KRITIK SASTRA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian dan Kritik Sastra
Disusun oleh:
UNIVERSITAS NIAS
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada saya, sehingga dapat
menyelesaikan Critical Book Review ini dalam Mata Kuliah “Kajian dan Kritik
Sastra”.
Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua. Dengan adanya pembuatan makalah ini dapat
memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi
para pembaca.
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. BUKU UTAMA.......................................................................................
B. BUKU PEMBANDING...........................................................................
C. PERBANDINGAN BUKU.....................................................................
D. KELEMAHAN........................................................................................
E. KELEBIHAN...........................................................................................
F. MANFAAT...............................................................................................
A. KESIMPULAN........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
PENDAHULUAN
Sastra menjadi sebuah keniscayaan yang ada dalam dunia pendidikan. Di dalam
karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya
sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisah yang disajikan. Namun
kemauan seseorang mempelajari sastra terletak pada lemahnya kemauan dankemampuan
untuk membaca. Dalam hal ini salah buku yang membahas tentang sastra yaitu "Kritik
Sastra.
Pengantar Teori, Kritik dan Pembelajarannya" yang di tulis oleh Agik Nur Efendi,
S.Pd., M.Pd. Beliau lahir di Jombang pada 8 Agustus 1994. Ia telah lulus $2 dengan
jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beliau pernah berprofesi sebagai pengajar di
berbagai daerah sejak 10 tahun terakhir dan telah membuat buku juga penelitian.
Tahun :174
ISBN : 978-623-7334-31-6
BAB II
PEMBAHASAN
A. BUKU UTAMA
1. Bagian Buku (Bab/Sub Bab Yang Dilaporkan)
Dalam buku "Kritik Sastra Pengantar Teori, Kritik, dan Pembelajarannya” ini
membahas tujuh bab dengan judul yang berbeda-beda. Setiap bagian berisi pembahasan
yang dijelaskan secara khusus sesuai bagian masing-masing dan juga setiap pembahasan
dijelaskan dan dipaparkan secara mendalam.
Karya sastra diciptakan pengarang tidak hanya untuk disimpan di lemari atau disimpan
di perpustakaan untuk pajangan saja. Karya sastra diciptakan sebagai sebuah pernyataan
diri pengarang yang ditujukan untuk orang lain. Pernyataan tersebut mewakili hal-hal yang
dipikirkan, yang dirisaukan, yang dilihat, dan yang ingin dicapainya.
Nilai-nilai dalam karya sastra akan berjalan dalam pemikiran pembaca melalui
pengalaman-pengalaman serta pola pikir, hingga idealisme. Dengan adanya proses tersebut,
maka muncul ekspresi beragam dari hasil pembacaan, yang salah satu bentuknya berupa
perilaku kritis.
Pada bagian terakhir atau dibawah penjelasan dalam setiap bab tersebut di
cantumkan "manusia, alam, dan tuhan dalam cerpen salawat dedaunan karya yanusa
nugroho: filsafat pragmatisme john dewey" (contoh cerpen) didalamnya tercantum abstrak,
metode penelitian, pembahasan, simpulan dan daftar pustaka. Dan kemudian dicantumkan
contoh novel karya Ahmad Tohari yang menceritakan tentang kehidupan dengan judul
ketidakadilan gender dalam novel bekisar merah karya ahmad tohari. Juga dicantumkan
daftar rujukan keseluruhan dalam setiap bab yang telah di paparkan dalam ketujuh bab
tersebut. Dan ada indeks serta profil penulis dengan lengkap.
Bab I
Kritik sastra merupakan dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu yang secara praktik dan
teori dapat diaplikasikan pada beragam teks yang ada dengan teori dan prinsip penjelasan
sebagai latar belakang praktis yang menghubungkan antara ideology, kekuatan struktur,
politik, religious.
Pada bab pertama ini, dibahas delapan pokok bahasa dengan judul yang berbeda-
beda. Yang pertama membahas tentang pendahuluan yang mencakup tentang apa saja yang
akan dibahas dan disajikan dalam bab pertama ini. Selanjutnya dijelaskan dan dipaparkan
pengertian dari kritik sastra. Dipaparkan pula istilah "kritik" dimulai dari mana hingga
perkembangan kritik sastra tersebut. Kritik sastra merupakan kegiatan menilai suatu karya
sastra dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang sistematis dan objektif dalam bentuk
tertulis.
