Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KONDISI E-LEADERSHIP DI LINGKUNGAN

KERJA USAHA AYAM GEPREK

Oleh :

1. Martin Gedeon Nababan (21753021)


2. Antika Susmita (21753006)

Dosen :

Kurniawan Saputra, S.Kom, M.Kom

MANAJEMEN INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari proposal ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah E-Bisnis. Selain itu, Proposal ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kurniawan Saputra,


S.kom.,M.Kom selaku Dosen Mata kuliah E-Bisnis yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan semua, terimakasih atas
bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada saat ini bisnis sedang mengalami perkembangan, salah satunya adalah bisnis
di bidang kuliner. Usaha kuliner banyak dipilih para pelaku bisnis dikarenakan bisnis ini
dinilai lebih mudah dijalankan daripada bisnis lainnya. Kemudahan dalam menjalankan
bisnis kuliner dikarenakan produk yang dijual yaitu makanan dimana produk tersebut
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Selain sebagai kebutuhan pokok, faktor
pendukung perkembangan bisnis kuliner lainnya adalah kesibukan masyarakat.
Masyarakat yang sibuk akan menjadikan restoran atau rumah makan sebagai pilihan
dalam memenuhi kebutuhan pokok yaitu makanan. Seiring berkembangnya industri
kuliner dan semakin banyaknya restoran yang bermunculan, maka masing-masing
restoran bersaing untuk dapat menarik konsumen. Setiap restoran akan berupaya dalam
menciptakan kepuasan konsumen sehingga semakin banyak orang yang tertarik untuk
mendatangi restoran tersebut. Usaha yang dilakukan sebuah restoran untuk menarik
konsumen seperti menyediakan produk dengan kualitas yang baik. Dalam sebuah restoran
proses produksi menentukan baik atau tidaknya produk yang dimiliki restoran tersebut,
sehingga proses produksi harus dilaksanakan dengan baik agar menghasilkan produk
yang berkualitas

Upaya lain yang dilakukan restoran untuk membuat konsumen merasa puas
adalah dengan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Pelayanan dalam
sebuah restoran diartikan sebagai sikap dan perlakuan yang diberikan karyawan dalam
melayani konsumen. Karyawan diharuskan untuk melayani konsumen dengan
profesional sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen dengan baik. Apabila
konsumen mendapatkan pelayanan yang baik maka konsumen tersebut dapat merasa puas
dan nyaman. Kepuasan konsumen dapat terpenuhi jika harapan konsumen atas produk
maupun pelayanan dapat dipenuhi oleh restoran tersebut dengan baik.
1.2 TUJUAN
Tujuan Dari Bisnis Proposal Kondisi E-Leadership Di Lingkungan Kerja Usaha
Ayam Geprek Adalah :
1. Meningkatkan Efisiensi Operasional: E-leadership dapat membantu dalam
mengelola operasi harian bisnis ayam geprek dengan lebih efisien. Hal ini dapat
melibatkan penggunaan teknologi untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin, seperti
manajemen inventaris atau penggajian.
2. Memperkuat Konektivitas Tim: Pemimpin dalam bisnis ayam geprek perlu
memastikan bahwa timnya tetap terhubung dan berkomunikasi dengan baik,
terutama jika terdapat cabang-cabang atau outlet yang tersebar. E-leadership dapat
memfasilitasi komunikasi yang efektif melalui alat-alat seperti aplikasi pesan instan
dan platform kolaborasi.
3. Meningkatkan Pemasaran dan Branding: E-leadership juga berperan dalam strategi
pemasaran dan branding. Pemimpin dapat memanfaatkan media sosial, situs web,
dan kampanye digital untuk mempromosikan bisnis ayam geprek, menjangkau
pelanggan potensial, dan membangun citra merek yang kuat.
4. Menyediakan Layanan Pelanggan yang Unggul: Dalam bisnis makanan, layanan
pelanggan yang baik sangat penting. E-leadership dapat membantu dalam
mengembangkan sistem pelacakan pesanan, menerima umpan balik pelanggan
secara online, dan menyediakan layanan pelanggan yang lebih cepat dan responsif.
5. Memfasilitasi Inovasi: E-leadership dapat mendorong inovasi dalam resep ayam
geprek, menu tambahan, atau cara penyajian. Pemimpin dapat memotivasi karyawan
untuk berpartisipasi dalam pengembangan ide-ide kreatif yang dapat meningkatkan
bisnis.
6. Keamanan Data: Dalam bisnis yang terkait dengan teknologi, keamanan data adalah
prioritas. E-leadership mencakup upaya untuk melindungi data penting seperti
informasi pelanggan dan data operasional agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
7. Mengembangkan Sumber Daya Manusia: Pemimpin dalam bisnis ayam geprek perlu
berperan dalam pengembangan dan pelatihan karyawan mereka, terutama dalam
penggunaan teknologi yang berkaitan dengan bisnis. E-leadership dapat membantu
dalam mengembangkan kompetensi teknis dan keahlian yang diperlukan.
8. Adaptasi Terhadap Perubahan: E-leadership juga harus mampu mengidentifikasi
perubahan dalam tren pasar, teknologi, atau regulasi yang dapat mempengaruhi
bisnis ayam geprek. Pemimpin harus dapat beradaptasi dengan cepat untuk tetap
kompetitif.
9. Meningkatkan Keberlanjutan Bisnis: Pemimpin dengan pendekatan e-leadership
juga harus mempertimbangkan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Hal ini
termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya, penggunaan teknologi ramah
lingkungan, dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Tujuan dari e-leadership dalam bisnis ayam geprek adalah menciptakan lingkungan
kerja yang adaptif, efisien, inovatif, dan dapat memanfaatkan teknologi untuk mencapai
tujuan bisnis yang telah ditetapkan.

