Anda di halaman 1dari 2

Nama : Salma Hatiah/20210070016

Kelas : ak21b
Manajemen Perpajakan sesi 7
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Build, Operate & Transfer (BOT)?
Jawaban :
Bangun Guna Serah ("Built Operate and Transfer") adalah bentuk perjanjian kerjasama yang
dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor yang menyatakan bahwa pemegang
hak atas tanah memberi hak kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa
perjanjian BOT dan mengalihkan kepemilikan bangunan kepada pemegang hak atas tanah
setelah masa guna serah (BOT) berakhir.

2. Jelaskan bagaimana perpajakan untuk Leasing dengan Hak Opsi?


Jawaban :
Ketentuan terkait PPh pada Finance Leasing
• Perlakuan PPh bagi Lessor pada sewa guna usaha dengan hak opsi
• Penghasilan lessor yang dikenakan PPh adalah sebagian dari pembayaran sewa guna
usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewa guna usaha
• Lessor tidak boleh menyusutkan atas barang modal yang disewa guna usahakan dengan
hak opsi
• Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa sewa guna usaha yang
seharusnya, Direktorat Jenderal Pajak melakukan koreksi atas pengakuan penghasilan
pihak lessor
• Lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya 2,5% dari rata-rata saldo awal
dan saldo akhir piutang sewa guna usaha dengan hak opsi. Piutang sewa guna usaha
adalah jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha
• Kerugian yang diderita karena piutang sewa guna usaha yang nyata-nyatanya tidak
dapat ditagih lagi dibebankan pada cadangan penghapusan piutang raguragu yang telah
dibentuk pada awal tahun pajakyang bersangkutan
• Dalam hal cadangan penghapusan piutang ragu-ragu tersebut tidak atau tidak
sepenuhnya dibebani untuk menutup kerugian dimaksud maka sisanya dihitung sebagai
penghasilan, sedangkan apabila cadangan tersebut tidak mencukupi maka
kekurangannya dapat dibebankan sebagai biaya yang dikurangkan dari penghasilan
bruto.
• Perlakuan PPh bagi Lessee pada sewa guna usaha dengan hak opsi
• Selama masa sewa guna usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang
modal yang disewa guna usaha sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk
membeli
• Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee
melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa barang modal yang
bersangkutan
• Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali
pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto lessee sepanjang transaksi sewa guna usaha tersebut memenuhi ketentuan untuk
digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi
• Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa guna yang seharusnya, maka
Direktorat Jenderal Pajak melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha
• Lessee tidak memotong PPh Pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha yang dibayar
atau terutang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi.

3. Bagaimana penjelasan tentang perpajakan untuk Joint Operation?


Jawaban :
Mekanisme Perpajakan Kerjasama Usaha (JOINT OPERATION) Karena Joint Operation tidak
termasuk Subjek Pajak PPh, maka penghasilan yang diterima suatu Joint Operation sebenarnya
adalah penghasilan para anggota yang besarnya bagian masing-masing ditentukan sesuai
perjanjian. Jika atas penghasilan berupa bunga, sewa dan lain-lain yang diterima atau diperoleh
Joint Operation (J.O.) dari WP Badan Dalam Negeri dan Perseorangan yang ditunjuk
(selanjutnya disebut : Pemberi Hasil), dipotong PPh Ps. 4 ayat(2), maka bukti potong PPh Pasal
4 ayat(2) tersebut harus dipecah untuk masing-masing anggota Joint Operation agar dapat
dikreditkan.
Adapun besarnya PPh Pasal 4 ayat(2) untuk masing-masing anggota Joint Operation
sesuai dengan perjanjian J.O.A (joint operation agreement) yang telah disepakati bersama. Joint
Operation tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan dan membayar PPh
Pasal 25 dan Pasal 29. Kewajiban yang ada hanya sebagai pemotong/pemungut PPh Pasal 4
ayat (2), PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 dan PPN.

4. Jelaskan perpajakan untuk Yayasan?


Jawaban :
Yayasan termasuk di dalam definisi badan usaha sehingga merupakan Subjek Pajak
Penghasilan, hal ini diatur dalam Pasal 2 ayat 1 (b) UU PPh. Badan adalah sekumpulan orang
dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan
lainnya termasuk reksadana. Penghasilan yayasan atau organisasi yang sejenis yang adalah
bukan merupakan Objek Pajak, namun penerimaan yayasan atau organisasi yang sejenis dapat
dibedakan antara penerimaan yang bukan Objek Pajak dan penerimaan yang merupakan Objek
Pajak Penerimaan atau penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak adalah sebagai
berikut:
a) Bantuan atau sumbangan,
b) Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh yayasan atau organisasi yang
sejenis dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia, dan
c) Bantuan atau sumbangan dari Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai