OLEH:
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Gangguan Kebutuhan Kenyamanan
A.1 Definisi Kenyamanan: Kenyamanan Fisik
A.2 Definisi Nyeri
B. Epidemiologi
C. Etiologi
D. Tanda dan Gejala
E. Patofisiologi dan Clinical Pathway
E.1 Patofisiologi
E.2 Clinical Pathway
F. Penatalaksanaan Keperawatan
G.1 Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)
G.2 Perencanaan/Nursing Care Plan
G. Daftar Pustaka
b. Definisi Nyeri
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri
adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang
tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Keadaan
psikis juga sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan
sakit kepala atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi
rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan subyektif pribadi dan
ambang toleransi nyeri setiap orang berbeda-beda (Tjay, 2007).
Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut
biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika
kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut
biasanya menurun sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan
sebagai nyeri yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner
& Suddarth, 1996 dalam Smeltzer 2001).
c. Epidemiologi
Pada penelitian multisenter di unit rawat jalan pasa 14 rumah sakit
pendidikan di seluruh Indonesia yang dilakukan oleh kelompok studi nyeri
pada bulan Mei 2002, didapatkan hasil bahwa 4456 kasus nyeri yang
merupakan 25% dari total kunjungan pada bulan tersebut. Jumlah penderita
laki-laki sebanyak 220 orang dan 2256 orang perempuan. Kasus nyeri
kepala 35,86%, nyeri punggung bawah 18,3% dan sebanyak 9,5%. nyeri
neuropatik yang merupakan gabungan nyeri neuropatik diabetika, nyeri
paska herpes, dan neuralgia trigeminal
d. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gangguan
kenyamanan fisik utamanya nyeri, antara lain:
a) Trauma.
Trauma ini juga terbagi menjadi beberapa macam. Penyebab
trauma ini terbagi menjadi :
1. Mekanik. Rasa nyeri yang diakibatkan oleh mekanik ini timbul
akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan. Contoh dari
nyeri akibat trauma mekanik ini adalah akibat adanya benturan,
gesekan, luka dan lain-lain.
2. Thermis. Nyeri karena hal ini timbul karena ujung saraf reseptor
mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan
air.
3. Khemis. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya kontak dengan
zat kimia yang bersifat asam atau pun basa kuat.
4. Elektrik. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya pengaruh aliran
listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan
kekejangan otot dan luka bakar.
b) Neoplasma terbagi menjadi dua yaitu :
1. Neoplasma Jinak.
2. Neoplasma Ganas.
c) Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah. Hal ini dapat
dicontohkan pada pasien dengan infark miokard akut atau angina
pektoris yang dirasakan adalah adanya nyeri dada yang khas.
d) Peradangan. nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-
ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh
pembengkakan. Contohnya adalah nyeri karena abses.
e) Trauma psikologis
Hemihiperhitropi
Kerusakan sel
Menekan jaringan
Merangsang nosiseptor
(reseptor nyeri)
Medulla spinalis
Talamus
Talamus
Otak
Persepsi nyeri
Nyeri akut/
kronis
B. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri
yang efektif. Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan
secara berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu
mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri, seperti factor
psikologis, fisiologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian
nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni:
a. Pengkajian riwayat nyeri
Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien.
Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif
terhadap pengalaman subjektif. Pengkajian meliputi karakteristik
Nyeri (PQRST)
a) P (Provokative) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri
b) Q (quality):seperti apa (tajam, tumpul, atau tersayat)
c) R (region) : daerah perjalanan nyeri
d) S (severity/Skala nyeri) : keparahan / intensitas nyeri
e) T (time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
Hal-hal yang perlu dikaji :
a) Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien untuk
menunjukkan area nyerinya, bisa dengan bantuan gambar. Klien
bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.
b) Intensitas nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah
dan terpercaya untuk menetukan intensitas nyeri pasien.
c) Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-
tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien
untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh
besar pada diagnosis dan etiologi nyeri.
d) Pola
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau
interval nyeri. Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri
dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang,
dan kapan nyeri terakhir muncul.
e) Faktor presipitasi
Terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri
sebagai contoh, aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan
nyeri dada. Selain itu, factor lingkungan ( lingkungan yang
sangat dingin atau sangat panas), stressor fisik dan
emosionaljuga dapat memicu munculnya nyeri.
