Anda di halaman 1dari 171

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KONSISTENSI NAWA CITA DALAM PRIORITAS NASIONAL


RENCANA KERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2017
TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN

Sofyan A. Djalil
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Bappenas

Disampaikan dalam Musrenbang Regional Kalimantan Tahun 2016


Jakarta, 11 Maret 2016
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN TEMA STRATEGIS & INDIKASI RENCANA PEMBANGUNAN KALIMANTAN


• Musrenbang Penyusunan RKP 2017 Slide 4 • Sasaran dan Tema Pembangunan Wilayah Slide 27
• Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Slide 5 • Tujuan Penataan Ruang Slide 28
• Dasar Hukum Perencanaan Slide 6 KEDAULATAN PANGAN
• Permasalahan Perencanaan dan Penganggaran Slide 7 • Pembangunan Kedaulatan Pangan Slide 30-39
KEDAULATAN ENERGI
KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
• Pembangunan Kedaulatan Energi Slide 41-55
• Arahan Presiden Terkait Penyusunan RKP 2017 Slide 9
KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
• Pendekatan Penyusunan RKP 2017 Slide 10
• Pembangunan Kemaritiman dan Kelautan Slide 57-71
• Ilustrasi Rencana Terintegrasi Kedaulatan Pangan dan
Kedaulatan Energi Slide 11 KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
• • Pembangunan Kawasan Industri dan KEK Slide73-85
PENDEKATAN PEMBANGUNAN DALAM PENYUSUNAN RKP 2017 PARIWISATA
• Pendekatan Pembangunan: Holistik, Tematik, Integratif • Pembangunan Pariwisata Slide 87-93
dan Spasial Slide 13
KAWASAN PERBATASAN
• Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi: Pembangunan
Kedaulatan Pangan Slide 15-20 • Pembangunan Kawasan Perbatasan Slide 95-108
KONEKTIVITAS
RPJMN 2015-2019 SERTA PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN • Pembangunan Konektivitas Slide 110-124
NASIONAL 2017
PENUTUP
• Visi dan Misi Pembangunan 2015-2019 Slide 22 • Penutup Slide 126-128
• Strategi Pembangunan Nasional Slide 23 • Jadwal Penyusunan RKP 2017 Slide 129
• Sasaran Pembangunan RPJMN 2015-2019 Slide 24
LAMPIRAN
• Prioritas Nasional RKP 2017 Slide 25
Slide - 2
PENDAHULUAN

Slide - 3
MUSRENBANG PENYUSUNAN RKP 2017
SEBAGAI FORUM PENYELARASAN

 Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) merupakan forum bersama


antarpemangku kepentingan (stakeholder) dalam rangka menyusun rencana pembangunan
nasional yang ditujukan untuk mempertemukan bottom up planning dengan top down planning.
 Pelaksanaan Forum Musrenbangnas ditujukan untuk mensinkronisasikan rencana pembangunan
pemerintah pusat (Kementerian/Lembaga) dengan usulan/kebutuhan pembangunan Pemerintah
Daerah (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Namun demikian, pelaksanaan Forum Musrenbangnas
kadang dianggap sebagai forum yang bersifat “seremonial” dengan tidak banyak kesepakatan
yang dihasilkan.
 Tidak banyaknya kesepakatan yang tercapai dalam pelaksanaan Musrenbangnas dikarenakan
ketersediaan anggaran yang terbatas, sementara usulan/kebutuhan sangat banyak. Selain itu,
masih adanya proses politik dalam perencanaan yang harus dilalui. Untuk itu, Pemerintah baik
pusat maupun daerah harus menyusun PRIORITAS PEMBANGUNAN. Hanya rencana
pembangunan yang benar-benar prioritas saja yang diusulkan dan dibahas dalam forum
Musrenbang sehingga pelaksanaannya dapat berjalan lebih efektif.

Slide - 4
PENEGASAN PARADIGMA
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

 Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk


mencapai tujuan nasional.
 Politik perencanaan dan anggaran negara harus dikendalikan oleh TUJUAN yang akan
dicapai (policy driven), dan tidak seharusnya dikendalikan oleh ketersediaan anggaran
(budget driven).
 Teknis perencanaan dan anggaran adalah memastikan tujuan pembangunan dapat
dicapai dengan mengoptimalikan seluruh sumber daya (pemerintah, perbankan dan
swasta); dan meningkatkan EFISIENSI, EFEKTIVITAS dan KEADILAN alokasi pengeluaran
atau belanja pemerintah, penyaluran kredit perbankan dan investasi swasta.
 Proses perencanaan dan penganggaran adalah OPTIMALISASI SUMBERDAYA
(pemerintah, perbankan dan swasta) untuk mencapai tujuan pembangunan, dan
memperbaiki KUALITAS BELANJA.

Slide - 5
DASAR HUKUM PERENCANAAN

UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


• Pasal 4 ayat 3
 RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan, rancangan
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk
arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga,
kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
• Pasal 263 ayat 4
 RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan penjabaran dari RPJMD yang
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja
dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada
Rencana Kerja pemerintah dan Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
• Pasal 12 ayat 2
 Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

Slide - 6
PERMASALAHAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN

 Penganggaran selama ini lebih banyak didasarkan pada Tugas dan Fungsi (Tusi) dari K/L daripada
pencapaian sasaran pembangunan nasional yang efektif dan efisien.
 Karena penekanan pada Tusi K/L, suatu proyek terpaksa dilakukan oleh berbagai K/L. Tanpa koordinasi
yang efektif, maka suatu bagian proyek yang dikerjakan K/L - A telah selesai, namun bagian lain yang
dikerjakan oleh K/L - B belum dimulai atau bahkan belum ada anggarannya. Contoh: Waduk terbangun,
namun saluran irigasi belum dimulai; sawah tercetak, namun air tidak pernah sampai.
 Terjadi inefisiensi anggaran, misalnya duplikasi program. Program yang sama dilaksanakan oleh pada
berbagai K/L dengan tingkat kompetensi dan efektifitas yang berbeda. Contoh: program bedah rumah
dilaksanakan oleh belasan K/L, Program Bansos dilakukan oleh 21 K/L.
 Anggaran tidak fokus dan tersebar tipis pada setiap Tusi dan cenderung dibagi rata tanpa indikator dan
formula yang tepat. Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur misalnya, cenderung dibagi rata kepada
semua daerah tanpa dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur tertentu yang menjadi prioritas
pemerintah.
 Perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan terpadu adalah kunci untuk mencapai efektifitas
dan efisiensi pelaksanaan program sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebih mudah dapat
tercapai.
Slide - 7
KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN :
Money Follow Program

Slide - 8
ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017
(HASIL SIDANG KABINET 10 FEBRUARI 2016)
 Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L
yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro
Perencanaan.

 Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada
prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
 Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow
function, tetapi money follow program prioritas. Tidak perlu semua tugas dan http://setkab.go.id/bukan-dirjen-ke-bawah-presiden-jokowi-
fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata. tegaskan-menteri-kendalikan-penggunaan-anggaran/

money follow function money follow program prioritas


Dirjen...

Sesdirjen...

Direktur... Direktur... Direktur...

Kepala Kepala
Bagian ... Bagian ...

 Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya
bagi rakyat.

 Semua nomenklatur Proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih,
dan seterusnya.
Slide - 9
PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2017 :
BAPPENAS SEBAGAI SYSTEM INTREGATOR
• Usulan program/kegiatan harus dilaksanakan secara komprehensif sesuai dengan arah pembangunan
serta pencapaian target/sasaran Agenda Prioritas Nasional (NAWA CITA) pada RPJMN 2015-2019. Untuk
itu , usulan program/kegiatan perlu dilakukan secara terpadu dan terintegrasi, baik lintas sektor, lintas
K/L (lintas SKPD), maupun lintas wilayah.
• Diperlukan upaya pengintegrasian berbagai Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas
Kementerian/Lembaga ke dalam satu tujuan (goal) yang jelas dan terukur dengan usulan kegiatan dan
pendanaan daerah.
• Hanya Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai fungsi utama sebagai koordinator
perencanaan lintas sektor, lintas wilayah, maupun lintas kementerian/lembaga (lintas SKPD). 
Bappenas (Bappeda Provinsi) akan menjadi integrator setiap K/L (SKPD) dan pemerintah daerah
(Pemerintah Kab/Kota) agar bisa bersinergi dalam menjalankan suatu program.
• Bappenas sedang menyiapkan perencanaan dengan pendekatan holistik-tematik, integratif dan spasial
dalam upaya pencapaian sasaran agenda prioritas nasional agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
• Dalam pendekatan perencanaan tersebut, maka hanya program dan kegiatan Kementerian/Lembaga
yang secara langsung mendukung pencapaian proritas nasional menjadi program dan kegiatan
prioritas.
Slide - 10
ILUSTRASI RENCANA TERINTEGRASI KEDAULATAN PANGAN DAN KEDAULATAN ENERGI

KEDAULATAN PANGAN KEDAULATAN ENERGI


Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015 – 2019 a.l :
1. Meningkatkan produksi dalam negeri: produksi padi 82 juta ton, 1. Produksi Energi Kelistrikan 35.000 MW pada tahun 2019
jagung 24,1 juta ton, kedelai 2,6 juta ton, gula 3,8 juta ton di 2019; 2. Meningkatkan Konsumsi Listrik Perkapita dari 843 Kwh (2014)
2. Pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi air permukaan, air menjadi 1200 Kwh (2019)
tanah dan rawa 9,89 juta ha; rehabililtasi jaringan irigasi 3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran
permukaan, air tanah dan rawa 3,01 juta ha; pembangunan dan energi
peningkatan irigasi tambak 304,75 ribu ha di tahun 2019;
pembangunan 49 waduk (2014-2019)

PUSAT PUSAT
Belanja K/L, al. Belanja K/L, al.
Peningkatan Meningkatkan
produksiberas, jagung, pengeloaan susidi energi;
kedelai dll Pembangunan Kilang
BUMN Baru
Belanja Non K/L, al. BUMN
Subsidi Pupuk bagi Penyediaan Belanja Non K/L, al.
SWASTA/PPP Petani dan SWASTA /PPP Subsidi BBM, LPG 3 Kg Menunjang
Food Estate di penyaluran dan LGV kebijakan dan
Independent program 35.000
Luar Jawa beras (Perum Power
Bulog) MW yang
(Merauke); Producers
BAPPENAS dicanangkan
bibit unggul
System Integrator
Mendukung LIstrik; BAPPENAS pemerintah (PT
berkualitas; program Penyediaan gas Geo Dipa
kemitraan System Integrator
Food Cold untuk Energy)
usaha kelistrikan;
Storage; nelayan Meningkatkan
dll DAERAH individu (PT Biodiesel; kapasitas
Perikanan KA Borneo pelayanan
Rehabilitasi dan Nusantara)
DAERAH penyediaan
Pengembangan jaringan Rehabilitasi instalasi listrik (PT PLN)
irigasi tersier; Biogas; Dukungan
Pengembangan air Pembangunan PLTMH off
tanah dangkal, air grid; Dukungan instalasi
permukaan dll biogas skala rumah
tangga Slide - 11
PENDEKATAN PEMBANGUNAN DALAM PENYUSUNAN RKP 2017 :
HOLISTIK-TEMATIK, TERINTEGRASI, dan SPASIAL

Slide - 12
PENDEKATAN PEMBANGUNAN :
HOLISTIK, TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)

 Holistik- Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional Kedaulatan Pangan,


perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain Kementan, KemenPUPR,
Kemen ATR, dan Kemen KLH, KemenPerdagangan serta Pemerintah Daerah.

 Integratif: Pencapaian Kedaulatan Pangan perlu dilakukan secara terintegrasi


melalui peningkatan produktifitas lahan existing, menyetop konversi lahan
produktif, reforma agraria, pencetakan sawah baru, pengembangan pertanian
organik, pengendalian harga dan impor pangan, dan seterusnya (kombinasi
berbagai program/kegiatan).

 Spasial: pembangunan sawah baru misalnya, harus mempertimbangkan lokasi,


berdekatan dengan irigasi, terintergrasi dengan jalan, gudang, pasar, dan lain-lain.

Slide - 13
PENDEKATAN PEMBANGUNAN :
HOLISTIK, TEMATIK , INTEGRATIF DAN SPASIAL (2/2)
 Contoh: Prioritas Nasional Kedaulatan Pangan
 Mempunyai multitarget (banyak sasaran)

 Sasaran Pokok, antara lain :


o Peningkatan produksi padi,
o Peningkatan produksi jagung,
Prioritas Nasional, Sasaran
o Peningkatan produksi ikan dll. Pokok serta Program
 Program Prioritas antara lain : Prioritas telah tertuang
dalam :
1. Reforma agraria
• Nawacita Jokowi – Jusuf Kalla
2. Stop konversi lahan produktif
• Rencana Pembangunan Jangka
3. Pemulihan kesuburan lahan Menengah (RPJMN) 2015-2019
4. Pembangunan desa mandiri benih
5. Pengembangan pertanian organik
6. Peningkatan produksi ikan, garam dan rumput laut
7. Pengendalian harga dan impor pangan
8. Peningkatan produksi padi dan pangan lainnya (protein hewani)

Prioritas Nasional menjadi Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat sebagaimana UU 23/2014 Ayat 263 (4) Slide - 14
ILUSTRASI PERENCANAAN TERINTEGRASI:
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Kementan, Kemen LHK,
LEVEL 1 Kementan,
Kemen ATR

Pemda
Reforma agraria PRIORITAS
Kemen ATR,
Pemda NASIONAL
PROGRAM Peningkatan
produksi padi dan Stop konversi
PRIORITAS pangan lain lahan produktif

Kemendag,
Kementan, Pengendalian Pembangunan
Kemenkeu harga dan impor Pemulihan
pangan Kedaulatan kesuburan lahan
Kementan,
Pangan Pemda

Peningkatan
Pembangunan
produksi ikan,
Kemen KP Desa Mandiri
garam, rumput Kementan,
Pemda Benih
laut Pemda

Pengembangan
pertanian organik

Kementan
Slide - 15
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Perencanaan Terintegrasi Peningkatan Produksi Padi
Kementan, Kemen ATR,
LEVEL 2 Kemen PUPR, Pemda

Pencetakan PROGRAM
Kementan, Sawah Baru Kemen PUPR,
Rehabilitasi PRIORITAS
KEGIATAN Kemendag,
Kemenkeu,
Pembelian Jaringan Irigasi;
Pembangunan
Kementan, Pemda
beras/gabah Waduk;
PRIORITAS BUMN petani Pembangunan
embung

Kementan,
Kemendag, BUMN,
Kemendag, Penyaluran
Pembangunan
subsidi benih Kemenkeu
Pemda pasar tradisional
dan pupuk
Peningkatan
produksi padi
dan pangan lain

Technopark dan
Pengembangan Kementan,
budidaya padi;
Science park; Pengembangan Pemda
Pengembangan
Balai Penyuluhan pertanian padi
organik
Kementan,
Kemenristekdikti
Pemanfaatan Penyaluran
Lahan Tidur bantuan alat dan
Kementan,
Kementan,
(Optimasi Lahan) mesin pertanian Kemendag,
Kemen ATR, Pemda
Pemda Slide - 16
MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN
KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (1/2)

PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN


Program Kegiatan Kementerian Target Alokasi
Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi Ket
Prioritas Prioritas / Lembaga 2017 (Juta Rp.)
Peningkatan Pemanfaatan Kementerian Program Perluasan dan Memanfaatkan 10.000 ha Termanfaatkan Kabupaten A, 10.000 ha
Produksi Padi dan Lahan Tidur Pertanian Penyediaan dan Perlindungan lahan tidur untuk nya 10.000 ha B, C, D
Pangan Lain (Optimasi Lahan) Pengembangan Lahan Pertanian pertanian. bekas lahan Koordinat :
Prasarana dan Untuk padi = …. Ha tidur untuk ………
Sarana Pertanian Untuk Jagung = …... Ha pertanian.
Lainnya = ……Ha
Program Kegiatan
Prioritas Prioritas
Penyederhanaan Nomenklatur

Peningkatan Pencetakan Sawah Kementerian Program Perluasan dan Tercetaknya 266.700 Ha Tercetaknya Kabupaten A, 266.700
Produksi Padi dan Baru Pertanian Penyediaan dan Perlindungan Sawah Baru 266,700 Ha B,C,D Ha
Pangan Lain Pengembangan Lahan Pertanian Sawah Baru, Koordinat : A
Prasarana dan yang ……… B……….
Sarana Pertanian dibuktikan C………. D……….
dengan lokasi
yang jelas, ada
“Rumah dari kebijakan” dukungan
(Hanya muncul di dokumen irigasi
terkait penganggaran) sehingga Sawah
tersebut dapat
dimanfaatkan.
Menjadi alat ukur kinerja oleh
Presiden/Kabinet, untuk itu perlu
sasaran yang konkret
Slide - 17
MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN
KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (2/2)

PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN


Program Kegiatan Kementerian Target Alokasi
Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi Ket
Prioritas Prioritas / Lembaga 2017 (Juta Rp.)
Peningkatan Pencetakan Sawah Kementerian Program Perluasan dan Terlindunginya x 000 Terlindunginya x 000 Kabupaten A, 10.000 ha
Produksi Padi dan Baru Pertanian Penyediaan dan Perlindungan Ha Lahan Irigasi Ha Lahan Irigasi B, C, D
Pangan Lain Pengembangan Lahan Pertanian Teknis dari Konversi Teknis dari Konversi Koordinat :
Prasarana dan untuk Penggunaan untuk Penggunaan ………
Sarana Pertanian lain. lain.
Terbitnya x buah
Program Kegiatan Perda yang
Prioritas Prioritas melindungi Lahan
Irigasi Teknis

Penyederhanaan Nomenklatur

Peningkatan Penyaluran Kementerian Program Pengelolaan Memberikan subsidi Tersalurnya 7.300 Kab A …Unit; 7.300 unit
Produksi Padi dan bantuan alat dan Pertanian Penyediaan dan Sistem x % atas harga Unit Alsintan kepada Kab B…Unit ;
Pangan Lain mesin pertanian Pengembangan Penyediaan dan Alsintan, sehingga Petani atau Kab. C….Unit
Prasarana dan Pengawasan Alat Petani/Kelompok Kelompok Tani
Sarana Pertanian Mesin Pertanian Tani membeli dengan subsidi x %
Alsintan, dari harga
menggunakan dan
“Rumah dari kebijakan” merawatnya.
(Hanya muncul di dokumen
terkait penganggaran)
Menjadi alat ukur kinerja oleh
Presiden/Kabinet, untuk itu perlu
sasaran yang konkret

Slide - 18
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Ilustrasi Rencana Pembangunan Bendungan Tahun 2017

TA.2015 RENCANA 2016 RENCANA 2017


13 BENDUNGAN 8 BENDUNGAN 9 BENDUNGAN

•Krueng Kreuto •Rukoh (Aceh), •Bener (Jateng) ,


(Aceh), •Ciawi (Jawa •Semantok (Jawa
•Logung (Jawa Barat), Timur),
Tengah), •Sukamahi (Jawa •Pamakkulu
•Raknamo (Nusa Barat), (Sulawesi
Tenggara Timur), •Kuwil Selatan),
•Lolak (Sulawesi Kawangkoan •Komering II
Utara), (Sulawesi Utara), (Sumatera
•Karian (Banten), •Sukoharjo Selatan),
•Bintang Bano (Lampung), •Sadawarna (Jawa
(Nusa Tenggara •Cipanas (Jawa Barat),
Barat), Barat), •Tiro (Aceh),
•Tanju (Nusa •Leuwikeris (Jawa •Lausimeme
Tenggara Barat), Barat), (Sumatera Utara),
•Mila (Nusa •Ladongi (Sulawesi •Kolhua (Nusa
Tenggara Barat), Tenggara) Tenggara Timur),
•Passeloreng •Sidan (Bali)
(Sulawesi
Selatan),
•Rotiklod (Nusa Rencana Penyelesaian Pembangunan 49 Waduk Baru dalam RPJM 2015-2019
Tenggara Timur),
•Tapin (Kalimantan
Selatan),
Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Total
•Sei Gong
(Kepulauan Riau), Groundbreaking 13 8 9 11 8 49
•Sindangheula
(Banten)
Penggenangan 5 3 6 7 8 29
Slide - 19
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Ilustrasi Integrasi Peningkatan Produksi Padi Provinsi Aceh

Pemanfaatan Waduk Keuliling (selesai 2008), Kab. Aceh Besar


BPTP Aceh DI Keuliling Hulu (578,2 ha); DI Keuliling Hilir (1.053 ha); DI Krueng Aceh (809,3 ha,
Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I extension); dan DI Krueng Jreue (2.350 ha).
Banda Aceh
Waduk Rukoh (GB 2016)
Waduk Tiro (GB 2017) Waduk Keureuto di Kab. Aceh Utara,
Groundbreaking 2015
Waduk Krueng Keureuto (daya tampung 216 juta m3) akan mengairi DI Alue
Ubay (4.144 ha) dan DI Krueng Pase (6.677 ha).

Peningkatan & Rehabilitasi Jaringan Irigasi (tersier) :


Produksi Padi Provinsi Aceh: Aceh Besar 6.000 ha
ATAP 2014 : 1,82 juta ton Aceh Jaya 1.000 ha
ARAM 2015 : 2,33 juta ton Aceh Timur 8.200 ha
Sasaran 2016 : 2,30 juta ton Aceh Utara 2.000 ha
Sasaran 2017 : 2,37 juta ton Pidie 5.500 ha
Piddie Jaya 2.300 ha
Petani dan Lahan Provinsi Aceh (Sensus
Pertanian 2013): Cetak Sawah : 14.000 ha
Rumah Tangga Usaha Pertanian: 644,9 ribu RT
Luas Sawah: 300,8 ribu ha Desa Mandiri Benih : 40 Desa
Luas Lahan Pertanian Non sawah: 1,05 juta ha
Agro Science Park (1 unit) di BPTP Aceh
Penggilingan Padi: 3.233 unit
Agro Techno Park (1 unit) di Aceh Timur
Slide - 20
RPJMN 2015-2019
SERTA
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

Slide - 21
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 2015 – 2019
Menghadirkan
1
kembali Negara

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:


9 untuk melindungi
segenap bangsa 2
dan memberi
rasa aman pada Membangun tata
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Memperteguh seluruh warga kelola
negara Pemerintahan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong" kebhinekaan dan
memperkuat yang bersih,
restorasi sosial efektif,
demokratis dan
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: terpercaya

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga 8


kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan Membangun
3
Indonesia dari
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan Melakukan pinggiran dengan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. revolusi karakter memperkuat
daerah-daerah
bangsa 9 PROGRAM dan desa dalam
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan PRIORITAS kerangka Negara
Kesatuan
demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat NAWACITA
jati diri sebagai negara maritim.
7 Mewujudkan
kemandirian
Memperkuat
kehadiran Negara 4
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, ekonomi dengan dalam melakukan
reformasi sistem
maju, dan sejahtera. menggerakkan
sektor-sektor dan penegakan
strategis hukum yang
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. ekonomi bebas korupsi,
bermartabat, dan
domestik terpercaya
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Meningkatkan Meningkatkan
produktivitas kualitas hidup
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam 6 rakyat dan daya
saing di pasar
manusia dan
masyarakat
kebudayaan. internasional Indonesia

5
Slide - 22
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

RKP 2015*) RKP 2016 RKP 2017 RKP 2018 RKP 2019
MEMACU PEMBANGUNAN
MELANJUTKAN REFORMASI MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI Ditentukan dalam Ditentukan dalam
BAGI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR UNTUK
UNTUK MENINGKATKAN proses penyusunan
PEMBANGUNAN EKONOMI MEMPERKUAT FONDASI proses penyusunan
KESEMPATAN KERJA SERTA
YANG BERKEADILAN PEMBANGUNAN YANG RKP 2018 RKP 2019
MENGURANGI KEMISKINAN DAN
BERKUALITAS
KESENJANGAN ANTARWILAYAH
*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015 Slide - 23
SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019

2014
INDIKATOR MAKRO 2015 2016 2017 2018* 2019*
(BASELINE)
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,1 5,8 6,6 7,1
7,5 8,0
(Angka Realisasi & Penyesuaian Target) (5,0) (4,8) (5,3)** (5,5 – 5,9)
Rasio Pajak terhadap PDB (%) 11,5 13,2 14,2 14,6 15,2
(Angka Realisasi & Proyeksi) (10,6) (12,2)** (12,6-12,8) 16,0
(10,9)
Pengangguran (%) 5,6-5,9 5,5-5,8 5,2-5,5 5,0-5,3 4,6-5,1 4,0-5,0
(Angka Realisasi & Penyesuaian Target) (5,94) (6,18) (5,6 – 5,9) (5,3 – 5,6)
Angka Kemiskinan (%) 9,0-10,0 9,5-10,5 9,0-10,0 8,5-9,5 7,5-8,5 7,0-8,0
(Angka Realisasi & Penyesuaian Target) (10,96) (11,13) (10,0 – 10,8) (9,5-10,5)
Gini ratio (indeks) n.a 0,40 0,39 0,38 0,37 0,36
(Angka Realisasi & Penyesuaian Target) (0,41) (0,41)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,8 74,8 75,3 75,7 76,1 76,3
Indeks Pembangunan Masyarakat n.a n.a n.a n.a
0,55 meningkat
(IPMAS)***

*) Dengan perkembangan keadaan saat ini, target-target tersebut perlu dipertimbangkan kembali Sumber: RPJMN 2015-2019
Realisasi 2014 dan perkiraan realisasi 2015
**) Target APBN 2016
***) Indeks baru dengan parameter: gotong royong, toleransi, dan rasa aman. Konsep masih dalam proses penyempurnaan dan pematangan, termasuk pembahasan
variabel, sehingga target masih belum dapat ditetapkan secara kuantitatif.
Slide - 24
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

• Revolusi Mental
DIMENSI PEMBANGUNAN • Pembangunan Pendidikan
MANUSIA • Pembangunan Kesehatan
• Pembangunan Perumahan dan Permukiman

• Kedaulatan Pangan
DIMENSI PEMBANGUNAN • Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
• Kemaritiman dan Kelautan
SEKTOR UNGGULAN • Pariwisata
• Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan


DIMENSI PEMERATAAN DAN • Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal
KEWILAYAHAN • Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan
• Pengembangan Konektivitas Nasional

KONDISI PERLU • Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

• Prioritas Nasional, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas didiskusikan dalam rangkaian pelaksanaan meeting di Bappenas (pelaksanaan multilateral meeting I,
bilateral meeting dan multilateral meeting II)
Slide - 25
• Penjabaran Prioritas Nasional secara lengkap dapat dilihat di lampiran.
TEMA STRATEGIS DAN INDIKATIF RENCANA PEMBANGUNAN
WILAYAH KALIMANTAN

