Anda di halaman 1dari 60

“SEBLAK SUWENG” Seblak Basah Instan sebagai

Inovasi Fusion Food Seblak Tradisional dengan


Cita Rasa Asia Menggunakan Teknologi Sentrifugal
Berbasis Edukasi Wayang Indonesia

SKRIPSI

Oleh:
WAHYU TRI HARSONO
NIM 130100500111010

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Teknologi Pertanian

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
i
ii
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonogiri, Jawa Tengah pada tanggal 16 Oktober 1996


dari ayah yang bernama Harso dan ibu Tripurwaningsih. Penulis menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 3 Wuryorejo dan lulus pada tahun 2008,
selanjutnya melanjutkan ke SMP Negeri 3 Wonogiri dengan tahun kelulusan 2011
dan menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Wonogiri pada tahun
2013. Pada pertengahan tahun 2013 penulis diterima di jenjang strata 1 (S1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya Malang. Pada tahun 2017 penulis telah menyelesaikan pendidikannya
di Jenjang Strata 1 (S1) tersebut.

Pada masa pendidikannya, penulis aktif di berbagai kepanitiaan,


organisasi, dan kewirausahaan. Pada bidang kewirausahaan, Penulis pernah
diterima pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) DIKTI bidang
kewirausahaan dan menjadi finalis PIMNAS XXX Universitas Muslim Indonesia
2017. Selama masa kuliahnya, penulis merupakan anggota aktif dan menjadi
salah satu Pengurus Harian di FORKITA (Forum Kajian Islam Teknologi Pertanian)
di divisi Syiar periode 2013/2014 – 2014/2015. Penulis juga merupakan anggota
MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa) periode 2014/2015 – 2015/2016.

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama Mahasiswa : Wahyu Tri Harsono
NIM : 135100500111010
Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
Judul Skripsi : “SEBLAK SUWENG” Seblak Basah Instan sebagai
Inovasi Fusion Food Seblak Tradisional dengan Cita
Rasa Asia Menggunakan Teknologi Sentrifugal
Berbasis Edukasi Wayang Indonesia

Menyatakan bahwa,

Skripsi dengan judul di atas merupakan karya asli penulis tersebut di atas, dimana
karya ini telah melalui ajang kompetisi PIMNAS XXX tahun 2017. Apabila di
kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar saya bersedia dituntut sesuai
hukum yang berlaku.

Malang, 4 Januari 2018


Pembuat Pernyataan,

Wahyu Tri Harsono

NIM 135100500111010

iv
Wahyu Tri Harsono. 135100500111010. “SEBLAK SUWENG” Seblak
Basah Instan sebagai Inovasi Fusion Food Seblak Tradisional dengan
Cita Rasa Asia Menggunakan Teknologi Sentrifugal Berbasis Edukasi
Wayang Indonesia. Skripsi. Pembimbing : Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP. dan
Jaya Mahar Maligan, STP. MP

RINGKASAN

Seiring perkembangan zaman, masyarakat Indonesia saat ini cenderung


sibuk dengan pekerjaan maupun pendidikan sehingga sedikit memiliki waktu luang
untuk makan ataupun membeli cemilan. Masyarakat modern lebih memilih
makanan cepat saji ataupun jank food dalam bentuk yang praktis. Tidak semua
makanan instan berdampak baik bagi kesehatan. Banyak makanan instan
mengandung penyedap rasa dan pengawet dengan gizi yang tidak mencukupi.
Sebagai hak asasi manusia, pangan juga harus memenuhi aspek kuantitatif dan
kualitatif yaitu aman, bermutu dan bergizi. Oleh karena itu, muncul ide membuat
ikan asin yang enak, sehat, aman, serta higienis yaitu SEBLAK SUWENG yang
merupakan makanan instan seblak khas Indonesia yang dipadukan dengan cita
rasa khas Asia yang praktis, ekonomis, bergizi dan disajikan dengan rasa yang
berbeda. Selain itu, disisipkan edukasi budaya wayang sebagai upaya
melestarikan budaya asli Indonesia. Produk SEBLAK SUWENG dibuat dengan
karakteristik yang disukai oleh konsumen, dimana rasanya pedas, tidak terlalu asin
dan dikemas secara menarik.
Metode pelaksanaan kegiatan ini ada 5 tahap diawali dengan tahap
persiapan, tahap pengenalan produk, tahap produksi, tahap labelisasi, dan terakhir
tahap pemasaran. Produk SEBLAK SUWENG dilengkapi dengan kemasan yang
menarik yaitu dengan kemasan paper cup yang terdapat informasi edukasi
mengenai tokoh pewayangan di bagian belakang kemasan. SEBLAK SUWENG
memiliki kandungan gizi 7,70% protein; 17,62% lemak; 15,34% air; 3,87% abu;
dan 55,47% karbohidrat. Seblak Suweng memiliki tiga varian rasa yaitu Orginial,
Red Curry dan Laksa, dijual dengan harga Rp 10.000,-. Penerimaan konsumen
terhadap produk Seblak Suweng sangat positif, di mana penjualan bulan Maret –
Agustus 2017 mencapai omset Rp 27.163.000,-.

Kata kunci: Seblak, Instan, SEBLAK SUWENG

v
Wahyu Tri Harsono. 135100500111010. “SEBLAK SUWENG” Instant Soft
Seblak as Fusion Food Innovation of Traditional Seblak with Asian
Flavor based on Indonesian Wayang Education using Centrifugal
Technology. Minor Thesis. Advisors : Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP. and Jaya
Mahar Maligan, STP. MP

SUMMARY

As time goes by, people nowadays does not seem to have that much of
free time to simply eat snack because of huge workload or school homework.
Modern society prefers fast-food or ready-to-eat food because they are more
convenient to consume in the middle of their busy schedule. Unfortunately, not all
instant food is good for health. Many of them contain synthetic flavors, and also
preservatives with insufficient amount of nutrition. Like human rights, food has to
meet certain quantitative and qualitative aspects in order to be considered as high
quality, safe, and nutritious to consume. Therefore, came across the idea to create
a healthy, safe, and hygienic snack that came with the name of SEBLAK
SUWENG, which is an instant snack from Indonesia combined with Asian flavor
that is convenient, economical, nutritious, and served with different flavors.
Moreover, Indonesian Wayang Education is adopted as the theme of the product
as an effort to conserve Indonesian culture. SEBLAK SUWENG has the
characteristics of overally not too spicy, and not too salty which appeared to be in
favor with consumer’s preference.
This research was implemented in five stages which began with
preparation, and then followed by product introduction, production, labelling, and
marketing. SEBLAK SUWENG is contained in a paper bowl with Wayang
(Indonesian Muppet) Character design on the back of the packaging along with
some educational information about the featured Wayang Character. SEBLAK
SUWENG contained 7.70% of protein; 17.62% of fat; 15.34% of water content;
3.87% of ashes and minerals; and 55.47% of carbohydrates. SEBLAK SUWENG
came with three variant of flavors which are Original, Red Curry, and Laksa, and
is sold with the price of Rp. 10.000,- for each bowl of seblak. Until August 2017,
Seblak Suweng sales has gained profit up to Rp. 27.163.000,-.

Keyword(s): Instant, Seblak, SEBLAK SUWENG

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala Puji dan Syukur senantiasa tertuju


kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, dan semoga sholawat serta salam selalu
terlimpahkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Berkat rahmat,
berkah, dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“SEBLAK SUWENG” Seblak Basah Instan sebagai Inovasi Fusion Food Seblak
Tradisional dengan Cita Rasa Asia Menggunakan Teknologi Sentrifugal Berbasis
Edukasi Wayang Indonesia ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP. dan Jaya Mahar Maligan, MP. selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan, ilmu, motivasi, dan semangat
kepada penulis.
2. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan doa dan dukungan
baik secara finansial maupun moril kepada penulis hingga selesainya skripsi
ini.
3. Sahabat-sahabat penulis yang telah menemani serta memberi motivasi
selama berproses di Malang dan menyelesaikan skripsi ini.
4. Tim PKM-K SEBLAK SUWENG (Lisa, Aida, Asri, dan Reza) yang telah
berjuang bersama hingga berhasil menjadi finalis PIMNAS XXX 2017.
5. Keluarga besar Teknologi Hasil Pertanian 2013 yang banyak menginspirasi,
memberikan banyak dukungan selama masa perkuliahan.

Penulisan skripsi ini merupakan upaya penulis sebagai sarana dalam


pengembangan ilmu dan pengetahuan yang telah didapatkan selama masa
perkuliahan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan karya penulis selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Terimakasih.

Malang, 4 Januari 2018

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................ v
SUMMARY .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Analisis Situasi Pasar ................................................................ 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat ..................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerupuk..................................................................................... 4
2.1.1 Nilai Gizi Kerupuk ............................................................ 4
2.2 Cabai ........................................................................................ 4
2.2.1 Senyawa antimikroba Cabai ........................................... 6
2.3 Kencur ...................................................................................... 7
2.3.1 Senyawa antimikroba Kencur .......................................... 8
2.4 Jahe .......................................................................................... 8
2.4.1 Senyawa antimikroba Jahe............................................ 10
2.5 Kunyit ...................................................................................... 10
2.5.1 Senyawa antimikroba Kunyit ......................................... 11
2.6 Bawang Merah ........................................................................ 12
2.6.1 Senyawa antimikroba Bawang Merah ........................... 13
2.7 Bawang Putih .......................................................................... 13
2.7.1 Senyawa antimikroba Bawang Putih ............................. 14
III. PROFIL USAHA
3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ............................... 16
3.2 Profil Perusahaan ................................................................... 17
3.2.1 Visi dan misi perusahaan .............................................. 17
3.2.2 Logo Perusahaan .......................................................... 17
3.3 Struktur Organisasi perusahaan .............................................. 18
3.4 Sistem Manajemen Perusahaan ............................................. 18
3.4.1 Persiapan Perusahaan .................................................. 20
3.4.2 Pelabelan Produk .......................................................... 23
3.4.3 Analisa Kandungan Gizi ................................................ 23
3.4.4 Pengenalan dan Pemasaran Produk ............................. 24

3.5 Aspek Teknologi...................................................................... 25

viii
3.5.1 Sumber Bahan Baku ..................................................... 25
3.5.2 Peralatan ....................................................................... 25
3.5.3 Proses Produksi ............................................................ 25
3.6 Rencana Pengembangan Usaha ............................................ 26
3.6.1 Pengajuan Legalitas ...................................................... 26
3.6.2 Pemasaran Porduk ........................................................ 27
3.6.3 Potensi Hasil ................................................................. 27
3.6.4 Rencana Tahap Berikutnya ........................................... 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil kegiatan ......................................................................... 30
4.1.1 Perbandingan SEBLAK SUWENG dengan Seblak Biasa30
4.1.2 Kandungan Gizi Produk ................................................. 31
4.1.3 Hasil Promosi dan Penjualan......................................... 32
4.2 Analisi Keberlanjutan............................................................... 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 35
5.2 Saran ...................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 36
LAMPIRAN................................................................................................. 38

ix
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.1 Syarat Mutu Kerupuk ................................................................................ 5


