Anda di halaman 1dari 10

PELAKSANAAN LESSON STUDY

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


SISWA KELAS VII.5 MTsN LUBUK BUAYA PADANG

Idra Putri, Atmazaki, Syahrul R


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Padang

Abstract: This research started from less efectivity on learning teacher meet in
religion ministry in Padang. The less teacher who available in each grade and
there is no professional team of lesson study made learning less efficiense. This
research intended to describe the implementation of plan, do and see lesson study
in learning Indonesian at grade VII.5 MTsN Lubuk Padang. Further observer
understanding to the duties and responsibilities also classroom management by
model’s teacher. Based on these findings it could be concluded that the
implementation of lesson study still needed improvement in order to get better
learning in the classroom.

Kata kunci: pelaksanaan lesson study, pembelajaran, strategi.

PENDAHULUAN di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam


mengembangkan lesson study mulai
Lesson study merupakan model diikuti negara lain, Amerika dan
pembinaan profesi guru dengan Indonesia. Sejak tahun 2006 lesson
menerapkan tiga prinsip pembelajaran, study di Indonesia mulai
yakni perencanaan (plan), pelaksanaan disosialisasikan, bahkan dijadikan
(do), refleksi (see), Depdiknas, Depag, salah satu model dalam meningkatkan
JICA (2009:2). Pembelajaran lesson proses pembelajaran siswa.
study diharapkan dapat meningkatkan Istilah lesson study
kreativitas dan hasil belajar siswa. dimunculkan pertama kali oleh
Dengan kerjasama beberapa orang Makoto Yoshida, seorang pakar
guru mata pelajaran, maka pendidikan Jepang yang
pembelajaran bisa langsung dievaluasi menerjemahkan jugyou kenkyuu ke
setelah dilaksanakan di kelas. Hasil dalam bahasa Inggris sebagai lesson
evaluasi diarahkan untuk langkah study. Widhiartha dkk (2008:9)
perbaikan dalam pembelajaran menyatakan lesson study adalah
berikutnya. sebuah proses pengembangan
Lesson study pertama kali kompetensi profesional guru yang
dikembangkan oleh guru pendidikan dikembangkan secara sistematis dalam
dasar di Jepang, yang dalam bahasa sistim pendidikan di Jepang dengan
Jepang disebut dengan istilah kenkyuu tujuan utama menjadikan proses
jugyo, Thobrani dan Musthofa pembelajaran menjadi lebih baik dan
(2011:315). Makoto Yoshida dianggap efektif. Proses pada lesson study
sebagai orang yang sangat berjasa melibatkan para guru dalam kelompok
terhadap perkembangan kenkyuu jugyo diskusi kecil dengan aktivitas antara
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

lain berdiskusi merencanakan proses berbasis MGMP dalam pengembangan


belajar mengajar, mengajar, profesi guru. Ketiga, membantu semua
melakukan observasi terhadap proses pihak yang berkepentingan untuk
belajar mengajar dan melakukan memahami kegiata lesson study
diskusi setelah pembelajaran untuk berbasis MGMP yang telah dilakukan.
perbaikan bagi proses berikutnya. Putra dkk (2010:8)
Susilo dkk (2011:2) menyatakan lesson study ditopang tiga
menjelaskan lesson study adalah suatu pilar kegiatan, yakni, plan
bentuk utama peningkatan kualitas (perencanaan), do (pelaksanaan) dan
pembelajaran dan pengembangan see (merefleksikan). Plan bertujuan
keprofesionalan guru yang dipilih oleh untuk merancang pembelajaran yang
guru-guru Jepang. Di dalam dapat membelajarkan siswa dan
pelaksanaan lesson study, guru secara berpusat pada siswa. Di dalam plan
kolaboratif melakukan rangkaian siswa diharapkan berpartisipasi aktif
pembelajaran. Pertama, mempelajari dalam proses pembelajaran, sehingga
kurikulum dan merumuskan tujuan tujuan pembelajaran bisa tercapai. Di
pembelajaran. Kedua, merancang dalam do dalam do, siswa juga aktif
pembelajaran untuk mencapai tujuan. mengikuti proses pembelajaran yang
Ketiga, melaksanakan dan mengamati diberikan guru model. Selanjutnya di
suatu research lesson (pembelajaran dalam see, bisa diketahui kekurangan
yang dikaji). Keempat, melakukan dan kelebihan siswa dalam proses
refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran, sehingga bisa diberikan
pembelajaran yang dikaji dan pemahaman terhadap siswa yang
menyempurnakannya. Kelima, masih belum sempurna memahami
merencanakan pembelajaran materi pelajaran.
berikutnya. Lesson study bisa dilakukan
Sementara itu, Rusman dengan mengefektifkan Musyawarah
(2011:385), lesson study merupakan Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang
salah satu upaya pembinaan untuk ada di masing-masing wilayah dan
meningkatkan proses pembelajaran Kelompok Kerja Guru (KKG) mata
yang dilakukan sekelompok guru pelajaran yang ada di sekolah. Melalui
secara kolaboratif dan pembelajaran lesson study diharapkan
berkesinambungan dalam hasil belajar siswa lebih baik dari
merencanakan, melaksanakan, sebelumnya. Hal ini terbukti dari
mengobservasi, dan melaporkan hasil meningkatnya nilai evaluasi
refleksi kegiatan pembelajarannya. pembelajaran siswa setiap
Selain itu, Depdiknas, Depag, JICA semesternya.
(2009:5) menjelaskan tujuan lesson Di Madrasah Tsanawiyah
study berbasis Musyawarah Guru Mata Negeri (MTsN) Lubuk Buaya Padang,
Pelajaran (MGMP). Pertama, pembelajaran lesson study telah
membantu para administrator dikembangkan sejak tahun 2010 yang
memperbaiki pengelolaan dan kegiatan menjadi proyek percontohan
lesson study berbasis MGMP di Departemen Pendidikan Nasional dan
wilayah masing-masing. Kedua, Departemen Agama melalui kerjasama
membantu pimpinan sekolah untuk Japan Internasional Cooperation
meningkatkan kegiatan lesson study Agency (JICA) pada mata pelajaran

109
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

IPA di Kota Padang. Pada tahun 2011, sekali dalam satu bulan di sekolah
mulai dikembangkan pada mata yang berbeda. Oleh karena itu perlu
pelajaran bahasa Indonesia melalui dikembangkan lesson study berbasis
program pembelajaran lesson study Kelompok Kerja Guru di sekolah.
berbasis madrasah di Kementerian Dengan adanya lesson study tersebut
Agama Kota Padang. di sekolah maka kegiatan diskusi
Pembelajaran lesson study di dalam merencanakan, melaksanakan
lingkungan Kementerian Agama Kota dan merefleksikan pembelajaran akan
Padang cenderung kurang efektif lebih maksimal. Kedua, frekuensi
karena hanya diagendakan satu kali kegiatan guru mata pelajaran bisa
dalam satu bulan di sekolah yang ditingkatkan setiap dua minggu sekali.
ditunjuk sebagai penyelenggara. Guru Guru mata pelajaran yang sama di
mata pelajaran pada masing-masing sekolah akan memiliki waktu yang
jenjang pendidikan di Kementerian panjang untuk mengadakan
Agama bergabung dalam pelaksanaan pertemuan. Waktu yang tersedia
lesson study ke sekolah penyelenggara tersebut bisa dimanfaatkan untuk
tersebut. Jumlah guru mata pelajaran berdiskusi dalam melaksanakan
yang banyak membuat pembelajaran kegiatan lesson study. Ketiga,
lesson study kurang maksimal. kurangnya pemahaman guru observer
Perencanaan pembelajaran dibahas terhadap siswa dalam lesson study
secara bersama, namun pelaksanaan berbasis Musyawarah Guru Mata
dilakukan dua minggu setelah Pelajaran juga akan berdampak
perencanaan dilakukan. terhadap hasil pengamatan, karena
Selanjutnya, ketiadaan tim ahli guru observer datang dari sekolah
yang langsung mengamati kegiatan yang berbeda. Dengan lesson study
lesson study di sekolah penyelenggara berbasis seolah atau berbasis
mengakibatkan pelaksanaan kegiatan kelompok kerja guru mata pelajaran,
tersebut kurang sesuai dengan observer akan mudah mengenali siswa
ketentuan yang berlaku. Seperti saat karena selalu dekat dengan siswa.
do atau open class, observer dilarang Keempat, banyaknya guru observer
berbicara dan terlambat masuk kelas. yang datang ketika kegiatan do atau
Keberadaan tim ahli diharapkan open class membuat ruangan kelas
memberikan arah dan kebijakan dalam yang sempit menjadi sesak. Hal itu
perencanaan, pelaksanaan dan juga berdampak pada kurang
merefleksikan kegiatan lesson study di nyamannya siswa dalam belajar.
masing-masing sekolah. Sementara itu, Padahal kegiatan lesson study
pembelajaran lesson study yang telah bertujuan untuk membuat siswa
ada hanya dibimbing guru pengawas nyaman dan kreatif dalam proses
sekolah yang bertugas di wilayah pembelajaran.
sekolah tersebut. Berdasarkan rasionalitas
Permasalahan yang muncul tersebut, peneliti bermaksud melihat
dalam pelaksanaan lesson study seperti pelaksanaan lesson study dalam
berikut ini. Pertama, kurang efektifnya pembelajaran bahasa Indonesia
pelaksanaan lesson study berbasis berbasis Kerja Kelompok Guru (KKG)
Musyawarah Guru Mata Pelajaran di MTsN Lubuk Buaya Padang.
(MGMP) yang hanya dilaksanakan Lesson study berbasis KKG tersebut

110
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

difokuskan pada kelas VII.5 dengan mendeskripsikan pelaksanaan refleksi


materi kompetensi dasar menceritakan (see) lesson study dalam pembelajaran
kembali cerita anak yang dibaca (KD bahasa Indonesia siswa kelas VII.5
7.1) dan mengomentari buku cerita MTsN Lubuk Buaya Padang.
yang dibaca (KD 7.2). Alasan
pemilihan kompetensi tersebut sesuai METODE
dengan jadual pembelajaran bahasa
Indonesia semester I kelas VII.5. Jenis penelitian ini adalah
Melalui lesson study berbasis KKG, kualitatif dengan menggunakan
pembelajaran dapat meningkatkan metode deskriptif. Penelitian kualitatif
minat dan motivasi siswa dalam merupakan penelitian yang
belajar karena pembelajaran akan menghasilkan prosedur analisis yang
berhasil dengan baik jika dilakukan tidak menggunakan prosedur analisis
dengan perencanaan yang baik dan statistik atau cara kuantitatif lainnya.
menarik bagi siswa. Subjek Penelitian adalah siswa kelas
Selanjutnya fokus masalah VII.5 MTsN Lubuk Buaya Padang
dalam penelitian ini adalah yang berjumlah 41 orang, yang terdiri
pelaksanaan lesson study dalam atas 21 orang perempuan dan 20 orang
pembelajaran bahasa Indonesia siswa laki-laki. Data penelitian ini adalah
kelas VII.5 MTsN Lubuk Buaya pelaksanaan plan, do dan see lesson
Padang. Fokus masalah tersebut study bahasa Indonesia pada
dianggap penting untuk melihat kompetensi dasar menceritakan
pelaksanaan lesson study berbasis kembali cerita anak dan mengomentari
Kelompok Kerja Guru pada cerita anak yang dibaca dan nilai
kompetensi dasar menceritakan belajar siswa.
kembali cerita anak yang dibaca dan Selanjutnya data penelitian ini
mengomentari cerita yang telah adalah pelaksanaan plan, do dan see
dibaca. Sementara itu, analisis lesson study bahasa Indonesia pada
penelitian difokuskan pada kegiatan kompetensi dasar menceritakan
plan, do dan see pada kedua kembali cerita anak dan mengomentari
kompetensi tersebut. cerita anak yang dibaca dan nilai
Penelitian ini secara umum belajar siswa. Data dikumpulkan
bertujuan untuk mendeskripsikan sesuai dengan prinsip participant
pelaksanaan lesson study dalam observation, melalui wawancara,
pembelajaran bahasa Indonesia kelas observasi, catatan lapangan dan studi
VII.5 MTsN Lubuk Buaya Kota dokumentasi. Sementara itu, sumber
Padang. Secara khusus penelitian ini data penelitian adalah: (1) hasil
bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan pengamatan observer pada kegiatan
perencanaan (plan) lesson study dalam open class, (2) informan lesson study,
pembelajaran bahasa Indonesia siswa yang terdiri atas tim ahli JICA Miss
kelas VII.5 MTsN Lubuk Buaya Riye (RY), guru fasilitator lesson
Padang, 2) mendeskripsikan study Kota Padang Rusda Masyhudi
pelaksanaan (do) atau open class (RM), (3) Kepala MTsN Lubuk Buaya
lesson study dalam pembelajaran Padang, Marliza (MZ) dan (4) Siswa
bahasa Indonesia siswa kelas VII.5 (Sw) kelas VII.5.
MTsN Lubuk Buaya Padang, 3)