Slide - 26
SASARAN & TEMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN

SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN WILAYAH PULAU


KALIMANTAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019
Tingkat Pengangguran (Persen)
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PULAU Wilayah
2015 2016 2017 2018 2019
KALIMANTAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019 Kalimantan Barat 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2
Pertumbuhan Ekonomi (Persen) Kalimantan Tengah 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2
Wilayah
2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 4.0 3.9 3.7 3.6 3.4
Kalimantan Kalimantan Timur 8.4 8.0 7.6 7.2 6.9
5.9 6.0 6.2 7.2 7.9
Barat
Kalimantan Utara 7.9 7.6 7.2 6.6 6.3
Kalimantan Tengah 6.1 7.0 7.5 8.2 8.7
Kalimantan Selatan 5.0 6.2 6.8 7.6 8.6 TEMA PENGEMBANGAN WILAYAH
Kalimantan Timur 4.5 5.6 5.6 6.4 7.0
Kalimantan • Mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia,
5.0 5.0 6.0 6.4 6.9
Utara dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan
kritis, hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan
SASARAN TINGKAT KEMISKINAN WILAYAH PULAU KALIMANTANsistem bencana alam banjir dan kebakaran hutan;
PER PROVINSITAHUN 2015-2019 • Lumbung energi nasional dengan pengembangan hilirisasi
Tingkat Kemiskinan (Persen) komoditas batu bara, termasuk pengembangan energi baru
Wilayah
2015 2016 2017 2018 2019 terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai
Kalimantan
dengan kondisi SDA masing-masing provinsi;
Barat 8.7 8.0 7.4 6.8 6.1
Kalimantan Tengah 6.0 5.8 5.3 4.8 4.3 • Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit,karet,
Kalimantan Selatan 4.5 4.2 3.8 3.5 3.2 bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa;
Kalimantan Timur 5.1 4.7 4.3 3.9 3.5 • Menjadikan Kalimantan sebagai salah satu lumbung pangan
Kalimantan nasional.
Utara 6.7 6.2 5.7 5.1 4.6
Slide - 27
TUJUAN PENATAAN RUANG KALIMANTAN
1. Kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi
hutan tropis basah paling sedikit 45% dari luas Pulau Kalimantan sebagai Paru-paru Dunia

2. kemandirian energi dan lumbung energi nasional untuk ketenagalistrikan

3. pusat pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi di Pulau Kalimantan
4. pusat perkebunan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan secara berkelanjutan
5. kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan
Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan
negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup

6. pusat pengembangan kawasan perkotaan nasional yang berbasis pada air

7. kawasan ekowisata berbasis hutan tropis basah dan wisata budaya Kalimantan

8. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi,
serta membuka keterisolasian wilayah

9. swasembada pangan dan lumbung pangan nasional


Slide - 28
KEDAULATAN PANGAN

Slide - 29
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Sasaran dan Arah Kebijakan
Arah Kebijakan:
2014
Sasaran 2015 2016 2017 2019
(baseline) 1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas
produksi DN: Padi: (i) penyelesaian pengamanan lahan
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan berkelanjutan (menahan konversi sawah) dan perluasan sawah
Produksi Pangan Utama: baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasi penyuluhan dan
- Padi (Juta Ton) 70,6 75,0 76,2 77,0 82,0 sistem perbenihan-1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa
Produksi Pangan Lainnya/Diversifikasi pertanian organik
Pangan:
- Jagung (Juta Ton) 2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan: (i)
19,1 19,8 21,4 22,4 24,1
- Kedelai (Juta Ton) 0,92 0,98 1,50 1,90 2,60 pembangunan gudang dengan fasilitas pasca panen; pengendalian
- Produksi Gula (Juta Ton) 2,6 2,6* 2,8 3,0 3,8 pengaturan impor yang efektif; (ii) penguatan cadangan pangan
Produksi Sumber Protein: dan stabilisasi harga pangan; (iii) pengembangan sistem logistik
- Daging Sapi (Juta Ton) 0,45 0,42* 0,59 0,64 0,76 ikan
- Ikan (Juta ton) 10,6 13,6 14,8 16,0 18,8 3. Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi: masyarakat: (i) konsumsi protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan
- Pembangunan Jaringan irigasi air buah; (ii) penggunaan pangan lokal non beras
permukaan , air tanah dan rawa (Juta ha, 8,90 9,08 9,17 9,52 9,89 4. Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan: benih adaptif
kumulatif)
perubahan iklim, sekolah iklim dan asuransi pertanian
- Rehabililtasi dan Peningkatan jaringan
2,71 3,01
irigasi permukaan, air tanah dan rawa 0,48** 0,30** 0,64** Kebijakan terkait Revolusi Mental:
(2010-2014) (2015-2019)
(Juta ha) 1. Penurunan pemborosan air, pupuk, pestisida serta “Food Waste”
- Pembangunan irigasi tambak (Ribu ha, di meja makan
189,75 195,58 203,48 229,45 304,75
kumulatif)
2. Mendorong kreativitas dan inovasi
16 49 3. Mendorong diversifikasi produksi/konsumsi pangan yang sehat
- Pembangunan waduk (groundbreaking) 13 8 9
(on going) (2015-2019) 4. Penegakan hukum dan disiplin
* Angka Sementara; ** Angka Tahunan

Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi


Untuk kedelai fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga Slide - 30
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Perencanaan Terintegrasi
Kementan, Kemen LHK,
LEVEL 1 Kementan,
Kemen ATR

Pemda
Reforma agraria
Kemen ATR,
Peningkatan Pemda
produksi padi dan Stop konversi
pangan lain lahan produktif

Kemendag,
Kementan, Pengendalian Pembangunan
Kemenkeu harga dan impor Pemulihan
pangan Kedaulatan kesuburan lahan
Kementan,
Pangan Pemda

Peningkatan
Pembangunan
produksi ikan,
Kemen KP Desa Mandiri
garam, rumput Kementan,
Pemda Benih
laut Pemda

Pengembangan
pertanian organik

Kementan
Slide - 31
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Perencanaan Terintegrasi Peningkatan Produksi Padi
Kementan, Kemen ATR,
LEVEL 2 Kemen PUPR, Pemda

Pencetakan
Kementan, Sawah Baru Kemen PUPR,
Kemendag, Rehabilitasi Kementan, Pemda
Pembelian Jaringan Irigasi;
Kemenkeu, Pembangunan
beras/gabah Waduk;
BUMN petani Pembangunan
embung

Kementan,
Kemendag, BUMN,
Kemendag, Penyaluran
Pembangunan
subsidi benih Kemenkeu
Pemda pasar tradisional
dan pupuk
Peningkatan
produksi padi
dan pangan lain

Technopark dan
Pengembangan Kementan,
budidaya padi;
Science park; Pengembangan Pemda
Pengembangan
Balai Penyuluhan pertanian padi
organik
Kementan,
Kemenristekdikti
Pemanfaatan Penyaluran
Lahan Tidur bantuan alat dan
Kementan,
Kementan,
(Optimasi Lahan) mesin pertanian Kemendag,
Kemen ATR, Pemda
Pemda Slide - 32
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Sasaran Produksi Padi Per Provinsi
Target Produksi Padi 2017 Target Produksi Padi 2017
No. Provinsi (ton)* No. Provinsi (ton)*
SUMATERA 18.877.276 KALIMANTAN 5.592.962
1 Aceh 2.367.735 20 Kalimantan Barat 1.769.852
2 Sumatera Utara 4.132.605 21 Kalimantan Tengah 911.345
3 Sumatera Barat 2.699.592 22 Kalimantan Selatan 2.285.792
4 Riau 465.985 23 Kalimantan Timur 473.146
5 Jambi 800.125 24 Kalimantan Utara 152.826
6 Sumatera Selatan 4.097.954 SULAWESI 8.787.457
7 Bengkulu 702.843 25 Sulawesi Utara 729.120
8 Lampung 3.568.399 26 Sulawesi Tengah 1.215.107
9 Kepulauan Bangka Belitung 40.975 27 Sulawesi Selatan 5.401.972
10 Kepulauan Riau 1.062 28 Sulawesi Tenggara 615.254
JAWA 39.391.617 29 Gorontalo 341.933
11 DKI Jakarta 10.595 30 Sulawesi Barat 484.070
12 Jawa Barat 12.509.313 MALUKU - PAPUA 444.992
13 Jawa Tengah 10.829.783 31 Maluku 111.414
14 DI Yogyakarta 951.437 32 Maluku Utara 85.240
15 Jawa Timur 12.839.349 33 Papua Barat 46.903
16 Banten 2.251.139 34 Papua 201.435
BALI - NUSA TENGGARA 4.011.779 INDONESIA 77.106.083
17 Bali 918.649
18 Nusa Tenggara Barat 2.277.003
19 Nusa Tenggara Timur 816.128
Keterangan:
*: Perhitungan sasaran produksi padi dihitung berdasar baseline target RKP tahun 2016 dengan pertumbuhan sebesar 3,03% per tahun (RPJMN)
Slide - 33
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Sasaran Produksi Daging Sapi Per Provinsi
Target Produksi Daging Sapi
Target Produksi Daging Sapi No. Provinsi 2017 (ton)*
No. Provinsi 2017 (ton)*
KALIMANTAN 33.613
SUMATERA 129.671
1 Aceh 9.355 20 Kalimantan Barat 8.230
2 Sumatera Utara 32.993 21 Kalimantan Tengah 4.705
3 Sumatera Barat 27.313 22 Kalimantan Selatan 11.407
4 Riau 13.932 23 Kalimantan Timur 9.271
5 Jambi 8.802
24 Kalimantan Utara -
6 Sumatera Selatan 17.086
7 Bengkulu 4.861 SULAWESI 38.407
8 Lampung 11.377 25 Sulawesi Utara 5.076
9 Kepulauan Bangka Belitung 3.292 26 Sulawesi Tengah 4.810
10 Kepulauan Riau 660 27 Sulawesi Selatan 16.305
JAWA 349.344 28 Sulawesi Tenggara 3.761
11 DKI Jakarta 13.796
29 Gorontalo 4.902
12 Jawa Barat 86.184
13 Jawa Tengah 69.886 30 Sulawesi Barat 3.553
14 DI Yogyakarta 10.033 MALUKU - PAPUA 8.713
15 Jawa Timur 125.000 31 Maluku 1.873
16 Banten 44.446 32 Maluku Utara 652
BALI - NUSA TENGGARA 41.059
33 Papua Barat 2.857
17 Bali 9.889
34 Papua 3.331
18 Nusa Tenggara Barat 14.732
19 Nusa Tenggara Timur 16.438 INDONESIA 600.806

Keterangan:
*: Perhitungan sasaran produksi daging sapi dihitung berdasar baseline target RKP tahun 2016 dengan pertumbuhan sebesar 10,8 % per tahun (RPJMN)
Slide - 34
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Sasaran Cetak Sawah (Ha)
NAD:
11.000
Sumut: Kepulauan Riau:
3.000 600
Gorontalo: Maluku Utara:
Sulut: 3.000
Kaltara: 3.000
3.000
Kalbar: 3.600
Riau: 25.000 Sulbar: Papua Barat:
Sumbar: 4.000 6.000 2.600
3.000 Bangka Belitung: Kaltim:
Jambi: 20.000 5.500
Sulteng:
15.000
Kalteng: 20.000
Sumsel: 25.000 Kalsel:
Bengkulu: 9.300 10.000
900 Jabar:
Sultra:
1.000 Jatim: Maluku:
Sulsel: 18.000
- 3.000
Lampung: 20.000
15.000

DKI Jakarta: Papua:


Banten: - DIY: Bali: 6.200
- - -

Jateng: NTT:
NTB:
- 10.000
20.000

Nasional: 266.700 ha
Slide - 35
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Desa Mandiri Benih (Desa)
NAD:
40
Sumut: Kepulauan Riau:
46 -
Gorontalo: Maluku Utara:
Sulut: 15
Kaltara: 20
28
Kalbar: 10
Riau: 45 Sulbar: Papua Barat:
Sumbar: 25 22 16
60 Bangka Belitung: Kaltim:
Jambi: 10 27
Sulteng:
25
Kalteng: 30
Sumsel: 30 Kalsel:
Bengkulu: 50 40
25 Jabar:
Sultra:
55 Jatim: Maluku:
Sulsel: 25
55 16
Lampung: 50
40

DKI Jakarta: Papua:


Banten: - DIY: Bali: 18
17 15 20

Jateng: NTT:
NTB:
55 35
35

Nasional: 1.000 Desa


Slide - 36
PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
Desa Organik Tanaman Pangan (TP) dan Hortikultura (Horti) – (desa)

NAD:
TP: 50
Horti: 1
Sumut: Kepulauan Riau:
TP: 50 TP: 10
Gorontalo: Maluku Utara:
Horti: 1 Horti: 1 Sulut:
Kaltara: TP: 20 TP: 20
Horti: 1 TP: 20 Horti: 1
Kalbar: TP: 20
Horti: 1
Riau: TP: 50 Horti: 1 Papua Barat:
Sulbar:
TP: 20 Horti: 1 TP: 20
Sumbar: TP: 20
TP: 50 Horti: 1 Kaltim: Horti: 1 Horti: 1
Bangka Belitung:
Horti: 3 Jambi: TP: 20 TP: 20
Horti: 1 Sulteng:
TP: 20 Horti: 1
Kalteng: TP: 50
Horti: 1
TP: 50 Kalsel: Horti: 2
Bengkulu: Sumsel:
Horti: 1 TP: 50
TP: 20 TP: 50
Jabar: Horti: 1
Horti: 1 Horti: 1 Sultra:
TP: 50 Jatim: Maluku:
Sulsel: TP: 20
Horti: 4 TP: 50 TP: 20
Lampung: TP: 50 Horti: 2
Horti: 3 Horti: 1
TP: 50 Horti: 4
Horti: 1
DKI Jakarta: Papua:
Banten: TP: - DIY: Bali: TP: 20
TP: 50 Horti: - TP: 50 TP: 50 Horti: 1
Horti: 1 Horti: 4 Horti: 3
Jateng: NTT:
NTB:
TP: 50 TP: 20
TP: 50
Horti: 1
Nasional: Horti: 4 Horti: 3

1.160 Desa Organik Tanaman Pangan


Slide - 37
55 Desa Organik Hortikultura
2017 Rencana Pembangunan Bendungan 2017
2013 KUNINGAN, Jabar
2013 BENDO, Jatim
Lanjutan RPJM 2
(8 Bendungan)

2013 GONGSENG, Jatim


2013 TUKUL, Jateng
2014 GONDANG, Jateng 2018
2014 PIDEKSO, Jateng 2018
2013 TUGU, Jatim
2013 KARALLOE, Sulsel
2015 KEUREUTO, Aceh 2019
2015 KARIAN, Banten 2019
2015 LOGUNG, Jateng 2018
Groundbreaking 2015

2015 SINDANGHEULA, Jabar 2019


(13 Bendungan)

2015 SEI GONG, Kepri 2019


2015 TAPIN, Kalsel 2020
2015 RAKNAMO, NTB 2018
2015 LOLAK, Sulut 2020
2015 PASSELORENG, Sulsel 2020
2015 BINTANG BANO, NTB 2020
2015 TANJU, NTB 2019
2015 MILA, NTB 2019
2015 ROTIKLOD, NTT 2019
2016 CIAWI, Jabar 2020
Groundbreaking 2016

2016 SUKAMAHI, Jabar 2020


(8 Bendungan)

2016 RUKOH, Aceh 2021


2016 KUWIL KAWANGKOAN, Sulut 2020
2016 SUKOHARJO, Lampung 2020
2016 CIPANAS, Jabar 2021
2016 LEUWIKERIS, jabar 2020
2016 LADONGI, Sultra 2020
Rencana Penyelesaian 16 Waduk dan Pembangunan 49 Waduk Baru dalam RPJM 2015-2019
KOMERING II, Sumsel 2021
Groundbreaking 2017

SEMANTOK, Jatim 2020


Kegiatan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Total
(9 Bendungan)

PAMUKKULU, Sulsel 2021

BENER, Jateng 2021 Groundbreaking 16 13 8 9 11 8 65


SADAWARNA, Jabar 2021

TIRO, Aceh 2021 Penggenangan 0 5 3 6 7 8 29


LAUSIMEME, Sumut 2021

KOLHUA, NTT 2021

SIDAN, Bali 2020

Slide - 38
Sebaran Potensi Pembangunan Irigasi 2017

Slide - 39
Longlist Rencana Pembangunan dan Rehabilitasi Irigasi 2017
Irigasi Irigasi Irigasi Irigasi
No. Provinsi Pembangunan Rehabilitasi No. Provinsi Pembangunan Rehabilitasi No. Provinsi Pembangunan Rehabilitasi
(ha) (ha)
No. Provinsi Pembangunan Rehabilitasi
(ha) (ha) (ha) (ha)
11 Aceh 39,238.00 10,142.00 (ha) (ha)
31 DKI Jakarta - - 61 Kalimantan Barat 20,000.00 57,543.00
12 Sumatera Utara 8,434.00 21,970.00
32 Jawa Barat 4,313 44,082 62 Kalimantan T engah 5,280.00 8,755.98 75 Gorontalo 8,257.42 586.67
13 Sumatera Barat 14,657.00 24,990.00
33 Jawa T engah 9,919.45 84,637.71 63 Kalimantan Selatan 3,226.07 6,667.00 76 Sulawesi Barat 9,498.00 1,968.36
14 Riau 5,079.00 6,085.00
34 DI Yogyakarta - 1,708.01 64 Kalimantan T imur 4,485.00 18,330.00 81 Maluku 20,082.00 3,990.00
15 Jambi 3,017 32,361
35 Jawa T imur 1,579.00 153,222.00 65 Kalimantan Utara 2,505.75 808.00
16 Sumatera Selatan 7,753 24,789 82 Maluku Utara 11,221.00 1,487.00
17 Bengkulu 1,005 5,950 36 Banten 2,847.00 2,737.00 71 Sulawesi Utara 12,598.50 4,460.00
51 Bali 6,981.00 221.00 72 Sulawesi T engah 16,867.22 8,701.55
91 Papua 74,160.00 8,286.00
18 Lampung 2,189 30,737
19 Kep. Bangka Belitung 83 210 52 Nusa T enggara Barat 20,773.00 1,410.00 73 Sulawesi Selatan 13,892.70 57,431.10 92 Papua Barat 5,132.00 600.00
21 Kep. Riau 1,175.00 - 53 Nusa T enggara T imur 819.00 7,100.00 74 Sulawesi T enggara 15,920.13 7,710.00 TOTAL OUTCOME 352,986.35 639,677.32
KEDAULATAN ENERGI

Slide - 40
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Sasaran dan Arah Kebijakan

2014 Arah Kebijakan:


Sasaran 2015 2016 2017 2019
(baseline)
Rasio Elektrifikasi 84,1% 88,5% 90,2% 91,1% 96,6% 1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas dan batubara):
lapangan baru, IOR/EOR, pengembangan gas non konvensional
Konsumsi Listrik Perkapita (Kwh) 843 914 985 1.058 1.200 (shale gas dan CBM)
2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional Energi: (i)
Peningkatan Produksi Sumber Daya Energi: cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka
menengah dan panjang untuk Sumber Daya energi
 Minyak Bumi (ribu BM/hari) 789 788 830 780 700 3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran
energi: (i) insentif, pemberian subsidi, dan harga yang tepat; (ii)
 Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.455 1.194 1.155 1.175 1.295 pemanfaatan bahan bakar nabati
4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong penggunaan Sumber
 Batubara (juta Ton) 458 393 419 413 400 Daya energi untuk penggunaan setempat; (ii) pemanfaatan gas
kota; (iii) konversi BBM ke BBG
Penggunaan Dalam Negeri (DMO):
5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)
pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan untuk
 Gas bumi Dalam Negeri 57% 59% 61% 62% 64% teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii) peningkatan
 Batubara Dalam Negeri 16,6% 20,3% 26,5% 29,3% 60,0% peran perusahaan layanan energi (ESCO)
Pembangunan FSRU/ Regasifikasi 6. Meningkatkan pengelolaan subsidi energi yang lebih transparan
2 1 2 1 2 dan tepat sasaran
(unit)
7. Pemanfaatan optimum Sumber Daya Energi Terbarukan
Jaringan pipa gas (kumulatif, km) 11.960 13.458 15.330 15.364 18.322
Kebijakan terkait Revolusi Mental:
Pembangunan SPBG (unit) 13 18 30 25 15
1. Penguatan tata kelola (good governance) sumberdaya energi
2. Pemanfaatan energi secara efisien
Jaringan gas kota (lokasi/SR)) * 5/16.949** 2/8.000** 33/121.000 46/271.500 48/374.000
3. Pelayanan BUMN energi yang memuaskan pelanggan
4. Penambangan yang ramah lingkungan
Porsi EBT dalam Bauran Energi (%) 6 10 13 15 16 5. Penegakan hukum dan disiplin di sektor energi
* Merupakan target tahunan: 2014 dan 2015 angka realisasi. Peningkatan sambungan rumah termasuk kerjasama dengan
badan usaha dan diharapkan pada tahun 2019 secara kumulatif mencapai lebih kurang 1,3 juta SR.
Slide - 41
** Hanya mencakup jumlah SR yang dibangun melalui APBN.
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Perencanaan Terintegrasi
Kemen ESDM,
LEVEL 1 Kemen BUMN
Kemen ESDM,
Kemen ESDM,
Pembangunan Kemen BUMN,
Kemen BUMN, kilang minyak SKK Migas
Kemendag, Tata Kelola
Pengendalian Pertamina, PLN, PGN,
Pertamina impor minyak
Industri Migas
dan Energi Pemda

Kemen ESDM,
Kemen BUMN, Peningkatan
Percepatan
produksi minyak Kemen ESDM,
Kemendag, bumi,
pembangunan
Pertamina memperpanjang
pembangkit Kemen BUMN,
listrik
sumur tua PLN, PGN

Pembangunan
Kedaulatan
Pengalihan Peningkatan
Kemen ESDM, Kemen ESDM,
transportasi
berbasis BBM ke
Energi penggunaan
batubara dan Kemen BUMN,
Kemenhub,
gas gas PLN, PGN
Kemenperin

Kemen ESDM, Iklim investasi Kemen ESDM,


Pengembangan
migas yang Kemenkeu,
SKK Migas, kondusif
biofuel,
Kemenkeu, Kemen BUMN,
Pemda Pembangunan
Kementan
Energi Baru -
Peningkatan
Terbarukan dan
kapasitas tangki
Konservasi
Energi Kemen ESDM,
Kemen ESDM; Pertamina
Kemen BUMN; Kemenristekdikti, Pemda
Slide - 42
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Perencanaan Terintegrasi Pembangunan EBT dan Konservasi Energi
Kemen ESDM, Kementan,
LEVEL 2 Pemda, Swasta Pengembangan
komoditas
tanaman BBN
dan penyediaan
BBN
Kemen ESDM, Kemen ESDM, Kemen LHK,
Kemen BUMN, Audit Energi BPPT, Swasta
Kemenperin Sektor Industri Pembangunan
dan Penyedia Biomassa
Energi

Pembangunan
Energi Baru -
Terbarukan dan
Kemen ESDM, Kementan,
Kemen ESDM, Kemen Konservasi Energi Pengembangan LIPI, KUKM
Pembangunan
BUMN, Biogas Skala
PLTP
Kemen LHK Kecil

Penyempurnaan
mekanisme
PLT Matahari,
Pembelian EBT
Mikrohidro, dan
Kemen ESDM, Kemenkeu, oleh PLN dan Kemen ESDM, Kemen PUPR,
Tenaga Angin
Kemen BUMN Pertamina serta Kemen PDTT, Kemen KUKM
Subsidi
Slide - 43
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Rasio Elektrifikasi
Aceh KATEGORI
93,54% Sumut > 70 %
92,42% Kaltara Kaltim 50 - 70 %
72,51% 94,07%
Riau
< 50 %
Kalbar Sulut
87,35% Gorontalo
Kepri 81,32% 88,23% Malut
72,98% 78,26%
93,63% Papua Barat
78,92%
Sumbar Sumsel
Kalteng
82,11% 79,04% 68,91% Sulteng
78,13%
Babel Sulbar
Jambi Papua
83,45% 96,66% 75,89%
Sultra 44,81%
Jakarta Jateng 67,34%
Bengkulu Kalsel Maluku
85,85% 99,39% 90,64% 86,12% 83,81%
Bali Sulsel
Lampung 87,10%
Banten
87,98%
83,49%
98,19%
Jabar
92,48% DIY Jatim NTB NTT NASIONAL
85,44% 85,86% 71,15% 58,11%
RASIO ELEKTRIFIKASI (%)
87,14
100.000
92.75 95.15 97.35
90.000 87.35 90.15 REALISASI TARGET BERDASARKAN DRAFT RUKN
84.35
80.000
80.51
76.56 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
72.95
70.000 67.15
67.15% 72.95% 76.56% 80.51% 84.35% 87.35% 90.15% 92.75% 95.15% 97.35%
60.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Slide - 44
(*POSISI SEPTEMBER 2015)
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Rencana Pengembangan Sumber Daya Air, Ketenagalistrikan, Transmisi & Gardu Induk di Kalimantan

No Kegiatan
Energi dan Ketenagalistikan
1 PLTG/MG Kaltim Peaker 2
2 PLTGU Senipah
3 PLTU Kaltim (MT)

No Kegiatan
PENGAIRAN & IRIGASI
1. Lanjutan Pembangunan Bendungan Teritip Kota Balikpapan
Lanjutan Pembangunan Embung Wain 2 Dan 3 Kota
2.
Balikpapan
Lanjutan Pembangunan Bendali V Banjir Papan Lestari
3.
Sepinggan Kota Balikpapan
Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Beriwit Kabupaten
4.
Berau
Lanjutan Pembangunan Bendung DI Tepian Buah Kabupaten
5.
Berau

Slide - 45
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Pembangunan Kilang Minyak Bontang

Project Location East Kalimantan


Investment Cost
Contracting Agency PT. Pertamina
Status  Pre-FS PT. Pertamina
 Ministry of Energy and Mineral Resources is
preparing a draft Presidential Decree on the
Guidelines for the construction of oil refineries and
assignment PT. Pertamina (Persero) as PJPK Bontang
Oil Refinery
Location Advantage  Land owned by the Government
 Low Social risk
 Low Potential Earthquake
Project Information:
The project will develop a new oil refinery in Bontang East Kalimantan, by PT. Pertamina collaboration with private sector. The Refinery capacity is 300.000 bpsd
(barrel crude oil per day), Crude composition: Basra Light 200.000 bpsd and Arabian Light 100.000 bpsd.
General Work Plan:
Critical
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Activity I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Responsible
Initiation Stage
• OBC Prep aratio n 1 Mar 2015 - 31 Mar 2015 Line Ministry, KPPIP
• Prio ritizatio n 1 Mar 2015 - 30 Ap r 2015 Lab el
• Scheme Prep aratio n 1 Mar 2015 - 31 May 2015 KPPIP
• Go vernment Ro ad sho w 1 Jun 2015 - 30 Jun 2015 KPPIP
• G to G Ag reement 1 Jul 2015 - 31 Jul 2015 KPPIP

Regulation Stage
• Actio n Plan 1 May 2015 - 30 Jun 2015 KPPIP, PJP
• Pub lishing Assig nment 1 Mar 2015 - 30 Jun 2015 KPPIP, Line Ministry
D ecree
• Related Licensing 1 May 2015 - 30 Sep 2015 Line Ministry
• Service Level Ag reement 1 Aug 2015 - 30 Sep 2015 KPPIP

