SKRIPSI
Oleh:
WAHYU TRI HARSONO
NIM 130100500111010
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Menyatakan bahwa,
Skripsi dengan judul di atas merupakan karya asli penulis tersebut di atas, dimana
karya ini telah melalui ajang kompetisi PIMNAS XXX tahun 2017. Apabila di
kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar saya bersedia dituntut sesuai
hukum yang berlaku.
NIM 135100500111010
iv
Wahyu Tri Harsono. 135100500111010. “SEBLAK SUWENG” Seblak
Basah Instan sebagai Inovasi Fusion Food Seblak Tradisional dengan
Cita Rasa Asia Menggunakan Teknologi Sentrifugal Berbasis Edukasi
Wayang Indonesia. Skripsi. Pembimbing : Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP. dan
Jaya Mahar Maligan, STP. MP
RINGKASAN
v
Wahyu Tri Harsono. 135100500111010. “SEBLAK SUWENG” Instant Soft
Seblak as Fusion Food Innovation of Traditional Seblak with Asian
Flavor based on Indonesian Wayang Education using Centrifugal
Technology. Minor Thesis. Advisors : Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP. and Jaya
Mahar Maligan, STP. MP
SUMMARY
As time goes by, people nowadays does not seem to have that much of
free time to simply eat snack because of huge workload or school homework.
Modern society prefers fast-food or ready-to-eat food because they are more
convenient to consume in the middle of their busy schedule. Unfortunately, not all
instant food is good for health. Many of them contain synthetic flavors, and also
preservatives with insufficient amount of nutrition. Like human rights, food has to
meet certain quantitative and qualitative aspects in order to be considered as high
quality, safe, and nutritious to consume. Therefore, came across the idea to create
a healthy, safe, and hygienic snack that came with the name of SEBLAK
SUWENG, which is an instant snack from Indonesia combined with Asian flavor
that is convenient, economical, nutritious, and served with different flavors.
Moreover, Indonesian Wayang Education is adopted as the theme of the product
as an effort to conserve Indonesian culture. SEBLAK SUWENG has the
characteristics of overally not too spicy, and not too salty which appeared to be in
favor with consumer’s preference.
This research was implemented in five stages which began with
preparation, and then followed by product introduction, production, labelling, and
marketing. SEBLAK SUWENG is contained in a paper bowl with Wayang
(Indonesian Muppet) Character design on the back of the packaging along with
some educational information about the featured Wayang Character. SEBLAK
SUWENG contained 7.70% of protein; 17.62% of fat; 15.34% of water content;
3.87% of ashes and minerals; and 55.47% of carbohydrates. SEBLAK SUWENG
came with three variant of flavors which are Original, Red Curry, and Laksa, and
is sold with the price of Rp. 10.000,- for each bowl of seblak. Until August 2017,
Seblak Suweng sales has gained profit up to Rp. 27.163.000,-.
vi
KATA PENGANTAR
1. Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP. dan Jaya Mahar Maligan, MP. selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan, ilmu, motivasi, dan semangat
kepada penulis.
2. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan doa dan dukungan
baik secara finansial maupun moril kepada penulis hingga selesainya skripsi
ini.
3. Sahabat-sahabat penulis yang telah menemani serta memberi motivasi
selama berproses di Malang dan menyelesaikan skripsi ini.
4. Tim PKM-K SEBLAK SUWENG (Lisa, Aida, Asri, dan Reza) yang telah
berjuang bersama hingga berhasil menjadi finalis PIMNAS XXX 2017.
5. Keluarga besar Teknologi Hasil Pertanian 2013 yang banyak menginspirasi,
memberikan banyak dukungan selama masa perkuliahan.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
3.5.1 Sumber Bahan Baku ..................................................... 25
3.5.2 Peralatan ....................................................................... 25
3.5.3 Proses Produksi ............................................................ 25
3.6 Rencana Pengembangan Usaha ............................................ 26
3.6.1 Pengajuan Legalitas ...................................................... 26
3.6.2 Pemasaran Porduk ........................................................ 27
3.6.3 Potensi Hasil ................................................................. 27
3.6.4 Rencana Tahap Berikutnya ........................................... 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil kegiatan ......................................................................... 30
4.1.1 Perbandingan SEBLAK SUWENG dengan Seblak Biasa30
4.1.2 Kandungan Gizi Produk ................................................. 31
4.1.3 Hasil Promosi dan Penjualan......................................... 32
4.2 Analisi Keberlanjutan............................................................... 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 35
5.2 Saran ...................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 36
LAMPIRAN................................................................................................. 38
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
gurih dan dapat dipadukan dengan beragam topping. Seblak juga merupakan
salah satu jajanan yang mengenyangkan. Inovasi makanan instan SEBLAK
SUWENG yaitu seblak khas Indonesia yang dipadukan dengan cita rasa khas Asia
yang praktis, ekonomis, bergizi dan disajikan dengan rasa yang berbeda. Selain
itu, disisipkan edukasi budaya wayang sebagai upaya melestarikan budaya asli
Indonesia. Produk SEBLAK SUWENG dibuat dengan karakteristik yang disukai
oleh konsumen, dimana rasanya pedas, tidak terlalu asin dan dikemas secara
menarik. Oleh karena itu, SEBLAK SUWENG mampu meningkatkan minat
masyarakat terhadap makanan tradisional serta diharapkan inovasi produk ini
dapat bersaing dengan produk makanan instan luar negri,
2
yang di pasar umumnya hanya menyediakan produk seblak dengan cita rasa
Original dan beberapa rasa khas nusantara. Bahan baku yang digunakan adalah
kerupuk aci dan menggunakan bumbu yang mengandung MSG.
1.3 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan kewirausahaan ini adalah:
1. Mengembangkan potensi jiwa kewirausahaan terutama pada mahasiswa
2. Mampu menciptakan makanan instan yang aman dan enak dengan
memanfaatkan bahan yang alami
3. Mendapatkan profit dari produksi dan pemasaran SEBLAK SUWENG
4. Membangun bidang usaha yang bermanfaat bagi pemberdayaan
masyarakat sekitar dengan membuka lapangan kerja
1.4 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Dapat menjadi solusi masalah keamanan produk makanan instan
yang menggunakan pengawet berbahaya dan sebagai bentuk skill
entrepreneurship mahasiswa.
2. Dapat menjadi contoh untuk melatih kemampuan dan mengolah
jiwa kewirausahaan yang akan menjadi bekal untuk berwirausaha.
b. Bagi Masyarakat
1. Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan merangsang
usaha berskala kecil dan menengah yang mampu menyerap
pengangguran dan menggerakkan sektor riil masyarakat.
2. Adanya produk ini akan memberikan alternatif makanan sehat
c. Bagi Pemerintah
1. Membantu pemerintah mengurangi makanan instan berbahaya
2. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sehingga
mengurangi jumlah pengangguran.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerupuk
Kerupuk adalah suatu jenis makanan kering yang terbuat dari bahan-
bahan yang mengandung pati cukup tinggi. Pengertian lain menyebutkan bahwa
kerupuk merupakan jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume
membentuk produk yang porus dan mempunyai densitas rendah selama proses
penggorengan. Demikian juga produk ekstrusi akan mengalami pengembangan
pada saat pengolahannya. Pada dasarnya kerupuk mentah diproduksi dengan
gelatinisasi pati adonan pada tahap pengukusan, selanjutnya adonan dicetak dan
dikeringkan. Pada proses penggorengan akan terjadi penguapan air yang terikat
dalam gel pati akibat peningkatan suhu dan dihasilkan tekanan uap yang
mendesak gel pati sehingga terjadi pengembangan dan sekaligus terbentuk
rongga-rongga udara pada kerupuk yang telah digoreng (Koswara, 2009).
Sumber: bisnisukm.com
4
Tabel 2.1 Syarat Mutu Kerupuk Menurut SNI
Persyaratan
Persyaratan
kriteria Uji Satuan Kerupuk Non
Kerupuk Protein
Protein
Bau, Rasa,
- Normal Normal
Warna
Benda
%/b/b Tidak Nyata Tidak Nyata
Asing
Abu %/b/b Maks 2 Maks 2
Air %/b/b Maks 12 Maks 12
Protein %/b/b - Min 5
2.2 Cabai
5
Gambar 2.2 Cabai
Sumber: Katalogkuliner.com
Table 2.2 Kandungan Zat Gizi Buah Cabai Segar dan Kering Setiap 100 Gram
Bahan
Segar Kering
6
Kalsium 5.2 7.3 19.9 - 61.8 33
Karbohidrat 14 29 45 - 160 150
Fosfor 23 24 85 - 370 -
Besi 9.4 0.5 2.5 - 370 -
Vit. A 260 470 11,050 - 576 1,000
Vit. B 0.05 0.05 0.05 - 50 10
Sumber: Departemen Kesehatan
Menurut Sylvia (1996) ekstrak etanol dari cabai besar, cabai keriting, cabai
rawit yang diuji menunjukkan aktivitas penghambatan pertumbuhan terbesar
terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Sarcina lutea dan Escherichia
coli, serta terhadap fungi Candida albicans, dengan potensi yang relatif tidak
berbeda. Ekstrak cabe besar dan cabe rawit menunjukkan aktivitasnya terhadap
Pseudomonas aeruginosa, sedangkan cabe keriting tidak. Aspergilius niger dan
Microsporum gypseum, ketiga ekstrak tidak menunjukkan aktivitas. Dengan
metode bioautografi, terlihat bahwa kapsaisin merupakan senyawa utama yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas antimikroba.
