Anda di halaman 1dari 13

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

(Studi Komparasi Perdagangan Internasional Konvensional dan Islam)

Achmad Lubabul Chadziq


Institut Keislaman KH. Abdullah Faqih (INKAFA) Gresik
e-mail: lubab1976@gmail.com

Abstract: The people welfare of a country is not only dependent on individuals


making trade transactions abroad, but on the macro level, the government also
has a greater contribution to promote and prosper the people of its country, one
of which is through international trade or popularly known as exports and
imports. International trade is part of macroeconomics that specifically
discusses the relationship between a country and another country in allocating
resources or production factors available in each country. The existence of
international economic and trade relations is very useful in order to achieve the
prosperity of the world community. Efforts to increase efficiency in the
utilization of world production factors as a whole are the targets of
international economic and trade activities.
Keywords: International trade, macro economy, imports exports

Pendahuluan
Jika kita melihat sejarah bahwa Nabi Muhammad sendiri memilih profesi pedagang
di masa mudanya dan bekerja sebagai agen Khadijah, seorang wanita kaya di Mekkah, yang
merasa amat terkesan dengan kejujuran, kebenaran, dan amanahnya, dan kemudian menjadi
suaminya. Sahabatnya, Abu Bakar dan Utsman Bin Affan berdagang pakaian sedangkan
Umar bin Khattab berdagang jagung. Nabi SAW menyuruh para pengikutnya untuk berlaku
adil dan jujur dalam transaksi komersial.1 Inilah yang menjadi dasar bahwa perdagangan itu
diperbolehkan dalam islam, sejarah mengajarkan kepada kita tentang bagaimana praktik
Nabi Muhammad ketika melakukan perdagangan, yang mana pada waktu itu karena
kejujuran, kebenaran, dan sifat amanahnya itu Nabi Muhammad diperkenankan untuk
menjualkan dagangan Khodijah dan membawa dagangan Khadijah ke negeri Syam. Secara
tidak sadar bahwa apa yang dilakukan Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita tentang
perdagangan internasional. karena nabi Muhammad pun melakukan perdagangan antar
negara, tentu tak secanggih pada zaman sekarang.
Perdagangan di awal peradaban manusia terlihat sangat sederhana. Saat itu setiap
kegiatan ekonomi dilakukan secara barter. Seiring dengan perkembangan teknologi,
terbentuknya spesialisasi, dan semakin banyaknya macam barang yang dibutuhkan manusia,
menimbulkan kondisi perdagangan semakin meluas. Hal itu menjadikan perdagangan tidak
hanya antar masyarakat di suatu daerah atau suatu negara, tapi meluas pada perdagangan
antar negara (perdagangan luar negeri) yang dikenal dengan sebutan perdagangan
internasional.2 Ini menyebabkan meskipun negara itu masih dikatakan berkembang bahkan
negara kecil sekalipun, tetap harus mengikuti perkembangan perdagangan yang kini sudah

1
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar (Jakarta: Kencana, 2012). 120
2
Ibid.

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


161

mencapai ranah internasional, dengan ikut andil melakukan perdaganga internasional dalam
hal ini yaitu ekspor dan impor. Maka negara tersebut akan bisa bersaing dengan negara-
negara lain yang sama-sama melakuan perdagangan internasional.
Perdagangan internasional memberikan keuntungan bagi negara, karena negara bisa
menjual barang-barangnya ke luar negeri. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kekayaan
dan kesejahteraan penduduknya.3 Dengan begitu hubungan-hubungan antara suatu negara
yang melakukan perdagangan internasional akan mempunyai hubungan yang sama-sama
mempunyai tujuan untuk menciptakan efisiensi dalam menuju negara yang sejahtera dan
makmur.
Data menyebutkan bahwa total perdagangan internasional yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dalam bulan Januari sampai Agustus 2016 (dalam hal ini ekspor dan
impor) berturut-turut adalah 91,73 dan 87,35 dalam miliyar USD. 4 Melihat data tersebut bisa
ditarik sebuah konklusi bahwa pemerintah Indonesia lebih banyak menjual komoditinya ke
luar negeri dibandingkan mendatangkan komoditi dari luar negeri. Sehingga pemerintan
mempunyai surplus 4,38 milyar USD.
Data tersebut merupakan salah satu bukti kinerja pemerintah Indonesia untuk
mencapai negara yang makmur, efisien dan efektif. Mustafa Edwin Nasution Dkk dalam
bukunya bahwa efisiensi dan efektivitas merupakan landasan pokok dalam kebijakan
pengeluaran pemerintah, yang dalam ajaran islam dipandu oleh kaidah-kaidah syar’iyah dan
penentuan skala prioritas.5 Tentunya kaidah-kaidah tersebut menimbulkan perbedaan-
perbedaan yang signifikan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah terkait masalah
perdagangan internasional ini. Disini penulis mencoba untuk mengkomparasaikan unsur-
unsur perdagangan internasional yang dilakukan pemerintah ditinjau dari sudut pandang
konvensional dan islam (syari’ah). Sehingga akan didapatkan analisa perbedaan perdagangan
internasional dari sudut pandang konvensional dan Islam secara makro.

