Anda di halaman 1dari 175

LAMPIRAN

Keputusan Direktur RS Mitra Husada


Nomor : 21/SK/DIR/RSMH/ IV/2022
Tanggal : 10 April 2022
Tentang Indikator Mutu Rumah Sakit

BAB I
INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT

Kegiatan peningkatan mutu merupakan kegiatan yang menyeluruh,


terintegrasi dan melibatkan seluruh unit di rumah sakit. Salah satu fokus standar
peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah pemilihan dan pengumpulan data
indikator mutu. Pemilihan indikator mutu tingkat rumah sakit melibatkan semua
pimpinan disemua bidang, sedangkan pemilihan indikator mutu di tingkat unit
merupakan tangung jawab kepala unit. Semua unit klinis dan non klinis memilih
indikator terkait dengan prioritasnya. Berdasarkan peraturan yang berlaku
pengumpulan data indikator mutu dilakukan oleh staf pengumpul data yang sudah
terlatih. Indikator mutu yang diukur meliputi :
a) Indikator Nasional Mutu (INM) yaitu indikator mutu nasional yang wajib
dilakukan pengukuran dan digunakan sebagai informasi mutu secara nasional.
b) Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) mencakup :
1. Indikator sasaran keselamatan pasien minimal 1indikator setiap sasaran.
2. Indikator pelayanan klinis prioritas minimal 1indikator.
3. Indikator sesuai tujuan strategis rumah sakit (KPI) minimal 1 indikator.
4. Indikator terkait perbaikan sistem minimal 1indikator.
5. Indikator terkait manajemen risiko minimal 1indikator.
6. Indikator terkait penelitian klinis dan program pendidikan kedokteran
minimal 1 indikator (apabila ada)
c) Indikator mutu prioritas unit (IMP-Unit) adalah indikator prioritas yang
khusus dipilih kepala unit terdiri dari minimal 1 indikator.

Berikut merupakan indikator yang terpilih dan akan dilakukan pengukuran.

A. Indikator Mutu Nasional Mutu (INM)


1. Kepatuhan Kebersihan Tangan
2. Kepatuhan Penggunaan APD
3. Kepatuhan Identifikasi Pasien
4. Waktu Tanggap Operasi SC Emergency
5. Waktu Tunggu Rawat Jalan
6. Penundaan operasi elektif
7. Kepatuhan waktu visit dokter spesialis
8. Pelaporan hasil kritis laboratorium

Profil Indikator RS Mitra Husada 1


9. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
10. Kepatuhan Terhadap Alur Klinis/ Clinical Pathway
Meliputi : HT, diabetes, TB, HIV dan keganasan
11. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
12. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
13. Kepuasan Pasien

B. Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP-RS)


1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
2. Handover pasien
3. Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
4. Penandaan lokasi operasi
5. Kepatuhan Kebersihan Tangan
6. Angka Kejadian Pasien Jatuh
7. Waktu Tunggu Rawat Jalan Pasien Poliklinik Saraf
8. Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis Saraf
9. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway Neurologi
10. Tercapainya Engagements Rate (ER) di Social Media Rumah Sakit
11. Peningkatan Google Review RS. Mitra Husada
12. Waktu Tunggu Obat Racikan
13. Waktu Tunggu Obat Jadi
14. Kejadian Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit

C. Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP-Unit)


1. IGD (11 indikator mutu)
1) Kepatuhan identifikasi pasien (INM, IMP-RS)
2) Hand over pasien (IMP-RS)
3) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
4) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
5) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
6) Kepatuhan Penggunaan APD
7) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM, IMP-RS)
8) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
9) Emergency respon time (IMP-Unit)
10) Kejadian pulang atas permintaan sendiri (IMP-Unit)
11) Kepatuhan pemakaian gelang identitas (IMP-Unit)

2. Anggrek (12 indikator)


1) Kepatuhan jam visite dokter spesialis (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM, IMP-RS)

Profil Indikator RS Mitra Husada 2


3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
6) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
7) Kepatuhan Penggunaan APD
8) Kepatuhan upaya pencegahan pasien resiko jatuh (INM, IMP-RS)
9) Angka Kejadian pasien jatuh (IMP- RS)
10) Kepatuhan jam visite dokter spesialis syaraf (IMP-RS)
11) Kelengkapan assesmen medis ≤ 24 jam (IMP-Unit)
12) Kejadian linen hilang (IMP-Unit)

3. Hemodialisa (11 indikator)


1) Kepatuhan identifikasi pasien (INM, IMP-RS)
2) Hand over pasien (IMP-RS)
3) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP – RS)
4) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
5) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
6) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM, IMP-RS)
7) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
8) Kepatuhan pasien HD terhadap jadwal HD (IMP-Unit)
9) Insiden ketidaktepatan insersi vena dan arteri pada pasien hemodialisa
(IMP-Unit)
10) Kejadian clotting durante HD (IMP-Unit)
11) Kerusakan consumables alat hemodialisa (IMP-Unit)

4. Perinatologi (10 indikator)


1) Kepatuhan jam visite dokter spesialis (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM, IMP-RS)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
6) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
7) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM)
8) Kejadian tidak dilakukan IMD pada BBL (IMP-Unit)
9) Ketidakmampuan menangani BBLR 1500-2500 gr (IMP-Unit)
10) BBL yang mendapatkan ASI di ruang perinatologi (IMP-Unit)

5. Intensive Care Unit (12 indikator)


1) Kepatuhan jam visite dokter spesialis (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM, IMP-RS)

Profil Indikator RS Mitra Husada 3


3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
6) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
7) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
8) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM, IMP-RS)
9) Kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
10) Kepatuhan jam visite dokter spesialis saraf (IMP-RS)
11) Pasien yang kembali keruang HCU dengan kasus yang sama dalam
waktu ≤ 72 jam (IMP-Unit)
12) Kejadian linen hilang (IMP-Unit)

6. Mawar (12 indikator)


1) Kepatuhan jam visite dokter spesialis (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM, IMP-RS)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
6) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
7) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
8) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM, IMP-RS)
9) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
10) Kepatuhan jam visite dokter spesialis saraf (IMP-RS)
11) Kejadian linen hilang (IMP-Unit)
12) Kelengkapan assesmen medis ≤ 24 jam (IMP-Unit)

7. Aster (12 indikator)


1) Kepatuhan jam visite dokter spesialis (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Penandaan lokasi operasi ((IMP-RS)
6) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
7) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
8) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM-IMP-RS)
9) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
10) Kepatuhan jam visite dokter spesialis saraf (IMP-RS)
11) Kejadian linen hilang (IMP-Unit)
12) Kelengkapan assesmen medis ≤ 24 jam (IMP-Unit)

Profil Indikator RS Mitra Husada 4


8. Kenanga (11 indikator)
1) Kepatuhan jam visite dokter spesialis (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
6) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
7) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
8) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM-IMP-RS)
9) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
10) Kejadian linen hilang (IMP-Unit)
11) Kelengkapan assesmen medis ≤ 24 jam (IMP-Unit)

9. Melati (12 indikator)


1) Kepatuhan jam visite dokter spesialis (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
6) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
7) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
8) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM-IMP-RS)
9) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
10) Kepatuhan jam visite dokter spesialis saraf (IMP-RS)
11) Kelengkapan assesmen medis ≤ 24 jam (IMP-Unit)
12) Kejadian linen hilang (IMP-Unit)

10. IKB (11 indikator)


1) Kepatuhan jam visite dokter spesialis (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
6) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
7) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
8) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM-IMP-RS)
9) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
10) Kejadian linen hilang (IMP-RS)
11) Ketidaklengkapan informed consent (IMP-Unit)

Profil Indikator RS Mitra Husada 5


11. Poliklinik (10 indikator)
1) Waktu tunggu rawat jalan (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
6) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
7) Kepatuhan penggunaan APD (INM)
8) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM)
9) Waktu tunggu rawat jalan poli saraf (IMP-RS)
10) Ketidaklengkapan pengisian resume medis rawat jalan (IMP- Unit)

12. IBS ( 16 indikator)


1) Waktu tanggap operasi sectio sesarea emergency (INM)
2) Penundaan operasi elektif (INM)
3) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
4) Hand over pasien (IMP-RS)
5) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
6) Penandaan lokasi operasi (IMP-RS)
7) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
8) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
9) Kepatuhan upaya pencegahan pasien risiko jatuh (INM)
10) Kejadian Pasien Jatuh (IMP-RS)
11) Angka ketidaklengkapan laporan anestesi yang diisi oleh dokter
spesialis anestesi (IMP-Unit)
12) Komplikasi anestesi karena intoksikasi obat local anastesi /reaksi
anestesi (IMP-Unit)
13) Operasi ulang dengan diagnosa yang sama dan atau komplikasinya
(IMP-Unit)
14) Pemakaian antibiotik profilaksis (IMP-Unit)
15) Kelengkapan Pengisian Surgical Safety Checklist (IMP-Unit)

13. Rehabilitasi medik (9 indikator)


1) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
2) Hand over pasien (IMP-RS)
3) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
4) Kepatuhan Penggunaan APD
5) Kepatuhan upaya pencegahan pasien resiko jatuh (INM-IMP-RS)
6) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)

Profil Indikator RS Mitra Husada 6


7) Jumlah pasien saraf yang melakukan rehabilitasi medik sesuai jadwal
(IMP-Unit)
8) Kesalahan tindakan rehabilitasi medik (IMP-Unit)
9) Pasien rehabilitasi medis yang drop out (IMP-Unit)

14. Laboratorium (11 indikator)


1) Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
5) Kepatuhan Penggunaan APD
6) Angka Kejadian Pasien jatuh (IMP-RS)
7) Kerusakan sampel darah (IMP-Unit)
8) Keterlambatan penyediaan darah (IMP-Unit)
9) Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium patologi klinik
(pemeriksaan darah lengkap dan kimia klinik ≤ 140menit (IMP-Unit)
10) Kecepatan respon perbaikan alat laboratorium (IMP-Unit)
11) Tidak terpakainya penyediaan darah (IMP-Unit)

15. Radiologi (9 indikator)


1) Kepatuhan identifikasi pasien (INM-IMP-RS)
2) Hand over pasien (IMP-RS)
3) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
4) Angka kejadian pasien jatuh (IMP-RS)
5) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
6) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
7) Pemeriksaan ulang rontgen (IMP-Unit)
8) Waktu tunggu hasil pemeriksaan rontgen pada pasien rawat jalan
(IMP-Unit)
9) Pemeriksaan ulang CT scan terhadap pasien neurologi (IMP-Unit)

16. IPS (5 indikator)


1) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
2) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
3) Kegagalan uji bowie dick (IMP-Unit)
4) Angka kejadian kemasan rusak pada alat steril di unit IPS (IMP-Unit)
5) Kepatuhan pemakaian indikator internal pada proses sterilisasi (IMP-
Unit)

Profil Indikator RS Mitra Husada 7


17. Rekam medis (4 indikator)
1) Penomeran rekam medis ganda (IMP-Unit)
2) Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan
(IMP-Unit)
3) Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap (IMP-
Unit)
4) Waktu penyediaan dokumen rekam medis poli saraf (IMP-Unit)

18. Farmasi ( 13 indikator)


1) Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (INM)
2) Kepatuhan identifikasi pasien (INM)
3) Hand over pasien (IMP-RS)
4) Angka kejadian kesalahan pemberian obat (IMP-RS)
5) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
6) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
7) Angka Kejadian Pasien Jatuh (IMP-RS)
8) Waktu Tunggu Obat Jadi (IMP-RS)
9) Waktu Tunggu Resep Obat Racikan (IMP-RS)
10) Kesalahan Penyerahan Perbekalan Farmasi (IMP-Unit)
11) KetepatanWaktu Pengiriman Barang Sesuai Dengan Jadwal (IMP-
Unit)
12) Kesesuaian Barang Yang Dikirim Sesuai Dengan Surat Pesanan (IMP-
Unit)
13) Angka Kesalahan Penulisan Etiket Obat (IMP-Unit)

19. IPSRS (2 indikator)


1) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
2) Keterlambatan waktu menangani kerusakan alat (IMP-Unit)
3) Ketepatan waktu pemeliharaan AC (IMP-Unit)

20. Inventori barang ( 1 indikator)


1) Kepatuhan pelaksanaan order barang pada hari senin dan kamis (IMP-
Unit)

21. SDM & Diklat (3 indikator)


1) Tingkat kepuasan karyawan (IMP-Unit)
2) Ketepatan waktu kehadiran karyawan (IMP-Unit)
3) Terlaksananya pelatihan internal karyawan (IMP-Unit)

Profil Indikator RS Mitra Husada 8


22. Unit gizi (8 indikator)
1) Kepatuhan identifikasi pasien (INM)
2) Hand over pasien (IMP-RS)
3) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
4) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
5) Kejadian sisa makan pasien (IMP-Unit)
6) Kesalahan diet pasien (IMP-Unit)
7) Angka pasien dengan diet khusus mendapat asuhan gizi (IMP-Unit)
8) Ketepatan waktu pemberian makan kepada pasien (IMP-Unit)

23. IT (2 indikator)
1) Keterlambatan waktu penanganan kerusakan hardware/ jaringan (IMP-
Unit)
2) Ketepatan waktu pemeliharaan alat informasi (IMP-Unit)

24. Costumer care (2 indikator)


1) Kepuasan pasien dan keluarga (INM)
2) Kecepatan waktu tanggap terhadap komplain (INM)

25. Unit Keuangan (2 indikator)


1) Keterlambatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (IMP-Unit)
2) Ketepatan Proses Penjaminan Rawat Jalan Asuransi (IMP-Unit)

26. Casemix (1 indikator)


1) Kelengkapan resume medis di casemix (IMP-Unit)

27. Bidang pelayanan medis (2 indikator)


1) Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway (INM)
2) Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway Neurologi (IMP-RS)

28. Komite K3 ( 1 indikator)


1) Kejadian Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit (IMP-RS)

29. Instalasi Kamar Jenazah ( 6 indikator)


1) Kepatuhan penggunaan APD (INM)
2) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
3) Kepatuhan identifikasi pasien/ jenazah (INM)
4) Ketidakpatuhan SPO Pemulasaran Jenazah (IMP-Unit)
5) Keterlambatan pemulasaran jenazah lebih dari 2 jam (IMP-Unit)

Profil Indikator RS Mitra Husada 9


30. Komite PPI (8 indikator)
1) Kepatuhan Kebersihan tangan (INM)
2) Kepatuhan Penggunaan APD (INM)
3) Angka kejadian phlebitis (IMP-Unit)
4) Angka kejadian decubitus (IMP-Unit)
5) Angka kejadian ISK (IMP-Unit)
6) Angka Kejadian VAP (IMP-Unit)
7) Angka Kejadian HAP (IMP-Unit)
8) Angka Kejadian IDO (IMP-Unit)

31. Komunikasi dan Informasi (2 indikator)


1) Tercapainya Engagements Rate (ER) di Social Media Rumah Sakit
(IMP-RS)
2) Peningkatan Google Review RS. Mitra Husada (IMP-RS)

32. Pengadaan barang dan jasa (3 indikator)


1) Ketepatan waktu pengumpulan laporan data bulanan (IMP-Unit)
2) Ketepatan Waktu Pembelian Barang Rutin (IMP-Unit)
3) Ketidaksesuaian surat pesanan dengan fisik barang (IMP-Unit)

33. Laundry (3 indikator)


1) Kepatuhan kebersihan tangan (INM)
2) Kepatuhan penggunaan APD (INM)
3) Kepatuhan pengolahan linen kotor menjadi linen bersih sesuai SPO
(IMP-Unit)

Profil Indikator RS Mitra Husada 10


INDIKATOR MUTU NASIONAL

Profil Indikator RS Mitra Husada 11


BAB II
PROFIL INDIKATOR MUTU

A. Indikator Nasional Mutu

1. Kepatuhan kebersihan tangan

Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pemikiran keselamatan pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
pencegahan dan pengendalian infeksi fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat
menimbulkan wabah atau kedaruratan kesehatan
masyarakat.
4. Rumah sakit harus memperhatikan kepatuhan
seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan cuci
tangan sesuai dengan ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan petugas
dan pasien dengan cara mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
Operasional tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan tampak
kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol based handrub)
dengan kandungan alcohol 60-80% bila tangan
tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan
langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi
WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan
tangan dilakukan pada saat tertentu sebagai upaya
untuk menghentikan penularan mikroba selama
perawatan.