2.3 Kencur
7
(Zingiberaceae) ini, juga termasuk komoditas yang memiliki prospek pasar sangat
baik. Sebab, kencur termasuk bahan baku penting dalam industri seperti obat
tradisional, kosmetika, obat herbal terstandar, saus, rokok, bumbu, bahan
makanan, dan minuman penyegar dalam maupun luar negeri. Kelebihan lain dari
kencur yaitu dalam kondisi basah, kencur yang dipanen saat berumur lebih dari 10
bulan dapat disimpan dalam gudang selama 3–4 bulan. Sedangkan dalam kondisi
kering, dapat disimpan di gudang selama 3–4 tahun dengan manfaat yang sama
dengan kencur segar. Bahkan, harganya jauh lebih mahal, meski bentuknya
menyusut, kadar airnya berkurang, dan baunya berubah. Ketika akan dipanen (10
bulan setelah benih ditanam), ternyata harganya sedang jatuh, maka kencur tidak
perlu dipanen dan tetap dibiarkan di dalam tanah hingga mencapai umur tiga
tahun. Kondisi ini tidak akan mengurangi manfaatnya, bahkan jumlah produksinya
akan bertambah banyak. Sebab, setiap tahun dari satu rimpang (batang di dalam
tanah yang membesar) kencur akan tumbuh rimpang berikutnya di atas rimpang
sebelumnya dengan bentuk yang lebih kecil. Dengan bertambahnya umur, maka
semakin tinggi produktivitas kencur yang dihasilkan, tetapi rimpang kencur yang
berumur lebih dari satu tahun setelah tanam tidak dapat dijadikan bibit, karena
kualitasnya telah menurun.
Sumber: hellosehat.com
8
untuk mengobati bermacam-macam penyakit infeksi, antara lain disentri baksiler
yang kuat, radang usus dan untuk mengobati infeksi yang telah resistansi terhadap
anti bioatika (Nuraini, 1988). dan juga N-Steroyl Glutamida yang berguna sebagai
surfaktan dan antimikroba (Miranda, 2003).
2.4. Jahe
Sumber: hellosehat.com
9
zingiberol, linaloal, kavikol, dan geraniol. Rimpang jahe kering per 100 gram bagian
yang dapat dimakan mengandung 10 gram air, 10-20 gram protein, 10 gram lemak,
40-60 gram karbohidrat, 2-10 gram serat, dan 6 gram abu. Rimpang keringnya
mengandung 1-2% gingerol (Suranto, 2004). Kandungan gingerol dipengaruhi
oleh umur tanaman dan agroklimat tempat tumbuh tanaman jahe. Gingerol juga
bersifat sebagai antioksidan sehingga jahe bermanfaat sebagai komponen bioaktif
anti penuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak atau
membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan
kekebalan tubuh (Kurniawati, 2010).
Jahe (Tiap
Nutrisi 28gr)
Kaloti 22
Natrium 4mg
Karbohidrat 5gr
Vit. C 1.4mg
Vit. E 0.1mg
Niasin 0.2mg
Folat 3.1mg
Kolin 8.1mg
Magnesium 12mg
Kalium 116mg
Sumber kurniawan 2010
10
kandungan minyak atsiri, fenol yang larut dalam pelarut etanol, berdasarkan uraian
ini dapat diharapkan bahwa ekstrak dari tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc)
dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri Eschercia coli dan Staphylococcus
aureus (Mutholib, 2009)
2.5 Kunyit
Sumber: hellosehat.com
11
bawah naungan/tegakan hutan dengan kisaran intensitas cahaya matahari
mencapai 70%. Naungan sekitar 30 % cukup untuk pertumbuhan tanaman.
