Purifikasi Antigen Outer Membrane Protein (OMP) Dari Isolat Salmonella enterica
serovar Typhi
CUT MUTHIADIN
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Jl. Sultan Alauddin 36 Samata, Kab. Gowa 92113
email: cutmuthia82@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendapatkan protein murni dari antigen OMP isolat Salmonella enterica
serovar typhi (S. typhi) dengan metode fraksinasi amonium sulfat dan dialisis. Fraksinasi dilakukan
dengan variasi konsentrasi ammonium sulfat 10–20%; 20-40%; 40–60%, 60–80%, dan 80–100%.
Kemudian filtrat dari setiap konsentrasi fraksinasi tersebut dilanjutkan dengan metode dialisis
menggunakan membran selofan, kemudian diukur kadar proteinnya dengan metode Lowry. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Kadar protein OMP tertinggi diperoleh sebesar 1, 641 mg/ml yaitu
pada konsentrasi 20-40%.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~106~
ISBN 978-602-72245-0-6
Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Makassar, 29 Januari 2015
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~107~
ISBN 978-602-72245-0-6
Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Makassar, 29 Januari 2015
Fraksinasi bertujuan untuk memisahkan 10.000 rpm selama 30 menit suhu 4 °C.
protein berdasarkan perbedaan kelarutannya Endapan yang diperoleh dilarutkan dalam
dalam air. Penambahan garam amonium sulfat buffer B pH 8,6. Enzim yang diperoleh pada
pada konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi tahap ini adalah enzim semi murni.
pada setiap tingkat fraksi dapat menyebabkan Dialisis. Proses pemurnian selanjutnya
perbedaan jenis protein yang mengendap. dengan cara dialisis yang menggunakan
Shah dkk., 2010 dan Ahmad dkk., 2013 membran selofan yang akan melewati zat
menyatakan Endapan yang terbentuk terlarut dengan molekul <10 kDa
dipisahkan dengan cara sentrifugasi pada
Kadar Protein. Setelah dilakukan yang telah didialisis diukur kadar proteinnya
serangkaian proses pemurnian dengan dialisis, dengan metode Lowry.
selanjutnya setiap fraksi amonium sulfat tadi
Tabel 3. Kadar Protein Tiap Fraksi Pengendapan Kejenuhan Amonium Sulfat Setelah Dialisis
Fraksi Kadar Protein
No
Protein (mg/mL)
1 Ekstrak kasar 6,878
2 0 - 20% 0,294
3 20 - 40% 1,641
4 40 - 60% 0,965
5 60 - 80% 0,223
6 80 - 100% 0,168
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~108~
ISBN 978-602-72245-0-6
Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Makassar, 29 Januari 2015
hidrofobik akan mengendap pada konsentrasi Williams and Wilkins, Maryland, hal.19-
garam yang lebih rendah dibandingkan 21.
protein yang mengandung asam-asam amino Granner, D.K., Mayes, P.A., Murray, R.K. dan
hidrofilik. Hal tersebut dikarenakan pada Rodwell, V.W. (2003). Harper’s
tingkat kejenuhan garam amonium sulfat Illustrated Biochemistry, 26th edition, Mc
20-40% ion-ion garam amonium sulfat Graw-Hill Companies Inc., New Delhi.
berikatan dengan molekul air, sedangkan Pui, C. F., Wong, W. C., Chai, L. C., Tunung,
protein ya ng m enga ndung asam R., Jeyaletchumi, P., Noor Hidayah, M. S.,
am ino hidrofobik paling banyak akan Ubong, A., Farinazleen, M. G., Cheah, Y.
mengendap. Protein dengan asam amino K. and Son, R. (2011). Review Article ;
hidrofilik tidak akan mengendap dan berada Salmonella : a food borne pathogen.
pada filtrat. Protein yang bersifat lebih International Food Research Journal. 18:
hidrofilik akan mengendap jika sudah 465.
berada pada tingkat kejenuhan garam Hamid, N. and Jain, S. K (2008).
tertinggi. Semakin banyak molekul air yang Characterization of an outer membrane
berikatan dengan ion-ion garam akan protein of Salmonella enterica serovar
menyebabkan penarikan molekul air yang Typhimurium that confers protection
mengelilingi permukaan protein. Peristiwa against Typhoid. Clinical and Vaccine
ini mengakibatkan protein saling Immunology, 15: 1461-1471.