Bagian tiga membahas tentang kedudukan kritik sastra. Dipaparkan ada ilmu dalam
studi sastra yaitu sejarah sastra, teori sastra dan kritik sastra. Kemudian judul tentang jenis-
jenis kritik sastra. Dijelaskan kritik sastra dibagi atas beberapa jenis yaitu
berdasarkan bentuk, pendekatan dan pelaksanaan kritik para ahli yang mendukung
teori dalam buku tersebut. Poin kelima diuraikan fungsi kritik sastra, dalam hal ini ahli
yang bernama Semi (1989) menyampaikan tiga fungsi sastra. Berikutnya membahas
tentang langkah-langkah melakukan kritik sastra. Pada bagian dijelaskan dengan jelas
sembilan langkah-langkah dalam menulis kritik sastra menurut Mahayana. Bagian ketujuh
pada bab ini membahas rangkuman dari pembahasan tentang hakikat kritik sastra, tataran
kritik sastra, fungsi kritik sastra dan langkah-langkah menulis kritik sastra. Dan judul
terakhir dibahas uji kompetensi. Setiap akhir bab selalu ada daftar rujukan dan bacaan yang
dianjurkan dalam pembahasan bab satu tersebut.
Bab II
Diungkapkan oleh Prihatmi (1997: 2-3) bahwa kritik sastra dalam bahasa Yunani Kuno
krites yang berarti seorang hakim. Sedang krinein berarti menghakimi. Dasar-dasar
penghakiman dinamakan criterion, sedangkan kritikos adalah hakim kesusastraan.
Pada bab dua ini dibahas sembilan pokok pembahasan dengan judul yang berbeda-
beda. Judul pertama membahas pendahuluan yang menyajikan pendekatan- pendekatan
dalam karya sastra yang akan dipaparkan, serta tujuan pembelajaran dalam bab ini Bagian
selanjutnya membahas tentang pendekatan dalam sastra. Poin pembahasan selanjutnya
tentang pendekatan mimetic dalam sastra. Dijelaskan kritik sastra telah diterapkan sejak
abad ketujuh belas, Judul keempat dalam bagian ini yaitu pendekatan pragmatic dalam
sastra
Bab III
Karya sastra selain bisa memberikan suatu pengalaman batin yang baru, juga
menyadarkan pembaca pada nilai-nilai esensial kehidupan. Karena sastra bukan melulu jadi
hiburan dari rasa sunyi penyair, tapi cermin kehidupan sosial yang dapat
mencerahkan masyarakat pembacanya.
Pada bab tiga ini dibahas delapan judul besar yang berbeda-beda. Pada bagian
pertama diawali dengan pendahuluan. Selanjutnya dibahas tentang formalisme Sastra.
Dikatakan Formalisme muncul sebagai suatu ketidakpuasan terhadap aliran positivisme
yang memperhatikan data biografis dalam studi ilmiah. Bagian ketiga.
Membahas tokoh formalisme beserta pemikirannya. Dalam hal ini dikatakan ada dua
tokoh yaitu Roman Jakobson dan Mikhail Bakhtin Bagian keempat membahas tentang
strukturalisme, dijelaskan ternyata teori structural bila dihubungkan dengan konsep yang
diungkapkan oleh Abrams dikategorikan sebagai teori atau kritik dengan pendekatan
objektif
Bab IV
Sasaran kritikus menurut aliran tersebut dalam sebuah persepsi adalah analisis
kesastraan bertumpu pada karya sastra, dan hasil analisis tersebut dapat ditujukan sebagai
bentuk respon penilaian terhadap sebuah karya sastra tertentu.
Pada bab keemapat ini, khusunya mengenai Tinjauan Sosiologi Sastra dalam karya
sastra akan dibahas enam pokok bahasan dengan judul yang tentunya berbeda- beda namun
saling berkaitan dengan tinjauan sosiologi sastra. Dibahas satu persatu, selalu diawali
dengan pendahuluan. Dibahas pertama tentang asal mula sosiologi sastra. Pertama dalam
judul ini dibahas sejarah atau asal mula kelahiran sosiologi sastra ini. Bagian selanjutnya
tentang prespektif sosiologi sastra
Wellek (1990: 79) melalui tulisan dalam bukunya, diungkapkan bahwa terdapat
studi sastra dengan pendekatan ekstrinsik. Sebuah pendekatan yang lebih menitikberatkan
pada segi eksternal karya sastra.