Banyak lahan di tingkat petani yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan tersebut.
12
selama proses maserasi. Komponen-komponen tersebut dapat memacu
pertumbuhan bakteri pada medium tempat tumbuhnya (Hidayati, 2002).
Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back) merupakan sejenis
tanaman yang dapat dijadikan bumbu berbagai masakan di dunia, berasal dari
Negara Iran dan Pakistan kemudian dibudidayakan di daerah dingin, sub-tropis
maupun tropis.
Sumber: hellosehat.com
13
2.6.1 Senyawa antimikroba Bawang Merah
14
Gambar 2.7 Bawang Putih
Sumber: hellosehat.com
Ekstrak air bawang putih dan ekstrak murni bawang putih yang dilarutkan
dalam air dengan konsentrasi 75% menunjukkan pembentukan diameter hambat
terbesar terhadap Streptococcus yaitu masing-masing sebesar 28,25 mm dan 28,5
mm serta terhadap Clostridium yaitu masing-masing sebesar 27.5 mm dan 27.75
mm. Pada bakteri uji lain, ekstrak bawang putih dengan pelarut air dan ekstrak air
bawang putih hanya memberikan pada semua tingkat konsentrasi hanya
memberikan ukuran antara 6,5 mm hingga 9.75 mm.
15
Ektrak murni bawang putih dengan pelarut etanol dan ekstrak etanol
bawang putih pada konsentrasi 75 % ternyata menunjukkan diameter hambat yang
terbesar pada Clostridium yaitu masing-masing sebesar 27.5 mm dan 23 mm.
Pada Streptococcus, kedua jenis ekstrak ini juga masih memberikan diameter
hambat yang cukup besar yaitu sebesar masing-masing 19.5 mm. Ekstrak bawang
putih dengan pelarut etanol pada konsentrasi 75 % ternyata berpengaruh juga
terhadap Pleisomonas, yaitu memberikan diameter hambat sebesar 22,25 mm.
Ekstrak murni bawang putih dengan pelarut air pada konsentrasi 75%
memberikan pengaruh pembentukkan diameter hambat yang terbesar terhadap
Streptococcus yaitu sebesar 28,5 mm. Secara keseluruhan semua ekstrak
bawang putih dengan berbagai pelarut menunjukkan pembentukkan diameter
hambat yang relatif besar di atas 12,5 mm terhadap Streptococcus. Akan tetapi
semua ekstrak dalam berbagai pelarut dan berbagai pengenceran paling
menghambat pertumbuhan Clostridium, yang ditunjukkan dengan diameter
hambat pada rentang 13.5 mm hingga 27.75 mm (Lingga, 2005).
16
BAB 3. PROFIL USAHA
Alasan lain yang mendorong penulis dalam mendirikan usaha ini adalah
semakin banyaknya masyarakat indonesia yang melupakan makanan tradisional.
Selain itu belum banyak masyarakat yang memanfaatkan bahan baku lokal dan
tidak dikenalnya bahan baku lokal oleh generasi muda sekarang. Mereka
cenderung mengenal dan memilih makanan yang berasal dari luar negeri. Oleh
karena itu penulis berkomitmen untuk mendirikan sebuah perusahan makanan
yang mengeksplor bahan baku lokal menjadi makanan dengan trend
internasional.
Perusahaan ini memiliki potensi yang besar untuk dapat berkembang dan
maju, karena saat ini makanan instan yang beredar di pasaran banyak
mengandung bahan pengawet dan masih sedikit makanan instan tanpa bahan
pengawet. Seiring dengan berjalannya waktu SEBLAK SUWENG mengalami
perkembangan dimana produknya sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Segmentasi pasar SEBLAK SUWENG ditujukan untuk semua kalangan, baik
menengah kebawah atau menengah keatas. Hal ini dapat dilakukan karena
17
SEBLAK SUWENG memiliki beberapa jenis dan varian yang dapat disesuaikan
dengan pasarnya.
B. Misi :
1. Memproduksi dan mengedukasi masyarakat mengenai pangan yang
aman.
2. Menjadi mitra mahasiswa dan masyarakat dalam konsultasi dan
pembinaan produksi pangan sehat dan kewirausahaan.
3. Menjalin kerjasama dengan nelayan lokal dalam pemenuhan bahan
baku.