berinteraksi, teragregasi, dan mengendap C.D.C ., W. H. O .(2003). Manual for the
(Scopes, 1993).Konsentrasi tinggi juga Laboratory Identification and
masih ditemukan pada 40-60% yaitu sebesar Antimicrobial Susceptibility Testing of
0,965 mg/ml. Konsentrasi protein tertinggi Bacterial Pathogens of Public Health
ditemukan pada ekstrak kasar yaitu sebesar Importance in the Developing World. 103-
6,878 mg/ml. hal ini disebabkan karena pada 110.
ekstrak kasar masih terdapat banyak protein Kim, S., Kim, H., Reuhs, B.L and Mauer L,J.
jenis lain yang memilki aktivitas masing- (2006). Differentiation of Outer
masing, tetapi setelah diberikan amonium sulfat Membrane Proteins from Salmonella
yang dimulai dengan fraksi 0-20% sampai 80- enterica serotypes using Fourier transform
100%, kadar proteinnya semakin menurun. infrared spectroscopy and chemometrics.
Journal compilation Microbiology. 42:
KESIMPULAN 229-234.
1. Eksraksi OMP dengan menggunakan Malik, M., Butchaiah, G., Bansal, M. P.,
sarkosil dan sonikasi dapat memisahkan Siddiqui, M.Z. and Bakshi, C.S (1999)
antigen OMP dengan protein-protein Sonicated extracts and outer membrane
lainnya, protein of Salmonella enteritidis strains
2. Kadar protein OMP tertinggi diperoleh and other Salmonella serovars. Indian J
sebesar 1, 641 mg/ml yaitu pada fraksinasi Anim Sci 69, 788-789.
ammonium sulfat 20-40%. Ojanen, T., Helander, I. M., Haahtela, K.,
Korhonen, T.K. and Laakso, T. (1993).
DAFTAR PUSTAKA Outer Membrane Proteins and
Chaplin, M. (2004). Concentration by lipopolysaccharides in panthovars of
precipitation. http://www.lsbu.ac.uk.[1 Xanthomonas campestris. Appl Environ
Agustus 2007]. Microbiol 59, 4143-4151.
Crump, J. A., S. P. Luby, and E.D. Mintz., Wang, N.S. (2004). Enzyme purification by
2004. The Global burden of Typhoid salt (ammonium sulfate) precipitation,
fever. Bull. W. H. O. 82: 346-353. http://www.glue.umd.edu/~nsw/ench485/
Davidson, V.L. dan Sittman, D.B. (1999). lab6a.htm. [1 Agustus 2007].
Biochemistry, 4th edition, Lipincott
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~109~
ISBN 978-602-72245-0-6
Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Makassar, 29 Januari 2015
Kadar Asam Fitat Dedak Fermentasi Oleh Bakteri Penghasil Fitase Termostabil Dari
Sumber Air Panas Sulili Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar fitat pada dedak fermentasi oleh
bakteri penghasil fitase termostabil dari sumber air panas Sulili Pinrang Sulawesi Selatan. Fermentasi
dedak dilakukan dengan menggunakan tiga bakteri yang dipilih dari Sulili Pinrang yaitu Bacillus
coagulans, Bacillus licheniformis dan Bacillus stearothermophylus. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 6 repetiton. Pengukuran kadar fitat dilakukan
spektrometri. Hasil yang diperoleh menunjukkan penurunan kadar kontrol fitat. Kadar terendah dari
asam fitat ditemukan dalam perlakuan B (menggunakan B. coagulans sebagai inokulan) yaitu sebesar
3,841%, turun sebanyak 0.640% dari kandungan fitat kontrol. Sementara perlakuan oleh B.