Profil Indikator RS Mitra Husada 12


4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan
terdiri dari:
1) Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien
atau pakaian pasien, sebelum menangani
obat-obatan dan sebelum menyiapkan
makanan pasien.
2) Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
3) Sebelum melakukan prosedur aseptik adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik,
contoh: pemasangan intra vena kateter
(infus), perawatan luka, pemasangan kateter
urin, suctioning, pemberian suntikan dan
lain-lain.
4) Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feces, produksi drain, setelah melepas sarung
tangan steril dan setelah melepas APD.
5) Setelah bersentuhan dengan lingkungan
pasien adalah melakukan kebersihan tangan
setelah tangan petugas menyentuh
permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
meliputi: menyentuh tempat tidur pasien,
linen yang terpasang di tempat tidur, alat –
alat di sekitar pasien atau peralatan lain yang
digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi dimana
tangan terpapar kuman setelah menyentuh
permukaan (lingkungan atau pasien) atau tangan
menyentuh zat yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
adalah kebersihan tangan yang dilakukan sesuai
peluang yang diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan pemberi pelayanan yang

Profil Indikator RS Mitra Husada 13


melakukan kebersihan tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool
yang telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang
digunakan untuk mendapatkan minimal 200
peluang kebersihan tangan di unit sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk melakukan
observasi dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan observasi maksimal 20 menit (rerata
10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
adalah jumlah pemberi pelayanan yang
diobservasi dalam satu periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
pada waktu observasi tidak boleh lebih 3 orang
agar dapat mencatat semua kegiatan yang
dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria inklusi Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan
tangan

Kriteria eksklusi Tidak ada


Formula
N
X 100 %
D
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan

Profil Indikator RS Mitra Husada 14


Pengambilan
Data
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Non probability Sampling – Consecutive sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI RS
Jawab

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Profil Indikator RS Mitra Husada 15


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat
menimbulkan wabah atau kedaruratan
kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
6. Rumah Sakit harus memperhatikan
kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD sesuai dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit
dalam menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi.
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat
Operasional alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat,
cair,atau udara untuk melindungi pemakainya
dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah
kepatuhan petugas dalam menggunakan APD
dengan tepat sesuai dengan indikasi ketika
melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko
transmisi (kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian terhadap petugas dalam
menggunakan APD sesuai indikasi dengan
tepat saat memberikan pelayanan kesehatan

Profil Indikator RS Mitra Husada 16


pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang
terindikasi menggunakan APD, contoh
dokter, dokter gigi, bidan, perawat, petugas
laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan
observasi atau penilaian kepatuhan dengan
metode dan tool yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang
ditentukan sebagai periode yang ditetapkan
dalam proses observasi penilaian kepatuhan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD
(pembilang) sesuai indikasi dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
(penyebut) menggunakan APD dalam periode observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi: Semua petugas yang terindikasi
harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel

Profil Indikator RS Mitra Husada 17


Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI RS
Jawab

3. Kepatuhan Identifikasi Pasien


Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.

Profil Indikator RS Mitra Husada 18


2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan pasien selama
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien
maka diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan
dalam melakukan proses identifikasi. Dengan
adanya indikator tersebut diharapkan pemberi
pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
melakukan identifikasi pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan.
Definisi 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
Operasional tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan
dengan menggunakan minimal dua penanda
identitas seperti: nama lengkap, tanggal
lahir,nomor rekam medik, NIK sesuai dengan
yang ditetapkan di Rumah Sakit.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual
(melihat) dan atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien
secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan
intervensi pasien seperti :
1) Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena, pemberian darah
dan produk darah, radioterapi, dan nutrisi.
2) Prosedur tindakan : tindakan operasi atau
tindakan invasif lainnya sesuai kebijakan
yang ditetapkan rumah sakit.
3) Prosedur diagnostic : pengambilan sampel,
pungsi lumbal, endoskopi, kateterisasi
jantung, pemeriksaan radiologi dan lain -
lain.
4) Kondisi tertentu : pasien tidak dapat
berkomunikasi (dengan ventilator), pasien

Profil Indikator RS Mitra Husada 19


bayi, pasien tidak sadar, bayi kembar.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi
pelayanan melakukan identifikasi seluruh tindakan
intervensi yang dilakukan dengan benar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
(pembilang) identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
(penyebut) periode observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kesehatan.

Kriteria eksklusi Tidak ada


Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 20


4. Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergensi
Judul Indikator Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergensi
Dasar Pemikiran 1. Undang Undang mengenai Rumah Sakit
2. Berdasarkan SUPAS tahun 2015, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun
2015 adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup, ini

Profil Indikator RS Mitra Husada 21


merupakan yang tertinggi di ASIA Tenggara.
Kejadian kematian ibu ini terbanyak ditemukan di
rumah sakit sebesar 78%. Tingginya Angka
Kematian Ibu ini mengindikasikan masih
perlunya dilakukan peningkatan tata kelola dan
peningkatan mutu pelayanan antenatal care dan
persalinan. Untuk itu diperlukan indikator untuk
memantau kecepatan proses pelayanan operasi
seksio sesarea.
Dimensi Mutu Tepat Waktu, Efektif, Keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan kegawatdaruratan operasi
seksio sesarea yang cepat dan tepat sehingga mampu
mengoptimalkan upaya menyelamatkan Ibu dan
Bayi.
Definisi 1. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi
Operasional adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk
mendapatkan tindakan seksio sesarea emergensi
sejak diputuskan operasi sampai dimulainya
insisi operasi di kamar operasi yaitu ≤ 30 menit.
2. Seksio sesarea emergensi adalah tindakan seksio
sesarea yang bertujuan untuk menyelamatkan
ibu dan/atau bayi dan tidak dapat ditunda
pelaksanaannya.
3. Seksio sesarea emergensi kategori I adalah
tindakan seksio sesarea pada keadaan di mana
terdapat ancaman langsung bagi kelangsungan
hidup ibu atau janin.
4. Pengukuran indikator waku tanggap operasi
seksio sesarea emergensi dilakukan oleh rumah
sakit yang memberikan pelayanan seksio sesarea.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio
(pembilang) sesarea emergensi kategori I (satu) yang
mendapatkan tindakan seksio sesarea emergensi ≤
30 menit.
Denominator Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio
(penyebut) sesarea emergensi kategori I.
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria inklusi Seksio sesarea emergensi kategori I

Profil Indikator RS Mitra Husada 22


Misalnya : fetal distress menetap, prolaps tali pusat
atau tali pusat menumbung, gagal vakum/forsep,
ruptur uteri imminent, ruptur uteri, perdarahan ante
partum dengan perdarahan aktif.

Kriteri eksklusi Tidak ada


Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder dari rekam medik, laporan operasi
Instrumen Formulir Waktu Tanggap Seksio Sesarea Emergensi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
Jawab

5. Waktu Tunggu Rawat Jalan


Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang tentang Rumah Sakit.
2. Rumah sakit harus menjamin ketepatan
pelayanan kesehatan termasuk di unit rawat
jalan. Walaupun tidak dalam kondisi gawat
maupun darurat namun tetap harus dilayani
dalam waktu yang ditetapkan. Hal ini untuk

Profil Indikator RS Mitra Husada 23


menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien
akan rencana diagnosis dan pengobatan.
Waktu tunggu yang lama dapat menyebabkan
ketidakpuasan pasien dan keterlambatan
diagnosis maupun pengobatan pasien.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien, tepat waktu
Tujuan Tergambarnya waktu pasien menunggu di pelayanan
sebagai dasar untuk perbaikan proses pelayanan di
unit rawat jalan agar lebih tepat waktu dan efisien
sehingga meningkatkan kepuasan pasien..
Definisi 1. Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang
Operasional dibutuhkan mulai saat pasien kontak dengan
petugas pendaftaran sampai mendapat
pelayanan dokter/dokter spesialis.
2. Kontak dengan petugas pendaftaran adalah
proses saat petugas pendaftaran menanyakan
dan mencatat/ menginput data sebagai pasien
atau pada saat pasien melakukan konfirmasi
kehadiran untuk pendaftaran online.
1) pasien datang langsung, maka dihitung
sejak pasien kontak dengan petugas
pendaftaran sampai mendapat pelayanan
dokter/ dokter spesialis.
2) pasien mendaftar online, maka dihitung
sejak pasien melakukan konfirmasi
kehadiran kepada petugas pendaftaran
sesuai jam pelayanan pada pendaftaran
online sampai mendapat pelayanan
dokter/ dokter spesialis.
3) Pasien anjungan mandiri, maka dihitung
sejak bukti pendaftaran tercetak pada
anjungan mandiri sampai mendapat
pelayanan dokter/ dokter spesialis.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu tunggu ≤ 60
(pembilang) menit
Denominator Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 80%

Profil Indikator RS Mitra Husada 24


Kriteria inklusi Pasien yang berobat di rawat jalan
Kriteria eksklusi 1. Pasien medical check up, pasien poli gigi
2. Pasien yang mendaftar online atau anjungan
mandiri datang lebih dari 60 menit dari
waktu yang sudah ditentukan.
3. Pasien yang ada tindakan pasien sebelumnya
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Sumber data sekunder antara lain dari:
1. Catatan pendaftaran pasien rawat jalan
2. Rekam medik pasien rawat jalan
3. Formulir waktu tunggu rawat jalan
Instrumen Formulir waktu tunggu rawat jalan
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random
Sampel Sampling/Stratified Random sampling (berdasar
poliklinik rawat jalan)
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel , Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat jalan

6. Penundaan Operasi Elektif


Judul Indikator Penundaan Operasi Elektif
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Rumah Sakit
2. Rumah sakit harus menjamin ketepatan waktu
dalam memberikan pelayanan termasuk tindakan
operasi, sesuai dengan kebutuhan pasien untuk
mendapatkan hasil pelayanan seperti yang
diinginkan dan menghindari komplikasi akibat

Profil Indikator RS Mitra Husada 25


keterlambatan operasi.
Dimensi Mutu Tepat waktu, efisiensi, berorientasi pada pasien
Tujuan Tergambarnya ketepatan pelayanan bedah dan
penjadwalan operasi.
Definisi 1. Operasi elektif adalah operasi yang waktu
Operasional pelaksanaannya terencana atau dapat
dijadwalkan.
2. Penundaan operasi elektif adalah tindakan
operasi yang tertunda lebih dari 1 jam dari jadwal
operasi yang ditentukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang jadwal operasinya tertunda lebih
(pembilang) dari 1 jam
Denominator Jumlah pasien operasi elektif
(penyebut)
Target Pencapaian ≤ 5%
Kriteria inklusi Pasien operasi elektif

Kriteria Eksklusi Penundaan operasi atas indikasi medis


Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder dari catatan pasien yang dijadwalkan
operasi dan data pelaksanaan operasi.
Instrumen Formulir Penundaan Operasi Elektif
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run Chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan

Profil Indikator RS Mitra Husada 26


dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Instalasi Bedah/ Bedah Sentral
Jawab

7. Kepatuhan Waktu Visite Dokter


Judul Indikator Kepatuhan Waktu Visite Dokter
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
3. Pelayanan kesehatan harus berorientasi kepada
kebutuhan pasien, bukan kepada keinginan
rumah sakit.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan 1. Tergambarnya kepatuhan dokter/DPJP/spesialis
melakukan visitasi kepada pasien rawat inap
sesuai waktu yang ditetapkan.
2. Waktu yang ditetapkan untuk visite adalah pukul
06.00 – 14.00.

Profil Indikator RS Mitra Husada 27


Definisi Waktu visite dokter adalah waktu kunjungan dokter
Operasional untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi
tanggung jawabnya.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang di-visite dokter pada pukul 06.00
(pembilang) – 14.00
Denominator Jumlah pasien yang diobservasi
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria inklusi Visite dokter pada pasien rawat inap

Kriteria eksklusi 1. Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
2. Pasien konsul
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder berupa laporan visite rawat inap
dalam rekam medik
Instrumen Formulir kepatuhan waktu Visite dokter
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Stratified Random Sampling
Sampel (berdasarkan unit pelayanan)
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Instalasi Rawat inap
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 28


8. Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
Judul Indikator Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.
2. Kecepatan dan ketepatan pelaporan hasil
laboratorium kritis sangat penting dalam
kelanjutan tata laksana pasien. Hasil kritis
menunjukkan kondisi pasien yang
membutuhkan keputusan klinis yang segera untuk
upaya pertolongan pasien dan mencegah
komplikasi akibat keterlambatan.
Dimensi Mutu Tepat waktu, keselamatan
Tujuan 1.Tergambarnya kecepatan pelayanan
laboratorium.