18
Gambar 3.1 Logo Perusahaan
19
c) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan pengadaan
peralatan dan perlengkapan untuk semua kebutuhan perusahaan
d) Merencanakan dan mengembangkan produk SEBLAK SUWENG
untuk meningkatkan keuangan dan pembelanjaan perusahaan
e) Mengagendakan rapat secara periodik untuk menilai,
mengevaluasi kegiatan dan member petunjuk-petunjuk untuk
meningkatkan atau mengembangkan perusahaan
2. Adminsitrasi
a) Melaksanakan kebutuhan administrasi organisasi
b) Mengawasi operasional mengenai keuangan perusahaan
c) Meminta pertanggungjawaban dari tiap-tiap bagian yang ada di
bawahnya
d) Mempertanggungjawabkan kegiatan yang ada mengenai
keuangan perusahaan
e) Menetapkan prosedur pelaksanaan secara rinci tentang keuangan
perusahaan
3. Manajer
a) Memimpin area dalam hal pengolahan dan pemasaran SEBLAK
SUWENG
b) Mengarahkan, membuat keputusan, dan mengendalikan kegiatan
pengolahan dan pemasaran SEBLAK SUWENG
c) Betanggungjawab kepada direktur atas segala tugas yang
dilakukannya
4. Staff marketing
a) Menetapkan prosedur pemasaran yang lebih efisien
b) Bertanggungjawab penuh mengenai pemasaran SEBLAK
SUWENG
c) Melaporkan hasil pemasaran kepada manajer secara berkala
5. Bagian pengolahan
a) Bertanggungjawab mengenai kegiatan produksi SEBLAK
SUWENG
b) Mengendalikan dan mengantisipasi berbagai persoalan dalam
kegiatan produksi SEBLAK SUWENG
c) Bersama-sama dengan manajer menangani masalah produksi
20
6. Produksi
a) Bertanggungjawab dalam memproduksi SEBLAK SUWENG yang
sesuai dengan standar
b) Memproduksi SEBLAK SUWENG sesuai target dan permintaan
pasar
c) Memastikan produk SEBLAK SUWENG yang dihasilkan sesuai
dengan standar dan menjaga kualitas produk SEBLAK SUWENG
d) Melaporkan semua hasil kerja dan masalah yang terjadi kepada
manajer
7. Penyedia Bahan Baku
a) Bertanggunjawab menyediakan bahan baku untuk produksi
SEBLAK SUWENG
b) Memastikan dan memilih bahan baku yang sesuai dengan standar
c) Mengambil bahan baku dari supplier yang telah ditetapkan dan
menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan produksi
d) Melaporkan semua hasil kerja dan masalah yang terjadi kepada
manajer
21
Persiapan yang dilakukan juga dengan melakukan survei kerupuk udang
yang ada dipasaran. Survei yang dilakukan yaitu terkait rasa, karakteristik, harga,
dan kemasan yang ada dipasaran. Survei ini dapat menjadi acuan terhadap
produk SEBLAK SUWENG sehingga dapat bersaing dipasaran. Survei dilakukan
dibeberapa pasar tradisional dan supermarket. Terdapat banyak jenis kerupuk
udang dipasaran, dan survei yang dilakukan terfokus pada jenis kerupuk yang
telah dipilih menjadi bahan baku SEBLAK SUWENG. Pembandingan yang
dilakukan ini terhadap jenis kerupuk yang sama dari segi harga, warna, ukuran,
cara pengasinan, serta kemasan yang digunakan. Survei kerupuk udang yang
dilakukan di pasar tradisional dan supermarket.
22
1. Desain Kemasan
2 1 6
10
3
8
11 4 5
9
a. Kemasan Samping Cup
13
12
b. Rasa Original
Keterangan:
23
1. Logo “Seblak Suweng” 7. Cara Penyajian
2. Logo “Ristekdikti, PIMNAS 30 dan 8. Nilai Gizi
Universitas Brawijaya” 9. Expired Date
3. Tulisan “PKM-K” 10. Sosial Media
4. Varian Rasa 11. Berat per Kemasan
5. Level Kepedasan 12. Maskot Wayang Tiap Kemasan
6. Komposisi 13. Edukasi Tokoh Wayang
24
Nutrisi (%)
Protein 8,10
Lemak 13,41
Karbohidrat 31,10
Kadar Air 7,78
Kadar Abu 1,59
Lemak Bebas 2,34
Serat 4,5
Sumber: Data pribadi (2016)
3.4.4 Pengenalan dan pemasaran produk
Pengenalan produk mulai dilakukan pada awal bulan Maret 2017.