stearothermophylus, B. licheniformis dan konsorsium masing-masing menunjukkan kadar yang lebih
rendah sebanyak 0,584%, 0,327% dan 0,149%.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~110~
ISBN 978-602-72245-0-6
Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Makassar, 29 Januari 2015
hasil fermentasi akan menarik, disamping itu mencapai 89,9% yang membentuk ikatan
penambahan dedak dalam substrat akan kompleks dengan beberapa mineral seperti
dimanfaatkan oleh mikroorganisme sebagai seng, kalium, zat besi dan magnesium. Fitat
sumber energi untuk pertumbuhan dan merupakan suatu senyawa yang tidak dapat
perkembangannya, sehingga menyebabkan larut sehingga sangat sukar dicerna dan tidak
mikroba cepat tumbuh dan mudah berkembang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Di samping itu
(Rusli 2011, 6). fitat juga mempunyai sifat sebagai chelating
Anggorodi (1994) menyatakan serat kasar agent terutama terhadap ion-ion bervalensi dua
adalah bagian dari bahan makanan yang terdiri seperti Ca, Fe dan Zn mengakibatkan
dari selulosa, hemiselulosa, lignin, ketersediaan biologik mineral-mineral tersebut
polisakarida lain yang berfungsi sebagai rendah (Irianingrum 2009, 20).
pelindung tumbuh-tumbuhan. Kualitas dedak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dapat ditingkatkan melalui upaya pengolahan. perbedaan kadar fitat pada dedak fermentasi
Salah satu cara pengolahan dedak adalah oleh berbagai bakteri penghasil fitase
melalui proses fermentasi, yang akan termostabil dari sumber air panas sulili
memecah serat kasar menjadi produk yang Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan.
dapat dicerna oleh ternak serta dapat Sehingga asam fitat/anti nutrisi pada dedak
meningkatkan kandungan protein kasar (Sari yang mengikat nutrisi di ransum tersebut dapat
et al 2012, 4). dipecah dan ternak dapat menyerap nutrisi
Piliang, (1982) melaporkan bahwa ayam secara maksimal.
yang diberikan dedak padi sebanyak 81,5%
dalam ransum memberikan produksi telur METODE
lebih rendah dibandingkan dengan ayam yang Penelitian ini merupakan penelitian
diberikan dedak sebanyak 39% atau 19,5% eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap
dalam ransum. Rendahnya produksi telur ayam (RAL) pada 5 perlakuan dan 6 ulangan. Dedak
yang diberikan dedak padi mengandung asam padi yang digunakan dalam penelitian ini
fitat dan serat kasar yang cukup tinggi yang merupakan hasil ikutan penggilingan padi
dapat menurunkan produksi dan efisiensi berupa serbuk halus yang diperoleh dari pabrik
penggunaan pakan serta kandungan asam fitat penggilingan gabah. Penelitian ini dilakukan
dari dedak padi sangat mengikat beberapa pada bulan Juni hingga Agustus 2013. Lokasi
mineral yang ada dalam pakan (Sari 2012, 37). penelitian laboratorium Biologi bagian
Penambahan enzim fitase merupakan Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi
salah satu cara untuk mengatasi tingginya Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
asam fitat dalam ransum, karena enzim fitase Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
mempunyai kemampuan menghidrolisa asam ini adalah tabung reaksi dan rak tabung, labu
fitat yang terkandung pada bahan pakan erlenmeyer, labu takar, oven, corong, gelas
menjadi senyawa inositol dan glukosa serta ukur, gelas piala, pipet tetes, pipet volum dan
senyawa fosfor organik. Senyawa-senyawa ini mikro, spoit, box es, ultra sentrifuge, neraca
sangat berperan dalam proses respirasi untuk elektrik, jarum inokulasi (ose), bunsen,
pembantu ATP. Hal ini didukung oleh aluminium foil, kapas, lemari pendingin,
pendapat Ravindra et al. (2000) melaporkan termometer, vorteks, kompor, kukusan,
bahwa penambahan enzim fitase sebesar 750 kantong polyetilene,
FTU/kg menghasilkan kecernaan fosfor yang Bahan-bahan yang digunakan dalam
tinggi dibandingkan penambahan dibawah 500 penelitian ini diantaranya: dedak, inokulum
FTU/kg ransum (Sari et al 2012, 37). bakteri penghasil fitase termostabil, air, HNO3
Asam fitat dapat menyebabkan 0.5 M, larutan FeCl3, Amyl alcohol, Larutan
ketersediaan fosfor menjadi rendah sehingga Amonium Thiosianat 10%, natrium asam fitat.
pertumbuhan tertunda dan efisiensi pakan Fermentasi dedak oleh isolat bakteri
menurun. Asam fitat atau fitin pada dedak penghasil fitase. Fermentasi dedak padi oleh
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~111~
ISBN 978-602-72245-0-6
Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Makassar, 29 Januari 2015
isolat bakteri penghasil fitase yang dilakukan tersebut tepat 15 menit, setelah itu diukur di
dengan prosedur sebagai berikut: dedak padi spectrofotometer dengan panjang gelombang
ditambah air sebanyak 50% (volume/berat) 460 nm. Pada saat yang bersamaan dilakukan
kemudian diaduk secara merata, lalu dikukus juga pengukuran terhadap standar. Standar
selama 45 menit dihitung sejak air kukusan yang diukur kemudian dibuat kurva hubungan
mendidih. Setelah dikukus dedak padi antara jumlah asam fitat dengan absorbansi
didinginkan kemudian diinokulasi dengan natrium fitat dengan persamaan umum regresi
inokulum isolat bakteri penghasil fitase pada linier:
dosis 10% dari berat dedak padi yang akan Y = a + bx
difermentasi. Selanjutnya dedak padi tersebut Y = absorbansi larutan natrium asam fitat
dimasukkan ke dalam kantung-kantung x = jumlah asam fitat dalam larutan natrium
polyetilene yang telah dilubangi di beberapa asam fitat
tempat untuk mendapatkan kondisi aerob,
selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama Persamaan yang diperoleh tersebut
3 hari, selama inkubasi substrat dikondisikan digunakan untuk menghitung jumlah asam
pada ketebalan 2 cm. Setelah masa inkubasi fitat dalam bahan makanan yang telah diukur
selesai, dedak fermentasi tersebut kemudian absorbansinya pada tahap pengukuran
diukur kadar fitatnya sesuai metode Davies & Absorbansi Filtrat.
Reid.
Pengukuran Kadar Fitat. Pengukuran HASIL
kadar fitat dedak dilakukan sebelum dan Tiga dari lima isolat yang berhasil
sesudah dilakukan fermentasi. Satu gram diisolasi dengan indeks fitatik (IF) tertinggi
dedak disuspensikan dalam 50 ml larutan dipilih sebagai isolat unggul. Isolat Bacillus
HNO3 0,5 M dan diaduk selama 3 jam diatas licheniformis memiliki indeks fitatik 3,57;
Shaker pada suhu 60oC, kemudian disaring. isolat Bacillus stearothermophillus 3,06; dan
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 0,05 ml isolat Bacillus coagulans 2,39. Ketiga isolat
filtrat dan 0,45 ml aquades. Kemudian terpilih masing-masing diidentifikasi
ditambahkan 0,9 ml larutan HNO3 0,5 M serta berdasarkan pada pengamatan secara manual
1 ml larutan larutan FeCl3. Tabung reaksi yang meliputi pengamatan morfologi, fisiologi
ditutup dengan aluminium foil dan direndam dan biokimia bakteri. (Ilham, 36. 2013).
dalam air mendidih selama 20 menit. Setelah Kadar asam fitat yang terkandung
didinginkan sampai mencapai suhu ruang, dalam dedak padi fermentasi oleh bakteri
ditambahkan 5 ml Amyl alkohol dan 0,1 ml termofilik dari sumber air panas Sulili
Larutan Amonium Thiosianat 10%. Isi tabung kabupaten Pinrang ditampilkan pada Tabel
diaduk dengan cara menggoyangkan tabung 4.1.
Tabel 4.1 Kadar asam fitat dedak padi fermentasi oleh bakteri termofilik dari sumber air panas Sulili kabupaten Pinrang
Perlakuu-an Kadar fitat (%) Jumlah Rerata
1 2 3 4 5 6
Kontrol 4,745 4,855 4,511 4,639 4,203 3,937 26,890 4,481
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~112~
ISBN 978-602-72245-0-6
Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Makassar, 29 Januari 2015
4,600
4,400
Grafik. 4.1. Kadar asam fitat dedak padi fermentasi oleh bakteri termofilik dari sumber air panas Sulili kabupaten Pinrang
Ket:
A = Fermentasi oleh inokulan Bacillus licheniformis
B = Fermentasi oleh inokulan Bacillus coagulans
C = Fermentasi oleh inokulan Bacillus stearothermophillus
D = Fermentasi oleh Konsorsium 3
inokulan
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~113~
ISBN 978-602-72245-0-6
Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Makassar, 29 Januari 2015
membentuk asam, sehingga dalam pembuatan Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi Dan
dedak fermentasi terdapat beberapa bahan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan
tambahan yang biasa diistilahkan sebagai Institut Pertanian Bogor.