2.2 Kandungan Gizi Buah Cabai ................................................................... 6
2.3 Kandungan Gizi Jahe.............................................................................. 9
3.4 Kandungan Nutrisi Produk SEBLAK SUWENG..................................... 23
4.1 Perbandingan kandungan gizi SEBLAK SUWENG dengan seblak biasa30

x
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1 Kerupuk .................................................................................................. 4


2.2 Cabai ...................................................................................................... 5
2.3 Kencur .................................................................................................... 9
2.4 Jahe...................................................................................................... 10
2.5 Kunyit ................................................................................................... 12
2.6 Bawang merah...................................................................................... 13
2.7 Bawang putih ........................................................................................ 17
3.2 Logo perusahaan .................................................................................. 18
3.3 Struktur organisasi ................................................................................ 21

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Perhitungan kelayakan usaha ......................................................... 38


2. Hasil Analisa Kandungan Gizi SEBLAK SUWENG .......................... 41
3. Publikasi.......................................................................................... 41
4. Dokumentasi Kegiatan .................................................................... 44
5. Kuisioner Pengembangan Produk ................................................... 45

xii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman, masyarakat Indonesia saat ini cenderung
sibuk dengan pekerjaan maupun pendidikan sehingga sedikit memiliki waktu luang
untuk makan ataupun membeli cemilan. Makan merupakan hal penting yang
berguna untuk memperoleh energi dan tenaga yang bermanfaat untuk menunjang
aktivitas sehari-hari. Masyarakat modern lebih memilih makanan cepat saji
ataupun jank food dalam bentuk yang praktis. Contoh makanan instan yang
digemari adalah mi. Berdasarkan data yang dihimpun World Instant Noodles
Association (WINA), total konsumsi mi instan di Indonesia diperkirakan mencapai
14,8 miliar bungkus pada 2016. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia pada
posisi ke-2 negara dengan konsumsi mi instan terbanyak di dunia. Menurut
Asosiasi Produsen Roti, Biskuit dan Mi Instan; mi instan sudah tidak berperan
sebagai snack (makanan ringan), namun sudah dijadikan lauk pendamping atau
makanan pengganti nasi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Kemudahan dalam
memasak, harga yang murah dan rasa yang sesuai selera masyarakat juga
menjadi faktor utama tingginya konsumsi terhadap mi instan. Makin beragamnya
rasa yang disediakan produsen menjadikan keinginan konsumsi masyarakat akan
mi instan semakin besar.
Tidak semua makanan instan berdampak baik bagi kesehatan. Banyak
makanan instan mengandung penyedap rasa dan pengawet dengan gizi yang
tidak mencukupi. Sebagai hak asasi manusia pangan juga harus memenuhi aspek
kuantitatif dan kualitatif yaitu aman, bermutu dan bergizi. BPOM menyatakan
bahwa setidaknya ada empat bahan berbahaya yang dilarang untuk digunakan
pada makanan yaitu formalin, boraks, rhodamine B dan metanil yellow. Zat
berbahaya tersebut dapat menimbulkan reaksi berupa alergi, batuk, diare, atau
keracunan. Dalam jangka panjang, apabila zat berbahaya tersebut dikonsumsi
oleh tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit kanker dan tumor serta
mempengaruhi fungsi otak (Badan Intelegen Negara, 2011).
Bermula dari permasalahan ini, perlu dilakukan inovasi produk makanan
instan yang praktis dan aman untuk dikonsumsi serta dapat mengangkat makanan
tradisional Indonesia. Seblak merupakan salah satu makanan khas Bandung,
Jawa Barat. Seblak basah merupakan makanan berbahan baku kerupuk aci yang
dipadukan dengan bumbu khas kencur dan cabai yang memberikan rasa pedas,

1
gurih dan dapat dipadukan dengan beragam topping. Seblak juga merupakan
salah satu jajanan yang mengenyangkan. Inovasi makanan instan SEBLAK
SUWENG yaitu seblak khas Indonesia yang dipadukan dengan cita rasa khas Asia
yang praktis, ekonomis, bergizi dan disajikan dengan rasa yang berbeda. Selain
itu, disisipkan edukasi budaya wayang sebagai upaya melestarikan budaya asli
Indonesia. Produk SEBLAK SUWENG dibuat dengan karakteristik yang disukai
oleh konsumen, dimana rasanya pedas, tidak terlalu asin dan dikemas secara
menarik. Oleh karena itu, SEBLAK SUWENG mampu meningkatkan minat
masyarakat terhadap makanan tradisional serta diharapkan inovasi produk ini
dapat bersaing dengan produk makanan instan luar negri,

1.2 Analisis Situasi Pasar


Mengawali kegiatan kewirausahaan ini, target pasar yang dibidik adalah
masyarakat luas kota Malang, khususnya pegawai kantor dan mahasiswa.
Pegawai kantor dan mahasiswa kebanyakan memilih makanan yang murah, sehat
dan tahan lama serta cepat dalam penyajian. Pangsa pasar yang dibidik yaitu
pasar-pasar daerah Malang, pusat oleh-oleh, rumah makan, minimarket, dan
supermarket. Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan dan kota wisata, selain
itu Malang merupakan kota terbesar di Jawa Timur setelah Surabaya, hal ini
menjadikan tingginya arus urbanisasi di Kota Malang. Menurut Badan Pusat
Statistik (2014) penduduk Kota Malang sebanyak 857.891 jiwa. Jumlah
mahasiswa yang ada di kota Malang juga selalu mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Jumlah mahasiswa dimalang mengalami kenaikan rata-rata sebanyak
21.500 mahasiswa per tahunnya, dan jumlah ini akan terus meningkat setiap
tahunnya (Sukarelawati, 2014). Seiring berkembangnya gaya hidup masyarakat
pangsa pasar yang dituju akan dikembangan lebih luas.
Berdasarkan hasil survei produk kompetitor di pasaran, ternyata telah
beredar banyak seblak basah instan yang dijual oleh beberapa produsen.
Beberapa contoh seblak basah instan yang telah beredar di pasaran yaitu Seblak
MOMMY dengan wilayah pemasaran telah mencakup ke seluruh Indonesia dan
harga jual sebesar Rp 10.000,-/cup, Seblak MENAK dengan wilayah pemasaran
mencakup wilayah Bandung dan harga jual Rp 12.000,-/cup, Seblak MA’EBAH
dengan wilayah pemasaran mencakup seluruh Indonesia dan harga jual Rp
13.500,-/cup serta Seblak NYABLAK dengan wilayah pemasaran seluruh
Indonesia dan harga jual Rp 10.000,-/cup. Berbagai produk seblak basah instan

2
yang di pasar umumnya hanya menyediakan produk seblak dengan cita rasa
Original dan beberapa rasa khas nusantara. Bahan baku yang digunakan adalah
kerupuk aci dan menggunakan bumbu yang mengandung MSG.

1.3 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan kewirausahaan ini adalah:
1. Mengembangkan potensi jiwa kewirausahaan terutama pada mahasiswa
2. Mampu menciptakan makanan instan yang aman dan enak dengan
memanfaatkan bahan yang alami
3. Mendapatkan profit dari produksi dan pemasaran SEBLAK SUWENG
4. Membangun bidang usaha yang bermanfaat bagi pemberdayaan
masyarakat sekitar dengan membuka lapangan kerja

1.4 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Dapat menjadi solusi masalah keamanan produk makanan instan
yang menggunakan pengawet berbahaya dan sebagai bentuk skill
entrepreneurship mahasiswa.
2. Dapat menjadi contoh untuk melatih kemampuan dan mengolah
jiwa kewirausahaan yang akan menjadi bekal untuk berwirausaha.
b. Bagi Masyarakat
1. Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan merangsang
usaha berskala kecil dan menengah yang mampu menyerap
pengangguran dan menggerakkan sektor riil masyarakat.
2. Adanya produk ini akan memberikan alternatif makanan sehat
c. Bagi Pemerintah
1. Membantu pemerintah mengurangi makanan instan berbahaya
2. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sehingga
mengurangi jumlah pengangguran.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerupuk

Kerupuk adalah suatu jenis makanan kering yang terbuat dari bahan-
bahan yang mengandung pati cukup tinggi. Pengertian lain menyebutkan bahwa
kerupuk merupakan jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume
membentuk produk yang porus dan mempunyai densitas rendah selama proses
penggorengan. Demikian juga produk ekstrusi akan mengalami pengembangan
pada saat pengolahannya. Pada dasarnya kerupuk mentah diproduksi dengan
gelatinisasi pati adonan pada tahap pengukusan, selanjutnya adonan dicetak dan
dikeringkan. Pada proses penggorengan akan terjadi penguapan air yang terikat
dalam gel pati akibat peningkatan suhu dan dihasilkan tekanan uap yang
mendesak gel pati sehingga terjadi pengembangan dan sekaligus terbentuk
rongga-rongga udara pada kerupuk yang telah digoreng (Koswara, 2009).

Gambar 2.1 Kerupuk Udang

Sumber: bisnisukm.com

2.1.1 Nilai Gizi Kerupuk

Dari segi gizi, apabila diamati komposisinya, kerupuk dapat merupakan


sumber kalori yang berasal dari pati (dan lemak apabila telah digoreng), serta
sumber protein (apabila ikan dan udang benar-benar ditambahkan). Adapun syarat
mutu kerupuk menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat dilihat pada tabel
2.1.

4
Tabel 2.1 Syarat Mutu Kerupuk Menurut SNI

Persyaratan
Persyaratan
kriteria Uji Satuan Kerupuk Non
Kerupuk Protein
Protein
Bau, Rasa,
- Normal Normal
Warna
Benda
%/b/b Tidak Nyata Tidak Nyata
Asing
Abu %/b/b Maks 2 Maks 2
Air %/b/b Maks 12 Maks 12
Protein %/b/b - Min 5

Sumber: Badan Standarisasi Nasional (1999)

Menurut Koswara (2009), hasil analisis yang ditemukan bahwa kadar


protein kerupuk mentah bervariasi dari 0,97 % sampai 11,04 % berat basah
(dengan kadar air yang bervariasi dari 9,91 % sampai 14 %). Sedangkan kadar
patinya bervariasi dari 10,27 % sampai 26,37 % berat basah. Sesudah digoreng,
komposisinya berubah karena hilangnya sebagian kadar airnya (karena menguap)
dan masuknya minyak goreng ke dalam kerupuk. Hasil analisis laboratorium
menunjukkan bahwa kadar air kerupuk yang telah digoreng berkurang menjadi
sekitar 1,05 % sampai 5,48 %, sedangkan kadar lemak yang asalnya sekitar 1,40
% sampai 12,10 % menjadi sekitar 14,83% sampai 25,33 % berat basah.