111
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

Pemeriksaan keabsahan data study berdasarkan temuan penelitian,


penelitian dilakukan melalui teknik yang kemudian diperoleh kesimpulan
triangulasi. Di dalam penelitian ini, dari hasil penelitian yang telah
teknik triangulasi yang digunakan dilakukan.
dengan memanfaatkan peneliti atau HASIL PENELITIAN DAN
pengamat lain untuk keperluan PEMBAHASAN
pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Untuk keabsahan Hasil Penelitian pada Kompetensi
data, pelaksanaan lesson study dalam Dasar Menceritakan Kembali Cerita
pembelajaran bahasa Indonesia Anak yang Dibaca (KD.7.1)
khususnya pada kompetensi dasar
menceritakan kembali cerita anak yang Plan merupakan kegiatan inti
dibaca dan mengomentari cerita anak sebelum terlaksananya pembelajaran
yang dibaca dikumpulkan sesuai lesson study. Plan menjadi kunci
dengan tahapan plan, do dan see keberhasilan sebuah kegiatan. Di
lesson study. Uji keabsahan data dalam dalam plan dibicarakan langkah-
penelitian ini dilakukan dengan langkah pembelajaran yang akan
triangulasi melalui validasi data dilakukan. Di dalam plan juga
sebelum dianalisis ditentukan guru model atau guru buka
Sementara itu, teknik analisis kelas yang akan tampil dalam
data dalam penelitian ini dilakukan pembelajaran lesson study.
dengan langkah-langkah seperti Selanjutnya secara bersama dirancang
berikut ini. Pertama, mengumpulkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
seluruh data penelitian, mulai dari (RPP), langkah-langkah pembelajaran
perencanaan (plan), pelaksanaaan (do) dan proses pembelajaran serta
dan refleksi (see) lesson study dalam menyiapkan alat bantu pembelajaran
pembelajaran membaca pemahaman yang dianggap paling baik. RPP yang
pada kompetensi dasar menceritakan dibuat bersama oleh guru disesuaikan
kembali cerita anak yang telah dibaca dengan materi pembelajaran di kelas.
(KD 7.1 dan KD 7.2) siswa kelas VII.5 Selanjutnya proses pembelajaran
MTsN Lubuk Buaya Padang. Kedua, dirancang mulai dari membuka
mengklasifikasikan data berdasarkan pelajaran hingga menutup
pembagiannya, mulai dari perencanaan pembelajaran. Plan 1 menyimpulkan
(plan), pelaksanaan (do) dan refleksi bahwa metode pembelajaran yang
(see) lesson study menurut kategorinya dipakai adalah metode pembelajaran
berdasarkan kegiatan yang telah kooperatif.
dilakukan tiap pertemuan. Berdasarkan plan tersebut
Ketiga, mengiventarisasikan maka dilaksanakan do 1. Namun
data berupa hasil rekaman/video kegiatan do 1 tidak terlaksana seperti
pelaksanaan kegiatan perencanaan layaknya plan. Hal itu terjadi ketika
(plan), pelaksanaan (do) dan refleksi pembagian kelompok siswa yang
(see) dalam lesson study. Keempat, memakai banyak waktu. Pada kegiatan
menghubungkan data penelitian mulai plan, metode kooperatif dianggap
dari perencanaan (plan), pelaksanaan sesuai dengan materi pelajaran siswa
(do) dan refleksi (see) lesson study. karena secara berkelompok siswa akan
Kelima, mendeskripsikan data lesson berdiskusi menyampaikan

112
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

pendapatnya dalam menentukan Rafianto yang tidak mengetahui


pokok-pokok cerita yang berjudul pembagian kelompok karena tidak
“Gadis Penjual Lemang dan Ular memperhatikan pembelajaran, Halimul
Kutukan”. Setelah dilakukan evaluasi Hakim yang tidak memperhatikan
kegiatan do, ternyata metode pembelajaran, Syahid Alfaroki yang
kooperatif tidak cocok dipakai jika tidak mengikuti pembelajaran karena
tidak dipersiapkan secara matang. sibuk memperbaiki sepatunya, Dion
Oleh karena itu, metode pembelajaran Pratama yang sibuk memeriksa tasnya,
yang dipakai perlu dirancang dan Nurma Qirana yang mengerjakan
disesuaikan dengan waktu yang tugas mata pelajaran lain, serta Heru
terpakai dalam pembelajaran. Saputra yang sibuk mempermainkan
Pada kegiatan do 1 ini observer dasinya saat pembelajaran
mengamati kegiatan siswa sambil berlangsung. Prilaku belajar ini
duduk di belakang kelas. Padahal mempengaruhi aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran lesson study, yang pada akhirnya dapat
observer dianjurkan untuk tidak duduk menyebabkan rendahnya hasil belajar
dalam mengamati siswa. Masalah yang siswa.
ditemukan observer saat do (open Berdasarkan evaluasi
class) 1 adalah sepuluh orang siswa pembelajaran pada kompetensi dasar
tidak belajar dengan serius. Siswa menceritakan kembali cerita anak yang
tersebut menjadi catatan observer telah dibaca (KD 7.1), dari 41 orang
karena kurang mendapat perhatian dari siswa kelas VII.5, sembilan orang
guru model. Prilaku siswa tersebut memperoleh nilai di bawah batas
harusnya menjadi perhatian guru Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
model, karena akan berdampak kepada yaitu 73 yang ditetapkan pihak
hasil evaluasi belajar. Berikut prilaku sekolah. Siswa tersebut antara lain:
siswa yang berhasil dicatat dan diamati Afdhalia Mahatta (65), Syaid Alfaroki
observer selama kegiatan open class 1. (70), Halimul Hakim (70), Hamid
Pertama, siswa tidak memperhatikan Maulana (60) dan Syaidina Rasyid
penjelasan guru dalam pembelajaran. (70). Berdasarkan hasil belajar tersebut
Kedua, berdebat atau berbicara dengan diperoleh rata-rata kelas sebesar 77,2.
teman lain dalam pembelajaran. Meskipun hasil belajar bukanlah tolak
Selanjutnya prilaku tersebut ukur utama keberhasilan lesson study,
terlihat dari kegiatan siswa yang namun kreativitas guru dan siswa
memperbaiki sepatunya, bermenung, dalam proses pembelajaran juga
melihat buku mata pelajaran lainnya, berdampak terhadap hasil belajar
mempermainkan dasinya dan siswa.
memeriksa tas sendiri ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Hasil Penelitian pada Kompetensi
Kegiatan ini dilakukan siswa dengan Dasar Mengomentari Cerita Anak
berbagai alasan, seperti kurang yang dibaca (KD.7.2)
termotivasi dalam belajar, kurang
paham dengan materi pelajaran, atau Materi pelajaran yang
guru kurang memahami tentang teknik diberikan pada do 2 merupakan
pengelolaan kelas. Hal ini terbukti dari kelanjutan dari materi pelajaran
prilaku beberapa siswa seperti Eko sebelumnya. Komentar yang diberikan

113
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

terhadap cerita tersebut dimulai dari diberikan guru tidak menarik bagi
menentukan unsur-unsur intrinsik siswa. Alasan tersebut bisa terjadi
dalam cerita. Cerita yang dimaksud karena guru tidak memakai media
berjudul “Tidak Usah Malu” yang pembelajaran yang menarik dan cara
bertemakan tentang persahabatan. Hal mengajar yang mampu memotivasi
itu sesuai dengan usia siswa yang siswa seperti temuan observer pada
mulai memasuki remaja yang suka see 1.
dengan persahabatan. Ketiga, bermenung dan tidak
Berikut prilaku siswa selama belajar selama proses pembelajaran.
kegiatan do (open class) 2 yang Hal ini terbukti dari prilaku siswa
berhasil dicatat observer. Pertama, seperti Dion Pratama yang bermenung
siswa diam dan tidak ada reaksi saat proses pembelajaran berlangsung,
selama kegiatan pembelajaran. Hal ini Halimul Hakim dan Renaldi yang
terbukti dari prilaku siswa seperti tidak belajar saat guru menjelaskan
Imam Hafis Ridho dan Dihan Nelstia pembelajaran. Alasan siswa
yang diam saja dalam proses berperilaku tersebut tidak jauh berbeda
pembelajaran dan Jamil Maulana yang dengan temuan observer sebelumnya,
tidak ada reaksi dalam proses yaitu guru kurang bisa memotivasi
pembelajaran. Prilaku tersebut siswa dalam belajar, kurang
harusnya menjadi perhatian guru saat menariknya media pembelajaran yang
proses pembelajaran berlangsung, dipakai, pengelolaan kelas dan
karena prilaku tersebut dilakukan pemilihan strategi pembelajaran
siswa dengan berbagai alasan, antara kurang tepat.
lain karena kurang perhatian guru, Di dalam pembelajaran lesson
kurangnya pemahaman siswa terhadap study, pemilihan strategi pembelajaran
materi pelajaran dan siswa tidak harusnya sudah dibicarakan saat plan
merasa siap dengan pelajaran saat itu. (perencanaan) dilakukan, sehingga
Ketiga alasan tersebut bisa disebabkan bisa diketahui semua guru observer
oleh media pelajaran yang dipakai langkah-langkah dan strategi
guru kurang menarik bagi siswa. pembelajaran yang dilakukan saat
Kedua, tidak memperhatikan open class.
guru dalam pembelajaran. Hal ini Selanjutnya, pengelolaan kelas
terbukti dari prilaku siswa yang menjadi penting dalam pembelajaran
bernama Fazira Putri yang tidak lesson study karena akan berpengaruh
memperhatikan guru setelah menerima terhadap suasana dan kreativitas siswa
Lembar Kerja Siswa yang dibagikan dalam belajar. Pembelajaran lesson
guru. Siswa tidak memperhatikan study merupakan model pembelajaran
petunjuk yang diberikan guru yang menjadikan siswa sebagai
selanjutnya. Prilaku siswa tersebut sumber belajar. Pengelolaan kelas
dilakukan dengan berbagai alasan, penting dilakukan guru, karena hanya
antara lain karena merasa sudah paham kelas yang dikelola dengan baiklah
dengan materi yang diberikan guru yang akan memberikan suasana yang
atau tidak paham dengan materi yang menyenangkan dan memotivasi siswa
diberikan. Alasan lain dilakukan dalam belajar. Di dalam pembelajaran
karena siswa kurang termotivasi dalam tersebut, juga hadir guru observer
belajar atau materi pelajaran yang

