Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM, HAM, DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


DISUSUN OLEH :

1. )
1. NOVITA DWI UTAMI (24010118120010)
2. NURUL ELVIANTI (24010118120013)
3. MAULIDI NADIYAH (24010118120014)
4. PUTRI WULANDARI (24010118120015)
5. SAFHIRA KUMALA DEWI (24010118120019)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan
Lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala,

yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul “Konsep
hukum, HAM, dan demokrasi islam” tepat pada waktunya.j

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk
itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah
membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-
aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu
bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan
makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat berbagai permasalahan lainnya yang masih berhubungan pada makalah-
makalah berikutnya.

Majene, 5 Maret 2023

Penyusun, Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini, sering kita jumpai maraknya perdebatan yang menyangkut kehidupan
masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar negeri , beberapa contoh perdebatan yang terjadi
tidak lain mengenai HAM, dan juga demokrasi. Untuk itu ,kami selaku mahasiswayang berjiwa
islam mencoba untuk mengkilas balik ilmu yang mengenai HAM, dan juga demokrasi islam
yang berkaitan dengan konsep umum maupun agama. Yang melatarbelakangi topic bahasan
kami adalah tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam mengenai hukum, HAM , dan
demokrasi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian HAM Secara Umum?


2. Bagaimana Pengertian HAM Dalam Islam?
3. Makna Hak Asasi Manusia
4. Pengertian Demokrasi Dalam Islam

C. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat memahami dan menguasai materi yang telah disajikan dalam bentuk
makalah ini
2. Mahasiswa dapat menjalankan syariat islam berdasarkan sumber hukum islam
3. Mahasiswa dapat memahami peran mahasiswa yang berjiwa islam dan berjiwa kebangsaan
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan materi dari makalah ini dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian HAM secara umum :


Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak
dalam kandungan dan merupakan pemberian dari Tuhan. HAM Berlaku
secara universal, artnya berlaku dimana saja bagi siapa saja dan tidak dapat
didjambil orang lain .Tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti
pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 1 ayat 1.

Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk hidup,
kebebasan dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak sosial, budaya dan
ekonomi, termasuk hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan, hak atas pangan, hak
untuk bekerja dan hak atas pendidikan. Hak asasi manusia dilindungi dan didukung
oleh hukum dan perjanjian internasional dan nasional.

B. Pengertian HAM dalam Islam


Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang
umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun
individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." (HR.
Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-
hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-
hak ini.
Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap
individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim
dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara,
melainkan negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini.

3. Makna Hak Asasi Manusia


Dua nilai kunci menjadi dasar konsep hak asasi manusia. Yang pertama adalah
“martabat manusia” dan yang kedua adalah “persamaan”. Hak asasi manusia
sebenarnya adalah definisi (percobaan) dari standar dasar yang diperlukan untuk
kehidupan yang bermartabat. Universalitas mereka berasal dari keyakinan bahwa
orang harus diperlakukan sama.
Kedua nilai kunci ini hampir tidak kontroversial. Itulah sebabnya hak asasi manusia
didukung oleh hampir semua budaya dan agama di dunia. Orang-orang pada
umumnya setuju bahwa kekuasaan negara atau sekelompok individu tertentu tidak
boleh tidak terbatas atau sewenang-wenang. Tujuannya harus menjadi yurisdiksi yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan semua individu dalam suatu negara.
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia disebutkan
tentang beberapa macam hak sebagai berikut.
1 . Hak Untuk Hidup
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf
kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin
serta memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah atas kehendak yang bebas.
3. Hak Mengembangkan Diri
Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik
secara pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.
4. Hak Memperoleh Keadilan
Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan
mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana,
perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas
dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan
secara objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan adil
dan benar.
5. Hak Atas Kebebasan Pribadi
Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan politik,
mengeluarkan pendapat di muka umum, memeluk agama masing-masing, tidak
boleh diperbudak, memilih kewarganegaraan tanpa diskriminasi, bebas bergerak,
berpindah dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia.
6. Hak Atas Rasa Aman
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, hak milik, rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
7. Hak Atas Kesejahteraan
Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama
dengan orang lain demi pengembangan dirinya, bangsa dan masyarakat dengan
cara tidak melanggar hukum serta mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan.
Setiap orang juga berhak atas pekerjaan, kehidupan yang layak dan berhak
mendirikan serikat pekerja demi melindungi dan memperjuangkan
kehidupannya.
Hak asasi manusia memiliki beberapa karakteristik khusus:
● Hak asasi manusia berlaku sama untuk semua orang.
● Hak asasi manusia bersifat universal: hak itu selalu sama untuk semua orang
di seluruh dunia

Anda tidak memiliki hak asasi manusia karena Anda adalah warga negara
tertentu, tetapi karena Anda adalah anggota keluarga manusia. Ini juga berarti
bahwa anak-anak dan orang dewasa memiliki hak asasi manusia.