Pandangan Umum Perdagangan Internasional Prespektif Konvensional dan Prespektif Islam


Yang dimaksud perdagangan luar negeri adalah perdagangan antar negara yang
memiliki kesatuan hukum dan kedaulatan yang berbeda dengan kesepakatan tertentu dan
memenuhi kaidah-kaidah baku yang telah ditentukan dan diterima secara internasional. 6
Pengertian lain menyebutkan bahwa perdagangan internasional adalah kegiatan ekonomi
menjual produk dalam negeri ke pasar di luar negeri (ekspor) dan membeli produk luar negeri
untuk keperluan atau dipasarkan dalam negeri (impor).7 Dalam hal ini perdagangan
internasional sering disebut dengan ekspor dan impor, negara-negara di dunia baik negara
maju maupun sedang berkembang sudah melakukan ekspor dan impor. Banyak faktor yang
mendasari negara-negara melakukan ekspor dan impor.
Menurut Asfia Murni dalam bukunya menuturkan bahwa ekspor dapat berupa:8

3
Ibid.
4
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia “Tabel Ekspor Impor” dalam http://www.kemendag.go.id/
diakses pada 05 Oktober 2016
5
Mustafa Edwin Nasution Dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana, 2015). 223
6
Iskandar Putong, Economics Pengantar Mikro dan Makro Edisi 5 (Jakarta: Mitra Wacana Kencana, 2013). 361
7
Asfia Murni, Ekonomika Makro. 214
8
Ibid.

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


162

1. Ekspor yang dapat dilihat secara fisik (visible export).


2. Ekspor yang tidak dapat dilihat (invisible export) misalnya kunjungan turis, perbankan,
asuransi.
3. Ekspor dalam bentuk modal yang ditempatkan di luar negeri dalam bentuk investasi
deposito bank di luar negeri. Ekspor seperti ini disebut ekspor modal.
Sedangkan impor dapat berupa:
1. Impor yang dapat dilihat secara fisik (visible import).
2. Impor yang tidak dapat dilihat (invisible import), impor ini dapat berupa jasa perbankan,
asuransi, dan kerja pariwisata perjalanan ke luar negeri.
3. Impor modal yaitu dapat berupa investasi asing masuk ke dalam negeri dalam bentuk
aset fisik maupun deposito bank.
Sedangkan dalam Islam, perdagangan internasional adalah sama dengan jual beli
yaitu transaksi yang dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli atas suatu barang dan jasa
yang menjadi obyek transaksi jual beli.9 Dalam sejarah islam, praktik perdagangan
internasional telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dengan membawa dagangan
Khodijah hingga ke Negeri Syam, inilah yang menjadi bukti bahwa dalam islam perdagangan
itu tidak terbatas yang hanya melulu berdagang dalam luar negeri. Dalam surat al-Quraisy
dijelaskan bahwa salah satu aktivitas kaum Quraisy pada saat itu adalah melakukan
perjalanan saat musim panas dan dingin. Ayatnya sebagai berikut: 10
ِ ‫إ ايَل ِفه ِْم ِر ْح ا اَل‬
َّ ‫إلش اتا ِء او‬
‫إلص ْي ِف‬
Artinya: (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. 11 ِ
Ekspor dan impor sangat penting untuk membentuk dan mengendalikan neraca
perdagangan (Balance of Payment) di suatu negara. Impor harus dibiayai dengan nilai yang
sama dari ekspor untuk mempertahankan keseimbangan neraca perdagangan.12 Dalam hal ini
berlaku siklus input dan output yang mana antara ekspor dan impor harus seimbang. Oleh
karena itu negara harus melakukan ekspor supaya bisa membiayai impor yang tentunya
dibayar dengan mata uang asing. Disamping itu adanya ekspor menjadikan tambahan untuk
pendapatan negara dan sebagai bukti output di sektor riil, dan sebaliknya jika kita melihat
impor, maka impor merupakan bentuk penarikan dana yang akan mengurangi pendapatan
dan mengurangi output riil. Oleh karena itu negara harus menjaga sirkulasi keseimbangan
neraca ekspor dan impor.
Terlihat bahwa perdagangan internasional dalam pandangan konvensional dan
pandangan islam mempunyai persamaan yaitu sama-sama sebagai aktivitas jual beli suatu
produk barang atau jasa ke pasar di luar negeri. Baik konvensional dan islam melakukan
perdagangan internasional ini sudah dilakukan oleh sejak dulu kala sehingga dalam era

9
Kasmir, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2013). 135
10
Al-Quran (106:2)
11
Orang Quraisy biasa Mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada musim panas
dan ke negeri Yaman pada musim dingin. dalam perjalanan itu mereka mendapat jaminan keamanan dari
penguasa-penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya. ini adalah suatu nikmat yang Amat besar dari Tuhan
mereka. oleh karena itu sewajarnyalah mereka menyembah Allah yang telah memberikan nikmat itu kepada
mereka.
12
Ibid.