Pada bab 5 ini dijelaskan tujuh judul yang akan dibahas. Yang pertama tentang
pendahuluan. Bagian kedua yang akan dipaparkan yaitu tentang pengertian psikologisastra.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa psikologi dan sastra mengkaji dan mempelajari
keadaan kejiwaan orang lain. Bagian keempat tentang ruang lingkup psikologi sastra.
Dipaparkan bahwa ruang lingkup psikologi menjadi empat bagian dalam hal ini. Pertama,
kajian mengenai psikologi pengarang. Kedua, kajian yang berhubungan dengan proses
kreatif yang berkaitan dengan kejiwaan Ketiga, kajian sastra dengan menggunakan aturan,
hukum, dan teori-teori psikologi. Keempat, kajian mengenai dampak dan kejiwaan teks
sastra terhadap pembaca.
Bab VI
Persepsi yang kerap mengganda adalah pemahaman populer dalam artian semua
pembaca karya tertentu menyetujui bahwasanya karya sastra tertentu tersebut memiliki
kekuatan sebagai sebuah karya sastra.
Pada bab keenam ini akan dibahas tujuh judul besar yang tentunya akan berkaitan
dengan tinjauan sastra dan religiusitas. Yang pertama pendahuluan, dalam hal ini
dipaparkan apa saja yang akan dibahas dalam satu bab tersebut. Topic pertama sekali yang
dibahas yaitu pengertian Religiusitas, Religi, dan Agama Dijelaskan istilah dari religiusitas
atau religius, religi, dan agama tersebut ialah suatu istilah yang sering berkeliaran ketika
berbicara mengenai suatu kepercayaan atau keyakinan setiap insan.
Bagian selanjutnya dengan judul "sastra dan reliugiusitas". Dijelaskan pada bagian
ini bahwa hubungan antara sastra dan religiusitas amatlah erat. Hubungan sastra dan religi
seringkali terliputi dan diperlukan suatu pemahaman tepat untuk menguraikan unsur yang
tersembunyi di dalamnya. Topic pembahasan berikutnya yaitu sastra profetik. Sastra
profetik memiliki tugas dan tujuan yang begitu penting Menurut Abdul Hadi WM.
(1987:6-8), sastra profetik memiliki tiga tugas atau tujuan yang jelas.
Poin keenam tentang rangkuman. Dalam bagian ini dibahas kesimpulan atau inti sari
dari setiap judul atau pembahasan yang telah dibahas dalam satu bab tersebut.Seperti
religius ini berakar dari kata religion atau religi. Poin yang terakhir yaitu uji kompentensi
yang tentunya untuk memperdalam dan mengevaluasi materi dalam bab yang telah
dibahas. Dan diakhir bab ada daftar rujukan juga bacaan yang dirujukan yang tentunya
berhubungan dengan tinjauan sastra dan religiusitas.
Bab VII
Pada bab terakhir dalam buku "kritik sastra pengantar teori, kritik, dan
pembelajarannya" karya Agik Nur Efendi membahas tujuh judul bahasan yang berbeda-
beda. Dibahas satu persatu, yang pertama tentang pendahuluan. Kemudian membahas
dengan topic hubungan kritik sastra dengan kurikulum. Dijelaskan sastra adalah segmen
dan komponen penting dari institusi dan kurikulum pendidikan. Judul selanjutnya tentang
hubungan kritik sastra dengan keterampilan berbahasa. Karya sastra menjadi bentuk dari
perkembangan keterampilan berbahasa Melalui pembelajaran keterampilan menyimak dan
membaca, siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam menikmati dan menghayati.
