gi rahang atas
membandingkan data post dan anie dan bawah dapat dinila derajat
17&ra
mortem antara dead body dengan mtssing protrusif tasnya.l6
perso, yang diperk rakan bila ingin Pencapaian hasil identifkasi odonto ogis
mengetahui sampai pada tingkat individual tentano keidentikan" antara baranq bukti
slapa korban; maupun cara rekonstruktif rangka ekshumasr kedua dengan Marsinah
menggunakan data post moftem saja ada ah berdasarkan perbandingan
sepcni halnya cara penF'ksaa_ de_rifkasi odontogran yang dibuat pada pemeriksaan
Sesuai konsep dan ekshumasl kedua dengan odontogram yang
prcsedutal DVIInterpol yanq menempatkan dipero eh pada ekshumasi periama
ITONAS PDFI2O16
sebelumnya yang dapat dijelaskan sebagai membandingkan data post mortem dead
ekshumasi penyidikan !lang pertarna kasus bady dengan ante mortem mlsslng
l\larsrnah sebelumnya.r0 selanjulnya untuk per'so, yang diperkirakan untuk upaya
pencapaian hasil identifikasi tentang menLrnjuk siapa orangnya. Meskipun
"kesesuaian" antara derajat proirusifilas menunjuk ndividu korban, namun
barang bukti rangka (yang probabrlitas/ kebolehjadiannya
drrepresenlasikan melalui model cetakan memerlukan penjelasan keahlian dalam
qiqr dan rahanq ranqka barang bukti) menila dan mendasarkan obyektifitas
dengan I\,4alsinah, maka keakurasran dan pemeriksaannya dengan
deraiat kepercayaannVa terqantunq pada komprehensifitas dan kedalaman
perband.ngan pe_ge-noa_gan daLd po:t perrahanr- "asus daa kro-o og
mortem tentang analisis derajat protrusifilas penanganannya.
relasi gigi-gigi rahang atas dan bawah 4. Akhirnya versi cara identifikasi apapun
barang bukti rangka dengan status Vang Ielah drlaku^an. Antropologi oan
pengembangan data ante mortemnya Odontologi saling melengkapi satu
melalui perolehan foto c/ose up muka dan larhadap ydng ldi_ odgdikan sedulur
gambar foto profil orang yang dikatakan sinorowedi . ya;tu sinegc ddn inLegrat|
I\,larsinah. Dengan demikian kesimpulan dalam multidisipliner; konfirmatif dalam
"keidentikan" dan "kesesuaian" tersebui rekonsiliasi.
merupakan derajat pencapaian penunjukan
DAFTAR PUSTAKA
indiv du [,,larsinah secara retrospektif
kronologi tahap-tahap penanganan
1. Anonyn. BLthu Pedoman forpnsic
pemeriksaan idenlifikasr barang buktrnya.
Odontology Sebagai Sarana
47
KONAS PDFI2O16
8. lnterpol, Disaster Victim lndetification 15. Stimson, P. G., Mertz, C.4., Forensic
Guide. ln: D/saster yictim ldentification Dentistry, Boca Raton: CRS Press,
Worksh o p, Bandung, lndonesia, 2006. '1997.
L Budiharjo, A., Microbiome, The next 16. Graber, T. M., Orlhodontics. Pinciples
fingerprint in forcnsic2 PIT PDFI and Prcctice. 3d ed. Philadhelphia,
Joglosepur,2016. London, Toronto:W. B. Saunders Co.,
10. Ata-Ali, J. & Ala-Ali, F., Forensic 1972.
deniistry in hum€n identificationr A '17. Graber. T. N,'1. & Swain, B. F.,
review ofthe literature. J CIin Exp Dent. Orthodontic. Pinciples and Technique.
20141 6(2)1162-7. St. Louis, Toronto,Princeton: The C. V.
11. Suprijo, A.. Lampiran Ekspertis 3: Mosby Co., 1985.
ldentifikasi Barang Bukti Rangka '18. Sheikh A. & ljaz A., Lip morphology in
l\,,larsinah. Dalam: Berila Acara bimaxillary dentoalveolar protrusion in
Pemeriksaan Barang Bukti Jenasah class I and class ll adults, Paklsla,
No. Barang Bukti: BB/ 34/ Vl 95/Dit Oral & Dental Journal, 2oo9, 291 261-
Serse No. Poli N 23/ BA/ Vlll/ 95/ 8.
Dokpol, Ladokpol Disdokkes
Polri,1995.
12. Gadro. S. A.. Larrpiran Ekspertis 4:
Pemenksaan ldentifikasi Odontologik.
Dalamt Betita Acara Pemeriksaan
Barcng Bukti Jenasah No. Batang
Bukti: BB/ 34/ VY 95/ Dit Serse No- Pol
N 23/ BA/ VIll 95/ Dokpol, Ladokpol
Disdokke6 Polri,1995.
13. Hillson, S., Dental
Anthropology,
Cambidge University Press, 1996.
14. Rogers, S. L., The Human Sku, lts
Mechanics, Measurement and
yariations. Springfield. lllinois.
USA:
Charles C. Thomas Publisher, 1984.
4A