2.2 Cabai

Cabai (Capsicum annum L.) adalah tanaman yang termasuk ke dalam


keluarga tanaman solanaceae. Cabai mengandung senyawa kimia yang
dinamakan capsaicin (8-methyl-N-vanilly-6-none namide). Buah cabai merupakan
buah buni dengan bentuk garis lanset, merah cerah dan rasanya pedas. Bijinya
berjumlah banyak serta terletak di dalam ruangan buah (Setiadi, 2008)

5
Gambar 2.2 Cabai

Sumber: Katalogkuliner.com

Tanaman cabai dapat tumbuh subur di berbagai ketinggian tempat mulai


dari dataran rendah sampai dataran tinggi tergantung varietasnya. Sebagian besar
sentra produsen cabai berada didataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000-
1.250 meter dari permukaan laut. Walaupun di dataran rendah yang panas
kadang-kadang dapat juga diperoleh hasil yang memuaskan, namun di daerah
pegunungan buahnya dapat lebih besar dan manis. Rata-rata suhu yang baik
adalah antara 21 -280C. suhu udara yang lebih tinggi menyebabkan buahnya
sedikit (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin


diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B, dan vitamin
C. selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai juga dapat digunakan
untuk keperluan industri diantaranya, industri bumbu masakan, industri makanan,
industri obat-obatan atau jamu (Setiadi, 2008).

Table 2.2 Kandungan Zat Gizi Buah Cabai Segar dan Kering Setiap 100 Gram
Bahan

Segar Kering

Kandungan Cabai Cabai Cabai Cabai


Cabai
Hijau Merah Hijau Merah Cabai Rawit
Rawit
Besar Besar Besar Besar

Kalori 23 31 103 - 311 -


Protein 0.7 1 4.7 - 15.9 15
Lemak 0.3 0.3 2.4 - 6.2 11

6
Kalsium 5.2 7.3 19.9 - 61.8 33
Karbohidrat 14 29 45 - 160 150
Fosfor 23 24 85 - 370 -
Besi 9.4 0.5 2.5 - 370 -
Vit. A 260 470 11,050 - 576 1,000
Vit. B 0.05 0.05 0.05 - 50 10
Sumber: Departemen Kesehatan

2.2.1 Senyawa antimikroba Cabai

Cabai rawit mengandung senyawa antibakteri capsaicin dan


dihydrocapsaicin. Capsaicin memiliki mekanisme antibakteri dengan cara
mengganggu sintesis membran sel, sedangkan dihydrocapsaicin selektif aktif
terhadap dinding sel bakteri (Cowan, 1999; Nascimento et. al., 2014). Derajat
kerusakan dinding sel diukur dari jumlah ion Ca2+ yang terdapat pada dinding sel,
sedangkan derajat kerusakan membran sel diukur dari jumlah ion K+ yang
terdapat dalam plasma sel maupun dari bahan-bahan yang dilepaskan oleh sel
yang dapat diserap pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm (Nychas dan
Tassou, 2000; Bunduki et al., 1995).

Menurut Sylvia (1996) ekstrak etanol dari cabai besar, cabai keriting, cabai
rawit yang diuji menunjukkan aktivitas penghambatan pertumbuhan terbesar
terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Sarcina lutea dan Escherichia
coli, serta terhadap fungi Candida albicans, dengan potensi yang relatif tidak
berbeda. Ekstrak cabe besar dan cabe rawit menunjukkan aktivitasnya terhadap
Pseudomonas aeruginosa, sedangkan cabe keriting tidak. Aspergilius niger dan
Microsporum gypseum, ketiga ekstrak tidak menunjukkan aktivitas. Dengan
metode bioautografi, terlihat bahwa kapsaisin merupakan senyawa utama yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas antimikroba.

2.3 Kencur

Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan salah satu jenis empon-empon


atau tanaman obat. Tanaman kencur yang tergolong dalam suku temu-temuan

7
(Zingiberaceae) ini, juga termasuk komoditas yang memiliki prospek pasar sangat
baik. Sebab, kencur termasuk bahan baku penting dalam industri seperti obat
tradisional, kosmetika, obat herbal terstandar, saus, rokok, bumbu, bahan
makanan, dan minuman penyegar dalam maupun luar negeri. Kelebihan lain dari
kencur yaitu dalam kondisi basah, kencur yang dipanen saat berumur lebih dari 10
bulan dapat disimpan dalam gudang selama 3–4 bulan. Sedangkan dalam kondisi
kering, dapat disimpan di gudang selama 3–4 tahun dengan manfaat yang sama
dengan kencur segar. Bahkan, harganya jauh lebih mahal, meski bentuknya
menyusut, kadar airnya berkurang, dan baunya berubah. Ketika akan dipanen (10
bulan setelah benih ditanam), ternyata harganya sedang jatuh, maka kencur tidak
perlu dipanen dan tetap dibiarkan di dalam tanah hingga mencapai umur tiga
tahun. Kondisi ini tidak akan mengurangi manfaatnya, bahkan jumlah produksinya
akan bertambah banyak. Sebab, setiap tahun dari satu rimpang (batang di dalam
tanah yang membesar) kencur akan tumbuh rimpang berikutnya di atas rimpang
sebelumnya dengan bentuk yang lebih kecil. Dengan bertambahnya umur, maka
semakin tinggi produktivitas kencur yang dihasilkan, tetapi rimpang kencur yang
berumur lebih dari satu tahun setelah tanam tidak dapat dijadikan bibit, karena
kualitasnya telah menurun.

Gambar 2.3 Kencur

Sumber: hellosehat.com

2.3.1 Senyawa Antimikroba Kencur

Kencur memiliki senyawa antimikroba berupa senyawa amida. Salah satu


contoh senyawa amida yang paling nyata adalah senyawa sulfoamida. Sulfoamida
adalah salah satu senyawa kemoteraputika yang digunakan didalam pengobatan

8
untuk mengobati bermacam-macam penyakit infeksi, antara lain disentri baksiler
yang kuat, radang usus dan untuk mengobati infeksi yang telah resistansi terhadap
anti bioatika (Nuraini, 1988). dan juga N-Steroyl Glutamida yang berguna sebagai
surfaktan dan antimikroba (Miranda, 2003).

2.4. Jahe

Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan


tinggi antara 30 cm - 75 cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai pita, dengan
panjang 15 cm – 23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris
berseling. Tanaman jahe hidup merumpun, beranak-pinak, menghasilkan rimpang
dan berbunga. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu: jahe besar (jahe gajah) yang ditandai dengan ukuran
rimpang yang besar, berwarna muda atau kuning, berserat halus dan sedikit
beraroma maupun berasa kurang tajam; jahe putih kecil (jahe emprit) yang ditandai
dengan ukuran rimpang yang termasuk kategori sedang, dengan bentuk agak
pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa tajam; jahe
merah yang ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna merah jingga,
berserat kasar, beraroma serta berasa sangat tajam (Rukmana, 2000).

Gambar 2.4 Jahe

Sumber: hellosehat.com

Jahe banyak mengandung berbagai fitokimia dan fitonutrien. Beberapa


zat yang terkandung dalam jahe adalah minyak atsiri 2-3%, pati 20-60%, oleoresin,
damar, asam organik, asam malat, asam oksalat, gingerin, gingeron, minyak
damar, flavonoid, polifenol, alkaloid, dan musilago. Minyak atsiri jahe mengandung

9
zingiberol, linaloal, kavikol, dan geraniol. Rimpang jahe kering per 100 gram bagian
yang dapat dimakan mengandung 10 gram air, 10-20 gram protein, 10 gram lemak,
40-60 gram karbohidrat, 2-10 gram serat, dan 6 gram abu. Rimpang keringnya
mengandung 1-2% gingerol (Suranto, 2004). Kandungan gingerol dipengaruhi
oleh umur tanaman dan agroklimat tempat tumbuh tanaman jahe. Gingerol juga
bersifat sebagai antioksidan sehingga jahe bermanfaat sebagai komponen bioaktif
anti penuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak atau
membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan
kekebalan tubuh (Kurniawati, 2010).

Tabel 2.4 Kandungan Nutrisi Jahe tiap 28 gr

Jahe (Tiap
Nutrisi 28gr)
Kaloti 22
Natrium 4mg
Karbohidrat 5gr
Vit. C 1.4mg
Vit. E 0.1mg
Niasin 0.2mg
Folat 3.1mg
Kolin 8.1mg
Magnesium 12mg
Kalium 116mg
Sumber kurniawan 2010

2.4.1 Senyawa Antimikroba Jahe

Tanaman jahe memiliki aktivitas hepatoprotektif, antiinflamasi, analgetik


dan efek hipoglikemik. ekstrak air memiliki efek antibakteri ditunjukkan dengan
zona hambatan E. coli sebesar 12,63 mm dan S. aureus sebesar 12,33 mm,
oleoresin tanaman jahe memiliki aktivitas antibakteri terhadap S.aureus dengan
KHM 60 ppm dan zona hambat 19 mm. Berdasarkan uji fitokimia jahe memiliki

10
kandungan minyak atsiri, fenol yang larut dalam pelarut etanol, berdasarkan uraian
ini dapat diharapkan bahwa ekstrak dari tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc)
dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri Eschercia coli dan Staphylococcus
aureus (Mutholib, 2009)

2.5 Kunyit

Kunyit adalah salah satu jenis rempah-rempah yang banyak digunakan


sebagai bumbu dalam berbagai jenis masakan. Kunyit memiliki nama latin
Curcuma domestica Val. Kunyit termasuk salah satu suku tanaman temu-temuan
(Zingiberaceae). Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm.
Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk
bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan
menyirip dengan warna hijau pucat (Winarto, 2003). Tanaman kunyit dapat dilihat
pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kunyit

Sumber: hellosehat.com

Kandungan utama dalam rimpang kunyit diantaranya adalah minyak


atsiri, kurkumin, resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, bidesmetoksikurkumin,
lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi (Sihobing, 2007). Kebutuhan kunyit setiap
tahunnya meningkat sampai 2% sehingga diperlukan bahan tanaman yang cukup
tinggi. Di tingkat industri obat tradisional di Jawa Tengah, kebutuhan kunyit
mencapai 1,355 ton/tahun berat segar dan menempati urutan ke empat terbesar
setelah bahan baku obat lainnya (Kristina et. al., 2008). Kunyit tumbuh baik di

11
bawah naungan/tegakan hutan dengan kisaran intensitas cahaya matahari
mencapai 70%. Naungan sekitar 30 % cukup untuk pertumbuhan tanaman.
Banyak lahan di tingkat petani yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan tersebut.