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


163

sekarang perdagangan internasional banyak mengalami perubahan karena perkembangan


zaman. Perdagangan internasional sangat penting untuk menyeimbangkan neraca
perdagangan karena impor harus dibiayai dengan nilai yang sama dari ekspor untuk
mempertahankan keseimbangan neraca perdagangan. Dengan perdagangan internasional
pula, maka negara akan bisa memenuhi kebutuhan penduduknya.

Tujuan Perdagangan Internasional Prespektif Konvensional dan Prespektif Islam


Dalam praktik perdagangan internsional terdapat tujuan-tujuan yang
melatarbelakangi suatu negara melakukan perdagangan internasional. Masalah keterbatasan
sumber daya menjadi masalah umum yang melatarbelakangi adanya perdagangan
internasional. Berikut adalah faktor-faktornya:13
1. Masalah ketersediaan sumber daya dan produk di setiap negara. Perbedaan kondisi alam
baik dilihat dari iklim, maupun dari ketersediaan sumber adaya terutama sumber daya
alam. Hal ini berdampak pada kondisi keteserdiaan produk yang berbeda, baik kualitas
maupun kuantitas serta jenis produk di setiap negara. Tidak semua produk yang
dibutuhkan penduduk suatu negara bisa dihasilkan oleh negara yang bersangkutan.
2. Masalah pembiayaan dalam menghasilkan produk spesialisasi dan efisieansi. Kedua hal
ini mendorong terjadinya economics of scale karena dalam proses produksi berlaku
prinsip increasing return of scale. Artinya pertambahan skala tingkat pengembalian dari
kegiatan produksi semakin besar, sehingga biaya produksi semakin turun.
3. Masalah prefrensi, keinginan memilih produk yang akan dikonsumsi masyarakat suatu
negara sangat bergantung pada selera dan tingkat pendapatan masyarakat. Sekalipun
jensi produk sama, tetapi karena faktor prefrensi (keinginan dan kecenderungan memilih)
sangat memungkinkan terjadinya perdagangan internasional.
4. Untuk mendapatkan teknologi yang lebih modern dalam rangka memberdayakan sumber
daya alam dalam negeri.
Dari masalah-masalah tersebut muncullah sebuah solusi yaitu salah satunya dengan
perdagangan internasional atau ekspor impor. Tujuan utama kegiatan ekonomi internasional
adalah untuk mencapai tingkat efisiensi pengalokasian sumber daya dunia dan kemakmuran
serta kesejahteraan umat manusia, sedangkan tujuan dari suatu perdagangan luar negeri bagi
penduduk suatu negara adalah:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dalam negeri.
2. Memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan perdagangannya, antara lain
sebagai berikut:
a. Faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan secara efisien.
b. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang yang dapat diproduksi di dalam
negeri.
3. Memperluas pasar produk domestik ke luar negeri. Dengan adanya perdagangan luar
negeri, produk dalam negeri memperoleh peluang untuk dipasarkan di luar negeri.
4. Meningkatkan pendapatan nasional setiap negara yang melakukan ekspor dan impor.
5. Memperoleh teknologi modern yang sedang berkembang di luar negeri sangatlah
dimungkinkan.
13
Ibid., 215 Baca juga Iskandar Putong, Economics Pengantar Makro dan Mikro. 362

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


164

Dalam perdagangan internasional, ketika suatu negara melakukan ekspor dan impor,
maka dengan berjalannya transaksi tersebut mengandung unsur yang harus difahami bagi
pelakunya sekalipun itu antar negara. Seperti mengapa negara mau untuk melakukan
kerjasama dengan negara-negara lain, arah serta komposisi perdagangan yang dilakukan
antara beberapa negara, efek perdagangan internasional terhadap struktur perekonomian
negara, dan ada tidaknya keuntungan yang diakibatkan dari perdagangan antar negara. Teori
tentang perdagangan internasional yang dilakukan oleh beberapa ahli ekonomi dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu teori klasik dan teori modern. Teori yang
termasuk teori klasik adalah: teori absolute advantage dikemukakan oleh Adam Smith dan
teori comparative advantage oleh David Ricardo. Sedangkan teori modern dikemukakan oleh
Hecker dan Ohlin. Salah satu teori modern adalah teori faktor proporsi (Proportion factor).14
Dalam absolute advantage atau keuntungan dijelaskan oleh Iskandar Putong adalah
keuntungan yang diperoleh suatu negara baik karena keunggulannya atau kelebihan alamiah
(sumber daya alam) negaranya maupun karena kelebihan sumber daya manusianya sehingga
produksi menjadi lebih efisien dibandingkan dengan negara lainnya.15 Teori absolut
advantage ini didasarkan pada “labor theory of value” yang menyatakan nilai suatu barang
dikur dengan banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang.
Kelemahan teori ini adalah dalam asumsi yang dipakai yaitu: 16
1. Menganggap tenaga itu bersifat homogen dan mobilitasnya bebas, dalam kenyataannya
tidak demikian.
2. Menganggap tenaga kerja adalah satu-satunya faktor produksi, sedangkan faktor
produksi bukan hanya satu.
Meskipun mempunya kelemahan, teori yang menggunakan ukuran tenaga kerja ini
mempunyai manfaat dalam mengembangkan konsep-konsep teori lainnya, antara lain:
1. Membantu menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan konsep spesialisasi.
2. Membantu menjelaskan keuntungan-keuntungan yang ditimbulkan oleh perdagangan.
Teori ini menurut Adam Smith dapat dijelaskan dengan asumsi behwa perdagangan
terjadi hanya antara dua negara dengan dua macam produk yang dihasilkan.17