Profil Indikator RS Mitra Husada 29


2.Tergambarnya sistem yang menunjukkan
bagaimana nilai kritis dilaporkan dan
didokumentasikan untuk menurunkan risiko
keselamatan pasien.
Definisi 1. Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan yang
Operasional termasuk kategori kritis sesuai kebijakan rumah
sakit dan memerlukan penatalaksanaan segera.
2. Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah
waktu yang dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan
keluar dan telah dibaca oleh dokter/analis yang
diberi kewenangan hingga dilaporkan hasilnya
kepada dokter yang meminta pemeriksaan.
3. Standar waktu lapor hasil kritis laboratorium
adalah waktu pelaporan ≤ 30 menit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan ≤
(pembilang) 30 menit
Denominator Jumlah hasil kritis laboratorium yang diobservasi
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang
memenuhi kategori hasil kritis.

Kriteria Eksklusi Tidak ada


Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder dari:
Catatan data laporan hasil tes kritis laboratorium
Instrumen Formulir pelaporan hasil kritis laboratorium
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling/
Sampel Systematic Random Sampling
Periode Bulanan

Profil Indikator RS Mitra Husada 30


Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Instalasi Laboratorium
Jawab

9. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional


Judul Indikator Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional
Dasar Pemikiran 1. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
Formularium Nasional.
2. Kepatuhan terhadap formularium dapat
meningkatkan efisiensi dalam penggunaan obat-
obatan.
3. Formularium rumah sakit disusun berdasarkan
masukan-masukan pemberi layanan dan
pemilihannya berdasarkan kepada mutu obat,
rasio risiko dan manfaat, berbasis bukti,
efektivitas dan efisiensi. Pengadaan obat-obatan
di rumah sakit mengacu pada formularium rumah
sakit.
Dimensi Mutu Efisien dan efektif

Profil Indikator RS Mitra Husada 31


Tujuan Terwujudnya pelayanan obat kepada pasien yang
efektif dan efisien berdasarkan daftar obat yang
mengacu pada formularium nasional.
Definisi 1. Formularium Nasional merupakan daftar obat
Operasional terpilih yang dibutuhkan dan digunakan sebagai
acuan penulisan resep pada pelaksanaan
pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan
program jaminan kesehatan.
2. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
adalah peresepan obat (R/: recipe dalam lembar
resep) oleh DPJP kepada pasien sesuai daftar
obat di Formularium Nasional dalam
penyelenggaraan program jaminan kesehatan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang sesuai
(pembilang) dengan formularium nasional
Denominator Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang
(penyebut) diobservasi
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria inklusi Resep yang dilayani di RS

Kriteria eksklusi 1. Obat yang diresepkan di luar FORNAS tetapi


dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan
persetujuan komite medik dan direktur.
2. Bila dalam resep terdapat obat di luar FORNAS
karena stok obat nasional berdasarkan ekatalog
habis/ kosong.
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Lembar resep di Instalasi Farmasi
Instrumen Formulir kepatuhan penggunaan formularium
Pengambilan nasional
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Profil Indikator RS Mitra Husada 32


Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling/
Sampel Systematic random Sampling.
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi

10. Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (clinical pathway)


Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (clinical pathway)
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Praktik Kedokteran
2. Permenkes mengenai Standar Pelayanan
Kedokteran. Untuk menjamin kepatuhan dokter
atau dokter gigi di rumah sakit terhadap standar
pelayanan maka perlu dilakukan monitor
kepatuhan penggunaan clinical pathway.
3. Kepatuhan terhadap alur klinis/clinical pathway
adalah kepatuhan seluruh Profesional Pemberi
Asuhan terhadap alur klinis/clinical pathway
yang telah ditetapkan.
4. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan
pengukuran kepatuhan terhadap alur
klinis/clinical pathway sesuai dengan prioritas
nasional adalah :
1) Hipertensi

Profil Indikator RS Mitra Husada 33


2) Diabetes melitus
3) TB
4) HIV
5) Keganasan
5. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan
pengukuran kepatuhan terhadap alur
klinis/clinical pathway untuk RS khusus
disesuaikan dengan program prioritas nasional
yang ada dan pelayanan prioritas di rumah sakit
tersebut.
Dimensi Mutu Efektif, integrasi
Tujuan Untuk menjamin kepatuhan Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) di rumah sakit terhadap standar
pelayanan dan untuk meningkatkan mutu pelayanan
klinis di rumah sakit.
Definisi 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan
Operasional pelayanan terpadu/terintegrasi yang merangkum
setiap langkah yang diberikan pada pasien,
berdasarkan standar pelayanan medis, standar
pelayanan keperawatan dan standar pelayanan
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yang
berbasis bukti dengan hasil terukur, pada jangka
waktu tertentu selama pasien dirawat di Rumah
Sakit.
2. Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah
proses pelayanan secara terintegrasi yang
diberikan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
kepada pasien yang sesuai dengan clinical
pathway yang ditetapkan rumah sakit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan
(pembilang) clinical pathway

Denominator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada clinical


(penyebut) pathway yang diobservasi
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria inklusi Pasien yang menderita penyakit sesuai batasan ruang
lingkup clinical pathway yang diukur
Kriteria Eksklusi 1. Pasien yang pulang atas permintaan sendiri

Profil Indikator RS Mitra Husada 34


selama perawatan.
2. Pasien yang meninggal
3. Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis
pasien dalam perkembangan pelayanan.
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder dari rekam medis pasien
Instrumen Formulir kepatuhan Clinical Pathway
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Stratified Random Sampling
Sampel (berdasarkan masing-masing Clinical Pathway)
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan
dan Pelaporan Triwulanan
Data Tahunan

Penanggung Bidang Pelayanan Medik


Jawab Komite Medik
Komite Keperawatan
Komite Tenaga Kesehatan lain

Profil Indikator RS Mitra Husada 35


11. Kepatuhan Upaya Pencegahan risiko Pasien Jatuh
Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh
Dasar Pemikiran Permenkes mengenai Keselamatan Pasien.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menjalankan upaya pencegahan jatuh agar
terselenggara asuhan pelayanan yang aman dan
mencapai pemenuhan sasaran keselamatan pasien
Definisi 1. Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi :
Operasional 1) Asesment awal risiko jatuh
2) Assesment ulang risiko jatuh
3) Intervensi pencegahan risiko jatuh
2. Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh
adalah pelaksanaan ketiga upaya pencegahan
jatuh pada pasien rawat inap yang berisiko tinggi
jatuh sesuai dengan standar yang ditetapkan
rumah sakit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran

Profil Indikator RS Mitra Husada 36


Numerator Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang
(pembilang) mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh
Denominator Jumlah pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh yang
(penyebut) diobservasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi Pasien rawat inap berisiko tinggi jatuh

Kriteria Eksklusi Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang


maupun edukasi seperti pasien meninggal, pasien
gangguan jiwa yang sudah melewati fase akut, dan
pasien menolak intervensi
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder menggunakan data dari rekam medis
Instrumen Formulir upaya pencegahan risiko pasien jatuh
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Stratified Random Sampling
Sampel (berdasarkan Unit Pelayanan)
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan
dan Pelaporan Triwulanan
Data Tahunan

Penanggung Bidang Keperawatan dan Komite Keselamatan


Jawab pasien

Profil Indikator RS Mitra Husada 37


12. Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
Judul Indikator Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit pasal 32 bahwa setiap pasien
mempunyai hak mengajukan pengaduan atas
kualitas pelayanan yang didapatkan.
2. Rumah sakit berkewajiban memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit. Apabila selama
perawatan pasien merasa bahwa rumah sakit
belum menunaikan kewajiban tersebut maka
pasien memiliki hak untuk mengajukan
komplain.
3. Untuk itu rumah sakit perlu memiliki unit yang
merespon dan menindak lanjuti keluhan tersebut
dalam waktu yang telah ditetapkan agar keluhan
pasien dapat segera teratasi.

Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien

Profil Indikator RS Mitra Husada 38


Tujuan Tergambarnya kecepatan rumah sakit dalam
merespon keluhan pasien agar dapat diperbaiki dan
ditingkatkan untuk sebagai bentuk pemenuhan hak
pasien.

Definisi 1. Kecepatan waktu tanggap komplain adalah


Operasional rentang waktu Rumah sakit dalam menanggapi
keluhan tertulis, lisan atau melalui media massa
melalui tahapan identifikasi, penetapan grading
risiko, analisis hingga tindak lanjutnya.
2. Grading risiko dan standar waktu tanggap
complain :
1) Grading Merah (ekstrim) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 1 x 24 jam sejak
keluhan disampaikan oleh pasien/ keluarga/
pengunjung. Kriteria: cenderung
berhubungan dengan polisi, pengadilan,
kematian, mengancam sistem/ kelangsungan
organisasi, potensi kerugian material, dan
lain-lain.
2) Grading Kuning (tinggi) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 3 hari sejak
keluhan disampaikan oleh pasien/ keluarga/
pengunjung. Kriteria: cenderung
berhubungan dengan pemberitaan media,
potensi kerugian immaterial dan lain-lain.
3) Grading Hijau (rendah) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 7 hari sejak
keluhan disampaikan oleh pasien/ keluarga/
pengunjung.
Kriteria: tidak menimbulkan kerugian berarti
baik material maupun immaterial.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah komplain yang ditanggapi dan
(pembilang) ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan
berdasarkan grading
Denominator Jumlah komplain yang disurvei

Profil Indikator RS Mitra Husada 39


(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria inklusi Semua komplain (lisan, tertulis, dan media massa)

Kriteria eksklusi Tidak ada


Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder dari catatan komplain
Instrumen 1. Formulir komplain
Pengambilan 2. Laporan tindak lanjut komplain
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan
dan Pelaporan Triwulanan
Data Tahunan

Penanggung Kepala Bagian Humas/ Unit Pengaduan/Bagian yang


Jawab menangani complain

Profil Indikator RS Mitra Husada 40


13. Kepuasan Pasien

Judul Indikator Kepuasan Pasien


Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi mengenai
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan
Publik.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai
dasar upaya-upaya peningkatan mutu dan
terselenggaranya pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pasien.
Definisi 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan
Operasional penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei
sedang berada di lokasi unit pelayanan atau yang
pernah menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
sampel dari Krejcie dan Morgan.
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan

Profil Indikator RS Mitra Husada 41


pengukuran secara komprehensif tentang tingkat
kepuasan pasien terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
kepada pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan
sebagai variabel penyusunan survei kepuasan
untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan
ini meliputi:
1) Persyaratan
2) Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
3) Waktu Penyelesaian
4) Biaya/Tarif
5) Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
6) Kompetensi Pelaksana
7) Perilaku Pelaksana
8) Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
9) Sarana dan prasarana
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari
kegiatan Survei Kepuasan berupa angka.

Jenis Indikator Outcome


Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator Tidak ada
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 76,61
Kriteria inklusi Seluruh pasien

Kriteria eksklusi Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi


kuesioner dan/atau tidak ada keluarga yang
mendampingi
Formula N
X 100 %
D
Metode Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survei

Profil Indikator RS Mitra Husada 42


Instrumen Kuisioner
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara Pengambilan Stratified Random Sampling
Sampel
Periode Semesteran
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Semesteran, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Bagian Humas
Jawab

INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT

Profil Indikator RS Mitra Husada 43


B. Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit

1. Hand over pasien


Judul Indikator Hand Over Pasien
Dasar Pemikiran 1. Permenkes 26 tahun 2019 dalam
menyelenggarakan praktek keperawatan, perawat
bertugas sebagai pelaksana berdasarkan
pelimpahan wewenang.
2. Pasal 65 ayat 1 UU tenaga kesehatan dalam
melakukan pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan dapat menerima pelimpahan tindakan
medis dari tenaga medis.
3. UU Keperawatan pasal 29 ayat 1 perawat
bertugas sebagai pelaksana berdasarkan
pelimpahan wewenang.
Dimensi mutu Keselamatan, berorientasi pada pasien
Tujuan Mengukur kepatuhan hand over pada saat transfer
pasien.
Definisi Operasional Proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab
Variabel utama untuk memberikan perawatan klinis kepada
pasien dari satu petugas kesalah satu petugas yang
lain, termasuk
1. antar PPA (dokter, perawat, bidan), asisten

Profil Indikator RS Mitra Husada 44


dokter, praktisi perawat,
2. antar shift
3. antar unit pelayanan
4. maupun transfer pasien dari unit rawat inap
ke ruang prosedur terapuetik.
Jenis indikator Proses
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah serah terima pasien yang dilakukan dengan
benar sesuai standar yang ditentukan.
Denumerator Jumlah serah terima pasien dalam periode waktu 1
bulan.
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : serah terima pasien per shift disemua
ruangan rawat inap.
Eklusi : -
Formula n
x 100%
d
Metode Retrospektif
Pengumpulan data
Sumber data Rekam Medis, formulir evaluasi
Instrumen Form transfer pasien
Pengambilan data
Besar Sampel Jika populasi ≤30 menggunakan total sampling.
Jika populasi >30 menggunakan rumus slovin
Cara Probability Sampling – simple random
Pengambilan Sampel sampling/stratified random sampling

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chat
Periode Analisis Bulanan
Dan Pelaporan Triwulan
Data Tahunan
Penanggung PIC Instalasi rawat inap
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 45


2. Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat

Standar
Judul Indikator Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Definisi Kesalahan Pemberian Obat meliputi :
oprasional 1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Jenis Indikator Proses dan outcome
Tujuan Tergambarnya patient safety
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan obat yang tidak
sesuai dengan resep
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang menerima obat dalam
satu bulan
Inklusi Semua pasien yang menerima pelayanan obat di
farmasi atau rawat inap
Eklusi -
Formula N
×100 %
D
Target 0%
pencapaian
Sumber data Laporan kejadian keselahan pemberian obat
Cara Retrospektif

Profil Indikator RS Mitra Husada 46


Pengumpulan
data
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
data
Besar sampel Total sampling
Pelaporan  Pelaporan dilakukan setiap
analisis bulan/triwulan/tahunan.
 Analisis dilakukan setiap bulan,
triwulan/tahunan
Instrumen Formulir pemberian obat, dan formulir kejadian
Pengambilan kesalahan pemberian obat.
data
Penanggung PIC Farmasi & Rawat Inap
jawab

3. Penandaan lokasi operasi

Judul Indikator Penandaan lokasi operasi

Dasar Pemikiran Permenkes Nomor 11 Tahun 2017


Permenkes no 1691 Tahun 2011
Dimensi Keselamatan
Mutu
Tujuan Tergambarnya kepedulian, kepatuhan dan ketelitian
operator bedah terhadap keselamatan pasien
sebelum tindakan operasi.
Definisi Penandaan lokasi operasi atau site marking adalah
Operasional tindakan penandaan lokasi operasi dengan
pemberian tanda identifikasi khusus untuk penandaan
sisi kanan atau kiri pada pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan
benar. Prosedur site marking harus dilakukan oleh
dokter operator dengan penandaan sebagai berikut:

Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien


dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat
dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten
di rumah sakit dengan menetapkan tanda bulat atau
lingkaran pada lokasi operasi, tanda tersebut harus
dibuat oleh dokter operator/orang yang akan

Profil Indikator RS Mitra Husada 47


melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga
dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat
sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi
dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki,
lesi) atau multipel level (tulang belakang).
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kejadian yang dilakukannya penandaan
(pembilang) lokasi operasi pada semua kasus operasi yang harus
dilakukan penandaan lokasi operasi dalam waktu 1
bulan
Denominator Jumlah semua kasus operasi yang harus dilakukan
(penyebut) penandaan lokasi operasi dalam bulan tersebut.
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Inklusi : seluruh tindakan operasi yang harus
dilakukan penandaan.