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut


kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan
bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat manfaat lainnya. Rimpang kunyit mengandung
28% glukosa, 12% fruktosa, 8% protein, dan kandungan kalium dalam rimpang
kunyit cukup tinggi, 1,3-5,5% minyak atsiri yang terdiri 60% keton seskuiterpen,
25% zingiberina dan 25% kurkumin berserta turunannya (Winarti dan Nurdjanah,
2005). Keton Seskuiterpen yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah tumeron
dan antumeron, sedangkan kurkumin dalam rimpang kunyit meliputi kurkumin
(diferuloilmetana), dimetoksikurkumin (hidroksisinamoil feruloilmetan), dan
bisdemetoksi-kurkumin (hidroksisinamoil metana) (Maiti, 2004).

2.5.1 Senyawa Antimikroba Kunyit

Kunyit mengandung lebih dari satu senyawa yang bersifat bakterisidal.


Salah satu senyawa tersebut adalah senyawa kurkumin yang merupakan senyawa
golongan fenol yang terdiri dari dua cincin fenol simetris dan dihubungkan dengan
satu rantai hiptadiena. Senyawa fenol menghambat pertumbuhan mikroba dengan
cara merusak membrane sel yang akan menyebabkan denaturasi protein sel dan
mengurangi tekanan permukaan sel (Hidayati, 2002).

Hasil yang diperoleh dengan metode Kirby Bauer menunjukkan bahwa


hanya ekstrak n-heksan dari kunyit sebesar 500.000 ppm dapat menghambat
pertumbuhan semua bakteri uji (E. coli, P. vulgaris, K. oxytoca, P. aeruginosa, E.
agglomerans, S. aureus, dan S. epidermidis) setelah inkubasi 48 jam Hambatan
terbesar terjadi pada S. aureus yaitu 11 mm dan hambatan terkecil pada K.
pneumoniae yaitu 8,5 mm. Pada ketiga konsentrasi yang diujikan, ekstrak etil
asetat tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji yang ditandai dengan
tidak terbentuknya daerah hambatan. Pada ekstrak etanol konsentrasi 500.000
ppm justru terbentuk daerah pertumbuhan koloni yang terlihat sebagai daerah
yang lebih tebal atau padat mengelilingi kertas cakram. Hal ini dapat terjadi oleh
adanya senyawa polar yang terdapat dalam rimpang kunyit, misalnya mineral,
vitamin, dan karbohidrat sederhana) yang tertarik atau terlarut dalam etanol

12
selama proses maserasi. Komponen-komponen tersebut dapat memacu
pertumbuhan bakteri pada medium tempat tumbuhnya (Hidayati, 2002).

2.6 Bawang Merah

Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back) merupakan sejenis
tanaman yang dapat dijadikan bumbu berbagai masakan di dunia, berasal dari
Negara Iran dan Pakistan kemudian dibudidayakan di daerah dingin, sub-tropis
maupun tropis.

Gambar 2.6 Bawang Merah

Sumber: hellosehat.com

Beberapa kandungan senyawa yang penting dari bawang merah antara


lain kalori, karbohidrat, lemak, protein, dan serat makanan. Serat makanan dalam
bawang merah adalah serat makanan yang larut dalam air, disebut oligofruktosa.
Kandungan vitamin bawang merah adalah vitamin A, vitamin B1 (tiamin), vitamin
B2 (G, riboflavin), vitamin B3 (niasin), dan vitamin C. Bawang merah juga memiliki
kandungan mineral diantaranya adalah: belerang, besi, klor, fosfor, kalium,
kalsium, magnesium, natrium, silikon, iodium, oksigen, hidrogen, nitrogen, dan zat
vital non gizi yang disebut air. Bawang merah juga memiliki senyawa kimia non-
gizi yang disebut flavonglikosido dan saponi (Irianto, 2009).Tanaman ini juga
mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksindan giberelin.

13
2.6.1 Senyawa antimikroba Bawang Merah

Ekstrak bawang merah mempunyai efek bakterisidal terhadap


Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae. Bubuk jahe mempunyai efek
bakterisidal terhadap Micrococcus varians, Leuconostoc sp., dan Bacillus subtilis,
serta bersifat bakteristatik terhadap Pseudomonas sp. dan Enterobacter
aerogenes. Ekstrak bawang putih mentah juga mempunyai aktivitas antimikroba
terhadap Escherichia coli, Staphylococcus sp, Proteus vulgaris, Bacillus subtilis,
Serratia marcescens, dan Shigella dysentriae (Astawan, 2005).

Inulin pada bawang merah pada konsentrasi 437,8 ppm dapat


meningkatkan pertumbuhan probiotik Lactobacillus casei strain BIO 251 masing-
masing sebesar 48,1%. Sinbiotik yang mengandung ekstrak inulin dari bawang
merah dengan konsentrasi minimal 434,8 ppm dapat menghambat pertumbuhan
Salmonella thypi yang merupakan salah satu bakteri penyebab diare sebesar
91,4% (Kurniasih, 2009).

2.7 Bawang Putih

Bawang putih sebenarnya berasal dari Asia Tengah, diantaranya Cina


dan Jepang yang beriklim subtropik. Bawang putih menyebar ke seluruh Asia,
Eropa, dan akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia, bawang putih dibawa oleh
pedagang Cina dan Arab, kemudian dibudidayakan di daerah pesisir atau daerah
pantai. Seiring dengan berjalannya waktu kemudian masuk ke daerah pedalaman
dan akhirnya bawang putih akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Peranannya sebagai bumbu penyedap masakan modern sampai sekarang tidak
tergoyahkan oleh penyedap masakan buatan yang banyak kita temui di pasaran
yang dikemas sedemikian menariknya (Syamsiah dan Tajudin, 2003).

14
Gambar 2.7 Bawang Putih
Sumber: hellosehat.com

Secara klinis, bawang putih telah dievaluasi manfaatnya dalam berbagai


hal, termasuk sebagai pengobatan untuk hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes,
rheumatoid arthritis, demam atau sebagai obat pencegahan atherosclerosis, dan
juga sebagai penghambat tumbuhnya tumor. Banyak juga terdapat publikasi yang
menunjukan bahwa bawang putih memiliki potensi farmakologis sebagai agen
antibakteri, antihipertensi dan antitrombotik (Majewski, 2014). Bawang putih
memiliki setidaknya 33 komponen sulfur, beberapa enzim, 17 asam amino dan
banyak mineral, contohnya selenium. Bawang putih memiliki komponen sulfur
yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies Allium lainnya. Komponen sulfur
inilah yang memberikan bau khas dan berbagai efek obat dari bawang putih
(Londhe, 2011).

2.7.1 Senyawa Antimikroba Bawang Putih

Bawang putih memiliki senyawa antimikroba yang disebut allicin (Buana,


2009). Selain itu allicin juga dapat digunakan sebagai senyawa anti jamur (Lingga,
2005). Senyawa allicin ini dapat merusak dinding sel dan menghambat sintesis
protein (poultryindonesia). Bawang putih juga mengandung senyawa alkaloid yang
mampu menghambat pertumbuhan bakteri atau dapat menyebabkan sel bakteri
menjadi lisis bila terpapar oleh zat tersebut. Selanjutnya tannin yang juga
terkandung dalam ekstrak akan mengganggu sel bakteri dalam penyerapan
protein oleh cairan sel. Hal ini dapat terjadi karena tannin menghambat proteolitik
yang berperan menguraikan protein menjadi asam amino (Harborne, 1996).

Ekstrak air bawang putih dan ekstrak murni bawang putih yang dilarutkan
dalam air dengan konsentrasi 75% menunjukkan pembentukan diameter hambat
terbesar terhadap Streptococcus yaitu masing-masing sebesar 28,25 mm dan 28,5
mm serta terhadap Clostridium yaitu masing-masing sebesar 27.5 mm dan 27.75
mm. Pada bakteri uji lain, ekstrak bawang putih dengan pelarut air dan ekstrak air
bawang putih hanya memberikan pada semua tingkat konsentrasi hanya
memberikan ukuran antara 6,5 mm hingga 9.75 mm.

15
Ektrak murni bawang putih dengan pelarut etanol dan ekstrak etanol
bawang putih pada konsentrasi 75 % ternyata menunjukkan diameter hambat yang
terbesar pada Clostridium yaitu masing-masing sebesar 27.5 mm dan 23 mm.
Pada Streptococcus, kedua jenis ekstrak ini juga masih memberikan diameter
hambat yang cukup besar yaitu sebesar masing-masing 19.5 mm. Ekstrak bawang
putih dengan pelarut etanol pada konsentrasi 75 % ternyata berpengaruh juga
terhadap Pleisomonas, yaitu memberikan diameter hambat sebesar 22,25 mm.

Ekstrak murni bawang putih dengan pelarut air pada konsentrasi 75%
memberikan pengaruh pembentukkan diameter hambat yang terbesar terhadap
Streptococcus yaitu sebesar 28,5 mm. Secara keseluruhan semua ekstrak
bawang putih dengan berbagai pelarut menunjukkan pembentukkan diameter
hambat yang relatif besar di atas 12,5 mm terhadap Streptococcus. Akan tetapi
semua ekstrak dalam berbagai pelarut dan berbagai pengenceran paling
menghambat pertumbuhan Clostridium, yang ditunjukkan dengan diameter
hambat pada rentang 13.5 mm hingga 27.75 mm (Lingga, 2005).

16
BAB 3. PROFIL USAHA

3.1 Sejarah dan Perkembangan Usaha


SEBLAK SUWENG berdiri pada tahun 2016 dan merupakan (home
industry) yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan. SEBLAK SUWENG
memanfaatkan potensi bahan baku lokal menjadi makanan yang dapat disukai
oleh seluruh kalangan dan memiliki nilai fungsional bagi tubuh. Penggunaan
pengawet alami ini sangat bermanfaat karena lebih aman dan sehat untuk
dikonsumsi dan daya simpan dari seblak juga dapat lebih panjang. Selain sebagai
perusahaan mandiri, SEBLAK SUWENG juga didirikan sebagai mitra masyarakat
dan mahasiswa dalam mengembangkan produk-produk berbahan baku lokal.