Implementation Stage
• Kick Of f Pro ject 1 Jul 2015 - 31 Jul 2015 KPPIP, PJP
• FS-BED -FEED 1 Aug 2015 - 31 D ec 2016 PJP
• Land Prep aratio n 1 Mar 2015 - 26 No v 2018 PJP, BUMN Karya, KLH


EPC
Op eratio n
1 Jan 2016 - 30 Ap r 2020
PJP
PJP
Slide - 46
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Pengembangan Pembangkit 35,5 GW (2015-2019)

Sumatera: Kalimantan: Sulawesi: Maluku: Papua:


PLN : 1.1 GW PLN : 0,92 GW PLN : 2,0 GW PLN : 0,26 GW PLN : 0,22 GW
IPP : 7.6 GW IPP : 0,95 GW IPP : 0,7 GW IPP : 0,02 GW IPP : 0,12 GW
Total : 8.7 GW Total : 1,87 GW Total : 2,7 GW Total : 0,28 GW Total : 0,34 GW

Kalimantan Maluku
Sumatera
Sulawesi Papua

Java-Bali
* Independent Power Producer (IPP)
Nusa Tenggara

Jawa-Bali: Indonesia:
PLN : 5,0 GW Nusa Tenggara: PLN : 10,2 GW
IPP : 15,9 GW PLN : 0,67 GW IPP : 25,3 GW
Total : 20,9 GW IPP : 0,03 GW Total : 35.5 GW
Total : 0,70 GW

47
Slide - 47
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Pengembangan Pembangkit 35,5 GW + 7,4 GW (2015-2019)

Sumatera: Kalimantan: Sulawesi: Maluku: Papua:


PLN : 2,3 GW PLN : 1,8 GW PLN : 2.,4 GW PLN : 0,31 GW PLN : 0,29 MW
IPP : 8,7 GW IPP : 1,0 GW IPP : 0,8 GW IPP : 0,02 GW IPP : 0,12 MW
Total 11,1 GW Total : 2.8 GW Total : 3.2 GW Total : 0,33 GW Total : 0,41 MW

Kalimantan Maluku
Sumatera
Sulawesi Papua

Java-Bali
Nusa Tenggara

Indonesia:
PLN : 13,5 GW
Jawa-Bali: Nusa Tenggara: IPP : 29,1 GW
PLN : 5,6 GW PLN : 0,87 GW Total : 42.7 GW
IPP : 18,3 GW IPP : 0,11 GW
Total : 23,9 GW Total : 0,98 GW

Slide - 48
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
Daftar Pembangkit 35,5 GW + 7,4 GW (2017)

Total kap. Rencana Status


Pemilik Pola Lokasi Subsistem Kota/Kabupaten Jenis Nama Pembangkit Status Proyek
(MW) COD Proyek
PLN PLN Kalbar Kalbar Pontianak PLTU Parit Baru (FTP2) 50 2017 FTP2 Konstruksi
PLN PLN Kalteng Kalselteng Barito Utara PLTMG Bangkanai (FTP2) 140 2017 FTP2 Committed
Balikpapan/Penajam
PLN PLN Kaltim Kaltim PLTG/MG Kaltim Peaker 2 100 2017 Reguler Plan
Paser Utara
PLN PLN Kalsel Kalselteng Barito Kuala PLTGU/MGU Kalsel Peaker 1 200 2017 Reguler Plan
PLN PLN Kaltara Kaltara Malinau PLTMG Malinau 6 2017 Reguler Plan
IPP IPP Kalbar Kalbar Ketapang PLTD Ketapang CPO 10 2017 Reguler Plan
IPP Ekspansi Kaltim Kaltim Kutai Kartanegara PLTGU Senipah (ST) 35 2017 Reguler Pengadaan
IPP IPP Kalbar Kalbar Ketapang PLT Biomass Ketapang 10 2017 Reguler Pengadaan
IPP IPP Kaltim Kaltim Kutai Kartanegara PLTU Kaltim (MT) 55 2017 Reguler Konstruksi
Jumlah 606

Slide - 49
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
PETA RENCANA KELISTRIKAN SISTEM KALIMANTAN BARAT

Slide - 50
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
PETA RENCANA KELISTRIKAN SISTEM KALIMANTAN SELATAN

Slide - 51
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
PETA RENCANA KELISTRIKAN SISTEM KALIMANTAN TENGAH

Slide - 52
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
PETA RENCANA KELISTRIKAN SISTEM KALIMANTAN TIMUR

Slide - 53
PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI
PETA RENCANA KELISTRIKAN SISTEM KALIMANTAN UTARA

Slide - 54
Program Water to Energy Tahun 2017
Kerjasama PUPR, ESDM, dan PLN
Rencana Pemanfaatan Waduk milik
MoU antara PUPR dan ESDM ditandatangani Desember 2015 (fasilitasi Bappenas)
PUPR untuk PLTA 2017 (261 MW)
N B a nguna n A ir Ut a m a Lo k a s i P o t e ns i
o D a ya ( M W)
1 B endungan Jatigede Jawa B arat 110

2 B endungan Jati B arang Jawa Tengah 1.5 Peusangan 1 – 2, 88


Mw, Peusangan-4, 400
3 B endung Gerak Serayu Jawa Tengah 5
Mw (NAD)
4 B endung Karet Jatimelerek Jawa Timur 2 Bendungan Gerak
Batanghari 4 MW (Sumsel)
5 B endung Gerak Lengko ng B aru Jawa Timur 2

6 B endung M enturus Jawa Timur 1.7

7 B endung M rican Jawa Timur 3

8 B endung Turi Jawa Timur 2.1 Bendungan Gerak


9 B endungan Wlingi Jawa Timur 2
Perjaya 5 MW;
(Sumbar)
10 B endungan Karangkates Jawa Timur 100 Kusan, 65 Mw
(Kalsel)
11 B endung Gerak Lo do yo Jawa Timur 9

12 B endungan Tukad Unda 1 B ali 1.2

13 B endungan Tukad Unda 2 B ali 1.2 Tukad Unda-1 1,2 MW;


Tukad Unda-2 1,2 MW;
14 B endungan Titab B ali 1.8 (Bali)
15 B endungan P andan Duri Lo mbo k 2.84

16 B endungan B atutegi Lampung 7.5


Bendungan Batutegi, 7,5 Karet Jatimlerek, 2 MW; Lengkong Baru 2 MW; Menturus 1,7 MW;
17 B endung Gerak P erjaya Sumatera Selatan 5
MW (Lampung) Jatigede 100Mw (Jabar) Mrican 3 MW; Turi 2,1 MW; Wlingi 2 MW; Karangkates 100
18 B endung Gerak B atanghari Sumatera B arat 4 Serayu 5 MW (Jateng) MW(Jatim) Slide - 55
T o tal 2 6 1.8 4
POTENSI KAPASITAS (MW)
NO PROVINSI KABUPATEN BENDUNGAN / PLTA STATUS
Rencana PUPR Rencana PLN
1 Aceh Aceh Tenggara Law e Alas Penyelesaian DED 141.2 151
2 Aceh Aceh Utara dan Timur Jambo Aye Pembebasan Lahan 110 160
PU : Pembebasan lahan,
3 Aceh Aceh Tenggara Law e Mamas 1 66.7 7
PLN: Studi oleh IPP
4 Jaw a Barat Ciamis Matenggeng Sertifikasi Bendungan 27.2 900

Potensi Lanjutan Sinkronisasi Rencana Waduk dan PLTA 2017 (2 Gw) 5


6
Jaw a Barat
Jaw a Tengah
Majalengka
Banjarnegara
Cipasang
Maung
Tahap F/S
Tahap F/S
85.6
346
400
360
7 Sulaw esi Selatan Luw u Timur Karrebe Pengisian Aw al by INCO 130 130
Amdal 2013, FS,DD,
8 Sulaw esi Selatan Jeneponto Kelara-Karraloe sertifikasi, pembebasan 8.5 8.5
lahan.
9 Sulaw esi Tenggara Konaw e Utara dan Kolaka Pelosika FS, DD 2013 59.2 10
Total 974.4 2126.5
KEMARITIMAN DAN KELAUTAN

Slide - 56
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Sasaran dan Arah Kebijakan

2014 ARAH KEBIJAKAN:


Sasaran 2015 2016 2017 2019
(BASELINE)
1. Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar
Memperkuat Jatidiri sebagai Negara Maritim 200 mil laut, serta penamaan pulau-pulau dan
target pendaftarannya
17.466
 Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau Deposit 2. Pengaturan dan pengendalian ALKI
13.466 750 500 (Selesai th
kecil ke PBB Pulau
2017) 3. Penguatan lembaga pengawasan laut
selesai
 Penyelesaian batas maritim antar negara 1 negara 1 negara 1 negara 1 negara 9 negara
4. Peningkatan Koordinasi dalam Penanganan Pelanggaran
Tindak Pidana
Pemberantasan Tindakan Perikanan Ilegal
5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi
• Meningkatnya ketaatan pelaku perikanan 52% 66% 73% 76% 87% multimoda
Membangun Konektivitas Nasional: 6. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang
 Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol berorientasi nasional dengan transportasi yang
24 24 24 24 24 berorientasi lokal dan kewilayahan
laut
270 7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan
 Pengembangan pelabuhan penyeberangan 210 15* 23* 20*
(kumulatif) 8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya
dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut
104
 Pembangunan (penyelenggaraan) kapal perintis 50 unit 30 30* 0* 9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta
(kumulatif)
penguatan SDM dan Iptek kelautan
Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan 10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan serta
 Produksi hasil kelautan (juta ton ) 28,3 33,1 35,4 39,4 40-50 masyarakat pesisir
 Ikan (Tangkap & Budidaya) 10,6 13,6 14,8 16,0 18,8
 Rumput Laut 10,1 10,6 11,1 13,4 19,5
 Garam 2,5 3,3 3,6 3,8 4,5 Kebijakan terkait Revolusi Mental:
 Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 22 unit 22 unit 22 unit 24 unit
1. Perubahan mindset sebagai bangsa maritim
2. Perubahan kebijakan penyelenggaraan pelayaran Perintis
 Peningkatan luas kawasan konservasi laut 15,7 juta ha 16,5 juta ha 17,1 juta ha 17,9 juta ha 20 juta ha
3. Penegakan hukum dan disiplin

Keterangan: *) Mulai tahun 2016 pembangunan kapal perintis dialihkan menjadi penyelenggaraan layanan perintis, mengikuti model pelayanan udara perintis. Slide - 57
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1 Kemen KP

Kemen KP,
Peningkatan
Kemenristek, produk kelautan
Kemendikbud Peningkatan Pengembangan Kemen KP, Kemenhub
budaya bahari, pelabuhan Kemen BUMN,
penguatan SDM perikanan dan Pemda
dan iptek sentra perikanan
kelautan terpadu

Kemen KP,
Kemen ATR,
Pemda
Kemenhub,
Mendesain tata Konektivitas (tol)
ruang wilayah laut dan industri Pemda
pesisir dan lautan Pembangunan maritim

Kemaritiman dan
Kelautan

Peningkatan taraf
Kemen KP, Kemen KUKM, hidup nelayan : Pemberantasan
pemberian akses Kemen KP,
Kemen PUPR, Kemenhub, illegal,
terhadap sumber
unregulated dan POLRI, Bakamla, TNI,
Kemenristekdikti, Kemendag, modal, sarana
produksi, unreported Kemenkumham,
Perbankan, Pemda infrastruktur, fishing (IUU)
teknologi dan pasar Pemda
Peningkatan luas
kawasan konservasi
perairan Pengelolaan
berkelanjutan, daerah
penambahan
kawasan konservasi, perbatasan laut, Kemenhan, Kemen KP, Bakamla,
dan Rehab pesisir pulau pulau kecil
Kemen KP, dan kualitas Kemendagri, Kemenlu.
Kemen LHK, lingkungan laut
Pemda
Slide - 58
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Perencanaan Terintegrasi Konektivitas (Tol) Laut dan Industri Maritim

LEVEL 2 Kemenhub,
BUMN
Kemenhub, Pembangunan
BAKAMLA, pelabuhan
umum
TNI/POLRI

Keamanan dan
Pembangunan BUMN (PT PAL),
keselamatan
Kapal Laut
pelayaran Swasta

Peningkatan
Konektivitas
Kemenperin, Penguatan (Tol) Laut dan
Industri Kemenhub,
BUMN, Industri Pengembangan
Perkapalan dan Maritim Layanan BUMN
Rancang Pelayaran
Bangun Perintis
Kelautan

Penguatan Insentif Usaha


SDM dan Iklim Kemenkeu,
Kemenhub, Perkapalan Investasi
Kemenristekdikti, BKPM
Perguruan Tinggi
Slide - 59
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Masalah dan Tantangan : Perbatasan dan Pendataan Pulau-Pulau Kecil

A. BELUM SELESAINYA PERBATASAN LAUT DENGAN 9 NEGARA TETANGGA


Belum selesainya perbatasan laut dengan 9 negara tetangga  saat ini baru batas laut dengan PNG yang telah selesai
B. BELUM SELESAINYA PENDATAAN PULAU DAN BELUM MEMADAINYA PEMBANGUNAN PULAU PULAU KECIL TERLUAR:
Terdapat 92 pulau kecil terluar, diantaranya 31 pulau berpenduduk. Infrastruktur dasar dan ekonomi di pulau-pulau kecil terluar berpenduduk masih
terbatas

1.763 pulau Pulau


Dideposit
berpenduduk besar
ke PBB th
>2.000
11.703 pulau 2012 =
Jumlah km2 =34
tidak 13.466
berpenduduk pulau
Belum 17.504 Pulau kecil
Dideposit ≤2.000
ke PBB = km2
4.038 =17.470

Berdasarkan survey tahun 2013-2015  sebanyak 1.399


pulau yang akan diverifikasi oleh tim nasional 
selanjutnya akan didaftarkan ke PBB

Slide - 60
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Masalah dan Tantangan : Kerusakan Wilayah Pesisir
LUAS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN LUAS MANGROVE INDONESIA:
16,5 JUTA HA (2014) 3.3 JUTA HA (2015)

18.0 16.5
16.0 Peningkatan rehabilitasi kawasan pesisir, Pengelolaan
Luas Kawasan Konservasi

14.0 kawasan konservasi laut  perlu peningkatan peran


Perairan (juta ha)

12.0 pemerintah provinsi, kab/kota dan masyarakat dalam


10.0 pengawasan dan konservasi laut
8.0
6.0 5.4

4.0
2.0
0.0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Slide - 61
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Masalah dan Tantangan : Illegal Fishing
Modus Operandi:
ASAL KAPAL PERIKANAN • Tanpa dokumen izin
ILEGAL DI WPP-NRI • Memiliki izin tapi melanggar ketentuan: alat tangkap, fishing
ground, port of call
• Pemalsuan dokumen
• Manipulasi persyaratan (Deletion Certificate, Bill of sale)
• Transhipment di laut, tidak pernah melaporkan pada pelabuhan
perikanan
• Double flagging

Terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan


dan belum memadainya sistem pemantauan
kelautan dan perikanan yang terintegrasi

Slide - 62
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Masalah dan Tantangan : Over Fishing
Pengelolaan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan penerapan prinsip perikanan berkelanjutan; beberapa WPP sudah
mengalami yang sudah over fishing. Diperlukan update data stok ikan secara berkala dengan data yang kredibel.

Perairan Indonesia terbagi dalam 11 WPP, dengan total


estimasi potensi sumber daya ikan sebesar 6,5 juta ton
per tahun (Kepmen KP 45/MEN/2011)
Slide - 63
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Masalah dan Tantangan : Industri Pengolahan Perikanan
Unit Pengolahan Ikan (UPI) lebih banyak berada di wilayah barat Indonesia (terutama di Jawa), sementara sebaran ikan
banyak terdapat di wilayah timur Indonesia

Industri pengolahan perikanan  terkonsentrasi di


wilayah Jawa, skala usaha mayoritas kecil/mikro/rumah
tangga, utilitas belum optimal  daya saing rendah
Slide - 64
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Masalah dan Tantangan : Kapasitas Industri Galangan Kapal Di Indonesia
Jumlah galangan kapal di Indonesia masih belum mencukupi (250 unit)

SEBARAN GALANGAN KAPAL (2012)

Sumatera: Kalimantan:
65 Galangan 62 Galangan
26% 25%
30 Galangan
Jawa:
92 Galangan 12%
37%
Sumber: Kementerian Perindustrian (2012)

Diperlukan pengembangan kapasitas industri galangan kapal nasional  industri komponen kapal, penguatan armada perintis, dan armada pelayaran rakyat
Slide - 65
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Masalah dan Tantangan : Pelabuhan Strategis
24 PELABUHAN STRATEGIS PENDUKUNG TOL LAUT

Total pelabuhan berjumlah 1.241 unit yang terdiri dari 33 pelabuhan utama, 217 pelabuhan pengumpul, dan 991 pelabuhan pengumpan
(Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.725 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor No.
KP. 414 Tahun 2013 Tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional)
Pengembangan pelabuhan masih terkendala pembebasan lahan dan koordinasi antar K/L terkait, serta perlu memperhatikan tata ruang

Slide - 66
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Masalah dan Tantangan : Jaringan Pelayaran
Pelayaran perintis masih sangat dibutuhkan (konektivitas), dimana saat ini terdapat 84 jaringan perintis dan
181 perintis penyeberangan.

Pelabuhan Komersial
Sumber: Kemenhub, 2013 Trayek Pelayaran Komersil
Trayek Pelayaran Perintis

Slide - 67
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Kerangka Regulasi Tol Laut

Slide - 68
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Short Sea Shipping/Coastal Shipping

SSS Sulawesi

SSS Kalimantan SSS Papua


-Papua Barat
SSS Maluku
-Malut

SSS Sumatera

SSS Jawa
SSS Bali-NT

WESTERN INDONESIA (BIGGER VESSEL) EASTERN INDONESIA (SMALLER VESSEL)


Pelabuhan Hub Strategis Tol Laut
Slide - 69
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Pelabuhan Palaran, Samarinda

Total Indikasi Kebutuhan Pembiayaan 24 Pelabuhan


Strategis (diluar kebutuhan lahan) adalah sebesar Rp.
6.805 Trilyun, untuk Pulau Kalimantan total indikasi
kebutuhan pembiayaan 5 pelabuhan sekitar Rp 2.010
Triliun.

• Terdapat di Kota Samarinda, provinsi Kalimantan Timur,


Indonesia. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang
pengiriman logistik dari Kota Samarinda dan Kawasan Hulu ANGGARAN (MILLIAR RUPIAH)
Mahakam ke Surabaya, Jakarta dan sebaliknya. NO. PELABUHAN PELINDO
2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
• Fasilitas saat ini:
• Dermaga sepanjang 270 m 1. Banjarmasin III 76 108 139 198 104 624
• Gudang cfs seluas 3.000 m² 2. Tenau Kupang III 12 21 33 - 12 79
• Lapangan penumpukan seluas 7,7 HA Samarinda dan TPK
3. IV - -
Palaran 99 149 249 497
• Lanjutan pengembangan : 4.
Balikpapan dan TP
IV - -
Kariangau 92 138 230 461
• Pembangunan terminal/dermaga pelabuhan
• Pengadaan peralatan pelabuhan 5. Pantoloan IV 64 31 82 82 90 349
• Kebutuhan pendanaan Rp.497 trilyun (kerjasama PT
Samudera Indonesia)
Slide - 70
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Pengembangan Angkutan Sungai Kalimantan
27 sungai di Kalbar
16 sungai di Kaltim &
Kaltara
Inland Waterway (Pilot Project Kapuas & Mahakam)
• Pengangkutan Sungai
• Pengembangan pengangkutan sungai disepanjang koridor Sungai Kapuas & Mahakam
• Pengembangan jalur air yang ada tidak melibatkan investasi skala besar dan saluran air
yang sudah digunakan untuk memindahkan batubara dari tambang ke pelabuhan.
14 sungai di Kalimantan
Selatan Komoditas Kunci
12 sungai Kalimantan Tengah Komoditas kunci yang ada di wilayah sekitar sungai dan berpotensi menggunakan transportasi
sungai, antara lain: Batubara, CPO, Karet, Hasil Hutan, Perikanan Darat, Hasil Tanaman Pangan,
Peran Angkutan Sungai Danau dan BBM
• Membuka keterisoliran serta meningkatkan perekonomian suatu daerah;
• Terbuka aksesibilitas suatu daerah akan memperlancar distribusi barang dan
jasa;
• Pembangunan yang menjangkau sampai ke daerah pedalaman (captive area)

Slide - 71
KAWASAN INDUSTRI
DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

Slide - 72
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI/KEK
Sasaran dan Arah Kebijakan
ARAH KEBIJAKAN:
2014 Pertumbuhan Industri:
Sasaran 2015 2016 2017 2019
(Baseline) 1. Pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa
2. Penumbuhan populasi industri dengan menambah paling
1. Sasaran Pertumbuhan Industri tidak sekitar 9 ribu usaha
3. Peningkatan daya saing dan produktivitas (nilai ekspor dan
nilai tambah per tenaga kerja)
 Industri (%) 4,70 6,10 6,90 7,40 8,60
(Realisasi dan Proyeksi) (4,63) (4,25) (5,40) (6,50) (8,00)
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa:
1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah, melalui
percepatan industrialisasi/hilirisasi pengolahan SDA
 Kontribusi dalam PDB (%) 20,70 20,80 21,00 21,10 21,60
 (a) menciptakan nilai tambah; (b) menciptakan
(Realisasi dan Proyeksi) (21,01) (20,84) (20,95) (21,35) (21,76) kesempatan kerja baru, terutama industri manufaktur,
industri pangan, industri maritim, dan pariwisata.
2. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur
2. Sasaran Pembangunan Kawasan Industri/KEK 3. Pengembangan SDM dan IPTEK
4. Pengembangan regulasi dan kebijakan
7 lama 10 lama 12 lama 5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha antara lain:
a. Kawasan Ekonomi Khusus Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan pemberian insentif
7 7 + + +
(KEK) di Luar Jawa fiskal dan non-fiskal
3 baru 2 baru 2 baru
Kebijakan terkait Revolusi Mental:
 Promosi mencintai dan memanfaatkan produk dalam negeri
b. Kawasan Industri n.a n.a n.a 14 14  Peningkatan kemudahan dan percepatan pelayanan
perijinan investasi
 Penegakan hukum dan disiplin

Slide - 73
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI/KEK
Perencanaan Terintegrasi
LEVEL 1 Kemenperin
Kebijakan
Industri
Kementan, Nasional Kemperin,
Kemen KP, Ketersediaan BKPM,
Menciptakan
Kemen LHK, dan Kualitas Pemda
iklim investasi
Kemen ESDM Bahan Baku

KemenPUPR, Pembiayaan
Kemenhub, Ketersediaan
Kemenkominfo, Energi dan Percepatan dengan akses
BI, OJK
dan biaya yang
Kemen ESDM, Infrastruktur Pertumbuhan Kompetitif
Kemen BUMN Industri dan
Kawasan
Industri/KEK
Kemendikbud,
SDM Industri
Peningkatan Kemenristekdikti,
yang
Kemendag Akses ke Pasar Kemenperin,
Kompeten dan
Global (Ekspor) Kemenaker
Disiplin
Pemda

Pemberian Hubungan
Insentif Fiskal Industrial yang
yang Harmonis Bersahabat Kemenaker,
Kemenkeu
Polri,
Pemda
Slide - 74
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI/KEK
Perencanaan Terintegrasi
LEVEL 2 Kemenperin,
Kemen ATR,
Pemda
Penyediaan
Lahan Kawasan
Industri
Kemenristekdikti,
Kementan,
Kemen PUPR,
Kemen KP,
Kemenhub,
BPPT, Science dan Konektivitas/
Kemen ESDM
Pemda Techno Park Aksesibilitas

Kawasan
Industri/
Kawasan
Ekonomi Khusus
(KEK)
Penyediaan
Tenaga Terampil Kemenkeu,
(BLK, SMK,
Politeknik) Insentif Fiskal Kemenperin
Kemendikbud,
Mensosialisasika dan Non Fiskal
Kemenaker,
n Mental
Kemenristekdikti Kewirausahaan
Iklim Investasi
PTSP
(Penghapusan
Perda BKPM/BKPD, Pemda,
bermasalah) Kemendagri

Slide - 75
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
Sebaran Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus

KEK & KI SEI MANGKEI


Kab. Simalungun, Sumut KEK MOROTAI
KEK KALTARA Kab. Pulau Morotai, Maluku Utara

KI KUALA TANJUNG KEK KALBAR & KEK & KI BITUNG


KI LANDAK Kota Bitung, Sulawesi Utara

Kab. Landak, Kalbar

KEK SORONG
KEK & KI PALU
KEK MBTK Kota Palu, Sulawesi Tengah KI BULI
Kabupaten Kutai Timur, Kaltim

KI MOROWALI Maluku
KEK TANJUNG API-API KI KETAPANG
Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan KI TELUK BINTUNI
KI BATULICIN KI KONAWE
KI JORONG

KI TANGGAMUS KEK MAKASSAR


KI DEMAK KI BANTAENG
KI KENDAL
KEK TANJUNG LESUNG
Kab. Pandeglang, Banten KI GRESIK KEK MERAUKE
KEK NTT

Keterangan:
KEK MANDALIKA
Kab. Lombok Tengah, NTB
Lokasi KEK yang telah ditetapkan sampai 2014

Lokasi KEK 2014-2019

Lokasi 14 Kawasan Industri Luar Jawa dan 3 Kawasan Industri Jawa


Slide - 76
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
Peta Potensi Kawasan Industri
KUALA TANJUNG LANDAK BATULICIN PALU MOROWALI TELUK BITUNG BULI
Alumina, Natural Rubber Rattan Agro Industri
IRON/STEEL Ferro Nickel Ferro Nickel
Palm Oil Palm Oil Cacao Logistics

SEI MANGKE TANGGAMUS KETAPANG JORONG BANTAENG KONAWE TELUK BINTUNI


Marine Alumina, Oil and Gas
Palm Oil Alumina Ferro - Nickel Ferro-Nickel
Logistics Palm Oil Petrochemical

Slide - 77
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
Peta Potensi Kawasan Industri
No. Nama KI Luas Investasi Tenaga Kerja Anchor Industry Fokus Industri
(Ha) (Rp. Triliun) (Jiwa)
1 Morowali, Sulawesi Tengah 1,200 49.7 80,000 PT. Sulawesi Mining Investment Ferronikel
2 Sei Mangkei, Simalungun, Sumut 2,002 9.5 83,300 PT.Unilever Oleochemical Indonesia Pengolahan CPO

3 Kuala Tanjung, Batu Bara, Sumut 1,000 4.5 113,200 PT. Inalum Alumina

4 Teluk Bintuni, Papua Barat 2,112 31.4 51,500 PT. Pupuk Indonesia Pupuk dan Petrokimia

5 Bitung, Sulawesi Utara 534 2.5 90,000 PT. Pelindo Agro dan Logistik
Rotan, Agro, dan Industri
6 Palu, Sulawesi Tengah 1,500 12.5 165,000 PT. Bangun Palu Sulteng
Lainnya
7 Mandor, Landak, Kalimantan Barat 306 1.22 33,600 -- Pengolahan Karet
8 Batulicin, Kalimantan Selatan 530 2.12 10,000 PT. Meratus Jaya Iron and Steel Besi Baja

