NYERI
Departemen Anestesiologi & Terapi Intensif
RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh
dr. Fathia Febriyasy, Sp.An, M.Kes
04
A person’s report of an experience 03 Through their life experiences,
individuals learn the concept of
pain
as pain should be respected
“Nyeri ditransmisi
melalui perifier ke
otak”
-Rene Descartes pada abad 17
5
• Di tahun yang sama mulai
TANDA dilakukan kampanye & deklarasi
VITAL nyeri sebagai tanda vital ke 5.
• Sejak 2001, nyeri dimasukkan
dalam pemeriksaan tanda vital.
Negative think
Poor sleep PAIN
Missing work
Descending
modulation Dorsal Horn CONDUCTION
Ascending Dorsal root ganglion
input
Spinothalamic Peripheral
tract Neuron II nerve
TRANSMITION Trauma
Peripheral
nociceptors
Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049. Modified by AHT Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
Bagan Perjalanan nyeri
(Pain pathway)
1.Transduction 3.Modulation
5.Perception
2.Conduction
action potensial
4.Transmission
Mechanical
Thermal
ron I Neuron II Neuron III
Chemical
TRANSDUKSI TRANSMISI
MODULASI PERSEPSI
KONDUKSI Transmisi mengacu
Proses transduksi pada transfer
diartikan sebagai rangsang noksious Merupakan proses
proses dimana Konduksi adalah dari nosiseptor neural yang bekerja Persepsi adalah
suatu rangsang proses primer menuju sel secara spesifik pengalaman
noksius (mekanis, penghantaran dalam kornu dorsalis untuk mengurangi sadar dan aktual
thermal atau impuls saraf medula spinalis. aktivitas sistem dari nyeri, baik
kimiawi) diubah sepanjang neuron Saraf sensorik aferen transmisi nyeri dan sensorik (lokasi,
menjadi aktifitas orde pertama untuk primer mengurangi karakter, dan
listrik pada mencapai sinaps dikelompokan persepsi nyeri pada diskriminasi)
nosiseptor yang dengan saraf orde menurut orang sehat. maupun aspek
terletak pada kedua. karakteristik emosional.
ujung-ujung saraf anatomi dan
dari serabut C atau elektrofisiologi.
serabut Aß. Serabut Aδ dan
serabut C
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
Pain Pathway
▪ Stimulus nyeri atau kerusakan jaringan akan
mengaktivasi sel saraf (nosiseptor), menghantarkan
sinyal nyeri ke medulla spinalis.
▪ Di dorsal horn medulla spinalis, sinyal nyeri tersebut
beberapa akan mengalami penguatan atau
penurunan intensitas oleh interneuron sebelum
dihantarkan ke otak.
▪ Pikiran, perasaan & kepercayaan merubah sinyal
nyeri sebagai pengalaman nyeri individual.
▪ Beberapa bagian dari otak akan menghantarkan
sinyal tersebut kembali ke medulla spinalis untuk
menguatkan atau mengurangi sinyal nyeri di
interneuron.
Serabut saraf penghantar sinyal
nyeri :
▪ A delta : bermyelin, diameter kecil,
menghantarkan nyeri tajam, mekanikal & termal.
▪ A beta : bermyelin, menghantarkan nyeri raba.
▪ C-fiber : unmyelinated, menghantarkan nyeri
tumpul, mekanikal & termal.
Proses Neural
(Nosisepsi) Aktivasi COX-2 Sirkulasi
Modulation
Pelepasan TNF-,
Transmission IL-1β, IL-6, dan IL-10
Peripheral
Sensitization
Transduction
Pembedahan/luka operasi
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
PEMBAGIAN NYERI
Berdasarkan tipe nyeri :
Nosiseptive :
• Akibat kerusakan jaringan, stimulus somatic & visceral
• Somatis; jaringan lunak/otot. Sifat nyeri tumpul hingga tajam, berdenyut,
terlokalisir
• Visceral; organ dalam. Sifat nyeri kram, penekanan, tumpul hingga tajam,
diffuse atau nyeri alih.
Neuropatik :
• Akibat trauma atau penyakit pada system saraf, proses neural abnormal di
system saraf perifer atau sentral.
• Sinyal nyeri mengalami penguatan atau distorsi.
• Sifat nyeri; terbakar, kesetrum, kesemutan, menjalar.
Nyeri inlamasi :
• Inflamasi akan mengakibatkan pelepasan substansi yang mengakibatkan
ambang nyeri menurun & memperkuat intensitas nyeri.
• Terjadi temporer ketika jaringan mengalami kerusakan & juga kronis pada
penyakit seperti rheumatism.
NRS
IYA assesment
VAS
assesment
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
Dapatkah skala intensitas nyeri
digunakan?
▪ Ya, tapi terbatas oleh perubahan kognitif,
gangguan penglihatan & pembatasan
aktivitas.
▪ Tidak ada skala spesifik yang “user
friendly”.
▪ 83% tenaga Kesehatan dapat
menyelesaikan penilaian skala nyeri.
As.fenilasetat Diklofenak
Oksikam Piroksikam
As. karboksilat
As.asetil
Salisilat salisilat
Difunisal
Jenis PCA:
Patient controlled intravenous
analgesia (PCIA).
Patient controlled epidural analgesia
(PCEA).
Patient controlled regionalanalgesia.
Patient controlled transdermal
analgesia.
NYERI
Kerusakan &
inflamasi jaringan
Setelah terjadi
kerusakan jaringan,
terjadi pelepasan
mediator inflammasi
& kimiawi seperti:
• H⁺, K⁺
• Histamin
• Leukotrien
• Prostaglandin
• Sitokin
• Bradikinin
• sP dari ujung saraf
• 5HT, = serotonin
SENSITIZING‘SOUP’
Hydrogen Ions Histamine Purines
Noradrenaline Potassium Cytokines
Bradykinin Prostaglandins NGF
Leukotrienes 5-HT
Neuropeptides
CENTRAL
PERIPHERAL ACTIVITY SENSITIZATION
Meningkatkan eksitabilitas neuron pada SSP, sehingga input normal menghasilkan respons
abnormal.
Sensitisasi sentral
CNS
Spinal “wind-up” Inflammatory mediators
Histamine, Leukotrienes,
Norepinephrine, Cytokines,
Bradykinin, Prostaglandins,
Neuropeptides, 5-HT,
Purines, H+/K+ions
Secondary
hyperalgesia
Primary
Peripheral sensitization hyperalgesia
Modify by AHT
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
Jadi, setelah pembedahan terdapat
perubahan pada sistem saraf
Analgesic Agents
Normal Sensory Threshold
Hyperalgesia / Allodynia
▪ HYPERALGESIA
▪ ALLODYNIA
Secondaryy
Hyperalgesia
01
03
Memberikan
Meningkatkan outcome analgesia yang baik
pembedahan sehingga pasien
merasa nyaman &
▪ Early ambulation dapat beraktivitas
▪ Nutrisi oral lebih dini
▪ Menurunkan morbiditas
kardiopulmonal
▪ Stress psikologis, cemas &
insomnia berkurang
▪ Mencegah respon buruk
terhadap episode nyeri di
masa depan. 02sentral yang dapat
Mencegah terjadinya sensitisasi
menyebabkan nyeri kronik
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
PENDEKATAN
MANAJEMEN NYERI
PERIOPERATIF
▪ Analgesia preventif
▪ Analgesia multimodal
Preventive Analgesia
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
Pembedahan
HUMORAL
STRESS RESPONSE
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
OPIOID
- Systemic
PERCEPTION - Epidural
- Subarach
Trauma
Peripheral
nociceptors
Adapted from Gottschalk A et al. Am
Fam Physician. 2001;63:1981, and
Kehlet H et al. Anesth Analg.
1993;77:1049
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif FK-ULM
Multimodal Analgesia
(Balanced Analgesia)
Meskipun pembedahan sangat ringan, tidak ada
satupunobattunggalyangdapatmenghasilkan
analgesia yang optimal tanpa efek samping.
KONSEP
ALASAN KEGAGALAN
Opioid
▪ Mengurangi dosis dari masing-
masing analgesia
▪ Meningkatkan pain relief karena
POTENSIASI efek sinergis atau additive
▪ Dapat mengurangi keparahan
NSAIDs, efek samping dari masing-
masing obat
Acetaminophen,
blok saraf
2 COX-2 agents
▪ Parecoxib iv
3 NSAIDs
▪ Ibuproven iv BETTER ANALGESIA
▪ Sinergitivity
4 Paracetamol iv MULTIMODAL ▪ Additivity
REDUCE SIDE
EFFECTS
5 Opioid iv
NorAdr & 5HT
6 antagonists
▪ Tramadol iv Local Anesthesia
@ppdsanestesifkulm