Indonesia
Email: 80100221086@uin-alauddin.ac.id1
kurniati@uin-alauddin.ac.id2
abdulrahmanr@uin-alauddin.ac.id3
P-ISSN : 2745-7796
E-ISSN : 2809-7459
Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui Peran Fatwa Dalam Pembentukan Perundang-
Undangan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research)
dengan pendekatan teologi normatif dan konseptual, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
fatwa ulama merupakan hasil dari konfigurasi formulasi hukum Islam, Fatwa tersebut
merupakan hasil dari ijtihad seorang mufti yang bertalian dengan persoalan atau masalah
yang diperhadapkan kepadanya. Fatwa ulama biasanya merupakan himbauan dari
sekelompok ulama dan terkadang merupakan seruan ulama tertentu kepada masyarakat
luas atau masyarakat tertentu. Hasil fatwa ulama di Indonesia, secara nasional
dituangkan dalam bentuk fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) sejarah sejak berdirinya
MUI sampai dengan sekarang telah banyak fatwa dan nasihat MUI sebagai produk pemikiran
hukum Islam yang terserap dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
http://jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.php/aujpsi
DOI : https://doi.org/10.55623
Hukum islam merupakan hukum yang
PENDAHULUAN berasal dari dari agama islam itu sendiri yang
Negara Indonesia adalah Negara yang diturunkan untuk kemaslahatan para
penduduknya mayoritas memeluk agama hambanya, merupakan hukum yang
islam, namun Indonesia tidak menyatakan bersumber dari al-Qur’an dan hadist, yang
dirinya secara konstitusional menyatakan diri kemudian berkembang menjadi produk
sebagai Negara islam, islam sebagai agama pemikiran hukum. Produk pemikiran hukum
yang mayoritas di peluk oleh bangsa tersebut menghasilkan materi-materi hukum
Indonesia mempengaruhi pandangan bangsa berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Indonesia bangsa ini sepanjang sejarah Kemudian dibentuk dan diformasi dalam
termaksud dalam bidang hukum.1
1
Dahlia Haliah Ma’u, Analisis Kontribusi Kemerdekaan Republik Indonesia, Jurnal Ilmiah Al-
dan Pembaruan Hukum Islam Pra dan Pasca Syir’ah Vol. 15 No. 1 Tahun 2017,
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 1, pp. 104-110, 2023 | 104
Peran Fatwa dalam Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia
Andi Sani Silwana, Kurniati, Abd. Rahman R
sebuah konsep untuk dilaksanakan dan ditaati Namun Dalam catatan sejarah sejak
sebagai hasil dari produk pemikiran hukum.2 berdirinya MUI sampai dengan sekarang
Indonesia telah memiliki empat telah banyak fatwa dan nasihat MUI sebagai
produk pikiran hukum sebagai bagaian dari produk pemikiran hukum Islam yang terserap
hukum Islam, yaitu produk pemikiran fikih, dalam berbagai peraturan perundang-
produk pemikiran fatwa ulama, produk undangan di Indonesia yang membuktikan
pemikiran yurisprudensi, dan produk eksistensi Fatwa MUI dalam pembentukan
pemikiran undang-undang. Produk pemikiran hukum nasional.4
fatwa ulama inilah yang menjadi
kajian utama dalam pemahasan ini. Salah METODE
satu bentuk produk pemikiran islam adalah Penelitian kualitatif ini berupa studi
Fatwa yang mengambil peran dalam proses pustaka. Dengan pendekatan teologi
pembentukan hukum di Indonesia. Hasil normatif dan konseptual. Sumber data yang
fatwa ulama di Indnesia, secara nasional dipakai meliputi beberapa literatur ilmiah
dituangkan dalam bentuk fatwa MUI yang berbentuk jurnal dan buku yang
(Majelis Ulama Indonesia). Kiprah Majelis mengkaji terkait peran Fatwa dalam
Ulama Indonesia (MUI) di Indonesia sebagai pembentukan undang-undang di Indonesia.
fasilitator penghasil hukum Islam, Sementara itu, sumber data sekunder
memberikan banyak pengaruh dalam sistem penelitian memakai beberapa literatur
ketatanegaraan. Pemerintah sendiri ilmiah yang memeiliki relevansi terhadap
memberikan prioritas kepercayaan terhadap kajian yang di bahas dalam karya ilmiah ini.