9 Jorong, Tanah Laut, KalSel 6,370 22.3 30,000 PT. Semeru Surya, PT. Delta Prima Besi Baja dan Industri Agro

10 Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara 300 4.4 10,000 PT. Feni Haltim Ferronikel

11 Konawe, Sulawesi Tenggara 5,500 28.7 18,200 Jiangsu Delong Nickel Industry Co. Ltd Ferronikel

12 Bantaeng, Sulawesi Selatan 3,000 24.4 163,200 PT. Hwadi dan Bantaeng Sigma Energi Ferronikel

13 Ketapang, Kalimantan Barat 1,000 4 10,000 PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery Alumina
14 Tanggamus, Lampung 3,500 17.5 104,800 PT. Repindo Jagat Raya Maritim
15 Kendal Industrial Park - Jateng 2,700 n.a n.a PT. Jababeka Home Appliances

15 Demak, Jawa Tengah 300 10,0 24,750 PT. Jateng Land Tekstil

16 Gresik JIIPE, Jawa Timur 1,500 10,5 123,750 Pelindo II dan AKR CPO, Alat Berat, Otomotif
Slide - 78
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS MALOY
PEMBANGUNAN JALAN
URAIAN TARGET TAHUN PENGERJAAN SUMBER PENDANAAN PROGRESS

Pemeliharaan jalan akses menuju Setiap tahun - Kementerian PU&PR Setiap tahun dilaksanakan pemeliharaan oleh Kementerian PU&PR dan Pemprov Kaltim sesuai
kawasan - Pemprov Kaltim kewenangannya

PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK DAN JARINGAN TRANSMISI


URAIAN TARGET TAHUN SUMBER PROGRESS
PENGERJAAN PENDANAAN

Pembangunan PLTU 20 MVA 2016 – 2018 Pemprov Kaltim Menunggu


sertifikasi HPL

Pembangunan Gardu Induk dan jaringan 30 MVA dan 150 2018 PT PLN Tercantum dalam
transmisi kv RUPTL

PROVINSI KALIMANTAN PEMBANGUNAN PELABUHAN


TIMUR URAIAN TARGET TAHUN PENGERJAAN SUMBER
PENDANAAN
PROGRESS

Pembangunan pelabuhan curah 2014-2017 Kemen Perhubungan Dalam proses


cair pembangunan. Sampai
2015, telah dibangun trestle
dan causeway

Pembangunan pelabuhan na Pelindo IV Dalam proses


petikemas

PENYEDIAAN AIR
URAIAN TARGET TAHUN SUMBER PROGRESS
PENGERJAAN PENDANAAN

Pembangunan jaringan pipa distribusi air 20 km (pipa) 2013 – 2017 Pemprov Kaltim Telah disetujui
dan instalasi pengolahan air bersih menggunakan
200 l/d (instalasi) kontrak multi
years

REVITALISASI BALAI LATIHAN KERJA


URAIAN TAHUN

Pembangunan/ Pengembangan BLK Kutai Timur dan Kalimantan Timur 2019

Slide - 79
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
RENCANA TERINTEGRASI PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) MBTK (1/2)

Satuan /
Kebutuhan Pembangunan 2017
Unit
Penyediaan lahan dan penataan ruang
• RDTR di sekitar kawasan KEK 1 regulasi
Konektivitas/ Aksesibilitas
• Pembangunan Jalan Tol Balikpapan – Samarinda 99 km
• Peningkatan jalan nasional Simpang Perdau – Maloy 83,17 km
• Peningkatan jalan nasional Sangatta – Simpang Perdau 32,2 km
• Peningkatan Jalan nasional Simpang Perdau – Batu Ampar 94,4 km
• Pembangunan Pelabuhan Curah 70.000 DWT
• Pembangunan pelabuhan Kontainer (Petikemas)
Ketersediaan Energi dan Infrastruktur Dasar
• Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan Jaringan Transmisi 20 km
• Pembangunan rumah susun untuk karyawan
• Pengembangan energi listrik berbahan baku limbah sawit
(biomassa) dan batubara
Penyediaan Tenaga Terampil dan Kelembagaan Pengelola yang
Profesional
PROVINSI • Pembangunan BLK
KALIMANTAN TIMUR • Pembangunan/Peningkatan SMK bidang Pertanian
• Peningkatan kelembagaan koperasi dan UKM
• Peningkatan Kapasitas Administrator KEK

Slide - 80
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
RENCANA TERINTEGRASI PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) MBTK (2/2)

Program dan Kegiatan Kementerian


No Level l Level II Delivery System
Kemenhub KemenPUPR

1 Percepatan pertumbuhan Ketersediaan Energi Konektivitas/  Pembangunan faspel Maloy/Sangkulirang  Peningkatan Jalan Nasional Simpang Perdau – Maloy
Industri & KEK dan Infrastruktur Aksesibilitas KEK Maloy (CPO)
Batuta
 Pembangunan Pelabuhan Internasional  Peningkatan Jalan Sangatta - Simpang Perdau
Maloy/Sangkulirang* (Cargo & Batubara)
 Peningkatan Jalan Simpang Perdau - Batu Ampar
 Peningkatan Jalan Talisayan - Batu Lepok –
Sangkulirang
 Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Maloy 29,2 km
(Quickwins)
 Pembangunan Jalan Dalam Kawasan Maloy (11,44
km)
Konektivitas/
Pengembangan Bandara Nunukan Pembangunan Jalan Lingkar Tanjung Selor
Aksesibilitas KEK Kaltara
Pengembangan Bandara Binuang
Pengembangan Bandara Juwata
Pengembangan Bandara Long Layu

Pengembangan Bandara Kol. R.A Bessing


Pembangunan Transportasi Ramah Lingkungan (Jalur
Data ini di ambilkan dari dokumen RPI2JM yang telah di sinergikan antar Sepeda, Pedestrian)
sektor, antar wilayah dan antar pusat dengan daerah Pembangunan Jalan Tg Selor - Sajau - Binai - Tanah Kuning
Fasilitas Integrasi Moda
(KIPI Tanah Kuning)

Slide - 81
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
KAWASAN INDUSTRI KETAPANG - KALBAR

PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)


INDUSTRI
01 UMKM 25,41
Program dan Kegiatan Kementerian

Ke Pelabuhan
02 ANEKA INDUSTRI 61,44
13
03 INDUSTRI SEDANG 101,63 Kemenhub
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI
KemenPUPR
12 04 DIREKTORAT PENGEMBANGAN FASILITASI KEINDUSTRIAN WILAYAH I
04 INDUSTRI BESAR 270,58
INFRASTRUKTUR KAWASAN Terlaksananya Pengembangan Fasilitas
PENGEMBANGAN KAWASAN Pembangunan Jalan Nangatayap - Sei Kelik - Siduk -
INDUSTRI
Ja

KORIDOR KALIMANTAN
la

05 PEMADAM KEBAKARAN 5,93


Pelabuhan Laut Teluk Batang Ketapang
n

(NUNUKAN, PANGKALANBUN DAN KETAPANG)


Pr

06 POWER STATION 10,70


op
in

GAMBAR
07 FUEL STATION 12,45
si

Terlaksananya Peningkatan kapasitas


(K

42,24 MASTER PLAN


08 PERGUDANGAN
et

PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) KAWASAN INDUSTRI PAGAR MENTIMUN


ap

04 08
09 LIQUID STORAGE CENTER 10,12 pelabuhan penyeberangan Teluk
KABUPATEN KETAPANGPemeliharaan Jembatan Siduk - Ketapang
an

INDUSTRI
g

10 PUSAT PENGEPAKAN 7,11 KETERANGAN


-K

01 UMKM 25,41 Batang


en

11 PENGELOLAAN AIR BERSIH 11,27 BATAS WILAYAH PERENCANAAN


da

JALAN PROPINSI
02 ANEKA INDUSTRI 61,44
06 12 PENGELOLAAN LIMBAH KERING 15,86
wa

GARIS PANTAI
Terlaksananya Pengembangan kapasitas
ng

03 INDUSTRI SEDANG 101,63 13 IPAL 17,23


Peningkatan Jalan Siduk - Sukadana
an

PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)


270,58 Bandara Rahadi Oesman
)

04 INDUSTRI BESAR 03 25 FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI


01 UMKM 25,41
INFRASTRUKTUR KAWASAN 14 PERUMAHAN 22,92 02 ANEKA INDUSTRI 61,44
02 15 2,94 03 INDUSTRI SEDANG 101,63
SARANA OLAH RAGA
05 PEMADAM KEBAKARAN 5,93 25

16 PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN 1,19


04 INDUSTRI BESAR
INFRASTRUKTUR KAWASAN
Peningkatan akses jalan dari kawasan industri ke
270,58

06 POWER STATION 10,70


01
17 SARANA PERIBADATAN 3,83 05 PEMADAM KEBAKARAN
pelabuhan
5,93
07 Selat
FUEL Karimata
STATION 12,45 25 05
21,69
06 POWER STATION 10,70
18 AREA KOMERSIAL 07 FUEL STATION 12,45
08 PERGUDANGAN 42,24 07 08 PERGUDANGAN 42,24
01 25 19 23 KANTOR MANAJEMEN 2,52 09 LIQUID STORAGE CENTER 10,12
09 LIQUID STORAGE CENTER 10,12 2,16 10 PUSAT PENGEPAKAN 7,11
20 22 MEDIA CENTER
10 7,11 21 20 11 PENGELOLAAN AIR BERSIH 11,27
PUSAT PENGEPAKAN 21 19 24PERKANTORAN 13,68 12 PENGELOLAAN LIMBAH KERING 15,86

11 PENGELOLAAN AIR BERSIH 11,27 18 22 17


TRADE CENTER 2,68
13 IPAL 17,23
25 FASILITAS PENUNJANG
15 16
12 PENGELOLAAN LIMBAH KERING 15,86 23 CONVENTION
25 CENTER 6,04 14 PERUMAHAN 22,92

14 14 15 SARANA OLAH RAGA 2,94


13 IPAL 17,23 24 MEDICAL CENTER 3,70 16 PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN 1,19
18 17 SARANA PERIBADATAN 3,83
RUANG TERBUKA HIJAU
FASILITAS PENUNJANG 25

TAMAN,
08
MEDIAN, JALUR 217,40
18
19
Data ini di ambilkan dari dokumen RPI2JM
AREA KOMERSIAL
KANTOR MANAJEMEN
21,69
2,52
14 PERUMAHAN 22,92 25
09 10

15 SARANA OLAH RAGA 2,94


HIJAU JALAN, BUFER, KOLAM
01 07
20
21 yang telah di sinergikan antar sektor, antar
MEDIA CENTER
PERKANTORAN
2,16
13,68

JALAN DAN SALURAN 117,12 22 TRADE CENTER 2,68


16 PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN 1,19
LUAS KAWASAN
03 INDUSTRI 1.009,90
23
24
wilayah dan antar pusat dengan daerah
CONVENTION CENTER
MEDICAL CENTER
6,04
3,70
17 SARANA PERIBADATAN 3,83 RUANG TERBUKA HIJAU

21,69 02 TAMAN, MEDIAN, JALUR 217,40


18 AREA KOMERSIAL 11 25
HIJAU JALAN, BUFER, KOLAM
JALAN DAN SALURAN 117,12
19 KANTOR MANAJEMEN 2,52 1.009,90
LUAS KAWASAN INDUSTRI
04
20 MEDIA CENTER 2,16
21 PERKANTORAN 13,68 LUAS KAWASAN INDUSTRI = 1.000 Ha
(IZIN LOKASI PT. KETAPANG BANGUN SARANA)
22 TRADE CENTER 2,68
12 SKALA 1 : 30.000

23 CONVENTION CENTER 6,04


13
0 1.000 2.000 3.000 m
24 MEDICAL CENTER 3,70
SUMBER PETA
RUANG TERBUKA HIJAU 1. Keputusan Bupati Ketapang No: 248/PEM/2013

TAMAN, MEDIAN, JALUR 217,40 2. Keputusan Bupati Ketapang No: 249/PEM/2013


25
HIJAU JALAN, BUFER, KOLAM
JALAN DAN SALURAN 117,12
LUAS KAWASAN INDUSTRI 1.009,90 Slide - 82
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
KAWASAN INDUSTRI LANDAK - KALBAR

POWER
STATION

INOVATION
CENTER
MEDIA
CENTER

KANTOR
MANAJEMEN
PENGELOLAAN
AIR
BERSIH

KIM II
EXHIBITION
CENTER PERKANTORAN
PERKANTORAN

Program dan Kegiatan Kementerian


KIM I
FUEL
STATION
AREA
KOMERSIAL

CONVENTION
CENTER
PARKIR
ANGKUTAN
KARYAWAN
PERDAGANGAN
Kemenhub KemenPUPR
MEDICAL
CENTER SARANA
PERIBADATAN

COMMUNITY
CENTER
PERUMAHAN

Pengembangan Bandara Paloh Pelebaran Jalan Seipinyu-Sebadu-Sidas


PUSAT
PENGEPAKAN
07
PEMAKAMAN

Pembangunan FASPEL Laut Pembangunan Jalan Akses Kawasan Industri


Pontianak/Kijing
INDUSTRI
KECIL
MENENGAH

INDUSTRI
KECIL
MENENGAH

Pembangunan Transportasi Ramah


Lingkungan (Jalur Sepeda, Pedestrian)
INDUSTRI
KARET

INDUSTRI
KARET
Fasilitas Integrasi Moda
INDUSTRI
KARET

Penyediaan Bus Pemadu Moda

ANEKA
INDUSTRI

ANEKA
INDUSTRI

ANEKA

Data ini di ambilkan dari dokumen RPI2JM


INDUSTRI

ANEKA

yang telah di sinergikan antar sektor, antar


INDUSTRI

PEMADAM
KEBAKARAN

INDUSTRI
SEDANG
wilayah dan antar pusat dengan daerah

INDUSTRI
SEDANG

INDUSTRI
SEDANG

INDUSTRI KARET
INDUSTRI KECIL MENENGAH
ANEKA INDUSTRI
INDUSTRI SEDANG
INDUSTRI BESAR
PERUMAHAN
INDUSTRI
PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN
INDUSTRI
BESAR
BESAR
SARANA OLAH RAGA
SARANA PERIBADATAN
COMMUNITY CENTER
KANTOR MANAJEMEN
PERKANTORAN
PUSAT INOVASI
MEDIA CENTER
CONVENTION CENTER
EXHIBITION CENTER
AREA KOMERSIAL
PERDAGANGAN
MEDICAL CENTER

IPAL
PENGELOLAAN
LIMBAH
KERING
PEMADAM KEBAKARAN
POWER STATION
FUEL STATION
PENGELOLAAN AIR BERSIH
Slide - 83
IPAL
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
KAWASAN INDUSTRI BATULICIN- KALSEL

Program dan Kegiatan Kementerian

Kemenhub KemenPUPR

Pengembangan Bandara Bersujud Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin


Pengembangan FASPEL Laut
Pelebaran Jalan Pagatan-Batulicin
Banjarmasin
Pengembangan FASPEL Laut Batulicin Pelebaran Jalan Serongga - Batulicin

Pembangunan Transportasi Ramah


Pembangunan Mentewe-Batulicin
Lingkungan (Jalur Sepeda, Pedestrian)

Fasilitas Integrasi Moda

Data ini di ambilkan dari dokumen RPI2JM


yang telah di sinergikan antar sektor, antar
wilayah dan antar pusat dengan daerah

Slide - 84
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK
KAWASAN INDUSTRI JORONG, TANAH LAUT - KALSEL

Program dan Kegiatan Kementerian

Kemenhub KemenPUPR
Pembangunan FASPEL Laut
Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Suarangan
Pelaihari/Swarangan
Pembangunan Transportasi Ramah
Pembangunan Jalan Ambungan - Tajau Pecah
Lingkungan (Jalur Sepeda, Pedestrian)
Fasilitas Integrasi Moda
Penyediaan Bus Pemadu Moda

Data ini di ambilkan dari dokumen RPI2JM


yang telah di sinergikan antar sektor, antar
wilayah dan antar pusat dengan daerah

Slide - 85
PARIWISATA

Slide - 86
PEMBANGUNAN PARIWISATA
Sasaran dan Arah Kebijakan

ARAH KEBIJAKAN:
2014
Sasaran 2015 2016 2017 2019
(Baseline) 1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan sebanyak
mungkin wisatawan manca negara dan mendorong
peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan daya
tarik daerah tujuan wisata sehingga berdaya saing di
 Wisatawan Mancanegara dalam negeri dan di luar negeri
9,4 juta 9,7 juta 12,0 juta 13,0 juta 20,0 juta
(Orang)
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan
partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional
serta meningkatkan keragaman dan daya saing
produk/jasa pariwisata nasional di setiap destinasi
periwisata yang menjaDi fokus pemasaran
 Wisatawan Nusantara 4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata: membangun
250 juta 259 juta 260 juta 263 juta 275 juta sumber daya manusia pariwisata serta organisasi
(Kunjungan)
kepariwisataan nasional

Kebijakan terkait Revolusi Mental:


 Devisa (triliun rupiah)  Membentuk masyarakat yang ramah dan lingkungan yang
133,9 150 172,8 185,9 260 nyaman bagi pelancong
(kurs Rp12.000)
 Petugas yang ramah dan melayani
 Penegakan hukum dan disiplin

Slide - 87
PEMBANGUNAN PARIWISATA
Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1 Kemenpar,
Badan Promosi Indonesia
Promosi Wisata

POLRI, Jaminan Kemenpar,


Pengembangan
Pemda keamanan dan
Destinasi Wisata Pemda
ketertiban

WONDERFUL
INDONESIA
“Pembangunan
Pariwisata Indonesia”

Layanan Kemenpar,
Kemenkumham Keimigrasian,
Bebas Visa, Visa
SDM Pariwisata Kemendikbud,
On Arrival Kemenristekdikti,
Kemenaker

Sikap
masyarakat Kemenpar,
yang bersahabat Kemendikbud,
Pemda
Slide - 88
PEMBANGUNAN PARIWISATA
Perencanaan Terintegrasi Pengembangan 10 Destinasi
Kemenpar,
LEVEL 2 Kemen ESDM,
Kemen KP,
Penyiapan Kemen LHK,
Objek Wisata Pemda

Kemenko Maritim, Koordinasi Pembangunan Kemen PUPR,


Pembangunan Sarana dan
Kemenko Ekon Destinasi
Kemenhub,
Prasarana
Transportasi Pemda

Pengembangan
10 Destinasi

Kemenpar, Kemen PUPR,


Kelembagaan Pembangunan
Kemen BUMN, Pengembangan Fasilitas Umum
Kemenkominfo,
Kemenkeu, Destinasi dalam Kawasan Kemen BUMN,
Pemda Pemda

Penyediaan
BBM dan Listrik Kemen ESDM,
Kemen BUMN

Slide - 89
PEMBANGUNAN PARIWISATA
POTENSI WISATA ALAM

Slide - 90
PEMBANGUNAN PARIWISATA
POTENSI WISATA BAHARI

Slide - 91
PEMBANGUNAN PARIWISATA
POTENSI WISATA MICE (Meeting, Incentives, Conference, Exhibition)

Hasil Pemetaan 16 Destinasi MICE - Ditjen PDP, Kemenparekraf, 2013 Slide - 92


PEMBANGUNAN PARIWISATA
Kawasan Destinasi Pariwisata Unggulan

Kawasan Andalan dengan Sektor


Unggulan Pariwisata
Kawasan Periwisata Unggulan
Bandara Juwata
(Daya Tarik Wisata Unggulan) di
Pulau Kalimantan:
1. Taman Nasional Kayan Mentarang
2. Kepulauan Derawan-Sangalaki
3. Long Bagun-Melak dskt
4. Kota Bangun-Tanjung Isuy dskt
5. Sangkulirang
6. Taman Nasional Kutai
7. Loksado
Bandara Supadio 8. Taman Nasional Sebangau
9. Taman Nasional Tanjung Putting
10. Taman Nasional Danau Sentarum
Bandara Cilik Riwut Bandara Sepinggan 11. Taman Nasional Betung Kerihun
12. Sambas dan sekitarnya
PKN sebagai pusat
pengembangan pariwisata dan
gerbang utama wisatawan
Keterkaitan antar kawasan
Bandara Syamsuddin Noor pariwisata dan pusat
pertumbuhan
Pintu utama wisatawan

Slide - 93
KAWASAN PERBATASAN

Slide - 94
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
Sasaran dan Arah Kebijakan
Arah Kebijakan:
2014
Sasaran 2015 2016 2017 2019
(Baseline) Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara
1. Pembangunan infrastruktur Kawasan Perbatasan
1. PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
2. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagai halaman
a. Pengembangan Pusat depan negara
10 PKSN 10 PKSN
Ekonomi Perbatasan (Pusat 3 (111 lokasi 50 lokpri 100 lokpri 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan melalui
150 lokpri (187 lokasi peningkatan penyediaan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi
Kegiatan Strategis prioritas) 3 PLBN 7 PLBN
7 PLBN prioritas)
Nasional/PKSN)
Pembangunan Daerah Tertinggal
1. Percepatan Pembangunan infrastruktur/konektivitas
12 pulau-
b. Peningkatan keamanan dan pulau kecil 92 pulau kecil 2. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat
pembangunan
kesejahteraan masyarakat terluar 10 30 50 terluar/
perbatasan berpendu- terdepan 3. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik
duk 4. Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung SDM
yang berkualitas
*) Capaian sasaran tidak diukur setiap tahun. Sesuai PP 78/2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Kebijakan terkait Revolusi Mental:
Tertinggal, penetapan daerah tertinggal dilakukan setiap 5 tahun sekali melalui Peraturan Presiden. Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara
Jumlah 42 daerah tertinggal tahun 2019 merupakan hasil dari 80 kabupaten terentaskan 1. Peningkatan kemudahan dan kecepatan pelayanan imigrasi,
kepabeanan, karantina dan keamanan di Pos Lintas Batas Negara
(PLBN)
2. Mengubah sikap dan cara pandang bahwa kawasan perbatasan
bukan halaman belakang namun menjadi beranda negara

Pembangunan Daerah Tertinggal:


1. Peningkatan kreativitas masyarakat di daerah tertinggal untuk
mampu menghasilkan produk yang bernilai tambah berbasis
keunggulan setempat
2. Membangun semangat kompetisi untuk mengejar ketertinggalan.
3. Penegakan hukum dan disiplin

Slide - 95
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1 BNPP, Kementan,


Kemendag, Kemen KP,
Kemenperin, Kemen PDTT,
Pengembangan
10 PKSN dan
Perdagangan
Lintas Batas
Negara

Kemenlu,
Kemenhan, Membuka Isolasi Kemen PUPR,
TNI, Peningkatan Lokpri, Kemenhub,
Kemendagri, Kualitas Peningkatan Kemen ESDM,
BIG Sarpras Kemenkominfo,
Diplomasi dan Peningkatan
Kerjasama Batas Kemen PDTT,
SDM, dan Kemendikbud,
Wilayah Negara Ekonomi
Pembangunan Kemenristekdikti,
Perbatasan
Kemenkes
Kawasan
Perbatasan Negara

Kemenhan,
TNI, Pengamanan Kemen PUPR,
POLRI, Batas Wilayah Pembangunan 7 Kemenkeu,
Bakamla, Darat, Laut, dan PLBN Terpadu Kemenkumham,
Kemen KP Udara Kementan,
Kemenkes,
Kemenhan/TNI/POLRI,
Kemendagri Slide - 96
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
PERMASALAHAN

Kondisi ekonomi yang sangat timpang antara wilayah Indonesia dengan Malaysia
di Pulau Sebatik.

Kerap terjadi pemindahan dan pengrusakan patok batas secara sengaja.

Tumpang tindih/ketidaksepemahaman batas wilayah laut antara Indonesia dengan


Malaysia. Hal tersebut bisa mengancam keutuhan wilayah dan sumberdaya alam
yang ada di dalam wilayah tersebut.

Kondisi jalan ke desa – desa masih sangat terbatas dengan perkerasan tanah
hingga aspal. Beberapa bagian jalan masih berupa lahan yang telah dibuka untuk
badan jalan.

Fasilitas PLBN belum terlalu lengkap dan bangunan yang ada kurang terpadu
(kecuali Entikong yang sudah relatif lengkap).

Pembangunan infrastruktur yang terhalang oleh adanya hutan lindung.

Garis batas yang belum diakui antara ke dua pihak. Terdapat beberapa outstanding
border problems.

Slide - 97
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
DASAR HUKUM PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA

UU 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara


• “KPN adalah bagian wilayah negara yang terletak sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara
lain.” (Pasal 1)
• “Untuk mengelola Batas Wilayah Negara dan mengelola Kawasan Perbatasan pada tingkat pusat dan
daerah, Pemerintah dan pemerintah daerah membentuk Badan Pengelola nasional dan Badan
Pengelola daerah” (Pasal 14)

• UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


• Pasal 361 ayat 2 : Kewenangan Pemerintah Pusat di kawasan perbatasan meliputi seluruh kewenangan
tentang pengelolaan dan pemanfaatan kawasan perbatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai wilayah negara.
• Pasal 361 ayat 3 :Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan untuk: (a) penetapan RDTR; (b)
pengendalian dan izin pemanfaatan ruang; dan (c) pembangunan sarana dan prasarana kawasan.
• Pasal 361 ayat 7 : “Pemerintah Pusat wajib membangun kawasan perbatasan agar tidak tertinggal
dengan kemajuan kawasan perbatasan di negara tetangga.”
Slide - 98
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
PERUBAHAN PARADIGMA PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
DALAM RPJP 2005-2025

Dengan melihat
perspektif lebih luas
terhadap negara
tetangga dan tetap
memberdayakan potensi
OUTWARD dalam negeri
INWARD LOOKING
LOOKING
Menjadikan
masyarakat mampu
berdiri sama tinggi
atau lebih maju
dalam beraktivitas
HALAMAN BELAKANG HALAMAN DEPAN dengan masyarakat
negara tetangga

LINGKUNGAN Menjamin keutuhan


KEAMANAN KESEJAHTERAAN wilayah, kedaulatan
negara, perlindungan
bangsa; sekaligus
Memberikan manfaat bagi
kesejahteraan masyarakat;
dan Menjaga kelestarian 99
Slide - 99
lingkungan
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN PERBATASAN NEGARA DALAM RPJMN 2015-2019

Tujuan Pembangunan : Menjadikan Kawasan Perbatasan Negara halaman


depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman
ISU STRATEGIS Arah Kebijakan : “Mempercepat pembangunan kawasan perbatasan di
• Keterisolasian kawasan berbagai bidang serta menempatkan kawasan perbatasan sebagai pintu
perbatasan negara merupakan isu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga
utama perbatasan. secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan”
• Terhambatnya pelayanan sosial
Strategi :
dasar
• Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi
• Ketergantungan terhadap negara • Membangun konektivitas
tetangga.
• Membangun sumber daya manusia (SDM)
• Belum efektifnya pengembangan • Melakukan transformasi kelembagaan lintas batas negara
pusat-pusat pertumbuhan • Mempercepat penyelesaian status kewarganegaraan
ekonomi.
• Meningkatkan arus perdagangan ekspor-impor di perbatasan
• Gangguan Keamanan dan • Meningkatkan kualitas pengaturan, pembinaan pemanfaatan, dan
Pelanggaran Hukum pengawasan rencana tata ruang
• Menerapkan kebijakan desentralisasi asimetris
• Menerapkan kebijakan khusus dan menata pembentukan DOB
• Mereformasi pelayanan publik di kawasan perbatasan Slide - 100
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
SASARAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2017 (1/2)

SASARAN STRATEGI
Mewujudkan halaman depan 2015 2016 2017 2018 2019

negara sebagai pintu gerbang Pengembangan 10 Pusat Kegiatan 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN
Strategis Nasional (PKSN) dan
aktivitas ekonomi dan perdagangan perdagangan lintas batas negara.
dengan negara tetangga.
Membuka isolasi Lokasi Prioritas (Lokpri), 0 Lokpri 100 Lokpri 150 Lokpri 187 Lokpri 187 LokprI
peningkatan Sarpras Peningkatan SDM,
dan Ekonomi perbatasan.