Pengenalan produk dilakukan dengan beberapa cara. Pengenalan produk diawali
dengan pengenalan produk secara langsung kepada konsumen potensial.
Konsumen diberi penjelasan tentang produk, kemudian diyakinkan dan dibujuk
untuk mencoba produk SEBLAK SUWENG secara langsung dan diberi secara
gratis. Hasil dari pengenalan produk dengan cara seperti ini yaitu didapatkan
respon secara langsung dari konsumen. Respon dari konsumen sangat banyak
dan beragam, dari respon tersebut banyak respon positif dan juga banyak saran
yang didapatkan tentang produk SEBLAK SUWENG. Produk SEBLAK SUWENG
yang mulai dikenal dengan keunggulan produknya yang organik juga memiliki
beberapa keunggulan lain, yaitu varian kemasan dan desain kemasannya. Produk
SEBLAK SUWENG memiliki tiga varian yaitu laksa, original, dan red curry.
Kemasan SEBLAK SUWENG yang berbentuk cup lebih praktis sehingga menjadi
daya tarik tersendiri untuk produk SEBLAK SUWENG, karena dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah. Gambar pengenalan SEBLAK SUWENG kepada
konsumen dapat dilihat pada Gambar 3.5.
25
khusus SEBLAK SUWENG dan mengikuti event expo atau bazaar dan menjalin
kerjasama penjualan. Promosi dan penjualan secara tidak langsung dilakukan
melalui media sosial dan penyebaran pamflet/leaflet. Selain itu, SEBLAK
SUWENG memberikan beberapa promosi menarik untuk lebih menarik konsumen
dan meningkatkan penjualan SEBLAK SUWENG.
3.5.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk produksi SEBLAK SUWENG cukup
sederhana, seperti pisau, blender, saringan, telenan, loyang, timbangan, panci,
dan kompor. Perbedaan proses produksi SEBLAK SUWENG dibandingkan
dengan proses pembuatan seblak pada umumnya yaitu pada proses
penggoregan kerupuk. Proses produksi SEBLAK SUWENG dilakukan secara
modern dan higienis yang sesuai dengan standar keamanan. Salah satu peralatan
modern yang digunakan untuk produksi SEBLAK SUWENG yaitu mesin spinner
untuk meniriskan minyak. Penggunaan mesin spinner ini diperuntukkan
mengurangi minyak pada kerupuuk sehingga tidak mudah tengik dan bisa
bertahan lama.
26
Gambar 3.6 Proses Produksi SEBLAKSUWENG
a. Tahap Preparasi
Topping yang digunakan adalah nori, sosis dan tempe yang digoreng.
Topping digoreng sampai cukup kering, hal ini bertujuan meminimalkan
kadar air pada bahan.
e. Pengemasan
27
Kemasan utama yang digunakan adalah paper cup, kemasan ini dipilih
untuk memudahkan konsumen melakukan penyeduhan. Untuk bumbu
dan topping menggunakan plastik klip.
28
mengangkat tokoh pewayangan serta adanya deskripsi singkat untuk setiap tokoh
yang diangkat sebagai upaya melestarikan budaya wayang Indonesia. Produk
SEBLAK SUWENG juga sudah dipasarkan di Food Product and Training Center
(FPTC), Universitas Brawijaya. Hal ini juga membuka peluang bagi kami untuk
memasarkan produk SEBLAK SUWENG di berbagai gerai makanan di Kota
Malang. Produk SEBLAK SUWENG juga mulai dilirik oleh investor seperti Pesta
Wirausaha TDA. Terdapat pula investor yang mulai menghubungi kami, meminta
untuk dikirim beberapa contoh produk dan reformulasi untuk pengembangan
produk. Hal ini menjadikan kami optimis bahwa produk SEBLAK SUWENG
memiliki peluang komersialisasi yang besar.
Peluang komersil SEBLAK SUWENG yang sangat baik didukung dengan
tertariknya konsumen dan media yang meliput tentang produk SEBLAK SUWENG.
Peminat SEBLAK SUWENG bukan hanya masyarakat Kota Malang tetapi terdapat
juga pelanggan yang menawarkan sebagai reseller yang berasal dari daerah
Kediri, Surabaya dan Yogjakarta. Selain itu produk kami juga diminati oleh
konsumen dari daerah Jakarta, Makassar, Balikpapan dan Samarinda. SEBLAK
SUWENG telah diliput dan dipublikasi oleh media cetak online ub.ac.id. Publikasi
juga dilakukan melalui prosiding Simposium Nasional Teknologi Pertanian 2017
29
pada Gambar 3.7.
Keterangan:
30
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
31
Keunggulan lain adalah kemasan edukatif yang menampilkan tokoh
wayang Indonesia sehingga bisa menarik minat konsumen. Tokoh wayang yang
digunakan adalah Hanoman, Arjuna dan Srikandi, pada kemasannya juga diberi
cerita singkat mengenai tokoh tokoh tersebut. Dilihat dari tanggapan konsumen
menyatakan produk SEBLAK SUWENG unik karena memberikan banyak hal baru.
Dengan semua keunikannya konsumen merasa puas dengan produk SEBLAK
SUWENG.
32
tercapai (Bredbenner et al., 2009 dan WHO, 2010). Berdasarkan AMDR
dihitung angka kecukupan lemak menurut kelompok umur dan jenis kelamin.
33
Gambar 4.1 Penjualan Seblak Suweng
34
4.2 Analisa Keberlanjutan
Analisa keberlanjutan dari perusahaan SEBLAK SUWENG setelah berjalan
selama 6 bulan ini yaitu antara lain meningkatkan penjualan melalui media sosial
dan media penjualan online, menambah jumlah outlet dan menambah kerjasama
penjualan, melakukan inovasi produk baru sehingga konsumen tidak jenuh, dan
memasarkan SEBLAK SUWENG ke pusat oleh-oleh sampai supermarket.
- Menggencarkan promosi dan penjualan SEBLAK SUWENG dilakukan
dengan aktif di media sosial dan media penjualan online. Dimana
penjualan online cukup menjanjikan karena pembeli dapat berasal dari luar
kota bahkan luar pulau. Hal ini akan meningkatkan eksistensi perusahaan
SEBLAK SUWENG dan mempermudah pemasaran SEBLAK SUWENG
ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, juga akan dilakukan pembukaan
outlet baru dan memperbanyak kerjasama penjualan. Hal ini akan
mempermudah masyarakat untuk mendapatkan produk SEBLAK
SUWENG.
- Inovasi baru yang akan dilakukan oleh perusahaan SEBLAK SUWENG
salah satunya menambah varian produk SEBLAK SUWENG. Varian
SEBLAK SUWENG yang semula ada 3 yang kemudian akan ditambah
beberapa varian dengan rasa dari daerah yang berbeda. Dengan
penambahan varian tersebut diharapkan membuat konsumen tidak jenuh
dengan produk SEBLAK SUWENG yang telah ada.
- Inovasi produk lainnya yaitu membuat produk SEBLAK SUWENG memiliki
level kepedasan berbeda. Pada rencana pengembangan ini akan
dilakukan beberapa percobaan mengenai kadar bumbu yang digunakan
dalam pembuatan produk SEBLAK SUWENG, serta percobaan terkait
umur simpan seblak yang sudah siap makan. Adanya inovasi rasa ini
dikarenakan di Indonesia banyak terdapat suku atau bangsa yang memiliki
selera rasa masing-masing. Inovasi tingkat rasa ini akan memperluas
jangkauan pasar dari SEBLAK SUWENG dimana SEBLAK SUWENG
dapat dinikmati oleh semua kalangan dengan rasa yang mereka suka.
- Rencana terbesar dari perusahaan SEBLAK SUWENG dan termasuk
pada tujuan utama perusahaan SEBLAK SUWENG yaitu, memasukkan
produk SEBLAK SUWENG ke swalayan, supermarket, dan pusat oleh-
oleh, serta memasarkan SEBLAK SUWENG ke seluruh wilayah Indonesia.
35
Produk SEBLAK SUWENG saat ini sedang dalam proses pembuatan
sertifikasi P-IRT, dimana saat sertifikasi tersebut sudah didapatkan maka
produk SEBLAK SUWENG dapat masuk ke swalayan dan pusat oleh-oleh,
sedangkan untuk masuk ke supermartket harus mendapatkan satu
sertifikasi lagi yaitu SIUP. Perusahaan SEBLAK SUWENG akan terus
mendaftarkan sertifikasi-sertifikasi yang diperlukan dan berharap akan
cepat menembus pasar Nasional dan Internasional, serta produk SEBLAK
SUWENG dapat dikenal dan disukai oleh seluruh masyarakat Indonesia
dan Mancanegara
36
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. SEBLAK SUWENG suatu kewirausahaan mahasiswa yang bergerak
dibidang makanan dengan membuat inovasi pembuatan seblak yang sehat,
enak, aman, serta memiliki kemasan yang menarik dikemas secara edukatif
sebagai salah satu alternatif dalam pelestarian budaya wayang dan budi
pekerti bagi anak-anak. Pelaksanaan produksi bertempat di rumah produksi
yang bertempat di di Jalan Pahlawan IV-C/6, Balearjosari, Malang.
2. SEBLAK SUWENG diproduksi dengan bahan pilihan serta melalui tahpan
yang higienis, sehingga menghasilkan produk seblak yang aman, sehat, awet,
dan lezat. SEBLAK SUWENG mengandung 7,70% protein; 17,62% lemak;
15,34% air; 3,87% abu; dan 55,47% karbohidrat.
3. SEBLAK SUWENG memiliki tiga varian rasa yaitu Orginial, Red Curry dan
Laksa, dijual dengan harga Rp 10.000,-. Penerimaan konsumen terhadap
produk SEBLAK SUWENG sangat positif, di mana penjualan bulan Maret –
Agustus 2017 mencapai omset Rp 27.163.000,-
5.2 Saran
1. Diperlukan analisa dan percobaan lebih lanjut untuk meningkatkan
kualitas rasa dan kenampakan produk tanpa menaikkan harga jual.
2. Diperlukan pengembangan usaha berupa inovasi rasa dan mengurus
legalitas produk BPOM dan Halal MUI untuk menjamin keamanan produk
serta meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk SEBLAK
SUWENG.
3. Diperlukan bantuan dari pihak investor dalam pengembangan usaha
untuk skala industri dan pemasaran yang lebih luas.
37
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. dan Clara M.K. 2010. Meja Makan. PT Niaga Swadaya. Jakarta
Astawan, Made. 2005. Info Teknologi Pangan Department of Food Science and
Technology, Faculty of Agricultural Technology and Enginering, Bogor
Agricultural University.
Hidayati, E., Juli, N., Marwani, E. (2002). Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari
Makanan Berbumbu dan Tidak Berbumbu Kunyit (Curcuma longa L,) Serta
Uji Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L,) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Yang Diisolasi. Departemen Biologi, FMIPA ITB,
Bandung
Irawan, M. A. 2007. Glukosa & Metabolisme Energi. Polton Sports Sience &
Perfomance Lab. Diambil kembali dari http://www.pssplab/journal/06.pdf
Irawan, M. A. 2007. Karbohidrat. Polton Sports Sience & Perfomance Lab. Diambil
kembali dari http://www.pssplab.com/journal/03.pdf
38
Maiti, R., Jana, D., Das, U. dan Ghosh, D. (2004). Antidiabetic effect of aqueous
extract of seed of Tamarindus indicain streptozotocin-induced diabetic
rats. Journal of Ethanopharmacology 92: 85-91.
Syamsiah, I.S., danTajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Winarno, F.G, Fardiaz S., dan Fardiaz D. 1982. Pengantar Teknologi Pangan.
PT Gramedia. Jakarta
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Winarti C. & Nurdjanah N. 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat Sebagai
Sumber Pangan Fungsional. J. Litbang Pertanian: 47 - 55
Winarto, W.P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
39
LAMPIRAN
40
Modal Awal
= Rp 9.543.250
41
Harga Nett/HPP
= Rp 6.587,068
a. Biaya Produksi
= 2.867.250 + 307.284
= Rp 3.174.534
b. Hasil Usaha
= 500 x 10.000
= Rp 5.000.000
c. Keuntungan
= 5.000.000 – 3.174.534
= Rp 1.825.466
= 5,53 bulan
= 5.000.000 : 3.174.534
= 1,575
42
f. Break Event Point
= 307.284 : 0,427
Lampiran 3. Publikasi
43
1. Artikel/Berita Acara
44
2. Produksi
3. Media Sosial
4. Penjualan Online
5. Penjualan Langsung
45
6. Testimoni Pembeli
46
KUISIONER KEPUASAN PELANGGAN
Kuisioner ini merupakan survei terhadap kepuasan pelanggan terhadap produk Seblak Suweng.
Berikan tanda silang (X) untuk setiap jawaban yang dipilih. Atas partisipasinya, kami mengucapkan
terima kasih.
………………………………………………………………………………………………………
47