2. Pengkajian Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-
tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk
menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh besar pada
diagnosis dan etiologi nyeri.
3. Pola
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau
interval nyeri. Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri
dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang, dan
kapan nyeri terakhir muncul.
4. Gejala yang menyertai
Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala
tersebut dapat disebabkan awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.
5. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari
Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas
harian klien akan membantu perawat memahami perspektif klien
tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait
nyeri adalah tidur, napsu makan, konsentrasi, pekerjaan, hubungan
interpersonal, hubungan pernikahan, aktivitas dirumah, aktivitas
diwaktu senggang serta status emosional.
6. Sumber koping
Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam
menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh
pengalaman nyeri sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya.
7. Respon afektif
Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada
situasi, derajat, dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan
banyak factor lainnya. Perawat perlu mengkaji adanya perasaan
ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada klien.
8. Respon non verbal
Salah satu yang paling utama adalah ekspresi wajah.
Perilaku seperti menutup mata rapat-rapat atau membukanya lebar-
lebar, menggigiti bibir bagian bawah, dan seringai wajah dapat
mengindikasikan nyeri. Selain ekspresi wajah, respon perilaku lain
yang dapat menandakan nyeri adalah vokalisasi (misalnya erangan,
menangis, berteriak), imobilisasi bagian tubuh yang mengalami
nyeri, gerakan tubuh tanpa tujuan (misalnya menendang-nendang,
membolak-balikan tubuh diatas kasur), dll. Sedangkan respon
fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada sumber dan durasi
nyeri. Pada awal awitan nyeri akut, respon fisiologis dapat meliputi
peningkatan tekanan darah, nadi, dan pernafasan, diaphoresis, srta
dilatasi pupil akibat terstimulasinya sistem saraf simpatis, namun
jika nyeri berlangsung lama, dan saraf simpatis telah beradaptasi,
respon fisiologis tersebut mungkin akan berkurang atau bahkan tidak
ada. Karenanya, penting bagi perawat untuk mengkaji lebih dari satu
respon fisiolodis sebab bisa jadi respon tersebut merupakan indicator
yang buruk untuk nyeri.
b. Diagnosa
Menurut NANDA (2015-2017), diagnosis keperawatan untuk klien
yang mengalami nyeri:
1. Nyeri akut
a) Definisi nyeri akut
Nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional
tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual
atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan
(International Association for The Study of Pain); awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 3 bulan
(NANDA, 2015).
b) Batasan karakteristik nyeri akut
1) Bukti nyeri dengan standar daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat mengungkapkannya
2) Diaforesis
3) Dilatasi pupil
4) Ekspresi wajah nyeri
5) Fokus menyempit
6) Fokus pada diri sendiri
7) Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala
nyeri
8) Keluhan karakteristik nyeri
9) Laporan perilaku nyeri/perubahan aktivitas
10) Mengekspresikan perilaku (gelisah, menangis, merengek,
dan lain-lain)
11) Perilaku distraksi
12) Perubahan parameter fisiologis
13) Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
14) Perubahan selera makan
15) Putus asa
16) Sikap tubuh melindungi area nyeri
c) Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut
1) Agen cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, neoplasma)
2) Agen cedera fisik (mis., abses, amputasi, luka bakar,
terpotong, mengangkat berat dan lain-lain)
3) Agen cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen
klorida dan lain-lain)
2. Nyeri Kronis
a) Definisi nyeri kronis
Nyeri kronis merupakan pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association for The Study of Pain);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2015).