ARAH KEBIJAKAN Pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara 3 PLBN 7 PLBN 7 PLBN - -
(PLBN) Terpadu. (akumulatif)

Mempercepat pembangunan Peningkatan pengamanan di 3 wilayah 3 Darat, 3 Darat, 3 Darat, 3 Darat, 5 3 Darat,
batas darat, 5 batas wilayah laut dan 5 Laut, 5 Laut, 5 Laut, Laut, 5 Laut,
Kawasan Perbatasan Negara perbatasan wilayah udara. 1 Udara 1 Udara 1 Udara 1 Udara 1 Udara
sebagai pintu gerbang aktivitas
Peningkatan kualitas diplomasi di 2 2 Darat, 3 2 Darat, 3 2 Darat, 2 Darat, 3 2 Darat, 3
ekonomi dan perdagangan kawasan batas wilayah negara darat, di 3 Laut, Laut, 3 Laut, Laut, Laut,
1 Udara 1 Udara 1 Udara 1 Udara 1 Udara
dengan negara tetangga secara kawasan batas wilayah laut, dan 1 batas
wilayah udara
terintegrasi dan berwawasan Koordinasi pengelola perbatasan negara 2 Regulasi 3 Regulasi 3 Regulasi 2 Regulasi 1 Regulasi
lingkungan.

Slide - 101
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
SASARAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2017 (2/2)

Peningkatan
Konektivitas dan
Sarana Pelayanan
Dasar di 4 PKSN dan
Lokpri

Koodrinasi Antar K/L


dan Koordinasi Antara Pengembangan Pusat
Pemerintah Pusat Pelayanan CIQS
dengan Pemda Pengembangan PKSN Terpadu di 4 PKSN
Kalimantan Paloh-Aruk, Entikong,
Nanga Badau, dan
Nunukan serta
Pembangunan
Kecamatan Lokasi
Prioritas

Perundingan dan Mengembangkan


Penegasan Batas Pusat Kegiatan
Wilayah Negara RI –
Hankam Negara di
Malaysia dalam
Beberapa Wilayah
Penyelesaian 9
(Sembilan) yang Memiliki
Outstanding Boundary Outstanding Border
Problem Problem dan PKSN

Slide - 102
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
Progres Pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu

Perlu
Fokus kontribusi K/L
Kemen. 2. Zona Sub Inti PLBN 3. Zona Pendukung PLBN lain utamanya
• dalam
PUPERA Perumahan Pegawai • Rest Area • Public Area
(Cipta • Sarpras Linkungan • Pasar penyediaan
Karya) 1. Zona Inti PLBN fasilitas CIQS
Bangunan Pos Lintas Batas
Berfungsi Terpadu
2015 2016 Pembangunan Zona Inti 2017 Pembangunan Zona Sub 2018 2019
Ground PLBN Inti dan Zona
Breaking
Pendukung PLBN
PLBN Aruk PLBN Nanga
Kab. Sambas Badau
Kab. Kapuas Hulu

PLBN Entikong PLBN Skouw


Kab. Sanggau Kota. Jayapura

PLBN
Motaain
Kab. Belu
PLBN Motamasin
PLBN Wini Kab. Malaka
Slide - 103
Kab. TTU
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN (1/2)

Upaya Penyelesaian 9 Outstanding


Border Problems

Pemenuhan Kebutuhan Listrik

Patroli batas
darat.

Pembangunan Jalan
Pembangunan Jalan Pararel Perbatasan
Poros Desa
Fokus Pembangunan Jalan ke Perbatasan
Akses ke Aruk (Kab. Sambas) dari Pontianak Pembangunan
(312,66 Km) PLBN Terpadu
Akses ke Entikong (Kab.Sanggau) dari Pontianak
(261,58 Km)
Akses ke Nanga Badau (Kab.Kapuas Hulu) dari
Pontianak (782,53 Km)

77
Slide - 104
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN (2/2)

Pembangunan Titik Referensi

Upaya penyelesaian over claiming batas


dan batas ZEE.

Fokus Pembangunan Jalan ke Perbatasan

Malinau – Long Bawan – Long Midang

Mensalong – Tau Lumbis

Lingkar Pulau Sebatik

Pembangunan Jalan
Lingkungan dan Pembangunan Jalan Pararel Perbatasan
Jalan Desa

Pembangunan
PLBN Terpadu

Pembangunan PLTS/PLTA

79

Slide - 105
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN KALIMANTAN

Kalimantan Barat Kalimantan Utara Kalimantan Timur


• Temanjuk-Aruk-Seluas- • Bts.Kaltim/Kaltara- • Bts.Kalbar/Kaltim-
KALIMANTAN Balai Karangan- Long Nawang- Long Pahagai-
Sepulau-Nanga Badau- Bulungan-Malinau- Bts.Kaltara
Putusibau-Batas Kaltim Simanggaris-Sei Ular
Akses Air • Sp.Tanjung-Aruk-Batas • Malinau – Long
Minum Sarawak
Bawan – Long Midang
Layak • Balai Karangan-
• Mensalong – Tau
Entikong-Batas Sarawak
• Nanga Badau-Batas Lumbis
Sarawak

Jalan Perbatasan NUSA • Motaain-Silawan- • Haekesak-Fulur- • Dafala-Laktutus


TENGGARA Salore-Haliwen Nualain-Henes • Laktutus-Motamasin
TIMUR • Haliwen-Sadi- • Nualain-Dafala (Mot Amauk)
Asumau-Haekesak-
Turiskain

• Jayapura-Arso- • Yeti-Uorun-Oksibil • Oksibil-Tn.Merah-


PAPUA Waris-Yeti Muting-Merauke
Slide - 106
PERBATASAN TEMAJUK - SEBATIK
Spam Di Kawasan Infrastruktur Kawasan Infrastruktur Air Sarana dan
MBR Permukiman Limbah Prasarana
Perdesaan Lingkungan
Pembangunan Permukiman
rumah khusus
daerah perbatasan
230 KK di Kec
Krayan Selatan dan
845 KK di Kec
Lumbis Ogong

Pembangunan
Pembangunan Jalan Akses Pembangunan Jalan Baru Pembangunan Jalan Baru Jalan Perbatasan
Jembatan Tayan (3,5 km) Rasau - Sepalau 1 (Rasau- Bts.Kota Sanggau - Sekadau Ruas Putussibau -
Badau) "A1“ (4,4 km) (Relokasi) (2 km) Nanga Era - Bts
Pembangunan Jalan Baru Kaltim
Teberau - Bts. Kec. Siding/ Pembangunan
Seluas 1 (Batas Kab. Bendungan
Sanggau - Batas Kab. Kapuas Hulu
Sambas) "A1“ (3,5 km)
Infrastruktur
Pembangunan Kawasan
Jalan Tebas - Permukiman
Sentebang - Perdesaan
Tn.Hitam – Lanjutan
Jeruju - Liku - Pembangunan
Merbau - Fasilitas dan
Temajok Penggenangan
Pembangunan Embung Sebatik (
Jalan Tn.Hitam M3/Det) Kabupaten
- Sp.Bantanan Nunukan
- Galing - Aruk

Pembangunan
Jalan Perbatasan
Ruas Temajuk -
Gunung Kukud -
Simpang Tanjung

DD Bendungan
Segedong Kab.
Pontianak
Pembangunan Jalan Baru
Teberau - Bts. Kec. Siding/ Pembangunan Jalan
Seluas 1 (Batas Kab. Sanggau - Baru Bts. Kec.
Batas Kab. Sambas) "A1“ (3,5 Sekayan - Entikong/ Pembangunan
km) Bts. Kab.Sintang - Pembangunan Embung di
Sanggau "O2“ (4,4 Embung di Kabupaten Sintang
km) Kabupaten Melawi (Tahap I)
(Tahap II) Slide - 107
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
LOKASI PRIORITAS
Batas
Lokpri Penanganan Tahun
No. Provinsi Kabupaten/ Kota Lokpri Lokpri Penanganan Tahun 2016 Lokpri Penanganan Tahun 2017 Lokpri Penanganan Tahun 2018 Lokpri Penanganan Tahun 2019
D/L 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kalimantan Barat Sambas D Sajingan Besar Sajingan Besar Sajingan Besar Sajingan Besar Sajingan Besar Sajingan Besar

Bengkayang D Jagoi Babang Jagoi Babang Jagoi Babang Jagoi Babang Jagoi Babang Jagoi Babang
Siding Siding Siding Siding Siding
Sanggau D Sekayam Sekayam Sekayam Sekayam Sekayam Sekayam
Sintang D Ketungau Tengah Ketungau Tengah Ketungau Tengah Ketungau Tengah Ketungau Tengah
D Ketungau Hulu Ketungau Hulu Ketungau Hulu Ketungau Hulu Ketungau Hulu Ketungau Hulu
Kapuas Hulu D Puring Kencana Puring Kencana Puring Kencana Puring Kencana Puring Kencana Puring Kencana
D Batang Lupar Batang Lupar Batang Lupar Batang Lupar Batang Lupar
D Embaloh Hulu Embaloh Hulu Embaloh Hulu Embaloh Hulu
D Puttussibau Utara Puttussibau Utara Puttussibau Utara Puttussibau Utara
D Puttussibau Selatan Puttussibau Selatan Puttussibau Selatan

2 Kalimantan Timur Mahakam Ulu D Long Apari Long Apari Long Apari Long Apari Long Apari Long Apari

D Long Pahangai Long Pahangai Long Pahangai Long Pahangai Long Pahangai Long Pahangai
Berau D Maratua Maratua Maratua Maratua Maratua

3 Kalimantan Utara Malinau D Pujungan Pujungan Pujungan Pujungan Pujungan Pujungan


D Kayan Hilir Kayan Hilir Kayan Hilir Kayan Hilir
D Bahau Hulu Bahau Hulu Bahau Hulu Bahau Hulu
D Kayan Selatan Kayan Selatan Kayan Selatan Kayan Selatan
D Kayan Hulu Kayan Hulu Kayan Hulu Kayan Hulu Kayan Hulu Kayan Hulu
Nunukan D Lumbis Ogong Lumbis Ogong Lumbis Ogong Lumbis Ogong Lumbis Ogong Lumbis Ogong
D Sebatik Tengah Sebatik Tengah Sebatik Tengah Sebatik Tengah Sebatik Tengah Sebatik Tengah
D Sebatik Barat Sebatik Barat Sebatik Barat Sebatik Barat Sebatik Barat Sebatik Barat
D/L Sebatik Timur Sebatik Timur Sebatik Timur Sebatik Timur Sebatik Timur Sebatik Timur
L Sebatik Sebatik Sebatik Sebatik Sebatik Sebatik
D/L Sebatik Utara Sebatik Utara Sebatik Utara Sebatik Utara Sebatik Utara Sebatik Utara
D Krayan Selatan Krayan Selatan Krayan Selatan Krayan Selatan
D/L Krayan Krayan Krayan Krayan Krayan
D/L Simanggaris Simanggaris Simanggaris Simanggaris Simanggaris Simanggaris
D/L Tulin Onsoi Tulin Onsoi Tulin Onsoi Tulin Onsoi
Slide - 108
KONEKTIVITAS

Slide - 109
PENGEMBANGAN KONEKTIVITAS NASIONAL
Sasaran dan Arah Kebijakan
2014
Sasaran 2015 2016 2017 2019
(Baseline)
Arah Kebijakan:
1. LAUT
• Pengembangan Pelabuhan Non Komersil (lokasi) 163 40 45 40 163 (kumulatif) 1. Mempercepat pembangunan transportasi yang
• Rata-rata dwelling time (hari) 7–8 5–6 4–5 4–5 3–4 memperkuat konektivitas nasional (laut, darat dan
2. KERETA API udara)
• Terbangunnya jalur KA termasuk jalur ganda(Km) 954,43 186,99 619,49 902,3 3.258 (kumulatif) 2. Memanfaatkan penguatan dimensi kemaritiman
3. JALAN melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis
• Terbangunnya jalan baru (Km) 1.268 512 490 502,5 2.650 (kumulatif)
• Pengembangan jalan tol (Km) 820 135 104 253 1.000 (kumulatif) 3. Membangun pelayaran pesisir pada jalur logistik
4. UDARA nasional
• Terbangunnya bandara baru /peningkatan bandara 4. Pembangunan transportasi multimoda untuk
1 15 15 (lanjutan) 12 (lanjutan) 15 (kumulatif)
yang ada mendorong penurunan biaya logistik nasional
5. KEPERINTISAN
• Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Laut (trayek) 76 86 93 140 193 5. Membangun transportasi yang berorientasi lokal dan
• Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Sungai dan kewilayahan
181 210 229 237 261
Penyeberangan (trayek)
6. Membangun transportasi yang terintegrasi dengan
• Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Udara
115 216 228 240 265 investasi untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus,
(trayek)
• Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Darat Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan
208 217 298 364 470
(trayek) 7. Mempercepat pembangunan infrastruktur broadband
• Tersedianya Subsidi Perintis Kereta Api (lintas) 3 4 4 4 5 dan menjangkau seluruh wilayah R.I
6. PERKOTAAN
• Pangsa pasar angkutan umum (%) 23 24 26 28 32 8. Mengembangkan transportasi massal perkotaan
• Pengembangan kereta perkotaan (kota) 2 3 (kumulatif) 5 (kumulatif) 7 (kumulatif) 10 (kumulatif)
• Pengembangan BRT (kota besar) 17 17 (kumulatif) 20 (kumulatif) 23 (kumulatif) 34 (kumulatif) Kebijakan terkait Revolusi Mental:
7. KESELAMATAN  Pembangunan yang berorientasi Indonesia sentris
• Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api  Masa depan Indonesia tergantung pada keberhasilan
0,042 0,039 0,035 0,032 < 0,025 pembangunan yang merata dan pembangunan
(kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api)
• Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan maritim
16 20 26 32 50  Penegakan hukum dan disiplin
transportasi jalan (% dari kondisi baseline)
8. TELEKOMUNIKASI
• Jaringan tulang punggung serat optik nasional di 446 478
372 422 (kumulatif) 514 (kumulatif)
ibukota kabupaten/kota (kumulatif) (kumulatif) Slide - 110
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN UTARA
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
• KSPN
- Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan
• PKN/PKW
- Pengembangan Bandara Kab. Nunukan
- Pengembangan Bandara Yuvai Semaring Long Bawan Kab. Nunukan
- Pengembangan Pelabuhan Tarakan ( Tengkayu)
- Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat di Pesawan Tg.Selor
- Pengembangan Pelabuhan Tanun Taka
- Pembangunan Pelabuhan Bebatu (Kabupaten Tanah Tidung)
- Pembangunan Jalan Mesalong-Sasipu--Tou Lumbis
- Pembangunan Jalan Long Nawang – Metulang – Long boh – Bts Kaltim
- Pengembangan Trayek AKDP (Antar Kota antar Provinsi) dan Lintas Batas
Negara; Tanjung Selor - Tanjung Redep (KALTIM); Malinau Kota- paking-
semamu-binuang-long bawan-long midang-batas negara malaysia;
Mensalong - tau lumbis -batas negara malaysia; Mensalong-seimenggaris-
batas negara malaysia
- Pengembangan layanan angkutan pemadu moda Kota Tarakan, Tanjung
Selor, Nunukan, Malinau dan KTT
- Pembangunan Bandar Udara Sebatik
- Pengembangan Pelabuhan Nunukan
- Pengembangan Pelabuhan Sebatik
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebatik
- Peningkatan Bandara Perintis Binuang Kec. Krayan Selatan
- Pembangunan Jalan Perbatasan Long Bawan - Long Midang - Batas Negara
- Pembangunan Jalan Perbatasan Long Bawan - Long Layu
- Pembangunan Jalan 2 Jalur 4 Lajur Lingkar Pulau Sebatik
- Pengembangan Bandara Long Apung
• KEK/Kawasan Industri
- Pengembangan Bandara Juwata-Tarakan
- Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning
- Pembangunan Jalan Penghubung Kab. Bulungan – Tarakan
- Pembangunan Jembatan Pendukung Pengembangan Kota Baru Tarakan
- PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Tanjung Selor/Tarakan
Slide - 111
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN TIMUR
• KSPN/ PKSN
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
- Pembangunan Bandara Maratua
- Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot
- Pembangunan jalur KA antara Muara Wahau - Lubuk Tutung
- Pembangunan jalur KA antara Murung Raya – Kutai Barat – Paser – PPU– Balikpapan
- Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan
- Pembangunan Bandara Tana Paser
- Pembangunan Bandara Samarinda Baru
- Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Pasir
- Pembangunan Faspel Laut Kuala Semboja
- Pembangunan jalur KA antara Balikpapan – Samarinda
- Pembangunan Jalan Akses Jembatan Pulau Balang
- Pembangunan Bandara Maratua
- Pembangunan Jembatan Pulau Balang
- Pembangunan Jalan Tol Samarinda – Balikpapan
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab.
- Kutai Barat
- Pembangunan Jalan Lingkar Samarinda
- Pembangunan Jembatan Tol Balikpapan – PPU
- PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Samarinda*
- Pengembangan Bandara Data Dawai
- PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Balikpapan*
- Pembangunan Bandara Perintis Long Apari
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab.Kutai Barat
- Pembangunan Jalan Long bagun - Long Pahangai
- Pembangunan Jalan Long Pahangai - Tiong Ohang
- Pembangunan Jalan Perbatasan Bts Kalbar - Tiong Ohang - Long Pahangai
- Pengembangan Bandara Long Bawan
• KEK/Kawasan Industri
- Pembangunan Jalan Akses Maloy
- Pembangunan Jalan Dalam Kawasan Maloy
- Pengembangan Bandara Bontang
- Pengembangan TPK Kariangau
- Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran
- Pembangunan Faspel Laut Palaran
- Pembangunan faspel Maloy/Sangkulirang (CPO)
- Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang
- Pembangunan Jalan Sangkulirang-Taliyasan-Guntur-Tanjung Redep
Slide - 112 - Pembangunan Jembatan Kelay
- Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai pendukung Integrated Mining Development
MEC Coal Project*
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
BALIKPAPAN – SAMARINDA - MALOY

Pembangunan Jalan Akses Pembangunan Jalan


Maloy Sangkulirang-Taliyasan-
Guntur-Tanjung Redep

Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Perdesaandi Kab
Kutai Kartanegara

Pembangunan
Bendung
Sidomukti Kab.
Kukar

a. Pembangunan Bendali V Banjir


Pembangunan SPAM MBR dan SPAM
Papan Lestari Sepinggan Kota
Jalan Lingkar IKK di Kutai
Balikpapan
Samarinda Kartanegara,
b. Lanjutan Pembangunan
Samarinda, dan Kutai
Bendungan Teritip Kota
Timur
Balikpapan
c. Pembangunan Embung Wain 2
dan 3 kota Balikpapan (2 Infrastruktur Kawasan
Bh/30.000 m3) Permukiman
d. Pembangunan Check Dam DTA Perkotaan di Kota
Bendali II Kota Balikpapan Balikpapan,
Samarinda, dan
Bontang

Infrastruktur Air
Limbah di Kota
Balikpapan dan
Samarinda
Pembangunan Jembatan Pulau
Balang II (MYC) di Kota Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-
Balikpapan Samarinda

Slide - 113
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN BARAT (1/2)

INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
• KSPN/ PKSN
- Pembangunan Jembatan Kapuas II
- Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Putussibau - Nanga
Era - Bts Kaltim
• PKN/PKW
- Pengembangan Bandara Supadio
- Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang)
- Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Laut Padang Tikar
- Pembangunan Jembatan Tayan
- Pembangunan Jalan Nanga Pinoh - Batas Kalteng
- Pembangunan Jalan Lingkar Luar Pontianak
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sekadau
- Pengembangan Pelabuhan Pontianak,Pantai Kijing*
- PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Pontianak
- Pembangunan Jalan Tebas-Sentebang-Tn.Hitam-Jeruju-Liku
- Merbau – Temajok
- Pembangunan Jalan Tn.Hitam - Sp.Bantanan - Galing – Aruk
- Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Teberau -
Bts.Kec.Siding - Bts. Kab. Sanggau - Bts Kec Sekayam - Bts.
Kab. Sintang
- Pembangunan Bandara Perintis di Provinsi Kalbar (Sintang)
Tebelian
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Malike
• KEK/Kawasan Industri
- Pembangunan faspel laut Sintete
- Peningkatan Jalan Siduk - Sei Keli – Nangatayap
- Peningkatan Jalan Ketapang - Siduk - Sukadana - Teluk
Batang
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sintete*
- Pembangunan Bandara Singkawang

Slide - 114
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN BARAT (2/2)

Pembangunan Jalan
Tn.Hitam - Sp.Bantanan Infrastruktur
- Galing - Aruk Kawasan Infrastruktur Tempat
Permukiman Pemrosesan Akhir
Pembangunan Jalan Tebas - Perdesaan Sampah
Sentebang - Tn.Hitam – Jeruju - Liku Pembangunan Jalan
- Merbau - Temajok Baru Rasau - Sepalau
2 (Rasau-Badau)
Pembangunan Jalan "O2"
Baru Rasau - Sepalau 1
(Rasau-Badau) "A1"

Pembangunan
Bendungan
Segedong

Pembangunan Jalan a.Pembangunan Jalan Akses


Lingkar Luar Jembatan Tayan
Pontianak b.Pembangunan Jalan Baru
Pembangunan Bts.Kota Sanggau - Sekadau
Jembatan Kapuas II (Relokasi)
c.Pembangunan Jembatan Tayan
Pembangunan Outer
Ring Canal Kota
Metropolitan Pembangunan Jalan
Pontianak Perbatasan Ruas
Teberau - Bts. Kec.
Infrastruktur Siding - Bts. Kab.
Kawasan Infrastruktur Drainase Sanggau – Bts. Kec.
Permukiman Perkotaan Pembangunan Jalan Sekayam - Bts. Kab.
Perkotaan Siduk - Sei Keli - Sintang
Nangatayap

Pembangunan Jalan
Ketapang - Siduk -
Sukadana - Teluk
Batang
Pembangunan
Prasarana
Infrastruktur Air Pengambilan dan
Limbah Saluran Pembawa
Air Baku Kota
Ketapang

Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas
Slide - 115
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN SELATAN
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
• PKN/PKW
- Pembangunan KA Tanjung-Paringin- Rantau- Martapura-
Bandara Syamsoedin Noor – Banjarmasin
- Pembangunan jalur kereta api : Banjarmasin Pelaihari Batu
Licin Sengayam Tanah Grogot
- Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan
- Pembangunan Jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya
- Pembangunan Faspel Laut Pelaihari/Swarangan
- Pembangunan Jalan akses menuju Pelabuhan Pelaihari di
Kabupaten Tanah Laut
- Pembangunan Jalan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin (Trisakti
- Pasir Mas - Jembatan Barito)
- Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Trisakti dan Pelabuhan
Pelaihari
- Peningkatan Jalan Ambungan - Tajau Pecah
- Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota
Banjarmasin
• KEK/Kawasan Industri
- Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin
- Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku)
- Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam
- Pembangunan Faspel Laut Marabatuan
- Pembangunan Jalan akses Kawasan Industri Batulicin ke
Pelabuhan Batulicin
- Pembangunan Jalan Kandangan - Hampang- Batu Licin
- Pembangunan Jalan Kawasan Industri Batulicin Ruas
Batulicin-Lumpangi, Batulicin-Mentewe, Batulicin-Pagatan,
Batulicin-S.Kupang, dan Simp. Kodeco-Mentewe
- Pembangunan Jalan Lingkar (Sei Ulin dan Batu Licin)
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sebuku*

Slide - 116
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN TENGAH (1/2)

INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
• KSPN/ PKSN
- Pengembangan Pelabuhan Laut Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai
• PKN/PKW
- Pembangunan Jalur KA : Kudangan – Nanga Bulik – Kumai
- Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba – Rantau Pulut -Nanga
- Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun – Rambambang – palangkaraya –
Pulang Pisau – Batanjung (Kuala Kapuas)
- Pembangunan Jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya
- Pengembangan Bandara Tjilik Riwut
- Pembangunan Bandara Muara Teweh Baru
- Pengembangan Pelabuhan Laut Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai
- Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung
- Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang
- Pengembangan Pelabuhan Bagendang*
- Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau
- Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten
Kotawaringin Barat
- Peningkatan Jalan Palangka Raya-Bukit Liti-Bukit Batu-Buntok-Ampah
- Pembangunan Jalan Sampit - Samuda -Ujung Pandaran
- Pembangunan Jalan Tumbang Samba-Tbg Senamang - Bts Kalbar
- Pembangunan Jembatan Tumbang Samba
- Pengadaan Bus Air
- PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Palangkaraya
- Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM
- Pemb. Dermaga Sungai di Kasongan Baru

Slide - 117
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN TENGAH (2/2)
Banjarmasin-Batulicin-Palangkaraya
a. Infrastruktur Kawasan
Permukiman Perkotaan Kab.
Pembangunan Jembatann Kotabaru
Maluenn Kab. Kapuas b.Infrastruktur Air Limbah Kab
a. Infrastruktur Kawasan Perkotaan
Kota Baru
Kota Palangkaraya a. Infrastruktur Air c. Pembangunan SPAM di
b.Infrastruktur Air Limbah Kota Limbah diKabupaten Kabupaten Kotabaru
Palangkaraya Kapuas d.Pembangunan SPAM IKK di
c. Infrastruktur Drainase Perkotaan b. SPAM Perdesaan Kab. Kabupaten Kotabaru
kota Palangakaraya Kapuas e.Pembangunan SPAM di Kab.
d.SPAM di Kawasan MBR Kota
Kotabaru
Palangkaraya
f. Spam Perdesaan Kab.
Kotabaru
a.Infrastruktur Air Limbah Kab
Tanah Bumbu
b.Infrastruktur Drainase
Perkotaan Kab. Tanah Bumbu
c. Pembangunan SPAM Kawasan
MBR Kab. Tanah Bumbu
d.Pembangunan SPAM IKK di
Kabupaten Tanah Bumbu
Pembangunan Penyediaan
Pembangunan Jalan Air Baku Kab. Kota Baru
Palangkaraya-Bukittliti-
Bkt.Batu-Buntok-Ampah

a.Pembangunan Embung
Tala
b.Pembangunan Air Baku Pembangunan
Banjar Bakula Jalan Lingkar
dalam Batulicin

