Anda di halaman 1dari 7

MODUL TRAINING

Smallholder Farmers/Petani Kecil

Tujuan:
● Peserta memahami hak-hak dasar petani/peladang/buruh tani sebagai individu dan
pekerja
● Peserta memahami landasan hukum/landasan perlindungan petani/peladang/buruh
tani, baik di tingkat internasional, nasional, maupun lokal
● Peserta memahami situasi kerja dan keseharian mereka dari sudut pandang hak
asasi manusia
Topik Pelatihan:
● Penjelasan tentang hak-hak smallholder farmers/petani kecil
● mengkaji apakah kondisi lingkungan yang ada kondusif atau tidak bagi kemajuan
petani kecil dan bagaimana menjadikan lingkungannya menjadi lebih baik
● Cara memanfaatkan fasilitas dan sumber daya yang ada: Musrembang, dana desa,
bantuan CSR, dsb untuk memberdayakan petani kecil
● Identifikasi peraturan termasuk peraturan daerah yang dapat digunakan untuk
melindungi petani, cara penggunaannya dan sejauh mana efektivitas peraturan
tersebut
● mempelajari praktik terbaik yang tersedia

Metode

▪ Diskusi kelompok membahas permasalahan terkait hak-hak dan dasar hukum


perlindungan
▪ Praktik untuk melakukan Advokasi ke instansi terkait

▪ Catatan peserta tentang best practice

▪ Diskusi pleno

▪ Presentasi

Durasi

90 menit
● 70 menit, diskusi dan latihan

● 20 menit presentasi dan tanya jawab

Alat bantu
▪ Kertas Flipchart

▪ Spidol besar

▪ Spidol kecil

Lembar Peserta

▪ Lembar Peserta: Landasan perlindungan petani kecil

▪ Lembar Peserta: Contoh kasus terkait hak-hak petani kecil

Catatan untuk pelatih

▪ Pelatih berbagi tentang hak2 petani dan kondisi saat ini

▪ Pelatih mengingatkan peserta bahwa sudah ada payung hukum untuk perlindungan
Petani Kecil
▪ Pelatih menggunakan contoh-contoh atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan ruang lingkup para peserta (misal pengalaman pribadi, pengalaman di
keluarga, pengalaman advokasi di tingkat desa, dsb.)

Langkah-langkah

1. Pelatih membagikan peserta dalam 4 kelompok berdasarkan hitungan 1-4 (2 menit).


2. Pelatih membagikan 4 buah tugas untuk dibahas setiap kelompok disertai dengan
pertanyaan khusus (3 menit).
3. Peserta mendiskusikan kasus tersebut bersama kelompok mereka (10 menit).
4. Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan
kemudian ada tanya jawab jika terdapat pertanyaan dari peserta yang lain (20 menit,
masing-masing 5 menit).
5. Pelatih mempresentasikannmasalah Perlindungan terhadap Petani Kecil beserta dasar
hukumnya (20 menit).
6. Pelatih menjelaskan tentang pentingnya advokasi, latihwn untuk melakukan advokasi
dan mencontohkannya dengan salah satu peserta (10 menit).
7. Pelatih meminta 2 orang volunteer dari peserta untuk mempraktekkan advokasi 2 menit
(5 menit).
8. Pelatih mengajak diskusi bersama tentang keberhasilan (best practice) dari peserta
dalam melakukan advokasi (20 menit).

Materi

Pengantar
Hak Petani Kecil adalah Hak Asasi Manusia. Semua pihak perlu memahami berbagai
peraturan perundang-undangan baik pada tingkat lokal, nasional dan internasional terkait
perlindungan hak-hak Petani Kecil. Training ini mendiskusikan dan mengajak peserta untuk
memahami hak-hak Petani Kecil, mengetahui referensi hukum terkait dan mampu
melakukan advokasi untuk perlindungan hak-hak Petani Kecil.

Rasional
Meskipun banyak yang bergelut dengan berbagai persoalan terkait Petani Kecil, namun
masih ada yang belum mengetahui secara jelas apa saja yang menjadi hak Petani Kecil, apa
dasar hukumnya dan bagaimana melakukan advokasi untuk meperjuangkan hak-hak
tersebut. Oleh karenanya pelatihan secara khusus tentang hal ini sangat dibutuhkan.

Relevansi Sesi dan Materi dalam Konteks Petani Kecil Indonesia


Hak-hak Petani Kecil, termasuk Petani Kecil perempuan seringkali dilanggar oleh berbagai
pihak. Atau petaninya sendiri tidak mengetahui bahwamereka memiliki hak. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang hak-hak Petani Kecil dan landasan hukumnya penting untuk diketahui
oleh mereka yang bekerja bersama/untuk Petani Kecil.