114
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

yang mengamati siswa dalam belajar mengalami penurunan nilai, seperti


dari awal hingga akhir. Annisa Nabila Furty dan Alfonso yang
Pada kegiatan refleksi 2, guru pada kompetensi 7.1 memperoleh nilai
model memaparkan tentang hasil 90 dan 85, namun pada kompetensi 7.2
belajar siswa pada kompetensi dasar memperoleh nilai 60 dan 70.
mengomentari cerita anak yang telah Sebaliknya ada juga siswa yang
dibaca. Hasil belajar tersebut mengalami peningkatan hasil belajar,
menjelaskan bahwa dari 41 orang seperti Afdhalia Mahatta, Halimul
siswa, lima orang masih memperoleh Hakim, Hamid Maulana, Havid Asro
nilai di bawah batas KKM, siswa Putra, Ronald Ilfiand, Said Alfaroki,
tersebut adalah Alfonso (70), Annisa Syaidina Rasyid dan Zakaria dari
Nabila Furty (60), Hamid Maulana sebelumnya memperoleh nilai 65, 70,
(70), Heru Saputra (65) dan Imam 60, 70, 60, 70, 70 dan 70 pada
Hafis Ridho (70) atau rata-rata kelas kompetensi 7.1, namun pada
naik menjadi 83,63. kompetensi 7.2 meningkat menjadi 75,
Perbandingan Hasil Belajar Siswa 80, 70, 80, 85,75, 85 dan 80.
pada Kompetensi Dasar 7.1 dan Sebaliknya ada juga siswa yang tidak
Kompetensi Dasar 7.2. mengalami peningkatan hasil belajar
seperti Imam Hafis Ridho dari
Berdasarkan rekapitulasi hasil sebelumnya pada kompetensi 7.1
belajar siswa hasil belajar siswa pada memperoleh nilai 70, namun pada
kompetensi 7.2 mengalami komptensi 7.2 tetap memperoleh nilai
peningkatan. Dari 41 orang lima orang 70.
siswa masih memperoleh nilai di Berdasarkan perbandingan
bawah standar ketentuan minimal, kedua hasil evaluasi belajar tersebut,
yaitu Alfonso (70), Annisa Nabila maka dapat disimpulkan bahwa
Furty (60), Hamid Maulana (70), Heru kreativitas guru dan siswa dalam
Saputra (65) dan Imam Hafis Ridho pembelajaran sudah mengalami
(70) atau rata-rata kelas naik menjadi peningkatan. Peningkatan kreativitas
83,63. siswa dan guru tersebut terbukti dari
Sementara itu, evaluasi hasil belajar yang diperoleh. Dengan
pembelajaran pada kompetensi dasar demikian semakin kreatif guru dan
menceritakan kembali cerita anak yang siswa dalam pembelajaran, maka hasil
telah dibaca (KD 7.1), dari 41 orang yang akan diperoleh juga semakin
siswa kelas VII.5, sembilan orang baik.
memperoleh nilai di bawah batas SIMPULAN
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 73 yang ditetapkan pihak Berdasarkan hasil penelitian
sekolah. Siswa tersebut antara lain: pelaksanaan lesson study
Afdhalia Mahatta (65), Syaid Alfaroki pembelajaran bahasa Indonesia di
(70), Halimul Hakim (70), Hamid MTsN Lubuk Buaya Padang,
Maulana (60) dan Syaidina Rasyid pelaksanaan lesson study sudah sesuai
(70). Berdasarkan hasil belajar tersebut dengan prosedur yang tetapkan dalam
diperoleh rata-rata kelas sebesar 77,2. pembelajaran lesson study, yaitu plan
Evaluasi belajar siswa tersebut (perencanaan), do (pelaksanaan) dan
mencerminkan sebagian siswa see (refleksi). Ketiga tahapan tersebut

115
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

dapat meningkatkan kreativitas guru siswa kelas VII.5 MTsN Lubuk Buaya
dan memotivasi siswa dalam belajar Padang adalah perencanaan
Bahasa Indonesia. Selanjutnya, di pembelajaran yang baik, media
dalam kegiatan lesson study, guru pembelajaran yang menarik, kerja
mata pelajaran bisa bekerja sama sama guru mata pelajaran dan
untuk memecahkan persoalan pengamatan observer yang
pembelajaran dan mencari solusi menyeluruh.
terhadap masalah yang dihadapi di SARAN
kelas untuk menciptakan suasana Penelitian lesson study ini
pembelajaran yangn menyenangkan menjadi bahan masukan dalam materi
pada pertemuan berikutnya. pembelajaran pada Kurikulum Tingkat
Pembelajaran lesson study akan Satuan Pendidikan (KTSP) dalam
berjalan lancar jika semua komponen kompetensi Dasar (KD) di tingkat
terkait, seperti guru model, siswa, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
fasilitator dan observer bisa bekerja atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
sama untuk memperbaiki proses Berikut beberapa manfaat dari
belajar mengajar melalui pemilihan pembelajaran lesson study. Pertama,
strategi pembelajaran. Pembelajaran memberikan masukan agar
lesson study penting untuk pembelajaran dilakukan secara
memperbaiki praktik pembelajaran di maksimal, karena dengan adanya
kelas serta dapat meningkatkan kerjasama antara guru mata pelajaran,
kreativitas dan memotivasi siswa maka pembelajaran lebih efektif dan
dalam belajar, karena pembelajaran kesulitan dalam pembelajaran bisa
lesson study difokuskan pada siswa, diatasi secara bersama. Kedua,
baik dalam pengamatan belajar, memberi masukan bagi guru mata
suasana belajar, motivasi belajar pelajaran untuk menambah wawasan
maupun dalam pemilihan strategi dan pengetahuan agar pembelajaran
pembelajaran. lebih menarik bagi siswa. Ketiga,
Hal itu terbukti dari mampu memotivasi siswa dalam
meningkatnya hasil belajar siswa belajar, karena guru mata pelajaran
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. bisa mendiskusikan hal-hal baru yang
Dari 41 orang siswa kelas VII.5, menarik bagi siswa untuk diajarkan.
sembilan orang siswa memperoleh Berdasarkan penelitian yang
nilai di bawah batas Kriteria telah dilakukan dapat disampaikan
Ketuntasan Minimal (KKM) pada beberapa saran, diantaranya (1) agar
pembelajaran KD 7.1. Sementara itu, siswa lebih maksimal dalam
pada KD 7.2, hanya lima orang siswa pembelajaran, perlu diperbaiki cara
memperoleh nilai di bawah batas belajar, metode belajar, dan suasana
ketuntasan minimal. belajar (2) untuk mencari solusi atas
Dengan demikian dapat permasalahan yang dihadapi guru di
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dalam kelas, beberapa orang guru mata
dapat menyebabkan kreativitas guru pelajaran dapat bekerja sama dalam
dan siswa meningkat dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
pembelajaran menceritakan kembali Pembelajaran (RPP) sebelum
cerita yang telah dibaca dan pembelajaran dilaksanakan, sehingga
mengomentari cerita anak yang dibaca masalah yang dihadapi bisa

116
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 1, Februari 2013

dipecahkan secara bersama (3) secara Jakarta: Program Peningkatan


berkala, guru mata pelajaran bisa Kualitas (PELITA SMP/MTs).
berdiskusi menyelesaikan masalah
yang dihadapi di kelas, (4) masing- __________________. 2009.
masing guru mata pelajaran dapat Pelatihan Trainer Nasional.
menyediakan waktu satu hari tiap Jakarta: Program Peningkatan
minggu untuk berdiskusi memecahkan Kualitas (PELITA SMP/MTs).
persoalan pembelajaran yang dihadapi
Putra, Yukon dkk, 2010. Belajar dari
di kelas, (5) kepala sekolah diharapkan
Pembelajaran: Best Practice
dapat memberikan dukungan terhadap
Implementasi Lesson Study.
pelaksanaan lesson study, (6) Dinas
Jakarta: Direktorat Tenaga
Pendidikan atau Kementerian Agama
Kependidikan, Dirjen PMPTK
tiap kabupaten/kota diharapkan dapat
Kementerian Pendidikan
mendukung pelaksanaan lesson study
Nasional.
di masing-masing sekolah, sehingga
lesson study berbasis sekolah bisa
Rusman. 2011. Model-Model
dilaksanakan. Dukungan yang
Pembelajaran: Mengembangkan
diberikan dapat berupa penyediaan
Profesional Guru. Jakarta:
fasilitas dan alokasi dana untuk
Rajagrafindo Persada.
kelancaran kegiatan tersebut.
Catatan: Artikel ini ditulis berdasarkan Susilo, Herawati dkk. 2011. Lesson
Thesis yang berjudul Pelaksanaan Study Berbasis Sekolah: Guru
Lesson Study dalam Pembelajaran Konservatif Menuju Guru
Bahasa Indonesia Kelas VII.5 MTsN Inovatif. Jatim: Bayu Media
Lubuk Buaya Padang, dengan
Thobrani, Muhammad dan Musthofa,
Pembimbing I, Prof Dr. Atmazaki, M.
Arif. 2011. Belajar dan
Pd. dan Pembimbing II, Prof. Dr.
Pembelajaran: Pengembangan
Syahrul R., M. Pd.
Wacana dan Praktik
Pembelajaran dalam
Daftar Rujukan Pembangunan Nasional.
Depdiknas, Depag dan JICA. 2009. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Panduan untuk Lesson Study
Berbasis MGMP dan Lesson Widhiartha, Ashintya Putu dkk. 2008.
Study Berbasis Sekolah. Jakarta: Lesson Study: Sebuah Upaya
Program Peningkatan Kualitas Peningkatan Mutu Pendidik
(PELITA SMP/MTs). Pendidikan Nonformal.
Surabaya: Prima Printing
Depdiknas, Depag dan JICA. 2009. Surabaya.
Panduan untuk Peningkatan
Proses Belajar dan Mengajar.

117

Anda mungkin juga menyukai