Pembangunan SPAM Banjar Pembangunan


Bakula Jalan akses
a. Pembangunan Jalan Akses
Pelabuhan Trisakti ( Kawasan Industri
Pelabuhan Trisakti - Liang Batulicin ke
Anggang ) Pelabuhan
b. Pembangunan Jembatan Sei Pembangunan Jalan akses Batulicin
Pembangunan
Basirih menuju Pelabuhan Pelaihari di
Pengaman Pantai Rindu
c. Pembangunan Fly Over Gatot Kabupaten Tanah Laut
Subroto
Alam Slide - 118
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
SEBARAN KOTA-KOTA TEPI SUNGAI
Sistem perkotaan nasional berbasis
sungai (waterfront city) yaitu kota-
kota yang berkembang di tepi tubuh
Nunukan air (sungai besar atau laut) :
Tarakan PKN Banjarmasin-Banjarbaru, PKN
Palangkaraya, PKN Pontianak, PKN Samarinda
Tanjung Selor – Tenggarong – Balikpapan – Bontang, PKN
Tarakan, PKW Sampit, PKW Pangkalan Bun,
Tanjung Redeb PKW Singkawang, PKW Mempawah, PKW
Sanggau, PKW Sintang, PKW Putussibau, PKW
Ketapang, PKW Kuala Kapuas, PKW Buntok,
Singkawang
Putussibau PKW Muarateweh, PKW Martapura, PKW
Mempawah Sangata Marabahan, PKW Sangata, PKW Nunukan,
Sanggau Sintang
PKW Tanjung Selor, PKW Tanjung Redeb, dan
Pontianak PKW Tanah Grogot
Muara Teweh
Balikpapan
Buntok  Dikembangkan dengan pola pikir
Ketapang Palangkaraya Tanah Grogot bahwa tubuh air sebagai
halaman depan
Kuala Kapuas
Pangkalan Bun Sampit

Banjarmasin

Slide - 119
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
PEMBANGUNAN KA TRANS KALIMANTAN

BALIKPAPAN - SAMARINDA:
• Review Basic Desain/Trase & Detail Desain (2015)
• AMDAL dan Larap (2016)
• Pengadaan lahan (2016-2017)
• Konstruksi (2018-2019)

TANJUNG – BALIKPAPAN :
• Kajian Kelayakan & Trase (2015)
• Detail Desain (2016)
SAMARINDA • AMDAL dan Larap (2016)
89 km • Pengadaan lahan (2017-2019)
BALIKPAPAN
• Konstruksi segmen Tanjung – Tanah
234 km Grogot & Tanah Grogot – Balikpapan
TANJUNG (2018-2019)
BANJARMASIN – TANJUNG :
196 km • Kajian Tras e & Desain (2015)
• AMDAL dan Larap (2016)
• Pengadaan lahan (2017-2018)
• Konstruksi segmen Tanjung – Rantau
BANJARMASIN & Rantau – Banjarmasin (2018-2019)
194 km
PALANGKARAYA

BANJARMASIN – PALANGKARAYA :
• Kajian Kelayakan & Trase (2015)
• Detail Desain (2016)
• AMDAL dan Larap (2016)
• Pengadaan lahan (2017-2018)
• Konstruksi segmen Banjarmasin – Pulang Pisau & Pulang
Pisau – Palangkaraya (2018-2019)
Slide - 120
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN OLEH SWASTA DI KALIMANTAN TIMUR

PT. KERETA API BORNEO

INISIATOR PROYEK : PT. Kereta Api Borneo


RENCANA : Produksi Batubara jangka waktu 20 thn sebesar 45 juta ton (estimasi). Perkeretaapian Khusus
PT. Kereta Api Borneo akan digunakan untuk mendukung kegiatan utamanya sendiri.
JALUR KERETA API : Murung Raya – Kalipapak – Kota Bangun – Samarinda – Balikpapan, melintasi 4 Kabupaten: Penajam Paser Utara – Paser – Kutai
Kartanegara dan Kutai Barat (± 285 Km)
SPESIFIKASI : 1) Jalur KA tunggal sepanjang 285 km lebar sepur 1435 mm & menggunakan traksi diesel;
2) pelabuhan khusus Dengan mengapalkan s/d berat mati 100.000 ton dan 15 m draft; dan
3) Sarana type diesel, axle load 25 ton, dan kecepatan 80 km/jam.
4) Investasi : US$ 2.423,11 Juta

PERKERETAAPIAN BATU BARA PT. TRANS KUTAI KENCANA

Inisiator proyek:
PT. Trans Kutai Kencana
Tujuan: Perlu Tindak Lanjut:
Mengembangkan perkeretaapian khusus di Provinsi Kalimantan Timur
berupa pengangkutan batubara dan pembangunan pelabuhan di 1. Usulan revisi pp 56
Muara Bengalon – Lubuk Tutung. tahun 2009 tentang
Jalur Kereta Api: penyelenggaraan
Jalur kereta api di Kabupaten Kutai Timur dari Muara Wahau menuju
perkeretaapian
Muara Bengalon sepanjang 130 Km.
Spesifikasi: 2. Pembentukan
•Lebar Spur 1435 mm. Konsorsium untuk KA
•Kapasitas 34 Mtpa. Khusus
Perkiraan Investasi : Rp. 11 triliun
Slide - 121
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
PEMBANGUNAN JALAN TOL BALIKPAPAN - SAMARINDA

APBN/D (termasuk
Nama Proyek dan Lokasi Persiapan Sedang Berjalan
Loan)
BUMN Swasta

Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol


Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (99km) ✓ ✓ ✓
(Perpres No.3 Tahun 2016)

Perkiraan Nilai
Proyek Investasi (USD Status Tindak Lanjut
juta)

Balikpapan - 1,200.00 • Dukungan Pemprov Kaltim berupa pembukaan lahan dan pekerjaan tanah serta pembebasan lahan; • Percepatan penyelesaian proses lelang Badan
Samarinda Toll Road, Usaha oleh BPJT untuk ruas yang akan
• Sudah ada Surat Izin Pinjam Pakai dari Menteri Kehutanan untuk trase jalan yang melintasi Hutan
East Kalimantan menggunakan skema KPBU.
Lindung Sungai Manggar (HLSM);
• Percepatan proses pengadaan untuk lahan yang
• Progres pengadaan lahan 85 %
tersisa.
• Tahun 2015 Pemprov Kaltim mengalokasikan pekerjaan konstruksi sebesar 1,5 T
Seksi 1
APBD : sudah terkontrak 20,3 km,
APBN Jembatan Manggar 603 M (MYC 2015-2017) sudah disetujui oleh Menkeu
• Dalam proses lelang untuk ruas yang menggunanakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU) : Prakualifikasi telah selesai dengan 4 konsorsium yang lolos prakualifikasi
• Dalam proses persiapan penerbitan Request for Proposal (RFP)

Slide - 122
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
PEMBANGUNAN BANDARA

Percepatan Pelaksanaan Pembangunan:


Pembangunan Bandara 1. Pemerintah Pusat Berkomitmen Membantu Penyelesaian Pembangunan
Samarinda Baru Termasuk Sisi Udara.
2. Pada Tahun 2016 Rencana Pembangunan Sisi Udara Sudah Dianggarkan
Kegiatan Strategis RPJMN
di Kementerian Perhubungan.
2015-2019 di Provinsi 3. Rencana Pelaksanaan Pembangunan Sisi Udara Tahun 2016, Terkendala
Kalimantan Timur. Penyerahan Aset Dari Pemerintah Provinsi Kepada Kementerian
Perhubungan.
4. Diharapkan Pemerintah Provinsi Dapat Mengkoordinasikan
Permasalahan Aset Sisi Udara dengan Kementerian Perhubungan.

Slide - 123
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS NASIONAL
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI KALIMANTAN

Slide - 124
PENUTUP

Slide - 125
PENUTUP (1/3)

 Pendekatan secara holistik, tematik, terintegrasi, dan spasial dalam perencanaan pembangunan
mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan mulai dari perencanaan, penganggaran,
hingga pelaksanaan.
 Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai kapasitas teknis dengan fungsi utama
sebagai koordinator perencanaan lintas sektor, lintas K/L (lintas SKPD) dan lintas wilayah. Oleh
karena itu Bappenas (Bappeda) bertindak sebagai system integrator dan resource allocator antar
K/L (SKPD) dan pemerintah daerah (pemerintah Kabupaten/Kota) agar sinergi bisa tercapai.
 Untuk mendukung prioritas nasional, maka diharapkan dalam pembahasan dengan SKPD dilakukan
pendekatan:
 Money follow function diubah menjadi Money follow program. Dalam arti fokus anggaran
hanya pada program-program yang sudah terbukti manfaatnya. Program-program lain akan
minimal alokasinya
 Pengujian pada setiap program/kegiatan:
 Apakah proyek ini perlu?
 Apakah proyek ini perlu sekarang?
 Apakah produksi dan tenaga kerja dalam negeri dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam
proyek ini?
 Apakah proyek akan dapat lebih efisien?
Slide - 126
PENUTUP (2/3)

 Dalam pembahasan dengan masing-masing Kabupaten/Kota dan antarwilayah di Kalimantan perlu


diperhatikan:
 Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dari program/kegiatan prioritas nasional
(lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yang diperlukan)
 Perkuatan DAK yang proposal based approach dengan lebih meningkatkan keterkaitan alokasi DAK
dengan pencapaian sasaran-sasaran program/proyek prioritas nasional
 Pengenalan perencanaan berbasis sistem integrasi untuk Kabupaten/Kota

 Oleh karena itu, Bappeda memiliki peran yang sangat penting dalam pengalokasi anggaran untuk
kegiatan prioritas pembangunan nasional. Pola alokasi anggaran tidak semata-mata atas usulan SKPD
berdasarkan Tugas dan Fungsi, namun berdasarkan prioritas program yang bermanfaat untuk
mendukung pencapaian sasaran agenda prioritas pembangunan.

Slide - 127
PENUTUP (3/3)

 Pengembangan wilayah Kalimantan dalam Rencana Kerja Pemerintah ke depan diarahkan pada :
• Percepatan pusat-pusat pertumbuhan dengan komoditas prospektif (nilai tambah dan kesempatan
kerja tinggi)
• Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim
• Keterkaitan antara pusat pertumbuhan tersebut dengan daerah sekitar melalui konektivitas dan energi
• Peningkatan kemampuan SDM terampil
• Deregulasi terhadap aturan yang menghambat pelaksanaan investasi
• Pembangunan daerah tertinggal dengan:
• Pemberdayaan ekonomi lokal
• Akses transportasi lokal
• Pemenuhan infrastruktur dasar
• Pembangunan kawasan perkotaan
• Kota layak huni, hijau, cerdas
• Pembangunan kawasan perdesaan
• Mewujudkan kemandirian masyarakat  desa mandiri dan berkelanjutan
• Pembangunan kawasan perbatasan melalui security approach dan prosperity approach)

Slide - 128
JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017

• Lanjutan Pertemuan Tiga • Penetapan UU APBN


Pihak • Penyampaian dan • Surat Menkeu tentang
• Ratas Kerangka Ekonomi • Musrenbangprov • SKB MPPN/Ka. Bappenas Pembahasan Nota Kesepakatan • Finalisasi DIPA
Makro dan Resource • Rangkaian dan MenKeu tentang Keuangan dan RUU Pemerintah - DPR • Kepres APBN
Envelope Musrenbangnas APBN • Kepres RKP
Pagu Anggaran K/L • Penelaahan RKA K/L

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

• Sinkronisasi Data • Sidang Kabinet Rancangan • Rancangan RKP • Sidang Kabinet Rancangan • Pembahasan Nota • Kepres Alokasi
Dokumen Perencanaan Awal RKP & Pagu Indikatif Anggaran
• Penyampaian Rancangan Akhir RKP Keuangan dan RUU
dan Penganggaran • SKB MPPN/Ka Bappenas RKP dan Kerangka Ekonomi • Perpres RKP APBN
• Penetapan Arah tentang dan MenKeu Makro dan Pokok-Pokok • Penelaahan RKA-KL
Kebijakan dan Prioritas tentang Rancangan Awal Kebijakan Fiskal ke DPR
RKP dan Pagu Indikatif • Penyusunan Draft Nota Keu
Pembangunan • Pembicaraan Pendahuluan dan RUU APBN
• Rakorbangpus
 Multi – Pihak
 Tiga Pihak
• Penyusunan Rencana Kerja
K/L

Slide - 129
Slide - 130
LAMPIRAN

Slide - 131
PRIORITAS NASIONAL LAINNYA DALAM RKP 2017

Slide - 132
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

• Revolusi Mental
DIMENSI PEMBANGUNAN • Pembangunan Pendidikan
MANUSIA • Pembangunan Kesehatan
• Pembangunan Perumahan dan Permukiman

• Kedaulatan Pangan
DIMENSI PEMBANGUNAN • Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
• Kemaritiman dan Kelautan
SEKTOR UNGGULAN • Pariwisata
• Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan


DIMENSI PEMERATAAN DAN • Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal
KEWILAYAHAN • Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan
• Pengembangan Konektivitas Nasional

KONDISI PERLU • Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Slide - 133
REVOLUSI MENTAL
Sasaran dan Arah Kebijakan
Arah Kebijakan
2014
Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik
Sasaran (Baselin 2015 2016 2017 2019
1. Penegakan hukum dan disiplin aparat Pemerintah, penegak hukum
e) dan masyarakat
2. Harmonisasi dan simplifikasi peraturan perundangan untuk
1. Meningkatnya Integritas
mendorong kreatifitas masyarakat
 Indeks Perilaku Anti Korupsi (Skala 1-5) 3,61 3,59 3,63 3,70 3,75 3. Penanganan perkara yang transparan dan memuaskan
 Indeks Penegakan Hukum Berkualitas (Skala 0-1) *) *) *) *) *) 4. Pendidikan dan penghormatan etika dalam berpolitik
 Persentase aparatur Pemerintah/ Penegak Hukum yang mendapat sanksi Reformasi Birokrasi Pemerintahan
*) *) *) *) *)
karena melanggar disiplin dan/atau pelanggaran hukum 1. Layanan publik prima (cepat, mudah, ringkas , transparan, dan
 Persentase kepuasan publik atas penanganan perkara *) *) *) *) *) Birokrasi yang responsif)
 Efektivitas pendidikan karakter di sekolah dan perguruan tinggi *) *) *) *) *) 2. Program Pembangunan dan belanja pemerintah didasarkan azas
manfaat, bermutu, efisien dan efektif
 Peningkatan kualitas, penurunan beban dan jumlah peraturan perundang- 3. Penerapan disiplin, reward & punishment dan sistem merit dalam
*) *) *) *) *)
undangan birokrasi
 Efektivitas belanja pemerintah (manfaat, biaya dan kualitas) *) *) *) *) *) Peningkatan Kemandirian Ekonomi dan Daya Saing Bangsa
2. Meningkatnya Etos Kerja 1. Peningkatan Etos Kerja (kerja keras, kreatif , dan professional) serta
 Peningkatan kualitas pelayanan publik di K/L, Legislatif, dan Pemerintah mendorong semangat inovasi dan kewirausahaan
*) *) *) *) *)
Daerah 2. Penumbuhan budaya konsumen cerdas dan cinta produk dalam
 Peningkatan produktivitas masyarakat (efisiensi dunia usaha, jumlah negeri
*) *) *) *) *)
wiraswasta, hasil riset, publikasi ilmiah) 3. Internalisasi nilai-nilai persaingan yang sehat (cooperate and compete,
 Tunjangan profesi guru yang berbasis kinerja *) *) *) *) *) bekerja berorientasi hasil bermutu dan nilai tambah)
 Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah
*) *) *) *) *) Peneguhan Jati Diri dan Karakter Bangsa
tangga nasional
1. Pendidikan berbasis karakter (percaya diri, disiplin, jujur dan kerja
 Peningkatan semangat persaingan yang sehat (cooperate and compete) *) *) *) *) *) keras)
 Perilaku hidup bersahaja, hemat, bersih dan sehat *) *) *) *) *) 2. Lingkungan pendidikan yang menyenangkan dan bebas dari intimidasi
3. Meningkatnya Gotong Royong dan kekerasan (bullying free school environment)
3. Pendidikan agama dan etika yang mengajarkan akhlak mulia
 Indeks Pembangunan Masyarakat (toleransi, gotong royong, rasa aman) *) *) *) *) *)
(keutuhan keluarga, kesalehan sosial, dan toleransi)
 Berkurangnya jumlah konflik/kekerasan di kalangan masyarakat *) *) *) *) *) 4. Peningkatan jiwa patriot, suka menolong, dan cinta tanah air
 Meningkatnya daya tangkal masyarakat dari pengaruh radikalisme dan Peningkatan Peran Lembaga, Keluarga dan Media Publik
*) *) *) *) *) 1. Ruang publik yang ramah dan bebas dari penyebaran kebencian
terorisme
2. Pembangunan karakter melalui media publik
 Indeks Ketahanan Keluarga (angka perceraian, anak terlantar) *) Kunci Revolusi
*) Akan diarusutamakan dan merupakan Indikator Kinerja *) *)
Mental *) *) K/L
masing-masing Slide - 134
REVOLUSI MENTAL
Perencanaan Terintegrasi
Peningkatan
LEVEL 1 Kemandirian Kemen KUKM, Kemendag, Kemenperin, Kemenpar, Kemendikbud
Ekonomi dan KPPU, Kemenpora, Kemristekdikti, Kemen PDTT, Kementan, Kemen KP
Daya Saing
Bangsa

Kemandirian
Ekonomi

Peningkatan
Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Peran PERUBAHAN CARA PANDANG, SIKAP,
PERILAKU YANG BERORIENTASI
Kemenkominfo, Kemen PPPA, BKKBN, Lembaga, KEMODERENAN Penegakan Kemenkumham, POLRI, MA, Kejagung,
Keluarga dan Hukum dan MK, KY, KPK, Kemendagri, KPU
- Meningkatnya INTEGRITAS: jujur,
Media Publik
disiplin, tanggung jawab, sportif, adil Kelembagaa
dan taat hukum n Politik
- Meningkatnya ETOS KERJA: optimis,
kerja keras, berprestasi, pantang
menyerah, mandiri, produktif,
hemat, kreatif, inovatif, berprestasi,
Kepribadian dan pelayanan publik yang prima
- Menguatnya GOTONG ROYONG:
Kedaulatan
dalam
kerja sama, toleran, saling Politik
Kebudayaan
menghargai, kemaslahatan umum

Peneguhan Reformasi
Kemendikbud, Kemenag, Kemristekdikti Jati Diri dan Birokrasi Kemen PANRB, Kemendagri, Bappenas,
Kemendagri, Kemensos, Kemenhan Karakter Pemerintaha LAN, BPKP, BKPM
Bangsa n
Slide - 135
REVOLUSI MENTAL
Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik

LEVEL 2

Penegakan POLRI, Kejagung, MA,


Kemendagri, KPU Pendidikan dan
Disiplin Aparat Kemenkumham, KPK, semua
Penghormatan
Pemerintah K/L/Pemda
Etika dalam
Berpolitik dan Penegak
Hukum
Penegakan
Hukum dan
Kelembagaan
Politik

Harmonisasi
dan Simplifikasi Penegakan
Kemenkumham, Kemenkumham, Polri, Kejagung,
Peraturan Hukum yang
Bappenas, semua MA, KPK, K/L terkait
Perundangan Berkualitas
K/L/Pemda

Slide - 136
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Sasaran dan Arah Kebijakan

Arah Kebijakan:
2014 1. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan
Sasaran 2015 2016 2017 2019
(Baseline) dasar, serta memperluas dan meningkatkan
 Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun 8,2 8,3 8,5 8,6 8,8 pemerataan, akses, kualitas dan relevansi
tahun tahun tahun tahun tahun pendidikan menengah
 Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun 94,1% 94,8% 95,1% 95,4% 96,1 % 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
(2013) penguatan penjaminan mutu pendidikan,
 Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B 50,4% 55,9% 58,8% 61,8% 68,4 %
pengembangan kurikulum dan pelaksanaannya,
(2013)
serta penguatan sistem penilaian pendidikan yang
 Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 68,7% 73,9% 76,5% 79,0% 84,2%
komprehensif dan kredibel
 Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 62,5% 68,7% 71,8% 74,8% 81,0%
3. Meningkatkan profesionalisme, kualitas,
 Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 73,5% 77,2% 79,1% 80,9% 84,6% pengelolaan dan penempatan guru
 Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B 48,2% 53,8% 56,6% 59,4% 65,0%
4. Revitalisasi LPTK secara menyeluruh untuk
 Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% 0,85 0,86 0,87 0,88 0,90 meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan
penduduk terkaya (2012) keguruan
 Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 0,53 0,58 0,58 0,59 0,60 5. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan
20% penduduk terkaya (2012) masyarakat dan layanan pendidikan anak usia dini
6. Meningkatkan kualitas pendidikan vokasi serta
 Nilai Test PISA dan Ranking (dari 65 Negara) ** (2012) (2018)
pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja
375 n.a. n.a. n.a. 427; 50
- Matematika (Ranking 64 dari 65 Negara) 382 n.a. n.a. n.a. 438; 50
- Sains (Ranking 64 dari 65 Negara) 396 n.a. n.a. n.a. 446; 45
7. Meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya
- Membaca (Ranking 60 dari 65 Negara) saing pendidikan tinggi

 Tingkat integritas Lingkungan Pendidikan -SD-PT- (tidak n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* Kebijakan Terkait Revolusi Mental
menyontek, bebas dari jual beli ijazah, sertifikat palsu, 1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan
plagiarisme). karakter dan budaya bangsa
 Persentase Pendidikan menyenangkan dan bebas intimidasi dan n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
2. Lingkungan pendidikan yang berintegritas, bebas
kekerasan (bullying free environment). intimidasi dan kekerasan
 Kurikulum dan
Keterangan:*) Proses pembelajaran yang
Akan diarusutamakan progresif sesuai
dan merupakan n.a.* Revolusi Mental
Indikator Kinerja Kunci n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* 3. Penegakan hukum dan disiplin (bebas dari ijazah dan
kebutuhan zaman.
**) Programme for International Student Assessment (PISA) dilakukan 3 tahun sekali. Publikasi hasil PISA terakhir tahun sertifikat palsu, plagiat, bolos) Slide - 137
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1 Kemendikbud, Kemenag


Penyediaan Kemenristekdikti, Kemen PANRB,
Guru yang Kemen PDTT, Kemenkeu,
Berkualitas dan Pemda
Penempatan
yang Merata

Peningkatan
Kemendikbud,
Kemendikbud, Kemenag, Peningkatan dan Kemenag,
Ketersediaan
Kemenristekdikti, Kemen PUPR, Penjaminan Kemenristekdikti, Pemda
Sarana dan
Kemenkominfo, Mutu
Prasarana yang
Kemen PDTT, Pemda, PLN Pendidikan
Berkualitas

Peningkatan
Akses dan
Kualitas
Pendidikan

Kemendikbud, Penyediaan Kemendikbud,


Pengembangan
Kemenag, Bantuan Kemenag,
Pembelajaran
Pendidikan yang Kemenristekdikti
Kemenristekdikti, Efektif
yang Berkualitas
Pemda

Peningkatan
Pendidikan
Kemendikbud, Agama dan
Pendidikan
Kemenag,
Karakter
Kemenristekdikti,
Pemda

Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan: PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, termasuk Pendidikan Slide - 138
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Penyediaan Guru yang Berkualitas dan Merata
Kemenristekdikti, Kemenag:
LEVEL 2 • Sistem penerimaan calon mahasiswa LPTK yang selektif
• Reformasi pendidikan keguruan melalui Pendidikan Profesi
Kemendikbud, Kemenag: Revitalisasi Guru (PPG) berasrama
• Pemetaan dan Audit guru yang berhak LPTK Kemendikbud, Kemenag:
mendapat tunjangan profesi • Pemetaan kebutuhan guru baru per bidang
• Penyediaan tunjangan profesi guru studi per daerah
berdasarkan kinerja guru
• Penyediaan tunjangan khusus bagi guru
di daerah 3T/perbatasan
Pemda:
• Penyediaan asrama/rumah Kemendikbud, Kemenag:
dinas guru di daerah 3T Penyediaan
• Sertifikasi guru
• Penyediaan tunjangan daerah Guru yang • Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Peningkatan Peningkatan
disesuaikan dengan Berkualitas • Penilaian Kinerja Guru
Kesejahte- Profesional-
ketersediaan anggaran dan Kemenristekdikti:
raan Guru isme Guru
Penempatan • Penguatan LPTK
yang Merata Pemda:
• Revitalisasi KKG/MGMP/KKKS/MKKS

Kemendikbud, Kemenag:
• Pemetaan kebutuhan guru berdasarkan rasio Distribusi
guru:murid per sekolah dan Kemenristekdikti:
• Penempatan Guru Garis Depan (GGD) • Pengiriman guru dari program SM-3T sesuai kebutuhan daerah
Pemerataan
Kemen PDTT: Guru Pemda:
• Pemetaan kebutuhan guru di daerah 3T • Pemerataan guru antarsekolah dan antardaerah sesuai kewenangan
Kemen PANRB: • Pengangkatan guru baru yang terkendali sesuai formasi
• Penetapan kuota formasi guru sesuai dengan peta • Pengendalian pengangkatan guru honor oleh sekolah
kebutuhan Slide - 139
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Sasaran dan Arah Kebijakan
Baseline Arah Kebijakan
No Sasaran 2015 2016 2017 2019
(2014)
1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakat
a. Menurunnya Angka kematian ibu (AKI), diukur dengan proksi: 346 1. Memperkuat upaya promotif dan
n.a n.a n.a 306 preventif
(SP, 2010)
• Persalinan di fasilitas kesehatan (persen)
70,4 (2013) 75,0 77,0 79,0 85,0 2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan
• Kunjungan Antenatal (K4) (persen)
70,4 (2013) 72,0 74,0 76,0 80,0 • Pembiayaan kesehatan.
b. Menurunnya Angka kematian bayi (AKB), diukur dengan proksi:
32 (2012) n.a n.a n.a 24 • Penyediaan, distribusi, dan mutu
farmasi, alkes, dan makanan
• Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (persen)
71,3 (2013) 75,0 78,0 81,0 90,0 • Penguatan pelayanan kesehatan dasar
c. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak dan rujukan
baduta (bawah dua tahun) (persen) 32,9 (2013) 31,3 30,5 29,6 28,0 • Penguatan sistem informasi,
manajemen dan litbang kesehatan
d. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) • Penyediaan, persebaran dan kualitas
2,60 (2012) 2,37 2,36 2,33 2,28
SDM kesehatan
2 Menurunnya Penyakit Menular dan Tidak Menular
a. Prevalensi HIV (persen) 3. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
0,46 (2014) <0,5 <0,5 <0,5 <0,5
b. Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk 297 (2013) 280 271 262 245 4. Meningkatkan pelayanan keluarga
c. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (persen) berencana dan kesehatan reproduksi
7,2 (2013) 6,9 6,4 5,9 5,4
d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) Kebijakan terkait Revolusi Mental:
25,8 (2013) 25,0 24,6 24,2 23,4
 Meningkatkan respons pelayanan
e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) kesehatan (cepat, tepat, bersahabat)
15,4 (2013) 15,4 15,4 15,4 15,4
3 Meningkatnya Perlindungan Finansial  Efektivitas program preventif (Gerakan
a. Penduduk yang menjadi peserta BPJS-Kesehatan (persen) Masyarakat Sehat)
51,8
60,0 68,0 77,0 Min. 95  Penegakan hukum dan disiplin (etika
(Okt, 2014)
kedokteran, standar rumah sakit, dll)
4 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
Keterangan: Data Kab/Kota
a. Jumlah AKI dan AKB diperoleh
yang memilikimelalui
minimalsurvei skala
1 RSUD besar dan tidak tersedia setiap tahun
yang Slide - 140
10 (2014) 94 190 287 481
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1 Kemenkes, Kemenpora, Kemendikbud, BPOM,