lembaga ini, atas lembaga-lembaga peghasil
fatwa Syariah lain. Karena lembaga MUI HASIL DAN PEMBAHASAN
dianggap sebagai lembaga masyarakat Islam 1. Pengertian Fatwa
yang kredibel dalam bidang hukum Islam, Fatwa ulama yang merupakan hasil
dan bersifat netral, tidak cenderung pada dari konfigurasi formulasi hukum Islam.
golongan terentu. Fatwa menurut bahasa berarti jawaban,
Meskipun dalam sudut pandang keputusan, pendapat yang diberikan oleh
ketatanegaraan, lembaga MUI bukan mufti tentang suatu masalah nasihat orang
termasuk lembaga yang berwenang dalam alim, pelajaran baik. 5Menurut ulama usul
pembuatan peraturan di Indonesia. Sehingga fikih, fatwa berarti pendapat yang
fatwa yang dihasilkan secara hukum tidak dikemukakan oleh seoramg mujtahid atau
dapat mengikat pada para pelaku hukum. faqih sebagai jawaban yang diajukan
Menurut mahfud MD fatwa MUI tidak harus peminta fatwa dalam suatu kasus yang
selalu dipatuhi, karena fatwa MUI sifatnya tidak mengikat. Fatwa ini bersifat
merupakan peringatan dan himbauan dari sanksi moral yang tidak mengikat
kumpulan ulama kepada umat Islam. seseorang untuk berfatwa atau meminta
Sehingga sifat hukumnya tidak mengikat fatwa, dan atau untuk menerima/taat pada
bagi yang melanggar fatwa tersebut. Fatwa fatwa.
dari MUI hanya menjadi acuan sebagian Fatwa tersebut merupakan hasil dari
besar masyarakat dalam mematuhi hukum.3 ijtihad seorang mufti yang bertalian dengan
persoalan atau masalah yang
2
H. Supardin , Produk Pemikiran Hukum
Islam di Indonesia.
3 4
Amriyono Prakoso, “Mahfud MD Jelaskan H. Wahiduddin Adams., Fatwa MUI dalam
Fatwa MUI tidak Perlu Diikuti Karena bersifat Perspektif Hukum dan Perundang-
Otonom”, dalam Undangan(Puslitbang dan Diklat Kementrian Agama
http://m.tribunnews.com/nasional/2017/01/17/mahfud- RI) hal.4
5
md-jelaskanfatwa-mui-tidak-perlu-diikuti-karena- Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
bersifat-otonom, diakses tanggal 1 Mei 2023 Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,h. 314.
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 1, pp. 104-110, 2023 | 105
Peran Fatwa dalam Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia
Andi Sani Silwana, Kurniati, Abd. Rahman R
diperhadapkan kepadanya. Fatwa ulama tidak ada peluang bagi seorang muslim untuk
biasanya merupakan himbauan dari menentangnya bila fatwa itu didasarkan
sekelompok ulama dan terkadang kepada dalil-dalil yang jelas dan benar.7
merupakan seruan ulama tertentu kepada Fatwa yang dikeluarkan seorang mufti
masyarakat luas atau masyarakat tertentu. berperan dalam mentransformasikan makna
Oleh karena itu, produk pemikiran fikih hukum Islam yang bersifat umum ke dalam
tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan kasus-kasus tertentu yang dihadapi. Untuk
produk pemikiran fatwa ulama, karena fikih menjaga kredibilitas fatwa yang mengikat
merupakan produk hasil ijtihad ulama, dan secara moral bagi muslim untuk mentaatinya,
ulama merupakan orang yang ahli dalam maka tidak sembarangan orang boleh
ilmu fikih. Hasil ijtihad ulama yang berfatwa melainkan harus memenuhi
disebut fatwa terkadang dituangkan dalam kualifikasi tertentu seperti halnya seorang
bentuk buku fikih untuk dipedomani bagi mujtahid. Otoritas fatwa sepanjang sejarah
umat Islam di Indonesia. perjalanan hukum Islam memang diberikan
Hasil fatwa ulama di Indonesia, kepada para ulama. Fatwa yang lahir ada
secara nasional dituangkan dalam bentuk yang bersifat individu dan ada pula fatwa
fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia). yang bersifat kolektif, yang merupakan hasil
Selain itu, ada dua fatwa ulama yang kesepakatan para ulama.
bersumber dari organisasi Islam yaitu Menurut Prof. Quraisy Shihab, selain
Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah. tidak sembarangan orang boleh berfatwa,
Kedua organisasi Islam ini, selalu mewarnai berfatwa juga harus memperhatikan keadaan
fatwa MUI di Indonesia. Hal ini dipengaruhi sosiologis umat pada saat itu. Fatwa- fatwa
oleh kekuatan politik dan sistem yang disampaikan tidak mengakibatkan
6
pemerintahan/penguasa di Indonesia. perpecahan umat atau kehancuran sebuah
Implementasi fatwa yang dasarnya bangsa. Hal tersebut harus diprioritaskan
memang bukanlah menjadi pengikat atas karena semua pendapat, walaupun benar
suatu kebijakan, maka perlu dipahami bahwa namun apabila mengakibatkan mudharat
fatwa yang menjadi produk pemikiran hukum yang lebih besar harus ditunda untuk
Islam akan cendrung susah untuk diterapkan diumumkan.8
mengingat bahwa fatwa bersifat kasuistik,
karena ia merupakan respon atau jawaban 2. Metode penetapan Fatwa MUI
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh Metode penetapan fatwa diawali
panitia fatwa. Ia tidak memiliki daya ikat, dengan melakukan kajian komprehensif
dalam arti peminta fatwa tidak harus untuk memperoleh deskripsi secara utuh
mengikuti rumusan hukum yang diberikan mengenai obyek masalah (thasawwur al-
kepadanya. Meskipun fatwa biasanya masalah), rumusan masalah, dampak sosial
cenderung dinamis, karena ia merupakan keagamaan yang ditimbulkan, titik kritis dari
respon terhadap perkembangan baru yang berbagai hukum (norma syari’ah dari
sedang dihadapi masyarakat peminta fatwa, rangkaian masalah yang akan dikaji.9
akan tetapi dalam kenyataannya tidak selalu Kajian komprehensif yaitu telaah atas
demikian. Perlu dipahami juga bahwa pandangan fuqaha mujtahid masa lalu,
Berkaitan dengan kedudukan fatwa dalam
7
kehidupan umat Islam, fatwa ini juga Ahmad Mathar, M.H, problematika
menegaskan bahwa fatwa memang tidak penerpan produk-produk pemikiran hukum islam di
Indonesia, h.199
mengikat secara hukum, akan tetapi, ia 8
Diana Mutia Habibaty, peranan Fatwa
bersifat mengikat secara agama, sehingga Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Terhadap Hukum Positif In6donesia, h.450
6 9
Supardin, Produk Pemikiran Islam di Peraturan Oganisasi Majelis Ulama
Indonesia (UIN Alauddin Makassar, 2017), 5. Indonesia, Pedoman Penetapan fatwa, hal. 75-76
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 1, pp. 104-110, 2023 | 106
Peran Fatwa dalam Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia
Andi Sani Silwana, Kurniati, Abd. Rahman R
10 11
Peraturan Oganisasi Majelis Ulama Peraturan Oganisasi Majelis Ulama
Indonesia, Pedoman Penetapan fatwa, hal. 75-76 Indonesia, Pedoman Penetapan fatwa, hal. 75-76
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 1, pp. 104-110, 2023 | 107
Peran Fatwa dalam Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia
Andi Sani Silwana, Kurniati, Abd. Rahman R
Posisi MUI jika ditinjau secara ketahanan NKRI. Kedua, fatwa-fatwa yang
kelembagaan Negara berada pada ranah dengan kekuatan nalar publik menjadi
kawasan infrastruktur politik. Infrastruktur sumber penyusunan undang-undang, seperti
politik sendiri adalah segolongan lembaga fatwa larangan Ahmadiyah, pornografi-
yang ada di dalam masyarakat. Berada di pornoaksi, perda-perda syari’ah dan bank
tengah masyarakat dan merupakan denyut syariah. Ketiga, fatwa-fatwa yang memiliki
jantung kehidupan sosio-kultural masyarakat. dampak terhadap pembentukan opini publik
Infrastrukutr lebih berada di ruang-ruang pertisipatif pemilu seperti fatwa haram
pemberdayaan masyarakat sehingga golput, calon anggota legislatif non-Muslim
actionnya hanya dapat dilihat dengan cara dan presiden perempuan.
mendalami masyarakat tersebut.12 Sebab Dalam konteks ketentuan hukum di
MUI adalah organisasi alim ulama umat Indonesia fatwa bukanlah aturan yang wajib
Islam yang mempunyai tugas dan fungsi diikuti dan ditegakkan. Indonesia merupakan
untuk pemberdayaan masyarakat/umat Islam. negara yang memiliki dual sistem dalam
Artinya MUI adalah organisasi yang ada segala bidang termasuk dalam bidang
dalam masyarakat, dan bukan merupakan hukum. Hukum Eropa Kontinental, Hukum
institusi milik Negara atau merepresentasikan Adat, dan Hukum Islam merupakan hukum
Negara. Artinya pula, fatwa MUI bukanlah yang masih bertahan di negara ini. Fatwa
hukum Negara yang mempunyai kedaulatan sendiri termasuk kedalam hukum Islam, dan
yang bisa dipaksakan bagi seluruh rakyat. dapat dijadikan pertimbangan dalam legislasi
Fatwa MUI juga tidak mempunyai sanksi dan dan putusan hakim di pengadilan.
tidak harus ditaati oleh seluruh warga negara. Melihat dari ketentuan di atas, fatwa
Sebagai sebuah kekuatan sosial politik yang bukan merupakan aturan yang mengikat.
ada dalam infrastruktur ketatanegaraan, fatwa Mungkin akan berbeda dengan negara
MUI hanya mengikat dan ditaati oleh muslim lainnya. Di Indonesia, selama fatwa
komunitas umat Islam yang merasa tersebut belum diserap dalam perundang-
mempunyai ikatan terhadap MUI itu sendiri. undangan atau setidaknya di ‘endorse’ oleh
Artinya, sebenarnya legalitas fatwa MUI pun peraturan perundang-undangan maka fatwa
tidak bisa dan mampu memaksa harus ditaati tersebut tidak dapat ditegakkan.13 Namun
oleh seluruh umat Islam. Apalagi untuk Fatwa MUI sudah cukup banyak yang di
memaksa dan harus ditaati oleh seluruh kodifikasikan dalam bentuk peraturan
warga negara Indonesia. perundang-undangan di
Fatwa MUI memiliki kekuatan Indonesia. implementasi dan peran fatwa
independen yang mendorong politik MUI sebagai salah satu produk pemikiran
pemerintahan untuk merumuskan peraturan hukum Islam sesungguhnya banyak disadur
bernafaskan substansi ajaran Islam. Fatwa dalam merespons berbagai peraturan
yang demikian memiliki kekuatan kontrol perundang-undangan. Sejauh ini, keterlibatan
terhadap politik pemerintahan. kekuatan MUI dalam perundang-undangan baru pada
independen MUI ini mempengaruhi relasi tahap digolongkan pada partisipasi
antara fatwa MUI dan politik pemerintahan masyarakat dalam pembentukan peraturan
di Indonesia membentuk pola inter- perundang-undangan seperti yang disebutkan
independensi berbasis civil society. Ada dalam Pasal 96 UU Nomor 13 Tahun 2022,
beberapa pola fatwa MUI pasca reformasi. yang pada ayat (3) menyatakan
Pertama, fatwa-fatwa yang memperkuat “… merupakan orang perseorangan atau
12 13
Al Fitri Johar, S.Ag., S.H., Al Fitri Johar, S.Ag., S.H.,
M.H.I.,Kekuatan Hukum Majelis Fatwa Indonesia M.H.I.,Kekuatan Hukum Majelis Fatwa Indonesia
(MUI) dari Perspektif Peraturan Perundang-Undangan (MUI) dari Perspektif Peraturan Perundang-Undangan
di Indonesia,h.7 di Indonesia,h.8
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 1, pp. 104-110, 2023 | 108
Peran Fatwa dalam Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia
Andi Sani Silwana, Kurniati, Abd. Rahman R
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 1, pp. 104-110, 2023 | 109
Peran Fatwa dalam Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia
Andi Sani Silwana, Kurniati, Abd. Rahman R
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 1, pp. 104-110, 2023 | 110