1.3 MANFAAT BISNIS AYAM GEPREK


Manfaat Bisnis ayam geprek dapat memberikan berbagai manfaat, baik bagi
pemilik bisnis, pelanggan, maupun ekonomi lokal. Beberapa manfaat bisnis ayam geprek
meliputi:
1. Pendapatan: Bisnis ayam geprek memiliki potensi untuk menghasilkan
pendapatan yang signifikan. Ayam geprek adalah makanan yang populer di
beberapa negara, sehingga permintaan dapat tinggi.
2. Penciptaan Lapangan Kerja: Bisnis ayam geprek bisa menciptakan peluang kerja
bagi karyawan, mulai dari koki, pelayan, hingga staf administrasi. Ini dapat
membantu mengurangi tingkat pengangguran dalam komunitas setempat.
3. Pemberdayaan Pemilik Usaha Kecil: Bisnis ayam geprek sering kali dimulai
sebagai usaha kecil atau warung makan kecil. Membuka peluang bagi individu
atau keluarga untuk memiliki dan mengelola bisnis sendiri.
4. Pilihan Makanan yang Lezat: Pelanggan mendapatkan manfaat berupa pilihan
makanan yang lezat dan terjangkau. Ayam geprek adalah makanan yang disukai
banyak orang karena rasa gurih dan pedasnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa kesuksesan bisnis ayam geprek juga
tergantung pada manajemen yang baik, kualitas makanan, kepatuhan pada regulasi
kesehatan, dan layanan pelanggan yang memuaskan.
PEMBAHASAN

2.1 PROFIL USAHA


Nama Usaha “Ayam Geprek Kangen” Usaha ayam geprek kangen adalah restoran
atau warung makan yang mengkhususkan diri dalam menyajikan ayam geprek, sebuah
hidangan kuliner yang populer. Ayam geprek adalah potongan ayam yang digoreng
hingga renyah dan disajikan dengan saus pedas. Usaha ini bertujuan untuk memberikan
makanan lezat dan memuaskan bagi pelanggan yang menyukai makanan pedas dan harga
yang tergolong murah dikalangan mahasiswa. Lokasi Usaha ayam geprek kangen terapat
pada Rajabasa Gg. Tn Sinar, Menu Utama dalam usaha yaitu Ayam Geprek Ayam yang
digoreng hingga renyah dan disajikan dengan berbagai tingkat kepedasan sesuai selera
pelanggan, terdapat juga seperti telor geprek jenis udang dan ayam bakar. Pelayanan
dalam ayam geprek kangen juga sangat ramah dan sangat baik dalam menghadapi
konsumen yang terutama anak kost atau mahasiswa dan juga mereka terdapat dalam
platform seperti contoh nya Gojek, dll.

2.2 E-LEADERSHIP
E-leadership (leadership elektronik) adalah bentuk kepemimpinan yang terkait
dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam mengelola dan
memimpin organisasi atau tim. E-leadership melibatkan penggunaan alat-alat digital,
platform online, dan komunikasi elektronik untuk memfasilitasi pengambilan keputusan,
koordinasi, dan interaksi antara pemimpin, karyawan, dan anggota tim. Ini mencakup
berbagai aspek kepemimpinan dalam konteks digital, seperti manajemen jarak jauh,
kolaborasi online, dan pengambilan keputusan berbasis data. Pemimpin yang efektif
dalam konteks e-leadership harus memiliki pemahaman yang kuat tentang teknologi dan
kemampuan untuk memanfaatkannya secara produktif dalam berbagai aspek bisnis dan
manajemen. Data dan analisis dapat menjadi landasan pengambilan keputusan yang kuat.
Pemimpin perlu mampu mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data
untuk membuat keputusan yang informasi dan terarah.
2.3 KONDISI E-LEADERSHIP
Kondisi e-leadership merujuk pada situasi atau konteks di mana kepemimpinan
elektronik (e-leadership) ayam geprek menjadi relevan atau diterapkan. Beberapa kondisi
kunci yang mempengaruhi e-leadership meliputi:
1. Teknologi dan Infrastruktur: Kondisi utama adalah ketersediaan dan aksesibilitas
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Semakin maju infrastruktur teknologi,
semakin besar kemungkinan e-leadership diterapkan.
2. Jarak Geografis: E-leadership seringkali relevan ketika anggota tim atau organisasi
tersebar geografis. Kepemimpinan elektronik memungkinkan koordinasi dan
komunikasi antarlokasi yang berjauhan.
3. Bisnis Online: Bisnis yang berfokus secara online, seperti perusahaan e-commerce
atau bisnis berbasis teknologi, seringkali membutuhkan e-leadership yang kuat untuk
mengelola tim yang terlibat dalam pengembangan dan pengoperasian bisnis tersebut.
4. Krisis atau Perubahan Mendesak: Ketika situasi mendesak seperti krisis (misalnya,
pandemi) atau perubahan bisnis yang signifikan terjadi, e-leadership bisa menjadi
kunci dalam merespons dengan cepat dan efektif.
5. Tim yang Tersebar: Kondisi di mana anggota tim berada di berbagai lokasi fisik,
termasuk bekerja dari rumah (telecommuting), kantor cabang, atau wilayah yang
berbeda, mendorong kebutuhan akan e-leadership.
6. Kerja Fleksibel: Organisasi yang mendorong fleksibilitas dalam jam kerja atau
lingkungan kerja (seperti kerja jarak jauh) memerlukan pendekatan e-leadership yang
adaptif.
7. Globalisasi: Bisnis yang beroperasi di pasar global seringkali memerlukan e-
leadership untuk mengelola tim yang tersebar di seluruh dunia.
8. Kemajuan dalam Komunikasi Digital: Perkembangan dalam komunikasi digital,
termasuk video konferensi, platform kolaborasi online, dan alat komunikasi
elektronik lainnya, telah mengubah cara organisasi memimpin dan berinteraksi
dengan anggota tim.
Kondisi e-leadership berubah seiring waktu sejalan dengan perkembangan
teknologi dan dinamika bisnis. Pemimpin yang efektif perlu dapat mengidentifikasi dan
menyesuaikan diri dengan kondisi ini untuk memimpin tim atau organisasi dengan sukses
dalam lingkungan digital yang terus berubah.
2.4 GAMBARAN E-LEADERSHIP PADA USAHA AYAM GEPREK

1.) Visionary
Dalam aspek Visionary, owner resto telah memahami kemajuan teknologi dalam
hal informasi yang terus berkembang. Sehingga owner resto mewajibkan setiap
karyawannya untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dalam
melaksanakan aktivitas resto.
2.) Convener & Team Sponsor
Dalam aspek Convener dan Team Aponsor, yang antara lain adalah pimpinan
perusahaan telah membuat kebijakan dalam memanfaatkan teknologi informasi
untuk mempermudah penginputan dan pelaporan masalah keuangan dan stok
gudang. Laporan keuangan dan stok gudang di masing2 cabang yang akan saling
terupdate dengan pusat dengan menggunakan system SYSPRO. Hal ini
mempermudah komunikasi pusat ke cabang dan sebaliknya, juga antar cabang.
3.) Manager & Mentor
Dalam aspek Manager dan Mentor, yang antara lain adalah pihak owner resto
telah mengeluarkan kebijakan alokasi sumber daya dan anggaran khusus untuk
aktivitas teknologi informasi. resto telah mengeluarkan dana yg cukup besar untuk
membuat program SYSPRO dan untuk pemeliharaannya, juga biaya pembuatan
we dan pemeliharaannya agar selalu mengikuti perkembangan kemajuan
teknologi informasi.

Resto pun khusus merekrut karyawan untuk fokus menangani masalah IT, yang
akan mendukung seluruh karyawan yang memiliki kendala dalam pemanfaatan
teknologi informasi, juga mengadakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan
teknologi informasi.

4.) Innovator
Dalam aspek innovator, owner resto telah menyediakan fasilitas terhadap gagasan
yang inovatif untuk resto, dimana inovasi tersebut meliputi inovasi produk
maupun inovasi proses. Sebagai contoh ketika permasalahan absensi yang carut
marut, maka muncul usulan untuk menggunakan Finger Print, sehingga saat ini
untuk perihal absensi mengalami perubahan yang cukup baik.
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Menurut kami E-leadership dalam usaha ayam geprek adalah penting untuk
mengelola dan memimpin bisnis yang terkait dengan teknologi dan komunikasi digital.
Dalam konteks usaha ayam geprek, e-leadership mencakup penggunaan teknologi untuk
memperkuat operasional, mengelola tim yang mungkin tersebar, dan memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam era digital.
Pemilik dan pemimpin usaha ayam geprek perlu memiliki keterampilan teknologi
yang kuat untuk memanfaatkan alat-alat digital dalam operasional dan pemasaran.
Strategi pemasaran digital, termasuk media sosial dan promosi online, menjadi kunci
dalam mempromosikan bisnis ayam geprek. E-leadership dapat membantu dalam
menyediakan layanan pelanggan yang responsif dan berkualitas, terutama dalam
menerima pesanan online atau melalui aplikasi pemesanan. Dengan menerapkan prinsip-
prinsip e-leadership, pemilik bisnis ayam geprek dapat memaksimalkan potensi bisnis
mereka, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan mengelola operasional dengan efisien
dalam era digital yang terus berkembang.

Anda mungkin juga menyukai