Eksklusi : Operasi yang tidak memerlukan


penandaan lokasi operasi antara lain :
1. Terdapat luka atau lesi yang jelas dimana luka
atau lesi tersebut menjadi bagian yang akan
ditindak.

2. Kasus organ tunggal (contoh operasi caesar,


jantung, TUR, sirkumsisi)
3. Kasus yang melibatkan gigi, mulut. (untuk
penandaan gigi akan dilakukan di rontgent gigi)
4. Prosedur yang melibatkan bayi prematur di
mana penandaan akan menyebabkan tato
permanen.

Secara klinis atau anatomi tidak memungkinkan


untuk diberi tanda : permukaan mukosa, perineum,
amandel, hemoroid)
Formula n
x 100%
d
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data

Profil Indikator RS Mitra Husada 48


Sumber Data Rekam medis, form penandaan lokasi operasi
Instrumen
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Non Probability sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC IBS, rawat inap, ICU, UGD, poliklinik
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 49


4. Angka kejadian Pasien Jatuh

Standar
Judul Indikator Kejadian Pasien Jatuh
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Definisi Kejadian Pasien Jatuh adalah peristiwa pasien yang
oprasional jatuh di area lingkungan rumah sakit dengan/atau
disaksikan orang lain, tidak sengaja/tidak
direncanakan, dan dengan/tanpa terjadinya cidera
yang disebabkan karena sebab apapun.
Jenis Indikator Proses
Tujuan Tergambarnya patient safety
Numerator Jumlah pasien jatuh dalam satu bulan
Denumerator Jumlah seluruh pasien dalam satu bulan
Inklusi Semua pasien yang sedang dan/atau mendapatkan
pelayanan di area rumah sakit
Eklusi -
Formula N
×100 %
D
Target 0%
pencapaian
Sumber data Laporan kejadian pasien jatuh
Cara Retrospektif
Pengumpulan
data
sFrekuensi Bulanan
Pengumpulan
data
Besar sampel Total sampling

Profil Indikator RS Mitra Husada 50


Pelaporan  Pelaporan dilakukan setiap
analisis bulan/triwulan/tahunan.
 Analisis dilakukan setiap bulan,
triwulan/tahunan
Instrumen Formulir kejadian pasien jatuh
Pengambilan
data
Penanggung Semua PIC Unit
jawab

5. Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Saraf ≤ 60


menit

Standar
Judul indikator Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan di Poliklinik
Saraf ≤ 60 menit
Dimensi Mutu
Tepat waktu, efektifitas, berfokus pada pasien

Definisi Waktu tunggu rawat jalan dihitung sejak pasien


Operasional kontak dengan petugas pendaftaran (saat petugas
pendaftaran menanyakan dan mencatat data pasien
atau saat pasien melakukan konfirmasi kehadiran
untuk pendaftaran online) sampai mendapat
pelayanan dokter spesialis saraf.
Catatan :
Yang dimaksud kontak dengan petugas pendaftaran
adalah waktu petugas mencatat identitas pasien
Yang dimaksud dilayani oleh dokter spesialis adalah
waktu pasien kontak awal dengan dokter spesialis
saraf.
Tujuan Tersedianya pelayanan dokter/dokter spesialis di
rawat jalan yang mudah dan cepat diakses oleh
pasien pada hari kerja
Jenis Indikator Proses & Outcome
Numerator Jumlah pasien saraf yang mendapatkan pelayanan
(pembilang) rawat jalan di poliklinik saraf ≤ 60 menit
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan poliklinik saraf
(penyebut) dalam satu bulan
Kriteria Inklusi Semua pasien rawat jalan yang mendapatkan

Profil Indikator RS Mitra Husada 51


pelayanan di poliklinik saraf
Kriteria Eksklusi -
Target ≥80%
Pencapaian
Sumber Data Data sekunder
 Catatan Pendaftaran Pasien rawat jalan
 Rekam medik Pasien rawat jalan

Formulir waktu tunggu rawat jalan


Formula N/D x100
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Besar sample Total sampling
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Pelaporan  Pelaporan dilakukan setiap
analisis bulan/triwulan/tahunan
 Analisis dilakukan setiap triwulan/tahunan
Instrumen Formulir waktu tunggu rawat jalan
Pengumpulan
data
Penanggung PIC Instalasi Rawat Jalan
Jawab Data

Profil Indikator RS Mitra Husada 52


6. Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis Saraf

Standar
Judul indikator Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis Saraf
Dimensi Mutu
Tepat Waktu & Berorientasi Pada Pasien

Definisi Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis sebagai DPJP


Operasional adalah kunjungan dokter spesialis untuk melihat
perkembangan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya setiap hari sebelum jam 06.00-14.00
termasuk hari libur.
Tujuan Tergambarnya kepatuhan Dokter Spesialis terhadap
ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien
rawat inap
Jenis Indikator Outcome
Numerator Jumlah pasien saraf yang divisite dokter spesialis
(pembilang) saraf pada jam 06.00-14.00.
Denominator Jumlah seluruh pasien saraf yang dirawat pada bulan
(penyebut) tersebut
Kriteria Inklusi Semua pasien rawat inap
Kriteria Eksklusi Pasien yang baru masuk rawat inap pada hari
tersebut diatas jam 14.00 atau pasien konsul
Target ≥80%
Pencapaian
Sumber Data Data sekunder dari laporan visit dalam rekam medis
pasien neurologi
Formula N/D x100
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Besar sample Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Rumus slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Profil Indikator RS Mitra Husada 53


Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Pelaporan  Pelaporan dilakukan setiap
analisis bulan/triwulan/tahunan
 Analisis dilakukan setiap triwulan/tahunan
Instrumen Formulir laporan visite dokter spesialis
Pengumpulan
data
Penanggung PIC Instalasi Rawat Inap
Jawab

7. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway Neurologi

Standar
Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway Neurologi
Dimensi Mutu Efektif, Efisien, Berorientasi Pasien
Definisi Kepatuhan terhadap Clinical Pathway adalah
oprasional kepatuhan para staf medis/ DPJP dalam
menggunakan clinical pathway untuk memberikan
asuhan klinis pasien secara terstandarisasi dan
terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya
variasi proses asuhan klinis.
RS telah menetapkan 5 clinical pathway untuk
penyakit neurologi yang memenuhi satu atau lebih
kriteria yang berlaku di RS berdasarkan :
a. Penyakit atau kondisi yang paling sering atau
banyak terjadi (High Volume)
b. Penyakit atau kondisi yang memiliki risiko tinggi
(High Risk)
c. Penyakit atau kondisi yang memerlukan biaya
tinggi (High Cost)
d. Penyakit atau kondisi yang terdapat
variasi/keragaman dalam pengelolaannya

Daftar clinical pathway neurologi adalah :


1. Stroke Infark
2. Stroke hemoragik
3. Status Epileptikus
4. Low Back Pain

Profil Indikator RS Mitra Husada 54


5. Meningoensefalitis

Disebut patuh apabila mengikuti ketiga proses


asuhan yaitu LOS, Pemeriksaan Penunjang, dan
Terapi yang telah distandarisasi dalam CP.
Jenis Indikator Outcome
Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di
rumah sakit sehingga dapat memberikan jaminan
kepada pasien untuk memperoleh pelayanan klinis
berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan
medis/klinis pasien
Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang patuh dengan
clinical pathway neurologi
Denumerator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA yang dilakukan
terhadap pasien neurologi
Inklusi Pasien yang menderita penyakit sesuai batasan ruang
lingkup CP yang diukur
Eklusi Pasien pulang atas permintaan sendiri
Pasien meninggal
Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasi klinis
pasien dalam perkembangan pelayanan.
Formula N
×100 %
D
Target ≥ 80%
Sumber data Data sekunder dari rekam medis dan formulir
Clinical Pathway
Cara Data dikumpulkan secara retrospektif
Pengumpulan
data
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
data
Besar sampel  Total sampel jika jumlah populasi ≤ 30
 Rumus slovin jika jumlah populasi > 30
 Probability Sampling – Stratified Random
Sampling (berdasarkan masing-masing
Clinical Pathway)
Pelaporan Pelaporan dilakukan setiap bulan/triwulan/tahunan.
analisis Analisis dilakukan setiap bulan,triwulan/tahunan
Instrumen Formulir audit kepatuhan Clinical Pathway
Pengambilan

Profil Indikator RS Mitra Husada 55


data
Penanggung PIC Komite Pelayanan Medik
jawab

8. Tercapainya Engagements Rate (ER) di Social Media Rumah


Sakit

Standar
Judul Indikator Tercapainya Engagements Rate (ER) di Social
Media Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas
Definisi Insight Social Media merupakan wawasan konsumen
oprasional dari instagram. Wawasan konsumen diperoleh dengan
mengamati dan memberikan reaksi tentang merk,
produk, atau bahkan kebutuhan atau masalah yang
tidak terpenuhi.

ER dikatakan rendah apabila < 1%


ER dikatakan sedang apabila berada di angka 1%-
3,5%
ER dikatakan tinggi apabila berada di 3,5%-6%
ER dikatakan sangat tinggi apabila > 6%
Jenis Indikator Outcome
Tujuan Tergambarnya keberhasilan strategi marketing rumah
sakit
Numerator -
Denumerator -
Inklusi Semua kegiatan konsumen yang dilakukan di media
sosial instagram rumah sakit
Eklusi -

Formula ER=Total engagement /bulan ¿ ¿ x 100


Total reach/bulan
Target ≥ 3,5
Sumber data Seluruh sosial media rumah sakit
Cara Data dikumpulkan secara retrospektif
Pengumpulan
data
Frekuensi Bulanan

Profil Indikator RS Mitra Husada 56


Pengumpulan
data
Besar sampel Total sampling
Pelaporan Pelaporan dilakukan setiap bulan/triwulan/tahunan.
analisis Analisis dilakukan setiap bulan,triwulan/tahunan
Instrumen Formulir ER social media Instagram
Pengambilan
data
Penanggung PIC Marketing
jawab

9. Peningkatan Google Review RS. Mitra Husada

Standar
Judul Indikator Peningkatan Google Review RS. Mitra Husada
Dimensi Mutu Efektifitas
Definisi Google Review merupakan salah satu fitur yang
oprasional memungkinkan pelanggan untuk mem-posting ulasan
secara publik di dalam Google mengenai pengalaman
mereka dengan layanan serta produk sebuah bisnis.
Google review bisa mempengaruhi dan menodorng
peringkat pencarian bisnis dalam search engine.
Jenis Indikator Outcome
Tujuan Tergambarnya keberhasilan branding rumah sakit.
Numerator -
Denumerator -
Inklusi Semua ulasan yang terdapat pada google review
Eklusi -

Formula -

Target ≥ 4 bintang
Sumber data Ulasan google review
Cara Data dikumpulkan secara retrospektif
Pengumpulan
data
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
data
Besar sampel Total sampling
Pelaporan analisis Pelaporan dilakukan setiap bulan/triwulan/tahunan.

Profil Indikator RS Mitra Husada 57


Analisis dilakukan setiap bulan,triwulan/tahunan
Instrumen Formulir pencatatan ulasan melalui google review
Pengambilan data
Penanggung PIC Marketing
jawab
10. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi/ Racikan Farmasi Poli

Standar
Judul Indikator Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi/ Racikan
Dimensi Mutu Tepat waktu & Berorientasi Pasien
Definisi Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah
oprasional tenggang waktu sejak pasien menyerahkan resep
sampai dengan menerima obat racikan. waktu tunggu
pelayanan obat sesuai dengan standard SPM yaitu ≤
30 menit untuk obat jadi, dan ≤ 60 menit untuk obat
racikan
Jenis Indikator Outcome
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan obat ≤
30 menit untuk obat jadi atau ≤ 60 menit untuk obat
racikan
Denumerator Jumlah seluruh pelayanan obat yang diberikan
Inklusi Semua pasien rawat jalan yang mendapatkan
pelayanan obat
Eklusi Pelayanan obat dengan system delivery/home service
Formula N
×100 %
D
Target ≥ 80%
Sumber data Sensus harian pelayanan obat
Cara Data dikumpulkan secara retrospektif
Pengumpulan
data
Frekuensi Harian
Pengumpulan
data
Besar sampel  Total sampel jika jumlah populasi ≤ 30
 Rumus slovin jika jumlah populasi > 30
 Probability Sampling – Stratified Random
Sampling
Pelaporan analisis Pelaporan dilakukan setiap bulan/triwulan/tahunan.
Analisis dilakukan setiap bulan,triwulan/tahunan
Instrumen Formulir pelayanan obat

Profil Indikator RS Mitra Husada 58


Pengambilan data
Penanggung PIC Instalasi Farmasi Poli dan Farmasi Central
jawab

11. Kejadian Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit

Standar
Judul Indikator Kejadian Kecelakaan Kerja di Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas, efesiensi dan keselamatan staf
Definisi Kecelakaan kerja adalah peristiwa terjadinya
oprasional kecelakaan selama karyawan atau pekerja bekerja/
dalam melakukan proses pekerjaan di lingkungan
rumah sakit baik fisik maupun lingkungan baik yang
menimbulkan cidera ataupun kerugian.
Jenis Indikator Outcome
Tujuan Tergambarnya mutu K3 RS
Numerator -
Denumerator -
Inklusi Semua kecelakaan kerja yang terjadi di area rumah
sakit.
Eklusi -

Formula -
Target Zero accident
Sumber data Laporan Kecelakaan kerja
Cara Data dikumpulkan secara retrospektif
Pengumpulan
data
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
data
Besar sampel Total sampling
Pelaporan analisis Pelaporan dilakukan setiap bulan/triwulan/tahunan.
Analisis dilakukan setiap bulan,triwulan/tahunan
Instrumen Formulir investigasi kecelakaan kerja
Pengambilan data
Penanggung PIC Komite K3
jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 59


INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT

Profil Indikator RS Mitra Husada 60


C. Indikator Mutu Prioritas Unit
1. Rawat inap

1) Kejadian linen hilang

Judul Indikator Kejadian Linen Hilang

Dasar Pemikiran Manajemen pengelolaan linen menjadi sangat penting


untuk dilakukan karena merupakan salah satu fasilitas
layanan yang hasilnya berhubungan dengan
kenyamanan dan kepuasan pasien sebagai pengguna
jasa layanan.
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Mengukur kejadian linen hilang, tergambarnya sistem
pengendalian ketersedian linen.
Definisi Ketersediaan linen tidak sesuai dengan catatan stok di
Operasional ruangan, kondisi hilangnya salah satu atau beberapa
Variabel jenis linen yang jumlahnya tidak sesuai antara alokasi
awal dengan saat dilakukan stock opname.
Jenis indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah linen yang hilang
Denumerator Jumlah linen yang seharusnya tersedia sesuai stok
Target 0%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : linen yang diterima dan dikirim sesuai stok
Formula n
x 100%
d
Metode Sensus harian
Pengumpulan
data
Sumber data Rawat inap , unit laundry, catatan stok linen
Instrumen Catatan harian penerimaan linen kotor dan
Pengambilan data penyerahan linen bersih
Besar Sampel Total sampling

Profil Indikator RS Mitra Husada 61


Cara Non Probability Sampling
Pengambilan
Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan
Dan Pelaporan Triwulan
Data Tahunan
Penanggung PIC instalasi rawat inap
Jawab

2) Kelengkapan assessment medis ≤ 24 jam

Judul Indikator Kelengkapan assesmen medis


Permenkes N0.269/Menkes/Per III/2008, tentang
Dasar Pemikiran pengisian rekam medis
Asesmen awal dari seorang pasien, baik rawat jalan
maupun rawat inap, sangat penting untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan untuk memulai
proses pelayanan. Formulir asesmen medis dan
assesmen keperawatan harus tersedia di dalam RM.
Dimensi Mutu Terintegrasi, efektif, efisien
Tujuan Mengukur kepatuhan dan tergambarnya
tanggungjawab staf medis dan keperawatan dalam
kelengkapan informasi pengkajian pasien dalam
catatan pengkajian awal pasien baru dalam waktu
selambat – lambatnya 24 jam sesudah pasien masuk
rumah sakit.
Definisi Assesment yang diisi oleh staf medis dan
Operasional keperawatan. Assesment awal medis lengkap meliputi
anamnesa, pemeriksaan medis, status lokalis,
pemeriksaan penunjang, diagnose, program kerja.
Waktu 24 jam adalah sejak pasien diterima di ruang

Profil Indikator RS Mitra Husada 62


perawatan.
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah assessmen awal pasien baru rawat inap yang
(pembilang) lengkap diisi oleh staf medis dan keperawatan dalam
waktu 24 jam selama 1 bulan.
Denominator Jumlah pasien baru rawat inap pada periode waktu
(penyebut) yang sama
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : semua pasien rawat inap
Eksklusi :-
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder menggunakan data dari rekam medis
Instrumen Catatan rekam medis
Pengambilan Data
1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Besar Sampel 2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Cara Probability Sampling – Stratified Random Sampling


Pengambilan (berdasarkan Unit Pelayanan)
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC Instalasi rawat inap
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 63


2. UGD

1) Emergency Respon Time

Judul Indikator Emergency respon time


Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no 19
Dasar tahun 2016 mengenai system penanggulangan gawat –
Pemikiran darurat terpadu.

Dimensi Mutu Keselamatan (safe)


Tepat waktu (timely)
Berorientasi kepada pasien/ pengguna layanan (people-
centred)

Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk


melakukan emergency respom time, melakukan
pelayanan dengan segera sesaat setelah pasien masuk
ruang IGD.

Definisi Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah


Operasional waktu yang dibutuhkan mulai pasien dilakukan triage di
IGD sampai mendapat pelayanan dokter.
Triage adalah usaha pemilahan pasien sebelum
ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan/
trauma/ penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat yang
(pembilang) mendapatkan pelayanan kegawatdaruratannya dalam
waktu < 5 menit.

Denominator Jumlah seluruh pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat


(penyebut) yang mendapatkan pelayanan kegawat daruratan di unit
darurat.

Profil Indikator RS Mitra Husada 64


Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Semua pasien gawat, pasien darurat dan
gawat-darurat
Eksklusi : Situasi bencana (disaster)/ musibah massal.
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder : sensus harian, rekam medis
Instrumen Alat atau tools atau formulir emergency respon time
Pengambilan
Data
1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Besar Sampel 2. Rumus slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Cara Probability sampling – Stratified Random Sampling


Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan
dan Pelaporan Triwulanan
Data Tahunan
Penanggung PIC Unit Gawat Darurat
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 65


2) Kepatuhan Pemakaian Gelang Identitas

Judul Indikator Kepatuhan pemakaian gelang identitas


Permenkes no 11 tahun 2017 tentang keselamatan
Dasar Pemikiran pasien
Dimensi Mutu Keselamatan (safe)

Tujuan Untuk memperoleh angka kepatuhan petugas dalam


menerapkan identifikasi pasien, agar pasien
teridentifikasi dengan benar.

Definisi Kepatuhan pemakaian gelang identitas merupakan


Operasional salah satu cara dalam proses mengidentifikasi pasien
secara benar yaitu gelang dipakai saat pasien sudah
melakukan registrasi/ pendaftaran di IGD.
Jenis Indikator Proses
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien IGD yang memakai gelang identitas
(pembilang)
Denominator Jumlah total pasien IGD yang dirawat pada bulan
(penyebut) tersebut
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : semua pasien IGD yang sudah mendapatkan
gelang identitas
Eklusi : pasien kiriman dari poli
n
x 100 %
d
Formula
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer melalui lembar pencatatan hasil observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Total sampel
Besar Sampel
Cara Non Probability sampling
Pengambilan

Profil Indikator RS Mitra Husada 66


Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC Unit Gawat Darurat
Jawab

3) Kejadian Pulang Atas Permintaan Sendiri

Judul Indikator Kejadian pulang atas permintaan sendiri

1. Undang – undang no 29 tahun 2004 tantang


Dasar Pemikiran praktek kedokteran.
2. Permenkes no 11 tahun 2017 tentang
keselamatan pasien
3. Standar akreditasi hak dan kewajiban pasien
Dimensi Mutu Keselamatan (safe)
Adil (equitable)
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
mengukur kejadian pulang atas permintaan sendiri/
tanpa ijin dokter. Agar proses pasien mengakhiri
perawatannya di rumah sakit dilakukan dengan
baik dan benar.
Definisi Operasional APS adalah suatu kondisi dimana seorang klien
yang mendapatkan perawatan dan pengobatan yang
dinyatakan belum sembuh atau belum boleh pulang
oleh dokter atau dokter spesialis, pulang atas
permintaan klien atau keluarga klien yang disertai
dengan form APS (Atas Permintaan Sendiri) yang
ditanda tangani klien atau keluarga klien.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien yang pulang atas permintaan sendiri
(pembilang) dalam bulan tersebut
Denominator Jumlah seluruh pasien yang sedang menjalani

Profil Indikator RS Mitra Husada 67


(penyebut) tindakan pelayanan kesehatan atau yang dirawat
pada bulan tersebut
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien di rumah sakit yang
meminta pulang atau mengakhiri masa
perawatannya tanpa instruksi dokter/ DPJP
Eksklusi : -
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sumber Data Data sekunder : rekam medis
Instrumen Alat atau tools atau formulir APS
Pengambilan Data
Total sampel
Besar Sampel
Cara Pengambilan Non Probability sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan
Pelaporan Data Triwulanan
Tahunan
Penanggung Jawab PIC Unit Gawat Darurat

3. Hemodialisa

1) Kepatuhan pasien HD terhadap jadwal HD

Profil Indikator RS Mitra Husada 68


Judul Indikator Kepatuhan Pasien HD terhadap jadwal HD

Dasar Pemikiran 1. Permenkes No 812 thn 2010 tentang


penyelenggaraan pelayanan Dialisis pada
fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Permenkes No. 11 thn 2017 tentang


keselamatan pasien.
Dimens imutu Berfokus pada pasien, tepat waktu
Tujuan Mengukur tingkat kepatuhan pasien tentang jadwal
HD.
Definisi Operasional Kepatuhan pasien HD terhadap waktu jadwal terapi
Variabel hemodialisa.
Jenis indikator Output
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien HD yang hadir sesuai jadwal
Denumerator Jumlah seluruh pasien HD
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : seluruh pasien yang terjadwal untuk
hemodialisa
Formula n
x 100%
d
Metode Retrospektif
Pengumpulan data
Sumber data Lembar jadwal tindakan HD , rekam medis
Instrumen Form catatan waktu tindakan dan kehadiran
Pengambilan data
Besar Sampel Jika populasi ≤ 30 menggunakan total sampling
Jika populasi >30 menggunakan rumus slovin

Cara Probability Sampling – Stratified Random


Pengambilan Sampling
Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart

Profil Indikator RS Mitra Husada 69


Periode Analisis Bulanan
Dan Pelaporan Triwulan
Data Tahunan

Penanggung PIC ruang Hemodialisa


Jawab

2) Insiden ketidaktepatan insersi vena dan arteri pada pasien


hemodialisa

Judul Indikator Insiden Ketidaktepatan Insersi Vena dan Arteri pada


pasien HD

Dasar Pemikiran 1. Permenkes No 812 thn 2010 tentang


penyelenggaraan pelayanan Dialisis pada fasilitas
pelayanan kesehatan.
2. Permenkes No. 11 thn 2017 tentang keselamatan
pasien.
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur adanya insiden ketidaktepatan Insersi Vena
dan arteri pasien HD.
Definisi 1. Ketidaktepatan pelaksanaan akses intravaskuler
Operasional baik vena maupun arteri perifer atau AV Shunt.
Variabel
2. Insersi arteri vena : tindakan menyisipkan jarum
AV Fiskula ke dalam pembuluh darah arteri atau
vena untuk akses darah masuk ke dalam mesin
hemodialysis dan akses darah masuk kembali
ketubuh pasien.

3. Ketidaktepatan Insersi arteri vena: apabila terjadi


ketidaktepatan akses pada arteri/ vena, berupa
bengkak dan perdarahan/ tembus.
Jenis indikator Proses, Output
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah seluruh pasien hemodialisis yang mengalami
ketidaktepatan insersi arteri vena.
Denumerator Jumlah seluruh pasien Hemodialisa

Profil Indikator RS Mitra Husada 70


Target 0%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : ketidaktepatan insersi akses vena dan arteri
atau AV shunt lebih dari 2 kali insersi/ penusukan
setiap akses yang dimaksud.
Formula n
x 100%
d
Metode Concurent (pengumpulan data dilakukan setelah timbul
Pengumpulan kejadian).
data
Sumber data Catatan insiden, rekam medis
Instrumen Form catatan insiden
Pengambilan
data
Besar Sampel Total sampel
Cara Non Probability Sampling
Pengambilan
Sampel

Periode Harian, bulanan


Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
Dan Pelaporan
Data

Penanggung PIC ruang hemodialisa


Jawab

3) Kejadian clotting durante HD

Judul Indikator Kejadian clotting durante Durante HD

Dasar Pemikiran 1. Permenkes 812 tahun 2010

Profil Indikator RS Mitra Husada 71


2. Permenkes No. 11 thn 2017.
3. SPO tindakan hemodialisa
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan dialysis yang aman
bagi pasien
Definisi Operasional Terjadinya pembekuan darah sebagian atau
Variabel seluruh pada proses sirkulasi durante HD.
Jenisi ndikator Outcome
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah kejadian Clotting
Denumerator Jumlah seluruh tindakan hemodialisa
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi : seluruh kejadian clotting durante HD
pada pasien hemodialisa
Formula n
x 100%
d
Metode Pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Rekam medis
Instrumen Form harian insiden clotting durante
Pengambilan data
Besar Sampel Jika populasi ≤30 menggunakan total sampling
Jika populasi >30 menggunakan rumus slovin

Cara Probability Sampling – Stratified Random


Pengambilan Sampel Sampling

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
Dan Pelaporan
Data

Penanggung PIC ruang hemodialisa


Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 72


4) Kerusakan consumables alat hemodialisa

Judul Indikator Kerusakan consumables alat hemodialisa


Dasar Pemikiran 1. Permenkes 812 tahun 2010
2. Permenkes No. 11 thn 2017.
3. SPO tindakan hemodialisa
Dimensi mutu Efisiensi
Efektifitas
Tujuan Tergambarnya efisien dan efektifitas serta
meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit
Definisi Operasional Kerusakan consumables alat HD adalah Jumlah
Variabel kerusakan HD pack / BHP
HD pack terdiri dari :
- Apron 1
- Hansaplas 2
- Handscon 2 pasang
- Infus set 1
- Hufafix 8 lembar
- Kasa steril 4 lembar
- Kasa depper 4 lembar
- Pinset plastik 1 buah
- Alas / perlak steril 1 buah
Jenis indikator Proses, outcome
Satuan pengukuran Persentase
Numerator Jumlah kerusakan alat HD pack dalam bulan
tersebut
Denumerator Jumlah total alat dalam HD pack ( n = 24 BHP )
pada semua pasien yang dilakukan HD dibulan
tersebut.
Target Pencapaian 0,5 %
Kriteria Inklusi : Alat HD pack yang rusak di ruang
Hemodialisa RS.Mitra Husada.
Eksklusi : -
Formula n
x 100%
d
Metode Pengumpulan Sensus harian
data
Sumber data Kertas kerja
Instrumen Form harian laporan kerusakan alat
Pengambilan data

Profil Indikator RS Mitra Husada 73


Besar Sampel Total sampling
Cara Non Probability Sampling
Pengambilan Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
Dan Pelaporan
Data

Penanggung PIC ruang hemodialisa


Jawab

4. Perinatologi
1) Kejadian tidak dilakukan IMD pada BBL

Judul Kejadian Tidak dilakukan Inisiasi Meyusui Dini (IMD)


Indikator pada Bayi Baru Lahir (BBL).
Dasar 1. PP No. 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu

Profil Indikator RS Mitra Husada 74


Pemikiran ibu eksklusif

2. Pasal 128 UU Kesehatan setiap bayi berhak


mendapatkan ASI ekslusif sejak dilahirkan
selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis.
Dimensi mutu Berorientasi pada pasien
Tujuan Untuk mengukur kejadian tindakan IMD pada BBL
Definisi IMD adalah bayi baru lahir yang diberi kesempatan
Operasional untuk memulai inisiasi menyusu sendiri segera setelah
Variabel lahir dengan membirkan kontak kulit bayi dan ibu
setidaknya 1 jam atau sampai menyusu pertama selesai
Jenis indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah kejadian tidak dilakukan inisiasi menyusui dini
pada BBL
Denumerator Jumlah bayi baru lahir sehat
Target 0%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : seluruh bayi baru lahir yang tidak mendapatkan
ASI sesaat setelah lahir (IMD)
Eksklusi : bayi baru lahir yang dirujuk dirawat di
perinatologi
Formula n
x 100%
d
Metode Retrospektif
Pengumpulan
data
Sumber data Rekam medis
Instrumen Form catatan tindakan IMD
Pengambilan
data
Besar Sampel Total sampling

Cara Probability Sampling – Stratified Random Sampling


Pengambilan
Sampel

Periode Harian

Profil Indikator RS Mitra Husada 75


Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart

PeriodeAnalisi Bulanan, triwulan, tahunan


s
Dan Pelaporan
Data

Penanggung PIC Perinatologi


Jawab

2) Ketidakmampuan menangani BBLR 1500-2500 gr

Judul Ketidakmampuan menangani BBLR 1500-2500gr


Indikator
Dasar PP No. 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien
Pemikiran
Dimensi mutu Keselamatan, berfokus pada pasien
Tujuan Mengukur keberhasilan penanganan pasien BBLR
Definisi Ketidakmampuan petugas dalam menangani pasien
Operasional dengan kondisi bayi lahir dengan berat lahir rendah
Variabel 1500-2500 gram
Jenis indicator Proses, Output, Outcome
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah BBLR yang tidak berhasil ditangani
Denumerator Jumlah seluruh BBLR dalam periode waktu 1 bulan
Target 0%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : BB bayi < 2500 gr dengan usia kehamilan < 3
minggu yang lahir di RSMH dalam perawatan instalasi
perinatologi RSMH
Formula n
x 100%
d
Metode Retrospektif
Pengumpulan
data
Sumber data Rekam medis
Instrumen Lembar tindakan dan evaluasi penanganan BBL

Profil Indikator RS Mitra Husada 76


Pengambilan
data
Besar Sampel Total sampling
Cara Non Probability Sampling
Pengambilan
Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Tabel
Data Run chart

Periode
Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
dan Pelaporan
Data

Penanggung PIC Perinatologi


Jawab

3) BBL yang mendapatkan ASI di ruang perinatologi

Judul BBL yang mendapatkan ASI di Ruang Perinatologi


Indikator
Dasar PP No. 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu
Pemikiran eksklusif

Profil Indikator RS Mitra Husada 77


Pasal 128 UU Kesehatan setiap bayi berhak mendapatkan
ASI ekslusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali atas
indikasi medis

Dimensi mutu Keselamatan


Tujuan Mengukur jumlah BBL yang mendapatkan ASI
Definisi Pemberian ASI kepada bayi baru lahir tanpa ada
Operasional Pemberian makanan tambahan, cairan gula maupun susu
Variabel formula
Jenis indicator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan ASI di ruangan
perinatologi selama 1 bulan
Denumerator Jumlah seluruh BBL dalam periode waktu 1 bulan
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : seluruh bayi yang dirawat di ruang perinatologi
Ekslusi : bayi baru lahir yang dirujuk di RSMH.
Formula n
x 100%
d
Metode Retrospektif
Pengumpulan
data
Sumber data Rekam medis
Instrumen Form catatan pemberian ASI
Pengambilan
data
Besar Sampel Jika populasi ≤ 30 menggunakan total sampling
Jika populasi >30 menggunakan rumus slovin

Cara Probability Sampling – Stratified Random Sampling


Pengambilan
Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Profil Indikator RS Mitra Husada 78


Penyajian Tabel
Data Run chart

Periode Bulanan, triwulan, tahunan


Analisis
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC Perinatologi
Jawab

5. ICU
1) Pasien yang kembali keruang HCU dengan kasus yang sama
dalam waktu ≤ 72 jam

Judul Pasien yang kembali keruang HCU dengan kasus yang


Indikator sama dalam waktu ≤72 jam.

Profil Indikator RS Mitra Husada 79


Dasar SK Menteri Kesehatan NO 1778 tahun 2010 tentang
Pemikiran penyelenggaraan pelayanan Intensif Care Unit.
Dimensi mutu Keselamatan, efisien, efektifitas
Tujuan Mengukur jumlah pasien yang kembali ≤ 72 jam
Definisi Kembalinya pasien dari ruang perawatan untuk
Operasional perawatan kembali di ruang HCU dengan kasus yang
Variabel sama atau penurunan kondisi dalam waktu ≤ 72 jam .
Jenis indikator Output
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang kembali dari ruang rawat inap ke
HCU ≤ 72 jam dalam waktu 1 bulan
Denumerator Jumlah pasien yang di rawat di HCU dalam waktu 1
bulan
Target ≤3%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : seluruh pasien yang pernah di rawat di HCU
kembali lagi setelah dirawat di ruangan rawat inap dalam
waktu < 72 jam
Eklusi : pasien yang sudah pulang kembali lagi untuk
perawatn HCU
Formula n
x 100%
d
Metode Retrospektif
Pengumpulan
data
Sumber data Rekam medis
Instrumen Form catatan transfer pasien
Pengambilan
data
Besar Sampel Total sampling

Cara Non Probability Sampling


Pengambilan
Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan

Profil Indikator RS Mitra Husada 80


Data
Penyajian Data Tabel
Run chart

PeriodeAnalisi Bulanan, triwulan, tahunan


s
Dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC Intensif Care Unit
Jawab

6. IKB

1) Ketidaklengkapan informed consent


Judul Indikator Ketidaklengkapan Informed consent
Dasar Pemikiran 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. UU No. 25 tahun 2004 pasal 45 tentang praktek
kedokteran

Profil Indikator RS Mitra Husada 81


3. Permenkes No 290 tahun 2008 tentang
persetujuan tindakan kedokteran.
Dimensi Mutu Keselamatan , efektifitas, berorientasi pada pasien
Tujuan Untuk mengukur pelaksanaan dan tanggung jawab
dokter dalam mengisi lembar informed consent
sebelum tindakan.
Definisi Operasional Sebagai bukti persetujuan pasien terhadap tindakan
yang akan dilakukan, setelah pasien dan keluarga
diberi penjelasan mengenai tindakan, tujuan
dilakukannya tindakan dan resiko yang mungkin
terjadi.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah Inform consent yang tidak terisi lengkap
(pembilang) oleh DPJP
Denominator Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan
(penyebut) tindakan
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Seluruh tindakan terhadap pasien yang telah
mendapatkan persetujuan.
Kriteria eksklusi Tidak ada
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam Medis
Instrumen Lembar Informed consent
Pengambilan Data
Besar Sampel Jika populasi ≤ 30 = total sampling
Jika populasi > 30 = menggunakan rumus solvin

Cara Pengambilan Probability sampling – Stratified Random Sampling


Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan
Pelaporan Data Triwulanan
Tahunan
Penanggung Jawab PIC IKB

Profil Indikator RS Mitra Husada 82


7. Poliklinik

1) Ketidaklengkapan pengisian resume medis rawat jalan

Judul Indikator Ketidaklengkapan Resume Medis Rawat Jalan


Dasar Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis
Pemikiran
Dimensi Mutu Efektifitas, Efisiensi

Profil Indikator RS Mitra Husada 83


Tujuan Mengukur kelengkapan resume medis rawat jalan
Definisi Adalah tindakan pengobatan pasien rawat jalan yang
Operasional terdiri dari diagnosa medis, riwayat alergi, pengobatan
terakhir, prosedur bedah dan riwayat perawatan.
Jenis Indikator Proses, outcome
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ketidaklengkapan pengisian resume medis RJ
(pembilang) dalam periode waktu 1 bulan.
Denominator Jumlah resume medis rawat jalan dalam periode waktu
(penyebut) 1 bulan.
Target 0%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : seluruh resume medis rawat jalan
Eksklusi :
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen Form pengisian rekam medis
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jika populasi ≤ 30 = total sampling
Jika populasi > 30 = menggunakan rumus solvin

Cara Probability sampling – Stratified Random Sampling


Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan
dan Pelaporan Triwulanan
Data Tahunan
Penanggung PIC rawat jalan poliklinik

Profil Indikator RS Mitra Husada 84


Jawab

8. IBS
1) Angka ketidak lengkapan laporan anestesi yang diisi oleh dokter
spesialis anestesi
Judul Indikator Angka ketidaklengkapan laporan anestesi yang diisi
oleh dokter spesialis anestesi.
Dasar Pemikiran KMK no 779 tahun 2008
Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien
Tujuan Tergambarnya kelengkapan laporan oleh dokter
dalam mengisi catatan/ menulis laporan, setelah

Profil Indikator RS Mitra Husada 85


melakukan tindakan anastesi.
Definisi Laporan anestesi merupakan suatu tindakan
Operasional pelaporan sebagai dokumentasi atas tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lain yang
menimbulkan rasa sakit, dalam hal ini rasa takut
perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi
optimal bagi pelaksanaan pembedahan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah laporan anestesi yang tidak lengkap diisi
(pembilang) oleh dokter spesialis anestesi
Denominator Jumlah seluruh laporan anestesi
(penyebut)
Target Pencapaian 0%
Kriteria: Inklusi : Seluruh pasien yang dilakukan anestesi
umum dan anestesi lokal
Eksklusi : -
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data

Sumber Data Rekam medik, laporan anestesi


Instrumen Form laporan anestesi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jika populasi ≤ 30 = total sampling
Jika populasi > 30 menggunakan rumus solvin

Cara Pengambilan Probability sampling – Stratified Random


Sampel Sampling
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan
dan Pelaporan Data Triwulanan
Tahunan

Profil Indikator RS Mitra Husada 86


Penanggung PIC IBS
Jawab

2) Komplikasi anestesi karena intoksikasi obat anastesi lokal/ reaksi


anestesi

Judul Indikator Komplikasi anestesi karena intoksikasi obat anastesi


lokal/ reaksi anestesi
Dasar Pemikiran Standar pelayanan minimal rumah sakit
Permenkes no 11 tahun 2017 tentang keselamatan
pasien
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kecermatan tindakan anestesi dan
monitoring pasien selama proses pembedahan
berlangsung.
Definisi Anestesi adalah tindakan untuk membantu pasien
Operasional tidak merasa sakit selama prosedur medis dilakukan.
Anestesi sering juga disebut sebagai bius dan dapat
diberikan melalui berbagai cara, mulai dari disuntik,
dihirup, hingga dioles. Obat yang digunakan selama
proses anestesi akan membuat saraf mati rasa untuk
sementara waktu.

Komplikasi anestesi adalah kejadian yang tidak


diharapkan sebagai akibat komplikasi anestesi, antara
lain karena intoksikasi obat anastesi local/reaksi
anestesi.

Intoksikasi obat anastesi adalah kondisi yang bisa


terjadi akibat reaksi tubuh yang menolak pemakaian
zat atau obat yang di berikan. Hal ini bias terjadi
dalam pembiusan, dan bisa memberi dampak fatal ke
tubuh, salah satunya dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi anestesi mencakup :
Komplikasi lokal,
1. Terjadi ditempat suntikan berupa edema,
abses, nekrosis dan gangrene.
2. Komplikasi infeksi hampir selalu disebabkan
kelainan tindakan asepsis dan antisepsis.

Profil Indikator RS Mitra Husada 87


3. Iskemia jaringan dan nekrosis karena
penambahan vasokonstriktor yang
disuntikkan pada daerah dengan arteri buntu.
Komplikasi sistemik
1. Manifestasi klinis umumnya berupa reaksi
neurologis dan kardiovaskuler.
2. Pengaruh pada korteks serebri dan pusat yang
lebih tinggi adalah berupa
perangsangansedangkan pengaruh pada pons
dan batang otak berupa depresi.
3. Pengaruh kardiovaskuler adalah berupa
penurunan tekanan darah dan
depresimiokardium serta gangguan hantaran
listrik jantug.

Reaksi anestesi lokal:

 Rasa nyeri, ruam, serta pendarahan ringan di


area suntikan.
 Sakit kepala.
 Pusing.
 Kelelahan.
 Mati rasa pada area yang disuntik.
 Kedutan pada jaringan otot.
 Penglihatan kabur.

Reaksi anestesi regional:

 Sakit kepala.
 Reaksi alergi.
 Nyeri punggung.
 Perdarahan.
 Kejang.
 Sulit buang air kecil.
 Penurunan tekanan darah.
 Infeksi tulang belakang.

Reaksi anestesi umum:

 Mual dan muntah.


 Mulut kering.
 Sakit tenggorokan.

Profil Indikator RS Mitra Husada 88


 Suara serak.
 Rasa kantuk.
 Menggigil.
 Timbul nyeri dan memar di area yang
disuntik atau dipasangkan infus.
 Kebingungan.
 Sulit buang air kecil dan kerusakan gigi.