Mobil (unit) TV (unit)


Negara A 100 800
Negara B 400 200

Dengan syarat harga, produktivitas dan ongkos produksi sama. Berdasarkan data di
atas diketahui bahwa negara A menghasilka lebih banyak TV dibandingkan dengan negara B,
sehingga dalam hal ini negara A memiliki keuntungan mutlak dalam menghasilkan TV
terhadap negara B. Sementara negara B memiliki keuntungan mutlak untuk menghasilka
mobil.18 Dengan demikian jika kedua negara ini sepakat untuk melakukan perdagangan luar
negeri maka sebaiknya negara A mengekspor tv dan mengimpor mobil dari negara B, dan

14
Ibid., 216
15
Iskandar Putong, Economics Pengantar Makro dan Mikro. 363
16
Asfia Murni Murni, Ekonomika Makro. 217
17
Ibid.
18
Iskandar Putong, Economics Pengantar Makro dan Mikro. 363

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


165

sebaliknya negara B mengekspor mobil ke negara A dan mengimpor TV dari negara A. Inilah
yang disebut dengan keuntungan absolut atau absolute advantage. Masing-masing negara
mempunyai keunggulan sendiri-sendiri sehingga jika kedua negara sepakat untuk melakukan
perdagangan internasional maka akan memenuhi kekurangan-kekurangan dari produksi yang
dihasilkan oleh suatu negara.19
Sedangkan dalam teori comparative advantage adalah keuntungan yang dimiliki oleh
suatu negara dalam menghasilkan produk dibandingkan dengan negara lainnya karena
perbandingan harga produk yang dihasilkannya lebih efisien.

Mobil (unit) TV (unit)


Negara A 100 800
Negara B 80 400

Berdasarkan data di atas tampak bahwa negara A memiliki keuntungan mutlak untuk
semua produk dibandingkan dengan negara B, logikanya negara A akan mengekspor tanpa
mengimpor produk tersebut. bila hal ini terjadi maka dapat dilakukan dengan
membandingkan harga antar produk tersebut yaitu: di negara A harga 1 unit mobil sama
dengan 8 unit TV, sementara itu di negara B harga 1 unit mobil sama dengan 5 unit TV. 20
Perbandingan tersebut berarti bahwa jika kita ingin mendapatkan satu unit mobil harganya
lebh murah di negara B dibandingkan dengan negara A. Dengan perbandingan ini pula kita
bisa melihat tingkat keefisienan antar negara dalam memproduksi barang, maka dapat
disimpulkan bahwa negara A lebih efisien untuk memproduksi TV dan negara B lebih efisien
untuk memproduksi mobil.
Dalam perdagangan internasional terdapat proteksi dan pembatasan perdagangan,
yang mana proteksi dan pembatasan perdagangan ini memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh
masing-masing negara yang melakukan perdagangan internasional. Dalam bukunya Sadono
Sukirno, proteksi berarti usaha-usaha pemerintah yang membatasi atau mengurangi jumlah
barang yang diimpor dari negara-negara lain dengan tujuan untuk mencapai beberapa tujuan
tertentu yang penting dalam pembangunan negara dan kemakmuran perekonomian negara.21
Seperti mengatasi masalah deflasi dan pengangguran, menghindari kemerosotan industri-
industri tertentu, menghindari dumping,22 memperbaiki neraca pembayaran, serta untuk
menmbah pendapatan pemerintah.23 Melihat tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh suatu
negara serta melihat permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh perdagangan
internasional yang semakin kompleks, seperti adanya AFTA yang menandakan perdagangan
internasional semakin bebas. Maka pemerintah harus semakin gencar dalam memproteksi
19
Ibid.
20
Ibid.
21
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010). 373
22
Industri yang masih mempunyai kelebihan kemampuan memproduksi, tetapi tidak dapat lagi menaikkan
penjualannya di dalam negerinya, mencoba memperoleh pembeli luar negeri dengan cara menjual barang-
barangnya pada harga yang sangat rendah. Apabila produsen-produsen di negara pengimpor tidak bisa menjual
pada harga tersebut, maka masyarakat dan konsumen di negara itu akan cenderung untuk membeli barang
impor yang lebih murah. Industri-industri tersebut akan kehilangan pasaran, dan ini selanjutnya dapat
menimbulkan pengangguran. Dumping dapat menimbulkan efek yang buruk kepada negara, kebijakan proteksi
dijalankan untuk menghindarinya.
23
Sadono Sukirno, Makroekonomi. 373

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


166

perdagangan internasional (ekspor-impor). Sehingga dengan proteksi pemerintah akan


berdampak pada kemajuan perekonomian di Indonesia baik dari segi full employment
maupun dari segi pendapatan negara.
Supaya tujuan-tujuan diatas terpenuhi maka pemerintah membuat instrumen
pembatasan perdagangan yang berisikan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam membatasi
impor atau mengurangi barang-barang impor. Dalam Sadono Sukirno dijelaskan bahwa
hambatan perdagangan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:24 tarif dan pajak impor,
kuota pembatasan impor, hambatan perdagangan bukan tarif, dan pembatasan penggunaan
valuta asing.
Sedangkan dalam prespektif islam. Praktik perdagangan internasional yang telah
berjalan selama ini pada umumnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi islam
karena tujuan perdagangan internasional antara lain:25 (1) menjaga dan mendukung
kepentingan ekonomi masyarakatnya sendiri dengan memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan, (2) memastikan keadilan dan pemerataan dari transaksi ekonomi yang sesuai
dengan aturan syariah, dan (3) menguatkan umat dan melayani tujuan komunitas Islam untuk
bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan di tingkat global.
Dikatakan tidak bertentangan karena dari ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa
perdagangan internasional berkaitan langsung dengan pencapaian kesejahteraan tingkat
global. Lebih spesifik lagi, dengan melakukan kerjasama perdagangan internasional negara-
negara muslim dapat melakukan kerjasama untuk saling membantu dan mengembangkan
perekonomian yang sejalan dengan pemikiran pemikiran islam. Sehingga, masing-masing
negara mampu berperan dalam perbaikan ekonomi dunia dari kemiskinan atau membantu
poor development countries, baik secara individu maupun secara kolektif melalui institusi
seperti OKI dan IDB.26
Tujuan oerdagangan internasional tersebut dukuatkan dengan batasan batasan yang
terdapat dalam nilai-nilai islam, diantaranya yaitu:27
1. Belanja pemerintah harus senantiasa mengikuti kaidah maslahah.
2. Menghindari masyaqqah kesulitan dan mudharat harus dilakukan dari pada
melakukan pembenaham.
3. Yang mendapatkan manfaat harus siap menaggung beban (yang ingin untung harus
siap menanggung kerugian).
4. Sesuatu hal yang wajib ditegakkan dan tanpa ditunjang oleh faktor penunjang lainnya
tidak dapat dibangun, maka faktor penunjang tersebut wajib hukumnya.
Jika kaidah-kaidah diatas digunakan oleh pemerintah indonesia maka akan
mewujudkan efektivitas dan efisiensi pembelanjaan pemerintah dalam islam. Sehingga
tujuan-tujuan pembelanjaan pemerintah terpenuhi. Menurut pandangan islam, ketika
pemerintah melakukan perdagangan internasional maka batasan-batasan yang dilakukan
harus batasan-batasan yang sesuai islam.
Diantara tujuan pembelanjaan dalam pemerintah islam adalah:28
24
Ibid.
25
http://www.ibec-febui.com/pencapaian-tujuan-perdagangan-internasional-menurut-pandangan-islam/ diakses
pada (16 Nopember 2016)
26
Ibid.
27
Mustafa Edwin Nasution Dkk. Pengenalan Eksklusif. 223

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


167

a) Pengeluaran yang dilakukan demi memenuhi kebutuhan masyarakat.


b) Pengeluaran sebagai redistribusi kekayaan.
c) pengeluaran yang berkaitan dengan investasi dan produksi.
d) Pengeluaran yang menekan tingkat inflasi dengan kebijakan intervensi pasar.
Dalam belanja yang dilakukan oleh negara (perdagangan internasional) yang mengacu
pada kaidah dan tujuan-tujuan diatas mengandung arti bahwa kebijakan belanja yang
dilakukan harus sesuai dengan azas kemaslahat umum, tidak boleh dikaitkan dengan
kemaslahatan dan kepentingan individu atau kelompok tertentu. Juga tidak berpihak pada
kelompok yang kaya dalam pembelanjaannya, karena kalau berpihak kepada yang kaya dan
tingkat pembelanjaannya tinggi, maka hanya yang mempunyai capital yang tinggi saja yang
bisa menikmati. Tentunya perdagangan internasional dalam islam ini harus berpegang teguh
pada prinsip-prinsip dan dengan mengutamakan skala prioritas syariah, dimulai dali yang
wajib, sunnah, mubah. Seiring dengan itu prinsip efisiensi dalam perdagangan internasional
harus direalisasikan. Sehingga perdagangan internasional yang dilakukan pemerintah jauh
dari sifat mubadzir.
Jadi jika ditarik garis besar tujuan perdagangan internasional prespektif konvensional
dan prespektif islam mempunyai persamaan yaitu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
suatu negara sehingga pemerataan kesejahteraan dalam suatu negara bisa tercapai.
Disamping itu pendapatan negara juga akan mengalami peningkatan dari spesialisasi yang
diukur dari efisiensi dan surplus produksi. Serta memperluas pasar hingga ke luar negeri.
Oleh katena itu diharapkan dari aktifitas perdagangan internasional ini bisa menambah
kesejahteraan penduduk suatu negara.