Perencanaan bisnis ini berawal dari keprihatinan penulis terhadap semakin


banyaknya makanan instan baru yang beredar dimasayarakat. Makanan instan
yang beredar di masyarakat banyak mengandung bahan pengawet yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain itu belum semua kalangan masayrakat
yang peduli dan memiliki kemampuan untuk membedakan antara makanan yang
baik untuk dikonsumsi dengan yang tidak baik.

Alasan lain yang mendorong penulis dalam mendirikan usaha ini adalah
semakin banyaknya masyarakat indonesia yang melupakan makanan tradisional.
Selain itu belum banyak masyarakat yang memanfaatkan bahan baku lokal dan
tidak dikenalnya bahan baku lokal oleh generasi muda sekarang. Mereka
cenderung mengenal dan memilih makanan yang berasal dari luar negeri. Oleh
karena itu penulis berkomitmen untuk mendirikan sebuah perusahan makanan
yang mengeksplor bahan baku lokal menjadi makanan dengan trend
internasional.

Perusahaan ini memiliki potensi yang besar untuk dapat berkembang dan
maju, karena saat ini makanan instan yang beredar di pasaran banyak
mengandung bahan pengawet dan masih sedikit makanan instan tanpa bahan
pengawet. Seiring dengan berjalannya waktu SEBLAK SUWENG mengalami
perkembangan dimana produknya sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Segmentasi pasar SEBLAK SUWENG ditujukan untuk semua kalangan, baik
menengah kebawah atau menengah keatas. Hal ini dapat dilakukan karena

17
SEBLAK SUWENG memiliki beberapa jenis dan varian yang dapat disesuaikan
dengan pasarnya.

SEBLAK SUWENG senantiasa mengembangkan strategi pemasarannya


dengan beradaptasi dengan perkembangan zaman. SEBLAK SUWENG
memberikan beberapa promosi menarik, seperti pembelian beberapa produk
SEBLAK SUWENG mendapatkan bonus. Selain itu pemasan SEBLAK SUWENG
telah dipromosikan di media sosial dan situs jual beli online yang sedang diminati
masyarakat, seperti facebook, instagram, line, whatsapp, website resmi , shopee
dan lain-lain. Promosi via online ini cukup menjanjikan dan meningkatkan
penjualan SEBLAK SUWENG.

3.2 Profil Perusahaan


3.2.1 Visi dan misi perusahaan
A. Visi :

Menciptakan inovasi produk yang aman dan sehat dengan


menggunakan bahan yang alami serta menjadi mitra masyarakat untuk
mencintai produk pangan dalam negeri dan membawanya menjadi trend
internasional.

B. Misi :
1. Memproduksi dan mengedukasi masyarakat mengenai pangan yang
aman.
2. Menjadi mitra mahasiswa dan masyarakat dalam konsultasi dan
pembinaan produksi pangan sehat dan kewirausahaan.
3. Menjalin kerjasama dengan nelayan lokal dalam pemenuhan bahan
baku.

3.2.2 Logo perusahaan

Logo perusahaan SEBLAK SUWENG adalah sebagai berikut:

18
Gambar 3.1 Logo Perusahaan

3.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan sebuah lembaga atau badan hukum yang


melakukan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi tertentu dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan usaha. Dalam melakukan pengelolaan dan pengkoordinasian
dalam suatu organisasi terbentuk dalam struktur. Struktur organisasi akan
menggambarkan pembagian tugas dan tangungjawab, serta hubungan kerja yang
baik diantara individu atau kelompok-kelompok dalam organisasi tersebut.
Adapun struktur organisasi pada perusahaan SEBLAK SUWENG ini
berbentuk garis dimana seluruh tanggung jawab dan perintah tertinggi ada pada
direktur, kemudian diteruskan kepada manajer dan terakhir pada bagian divisi-
divisi. Struktur organisasi perusahaan SEBLAK SUWENG dapat dilihat pada
Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi SEBLAK SUWENG

Adapun rincian tugas masing-masing bagian dalam perusahaan SEBLAK


SUWENG adalah sebagai berikut:
1. Direktur
a) Memimpin perusahaan secara keseluruhan
b) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan seperti proses produksi dan outlet-outlet SEBLAK
SUWENG

19
c) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan pengadaan
peralatan dan perlengkapan untuk semua kebutuhan perusahaan
d) Merencanakan dan mengembangkan produk SEBLAK SUWENG
untuk meningkatkan keuangan dan pembelanjaan perusahaan
e) Mengagendakan rapat secara periodik untuk menilai,
mengevaluasi kegiatan dan member petunjuk-petunjuk untuk
meningkatkan atau mengembangkan perusahaan
2. Adminsitrasi
a) Melaksanakan kebutuhan administrasi organisasi
b) Mengawasi operasional mengenai keuangan perusahaan
c) Meminta pertanggungjawaban dari tiap-tiap bagian yang ada di
bawahnya
d) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang ada mengenai
keuangan perusahaan
e) Menetapkan prosedur pelaksanaan secara rinci tentang keuangan
perusahaan
3. Manajer
a) Memimpin area dalam hal pengolahan dan pemasaran SEBLAK
SUWENG
b) Mengarahkan, membuat keputusan, dan mengendalikan kegiatan
pengolahan dan pemasaran SEBLAK SUWENG
c) Betanggungjawab kepada direktur atas segala tugas yang
dilakukannya
4. Staff marketing
a) Menetapkan prosedur pemasaran yang lebih efisien
b) Bertanggungjawab penuh mengenai pemasaran SEBLAK
SUWENG
c) Melaporkan hasil pemasaran kepada manajer secara berkala
5. Bagian pengolahan
a) Bertanggungjawab mengenai kegiatan produksi SEBLAK
SUWENG
b) Mengendalikan dan mengantisipasi berbagai persoalan dalam
kegiatan produksi SEBLAK SUWENG
c) Bersama-sama dengan manajer menangani masalah produksi

20
6. Produksi
a) Bertanggungjawab dalam memproduksi SEBLAK SUWENG yang
sesuai dengan standar
b) Memproduksi SEBLAK SUWENG sesuai target dan permintaan
pasar
c) Memastikan produk SEBLAK SUWENG yang dihasilkan sesuai
dengan standar dan menjaga kualitas produk SEBLAK SUWENG
d) Melaporkan semua hasil kerja dan masalah yang terjadi kepada
manajer
7. Penyedia Bahan Baku
a) Bertanggunjawab menyediakan bahan baku untuk produksi
SEBLAK SUWENG
b) Memastikan dan memilih bahan baku yang sesuai dengan standar
c) Mengambil bahan baku dari supplier yang telah ditetapkan dan
menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan produksi
d) Melaporkan semua hasil kerja dan masalah yang terjadi kepada
manajer

3.4 Sistem Manajemen Perusahaan

Dalam kerja dan kinerja yang dilaksanakan perusahaan telah disusun


dalam standart operasional procedure (SOP) untuk menjaga efisiensi kerja dan
kualitas hasil akhir produk luaran yang kami hasilkan.

3.4.1 Persiapan perusahaan

Persiapan pembuatan produk SEBLAK SUWENG dimulai pada awal bulan


Maret 2017. Pada tahap persiapan ini dilakukan perencanaan produk, survei
terhadap produk sejenis yang telah ada di pasaran, pengembangan dan
pemantapan terkait konsep dan detail dari produk, serta perbaikan konsep dan
detail produk. SEBLAK SUWENG telah mengalami beberapa kali perencanaan
konsep produk. Ditinjau dari jenis bahan baku, terdapat beragam jenis kerupuk
yang dapat dijadikan bahan baku SEBLAK SUWENG. bahan baku yang dipilih
harus disurvei terkait ketersediaannya. Setelah dilakukan survei dan pencarian
informasi terkait seblak dan ketersediaan bahan baku. Bahan baku yang dipilih
yaitu kerupuk udang.

21
Persiapan yang dilakukan juga dengan melakukan survei kerupuk udang
yang ada dipasaran. Survei yang dilakukan yaitu terkait rasa, karakteristik, harga,
dan kemasan yang ada dipasaran. Survei ini dapat menjadi acuan terhadap
produk SEBLAK SUWENG sehingga dapat bersaing dipasaran. Survei dilakukan
dibeberapa pasar tradisional dan supermarket. Terdapat banyak jenis kerupuk
udang dipasaran, dan survei yang dilakukan terfokus pada jenis kerupuk yang
telah dipilih menjadi bahan baku SEBLAK SUWENG. Pembandingan yang
dilakukan ini terhadap jenis kerupuk yang sama dari segi harga, warna, ukuran,
cara pengasinan, serta kemasan yang digunakan. Survei kerupuk udang yang
dilakukan di pasar tradisional dan supermarket.

Proses pembuatan dan penyeleksian desain logo, desain kemasan, dan


jenis kemasan juga dilakukan pada tahap ini. Kemasan yang dipilih yaitu paper
cup yang cukup tebal. Pemilihan jenis kemasan ini yaitu untuk memudahkan
konsumen dalam membuka dan menutup kembali kemasan, serta lebih praktis.
Desain kemasan dibuat semenarik mungkin dengan membuat beberapa warna
kemasan yang dibedakan berdasarkan jenis rasa. Terdapat tiga warna, yaitu
warna merah untuk rasa red curry, warna kuning untuk rasa laksa dan warna abu
abu untuk rasa original. Gambar kemasan SEBLAK SUWENG dapat dilihat pada
Gambar 3.4.

22
1. Desain Kemasan
2 1 6
10
3
8

11 4 5
9
a. Kemasan Samping Cup

13
12

b. Kemasan Atas Cup c. Cup Kemasan

2. Desain Varian Rasa Lainnya


a. Rasa Laksa

b. Rasa Original

Keterangan:

23
1. Logo “Seblak Suweng” 7. Cara Penyajian
2. Logo “Ristekdikti, PIMNAS 30 dan 8. Nilai Gizi
Universitas Brawijaya” 9. Expired Date
3. Tulisan “PKM-K” 10. Sosial Media
4. Varian Rasa 11. Berat per Kemasan
5. Level Kepedasan 12. Maskot Wayang Tiap Kemasan
6. Komposisi 13. Edukasi Tokoh Wayang

3.4.2 Pelabelan produk

Pelabelan produk terutama produk pangan sangat perlu dilakukan untuk


identifikasi produk, penjualan produk, dan untuk memenuhi persyaratan Badan
POM RI. Perusahaan SEBLAK SUWENG telah melakukan pelabelan pada
kemasan antara lain nama produk, tanggal kadaluarsa, komposisi, netto, dan
saran penyajian. Perusahaan SEBLAK SUWENG terus melakukan kelengkapan
pelabelan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan meningkatkan
penjualan SEBLAK SUWENG. Pelabelan persyaratan dari BPOM antara lain
pendaftaran PIRT, Halal MUI, dan kandungan gizi. Saat ini SEBLAK SUWENG
telah melakukan analisa kandungan gizi sedangkan untuk PIRT sedang dalam
pengurusan.