Secara umum, acuan setiap negara tentang hak adalahUniversal Declaration of Human
Rights (Deklarasi HAM PBB ).
Instrumen perlindungan lain untuk Petani Kecil meliputi: Konvensi-Konvensi ILO,
Kesepakatan/Konsensus2 ASEAN untuk perlindungan Petani, peraturan perundang-
undangan Indonesia, dsb. Yang juga sangat diperlukan adalah pengembangan kapasitas
desa, sehingga dapat membantu penyelesaian berbagai persoalan Petani Kecil.
Selain pemberdayaan Petani Kecilnya sendiri, Kapasitas aparat atau pegiat masyarakat di
desa juga perlu untuk dikembangkan, terutama menyangkut:
● Pendataan

● Pemberian informasi kepada petani

● Administrasi (kebutuhan legalitas, surat-surat dll)

● Pendampingan petani dan keluarganya

● Bantuan pemberdayaan Petani

Advokasi untuk hak-hak Petani Kecil sangat penting. Tujuannya adalah untuk “meng-
educate” atau meningkatkan kesadaran melalui pemberian informasi yang tepat kepada
para petani dsn para pembuat keputusan tentang persoalan yang sedang kita perjuangkan
(peraturan, pengadaan fasilitas, dsb).

Lembar Peserta 4.1. Landasan hukum perlindungan Petani Kecil Indonesia


▪ UUD 1945, secara khusus pasal 27 ayat 2 , pasal 28 A, pasal 28D dan pasal
28G
Link: http://jdih.pom.go.id/uud1945.pdf

▪ Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi


terhadap Perempuan
Link: https://www.kontras.org/baru/Kovensi%20Diskriminasi%20Perempuan.pdf

▪ UU No. 7/1984 tentang Ratifikasi CEDAW (Convention on the Elimination


of All Forms of Discrimination Against Women/Konvensi Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan)
Link: https://pih.kemlu.go.id/files/UU_1984_7.pdf

▪ UU No. 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan


Orang (terutama untuk petani/peladang di daerah perbatasan)
Link: https://pih.kemlu.go.id/files/UU_no_21_th_2007%20tindak%20pidana
%20perda gangan%20orang.pdf

Hak Asasi Manusia adalah Hak dan Kebebasan mendasar yang dimiliki seseorang dan
melekat padanya sejak dia lahir sampai meninggal.
Hak-hak mendasar yang dimiliki oleh seorang Petani Kecil, meliputi:

● Hak dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.

● Hak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan dengan tidak ada pengecualian apa
pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran,
ataupun kedudukan lain.
● Hak atas kehidupan, kebebasan, dan keselamatan sebagai induvidu.

● Hak untuk tidak diperbudak atau diperhambakan dalam bentuk apapun.

● Hak untuk tidak disiksa atau diperlakukan secara kejam.

● Hak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi.


● Hak untuk sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama
tanpa diskriminasi.

● Hak atas pemulihan yang efektif.

● Hak tidak boleh ditangkap, ditahan, atau dibuang dengan sewenang-wenang.

● Hak persamaan yang penuh, berhak atas peradilan yang adil dan terbuka.
● Hak tidak boleh dianggap bersalah sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum
dalam suatu pengadilan yang terbuka.

● Hak tidak boleh diganggu urusan pribadinya, keluarganya, rumah tangganya atau
hubungan surat-menyuratnya.

● Hak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas setiap negara.

● Hak mencari dan mendapatkan suaka di negara lain.


● Hak atas sesuatu kewarganegaraan.

● Hak untuk menikah dan untuk membentuk keluarga.

● Hak memiliki harta, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain.

● Hak atas kebebasan pikiran, hati nurani, dan agama.

● Hak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat.


● Hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat tanpa kekerasan.

● Hak turut serta dalam pemerintahan negaranya, secara langsung atau melalui wakil-
wakil yang dipilih dengan bebas.

● Hak atas jaminan sosial dan hak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial, dan
budaya.

● Hak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan.

● Hak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasan-pembatasan jam kerja.


● Hak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya
dan keluarganya.

● Hak memperoleh pendidikan.

● Hak untuk turut serta dalam kehidupan kebudayaan masyarakat dengan bebas,
menikmati kesenian, dan untuk turut merasakan kemajuan dan manfaat ilmu
pengetahuan.

● Hak atas suatu tatanan sosial dan internasional di mana hak asasi manusia dapat
dilaksanakan sepenuhnya.

Lembar Peserta 4.2. Contoh kasus terkait hak-hak Petani


Pertanyaan untuk semua kelompok:
1. Kasus apakah ini?
2. Dimana terjadinya?
3. Siapa korbannya?
4. Siapa pelakunya?
5. Hak-hak petani kecil apa yang dilanggar?
REFERENSI:

Referensi

http://jdih.pom.go.id/uud1945.pdf
https://www.kontras.org/baru/Kovensi%20Diskriminasi%20Perempuan.pdf

Anda mungkin juga menyukai