Sistem Perdagangan Internasional Prespektif Konvensional dan Prespektif Islam


Perdagangan memainkan peran penting dalam memperoleh harta, baik itu dilakukaan
dalam skala kecil atau dalam skala besar (internasional/ekspor dan impor). Terdapat banyak
ayat al-Quran yang menjelaskan secara implisit tentang diperbolehkannya perdagangan salah
satunya seperti dalam surat an-Nisa’

‫اَي َأُّيه اا َّ ِإَّل اين أ امنُوإ اَل تاأْ ُ ُُكوإ َأ ْم اوإلا ُ ُْك بايْنا ُ ُْك ِِبلْ ابا ِطلِ إ ََّل َأ ْن تا ُك ا‬
‫ون ِ اِت اار ًة اع ْن تا ارإض ِمنْ ُ ُْك او اَل تا ْْ ُُُُوإ َأْْ ُُ اَ ُ ُْك إ َّن َّ ا‬
َّ‫إ‬
ِ ِ
‫اَك ان ِب ُ ُْك ار ِحميًا‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa’: 29)29

Pada perdagangan internasional terjadi pertukaran antar negara. Banyak sekali proses
yang harus ditempuh untuk melakukan perdagangan internasional, tentunya hambatan-
hambatanpun akan muncul, seperti hambatan politik, tarif bea cukai, administrasi, kuota dan
hambatan kebijakan lain yang semua negara memilikinya secara berbeda-beda. Seperti yang
ditulis oleh Asfia Murnih dalam bukunya bahwa proteksionisme adalah salah satu kebijakan
28
Ibid., 224
29
Al-Quran, 4: 29

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


168

yang disengaja sebagai usaha untuk membentuk hambatan-hambatan perdagangan, seperti


tarif (tariffs) dan kuota (quotas) dalam rangka melindungi industri dalam negeri dari
persaingan luar negeri.30 Tentunya dalam perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri
akan selalu terjadi persaingan. Adanya hambatan-hambatan itu merupakan aksi negara dalam
menjaga persaingan perdagangan internasional. Jika tanpa proteksi maka impor akan banyak
masuk ke dalam negeri, sehingga industri dalam negeri akan terancam keberlangsungannya,
karena dimungkinkan barang impor lebih bagus dan banyak diminati oleh pasar.
Sistem kurs mata uang dalam kapitalisme adalah sistem kurs mata uang mengambang
bebas (floating exchange rates). Sistem kurs mata uang mengambang bebas adalah sistem
devisa dimana kurs suatu mata uang dengan mata uang yang lain dibiarkan untuk ditentukan
secara bebas oleh tarik menarik kekuatan pasar. Pada sistem ini keterkaitan sistem harga
antar negara terbentuk, karena kurs beban dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menentukan nilai mata uang dalam negeri yang dinyatakan dalam emas.31
Sedangkan dalam prespektif islam, memandang bahwa perdagangan internasional
sebagai aktifitas jual beli, sehingga akan memberikan sangsi terhadap yang melanggarnya.
Negara di dunia ini terbagi menjadi dua bagian, daarul Islam dan daarul harby. Posisi negara
dalam perdagangan luar negeri yaitu menjalankan fungsi supervisi secara umum. Dasar dari
terjadinya perdagangan luar negeri bukan hanya pada komoditi yang diperdagangkan, tetapi
memandang pedagang yang memiliki komoditi tersebut. Maka asas dalam perdagangan
bukan komoditi. Sebab aktifitas perdagangan itu dilakukan oleh dua pihak, sebagai penjual
dan pembeli. Sekalipun dalam pandangan islam bukan komoditi sebagai asas perdagangan.
Hukum asal komoditi mengikuti pedagangnya. Dan dari sisi kepemilikan barang maka
komoditi yang diperdagangkan adalah komoditi yang termasuk dalam kategori kepemilikan
individu, bukan komoditi kepemilikan umum dan juga bukan kepemilikan negara. Disamping
itu ada beberapa komoditi yang dilarang diperdagangkan berdasarkan hukum syara’.
Tarif yang sering kita kenal dengan bea cukai (excise tax) tidak boleh diambil dari
warga negara islam atas komoditi impor atau ekspor. Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir
bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan masuk surga, orang
yang memungut bea cukai.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Hakim dari Ukhbah bin Amir).
Sedangkan terhadap selain warga negara Islam yaitu pedagang-pedagang asing maka di
kenakan atas mereka sebagaimana mereka mengenakan atas pedagang-pedagang warga
negara Islam, baik mereka muslim maupun non muslim. Diriwayatkan dari Abi Majaz Lahiq
bin Hamid, dia berkata : “mereka bertanya kepada Umar : Apa yang kita kenakan atas
penduduk darul harbi, apabila mereka datang (memasukan barang) kepada kita? Umar bail
bertanya : Apa yang mereka kenakan atas kalian, apabla kalian memasukan (barang) kepada
mereka?’ mereka menjawab: Usyur.’ (10%). Umar berkata: seperti itulah yang kita kenakan
atas mereka.” Memungut bea cukai dari orang asing itu hukumnya mubah.32
Selanjutnya perdagangan internasional telah membentuk interaksi uang antar negara.
Karena negara harus membayar harga barang-barang komoditi dengan mata uang negara