3.4.3 Analisa Kandungan Gizi

Analisa kandungan gizi produk, terutama produk makanan sangatlah


penting untuk menjaga kepercayaan dan meyakinkan konsumen terhadap produk
yang dihasilkan. Selain itu, produsen juga harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman terhadap keseluruhan produk ini yang dihasilkan. Hal ini termasuk
kompetisi dasar yang harus dimiliki atau disebut dengan pengetahuan produk
(product knowledge). Pengetahuan produsen terhadap keseluruhan produk juga
menjadi bentuk tanggungjawab produsen terhadap produk yang dihasilkan
sehingga aman dan bermanfaat untuk dikonsumsi oleh konsumen. SEBLAK
SUWENG melakukan analisa kandungan gizi di Laboratorium PT. MAXER
SOLUSI STERIL. Adanya hasil uji kandungan gizi ini dapat meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan konsumen terhadap produk SEBLAK SUWENG,
sehingga konsumen tetap menjadi pelanggan setia dan pelanggan baru akan
tertarik untuk mencoba produk SEBLAK SUWENG. Kandungan nutrisi SEBLAK
SUWENG dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 3.4.3 Kandungan Nutrisi Produk SEBLAK SUWENG


Komponen Jumlah

24
Nutrisi (%)
Protein 8,10
Lemak 13,41
Karbohidrat 31,10
Kadar Air 7,78
Kadar Abu 1,59
Lemak Bebas 2,34
Serat 4,5
Sumber: Data pribadi (2016)
3.4.4 Pengenalan dan pemasaran produk
Pengenalan produk mulai dilakukan pada awal bulan Maret 2017.
Pengenalan produk dilakukan dengan beberapa cara. Pengenalan produk diawali
dengan pengenalan produk secara langsung kepada konsumen potensial.
Konsumen diberi penjelasan tentang produk, kemudian diyakinkan dan dibujuk
untuk mencoba produk SEBLAK SUWENG secara langsung dan diberi secara
gratis. Hasil dari pengenalan produk dengan cara seperti ini yaitu didapatkan
respon secara langsung dari konsumen. Respon dari konsumen sangat banyak
dan beragam, dari respon tersebut banyak respon positif dan juga banyak saran
yang didapatkan tentang produk SEBLAK SUWENG. Produk SEBLAK SUWENG
yang mulai dikenal dengan keunggulan produknya yang organik juga memiliki
beberapa keunggulan lain, yaitu varian kemasan dan desain kemasannya. Produk
SEBLAK SUWENG memiliki tiga varian yaitu laksa, original, dan red curry.
Kemasan SEBLAK SUWENG yang berbentuk cup lebih praktis sehingga menjadi
daya tarik tersendiri untuk produk SEBLAK SUWENG, karena dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah. Gambar pengenalan SEBLAK SUWENG kepada
konsumen dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Pengenalan SEBLAK SUWENG kepada konsumen


(Dokumentasi pribadi, 2016)

Pemasaran SEBLAK SUWENG dilakukan secara langsung maupun tidak


langsung. Promosi dan penjualan secara langsung dilakukan dengan menjual dan
mempromosikan secara langsung kepada konsumen, seperti membuka outlet

25
khusus SEBLAK SUWENG dan mengikuti event expo atau bazaar dan menjalin
kerjasama penjualan. Promosi dan penjualan secara tidak langsung dilakukan
melalui media sosial dan penyebaran pamflet/leaflet. Selain itu, SEBLAK
SUWENG memberikan beberapa promosi menarik untuk lebih menarik konsumen
dan meningkatkan penjualan SEBLAK SUWENG.

3.5 Aspek Teknologgi


3.5.1 Sumber bahan baku
Survei bahan baku dan alat penunjang dilakukan untuk mencari supplier
alat dan bahan baku dengan kualitas terbaik. Dengan bahan baku terbaik yang
digunakan diharapkan meningkatkan kualitas dari seblak. Selanjutnya dilakukan
kerja sama untuk pembelian alat-alat dan bahan baku penunjang proses produksi.

3.5.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk produksi SEBLAK SUWENG cukup
sederhana, seperti pisau, blender, saringan, telenan, loyang, timbangan, panci,
dan kompor. Perbedaan proses produksi SEBLAK SUWENG dibandingkan
dengan proses pembuatan seblak pada umumnya yaitu pada proses
penggoregan kerupuk. Proses produksi SEBLAK SUWENG dilakukan secara
modern dan higienis yang sesuai dengan standar keamanan. Salah satu peralatan
modern yang digunakan untuk produksi SEBLAK SUWENG yaitu mesin spinner
untuk meniriskan minyak. Penggunaan mesin spinner ini diperuntukkan
mengurangi minyak pada kerupuuk sehingga tidak mudah tengik dan bisa
bertahan lama.

3.5.3 Pelaksanaan Produksi


Produksi SEBLAK SUWENG dilakukan 5 hari dalam 1 minggu dengan
waktu sekali kerja 8 jam. Produksi yang dilakukan 5 hari yaitu hari rabu hingga
minggu, hal ini dikarenakan hari senin dan selasa digunakan untuk pembelian
bahan baku dan pendistribusian produk. Waktu produksi SEBLAK SUWENG 8 jam
disesuaikan dengan waktu pengolahan kerupuk. Kapasitas produksi ini mengalami
peningkatan seiring dengan jumlah permintaan pasar terhadap produk SEBLAK
SUWENG.
Jumlah target produksi SEBLAK SUWENG setiap bulannya yaitu 600 unit.
Proses produksi SEBLAK SUWENG dapat dilihat pada Gambar 3.6

26
Gambar 3.6 Proses Produksi SEBLAKSUWENG

Tahap produksi dalam pembuatan SEBLAK SUWENG yaitu preparasi,


pengolahan kerupuk, pembuatan bumbu, pembuatan topping, dan pengemasan.

a. Tahap Preparasi

Tahap preparasi dilakukan sebelum proses produksi dilakukan. Pada


tahap preparasi ini dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk produksi SEBLAK SUWENG.

b. Tahap Pengolahan Kerupuk

Kerupuk yang telah disiapkan digoreng setengah matang, hal ini


bertujuan untuk membuat kerupuk tidak terlalu lembek ketika di seduh
dengan air panas. Penggorengan setengah matang juga bertujuan
untuk menjaga agar minyak dari kerupuk tidak terlalu banyak sehingga
tidak mudah tengik. Proses pengurangan minyak dari kerupuk
menggunakan mesin spinner.

c. Tahap Pembuatan Bumbu

Bumbu yang digunakan adalah cabai, jahe, kencur, kunyit, bawang


merah dan bawang putih. Semua bumbu dicampur dan dihaluskan.
Langkah selanjutnya bumbu di tumis untuk mengurangi kadara air.
Selain kandungan bumbu memiliki senyawa antibakteri proses
pengurangan kadar air penting untuk menjaga agar bumbu tidak mudah
terkontaminasi mikroorganisme pembusuk.

d. Tahap Pembuatan Topping

Topping yang digunakan adalah nori, sosis dan tempe yang digoreng.
Topping digoreng sampai cukup kering, hal ini bertujuan meminimalkan
kadar air pada bahan.

e. Pengemasan

27
Kemasan utama yang digunakan adalah paper cup, kemasan ini dipilih
untuk memudahkan konsumen melakukan penyeduhan. Untuk bumbu
dan topping menggunakan plastik klip.

3.6 Rencana Pengembangan Usaha


3.6.1 Pengajuan Legalitas
Tahap selanjutnya adalah pengajuan legalitas seperti HKI (Hak atas
Kekayaan Intelektual), sebagai produk inovasi pertama tentu SEBLAK SUWENG
harus memiliki legalitas ini. Selain itu, sertifikasi SEBLAK SUWENG dengan cara
pengurusan nomor seri P-IRT Dinas Kesehatan dan halal dari MUI. Tujuannya
untuk memperluas pemasaran, penguatan branding dan hak kepemilikan produk
yang kami gagas serta mendapat kepercayaan masyarakat.

3.6.2 Pemasaran Produk


Strategi pemasaran produk kami yaitu melalui online dan offline.
Pemasaran secara online akan efektif untuk memperluas lokasi pemasaran karena
informasi produk dapat menjangkau konsumen yang berada jauh dari lokasi
produsen. Adapun nama akun instagram: @seblak_suweng, serta Official Account
Line: @sra0596v dan website seblak-suweng.com. Adanya edukasi sejarah
pewayangan dari setiap tokoh yang diangkat juga berfungsi sebagai media
pemasaran.
Strategi pemasaran secara offline, kami menjual produk ini secara
langsung kepada konsumen dan mengikuti bazar makanan dalam event-event di
Kota Malang. Kami memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
kelebihan yang dimiliki produk kami seperti praktis, murah, unik, kaya rasa, bebas
bahan pengawet dan MSG. Kami mengajak masyarakat mengenal kembali
sejarah tokoh wayang sebagai icon untuk setiap varian produk. Hal ini dilakukan
agar masyarakat kembali mencintai wayang sebagai warisan budaya Indonesia.

3.6.3 Potensi Hasil


SEBLAK SUWENG berpotensi untuk mendapatkan paten atas inovasi
dan merek dagang mengingat produk ini adalah satu-satunya supplier seblak
basah instan di dunia yang memproduksi seblak basah instan dengan perpaduan
rasa Asia berbasis fusion food. Desain kemasan yang unik dan edukatif dengan

28
mengangkat tokoh pewayangan serta adanya deskripsi singkat untuk setiap tokoh
yang diangkat sebagai upaya melestarikan budaya wayang Indonesia. Produk
SEBLAK SUWENG juga sudah dipasarkan di Food Product and Training Center
(FPTC), Universitas Brawijaya. Hal ini juga membuka peluang bagi kami untuk
memasarkan produk SEBLAK SUWENG di berbagai gerai makanan di Kota
Malang. Produk SEBLAK SUWENG juga mulai dilirik oleh investor seperti Pesta
Wirausaha TDA. Terdapat pula investor yang mulai menghubungi kami, meminta
untuk dikirim beberapa contoh produk dan reformulasi untuk pengembangan
produk. Hal ini menjadikan kami optimis bahwa produk SEBLAK SUWENG
memiliki peluang komersialisasi yang besar.
Peluang komersil SEBLAK SUWENG yang sangat baik didukung dengan
tertariknya konsumen dan media yang meliput tentang produk SEBLAK SUWENG.
Peminat SEBLAK SUWENG bukan hanya masyarakat Kota Malang tetapi terdapat
juga pelanggan yang menawarkan sebagai reseller yang berasal dari daerah
Kediri, Surabaya dan Yogjakarta. Selain itu produk kami juga diminati oleh
konsumen dari daerah Jakarta, Makassar, Balikpapan dan Samarinda. SEBLAK
SUWENG telah diliput dan dipublikasi oleh media cetak online ub.ac.id. Publikasi
juga dilakukan melalui prosiding Simposium Nasional Teknologi Pertanian 2017

(ISBN : 978-602-74352-1-6) dan prosiding 1st Young Scientist International


Seminar 2017 dengan ISBN : 978-602-432- 229-8 yang disajikan pada Lampiran
3.

3.6.4 Rencana Tahapan Berikutnya


Pengembangan usaha akan terus dilakukan untuk meningkatkan
eksistensi dan profit perusahaan. Selain itu, pengembangan usaha dapat
meningkatkan kesetiaan dan kecintaan konsumen terhadap suatu produk. Saat
suatu perusahaan tidak melakukan pengembangan produk maka akan muncul
kejenuhan pada konsumen, sedangkan saat perusahaan membuat suatu produk
baru maka konsumen akan merasa penasaran dan tertarik untuk mencoba produk
baru tersebut.
Terdapat beberapa rencana pengembangan usaha dari perusahaan
SEBLAK SUWENG yang dinilai cukup berpotensi. Pengembangan usaha yang
dilakukan ini bukan hanya didasarkan atas pemikiran organisasi, tetapi juga
didasarkan atas masukan dari konsumen dan hasil kuesioner. Rencana ke depan
usaha SEBLAK SUWENG dimulai dari tahun 2017 hingga 2023 yang dapat dilihat

29
pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Rencana Tahapan Berikutnya

Keterangan:

1. Pada tahun 2017, SEBLAK SUWENG melakukan peluncuran varian rasa


baru. Varian SEBLAK SUWENG menjadi 3 yang dibedakan rasa yaitu red
curry, laksa, dan original.
2. Pada tahun 2018 akan dilakukan kerja sama dengan pihak pihak tertentu
untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan
wilayah distribusi ke seluruh Indonesia.
3. Rencana pada tahun 2020 dan 2023 adalah meningkatkan kualitas produk
dengan mengajukan legalitas produk ke BPOM sehingga produk bisa
dipasarkan ke manca negara

30
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pelaksaan usaha SEBLAK SUWENG terdapat beberapa tahapan


yang dilakukan. Tahapan-tahapan ini merupakan salah satu proses SEBLAK
SUWENG menuju tujuan yang diharapkan. Adapun tahapan-tahapan yang
dilakukan yaitu tahap persiapan, tahap pengenalan produk, tahap produksi,
sertifikasi, serta tahap promosi dan penjualan. Berdasarkan tahapan- tahapan
yang telah dilakukan didapatkan hasil yang berupa data-data yang disajikan dalam
bentuk tabel maupun grafik/gambar.

4.1 Hasil Kegiatan


4.1.1 Perbandingan SEBLAK SUWENG dengan Seblak Biasa
Survei kepuasan konsumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan
konsumen terhadap produk Seblak Suweng. Survei dilakukan dengan
membagikan kuisioner kepada kosumen. Format kuisioner dapat dilihat pada
Lampiran 6. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen
menerima dengan dan merasa puas dengan produk kami. Hasil survei dapat dilihat
pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Perbandingan SEBLAK SUWENG dengan Ikan Asin di Pasaran

SEBLAK SUWENG SEBLAK INSTAN LAIN


Harga Rp 10.000,- Rp 18.000,-
Rasa Bervariasi monoton
Kemasan Edukatif (wayang) Kemasan biasa
Keunikan Produk unik biasa
Kepuasan Produk puas Tidak puas
Sumber: Data pribadi (2016)

Berdasarkan hasil survei perbandingan seblak instan yang diperoleh,


SEBLAK SUWENG memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan
seblak yang telah beredar di pasaran. Dengan harga yang lebih terjangkau
SEBLAK SUWENG bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional. Rasa
yang disajikan SEBLAK SUWENG lebih bervariasi dan unik yaitu rasa red curry,
laksa dan original sehingga konsumen tidak bosan untuk mengkonsumsinya.

31
Keunggulan lain adalah kemasan edukatif yang menampilkan tokoh
wayang Indonesia sehingga bisa menarik minat konsumen. Tokoh wayang yang
digunakan adalah Hanoman, Arjuna dan Srikandi, pada kemasannya juga diberi
cerita singkat mengenai tokoh tokoh tersebut. Dilihat dari tanggapan konsumen
menyatakan produk SEBLAK SUWENG unik karena memberikan banyak hal baru.
Dengan semua keunikannya konsumen merasa puas dengan produk SEBLAK
SUWENG.

4.1.2 Kandungan Gizi Produk

Tabel 4.2 Kandungan Nutrisi Produk SEBLAK SUWENG


Komponen Jumlah
Nutrisi (%)
Protein 8,10
Lemak 13,41
Karbohidrat 31,10
Kadar Air 7,78
Kadar Abu 1,59
Lemak Bebas 2,34
Serat 4,5
Sumber: Data pribadi (2016)

Protein merupakan sumber asam – asam amio yang mengandung unsur c,


H, O dan N yang tidak dimilki oleh lemak dan karbohidrat (lehninger, 1992). Kadar
protein yang didapat dari produk SEBLAK SUWENG adalah 8,10%. Pengolahan
menggunakan metode penggorengan membuat protein mengalami denaturasi,
sehingga mampumennciptakan struktur protein yang lebih sederhana yang terdiri
dari struktur primer atau sekunder. Secara otomatis daya cerna meningkat
termausk peningkatan angka nutrition fact kandungan proteinnya.

Lemak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan


karbohidrat dan protein karena menyubang kalori sebesar 9kkal/gram atau 2 kali
energi dari karbohidrat dan protein (Kusnandar, 2010). Kadar lemak SEBLAK
SUWENG 13,41. Kontribusi energi dari lemak sebaiknya sekitar 35% pada anak
usia 1-3 tahun, 30% pada usia 4 -18 tahun dan 25% pada orang dewasa.
Perbaikan menu dengan komposisi energi asam lemak ini sangat penting
agar upaya pencegahan penyakit kronik degeneratif sedini mungkin dapat

32
tercapai (Bredbenner et al., 2009 dan WHO, 2010). Berdasarkan AMDR
dihitung angka kecukupan lemak menurut kelompok umur dan jenis kelamin.

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,


hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi
akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi
(pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan
otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau
bekerja (irawan, 2007).

4.1.3 Hasil promosi dan penjualan


Promosi dan penjualan SEBLAK SUWENG yang dilakukan SEBLAK
SUWENG antara lain membuka outlet yang strategis, menjalin kerjasama
penjualan, serta aktif mengikuti event seperti expo dan bazaar. Selain itu, SEBLAK
SUWENG aktif dalam penjualan di media sosial yaitu instagram, facebook, line,
whatsapp, dan media penjualan online seperti shopee. Melalui penjualan secara
online ini dapat meningkatkan dan memperluas wilayah penjualan produk SEBLAK
SUWENG. Konsumen online sudah mencapai daerah daerah luar pulau jawa dan
telah sampai negara jepang. Harga jual 1 produk SEBLAK SUWENG adalah Rp
10.000,- untuk konsumen pada umumnya dan Rp 9.000,- untuk reseller. Jika
dirinci, harga pokok produksi atau HPP 1 produk Seblak Suweng adalah Rp 6.587,-
. Penjualan produk SEBLAK SUWENG selama 5 bulan adalah 2728 produk,
dengan rincian penjualan secara langsung 2611 produk dan reseller 117 produk.
Jumlah omzet yang didapat yaitu Rp 27.163.000,- dengan keuntungan Rp
9.193.664,-. Berdasarkan hasil penjualan, Seblak Suweng varian Red Curry lebih
diminati oleh konsumen. Data penjualan Seblak Suweng dapat dilihat pada Gambar
4.1.

33
Gambar 4.1 Penjualan Seblak Suweng

Penjualan mengalami fluktuasi pemasaran sehingga mempengaruhi


pergerakan keuangan usaha. Ada beberaa faktor yang mempengaruhi naik
turunnya penjualan yaitu.

a. Penjualan agen dan reseller


b. Ketepatan distribusi produk
c. Kondisi penjualan online
d. Musim liburan
e. Semangat dan produktifitas pegawai produksi
Pada agen dan reseller produk seblak suweng mampu naik atau turun
progres penjualannya disebabkan oleh beberapa faktor berikut

a. Semangat menjual produk


b. Kondisi pasar
c. Kemauan untuk berkembang
d. Kemampuan pemasaran online
e. Kesibukan aktivitas lain
f. Harga jual produk
Pada pelaksanaan sistem bagian keuangan bertugas melakukan
pencatatan, Analis dan pelaporan keuangan kepada direktur perusahaan. Semua
transaksi yang melibatkan aktivitas perusahaan dilaporkan ke bagian keuangan
dalam pelaporan bukti transaksi dan laporan lisan. Peningkatan atau penurunan
anggaran bulanan tiap bagian perusahan bisa dilakukan sesuai kebijakan
perusahan dalam hal ini adalah direktur perusahaan untuk melaksanakan tujuan
tertentu. Misalnya peningkatan kapasitas produksi yang signifikan inovasi metode
marketing produk dan tujuan tujuan strategis lain.

34
4.2 Analisa Keberlanjutan
Analisa keberlanjutan dari perusahaan SEBLAK SUWENG setelah berjalan
selama 6 bulan ini yaitu antara lain meningkatkan penjualan melalui media sosial
dan media penjualan online, menambah jumlah outlet dan menambah kerjasama
penjualan, melakukan inovasi produk baru sehingga konsumen tidak jenuh, dan
memasarkan SEBLAK SUWENG ke pusat oleh-oleh sampai supermarket.
- Menggencarkan promosi dan penjualan SEBLAK SUWENG dilakukan
dengan aktif di media sosial dan media penjualan online. Dimana
penjualan online cukup menjanjikan karena pembeli dapat berasal dari luar
kota bahkan luar pulau. Hal ini akan meningkatkan eksistensi perusahaan
SEBLAK SUWENG dan mempermudah pemasaran SEBLAK SUWENG
ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, juga akan dilakukan pembukaan
outlet baru dan memperbanyak kerjasama penjualan. Hal ini akan
mempermudah masyarakat untuk mendapatkan produk SEBLAK
SUWENG.
- Inovasi baru yang akan dilakukan oleh perusahaan SEBLAK SUWENG
salah satunya menambah varian produk SEBLAK SUWENG. Varian
SEBLAK SUWENG yang semula ada 3 yang kemudian akan ditambah
beberapa varian dengan rasa dari daerah yang berbeda. Dengan
penambahan varian tersebut diharapkan membuat konsumen tidak jenuh
dengan produk SEBLAK SUWENG yang telah ada.
- Inovasi produk lainnya yaitu membuat produk SEBLAK SUWENG memiliki
level kepedasan berbeda. Pada rencana pengembangan ini akan
dilakukan beberapa percobaan mengenai kadar bumbu yang digunakan
dalam pembuatan produk SEBLAK SUWENG, serta percobaan terkait
umur simpan seblak yang sudah siap makan. Adanya inovasi rasa ini
dikarenakan di Indonesia banyak terdapat suku atau bangsa yang memiliki
selera rasa masing-masing. Inovasi tingkat rasa ini akan memperluas
jangkauan pasar dari SEBLAK SUWENG dimana SEBLAK SUWENG
dapat dinikmati oleh semua kalangan dengan rasa yang mereka suka.
- Rencana terbesar dari perusahaan SEBLAK SUWENG dan termasuk
pada tujuan utama perusahaan SEBLAK SUWENG yaitu, memasukkan
produk SEBLAK SUWENG ke swalayan, supermarket, dan pusat oleh-
oleh, serta memasarkan SEBLAK SUWENG ke seluruh wilayah Indonesia.

35
Produk SEBLAK SUWENG saat ini sedang dalam proses pembuatan
sertifikasi P-IRT, dimana saat sertifikasi tersebut sudah didapatkan maka
produk SEBLAK SUWENG dapat masuk ke swalayan dan pusat oleh-oleh,
sedangkan untuk masuk ke supermartket harus mendapatkan satu
sertifikasi lagi yaitu SIUP. Perusahaan SEBLAK SUWENG akan terus
mendaftarkan sertifikasi-sertifikasi yang diperlukan dan berharap akan
cepat menembus pasar Nasional dan Internasional, serta produk SEBLAK
SUWENG dapat dikenal dan disukai oleh seluruh masyarakat Indonesia
dan Mancanegara

36
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. SEBLAK SUWENG suatu kewirausahaan mahasiswa yang bergerak
dibidang makanan dengan membuat inovasi pembuatan seblak yang sehat,
enak, aman, serta memiliki kemasan yang menarik dikemas secara edukatif
sebagai salah satu alternatif dalam pelestarian budaya wayang dan budi
pekerti bagi anak-anak. Pelaksanaan produksi bertempat di rumah produksi
yang bertempat di di Jalan Pahlawan IV-C/6, Balearjosari, Malang.
2. SEBLAK SUWENG diproduksi dengan bahan pilihan serta melalui tahpan
yang higienis, sehingga menghasilkan produk seblak yang aman, sehat, awet,
dan lezat. SEBLAK SUWENG mengandung 7,70% protein; 17,62% lemak;
15,34% air; 3,87% abu; dan 55,47% karbohidrat.
3. SEBLAK SUWENG memiliki tiga varian rasa yaitu Orginial, Red Curry dan
Laksa, dijual dengan harga Rp 10.000,-. Penerimaan konsumen terhadap
produk SEBLAK SUWENG sangat positif, di mana penjualan bulan Maret –
Agustus 2017 mencapai omset Rp 27.163.000,-

5.2 Saran
1. Diperlukan analisa dan percobaan lebih lanjut untuk meningkatkan
kualitas rasa dan kenampakan produk tanpa menaikkan harga jual.
2. Diperlukan pengembangan usaha berupa inovasi rasa dan mengurus
legalitas produk BPOM dan Halal MUI untuk menjamin keamanan produk
serta meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk SEBLAK
SUWENG.
3. Diperlukan bantuan dari pihak investor dalam pengembangan usaha
untuk skala industri dan pemasaran yang lebih luas.

37
DAFTAR PUSTAKA

A, Yuyun dan Delli, G. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan


Minuman. PT Agromedia Pustaka. Jakarta

Astawan, M. dan Andreas L.K. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. PT


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Astawan, M. dan Clara M.K. 2010. Meja Makan. PT Niaga Swadaya. Jakarta

Astawan, Made. 2005. Info Teknologi Pangan Department of Food Science and
Technology, Faculty of Agricultural Technology and Enginering, Bogor
Agricultural University.

Badan Pusat Statistik (BPS). Konsumsi Kalori Dan Protein Penduduk


Indonesia Dan Provinsi 2009. Badan Pusat statistik. Jakarta.

Bredbenner et al. 2007. Food Safety self-reported Behaviors and Cognitions of


Young Adults: Results of a national study. J Food Prot;70(8):1,917-1,926

Cowan, M.M., 1999, Plant Products as Microbial Agents, Clinical Microbial


Review, 12(4): 564-582.

Hidayati, E., Juli, N., Marwani, E. (2002). Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari
Makanan Berbumbu dan Tidak Berbumbu Kunyit (Curcuma longa L,) Serta
Uji Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L,) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Yang Diisolasi. Departemen Biologi, FMIPA ITB,
Bandung

Irawan, M. A. 2007. Glukosa & Metabolisme Energi. Polton Sports Sience &
Perfomance Lab. Diambil kembali dari http://www.pssplab/journal/06.pdf

Irawan, M. A. 2007. Karbohidrat. Polton Sports Sience & Perfomance Lab. Diambil
kembali dari http://www.pssplab.com/journal/03.pdf

Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI –


Pres

Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia 3 ed. Jakarta: Erlangga

38
Maiti, R., Jana, D., Das, U. dan Ghosh, D. (2004). Antidiabetic effect of aqueous
extract of seed of Tamarindus indicain streptozotocin-induced diabetic
rats. Journal of Ethanopharmacology 92: 85-91.

Margono, T., D. Suryati, dan S. Hartinah. 1993. Panduan Teknologi


Pangan.Dilihat pada 23 Januari 2017. http://iptek.net.id

Nascimento, P. L. A., Nascimento, T. C. E. S., Ramos, N. S. M., Silva, G. R.,


Gomes, J. E. G., Falcão, R. E. A., Moreira, K. A., Porto, A. L. F., dan Silva,
T. M. S., 2014, Quantification, Antioxidant and Antimicrobial Activity of
Phenolics Isolated from Different Extracts of Capsicum frutescens
(Pimenta Malagueta), Molecules, 19:5434-5447.

Syamsiah, I.S., danTajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta :
Agromedia Pustaka.

Syarief, R dan Halid. 1992. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan. Jakarta

Wibowo, S. 2007. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay.


Penebar Swadaya, Jakarta.

Winarno, F.G, Fardiaz S., dan Fardiaz D. 1982. Pengantar Teknologi Pangan.
PT Gramedia. Jakarta

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Winarti C. & Nurdjanah N. 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat Sebagai
Sumber Pangan Fungsional. J. Litbang Pertanian: 47 - 55

Winarto, W.P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

World Instan Noodle Association (WINA), National Trend In Instant Noodle


Demands, Diakses 19 February 2013;
http://instantnoodles.org/noodles/expanding-market.html

39
LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Kelayakan Usaha

40
Modal Awal

= Peralatan Penunjang + Biaya Habis Pakai + Perjalanan + Lain-lain

= 5.952.000 + 2.867.250 + 119.000 + 605.000

= Rp 9.543.250

41
Harga Nett/HPP

= (Nilai Penyusutan per bulan + Biaya Habis Pakai + Perjalanan) / Kapasitas


Produksi

= (307.284 + 2.867.250 + 119.000) / 500

= Rp 6.587,068

a. Biaya Produksi

= Biaya Habis Pakai + Nilai Penyusutan per Bulan

= 2.867.250 + 307.284

= Rp 3.174.534

b. Hasil Usaha

= Jumlah Produksi x Harga Jual

= 500 x 10.000

= Rp 5.000.000

c. Keuntungan

= Hasil Usaha – Biaya Produksi

= 5.000.000 – 3.174.534

= Rp 1.825.466

d. Jangka Waktu Pengembalian Modal

= (Modal awal+gaji karyawan): Keuntungan x Lama Produksi

= (9.543.250 + 550.000): 1.825.466 x 1 bulan

= 5,53 bulan

e. R/C (R=Review/Pendapatan, C=Cost/pengeluaran)

= Hasil Usaha : Biaya Produksi

= 5.000.000 : 3.174.534

= 1,575

42
f. Break Event Point

= Nilai Penyusutan per Bulan : 1 – (Biaya Habis Pakai : Hasil Usaha)

= 307.284 : 1 – (2.867.250 : 5.000.000)

= 307.284 : 0,427

= Rp 720.393,86 ~ 72,04 buah

Lampiran 2 Hasil Analisi Kandungan Gizi SEBLAK SUWENG

Lampiran 3. Publikasi

43
1. Artikel/Berita Acara

2. Surat Pengajuan Paten LPPM UB

Lampiran 4. Dokumentsi Kegiatan

1. Pembelian Alat dan Bahan Baku

44
2. Produksi

3. Media Sosial

4. Penjualan Online

5. Penjualan Langsung

45
6. Testimoni Pembeli

Lampiran 5. Kuisioner Pengembangn Produk Seblak

Lampiran 6. Kuisioner Survei Kepuasan Pelanggan

46
KUISIONER KEPUASAN PELANGGAN

Kuisioner ini merupakan survei terhadap kepuasan pelanggan terhadap produk Seblak Suweng.
Berikan tanda silang (X) untuk setiap jawaban yang dipilih. Atas partisipasinya, kami mengucapkan
terima kasih.

1. Dari manakah Anda mengetahui produk Seblak Suweng?


A. Instagram B. Line C. Website D. Bazaar E. Teman
2. Bagaimana penilaian Anda terhadap harga Seblak Suweng?
A. Murah B. Mahal
3. Bagaimana penilaian Anda terhadap rasa dari Seblak Suweng?
A. Enak B. Tidak Enak
4. Bagaimana penilaian Anda terhadap kemasan Seblak Suweng?
A. Edukatif B. Tidak Edukatif
5. Bagaimana penilaian Anda terhadap keunikan produk Seblak Suweng?
A. Unik B. Biasa Saja
6. Bagaimana penilaian Anda terhadap keseluruhan produk Seblak Suweng?
A. Suka B. Tidak Suka
7. Apakah Anda puas dengan produk Seblak Suweng?
A. Puas B. Tidak Puas
8. Sebutkan saran Anda untuk produk Seblak Suweng
………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

47

Anda mungkin juga menyukai