● Hak asasi manusia tidak dapat dicabut: Anda tidak dapat kehilangan hak-hak
ini, sama seperti Anda berhenti menjadi manusia.
● Hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan: tidak ada yang dapat mengambil
hak karena hak tersebut “kurang penting” atau “tidak esensial”.
● Hak asasi manusia saling bergantung: bersama-sama hak asasi manusia
membentuk struktur yang saling melengkapi. Misalnya, kesempatan Anda
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan lokal secara langsung
bergantung pada hak Anda atas kebebasan berekspresi, untuk berserikat,
atas pendidikan, dan bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
● Hak Asasi Manusia adalah cerminan dari kebutuhan dasar hidup. Tanpa hak
asasi manusia seseorang tidak dapat menjalani kehidupan yang bermartabat.
Melanggar hak asasi seseorang berarti memperlakukan orang tersebut seolah-
olah dia bukan manusia. Mempromosikan hak asasi manusia berarti
menuntut agar martabat manusia semua orang dihormati.
● Dalam menuntut hak-hak ini, setiap orang juga memikul tanggung jawab:
menghormati hak orang lain dan mendukung serta melindungi mereka yang
haknya dilanggar atau ditolak. Dengan mengambil tanggung jawab ini Anda
menunjukkan solidaritas dengan semua orang lain.

Ciri-ciri pokok hakikat HAM :


1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
4. Demokrasi Dalam Islam

Pengertian Demokrasi dalam Islam Dalam Islam ada yang dikenal dengan
istilah Syura atau musyawarah. Yang merupakan derivasi (kata turunan) dari kata
kerja ‘syawara’. Dan kata ‘syawara’mempunyai beberapa makna, antara lain
memeras madu dari sarang lebah; memelihara tubuh binatang ternak saat
membelinya; menampilkan diri dalam perang. Dan makna yang dominan adalah
meminta pendapat dan mencari kebenaran.

“Dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan


mendirikan shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.” (QS. Asy-syura: 36)

Dengan ayat tersebut, kita dapat mengerti bahwa Islam telah memposisikan
musyawarah pada tempat yang agung. Hal tersebut menunjukan bahwa, Islam
secara langsung menerapkan prinsip pengambilan keputusan;musyawarah yang
menjadi sendi utama dalam demokrasi modern (dari, oleh dan untuk kepentingan
rakyat).

Yang menjadi poin penting dalam demokrasi bukan sistem trias politiknya,
yang membagi pemerintahan kedalam tiga lembaga (eksekutif, yudikatif dan
legislatif), melainkan sisitem checks and balances yang berlangsung dalam
pemerintahan itu. Tentunya agar bisa berjalan maka, harus ada keterbukaan dari
setiap elemen dalam pemerintahan itu. Dan keterbukaan itu dapat diwujudkan
dalam sebuah musyawarah yang efisien dan efektif. Tentu saja dengan tujuan
untuk mensejahterakan kehidupan rakyat.

Pada dasarnya, konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya
sejalan dengan Islam. Hal ini ditunjukkan dengan :

1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.


2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.
3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.
4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi
pertimbanga utama dalam musyawarah.
5. Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan
pada persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan
. Sunnah.
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-
nilaiagama.
7. Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.Hukum,
HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang tidak dapat dipisahkan.

Hal ini dikarenakan salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi ialah adanya
penegakkan hukum dan perlindungan HAM. Demokrasi akan rapuh apabila HAM
setiap masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM
dapat terwujud apabila hukum ditegakkan.

Dalam ajaran Islam, hukum, HAM dan demokrasi disebutkan dengan jelas di dalam
Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan demikian manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi
ini dapat menjalankan

Demokrasi Islam Biasanya Juga Disebut dalah ideologi politik yang berusaha
menerapkan prinsip-prinsip Islam ke dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi.
Teori politik Islam menyebutkan tiga ciri dasar demokrasi Islam: pemimpin harus dipilih
oleh rakyat, tunduk pada syariah, dan berkomitmen untuk mempraktekkan "syura",
sebuah bentuk konsultasi khusus yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat
ditemukan dalam berbagai hadits dengan komunitas mereka

Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut :

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan


politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
rakyat (warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai
alat penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan,
dan sebagainya).

BAB III
PENUTUP
I.KESIMPULAN

A. KONSEP HUKUM, HAM, DAN DEMOKRASI ISLAM


a. Konsep hukum
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah
terjadinya kekacauan.

b. Konsep HAM adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki sejak berada dalam
kandungan dan setelah lahir ke dunia (kodrat) yang berlaku secara universal dan
diakui oleh semua orang

c. Konsep demokrasi islam


Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip-prinsip
Islam ke dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi.

B. SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


1. Al-qur’an
2. Hadist
3. Ijtihad

C. FUNGSI HUKUM ISLAM DALAM KEHIDUPAN


BERMASYARAKAT
1. Fungsi ibadah
2. Fungsi amr ma’ruf nahii munkar
3. Fungsi zawajir (penjeraan)
4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah

D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERUMUSAN DAN


PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan” menjelaskan bahwa


Kelahiran Undang-undang perkawinan telah mengalami rentetan sejarah yang cukup
panjang
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memperkokoh keberadaan
pengadilan agama.
3. Undang- undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah
memberikan landasan untuk mewujudkan peradilan agama yang mandiri, sederajat
dan memantapkan serta mensejajarkan kedudukan peradilan agama dengan
lingkungan peradilan lainnya.
4. Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat

II.SARAN

Anda mungkin juga menyukai