30
Sadono Sukirno, Makroekonomi. 373
31
Nida Alfianurlaili “Perdagangan Internasional” Dalam
http://nida1000cahaya.blogspot.co.id/2014/12/perdagangan-internasional.html
32
Ibid.

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


169

yang menjualnya atau dengan mata uang yang bisa diterima oleh negara tersebut. Maka
terbentuklah interaksi uang antar negara. Dalam pandangan Islam, uang yang digunakan
dalam perdagangan internasional adalah uang yang distandarisasi dengan emas dan perak.33
Dalam aktifitas perdagangan internasional prespektif islam terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan untuk mendasari apakah transaksi kita sudah sesuai kaidah-kaidah
dalam Islam atau malah menyebrang ke konvensional?. Berikut adalah beberapa hal yang
harus diperhatikan: 34
1. Pilihlah barang yang benar-benar dibutuhkan untuk diimpor maupun ekspor. Hindari
mengimpor barang-barang yang dapat diproduksi lokal. Hal ini agar industri lokal tetap
berkembang dan tidak terjadi ketergantungan terhadap barang impor.
2. Pilihlah produk buatan kaum Muslimin selama hal itu memungkinkan. Niatkan
sebagai ta’awun ‘alal birri wat taqwa, sehingga Anda akan mendapat pahala lebih.
3. Jika terpaksa mengimpor produk orang kafir, jangan mengimpor dari negara yang jelas-
jelas menunjukkan permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslimin. Pilihlah negara-
negara yang bersifat “netral” dan tidak terkenal dengan sentimen anti-Islam. Jepang.,
misalnya.
4. Jika terpaksa mengimpor makanan produk orang kafir, pastikan tidak mengandung
barang haram (babi, khamer, darah, atau binatang yang disembelih tanpa menyebut
nama Allah). Kalau ada yang berdalih: bukankah makanan (sembelihan) ahli kitab
(Yahudi dan Nasrani) halal bagi kita? Maka jawabnya, yang masih mengindahkan aturan
penyembelihan yang benar sehingga sembelihannya tetap halal, hanyalah kaum Yahudi.
Ada pun kaum Nasrani hari ini mayoritasnya adalah orang liberal yang tidak
mengindahkan aturan agama mereka lagi. Oleh karena itu, janganlah mengimpor daging
sembelihan dari negara kafir, kecuali setelah dipastikan bahwa penyembelihannya telah
memenuhi kriteria syariat.
5. Perhatikan pula fungsi barang yang hendak diimpor. Adakah barang tersebut
mengandung dampak negatif atau sering disalahgunakan? Jika ya, urungkan saja.
Kecuali jika Anda hanya menjualnya kepada pihak yang tidak menyalahgunakannya,
seperti impor senjata.
6. Jangan mengimpor barang-barang yang mendorong kaum Muslimin untuk menyerupai
orang kafir.
7. Hindari cara pembayaran yang bersifat ribawi.

Jadi terdapat perbedaan dalam sistem perdagangan internasional prespekti


konvesional dan islam, yaitu dari segi proteksi dan sistem kurs atau transaksi uang yang
digunakan dalam perdagangan internasional. Proteksi dalam hal tarif ini diperbolehkan oleh
ekonomi konvensional dan negara yang mengatur seberapa besar terif yang diberlakukan.
Sedangkan dalam ekonomi islam, negara islam dilarang untuk mengambil tarif kepada
sesame negara islam. Jika transaksi perdagangan internasional itu dilakukan oleh negara
islam dan negara non islam maka diberlakukan tarif sebesar Usyr atau 10%. Sistem kurs

33
Ibid.
34
Sufyan Bazweidan, “Adab Ekspor-Impor” dalam http://pengusahamuslim.com/3749-adab-ekspor-impor-
1911.html

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


170

dalam transaksi perdagangan internasional prespektif konvensional mengacu pada kurs mata
uang mengambang bebas (floating exchange rates). Sedangkan dalam islam mengacu pada
emas dan perak atau dinar dan dirham.