b) Batasan karakteristik nyeri kronis
1) Anoreksia
2) Bukti nyeri dengan standar daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat mengungkapkannya
3) Ekspresi wajah nyeri
4) Fokus pada diri sendiri
5) Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas sebelumnya
6) Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala
nyeri
7) Keluhan karakteristik nyeri dengan menggunakan
instrumen standar nyeri
8) Laporan perilaku nyeri/perubahan aktivitas
9) Perubahan pola tidur
c) Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut
1) Agen pencedera
2) Distres emosi
3) Fraktur
4) Gangguan genetik
5) Gangguan imun
6) Gangguan iskemik
7) Gangguan metabolik
8) Gangguan muskuloskeletal kronis
9) Gangguan pola tidur
10) Infiltrasi tumor
11) Keletihan
12) dan lain-lain
c. Perencanaan/Nursing Care Plan
Perencanaan keperawatan dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Perencanaan Keperawatan/Nursing Care Plan
Diagnosa Rencana Keperawatan
No.
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut NOC: Pain Control Terapi Relaksasi (6040)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
pasien dapat: a. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat
1. Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh relaksasi serta jenis relaksasi
indicator sebagai berikut: b. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
Indikator Awal 1 2 3 4 5 tanpa distraksi dengan lampu yang
Mengenali awitan nyeri redup dan suhu lingkungan yang
Menggunakan tindakan
nyaman.
pencegahan
Melaporkan nyeri dapat c. Dorong pasien dengan posisi yang
dikendalikan nyaman dengan pakaian longgar dan
2. Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator tertutup
sebagai berikut: d. Gunakan relaksasi sebagai strategi
Indikator Awal 1 2 3 4 5 tambahan sejalan dengan pemberian
Ekspresi nyeri pada wajah obat-obatan
Gelisah atau ketegangan e. Evaluasi dan dokumentasikan respon
otot
terhadap terapi relaksasi
Durasi episode nyeri
Merintih dan menangis
Gelisah
Keterangan: Manajemen Nyeri (1400)
1. Keluhan ekstrime a. Lakukan pengkajian nyeri secara
2. Keluhan berat komprehensif
3. Keluhan sedang b. Observasi adanya petunjuk nonverbal
4. Keluhan ringan mengenai ketidaknyamanan
5. Tidak ada keluhan c. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
d. Evaluasi pengalaman nyeri di masa lalu
3. Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang yang meliputi riwayat nyeri pasien
efektif untuk mencapai kenyamanan e. Observasi tanda-tanda vital.
4. Mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala f. Berikan informasi menganai nyeri
0-10)
g. Ajarkan prinsip manajemen nyeri
5. Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
6. Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan h. Ajarkan penggunaan teknik non
untuk memodifikasi factor tersebut farmakologi
7. Melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan 9. Kolaborasi dengan tim medis dalam
8. Melaporkan pola tidur yang baik pemberian analgesic
Nyeri Kronis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, Pemberian Analgesik (2210)
nyeri pasien berkurang dan dapat mengontrol nyeri dengan 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas
kriteria hasil : dan keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien
Kontrol Nyeri (1605)
2. Cek perintah pengobatan (obat, dosis,
Awa Tujuan
No Indikator frekuensi obat analgesik ) yang
l 1 2 3 4 5
diresepkan
1 Mengenali kapan nyeri
3. Cek adanya alergi obat
terjadi (160502)
4. Berikan kebutuhan kenyamanan dan
2 Melaporkan nyeri yang aktivitas lain yang dapat membantu
terkontrol(160511) relaksasi untuk memfasilitasi
Keterangan: penurunan nyeri
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat Terapi Relaksasi (6040)
3. Keluhan sedang 1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat
4. Keluhan ringan relaksasi serta jenis relaksasi
5. Tidak ada keluhan 2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
Tingkat Nyeri (2102) tanpa distraksi dengan lampu yang
Awa Tujuan redup dan suhu lingkungan yang
No Indikator nyaman.
l 1 2 3 4 5
3. Dorong pasien dengan posisi yang
1 Melaporkan nyeri nyaman dengan pakaian longgar dan
menurun (210201) tertutup
4. Gunakan relaksasi sebagai strategi
2 Menurunnya episode
nyeri (210204) tambahan sejalan dengan pemberian
Keterangan: obat-obatan
1. Keluhan ekstrime 5. Evaluasi dan dokumentasikan respon
2. Keluhan berat terhadap terapi relaksasi
3. Keluhan sedang Manajemen Nyeri (1400)
4. Keluhan ringan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
5. Tidak ada keluhan komprehensif
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
mengenai ketidaknyamanan
3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
4. Evaluasi pengalaman nyeri di masa lalu
yang meliputi riwayat nyeri pasien
5. Observasi tanda-tanda vital.
6. Berikan informasi menganai nyeri
7. Ajarkan prinsip manajemen nyeri
8. Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi
9. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian analgesic
C. Daftar Pustaka
Andriyani, Rika dkk. 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi dan Perkembangan
Ed. 1. Yogyakarta: Deepublish.
Bare BG., Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2015. KLB Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Timur
dan Provinsi Sumatera Selatan. [place unknown]: Kemenkes RI; 4
Februari 2015.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik
Ed. 4. Jakarta: EGC.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting: Khasiat,
Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya Ed. 6. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT DOKUMENTASI ASUHANKEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I. IdentitasKlien
Nama : Tn B No. RM : 17004249
Umur : 46 tahun Pekerjaan : Buruh Proyek
JenisKelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 13 September 2017
Pendidikan : Lulusan SMP Tanggal Pengkajian : 13 September 2017
Alamat : Puger, Bondowoso Sumber Informasi : Pasien dan istri
II. RiwayatKesehatan
1. Diagnosa medis:
Batu Buli buli
2. Keluhan utama:
Nyeri pada daerah perut bagian bawah
3. Riwayat penyakit sekarang: .
Beberapa hari yang lalu pasien merasakan nyeri pada saat BAK. Nyeri yang dirasa
sudah selama dua tahun yang lalu, namun beberapa hari ini pasien merasakan nyeri
semakin parah, akhirnya keluarga pasien membawa pasien ke RSUP Jember untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Selama dua tahun yang lalu pasien merasakan nyeri pada perutnya di bagian
bawah dan didiagnosa ada batu dalam ginjalnya dan sempat mendapatkan radiasi
selama lima bulan
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Pasien dan istri pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki alergi terhadap
obat, makanan, plester dll
c. Imunisasi:
Pasien menjelaskan bahwa saat pasien kecil telah menerima imunisasi, namun
pasien mengatakan tidak mengetahui imunisasi apa yang didapat
d. Kebiasaan:
Pasien adalah kepala keluarga yang tiap hari mencari nafkah sebagai buruh
proyek sehingga kebiasaan pasien tiap hari adalah bekerja keluar dari rumah
e. Obat-obat yang digunakan:
Pada saat ini pasien menggunakan obat-obatan dari resep dokter, namun sebelum
masuk RS pasien membeli obat warung untuk mengatasi masalah kesehatan
5. Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dari keluarga besarnya
6. Genogram:
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
III. PengkajianKeperawatan
1. Persepsi & pemeliharaan kesehatan:
Pasien dan keluarga sudah cukup mengetahui tentang penyakit yang dialami pasien
saat ini meliputi organ mana yang terjadi masalah dan tindakan apa yang harus
dilakukan untuk kesembuhan pasien setelah pasien dibawa ke RSUP Jember untuk
melakukan pemeriksaan.
2. Pola nutrisi/metabolik:
Sebelum Masuk Rumah Sakit Setelah Masuk Rumah Sakit
- Pasien makan 3 x sehari - Pasien makan 3x sehari dengan porsi
dengan porsi banyak sesuai anjuran gizi RS
- Jenis makanan nasi + - Pasien terkadang tidak menghabiskan
lauk+sayur makanan
- Pasien mampu menghabiskan makanan
dengan pelan
3. Pola eliminasi:
Sebelum Masuk Rumah Sakit Setelah Masuk Rumah Sakit
BAB : BAB :
- Pasien BAB 1x sehari di pagi - Pasien belum BAB dari awal masuk
hari rumah sakit (2 hari)
- Konsistensi lembek tidak ada
darah pada fesses
- Warna normal
BAK : BAK:
- Pasien BAK +- 3 kali perhari - Pasien BAK +- 3 kali perhari
- Jumlah urin sedikit (volume - Jumlah urin 1500ml sejak setelah
tidak terkaji) operasi dengan warna urin jernih
- Pasien merasakan nyeri ketika - Pasien terpasang kateter
BAK
IV. PemeriksaanFisik
Keadaan umum:
- Pasien tampak lemah
Tanda-tanda vital:
No. Tanda-tanda Vital Ukuran
1. GCS 4,5,6
2. Tekanan Darah 126/65 mmHg
3. Temperatur 36,5oC
4. Nadi 88 x/menit
5. Saturasi O2 98%
6. Respirasi Rate 22 x/menit
Kepala:
- Bentuk kepala : lonjong, kecil, dan simetris
- Kulit kepala : tidak ada luka, bersih, tidak ada bau, tidak ada ketombe dan kutu
- Rambut kepala: penyebaran merata, agak kusam, warna hitam, tidak ada bau
- Wajah : warna kulit coklat, struktur simetris
Mata:
- Lengkap dan simetris
- Palpebra : tidak edema, tidak ada lesi, tidak ada peradangan, bulu mata bersih
- Konjungtiva anemis, tidak ada radang
- Sklera tidak ikterik
Telinga:
- Bentuk telinga simetris
- Ukuran telinga sedang
- Ketegangan daun telinga elastis
- Lubang telinga : ada serumen, tidak ada benda asing, tidak ada perdarahan
- Membran telinga: tidak terkaji
Hidung:
- Posisi septum nasi tidak ada pembengkokan
- Lubang hidung : tidak ada sekret, tidak ada sumbatan, tidak ada perdarahan
Mulut:
- Bibir : lembab, tidak ada cyanosis, tidak ada lesi, tidak ada labioschizis, tidak ada
sariawan
- Lidah : warna merah muda, tidak ada bercak putih
Leher:
- Tidak ada pelebaran vena jugularis
- Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Tidak ada lesi
Dada:
- Tidak ada jejas
- Simetris
- Suara nafas vesikuler
- Nafas reguler
Abdomen:
- Tidak ada lesi
- Teraba benjolan pada bagian bawah
Urogenital:
- Terpasang kateter
- Volume urine 1500 ml dari setelah operasi
- Warna urine jernih
Ekstremitas:
- Lengan : simetris, tidak ada jejas hanya bekas jarum pengambilan darah, Kekuatan
otot nilai 3
- Kaki : simetris, tidak ada jejas
Kulit dan kuku:
- Kulit : coklat bersih, tidak ada sianosis, CRT kurang dari 2 detik, turgor kembali
kurang dari 2 detik, akral hangat
- Kuku: bersih tangan, kuku kaki pendek bersih, tidak ada radang
Keadaan lokal: Terpasang kateter dan spooling
V. Terapi
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Tanggal Unsur Jumlah Normal
4 September 2017 Hemoglobin 5,4 g/dL 11,7 – 15,5
Eritrosit 2,1 juta/uL 3,8 – 5,2 juta/dL
Eosinofil 8,1 % 2 – 4%
Neutrofil 72,1 % 50 – 70%
Limfosit 13,7 % 25-40%
5 September 2017 Hemoglobin 8,6 g/dL 11,7 – 15,5
Eritrosit 3,12 juta/uL 3,8 – 5,2 juta/dL
Eosinofil 6,1 % 2 – 4%
Neutrofil 70,1 % 50 – 70%
Limfosit 20,7 % 25-40%
……………,…..........................20….
Pengambil Data
(_____________________)
B. PROBLEM LIST
DIAGNO
HARI/
N SA PARAF &
TANGG NOC NIC
O KEPERA NAMA
AL/JAM
WATAN
1 Rabu / Nyeri NOC: Pain Control Manajemen Nyeri (1400)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam a. Lakukan pengkajian nyeri
13-09- Akut
pasien dapat: secara komprehensif
2017/ a. Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh
b. Observasi adanya petunjuk
indicator sebagai berikut:
11.00 nonverbal mengenai
Indikator Awal 1 2 3 4 5
wib Mengenali awitan nyeri ketidaknyamanan
Menggunakan tindakan c. Gunakan strategi
pencegahan komunikasi terapeutik
Melaporkan nyeri dapat d. Evaluasi pengalaman nyeri
dikendalikan di masa lalu yang meliputi
b. Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator riwayat nyeri pasien
sebagai berikut:
e. Observasi tanda-tanda vital.
Indikator Awal 1 2 3 4 5
f. Berikan informasi
Ekspresi nyeri pada
wajah menganai nyeri
Gelisah atau ketegangan g. Ajarkan prinsip manajemen
otot nyeri
Durasi episode nyeri h. Ajarkan penggunaan teknik
Merintih dan menangis non farmakologi
Gelisah i. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgesic
Keterangan: Terapi Relaksasi (6040)
6. Keluhan ekstrime
7. Keluhan berat a. Gambarkan rasionalisasi
8. Keluhan sedang dan manfaat relaksasi serta
9. Keluhan ringan jenis relaksasi
10. Tidak ada keluhan b. Ciptakan lingkungan yang
c. Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang tenang dan tanpa distraksi
efektif untuk mencapai kenyamanan dengan lampu yang redup
dan suhu lingkungan yang
nyaman.
c. Dorong pasien dengan
posisi yang nyaman dengan
pakaian longgar dan
tertutup
d. Gunakan relaksasi sebagai
strategi tambahan sejalan
dengan pemberian obat-
obatan
e. Evaluasi dan
dokumentasikan respon
terhadap terapi relaksasi
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO Dx PARAF &
NO HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
KEP NAMA
1 1 Rabu/13-09-
2017/
13.00 wib a. Melakukan pengkajian nyeri secara a. Pasien mengatakan nyeri pada
komprehensif perutnya dengan skala nyeri 5
b. Mengobservasi adanya petunjuk b. Pasien tampak meringis dan
13.15 wib nonverbal mengenai ketidaknyamanan gelisah
13.20 wib c. Menggunakan strategi komunikasi c. Pasien mulai terbuka dengan
terapeutik perawat
13.25 wib d. Mengevaluasi pengalaman nyeri di masa d. Pasien mengatakan nyeri yang
lalu yang meliputi riwayat nyeri pasien dirasa lebih nyeri daripada yang
dirasa sebelumnya
13.30 wib e. Mengobservasi tanda-tanda vital. e. TD: 130/68, RR: 22x/menit, N:
13.45 wib 90 x/menit, S: 36,5oC
f. Memberikan informasi mengenai nyeri f. Pasien menganggukkan kepala
saat perawat memberikan
13.50 wib informasi
g. Mengajarkan prinsip manajemen nyeri g. Pasien mengikuti instruksi
perawat
14.00 wib h. Mengajarkan penggunaan teknik non h. Pasien mengikuti instruksi
farmakologi perawat
2 1 Kamis/ 14-09-
2017
21.00 wib a. Melakukan pengkajian nyeri secara a. Pasien mengatakan nyeri pada
komprehensif perutnya dengan skala nyeri 5
b. Mengobservasi adanya petunjuk b. Pasien tampak meringis dan
21.10 wib
nonverbal mengenai ketidaknyamanan gelisah
21.15 wib c. Menggunakan strategi komunikasi c. Pasien mulai terbuka dengan
terapeutik perawat
21.20 wib d. Menggambarkan rasionalisasi dan d. Pasien mengikuti instruksi
manfaat relaksasi serta jenis relaksasi
e. Menciptakan lingkungan yang tenang e. Pasien mengatakan lebih suka
21.30 wib
dan tanpa distraksi dengan lampu yang jika lampu dimatikan
redup dan suhu lingkungan yang
nyaman.
21.45 wib f. Membantu pasien dengan posisi yang f. Pasien mengatakan lebih
nyaman dengan pakaian longgar dan nyaman
tertutup
g. Menggunakan relaksasi sebagai strategi g. Pasien mengikuti instruksi
21.55 wib
tambahan sejalan dengan pemberian
obat-obatan
23.00 wib h. Melakukan kolaborasi dengan tim medis h. Pasien terlihat meringis ketika
dalam pemberian analgesic obat masuk
23.15 wib i. Mengevaluasi dan dokumentasikan i. Pasien mengatakan lebih
respon terhadap terapi relaksasi nyaman
3 1 Jumat/ 15-09-
2017
05.30 wib a. Melakukan pengkajian nyeri secara a. Pasien mengatakan nyeri
komprehensif berkurang
b. Mengobservasi adanya petunjuk b. Pasien tampak tenang
05.35 wib
nonverbal mengenai ketidaknyamanan c. Pasien mau terbuka dan
05.40 wib c. Menggunakan strategi komunikasi bercerita tentang kedaannya
terapeutik dengan pasien
05.50 wib d. Mengukur TTV d. TD: 126/65 mmHg, N:88
x/menit, RR: 22 x/menit, S:
36oC
F. CATATAN PERKEMBANGAN/PROGRESS NOTE
HARI/ NO. Dx
NO EVALUASI SUMATIF (SOAP) PARAF& NAMA
TGL/ JAM KEP
1 Rabu/ 13- 1 S:
09-2017 - Pasien mengatakan nyeri pada daerah perut
14.30 wib - Nyeri pada skala 5
O:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sering memegangi perutnya
- TD: 130/68 mmHg, N: 90 x.menit, RR: 21 x/menit
A : Masalah nyeri belum teratasi dibuktikan dengan pasien yang mengeluh nyeri
dan memegangi area nyeri
P : Intervensi dilanjutkan
- menejemen nyeri
- terapi nonfarmakologi
2. Jumat / 15- 1 S:
09-2017/ - Pasien mengatakan nyeri berkurang
07.30 wib - Nyeri pada skala 3
O:
- Pasien tampak nyaman
- Pasien mampu berkomunikasi dengan baik
- Pasien tampak mampu mengontrol nyeri
A : Masalah teratasi sebagian karena pasien masih merasakan nyeri pada skala 3
P : Intervensi dilanjutkan, mengajarkan teknik relaksasi
3 1 - - -
FORMAT RESUME HARIAN
Nama Pasien : Tn M
No. RM : 17004156
Ruang/Unit : Tulip/-
Tanggal Pengkajian : 10 September 2017, pkl 15.00 wib
DiagnosaMedis : Batu Ginjal ( nefroctomy)
Analisis (A) :
Perencanaan (P) :
Implementasi (I) :
Evaluasi (E) :
Mahasiswa,
(................................................)
NIM.
FORMAT RESUME HARIAN
Nama Pasien : Ny N
No. RM : 17004636
Ruang/Unit : Tulip/-
Tanggal Pengkajian : 10 September 2017, pkl 15.00 wib
DiagnosaMedis : Batu Ginjal ( nefroctomy)
Analisis (A) :
Perencanaan (P) :
Implementasi (I) :
Evaluasi (E) :
Mahasiswa,
(................................................)
NIM.
FORMAT RESUME HARIAN
Analisis (A) :
Perencanaan (P) :
Implementasi (I) :
Evaluasi (E) :
Mahasiswa,
(................................................)
NIM.