Demi menambah wawasan serta pengetahuan tentang Kajian dan Kritik Sastra
penulis membandingkan satu buku, khususnya tentang kajian dan kritik sastra yaitu:
B. BUKU PEMBANDING
1. Identitas Buku Pembanding
Halaman : 246
Ukuran :25 cm
ISBN : 978-602-60585-8-4
Pembahasan pada bagian ini disajikan dalam enam 10 bab dengan judul bab yang
berbeda-beda. Diakhir pemaparan dalam buku tersebut juga, dicantumkan daftar pustaka
dari keseluruhan materi juga indeks serta glosarium. Berikut ini dipaparkan bab-bab yang
akan dibahas, yaitu sebagai berikut
Bab pertama dengan judul sastra hakikat, fungsi, dan perannya. Dalam hal ini berisi
tentang konsep sastra, dijelaskan intinya bahwa sastra dapat dipandang sebagai sarana atau
media pengungkapan dunia pengarang. Poin kedua tentang fungsi dan manfaat sastra.
Dikatakan bahwa sastra memiliki fungsi memberikan kesenangan kepada para pembacanya
juga berdaya guna atau bermanfaat bagikehidupan batiniah dan sebagai Ilmu, seni dan
kebudayaan. Poin ketiga tentang Karya Sastra dan Bahasa Sastra. Berisi pembahasan
bahwa karya sastra merupakan dunia imajinatif sedangkan bahasa sastra memiliki beberapa
ciri khas, yakni penuh ambiguitas dan homonym. Poin terakhir dalam bab satu ini yaitu
Peran Sastra sebagai Media Pembangunan Karakter Bangsa. Dijelaskan sastra juga
mengajarkan karakter tanpa harus menggurui lewat cerita-cerita (fiksi), puisi, dan lakon
(drama) yang dapat membangun karakter bangsa
Pada bab kedua ini dibahas apresiasi sastra dengan empat pokok yang saling
berhubungan. Yang pertama membahas tentang defenisi apresiasi sastra, dikatakan bahwa
pengertian apresiasi sastra yang ada hingga sekarang sangat beraneka ragam Pembahasan
kedua yaitu tentang Pokok Persoalan Apresiasi Sastra. Poin ketiga yaitu langkah-langkah
Apresiasi Sastra, dengan penjelasan bahwa ada beberapa pendapat para ahli yang
menjelaskan langkah-langkah apresiasi sastra yang berbeda-beda. Pembahasan terakhir
dalam bab dua ini yaitu Bidang Garap Apresiasi Sastra. Bagian ini sebelumnya
memamparkan perbedaan dari bidang garap apresiasi sastra, kritik sastra dan pengkajian
sastra
Pada bab ketiga ini juga akan dibahas empat judul besar, yaitu pertama tentang
defenisi pengakajian sastra. Penjelasan dalam bab ini yaitu Istilah pengkajian sering
disejajarkan dengan istilah analysis (analisis) dalam bahasa Inggris, atau lebih dekat
dengan telaah, yang berarti melakukan pendalaman, mempelajari dan/atau mengkaji secara
serius. Judul kedua yaitu Pendekatan dalam Pengkajian Sastra, membahas ada empat
macam model pendekatan dalam pengkajian sastra yaitu pendekatan objektif, ekspresif,
mimetic dan pragmatic. Poin pembahasan selanjutnya yaitu Nilai-nilai dalam Karya Sastra.
Menjelaskan, adanya nilai kehidupan dan pesan-pesan moral Dan yang terakhir yaitu Kode
Bahasa, Kode Sastra, dan Kode Budaya.
Bab empat ini akan membahas dua judul besar, yaitu pertama sekilas tentang defenisi
puisi dikatakan yaitu puisi itu mengekspresikan pemikiran yangmembangkitkan perasaan,
yang merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Kemudian poin
kedua membahas tentang unsur-unsur puisi yang mencakup atas delapan unsur yaitu Diksi
(Diction), maji/Citraan (Imagery), bahasa Figuratif, tima dan irama, tema, amanat,
perasaan dan nada. Kedelapan unsur-unsur sastra diatas dipaparkan dan diberikan
penjelasan dengan jelas dalam buku tersebut.
Bagian ini dibahas empat judul besar, yaitu pertama hakikat fiksi atau cerita rekaan.
Dipaparkan fiksi, sering disebut juga dengan cerita rekaan (cerkan) bukan sebagai lawan
dari kenyataan melainkan lebih sebagai hasil refleksi sastrawan terhadap realitas kehidupan
dalam lingkungan sosial budayanya setelah melalui kreasi dengan daya imajinasinya.
Kedua, membahas tentang novel dipaparkan pengertian novel, novel Indonesia Mutakhir,
dan novel merajai fiksi Indonesia mutakhir. Ketiga dengan topic cerita pendek, dijelaskan
pengertian dari cerpen itu dan perbedaannya dengan novel. Dan topic pembahasan terakhir
yaitu unsur-unsur fiksi, menurut Wellek & Warren, ada 2 yaitu unsur intrinsik (intrinsic)
dan ekstrinsik (extrinsic). Dijelaskan pengertian dari unsur keduannya dan apa saja unsur-
unsur didalam yang ada didalamnya.
Dalam bab yang keenam ini dibahas beberapa judul topic yaitu pertama tentang
defenisi dramu, yaitu suatu karya sastra yang menggambarkan konflik kehidupan dengan
bermediakan bahasa dalam wujud cakapan baik dialog, monolog maupun soliloqui, dan
dirancang untuk dipentaskan di depan publik penonton. Kedua tentang unsur-unsur drama,
dijelaskan unsur-unsurnya meliputi Tokoh dan Penokohan (Characters), alur (plot), Latar
(Setting). Tema (Theme), dan dialog (Percakapan), Ketiga dengan judul Periodisasi
Perkembangan Drama Indonesia, disana dijelaskan dengan jelas awal perkembangan
drama dan yang terakhir Profil Drama Indonesia Mutakhir.
Bab Tujuh (Teori dalam pengkajian sastra)
Bab ini membahas 11 topik, dipaparkan satu persatu teori dalam pengkajian sastra
yaitu pertama strukturalisme yang artinya semua doktrin, keduastrukturalisme genetic.
Ketiga sosiologi sastra artinya pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-
segi kemasyarakatan dengan menggunakan analisis teks untuk mengetahui strukturnya, dan
keempat strukturalisme dinamik artinya model semiotik yang memperlihatkan hubungan
dinamik dan tegangan. Teori kelima yaitu semiotic artinya menganggap sastra sebagai
sistem tanda. Keenam psikologi sastra, ketujuh interteks artinya teks dengan melihat
hubungannya dengan teks lain. Delapan dekonstruksi artinya pembacaan teks,
menginterogasi, merusaknya melalui pertahanannya, dan mencari oposisi biner.
Kesembilan resepsi sastra, hubungan antara teks sastra dan reaksi pembacanya, sepuluh
kritik sastra feminis dan terakhir yaitu antropologi sastra artinya ilmu sastra yang mencoba
mengkaji karya sastra dengan memandangnya sebagai karya yang sarat dengan dimensi
kebudayaan.
Pada bab yang kedelapan ini dibahas dua judul besar yaitu yang pertama tentang
pengungkapan makna: tujuan final pengkajian karya sastra yaitu pembaca karya sastra
akan dapat menikmati, menyelami, dan menghayati, untuk kemudian menemukan berbagai
kemungkinan lain di dalamnya, dan barangkali menemukan gagasan atau nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Kemudian poin yang kedua yaitu pengkajian puisi, contoh
pertama diambil dari pengkajian puisi "Tuhan, Kita Begitu Dekat karya Abdulhadi W M.
kedua pengkajian puisi "Asmaradana" Karya Subagio Sastrowardoyo, dan ketiga
pengkajian puisi dengan tinjauan interteks.
Dalam bab yang kesembilan ini dibahas contoh pengkajian berupa cerpen dan
dipaparkan 3 contoh cerpen. Yang pertama pengkajian cerpen "Robohnya Surau Kami
karya A.A. Navis dalam contoh cerpen yang pertama ini dibahas unsur- unsur didalam
cerpen tersebut dimulai dari tema, penokohan, latar, dan alur. Contoh yang kedua yaitu
Cerpen "Dilarang Mencintai Bunga-bunga" karya Kuntowijoyo dan yang ketiga yaitu
pengkajian (Cuplikan) Novel Saman Karya Ayu Utami
Bab Sepuluh (Pengkajian Drama Aspek Sosial Drama Orde Tabung Karya Heru
Kesawa Murti: Kajian Sosiologi Sastra)
Dalam bab yang terakhir ini, dibahas lima judul besar berdasarkan drma orde tabung.
Yang pertama ialah dijelaskan pendahuluan tentang drama tersebut, kemudian kajian
teoritis apa yang digunakan dikatakan kajian teori sosiologi sastra. Ketiga yaitu metode
penelitian yang digunakan dalam drama tersebut, dikatakan menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif, keempat tentang apa yang menjadi hasil dan pembahasan
dalam drama tersebut, serta yang terakhir yaitu simpulan.
C. PERBANDINGAN ANTARA BUKU UTAMA DAN PEMBANDING
Setelah saya membaca dan membandingkan dari kedua buku tersebut, baik buku
utama dengan judul Kritik Sastra Pengantar Teori, Kritik dan pembelajarannya maupun
buku pembanding dengan judul Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi ternyata ada
perbedaan dari kedua buku tersebut mulai dari cover hingga profil penulis, dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pertama pada bagian covernya, kedua buku buku tersebut mencantumkan judulbuku
dari kedunya dengan jelas namun pada penulisan nama penulis pada bukuutama ditulis
pada ujung bawah buku sedangkan buku pembanding ditulis padaujung atas buku.
2. Pada bagian identitas buku. Pada buku utama tercantum dengan jelas judul buku,
penyusun, editor, desain layout, penerbit, hak cipta, cetakan dan isbn. Namun pada
buku pembanding lebih memberikan identitas buku yang lebih jelas seperti
dicantumkan lagi ukuran dan halaman buku, tanggal dan tahun terbit, dan ilustrasi
sampulnya.
3. Pada buku utama tidak ada daftar singkatan namun buku pembanding ada.
4. Baik buku pembanding maupun buku utama keduanya ada prakata.
5. Dalam buku utama dicantumkan kata pengantar, namun pada buku pembandingtidak
dicantumkan.
6. Kedua buku tersebut sudah mencantumkan daftar isi.
7. Pada bagian isinya sudah cukup jelas telah memaparkan tentang sastra baik buku
utama membahas tentang kritik sastra dan buku pembanding tentang pengkajian
saastra. Penomoran pada isinya pun sudah jelas, namun bila dibandingkan isi pada
buku utama cakupannya terlalu luas sehingga dalam penjelasannya lebih banyak dan
panjang. Namun pada buku pembading bila yang dibahas tentang konsep sastra maka
dijelaskan pun langsung pada pokok pembahasannya tersebut.
8. Pada buku utama banyaknya bab yang dipaparkan ada tujuh bab sedangkan
bukupembanding sebanyak sepuluh bab.
9. Dalam isi buku utama selalu diawali pendahuluan dan setiap akhir penjelasan pada
semua bab selalu dicantumkan rangkuman, uji kompentensi, daftar rujukan danbacaan
yang dianjurkan. Sedangkan pada buku pembanding tidak dicantumkan.
10. Pada buku utama diakhirnya dicantumkan contoh berupa novel demi
memperdalampemahaman tentang topic yang telah dibahas, sedangkan pada buku
pembandingtidak dicantumkan karena telah dibahas pada setiap bab nya.
11. Diakhir buku utama mencantumkan daftar rujukan dari keselurahan bab namun tidak
memberikan daftar pustaka keseluruhan juga, sedangkan pada buku pembanding
dicantumkan daftar pustaka keseluruhan namun daftar rujukan tidak ada.
12. Kedua buku mencantumkan indeks, namun pada buku utama tidak
mencantumkanglosarium tapi langsung ke profil penulis sedangkan pada buku
pembandingdicantumkan glosarium tapi profil penulis juga tak dicantumkan.
D. KELEMAHAN
1. Buku Utama
Kelemahan dari buku utama ialah dalam isinya terlalu bertelele-tele sehingga
pembaca susah memahaminya. Di dalamnya juga tidak memberikan contoh untuk
mempermudah pembaca dalam memahami. Identitas bukunya juga belum lengkap,
penomoran bukunya pun berbeda-beda ada yang disudut kanan nada juga yang disudut
kiri. Pada akhir dicantumkan daftar pustaka keseluruhannya.
2. Buku Pembanding
Kelemahan buku pembanding ialah ada beberapa bab yang akhirnya lembarannya
kosong, dan buku ini jika dibandingkan dengan buku utama setiap bab tidak memberikan
rangkuman, uji kompetensi dan daftar rujukan serta buku rujukan. Pada bagian akhir buku
tidak dicantumkan profil penulis.
E. KELEBIHAN
1. Buku Utama
Kelebihan buku utama yaitu disetiap babaya selalu ada pendahuluan, rangkuman, uji
kompetensi, daftar rujukan dan bahkan rujukan Penjelasannyameluas dan sudah
dipaparkan dengan jelas serta buku ini terbitan terbaru. Buku Kritik Sastra Pengantar
Teori, Kritik, dan Pembelajarannya karya Agik Nur Efendi sudah memberikan penjelasan
tentang kritik sastra yang disajakan dalam dunia pendidikan. Dalam buku ini juga
mengulas perspektif sastra & pembelajarannya dengan aspek religiusitas. Didalam buku ini
sudah menjelaskan tentang kritik sastra itu serta apa teori, kritik dan pembelajarannya 2.
Buku Pembanding
Kelebihan dari buku ini yaitu identitas nya sudah cukup jelas dan lengkap serta
penjelasan setiap babnya pun tidak sulit dipahami bahkan didalamnya pun dicantumkan
beberapa contoh
Manfaat yang diperoleh dari hasil kritik buku ini adalah bisa menambah ilmu
pengetahuan mengenai kajian dan kritik sastra Saya dapat mengetahui apa-apa saja yang
menjadi kelebihan dan kelemahan bahkan dapat mengetahui apa-apa saja perbandingan
dan kritik dalam setiap bukunya. Dengan mengkritik buku ini, saya bisalebih mengetahui
tentang kritik sastra dan kajian sastra tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Buku utama dengan judul Kritik Sastra Pengantar Teori, Kritik dan pembelajarannya
merupakan buku penjelasan tentang kritik sastra dipaparkan pula teori kritik dan
pembelajarannya. Buku ini terdiri atas tujuh bab, bagian pertama kritik sastra selayang
pandang, bagian kedua pendekatan dalam karya sastra, ketiga tinjauan formalisme dan
strukturalisme dalam karya sastra, keempat tinjauan sosiologi sastra dalam karya sastra,
kelima tinjauan psikologi sastra dalam karya sastra, keenam tinjauan sastra & religiusitas
dan ketujuh hubungan kritik sastra dengan pendidikan. Kelebihan buku utama yaitu
disetiap babnya selalu ada pendahuluan, rangkuman, uji kompetensi, daftar rujukan dan
bahkan rujukan. Dan kelemahan dari buku utama julah dalam isinya terlalu bertelele-tele
sehingga pembaca susah memahaminya. Di dalamnya juga tidak memberikan contoh untuk
mempermudah pembaca dalam memahami.
Buku kritik sastra pengantar teori, kritik dan pembelajarannya karya Agik Nur
Efendi ini dibandingkan dengan satu buku. Buku pembanding yaitu Pengkajian Sastra
Teori dan Aplikasi karya Prof. Dr. Ali Imron Al-Ma'ruf, M.Hum dan Dr. Farida
Nugrahani, M.Hum. Mencakup sepuluh bab dengan judul yang berbeda-beda. Bagian
pertama sastra: hakikat, fungsi, dan perannya, kedua apresiasi sastra, ketiga pengkajian
sastra, keempat puisi dan unsur-unsurnya, kelima fiksi dan unsur-unsurnya, keenam drama
dan unsur-unsurnya, ketujuh teori dalam pengkajian sastra, kedelapan pengkajian puisi,
kesembilan pengakajian prosa fiksi, dan terakhir pengkajian drama. Kelemahan dari buku
utama ialah dalam isinya terlalu bertelele-tele sehingga pembaca susah memahaminya. Di
dalamnya juga tidak memberikan contoh untuk mempermudah pembaca dalam memahami.
Dan Kelemahan buku pembanding ialah ada beberapa bab yang akhirnya lembarannya
kosong, dan buku ini jika dibandingkan dengan buku utama setiap bab tidak memberikan
rangkuman, uji kompetensi dan daftar rujukan serta buku rujukan. Pada bagian akhir buku
tidak dicantumkan profil penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Agik Nur. 2020, Kritik Sastra: Pengantar Kritik, Teori dan Pembelajarannya.
Al-Ma'ruf, Ali Imron dan Nugrahani Farida 2017. Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi
Surakarta: Djiwa Amarta Press
LAMPIRAN FOTO BUKU
BUKU PERTAMA
BUKU PEMBANDING