Persamaan dan Perbedaan Perdagangan Internasional Prespektif Konvensional dan prespektif


Islam
a. Persamaan Perdagangan Internasional Prespektif Konvensional dan prespektif Islam
Dari segi pandangan umum bagwa Perdagangan internasional dalam pandangan
konvensional dan pandangan islam mempunyai persamaan yaitu sama-sama sebagai
aktivitas jual beli suatu produk barang atau jasa ke pasar di luar negeri. Perdagangan
internasional sangat penting untuk menyeimbangkan neraca perdagangan karena impor
harus dibiayai dengan nilai yang sama dari ekspor untuk mempertahankan keseimbangan
neraca perdagangan. Dengan perdagangan internasional pula, maka negara akan bisa
memenuhi kebutuhan penduduknya.
Selanjutnya dari segi tujuan adanya transaksi perdagangan internasional jika
ditarik garis besar tujuan perdagangan internasional prespektif konvensional dan
prespektif islam mempunyai persamaan yaitu sama-sama untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi suatu negara sehingga pemerataan kesejahteraan dalam suatu negara bisa
tercapai. Disamping itu pendapatan negara juga akan mengalami peningkatan dari
spesialisasi yang diukur dari efisiensi dan surplus produksi. Serta memperluas pasar
hingga ke luar negeri. Oleh katena itu diharapkan dari aktifitas perdagangan
internasional ini bisa menambah kesejahteraan penduduk suatu negara.

b. Perbedaan Perdagangan Internasional Prespektif Konvensional dan prespektif Islam


Perdagangan internasional prespektif konvensional dan prespektif islam juga
mempunyai perbedaan. Penulis memandandang bahwa perbedaan terletak pada sistem
perdaganagn internasioanl dan komoditasnya Diantaranya sebagai berikut:

Konvensional Islam
Sistem proteksi Memberlakukan Proteksi Sedangkan dalam ekonomi islam,
dalam hal tarif ini negara islam dilarang untuk
diperbolehkan oleh mengambil tarif kepada sesama
ekonomi konvensional dan negara islam. Jika transaksi
negara yang mengatur perdagangan internasional itu
seberapa besar tarif yang dilakukan oleh negara islam dan
diberlakukan. negara non islam maka
diberlakukan tarif sebesar Usyr
atau 10%.
System pembayaran Sistem kurs dalam Sedangkan dalam islam mengacu
transaksi perdagangan pada emas dan perak atau dinar
internasional prespektif dan dirham.
konvensional mengacu
pada kurs mata uang
mengambang bebas
(floating exchange rates).

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


171

Komoditas Dalam ekonomi Komoditas harus tidak


konvensional, transaksi mengandung barang haram, atau
Tidak memandang halal komoditasnya harul barang halal.
haram

Kesimpulan
1. Terdapat beberapa perbedaan yang membedakan perdagangan internasional menurut
konvensional dan islam, tapi dalam konteks kenegaraan, konsep perdagangan islam
membatasi perdagangan internasional yang dilakukan negara selain batasan-batasan
seperti pemberlakuan tarif, kuota, hambatan perdagangan bukan tarif, dan pembatasan
penggunaan valuta asing. Ini adalah batasan batasan yang ditetapkan oleh negara untuk
mengatur perekonomian negara, disamping itu, islam membatasi bahwa barang atau
komoditi yang yang diperdagangkan harus bersih dari unsur-unsur keharaman. Inilah yang
menjadi pembeda yang fundamental antara perdagangan internasional menurut
konvensional dan islam.
2. Adapun perbedaannya antara konvensional dan islam jika dilihat dari sistemnya,
perdagangan internasional konvensional tidak memandang sistem pembayaran yang
diberlakukan tetapi dalam islam yaitu menghindari cara pembayaran yang bersifat ribawi.
Jika dilihat dai fungsinya, perdagangan internasional konvensional tidak meperhatikan
fungsi barang yang hendak diperdagangkan. Karena mementingkan keuntungan, tetapi
dalam Islam memperhatikan fungsi barang yang hendak diperdagangkan. Adakah barang
tersebut mengandung dampak negatif atau sering disalahgunakan. Jika dilihat dari
tujuannya, maka perdagangan internasional konvensional hanya berkonsentrasi pada
keuntungan dunia semata. Tetapi dalam islam bertujuan pada prinsip maslahah agar
tercapai “falah” atau keuntungan di dunia dan akhirat.

Daftar Rujukan
Alfianurlaili Nida “Perdagangan Internasional” Dalam
http://nida1000cahaya.blogspot.co.id/2016/11/perdagangan-internasional.html
Chaudhry, Muhammad Sharif. Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar. Jakarta: Kencana.
2012.
Murni, Asfia Murni. Ekonomika Makro. Bandung: PT. Refika Aditama. 2013.
Nasution, Mustafa Edwin Dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
2015.
Putong, Iskandar. Economics Pengantar Mikro dan Makro Edisi 5. Jakarta: Mitra Wacana
Kencana. 2013.
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010.
Sufyan Bazweidan, “Adab Ekspor-Impor” dalam http://pengusahamuslim.com/3749-adab-
ekspor-impor-1911.html
Kasmir. Perbankan Syariah Jakarta: Kencana, 2013.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia “Tabel Ekspor Impor” dalam
http://www.kemendag.go.id/ diakses pada 05 Oktober 2016

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016


172

http://www.ibec-febui.com/pencapaian-tujuan-perdagangan-internasional-menurut-
pandangan-islam/ diakses pada (16 Nopember 2016)

AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai