Diktat Praktikum FLP 2023 Fix
Diktat Praktikum FLP 2023 Fix
FISIOLOGI LINGKUNGAN
PETERNAKAN
Nama:
NIM:
Kelompok:
Kelas:
Asisten:
Kegiatan Praktikum:
Tujuan Praktikum:
Fisiologi lingkungan peternakan merupakan salah satu cabang ilmu peternakan yang
berperan penting dalam manajemen peternakan untuk mendukung keberhasilan suatu
peternakan. Fisiologi ternak merupakan cara untuk mengetahui bahwa ternak sedang dalam
kondisi yang sehat dan nyaman atau tidak. Kondisi ternak yang nyaman dalam kandang dapat
diketahui dari aspek fisiologis, diantaranya suhu rektal, frekuensi nafas dan frekuensi denyut
nadi. Peningkatan suhu lingkungan menyebabkan peningkatan suhu tubuh sehingga ternak
akan meningkatkan pembuangan panas melalui peningkatan frekuensi respirasi supaya suhu
tubuhnya tidak naik terus menerus. Hal ini sama seperti peningkatan frekuensi detak jantung
untuk mempercepat pelepasan panas dari hasil metabolisme tubuh ternak.
Fisiologi lingkungan adalah segala sesuatu di sekitar ternak yang dapat menimbulkan
perubahan kerja fisiologis tubuh ternak sehingga berdampak terhadap produktivitas ternak.
Fisiologi Lingkungan meliputi faktor klimatologis seperti suhu lingkungan, kelembapan udara,
radiasi matahari, kecepatan angin, curah hujan dan ketinggian tempat. Suhu udara merupakan
ukuran yang menunjukkan intensitas panas yang dinyatakan dengan derajar panas. Suhu
lingkungan dibedakan menjadi suhu luar kandang atau makroklimat dan suhu dalam kandang
atau mikroklimat. Sedangkan, kelembaban merupakan satuan yang menyatakan konsentrasi
uap air yang terdapat di udara yang dinyatakan dengan persen. Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu dan kelembaban lingkungan dinamakan termohygrometer.
Keterangan:
S = Comfort index
tl = suhu udara dalam kandang
ts = suhu udara luar kandang
ku = kelembapan udara
v = kecepatan angin dalam kandang 0,5 meter dari permukaan lantai
p = konstanta (10,6 at hot climate)
Tabel.1 Ukuran Indeks kenyamanan tropis (Comfort Index)
S= Comfort Index
Contoh soal :
Seorang perencana kandang, memperoleh data dari 12 peternak. Berikut merupakan data dari
suatu peternakan tersebut.
Data 1: Data 2:
Suhu udara dalam kandang 22ºC Suhu udara dalam kandang 29ºC
Suhu udara di luar kandang 27ºC Suhu udara di luar kandang 31ºC
Pertanyaan : mengapa keadaan unggas dengan perlakuan yang sama pada kandang dengan
data 1 lebih buruk dibanding pada kandang 2 ?
Perhitungan data 1:
= 26,88 ºC
= -0,88
Perhitungan data 2 :
= 25,7 ºC
= 26 ºC – 25,7 ºC
= 0,3
Hasil indeks kenyamanan tropis pada Kandang 1 diperoleh sebesar -0,88, sedangkan indeks
kenyamanan kandang 2 diperoleh sebesar 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa Kandang 2
terbilang lebih nyaman daripada kandang 1. Meskipun suhu dalam kandang pada data l lebih
rendah dibandingkan dengan suhu kandang pada data 2, namun kandang 1 memiliki
kelembapan udara yang tinggi serta kecepatan angin yang lebih rendah dibandingkan kandang
2 sehingga menyebabkan indeks kenyamanan kandang 2 lebih baik dibanding indeks
kenyamanan kandang 1.
𝑅𝐻
THI = T– 0,55 x [(1 − ) 𝑋 (𝑇 − 58) ,
100
T dalam TTTTTT Yttthgsjw
Keterangan:
Rumus mengubah ºC ke ºF
9
ºF = (ºC − 32)
5
Ilustrasi 1. Hubungan antara kelembapan udara dengan suhu lingkungan terhadap tingkat
stress ternak
Batas stress pada ternak yaitu memiliki nilai THI sebesar 72. Ternak akan berada dalam
kenyamanan saat THI kurang dari 72. Apabila nilai THI sebesar 75 sampai 78 maka ternak
berada dalam kondisi stress ringan, apabila berada pada nilai 79 sampai 83 maka ternak akan
mengalami stress sedang, apabila ternak berada pada nilai THI sebesar >84 maka ternak akan
mengalami stress berat dan ini sangat berbahaya untuk ternak tersebut sehingga perlu dilakukan
penanganan yang serius terhadap ternak tersebut.
Berikut beberapa kombinasi temperature dan kelembapan yang menghasilkan THI 72
dalam tabel menunjukan bahwa dalam lingkungan dengan kelembapan tinggi harus didukung
suhu rendah agar temak tidak stres, demikian pula sebaliknya jika suhu tinggi maka harus
didukung kelembapan yang relatif rendah.
Tabel 2. Kombinasi Kelembapan relatif dan suhu udara yang menghasilkan THI 72.
HTC atau daya tahan panas tubuh merupakan kemaampuan adaptasi ternak
terhadap cekaman panas. Apabila nilai HTC yang diperoleh semakin tinggi maka tingkat
ketahanan ternak tersebut terhadap cekaman panas akan semakin rendah. Perhitungan HTC
dilakukan untuk mengetahui apakah ternak kita dapat tahan atau beradaptasi dengan
lingkungan kandangnya. Pengukuran THI dan HTC menggunakan data yang diambil
langsung dari lapangan yang berupa fisologi ternak dan fisiologi lingkungan. Fisiologis
ternak sapi perah meliputi pengukuran suhu rektal, frekuensi denyut nadi dan frekuensi
nafas untuk ternak ruminansia, sedangkan fisiologis ternak ayam meliputi perhitungan
jumlah ayam yang panting dalam satu kandang. Panting pada ayam dapat diketahui dengan
melihat ayam yang nafasnya terengah-engah. Berdasarkan frekuensi pernapasan dan suhu
rektal, daya tahan panas terhadap lngkungan dapat ditentukan besarannya. Terdapat dua
ukuran besaran yang digunakan untuk menunjukan daya tahan panas tubuh ternak yaitu
indeks Rhoad dan indeks Benezra.
Berikut ini adalah rumus index Rhoad:
Indeks Benezra = 𝑇𝑓 + 𝑅𝑓
𝑇𝑖 𝑅𝑖
Keterangan:
Pada Index Rhoad khususnya pada ternak ruminansia memiliki nilai standar yaitu 100 sehingga
semakin nilainya mendekati 100 maka kemampuan ternak untuk menghadapi panas akan
semakin baik, sedangkan apabila nilainya semakin lebih tinggi dari 100 maka kemampuan
ternak dalam menghadapi panas akan semakin rendah. Lalu, pada Index Benezra memiliki nilai
standar yaitu 2 sehingga apabila didapatkan nilai HTC >2 atau < 2 maka ternak berada dalam
kondisi yang tidak nyaman.
4. Heat Stress Index (HI)
Heat stress index merupakan suatu gejala yang muncul apabila ternak mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan panas di lingkungan kandang yang disebabkan
karena suhu dan kelembaban kendang melebihi batas zona nyaman ternak. Heat stress pada
ayam timbul akibat dari ayam yang tidak dapat membuang panas tuibuh yang berlebihan
karena suhu kendang yang terlalu tinggi.
Berikut ini merupakan rumus Heat Stress Index (HI)
1. Suhu rektal
3. Frekuensi nadi
PERKANDANGAN
Kegiatan praktikum:
Tujuan Praktikum :
Perkandangan merupakan semua aspek fisik yang memiliki kaitan dengan kandang
dimana meliputi sarana dan prasarana sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan,
sedangkan kandang adalah suatu bangunan tempat tinggal ternak sepanjang hidupnya yang
haruslah dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi ternak sehingga produktivitas ternak
berjalan optimal. Perkandangan yang sesuai dengan syarat memiliki beberapa kriteria seperti
lokasi kandang yang haruslah jauh dari pemukiman warga. Lokasi kandang perlu diperhatikan
karena ternak akan mengalami stress saat berada pada lingkungan yang temperaturnya
cenderung tinggi sehingga lokasi yang dipilih lebih baik berada di daerah yang temperaturnya
cenderung sejuk. Lalu, lokasi peternakan haruslah dekat dengan sumber air agar peternak dapat
menyuplai air yang cukup banyak. Hal-hal yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan
perkandangan yaitu sirkulasi udara lancar dengan ventilasi yang baik karena apabila ventilasi
tidak baik maka akan menyebabkan kadar oksigen berkurang sehingga menyebabkan CO2,
NH3 dan gas-gas lain akan meningkat sehingga menyebabkan terganggunya fisiologis ternak
seperti kekurangan darah, terhambatnya pertumbuhan dan produktivitas ternak, lalu asupan
sinar matahari haruslah cukup, sanitasi kandang perlu dilakukan dengan selalu membersihkan
kandang agar selalu bersih, kering dan tidak lembab, kemudian kita harus memperhatikan
stuktur dinding agar konstruksinya kuat dan tahan lama serta tidak membahayakan, luas
bangunan harus sesuai dengan jumlah ternak dimana kandang tidak boleh terlalu padat karena
dapat menimbulkan stress pada ternak. Berikut adalah beberapa parameter terkait dengan
perkandangan:
1. Model kandang
Model kandang pada ternak ruminansia meliputi:
a. Kandang individu: kandang untuk tiap ekor dan terpisah dengan ternak lainnya
dalam suatu bangunan kandang yang luas.
b. Kandang konvensional: Ternak lehernya diiikat pada bagian atas bagian dalam bak
pakan dimana ternak satu dengan lainnya boleh dipisahkan oleh sekat pemisah atau
tidak memakai sekat pemisah sama sekali tetapi tetap dijaga jaraknya antara ternak
satu dan lainnya agar tidak saling mengganggu.
c. Kandang bebas (Loose housing): Ternak dibebaskan dalam suatu kandang yang
luas dan biasanya bak pakan diletakkan di pinggir atau tengah kandang
d. Kandang koloni: Ternak ditempatkan pada kandang yang telah dilengkapi tempat
pakan dan minum dimana jumlah ternak disesuaikan dengan luas kandang.
e. Sistem Ranch: Ternak dibebaskan untuk bergerak di hamparan tanah dan rumput
yang luas
2. Atap kandang
Model atap pada kandang terdapat beberapa tipe yang didasarkan pada bentuknya,
diantaranya:
a. Tipe jongkok/miring
b. Tipe A/gable
c. Tipe setengah jongkok
d. Tipe monitor
e. Tipe semi-monitor
Ilustrasi 4. Model Atap Kandang
3. Lantai kandang
Lantai kandang merupakan alas untuk ternak beraktivitas. Lantai kandang yang
baik adalah yang bersih, rata atau tidak terdapat lubang, tidak licin atau membahayakan
ternak. Stuktur lantai kandang sebaiknya dibuat agak miring agar dapat memudahkan
pembersihan kotoran ternak. Lantai kandang untuk ternak sapi biasanya terbuat dari bahan
semen atau paving blok, untuk kambing biasanya terbuat dari bahan kayu atau bambu
(kandang panggung), untuk ayam broiler biasanya terbuat dari lantai dari semen atau terpal
yang dilapisi dengan sekam, untuk ayam petelur biasanya menggunakan kandang baterai
sehingga alasnya bisa terbuat dari besi atau bambu.
PROSEDUR PRAKTIKUM
Materi:
1. Sapi Perah
2. Kambing
3. Ayam Petelur
Alat:
1. Thermohygrometer
2. Anemometer
3. Thermometer klinis
4. Stetoskop
5. Meteran
7. Diktat
8. Alat Tulis
9. Handphone
Prosedur kerja:
A. Fisiologi Lingkungan
1. Siapkan thermohygrometer.
3. Baca suhu dan kelembapan dalam dan luar kandang setiap pukul 05.00 WIB, 12.00 WIB dan
18.00 WIB.
4. Baca kecepatan angin (khusus ayam petelur) dengan anemometer pada ketinggian 0,5 meter
diatas permukaan lantai.
1. Ukur frekuensi napas dengan meletakkan telapak tangan di depan hidung temak selama 1
menit.
2. Ukur frekuensi denyut nadi dengan stetoskop melalui belakang kaki kiri depan ternak atau
dengan cara merasakan denyut nadi pada pangkal ekor ternak selama 1 menit.
3. Ukur suhu ternak melalui rektal dengan thermometer klinis atau thermos gun hingga suhu
pada thermometer konstan.
4. Lakukan semua pengamatan secara duplo dan hasil pergamatan dicatat pada tabel yang
disediakan.
3. Catat hasil pengamatan dan wawancara kalian pada table yang sudah disediakan