BPJS, Kementan, Kemen KP, Kemensos, Penguatan
Kemenag, Kemenristekdikti, Kemenkeu, Promotif dan
Kemen PDTT, Kemen PANRB, Kemenkominfo, Preventif:
Kemenhub, Kemendag, Kemenperin, BPOM, “Gerakan
Kemen LHK, Kemenaker, Kemen PUPR,
Masyarakat
Kemendagri, Pemda
Sehat

BKKBN, Kemenkes, BPS, Peningkatan Peningkatan


Kemensos, Peningkatan Derajat Akses dan Kemenkes, BPJS,
Kemendagri, Pelayanan KB
dan Kesehatan
Kesehatan dan Mutu Kemensos, BPS
Kemendikbud, Pelayanan Kemen PANRB,
Pemda Reproduksi Gizi
Kesehatan Kemenristekdikti,
Masyarakat BPOM, Pemda

Percepatan
Kemenkes, Kemendikbud, Kemenperin, Kementan,
Perbaikan Gizi
Kemendag, BKKBN, BPOM, Kemenag, Kemensos
Masyarakat Kemen PPPA, Kemenkominfo Kemen PUPR,
Kemen KP, Kemen PDTT, Kemendagri

Slide - 141
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Penguatan Promotif dan Preventif “Gerakan Masyarakat Sehat”
Komenkominfo,
LEVEL 2 Kemenkes, BPJS
Kemen PANRB, Kampanye,
Kemenaker Deteksi dini
dan Kantin Kemendikbud,
Olahraga pencegahan sekolah
dan deteksi penyakit sehat, UKS, Kemenristekdikti,
dini penyakit kampus Kemenag
di kantor bebas
Narkoba Senam,
Poco-Poco,
Kementan, Karang Kitri, Olahraga Kemen PANRB,
Kemenkes Konsumsi rekreasi,
buah dan Lomba Kemenpora,
sayur lokal Olahraga, Pemda
Sentra
Olahraga
Lapangan
Keamanan desa, car
jajanan free day,
BPOM sekolah , Jalur sepeda Pemda
pengawasan Penguatan Promotif dan pejalan
label dan
iklan
dan Preventif: kaki,
Kawasan
“Gerakan tanpa rokok,
Masyarakat Sehat”
Ceramah
agama, Pengelolaan
penyuluhan Sampah,
kesehatan pencegahan Kemen LHK
Kemenag calon kebakaran
pengantin, hutan
Pesantren
sehat
Air bersih,
sanitasi,
Peningkatan ruang
Kemenkeu cukai rokok terbuka di Kemen PUPR,
Gemar perumahan, Kemendes PDTT,
Keselamatan makan ikan, Posyandu
Berkendara, Perbaikan Kemensos
Konektivitas gizi balita
moda dan ibu
Kemenhub transportasi hamil Kemen KP,
POLRI Kemenkes
Slide - 142
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Sasaran dan Arah Kebijakan

Arah Kebijakan:
2014
Sasaran 2015 2016 2017 2019
(BASELINE) 1. Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan
rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan
terjangkau serta didukung oleh penyediaan
Akses Air Minum Layak 70% 70,25% 77% 84% 100%
prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai
2. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan
pengetahuan perubahan sikap dan perilaku
69,42% 72,2% 77,4% 83,2% 100%
dalam pemanfaatan air minum
Akses Layak: Akses Layak: Akses Layak: Akses Layak: Akses Layak:
dan pengelolaan sanitasi
Akses Sanitasi Layak 61,08% 62,4% 66,3% 70,7% 85%
Akses Dasar: Akses Dasar: Akses Dasar: Akses Dasar: Akses Dasar: 3. Penyediaan infrastruktur produktif dan
8,34% 9,8% 11,1% 12,4% 15% manajemen layanan melalui penerapan
manajemen asset
4. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi
yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi,
38.431 Ha 38.431 Ha 38.431 Ha 38.431 Ha 38.431 Ha kabupaten/kota, dan masyarakat
Kawasan Permukiman
(Kondisi kumuh (Kondisi kumuh (Kondisi kumuh (Kondisi kumuh (Kondisi kumuh 5. Peningkatan Efektivitas dan efisiensi pendanaan
Kumuh Perkotaan
100%) 85%) 70%) 45%) 0%) infrastruktur air minum dan sanitasi

Kebijakan terkait Revolusi Mental:


1. Masyarakat peduli lingkungan (Reduce, Reuse,
Kekurangan Tempat Recycle;hemat air, penangan sampah, lingkungan
Tinggal (Backlog) sanitasi bersih dan sehat)
7,6 Juta 7 Juta 6,5 Juta 6 Juta 5 Juta
Berdasarkan Perspektif
Menghuni * 2. Penegakan hukum dan disiplin (tata ruang,
membayar kewajiban air minum, listrik, dll.)

*) Pencapaian target termasuk program “satu juta rumah”.


Slide - 143
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1 Kemen PUPR,


Kemensos,
Fasilitasi Kemen ATR,
Peningkatan Pemda
Kualitas Hunian
dan
Permukiman
kumuh

Kemen PUPR,
Kemenkeu,
Pengembang, Fasilitasi Kemen PUPR,
Perumnas, Penyediaan Penyediaan Kemenkes,
Pemda, Hunian Baru Penyediaan Infrastruktur Air Kemen PDTT,
SMF (Sarana dan PSU Hunian Layak Minum dan Pemda
Multigriya Pendukung Sanitasi
Finansial)
beserta
Prasarana,
Sarana, dan
Utilitas

Kemen PUPR, Kemen PUPR,


Kemen LHK, Peningkatan Kemenkes,
Pemda, Peningkatan Manajemen Kemenkeu,
Perhutani Ketersediaan Air Layanan Air PDAM,
Baku Minum dan Pemda
Sanitasi

Slide - 144
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Fasilitasi Penyediaan Hunian Baru dan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Pendukung

LEVEL 2 Kemen PUPR,


Pemda

Kemen PUPR, Penyediaan


PSU Kemen PUPR,
Pemda Bantuan
Kemenkeu,
Stimulan
Pembangunan KPR Swadaya Perbankan,
Baru Rumah Pemda
Swadaya

Kemen PUPR,
Kemenkeu,
Perbankan,
Kemen PUPR,
Pengembang,
KPR FLPP Pembangunan Perumnas,
Pemda, Fasilitasi Rusunawa Pemda
SMF (Sarana
Penyediaan
Multigriya Finansial)
Hunian Baru dan
PSU Pendukung

Kemen PUPR Penciptaan


Kemendagri, Iklim Kondusif
Untuk Fasilitasi Kemen PUPR,
Kemenkeu, Pengembang,
OJK & BI, Penyediaan Pembangunan
Rumah MBR Rusunami Pemda
Pemda
(Regulasi,
Perizinan, dst)

Optimalisasi
Pembangunan
Peran Kemen PUPR
Rumah Khusus
Kemen PUPR, Perumnas
Pemda
Kemen BUMN,
Perumnas Slide - 145
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

• Revolusi Mental
DIMENSI PEMBANGUNAN • Pembangunan Pendidikan
MANUSIA • Pembangunan Kesehatan
• Pembangunan Perumahan dan Permukiman

• Kedaulatan Pangan
DIMENSI PEMBANGUNAN • Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
• Kemaritiman dan Kelautan
SEKTOR UNGGULAN • Pariwisata
• Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan


DIMENSI PEMERATAAN DAN • Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal
KEWILAYAHAN • Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan
• Pengembangan Konektivitas Nasional

KONDISI PERLU • Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Slide - 146
PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN
Sasaran dan Arah Kebijakan
Sasaran 2014 2015 2016 2017 2019 Arah Kebijakan:
1. Penciptaan lapangan kerja
1. Mendorong aktivitas ekonomi untuk menghasilkan kesempatan
a. Penyediaan lapangan kerja 1,73 juta 191,2 ribu + 2 juta + 2 juta + 2 juta kerja dan usaha yang lebih luas:
• Memperluas industri manufaktur untuk memperluas lapangan
b. Tenaga kerja formal (%) 40,5 42,1 43,6 46,0 51,0 kerja baru yang berkualitas
2. Peningkatan kualitas dan keterampilan pekerja • Mendorong pengeluaran pemerintah dan penciptaan investasi
yang padat karya
a. Pelatihan Kerja Orang) 523.870 815.705 810.000 1.000.000 1.200.000 • Dukungan regulasi yang mendorong iklim investasi
b. Sertifikasi (orang) 151.250 93.813 123.000 150.000 200.000 • Hubungan industrial yang harmonis
2. Pengembangan ekonomi produktif:
3. Meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil
• Meningkatkan akses permodalan dan layanan kredit mikro
a. Diklat dan pendampingan usaha 22.790 / 31.540/ 31.067/ 42.000/ 43.000/ • Pendampingan dan pengembangan kelompok usaha
(orang/unit usaha) 52.720 58.186 84.016 89.000 97.000 • Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian, dan
perlindungan usaha
b. Kewirausahaan (Orang) 91.000 70.400 112.600 138.000 150.000
3. Perluasan peningkatan pelayanan dasar, melalui:
c. Subsidi KUR (Rp triliun) 3,409 3,04 10,5 10,5 • Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan sarana
• Pengembangan dan penguatan sistem terkait penyediaan layanan
4. Akses terhadap Pelayanan Dasar dasar
a. Kepemilikan akte lahir 64,6% 72,3% 74,0% 75,0% 77,4% 4. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif:
• Efektivitas program Bidik Misi
b. Akses perumahan, air minum, sanitasi n.a n.a n.a Ditentukan 100%
layak, dan penerangan kemudian • Penataan asistensi sosial: KIS, KIP, dan KKS
• Perluasan cakupan SJSN dan Bantuan Tunai Bersyarat/ PKH
5. Perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan
Kebijakan terkait Revolusi Mental:
a. Bantuan iuran jaminan kesehatan/KIS 86,4 juta 88,2 juta 92,4 juta 94,4 juta 107,2 juta
(individu)
1. Redesain program yang memungkinkan perubahan mindset
masyarakat miskin menjadi produktif, mandiri, dan bermartabat
b. Bantuan tunai bersyarat/PKH 2,8 juta 3,5 juta 6 juta 7 juta 8 juta 2. Mengaitkan program sosial yang mendorong masyarakat miskin
(keluarga)
peduli dengan kesehatan , pendidikan dan Keluarga Berencana
c. Bantuan pendidikan/KIP (anak usia 11,9 juta 20,3 juta 21,6 juta 21,6 juta 21,6 juta
sekolah) 3. Mempromosikan solidaritas sosial di masyarakat
d. Subsidi pangan 15,5 juta 15,5 juta 15,5 juta 15,5 juta 15,5 juta 4. Penegakan aturan dan disiplin
(rumah tangga sasaran)
Slide - 147
PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN
Perencanaan Terintegrasi
Kemdagri, Dunia Usaha
LEVEL 1 Kemen KUKM, Kemendag,
Pemda, Pertumbuhan Kemenperin,
Bank Penyalur KUR, ekonomi yang Pemda,
Kemendag, tinggi dan
Kemenperin, inflasi yang Kemenaker, Kemenkes,
Kementan, rendah Kemenperin, Kemendikbud,
Kemen KP, Penciptaan
Perhatian lapangan kerja BKPM, Kemen KP,
Barekraf, Kemenhub, Kemen PUPR,
Kemenaker, khusus kepada dengan
usaha mikro memperbesar Kementan, Kemenpar,
Kemen PDTT, Kemendag, Barekraf,
Kemenpar, dan kecil investasi padat
karya Kemen KUKM, Kemenkominfo
Dunia Usaha Kemenpora, Dunia Usaha
Kemen PDTT

Peningkatan Taraf
Alokasi
Kemensos, Kemen PDTT,
Kemenkes, Hidup Penduduk Kemen dagri,
diprioritaskan
Kemendikbud, Pengurangan
40% Ekonomi Pemda, kepada program-
Kemenag, beban penduduk Terbawah Perkuatan basis Kemen PUPR,
Kemen ESDM, miskin dan perekonomian Kemen KUKM, program yang
Kemen PUPR, rentan (Bantuan perdesaan Kemenaker,
BULOG, Sosial) Kemensos sudah teruji
Kementan,
Kemendagri
Kemen KP
Kementan
manfaatnya.

Kemen KUKM, Kemend PDTT,


Kemen PUPR, Perluasan Kemenaker, Kemenpar,
Kemen PDTT, Pengembangan
pelayanan Barekraf, Kemen KP,
Pemda, kewirausahaan
dasar Kemendag, Pemda,
Kemendagri Kemenperin, Dunia usaha
Kemenaker, Kementan,
Slide - 148
PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN
Perencanaan Terintegrasi Perkuatan Basis Perekonomian Perdesaan

LEVEL 2 Kemen PDTT, Kemensos,


Kemenaker, Kemen KP,
Ketepatan Kemen KUKM
dalam
penentuan
target
Kemen PDTT, Kemendagri,
Pemda Pendampingan
Pendampingan Pemda
Masyarakat
Aparatur Desa
Desa

Perkuatan Basis
Perekonomian
Perdesaan
Penyediaan
Sarana ------------------------ Lembaga
Kemen KUKM, Prasarana Peningkatan Keuangan Lembaga Keuangan
Kemen PDTT Pendukung Ekonomi Produktif berbasis Mikro (Non-Bank),
Kegiatan komunitas Kemen KUKM
Ekonomi

Kemenaker, Keterampilan Kemenaker,


Kewira-
Kementan, teknis untuk Kemendikbud,
usahaan
Kemen PDTT, dapat bekerja Kemen KP,
Kemensos, Kementan
Kemen KP
Slide - 149
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA DAN DAERAH TERTINGGAL
Sasaran dan Arah Kebijakan

2014 Arah Kebijakan:


Sasaran 2015 2016 2017 2019
(Baseline) Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara
1. PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA 1. Pembangunan infrastruktur Kawasan Perbatasan
2. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagai halaman
a. Pengembangan Pusat depan negara
10 PKSN 10 PKSN
Ekonomi Perbatasan (Pusat 3 (111 lokasi 50 lokpri 100 lokpri 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan melalui
150 lokpri (187 lokasi
Kegiatan Strategis prioritas) 3 PLBN 7 PLBN peningkatan penyediaan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi
7 PLBN prioritas)
Nasional/PKSN)
Pembangunan Daerah Tertinggal
12 pulau- 1. Percepatan Pembangunan infrastruktur/konektivitas
b. Peningkatan keamanan dan pulau kecil 92 pulau kecil 2. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat
kesejahteraan masyarakat terluar 10 30 50 terluar/ pembangunan
perbatasan berpendu- terdepan 3. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik
duk 4. Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung SDM
yang berkualitas
2. PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Kebijakan terkait Revolusi Mental:
a. Jumlah Daerah Tertinggal 122 n.a * n.a * n.a * 42 Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara
(termasuk 1. Peningkatan kemudahan dan kecepatan pelayanan imigrasi,
9 DOB) kepabeanan, karantina dan keamanan di Pos Lintas Batas Negara
(PLBN)
b. Rata-rata pertumbuhan 7,10% 6,96% 7,02% 7,17% 7,24%
ekonomi di daerah 2. Mengubah sikap dan cara pandang bahwa kawasan perbatasan
bukan halaman belakang namun menjadi beranda negara
tertinggal
Pembangunan Daerah Tertinggal:
c. Persentase penduduk 16,6% 16,0% 15,4% 14,9% 14,0% 1. Peningkatan kreativitas masyarakat di daerah tertinggal untuk
miskin di daerah tertinggal mampu menghasilkan produk yang bernilai tambah berbasis
keunggulan setempat
d. Indeks Pembangunan 68,5 68,1 68,5 68,8 69,6 2. Membangun semangat kompetisi untuk mengejar ketertinggalan.
Manusia (IPM) di daerah 3. Penegakan hukum dan disiplin
*) Capaian sasaran tidak diukur setiap tahun. Sesuai PP 78/2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah
tertinggal
Tertinggal, penetapan daerah tertinggal dilakukan setiap 5 tahun sekali melalui Peraturan Presiden.
Slide - 150
Jumlah 42 daerah tertinggal tahun 2019 merupakan hasil dari 80 kabupaten terentaskan
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1 Kemen PDTT, Kemensos,


Kemendag, BKPM,
Kementan, Kemenkeu,
Pengembangan Kemen KUKM, Kemendagri,
Ekonomi Lokal Kemen KP, Pemda
Kemenperin,

Kemen PDTT,
Kemendikbud,
Kemenristekdikti,
Kemenkes,
Kemenaker,
Kemen KUKM,
Kemenkominfo,
Pemda Kemen PDTT, Alokasi
Peningkatan Pembangunan Peningkatan Kemen PUPR,
Kemenhub,
diprioritaskan
Aksesibilitas/
SDM dan Iptek Daerah Tertinggal Konektivitas BNPP, kepada program-
Pemda
program yang
sudah teruji
manfaatnya.

Pemenuhan
Kemen PDTT, Kemenristekdikti, Pelayanan
Kemenhub, Kemenkes, Dasar Publik
Kemen PUPR, Kemensos,
Kemen ESDM, Pemda
Kemendikbud, Slide - 151
PEMBANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Sasaran dan Arah Kebijakan
Arah Kebijakan:
2014
Sasaran 2015 2016 2017 2019 Pembangunan Perdesaan:
(Baseline)
1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa, termasuk permukiman
transmigrasi
3. PEMBANGUNAN PERDESAAN
2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi produktif
s.d. 5.000 masyarakat desa /permukiman transmigrasi
a. Penurunan desa Sampai 500 1.000 1.500
n.a desa 3. Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten dan
tertinggal desa desa desa
tertinggal berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi dan pendampingan
4. Sinergi program pembangunan desa terpadu yang dikoordinir oleh pemerintah
b. Peningkatan desa Sedikitnya 400 600 paling sedikit daerah
n.a 5. Pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur pemerintah desa dan
mandiri 200 desa desa desa 2.000 desa
kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan
6. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta
4. PEMBANGUNAN PERKOTAAN penataan ruang kawasan perdesaan/trasmigrasi yang menuju klasterisasi
permukiman
a. Pembangunan 7. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan /transmigrasi untuk mendorong
keterkaitan desa-kota
Metropolitan di Luar 2+5 (usulan Pembangunan Perkotaan:
2 1 4 7
Jawa sebagai PKN baru) 1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional
dan Pusat Investasi 2. Penerapn Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) : tertata baik, aman, nyaman, dan
layak huni (memiliki taman, fasilitas olahraga, dan sarana rekreasi)
3. Pembangunan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana
4. Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan
b. Optimalisasi 20 kota budaya lokal
otonomi berukuran
43 kota Kebijakan terkait Revolusi Mental:
sedang di Luar Jawa
belum 20 dioptimal-
sebagai PKN/PKW 4 5 10 Pembangunan Perdesaan:
optimal kan perannya
dan penyangga  Pemilihan program yang sudah teruji dan membawa manfaat kepada
perannya rakyat dan dilaksanakan secara terpadu
urbanisasi di Luar
Jawa  Peningkatan produktivitas sumber daya manusia, dan mempertahankan
modal sosial masyarakat desa/ transmigrasi
Pembangunan Perkotaan:
 Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan
 Penegakan hukum dan disiplin
c. Penguatan 39 pusat
39
pertumbuhan Slide - 152
pusat
PEMBANGUNAN PERDESAAN
Perencanaan Terintegrasi
Kemenkes,
Kemen PUPR,
LEVEL 1 Kemen PDTT,
Kemensos,
Pemenuhan Kemendikbud,
Standar Kemen ESDM,
Pemda, dan
Pelayanan Pemdes
Minimum di
Kemen PDTT, Desa Kemendagri,
Pembangunan Kemen PDTT,
Kemendagri, SDM, Pengembangan Pemda,
Kemendikbud, Kementan,
Kemenpar, Keberdayaan, Usaha
Kemensos, dan Modal Sosial Ekonomi Kemen KUKM,
Pemda, dan Budaya
Kemenperin, Integrasi Program RKP 2017 :
Masyarakat Kemenaker,
Pemdes Masyarakat Desa Kemendag, Pemda dan Pemdes diperkuat
Desa Kemenpar,
Kemen KP,
Pemdes

1. Tahun 2017 tidak ada lagi dana


Pembangunan pembangunan desa yang dikelola
Pengawalan Perdesaan Pengembangan Kementan,
Kemen KUKM, oleh K/L, semua dibiayai melalui
Kemen PDTT, Implementasi Ekonomi
Kemendagri, UU Desa secara Kawasan untuk Kemenperin, Dana Desa (kecuali dana
Kemenaker,
Kemenkeu, Sistematis, Mendorong Kemendag, perkuatan kelembagaan desa
Pemda, dan Konsisten, dan Keterkaitan Kemenpar,
Pemdes Kemen PDTT,
oleh Kemdagri dan Kemendes
Berkelanjutan Desa-kota
Kemen KP, PDTT)
Kemen PUPR,
Pemda, dan 2. Kegiatan di kawasan perdesaan
Pemdes
akan didanai melalui DAK dan
Pengelolaan
Kemendagri, Sumber Daya
Kemen LHK, kegiatan terpadu yang
Penguatan Kemen PUPR,
Kemenkumham, Alam dan BIG, dikoordinasi oleh Pemda.
POLRI, Pemerintahan
Pemda, dan Lingkungan Kemen PDTT,
Desa Pemda, dan
Pemdes Hidup
Berkelanjutan Pemdes

Slide - 153
PEMBANGUNAN PERKOTAAN
Perencanaan Terintegrasi
Kemen PUPR,
LEVEL 1 Kemen ATR,
Kemenhub

Mewujudkan
Sistem Perkotaan

Pemenuhan Kemenkes,
Standar Pelayanan
Kemen PUPR,
Perkotaan (SPP)
Meningkatkan untuk Kemendikbud,
Kemendagri, Kemensos,
Kemen PUPR Kapasitas Mewujudkan Kota
Pengelolaan Kota yang Aman, Kemen PPA
Nyaman dan
Layak Huni, serta
Pembangunan Tertata Baik
Perkotaan

Mengembangkan Mengembangkan
 Kemenkominfo, Kota Cerdas yang Kota Hijau yang Kemen LHK,
 Kemen PUPR, Berdaya Saing dan Berketahanan Kemen PUPR
Berbasis TIK Iklim dan Bencana
 Kemenperin

Slide - 154
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

• Revolusi Mental
DIMENSI PEMBANGUNAN • Pembangunan Pendidikan
MANUSIA • Pembangunan Kesehatan
• Pembangunan Perumahan dan Permukiman

• Kedaulatan Pangan
DIMENSI PEMBANGUNAN • Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
• Kemaritiman dan Kelautan
SEKTOR UNGGULAN • Pariwisata
• Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan


DIMENSI PEMERATAAN DAN • Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal
KEWILAYAHAN • Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan
• Pengembangan Konektivitas Nasional

KONDISI PERLU • Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Slide - 155
PEMBANGUNAN POLHUKHANKAM
Sasaran dan Arah Kebijakan
Indikator 2014 2015 2016 2017 2019
(Baseline)
Arah Kebijakan:
1. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
a. Peningkatan pelayanan prima kepolisian
 Penyelesaian Perkara b. Keamanan laut yang terkendali
 Persentase kepuasan publik atas layanan penegak hukum n.a n.a n.a n.a n.a c. Membangun lingkungan masyarakat bersih dari penyalahgunaan narkoba
(Polisi, Kejaksaan, dan Hakim). 21’10” 21’00” 20’30” 20’10” 19’45” d. Peningkatan upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme dan
 Penyelesaian Kasus Tindak Pidana (P21) 176.710 178.495 180.279 182.081 185.740 deteksi dini atas ancaman terorisme
 cepatan pemberian bantuan kepada masyarakat (menit)
 Pemenuhan MEF TNI (%) 28,1 36,0 44,5 53,1 71,2
 Potensi kontribusi Industri Pertahanan Nasional (%) 21,0 35,0 41,6 45,5 53,8 2. Kepastian dan Penegakan Hukum
 Persentase institusi yang melaksanakan pengamanan informasi 15 20 25 30 40 a.Penghormatan, perlindungan atas hak azasi manusia
b.Penegakan hukum dan penanganan perkara transparan dan
 Jumlah operasi terpadu Keamanan Laut 11 12 12 12 12 mencerminkan rasa keadilan masyarakat
 Laju prevalensi penyalahgunaan narkoba (%) 0,08 0,05 0,03 0,03 0,03 c.Pencegahan & pemberantasan korupsi yang efektif
 Jumlah kejadian terorisme (kali) 9 10 1 0 0
3. Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi

a.Peningkatan kualitas lembaga demokrasi dan hak-hak politik, serta


kebebasan sipil
Penegakan dan Kepastian Hukum b.Peningkatan efektivitas penanggulangan konflik dan kekerasan dalam
masyarakat
 Indeks Pembangunan Hukum (Skala 0-1) 0,68 0,68 – 0,69 0,69 – 0,71 0,71 – 0,73 0,75 c.Peningkatan akses dan kualitas informasi publik
 Indeks Persepsi Korupsi 34 36 38 42 50 d.Pemeliharaan stabilitas keamanan kawasan
 Indeks Perilaku Anti Korupsi 3,61 3,59 3,63 3,70 3,75 e.Pemantapan peran di ASEAN dan efektitas politik luar negeri yang bebas
aktif
Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi
4. Reformasi Birokrasi
 Indeks Demokrasi Indonesia 63,72 73,04 n.a 74,3 75
 Penyelesaian sengketa informasi publik 32% 60% 60% 70% 90% a. Mewujudkan birokrasi yang bersih , transparan, dan akuntabel
 Berkurangnya jumlah konflik kekerasan komunal - Menjadi <5 Menjadi <5 Menjadi <5 Menjadi <5 b. Mewujudkan birokrasi yang kreatif, efektif dan efisien
c. Mewujudkan birokrasi yang berorientasi melayani
Kebijakan terkait Revolusi Mental:
Reformasi Birokrasi  Peningkatan disiplin masyarakat
 Opini WTP atas Laporan Keuangan  Peningkatan disiplin aparatur negara dan penegak hukum.
 K/L/Provinsi/Kabupaten/Kota 74 % 78 % 82 % 87% 95 %  Birokrat yang professional, melayani dan berorientasi
57 % 64 % 73% 85 % hasil.
36 % 42 % 48% 60 %
 Penegakan Hukum dan Disiplin.
 Skor B LAKIP 46 % 51 % 56% 65 %
 K/L/Provinsi/Kabupaten/Kota 60,24 % 65 % 70 % 75% 85 %
39 % 48 % 57% 75 %
Slide - 156
PEMBANGUNAN POLHUKHANKAM
Perencanaan Terintegrasi
Kemenhan/TNI
LEVEL 1 POLRI,
Stabilitas BIN,
Pertahanan, BNN
Keamanan dan
Ketertiban

Kemenkumham,
Kemen PANRB, Kejagung,
Situasi Kepastian dan POLRI,
BKN Reformasi
Penegakan MA,
Birokrasi Kondusif Hukum MK,
KPK

Konsolidasi
Demokrasi dan
Efektivitas Kemendagri,
Diplomasi Kemenlu

Slide - 157
PEMBANGUNAN POLHUKHANKAM
Perencanaan Terintegrasi Reformasi Birokrasi

LEVEL 2 KASN,
BPK,
Peningkatan
BPKP,
Disiplin dan
Kemen PANRB,
Pengawasan
Kinerja dan Kemendagri, K/L/D
Administrasi
Keuangan

Reformasi
Birokrasi

Pelaksanaan Road
Kemen PANRB, Penerapan Map RB,
Kemendagri, Standar Pelayanan Peningkatan Kemen PANRB,
Ombudsman RI, Publik dan Sistem Asistensi, Kemendagri,
K/L/D, Pemda Informasi Fasilitasi, K/L/D
Perijinan Bimbingan Teknis
Pelaksanaan RB

Slide - 158
KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2016 (ON GOING)

Slide - 159
Peta Infrastruktur Prioritas Pulau Kalimantan
KA TRANS KALIMANTAN
KALBAR Palangkaraya – Banjarmasin – Balikpapan – KALTARA
Bandara Nangapinoh Samarinda; Pontianak – Batas Negara; Pontianak – KALTARA
Pembangunan Jalan Mensalong - Tau Lumbis
Palangkaraya; Samarinda – Tanjung Redep Rekonstruksi Jalan SP. TIGA APAS –
SIMANGGARIS
KALTARA
KALBAR KALTARA
KALBAR Bandara Juwata – Tarakan
Bandara Susilo Sintang Pelebaran Jalan TJ. SELOR - SP. 3 TJ.
LAUT : Pelabuhan Laut Padang
PALAS
Tikar KALBAR
KALTARA
Rekonstruksi Jalan TANJUNG - Bandara Long Ampung
BTS. KOTA SANGGAU
KALTIM
KALTARA
Bandara Kalimaru
PLTS Terpusat Malinau 150 kW (3
KALBAR unit)
KALTIM
LLASDP:
Pelebaran Jalan BATUAJI – KUARO
Pemb. Derm. Penyeb. Jangkang II; Pemb. Der.
Penyeb. Sintete Lts (Sintete - Natuna)
KALTIM
KALBAR LLASDP: Pemb. Derm. Sungai Batu
PLTMG Mobile PP Kalbar Dinding
100 MW
KALBAR KALTIM
LAUT : Pelabuhan Seibuku KALTIM
LAUT : Pelabuhan Samarinda 7
PLTG/MG Mobile PP Kaltim 30 MW

KALTIM
Bandara Samarinda Baru
KALTENG KALTENG
Bandar Udara Tjilik Riwut-
LAUT : Pelabuhan KALTIM (SDA) KALTIM
palangkaraya KALTENG
Pulang Pisau PLTS Terpusat Kapuas 2
Selesai 2016 : Jalan Tol Balikpapan – Samarinda,
Unit 60 Kw Bendungan Teritip Pembangunan Jemb P. Balang

KALSEL
KALSEL (SDA) BANDARA GUSTI SJAMSIR ALAM-
On going : Bendungan KALSEL KOTABARUN
PLTG/MG Mobile PP
Tapin Kalselteng 200 MW
KALSEL • Kereta Api TRANS Kalimantan: Muara Wahau - Muara Bengalon; Murung Raya – Kutai
LLASDP: Pembangunan kapal penyeberangan Barat – Paser – Penajam Paser Utara – Balikpapan; Puruk Cahu - Mangkatib/Batanjung; Jalur
penumpang Ro-Ro 300 GT lintas P.Laut Timur - KALSEL PEMBANGUNAN JALAN AKSES
KA Baru Tanjung-Paringin-Barabai-Rantau-Martapura-Banjarmasin; Balikpapan-Samarinda;
PELABUHAN TRISAKTI ( Pelabuhan Trisakti -
Sebuku; Pembangunan kapal Penyeberangan Tanjung-Balikpapan; Banjarmasin-Palangkaraya; Pontianak – Batas Negara; Palangkaraya- Liang Anggang )
Tanjung Serdang - P. Sebuku 300 GT Sangau-Pontianak; Samarinda-Sangata-Tanjung Redep-Batas Negara; KA Bandara:
Pembangunan Rumah Khusus
77 Unit, Rp 15,12 Milyar
Pembangunan Rumah Swadaya
Rp 22,95 Milyar

Pembangunan Rusunawa
Infrastruktur Permukiman Kawasan
Perkotaan Rp 137 Milyar • Pembangunan Rumah Khusus
Infrastruktur TPA (1 TPA) Rp 38,7 • Pembangunan Rumah Swadaya
Milyar • Pengembangan Jaringan
SPAM IKK (4 IKK) dan SPAM MBR
Pengembangan jaringan SPAM • SPAM di Ibukota
MBR (9 kab/kota Rp 72,5 Milyar Kecamatan (IKK)
Pembangunan Rumah Khusus • SPAM Ibukota
629 Unit, Rp 123,2 Milyar Pemekaran/Perluasan
Infr. Permukiman Kws Perkotaan
Infrastruktur Tempat Pemrosesan
Akhir Sampah

Infrastruktur Permukiman Kawasan SPAM Ibukota


Perkotaan Rp 76 Milyar Pemekaran/Perluasan
Pembangunan Rusunawa (4 kab) dan pengembangan
768 Unit, Rp 161,6 Milyar jaringan SPAM MBR (6 kab) Rp
Infrastruktur TPA (1 TPA) Rp 154,7 Milyar
45 Milyar Infrastruktur TPA (2 TPA) Rp
Peningkatan kualitas rumah 61 Milyar
swadaya Rp 45,2 Milyar Infrastruktur Permukiman Kawasan
Peningkatan kualitas rumah
Perkotaan Rp 237 Milyar
swadaya Rp 37,68 Milyar
Pembangunan Rumah Khusus
Pembangunan Rusunawa
116 Unit, Rp 22,68 Milyar
1152 Unit, Rp 242,4 Milyar
SPAM MBR (10 kab) dan SPAM Ibu Kota
Kecamatan (2 kab) Rp 84,2 Milyar
Infrastruktur Permukiman Kawasan
Perkotaan Rp 81 Milyar
Kegiatan Strategis KA Trans Kalimantan
1
Persiapan pembangunan jalur KA antara
Palangkaraya – Banjarmasin (desain):
Rp. 5,5 M
2
Persiapan pembangunan jalur KA antara Tanjung
– Balikpapan (desain): Rp. 5,6 M
3
Persiapan pembangunan jalur KA antara
Pontianak – Batas Negara (desain):
3
4 Rp. 2,8 M
Persiapan pembangunan jalur KA antara 4
Samarinda – Sangata(FS dan trase):
2 Rp. 1,8 M
5
5
1 Persiapan pembangunan jalur KA antara
Pontianak – Sangau(FS dan trase):
Rp. 2,2 M
6
AMDAL dan Larap lintas Banjarmasin-Tanjung,
Banjarmasin-Palangkaraya, Tanjung- Balikpapan,
Balikpapan-Samarinda: Rp. 9,9 M
162
Kegiatan Strategis
Provinsi Kalimantan Timur (1)
Indikatif 2016 Indikatif 2016
No Kegiatan No Kegiatan
(Rp. Milyar) (Rp. Milyar)

Jalan SDA
1 Pelebaran Jalan BATUAJI - KUARO 180,00 20,00
1 Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Beriwit Kabupaten
2 Pembangunan Jembatan P. Balang 520,00 Berau
3 Pembangunan Jembatan S. Manggar 159,7 0 35,00
2 Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku Labanan Berau
4 Peningkatan jalan Gunung Tabur - Tanjung Batu (Menuju Akses 30,00 Kab. Berau
Kawasan Pariwisata Pulau Derawan) 25,00
3 Penanganan Banjir Sungai Mahakam di Jalan Gajah Mada Kota
Samarinda
5 Pembangunan Jalan Perbatasan Long Pahangai - Tiong Ohang - 50,00 25,00
Batas Kalbar 4 Pembangunan Bendali V Banjir Papan Lestari Sepinggan Kota
Balikpapan
6 Pembangunan Jalan Perbatasan Tiong Ohang - Long Apari 35,00
Energi dan Ketenagalistrikan

1 PLTG/MG Mobile PP Kaltim 30 MW 262,00


Transportasi Udara
1 Bandar Udara Temindung-samarinda 45,00
Transportasi (ASDP)

2 Bandar Udara Kalimarau 106,00


1 Pemb. Derm. Sungai Batu Dinding 15,00

3 Bandara Maratua 25,0


Transportasi Laut

4 Bandar Udara Melak 87,00 1 Pelabuhan Samarinda 71,22

5 Bandar Udara Data Dawai 21,00 2 Pelabuhan Tanah Grogot 5,60

6 Bandar Udara Samarinda Baru 50,00 3 Pelabuhan Tanjung Laut 2,92


Provinsi Kalimantan Timur (2)

Indikatif 2016 Indikatif 2016


No. Kegiatan No. Kegiatan
(Rp Milyar) (Rp Milyar)
Pengembangan Air Minum 208,08 Penataan Bangunan dan Lingkungan 12,45

1. Pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan air minum 5,97 1. Pembinaan dan pengawasan bangunan gedung 12,45
(Kab. Kutai, Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Kurtanegara, Kab. Kutai
Timur, Kab. Mahakam Ulu, Kab. Paser, Kab. PPU, Kab.
2. Fasilitasi PDAM (Kab. Kutai Barat) 2,50 Tenggarong)
3. Pengembangan Jaringan SPAM MBR 73,85 Penyediaan Perumahan 112,22
(Kab. Bulungan, Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Timur, Kab. Mahakam
Ulu, Kab. Malinau, Kab. Paser) 1. Pembangunan Rusunawa (Kab. Kutai Barat) 20,20
4. SPAM di Ibu Kota Kecamatan (Kab. Mahakam Hulu) 35,00 2. PSU Perumahan (Kab. Penajam Paser Utara) 3,62
5. SPAM di Kawasan Kumuh (Kab. Bulungan, Kab. Malinau, Kab. 9,80 3. Pembangunan Rumah Khusus 22,68
Nunukan, Kota Tarakan)
4. Pemeliharaan Rumah Khusus 842,50
6. SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan (Kab. Berau, Kab. Bulungan, 80,95
5. Pembangunan Baru Rumah Swadaya 19,65
Kab. Bontang, Kota Samarinda)
6. Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya 44,22
Penyehatan Lingkungan Permukiman 112,20
Pembangunan Permukiman 313,90
1. Infrastruktur limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan, 29,10
komunal (Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Tarakan) 1. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pengembangan 6,40
permukiman (Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Samarinda,
Kota Tarakan)
2. Infrastruktur TPA (Kab. Bulungan, Kab. Mahakam Ulu) 61,00
2. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perdesaan 30,50
(Kab. Bulungan, Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Kurtanegara, Kab.
3. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) 5,00 Kutai Timur, Kab. Malinau, Kab. Nunukan, Kab. PPU)
(Kab. Paser)

4. Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Akhir Sampah (Kota Balikpapan) 12,50 3. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perkotaan 237,00
(Kab. Berau, Kab. Kutai Timur, Kota Balikpapan, Kota Bontang,
Kota Samarinda, Kota Tarakan)
5. TPST/3R skala komunal (Kab. Bulungan, Kab. Malinau, Kab. 4,60
Nunukan, Kota Balikpapan, Kota Samarinda) 4. Infrastruktur Permukiman Kawasan Khusus (Kab. Mahakam Ulu, 40,00
Kab. Nunukan)
Kegiatan Strategis
Provinsi Kalimantan Barat (1)
Indikatif 2016 Indikatif 2016
No Kegiatan No Kegiatan
(Rp Milyar) (Rp Milyar)
Jalan SDA
1 Rekonstruksi Jalan TANJUNG - BTS. KOTA SANGGAU 50,00
35,00
1
Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Sanggau Ledo
2 Pelebaran Jalan GALING - TANAH HITAM/TANJUNG HARAPAN 50,00 25,00
2
Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. Sanggau Ledo Kab. Bengkayang
3 Pembangunan Jalan Entikong - Bts. Kabupaten Bengkayang 40,00 50,00
3
Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Kota Sambas
Pembangunan Jembatan Sungai Sambas Besar Panjang 800 M 68,00
4 40,00 4
Ruas Jalan Tebas - Sei. Sambas Besar Kec. Tebas Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Sebangkau
Transportasi Udara Pembangunan Sarana/ Prasana Pengendalian Banjir Kota 100,00
5
Bandar Udara Rahadi Oesman-ketapang 40,30 Pontianak
Energi dan Ketenagalistrikan
1

2 Bandara Singkawang 25,0 1. PLTG/MG Mobile PP Kalbar 100 MW 1.250,00

3 Bandar Udara Susilo Sintang 93,30

4 Bandara Tebelian - Sintang 25,0 2. PLTS Terpusat Sintang 2 Unit 35 kW 4,900

Bandar Udara Pangsuma-putussibau 32,60


5
3. PLTMH Kapuas Hulu 30 kW 2,400
6 Bandar Udara Nangapinoh 25,60

Transportasi (ASDP) Transportasi Laut


1 Pemb. Derm. Penyeb. Jangkang II 6,70
1 Pelabuhan Laut Padang Tikar 4,10
2 Pemb. Der. Penyeb. Sintete Lts (Sintete - Natuna)
14,40
2 Pelabuhan Kendawangan 1,76
3 Pengadaan Kapal Ferry Kab Sekadau 10,0
Provinsi Kalimantan Barat (2)
Indikatif 2016 Indikatif 2016
No. Kegiatan No. Kegiatan
(Rp Milyar) (Rp Milyar)
Pengembangan Air Minum 84,75
Penataan Bangunan dan Lingkungan 12,30
1. Pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan air minum 7,25

1. Pembinaan dan pengawasan bangunan gedung 6,95


2. Fasilitasi PDAM (Kab. Kapuas Hulu) 4,00 (Kab. Kapuas Hulu, Kab. Kayong Utara, Kab. Ketapang, Kab. Kubu
Raya, Kab. Melawi, Kab. Sekadau)
3. Pengembangan Jaringan SPAM MBR 28,00
(Kab. Bengkayang, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Ketapang, Kab. Kubu
Raya, Kab. Landak, Kab. Melawi, Kab. Sambas, Kab. Sintang, Kota
Singkawang) 2. Penataan bangunan 0,35

4. SPAM di Ibu Kota Kecamatan (Kab. Ketapang, Kab. Kubu Raya, Kab. 44,50 3. Percontohan ruang terbuka publik untuk menonton bersama 5,00
Landak, Kab. Sanggau) video/film bertema revolusi mental (Kab. Melawi)
5. SPAM Regional (Kota Pontianak) 1,00
Penyehatan Lingkungan Permukiman 43,00
Penyediaan Perumahan 243,90
1. Infrastruktur TPA (Kab. Sanggau) 38,70
2. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) 4,30 1. Pembangunan Rusunawa (Kab. Mempawah) 20,20
(Kota Singkawang)
2. PSU Perumahan (Kecuali Kab. Ketapang, Kab. Pontianak, Kota 13,14
Pembangunan Permukiman 206,20 Singkawang)
1. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pengembangan 3,20
permukiman (Kota Pontianak, Kota Singkawang) 3. Pembangunan Rumah Khusus 123,21

4. Pemeliharaan Rumah Khusus 0,84


2. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perdesaan 6,00
(Kab. Kapuas Hulu, Kab. Sambas, Kab. Kubu Raya) 5. Pembangunan Baru Rumah Swadaya 26,22
3. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perkotaan 137,00
(Kab. Sambas, Kota Pontianak, Kota Singkawang) 6. Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya 60,28

4. Infrastruktur Permukiman Kawasan Khusus (Kab. Kapuas Hulu, Kab. 60,00


Sambas, Kab. Sanggau)
Kegiatan Strategis
Provinsi Kalimantan Selatan (1)
Indikatif 2016 Indikatif 2016
No Kegiatan No Kegiatan
(Rp Milyar) (Rp Milyar)

Jalan ETI

PEMBANGUNAN JALAN AKSES PELABUHAN TRISAKTI ( PLTS Terpusat Hulu Sungai Selatan 15 kW 2,2
1 135,00 1.
Pelabuhan Trisakti - Liang Anggang )

Pembangunan Jalan akses menuju Pelabuhan Pelaihari di PLTG/MG Mobile PP Kalselteng 200 MW 1.750
2 30,00
Kabupaten Tanah Laut 2.

3 Pembangunan jalan Banjarmasin - Pelaihari - Jorong 35,00 Transportasi Laut

Transportasi Udara 1 Pelabuhan Sebuku 1,06

Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam-kotabaru 21,00


1 Transportasi (ASDP)

SDA 1 Pembangunan kapal penyeberangan 15,00


penumpang Ro-Ro 300 GT lintas P.Laut
1 Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Pitap 187,00 Timur - Sebuku ;

2 Pembangunan Penyediaan Air Baku Kabupaten Tabalong 15,00


2 Pembangunan kapal Penyeberangan 7,00
Tanjung Serdang - P. Sebuku 300 GT
3 Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Martapura, Kota 20,00
Banjarmasin (lanjutan)

3 Pembangungan Der. Penyeb P. Sebuku 56,30


4 Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Tabalong 30,00 Kab. Kota Baru
Tanjung (lanjutan)
4
Provinsi Kalimantan Selatan (2)
Indikatif 2016 Indikatif 2016
No. Kegiatan No. Kegiatan
(Rp Milyar) (Rp Milyar)
Pengembangan Air Minum 102,98 Penataan Bangunan dan Lingkungan 16,90
1. Pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan air minum 7,78 1. Pembinaan dan pengawasan bangunan gedung 5,90
(Kab. Balangan, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai
2. Pengembangan Jaringan SPAM MBR 66,20 Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Mempawah)
(Kab. Balangan, Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu
Sungai Utara, Kab. Kotabaru, Kab. Tabalong, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Tanah Laut,
Kab. Tapin)
3. SPAM di Ibu Kota Kecamatan (Kab. Tanah Bumbu, Kab. Tanah Laut) 18,00 2. Penataan Bangunan (Kab. Balangan) 6,00

4. SPAM di Kawasan Rawan Air/Perbatasan/Pulau Terluar 11,00 3. Percontohan ruang terbuka publik untuk menonton bersama 5,00
(Kab. Banjar, Kab. Tabalong) video/film bertema revolusi mental (Kab. Hulu Sungai
Tengah)
Penyehatan Lingkungan Permukiman 55,10
1. Infrastruktur limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan, komunal (Kab. Hulu 23,00 Penyediaan Perumahan 315,27
Sungai Tengah, Kota Banjarmasin)
2. Infrastruktur TPA (Kab. Hulu Sungai Tengah) 25,50 1. Pembangunan Rusunawa (Kab. Balangan, Kab. Banjar, Kab. 242,40
Barito Kuala, Kab. Tanah Laut, Kab. Tapin)
3. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) 5,00
(Kab. Tabalong)
4. TPST/3R skala komunal (Kab. Balangan, Kota Banjarmasin) 1,60 2. PSU Perumahan (Kab. Balangan, Kab. Banjar, Kab. Barito 11,25
Kuala, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Tabalong, Kab. Tanah
Pembangunan Permukiman 116,20 Laut, Kab. Tapin)
1. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pengembangan permukiman 3,20
(Kab. Kotabaru, Kota Banjarmasin)
3. Pembangunan Rumah Khusus 7,56
2. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perdesaan (Kab. Balangan, Kab. Banjar, Kab. Barito 14,00
Kuala) 4. Pemeliharaan Rumah Khusus

3. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perkotaan 81,00 5. Pembangunan Baru Rumah Swadaya 16,38
(Kab. Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Kotabaru, Kota Banjarbaru)
6. Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya 37,68
4. Perintisan Inkubasi Kota Baru (Kota Banjarmasin) 18,00
Kegiatan Strategis
Provinsi Kalimantan Utara
Indikatif 2016 Indikatif 2016
No Kegiatan No Kegiatan
(Rp Milyar) (Rp Milyar)
Jalan Energi dan Ketenagalistrikan
1 Rekonstruksi Jalan SP. TIGA APAS - SIMANGGARIS 147,00
1 PLTMG Tanjung Selor 206,20
2 Rekonstruksi Jalan SIMANGGARIS - BTS. NEGARA (SERUDONG) 129,00
2 PLTS Nunukan 50 kW 6,94
3 Pelebaran Jalan TJ. SELOR - SP. 3 TJ. PALAS 89,00
3 PLTS Terpusat Malinau 150 kW (3 unit) 35,89
4 Pelebaran Jalan SP. 3 TJ. PALAS - SEKATAK BUJI 76,00
5 Pembangunan Jalan Long Kemuat - Langap 51,00
6 Pembangunan Jalan Mensalong - Tau Lumbis 65,00 4 PLTMH Malinau 400 kW 57,00

Pembangunan Jembatan Sungai Belalau Ruas Jalan Malinau- Paking- 5 PLTMH Malinau 20 kW 3,93
7 40,00
Semamu- Binuang- Long Bawan
Transportasi Udara
Pembangunan Jembatan Sei Metun Pada Ruas Jalan Long Nawang- 472,00
8 40,00 1 Bandar Udara Juwata-tarakan
Data Dian
2 Bandar Udara Malinau 10,00
9 Pembangunan Jalan Mahak Baru - Sungai Barang (Lanjutan) 35,00
3 Bandar Udara Tanjung Harapan 26,00
Pembangunan Jalan Malinau - Paking -Semamu - Binuang -Long Bawan
10 40,00
(Lanjutan) 4 Bandar Udara Yuvai Semaring-long Bawan 74,00

Penyediaan Perumahan 91,66

36,00
1. Pembangunan Rumah Khusus 15,12 5 Bandar Udara Nunukan

6 Bandar Udara Long Ampung 49,00


2. Pemeliharaan Rumah Khusus 0,84

Pengembangan Air Minum 9,30


3. Pembangunan Baru Rumah Swadaya 22,95
1 Pengaturan, pembinaan dan pengawasan 9,30
4. Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya 52,75 pengembangan air minum
Kegiatan Strategis
Provinsi Kalimantan Tengah (1)
Indikatif 2016 Indikatif 2016
No Kegiatan No Kegiatan
(Rp Milyar) (Rp Milyar)
Jalan SDA
1 Rekonstruksi Jalan Tanjung - Bts. Kota Sanggau 50,00 1 Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Jamut 19,00
Pembangunan Penyediaan Air Baku Kota Pulang Pisau
2 50,00
2 Pelebaran Jalan Galing - Tanah Hitam/Tanjung Harapan 50,00
Pembangunan Penyediaan Air Baku Kota Sampit Kab. Kotawaringin
3 Timur 40,00
Peningkatan jalan Simpang Bangkal - Telaga Pulang - Kuala
3 35,00
Pembuang - Teluk Segintung (akses Pelabuhan Segintung)
Pembangunan Sarana/Prasararana pengendalian banjir kota Sampit
Transportasi Udara 4 (Multi Years) 182,00

1 Bandar Udara Tjilik Riwut-palangkaraya 681,00


Energi dan Ketenagalistrikan
2 Bandar Udara Iskandar-pangkalan Bun 172,00
1 PLTS Terpusat 2 Unit 60 kW 10,80

3 Bandar Udara H. Asan - Sampit 60,00


2 PLTS Terpusat Pulang Pisau 15 kW 2,10
4 Bandar Udara Beringin-muara Teweh 12,00

Transportasi Laut
5 Bandar Udara Tumbang Samba 14,00
1 Pelabuhan Sukamara 1,36

6 Bandar Udara Sanggu-buntok 51,00


2 Pelabuhan Pulang Pisau 1,70
7 Bandar Udara Kuala Kurun 32,00
Provinsi Kalimantan Tengah (2)
Indikatif 2016 Indikatif 2016
No. Kegiatan No. Kegiatan
(Rp Milyar) (Rp Milyar)
Penataan Bangunan dan Lingkungan 7,15
Pengembangan Air Minum 84,85

1. Pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan air minum 13,18 1. Pembinaan dan pengawasan bangunan gedung 7,15
(Kab. Barito Selatan, Kab. Barito Utara, Kab. Kapuas, Kab.
Lamandau, Kab. Murung Raya, Kab. Seruyan, Kab.
Sukamara)
2. Fasilitasi PDAM (Kab. Barito Selatan, Kab. Barito Timur, Kab. Katingan) 6,50

Penyediaan Perumahan 246,79


3. Pengembangan Jaringan SPAM MBR 25,60
(Kab. Barito Timur, Kab. Gunung Mas, Kab. Katingan, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. 1. Pembangunan Rusunawa (Kab. Barito Selatan, Kab. Barito 161,60
Lamandau, Kab. Pulang Pisau) Utara, Kab. Kapuas, Kab. Katingan, Kab. Kotawaringin Barat,
Kab. Kotawaringin Timur)
4. SPAM di Ibu Kota Kecamatan (Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Lamandau) 19,15
2. PSU Perumahan (Kab. Barito Utara, Kab. Kapuas, Kab. 4,35
Katingan, Kab. Kotawaringin Barat)
5. SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan (Kab. Barito Selatan, Kab. Barito Timur, Kab. 20,00
Barito Utara, Kab. Kapuas, Kab. Katingan, Kab. Seruyan)
3. Pembangunan Rumah Khusus 15,12
4. Pemeliharaan Rumah Khusus 0,84
Pembangunan Permukiman 100,00
5. Pembangunan Baru Rumah Swadaya 19,65
1. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pengembangan permukiman 8,00 6. Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya 45,22
(Kab. Kapuas, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Pulang Pisau, Kab. Sukamara, Kota
Palangkaraya) Penyehatan Lingkungan Permukiman 64,80
1. Infrastruktur limbah dengan sistem terpusat skala kota, 14,00
kawasan, komunal (Kab. Pulang Pisau, Kota Palangkaraya)
2. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perdesaan (Kab. Barito Selatan, Kab. Gunung Mas, 16,00
Kab. Kapuas, Kab. Lumandau, Kab. Pulang Pisau, Kab. Seruyan)
2. Infrastruktur TPA (Kab. Gunung Mas) 45,00
3. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) 5,00
3. Infrastruktur Permukiman Kawasan Perkotaan 76,00 (Kab. Pulang Pisau)
(Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Pulang Pisau, Kab. Sukamara)
4. TPST/3R skala komunal (Kab. Kapuas) 0,80

Anda mungkin juga menyukai