additive silage. Penambahan bakteri asam Piliang,W. G, D Sastradipradja dan W, Manula
laktat ataupu kombinasi dari beberapa additive 1982. Pengaruh penambahan berbagai
silage merupakan perlakuan yang sering tingkat kadar Zn dalam ransum yang
dilakukan dalam pembuatan dedak. mengandung dedak padi terhadap
Pemilihan bakteri inokulan sangat penting penampilan serta metabolism Zn pada
dalam proses fermentasi untuk menghasilkan ayam-ayam petelur. Laporan Penelitian.
dedak fermentasi yang berkualitas baik. Proses Ditektorat Pembinaan penelitian dan
awal dalam fermentasi dedak adalah proses pengabdian pada masyarakat. Direktorat
aerob, udara yang berasal dari lingkungan atau jendral pendidikan tinggi departemen
pun yang berasal dari hijauan menjadikan pendidikan dan kebudaya.
reaksi aerob terjadi. Hasil reaksi aerob yang Rusli, Kurniawan, Ridho. 2011. Pemberian
terjadi pada fase awal fermentasi dedak Campuran Dedak Dan Ampas Tahu
menghasilkan asam lemak volatile, yang Fermentasi Dengan Monascus purpureus
menjadikan pH turun. pH yang menjadikan Terhadap Performa Dan Kualitas Telur
pertumbuhan bakteri-bakteri aerob menjadi Ayam. Tesis. Program Studi Ilmu
terhambat dan mati serta mendukung Peternakan Pasca Sarjana Universitas
pertumbuhan bakteri asam laktat untuk Andalas. Padang.
memproduksi asam laktat. Asam laktat akan Santoso, B dan B.Tj. Hariadi, 2008. Komposisi
terus diproduksi sampai mencapai puncaknya kimia, degradasi nutrien dan produksi gas
jika pH lingkungan fermentasi sekitar 3,8 metana in vitro rumput tropik yang
sampai 4. diawetkan dengan metode silase dan hay.
Jurnal Media Peternakan.31 (2) : 81-154.
KESIMPULAN Sari, Kartika, Dian. 2012. Potensi Fermentasi
Berdasarkan analisis varian satu arah Bekatul Dengan Bakteri Enterobacter
(P<0,05) yang dilakukan terhadap data kadar cloacae WPL 111 Terhadap Kecernaan
fitat yang diperoleh, menunjukkan perbedaan Serat Kasar Dan Protein Kasar Pada
yang tidak nyata antara perlakuan dan kontrol. Ayam Pedaging. Artikel Ilmiah. Fakultas
Secara deskriptif terlihat perbedaan antara Kedokteran Hewan UNAIR
masing-masing perlakuan, kadar asam fitat Sari, Liana, Meisji, F. Gurki N Ginting. 2012.
terendah terdapat pada perlakuan B Pengaruh Penambahan Enzim Fitase
(penggunaan Bacillus coagulans sebagai Pada Ransum Terhadap Berat Relatif
inokulan) yaitu 3.841%, turun sebanyak Organ pencernaan Ayam Broiler Vol (12)
0,640% dari kadar fitat kontrol. Sementara No.2 : 37-41. Artikel. Jurusan Peternakan
perlakuan A (inokulan Bacillus licheniformis), Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
C (inokulan Bacillus stearothermophylus) dan Palembang.
D (konsorsium inokulan A,B dan C) masing- Wahyuni, S,H.S. Suprapti, J. Wahju,
masing menurunkan kadar fitat sebanyak D.Sugandi, D.J.Samosir, N.R. Anwar,
0.584%, 0.327% dan 0.149%. A.A. Mattjik, B. Tangenjaya. 2008.
Implementasi Dedak Padi Terfermentasi
DAFTAR PUSTAKA Oleh Aspergillus ficuum Dan
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Pengaruhnya Terhadap Kualitas Ransum
Dasar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Serta Performans Produksi Ayam Petelur.
Irianingrum, Retno. 2009. Kandungan Asam Fakultas Peternakan Universitas
Fitat Dan Kualitas Dedak Padi Yang Padjadjaran Kampus Jatinangor-
Disimpan Dalam Keadaan Anaerob. Sumedang. Bogor.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar ~114~