Jenis Indikator Output


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang mengalami komplikasi anestesi
(pembilang) pada bulan tersebut
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi pada bulan tersebut
(penyebut)
Target ≤6%
Pencapaian
Kriteria inklusi Semua pasien yang dioperasi dan mendapatkan
tindakan anestesi

Kriteria eksklusi Pasien dengan riwayat alergi obat anestesi


Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam medis, laporan insiden keselamatan pasien
Instrumen Laporan harian instalasi bedah sentral
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jika populasi ≤ 30 total sampling
Jika populasi > 30 menggunakan rumus solvin

Cara Probability sampling – Stratified Random Sampling


Pengambilan
Sampel
Periode Harian
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Profil Indikator RS Mitra Husada 89


dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC IBS
Jawab

3) Operasi ulang dengan diagnose yang sama dan atau


komplikasinya
Judul Indikator Operasi ulang dengan diagnose yang sama dan atau
komplikasinya

Dasar Pemikiran Standar pelayanan IBS


Permenkes no 290 tahun 2008
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Menilai adakah tindakan operasi ulang pada pasien
yang sebelumnya telah dilakukan tindakan yang
sama.
Definisi Operasi ulang merupakan prosedur bedah untuk
Operasional mengurangi/ mengatasi bekas luka yang Nampak
akibat terluka, cedera, dari operasi sebelumnya.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang sebelumnya telah di operasi kini
(pembilang) dilakukan prosedur operasi berulang.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang operasi
(penyebut)
Target 0%
Pencapaian
Kriteria: Inklusi : pasien yang telah di operasi sebelumnya
Eksklusi : pasien yang sebelumnyatelahdioperasi,
menjalani prosedur operasi lagi tetapi diluar
penyakit, cedera atau komplikasinya.
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen Register pendaftaran operasi
Pengambilan

Profil Indikator RS Mitra Husada 90


Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Non Probability sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC IBS
Jawab

4) Pemakaian antibiotik profilaksis

Judul Indikator Pemakaian antibiotik profilaksis


Dasar Pemikiran Antibiotik profilaksis pada pembedahan merupakan
antibiotic yang diberikan pada pasien yang
menjalani pembedahan. Tujuannya untuk
mencegah terjadinya infeksi akibat tindakan
pembedahan yaitu infeksi luka operasi (ILO)
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengukur kepatuhan pemakaian antibiotik
profilaksis sesuai dengan waktu yang ditentukan
Definisi Antibiotik merupakan obat yang digunakan pada
Operasional infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik
yang tidak digunakan secara bijak dapat memicu
timbulnya masalah resistensi. Penggunaan

Profil Indikator RS Mitra Husada 91


antibiotik secara bijak merupakan penggunaan
antibiotik secara rasional dengan
mempertimbangkan dampak muncul dan
menyebarnya bakteri resisten.

Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang


diberikan sebelum, saat, dan setelah prosedur
operasi untuk mencegah terjadinya komplikasi
infeksi atau infeksi daerah operasi (IDO).

Antibiotik profilaksis bertujuan mencegah


terjadinya komplikasi infeksi pascabedah di daerah
operasi (IDO) dengan segala konsekuensinya,
seperti meningkatnya rata-rata lama rawat (average
length of stay, ALOS), meningkatnya biaya
perawatan, dan diperlukan tindakan untuk
mengatasi komplikasi, menurunnya kinerja akibat
mengalami komplikasi, dan meningkatnya
mortalitas.

Antibiotik diberikan sebelum operasi, 30-60 menit


sebelum insisi sehingga saat insisi sudah terdapat
antibiotik dalam kadar yang efektif di jaringan
target operasi. Antibiotik profilaksis diberikan
dalam dosis tunggal. Dosis ulangan diberikan pada
operasi yang berlangsung lebih dari 3 jam,
kemudian dosis ulangan diberikan 3 jam setelah
pemberian dosis pertama. Dosis ulangan diberikan
juga bila terjadi perdarahan >1500 mL (pada
anakanak perdarahan >15 mL/kgBB) dan
kelipatannya, untuk mempertahankan agar
konsentrasi dalam jaringan tetap stabil.
Jenis Indikator Outcome, proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah seluruh pasien operasi dengan indikasi
(pembilang) profilaksis yang mendapatkan antibiotic dalam
waktu 60 menit sebelum insisi oleh operator.
Denominator Jumlah seluruh pasien operasi yang mendapatkan
(penyebut) antibiotic profilaksis
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Inklusi : seluruh pasien yang akan dilakukan

Profil Indikator RS Mitra Husada 92


prosedur bedah
Eksklusi : pasien operasi yang tidak diberikan
antibiotic profilaksis
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen Form pemakaian antibiotik profilasis
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jika populasi ≤ 30 = total sampling
Jika populasi > 30 menggunakan rumus solvin

Cara Pengambilan Probability sampling – stratified random sampling


Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data
Penanggung PIC IBS
Jawab

5) Kelengkapan Pengisian Surgical safety Checklist


Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Surgical Safety Checklist
Dasar Pemikiran Surgical safety checklist yang dibuat oleh WHO
merupakan penjabaran dari enam sasaran
keselamtan pasien diterjamahkan dalam bentuk
formulir, yang diisi melakukan checklist.
Surgical safety checklist di kamar bedah dilakukan
melalui tiga tahap yaitu sign in, time out, sign out.
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengukur terlaksananya kepatuhan sign in, time
out dan sign out
Definisi 1. Fase sign in adalah fase sebelum induksi
Operasional anestesi koordinator secara verbal
memeriksa apakah identitas pasien telah

Profil Indikator RS Mitra Husada 93


dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi
sudah benar, sisi yang akan dioperasi telah
ditandai, persetujuan untuk operasi telah
diberikan, oksimeter pulse pada pasien
berfungsi, merupakan fase verifikasi
pertama sesaat pasien tiba di ruang terima
atau ruang persiapan atau sebelum pasien
dilakukan induksi anastesi. Tindakan yang
dilakukan pada sign in adalah memastikan
identitas, lokasi/ area operasi, prosedur
operasi serta persetujuan operasi
2. Dalam dunia pembedahan "time out"
diartikan sebagai jeda waktu sebelum pasien
dilakukan tindakan untuk memastikan
seluruh persia pan, baik alat, pasien maupun
orang yang akan melakukan tindakan
tindakan benar benar sesuai. Time out
merupakan kegiatan pra bedah yang tidak
bisa diabaikan. Time out sebelum insisi kulit
pasien
3. Fase Sign Out adalah fase tim bedah akan
meninjau operasi yang telah dilakukan.
Dilakukan pengecekan kelengkapan spons,
penghitungan instrumen, pemberian label
pada spesimen, kerusakan alat atau masalah
lain yang perlu ditangani. sign out sebelum
pasien dikeluarkan dari kamar operasi.

Jenis Indikator Outcome, proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah Surgical safety checklist yang terisi
(pembilang) lengkap
Denominator Jumlah pasien yang akan dilakukan prosedur bedah
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Inklusi : seluruh pasien yang akan dilakukan
prosedur bedah,
Eksklusi : tidak ada
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif

Profil Indikator RS Mitra Husada 94


Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen Form surgical safety
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jika populasi ≤ 30 = total sampling
Jika populasi > 30 menggunakan rumus solvin

Cara Pengambilan Probability sampling – stratified random sampling


Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data
Penanggung PIC IBS
Jawab

9. Rehabilitasi medik

1) Jumlah pasien saraf yang melakukan rehabilitas medik sesuai


jadwal
Judul Indikator Jumlah pasien saraf yang melakukan rehabilitasi
medik sesuai jadwal
Dasar Pemikiran Standar pelayanan minimal rumah sakit
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepatuhan pasien saraf yang
mengikuti program rehabilitasi medik
Definisi Kepatuhan pasien saraf melakukan rehabilitasi
Operasional medik di Rumah sakit Mitra Husada
Jenis Indikator output
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien saraf yang melakukan Rehabilitas
Medik sesuai jadwal

Profil Indikator RS Mitra Husada 95


(pembilang)
Denominator Jumlah seluruh pasien saraf yang melakukan
(penyebut) rehabilitas medik dalam satu bulan
Target Pencapaian ≥80%
Kriteria inklusi Semua kasus rehabilitasi medik yang direncanakan
Kriteria eksklusi
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instrumen Form register pasien
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Jawab PIC Rehabilitasi Medik

2) Kesalahan tindakan rehabilitasi medis


Judul Indikator Kesalahan tindakan rehabilitasi medis
Dasar Pemikiran Standar pelayanan minimal rumah sakit
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan klinis dalam
rehablitasi medik.
Definisi Kesalahan tindakan rehabilitasi medis adalah
Operasional memberikan atau tidak memberikan tindakan
rehabilitasi medis yang diperlukan yang tidak sesuai
dengan rencana asuhan dan/atau tidak sesuai
dengan pedoman standar pelayanan rehabilitasi

Profil Indikator RS Mitra Husada 96


medis.
Jenis Indikator proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien yang mengalami kesalahan tindakan
(pembilang) rehabilitasi medik dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi
(penyebut) medik dalam satu bulan.
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Kesalahan tindakan oleh terapis / pelaksana dan
petugas rehabilitasi medis.
Kriteria eksklusi Pasien rawat jalan ataupun pasien dari luar yang
datang melakukan rehablitasi medik.
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder RM Pasien
Instrumen Formulir
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Jawab PIC Rehabilitasi Medik

3) Pasien rehabilitasi medis yang drop out


Judul Indikator Pasien rehabilitasi medis yang drop out

Dasar Pemikiran Standar pelayanan Minimal Rumah sakit Dep Kes


RI 2008
Dimensi Mutu Efektifitas dan berkesinambungan pelayanan

Profil Indikator RS Mitra Husada 97


Tujuan Tergambarnya kesinambungan pelayanan
rehabilitasi sesuai yang direncanakan
Definisi Operasional Pasien drop out terhadap pelayanan rehabilitasi
yang direncanakan adalah pasien rawat jalan yang
tidak meneruskan program rehabilitasi yang telah
direncanakan
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah seluruh pasien rehabilitas medik yang drop
(pembilang) out.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di program rehabilitasi
(penyebut) medik.
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Pasien yang tidak meneruskan program rehabilitasi
medis sesuai program.
Kriteria eksklusi Tidak ada
Formula N
X 100 %
D
Metode retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instrumen Form register pasien
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung PIC Rehabilitasi Medik
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 98


10. Laboratorium

1) Kerusakan Sampel Darah


Judul Indikator Kerusakan Sampel Darah
Dasar pemikiran Kerusakan sampel darah terjadi, sehingga
pemeriksaan bisa tertunda atau tidak bisa
dilakukan.
Dimensi Mutu Keselamatan, berfokus pasien
Tujuan Untuk menjamin tersedianya sampel yang akan
diperiksa
Definisi Operasional Kejadian sampel rusak adalah tidak tersedianya
sampel pada saat akan dilakukan pemeriksaan oleh
petugas
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase darah
Numerator Jumlah kerusakan sampel darah dalam satu bulan
(pembilang)
Denominator Jumlah sampel darah dalam satu bulan
(penyebut)
Target Pencapaian 0%

Profil Indikator RS Mitra Husada 99


Kriteria:
- Inklusi Seluruh sampel
- Eksklusi Tidak ada eksklusi
Formula N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan data
Sumber data Data sekunder
Instrumen Formulir kejadian sampel yang rusak
Pengambilan Data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Frekuensi Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
pengumpulan data
Periode Pelaporan Bulanan
data
Periode analisis data Bulanan
Penyajian data  Run chart  Control Chart
 Grafik lain
Penanggung Jawab Kepala Instalasi dan PIC Intsalasi Laboratorium

2) Keterlambatan Penyediaan Darah


Judul Indikator Keterlambatan Penyediaan Darah
Dasar pemikiran Keterlambatan penyediaan darah pada pasien rawat
inap yang membutuhkan pelayanan penyediaan
darah dapat mengakibatkan perburukan kondisi
pasien bahkan sampai meninggal.
Dimensi Mutu Aman
Tujuan Penilaian terhadap kecepatan penyediaan darah
Definisi Operasional Keterlambatan penyediaan darah adalah keadaan
dimana penyediaan darah PRC tersedia > 60 menit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien rawat inap yang mengalami
keterlambatan penyediaan darah
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien rawat inap yang
membutuhkan darah
Target Pencapaian 0%
Kriteria: Seluruh pasien yang membutuhkan darah
- Inklusi

Profil Indikator RS Mitra Husada 100


- Eksklusi Darah yang inkompatible, trombosit
Formula N/D x 100%
Desain Pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder
Instrumen Pengambilan Laporan Jumlah pasien yang mengalami
Data keterlambatan penyediaan darah
Besar sampel Total sampling
Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis data Bulanan
Penyajian data  Run chart  Control Chart
 Grafik lain
Penanggung Jawab PIC Instalasi laboratorium

3) Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium


Patologi Klinik
Judul Indikator Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Pemeriksaan
Laboratorium Patologi Klinik
Dasar pemikiran  Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang
Penyelenggaaan Laboratorium yang baik, hal. 69,
Point 2. Kecepatan hasil pemeriksaan yang
diinginkan
 Permenkes No 11 tahun 2017 tentang
keselamatan pasien.
 Hasil pemeriksaan laboratorium harus dilaporkan
tepat waktu.
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, berfokus pasien
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium ≤ 140 menit
untuk mempercepat pengambilan keputusan dan tindak
lanjut terhadap pasien.
Definisi Operasional 1. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium adalah
mekanisme pelaporan hasil laboratorium.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium harus dilaporkan

Profil Indikator RS Mitra Husada 101


kepada dokter pengirim.
3. Jika dokter pengirim tidak dapat dihubungi maka
petugas laboratorium harus menginformasikan kepada
petugas kesehatan terkait di fasyankes pengirim
4. Jika dokter dan fasyankes pengirim tidak dapat
dihubungi, maka petugas laboratorium harus
menghubungi pasien/keluarga dan menginformasikan
bahwa hasil pemeriksaan telah selesai dan harus
segera di sampaikan ke dokter pengirim
5. Mekanisme pelaporan dilakukan secara langsung oleh
petugas laboratorium kepada dokter
pengirim/fasyankes atau melalui telepon
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah hasil pemeriksaan laboratorium ≤140 menit
(pembilang)
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam satu
(penyebut) bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria:
- Inklusi Seluruh pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan

- Eksklusi Pemeriksaan cyto, pasien rawat inap, sampel darah yang


harus diperiksa di luar laboratorium RS. Mitra Husada
Formula N/D x 100%

Desain Pengumpulan Retrosfektif


data
Sumber data Data sekunder
Instrumen Laporan Pemeriksaan
Pengambilan Data
Besar sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Frekuensi Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
pengumpulan data
Periode Pelaporan Bulanan
data
Periode analisis data Bulanan
Penyajian data  Run chart  Control Chart
 Grafik lain
Penanggung Jawab Kepala Instalasi dan PIC Instalasi Laboratorium

Profil Indikator RS Mitra Husada 102


4) Kecepatan respon perbaikan alat laboratorium

Judul Indikator Kecepatan Respon Perbaikan Alat Laboratorium


Dasar pemikiran  Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang
Penyelenggaaan Laboratorium yang baik, hal.
69, Point 2. Kecepatan hasil pemeriksaan
yang diinginkan
 Permenkes No 11 tahun 2017 tentang
keselamatan pasien.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur respon perbaikan alat pada saat
mengalami kerusakan.
Definisi Operasional Respon teknisi yang diukur dari jam lapor
kerusakan alat laboratorium sampai pada waktu
teknisi datang menangani kerisakan alat, dalam
waktu 1x24 jam.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah laporan kerusakan alat laboratorium yang
mengalami keterlambatan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh kerusakan alat laboratorium
Target Pencapaian 100%
Kriteria:
- Inklusi Jumlah seluruh kerusakan alat laboratorium
- Eksklusi Tidak ada eksklusi
Formula N/D x 100%
Desain Pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder
Instrumen Pengambilan Jumlah laporan kerusakan alat laboratorium yang
Data mengalami keterlambatan
Besar sampel Total sampling
Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis data Bulanan
Penyajian data  Run chart  Control Chart
 Grafik lain
Penanggung Jawab PIC Instalasi laboratorium

Profil Indikator RS Mitra Husada 103


5) Tidak terpakainya penyediaan darah

Judul Indikator Monitoring tidak terpakainya produk darah yang


sudah diorder
Dasar pemikiran PMK 91 tahun 2015 tentang standart pelayanan
darah

Dimensi Mutu Efisiensi


Tujuan Efisiensi dalam pemakaian darah pada pasien yang
akan melakukan trasfusi darah sesuai dengan
kebutuhan.
Definisi Operasional 1. Efisiensi adalah suatu pekerjaan yang dilakukan
agar mencapai hasil yang maksimal tanpa
mengeluarkan sesuatu yang berlebihan.
2. Produk darah yang sudah diorder adalah suatu
produk darah yang sudah siap digunakan untuk
pasien.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah darah yang tidak terpakai yang sudah diorder
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh darah yang sudah diorder
Target Pencapaian 0%
Kriteria:
- Inklusi Jumlah seluruh darah yang sudah diorder
- Eksklusi Tidak ada eksklusi
Formula N/D X 100%
Desain Pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder
Instrumen Pengambilan Jumlah darah yang tidak terpakai yang sudah diorder
Data
Besar sampel Populasi
Frekuensi pengumpulan Bulanan
data
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis data Bulanan
Penyajian data  Run chart  Control Chart

Profil Indikator RS Mitra Husada 104


 Grafik lain
Penanggung Jawab PIC Instalasi laboratorium

11. Radiologi

1) Pemeriksaan Ulang Rontgen

Judul Indikator Pemeriksaan Ulang Rontgen


Dasar Pemikiran Permenkes no. 24 tahun 2020 Tentang pelayanan
Radiologi
Dimensi Mutu Efisiensi efektifitas
Tujuan Pemeriksaan Rontgen untuk mendeteksi kondisi kelainan
tulang dan sendi. Dilakukan pemeriksaan ulang Rontgen
untuk mendapatkan hasil gambaran Rontgen yang
Maksimal dan lebih jelas
Definisi Operasional Rontgen adalah tindakan menggunakan radiasi untuk
mengambil gambar bagian dalam dari tubuh seseorang.
Utamanya, rontgen digunakan untuk mendiagnosa
masalah kesehatan dan yang lainnya untuk pemantauan
kondisi kesehatan yang ada. Terdapat berbagai jenis
rontgen, masing-masing dengan kegunaan yang spesifik.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pemeriksaan Rontgen yang di ulang
(pembilang)
Denominator Jumlah pemeriksaan Rontgen pada bulan tersebut

Profil Indikator RS Mitra Husada 105


(penyebut)
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Seluruh pemeriksaan rontgen
Kriteria eksklusi Pasien tidak kooperatif karena penurunan kesadaran,
Apatis, pasien anak-anak yang tidak terkendali, pasien
kejang
Formula N
X 100 %
D
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Form/Registrasi pemeriksaan rontgen
Instrumen Catatan pemeriksaan Rontgen yang di ulang
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung PIC Radiologi
Jawab

2) Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan Rontgen Pada Pasien Rawat


Jalan
Judul Indikator Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan Rontgen Rawat Jalan
Dasar Pemikiran Permenkes no. 24 tahun 2020 Tentang pelayanan
Radiologi
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas pelayanan, fokus pada pasien
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Definisi Operasional Waktu tunggu hasil pemeriksaan Rontgen Rawat Jalan
adalah tenggang waktu mulai pasien dilakukan
pemeriksaan sampai dengan menerima hasil yang sudah
diekspertisi tidak lebih dari ≤ 2 jam.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase

Profil Indikator RS Mitra Husada 106


Numerator Jumlah hasil pemeriksaan rontgen rawat jalan ≤ 2 jam
(pembilang)
Denominator Jumlah hasil pemeriksaan rontgen rawat jalan
(penyebut)
Target Pencapaian ≥80%
Kriteria inklusi Pelayanan pemeriksaan Rontgen Rawat Jalan
Kriteria eksklusi Pelayanan radiologi lainnya
Formula N
X 100 %
D
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Form/Data waktu tunggu hasil pemeriksaan Rontgen
Rawat Jalan
Instrumen Catatan waktu tunggu hasil pemeriksaan radiologi
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung PIC Radiologi
Jawab

3) Pemeriksaan Ulang CT Scan Kepala Pada Pasien Neurologi

Judul Indikator Pemeriksaan Ulang CT Scan Kepala Pada Pasien


Dasar Pemikiran Permenkes no. 24 tahun 2020 Tentang pelayanan
Radiologi
Dimensi Mutu Efektivitas, efisien, focus kepada pasien
Tujuan Mengukur angka kejadian pengulangan pemeriksaan
CT Scan pada pasien untuk mengevaluasi sebab
terjadinya pemeriksaan ulang serta menjaga kualitas
hasil pemeriksaan CT Scan.
Definisi Operasional Pemeriksaan ulang CT Scan kepala adalah diulanginya

Profil Indikator RS Mitra Husada 107


pemeriksaan CT Scan yang disebabkan oleh faktor
pasien dan faktor lainnya pada pasien.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pasien neurologi yang dilakukan pemeriksaan
(pembilang) ulang CT Scan.

Denominator Jumlah pasien neurologi yang dilakukan pemeriksaan


(penyebut) CT Scan.
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Seluruh pasien yang tergolong dalam pasien
Kriteria eksklusi Tidak ada
Formula N
X 100 %
D
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Form/register pemeriksaan CT Scan
Instrumen Catatan pemeriksaan CT Scan kepala pada pasien yang
Pengambilan diulang
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung PIC Radiologi
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 108


12. IPS

1) Kegagalan uji bowie dick


Judul indikator Kegagalan uji bowie dick
Dasar Pemikiran Standar pelayanan minimal rumah sakit
Departemen kesehatan RI 2009 tentang Pedoman
instalasi pusat sterilisasi.
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya tahun 2008

Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi


Tujuan Tergambarnya hasil uji bowie dick. Memastikan
bahwa mesin sterilisator dalam keadaan baik dan
layak digunakan
Definisi Operasional Uji bowie dick adalah uji yang dilakukan untuk
memastikan fungsi vakum pada mesin sterilisasi
steam berfungsi secara optimal dalam menarik udara
keluar chamber sehingga uap air dapat masuk dan
melakukan proses sterilisasi. Tindakan dikatakan
gagal apabila indikator bowie dick test pack tidak
berubah warna dengan sempurna (warna asal putih
berubah menjadi hitam sempurna).
Jenis Indikator Output, outcome
Satuan pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah proses sterilisasi yang gagal menggunakan uji

Profil Indikator RS Mitra Husada 109


bowie dick pada mesin autoclave
Denominator Jumlah seluruh hasil uji bowie dick dalam proses
(penyebut) sterilisasi pada mesin autoclave
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi Semua proses sterilisasi yang menggunakan bowie
dick test.

Kriteria Eksklusi Semua proses yang tidak menggunakan bowie dick


test
Formula N/D x100
Metode Pengumpulan 1. Retrospective
Data 2. Concurrent √
Sumber data Lembar kerja indikator
Instrumen pengambilan Form catatan hasil sterilisasi
data
Besar sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Rumus slovin (apabila jumlah populasi >30)
Cara pengambilan Probability sampling-stratified random sampling
sampel
Periode Pengumpulan Harian,bulanan
Data
Penyajian data Table, run chart
Periode analisis dan Perbulan, triwulan
pelaporan data
Penanggung jawab PIC IPS

2) Angka kejadian kemasan rusak pada proses sterilisasi

Judul indikator Angka kejadian kemasan rusak pada alat steril


Dasar Pemikiran Standar pelayanan minimal rumah sakit
Departemen kesehatan RI 2009 tentang Pedoman
instalasi pusat sterilisasi.
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya tahun 2008
Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) di RS,
2001
Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya tindakan mempertahankan sterilisasi
alat, memberikan keamanan serta memudahkan

Profil Indikator RS Mitra Husada 110


perpindahan alat dari satu tempat ke tempat lain
tanpa menyebabkan kontaminasi.
Definisi Operasional Pengemasan pada proses sterilisasi adalah untuk
membungkus peralatan medis yang akan disterilkan
baik dan benar sehingga sterilitas peralatan medis
tersebut dapat dipe.

pertahankan sampai waktu penggunaan, adapun


prinsip pengemasan yaitu steril dapat diserap
dengan baik menjangkau seluruh permukaan
kemasan dan isinya. Harus dapat menjaga sterilitasi
isinya hingga kemasan dibuka. Harus mudah dibuka
dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan
kontaminasi.
Syarat-syarat bahan pengemasan :
1. Memungkinkan penetrasi sterilan secara efektif
terhadap seluruh kemasan dan isi kemasan
2. Memastikan bahwa sterilitas kemasan dapat
terjamin sampai waktu kemasan tersebut
dibuka
3. Memungkinkan untuk mengeluarkan isi dari
kemasan tanpa menimbulkan kontaminasi.
Jika kemasan dalam kondisi rusak atau terbuka itu
berarti kemasan tidak steril.
Jenis Indikator Output, outcome
Satuan pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah kerusakan kemasan pada alat yang
disterilisasikan
Denominator Jumlah seluruh alat yang disterilkan
(penyebut)
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi Semua alat yang dikemas setelah proses sterilisasi

Kriteria Eksklusi -
Formula N/D x100
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber data Lembar catatan harian alat
Instrumen pengambilan Form harian tindakan sterilisasi
data
Besar sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)

Profil Indikator RS Mitra Husada 111


Rumus slovin (apabila jumlah populasi >30)
Cara pengambilan Probability sampling-stratified random sampling
sampel
Periode Pengumpulan Harian,bulanan
Data
Penyajian data Table, run chart
Periode analisis dan Perbulan, triwulan
pelaporan data
Penanggung jawab PIC IPS

3) Kepatuhan pemakaian indikator internal pada proses sterilisasi

Judul indikator Kepatuhan pemakaian indikator internal pada


proses sterilisasi
Dasar Pemikiran Standar pelayanan minimal rumah sakit
Departemen kesehatan RI 2009 tentang Pedoman
instalasi pusat sterilisasi.
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya tahun 2008
Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) di RS,
2001
Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan unit IPS
Definisi Operasional Indikator internal adalah kontrol mutu hasil
sterilisasi yang digunakan khusus set alat dan linen
kemasan besar.
Jenis Indikator Output
Satuan pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah alat steril yang terpasang internal indikator
pada proses sterilisasi
Denominator Jumlah alat steril yang wajib menggunakan
(penyebut) indikator
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Semua set alat besar, duk linen besar, set ortho, set
sc
Kriteria Eksklusi Set alat single
Formula N/D x100

Profil Indikator RS Mitra Husada 112


Metode Pengumpulan Concurent
Data
Sumber data Lembar catatan harian alat
Instrumen pengambilan Form harian tindakan sterilisasi
data
Besar sampel Total sampling

Cara pengambilan Non Probability sampling


sampel
Periode Pengumpulan Harian,bulanan
Data
Penyajian data Table, run chart
Periode analisis dan Perbulan, triwulan
pelaporan data
Penanggung jawab PIC IPS

Profil Indikator RS Mitra Husada 113


13. Rekam medis

1) Penomoran rekam medis ganda

Judul Indikator Penomoran Rekam Medis Ganda/Double


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / Menkes
/ Per / III / 2008 tentang Rekam Medis mengenai
Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan
pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan
memonitor tingkat kepatuhan pemberi pelayanan
dalam melakukan proses identifikasi. Dengan
adanya indikator tersebut diharapkan pemberi
pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan
Definisi 1. Rekam medis adalah berisi catatan identitas pasien,
Operasional anamnese, pengobatan, tindakan medis serta
pelayanan lainnya yang diberikan selama di rumah
sakit.
2. Nomor rekam medis ganda adalah pemberian
nomor rekam medis lebih dari satu yang diberikan
kepada satu pasien, sehingga satu pasien
mempunyai berkas rekam medis lebih dari satu.
Jenis Indikator Outcome

Profil Indikator RS Mitra Husada 114


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah rekam medis dengan penomeran ganda dalam
(pembilang) satu bulan
Denominator Jumlah seluruh penomeran rekam medis dalam satu
(penyebut) bulan
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Satu pasien mempunyai berkas rekam medis lebih dari
satu baik pasien rawat inap maupun rawat jalan
Kriteria eksklusi Tidak ada
Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Penggandaan Nomor Rekam Medis
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC Rekam Medis
Jawab

2) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat


Jalan
Judul Indikator Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan
Rawat Jalan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 129 /
Menkes / SK / II / 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
2. Penyelenggaraan sistem rekam medis yang baik

Profil Indikator RS Mitra Husada 115


merupakan pelayanan yang cepat dan tepat.
Kepuasan pelanggan bergantung terhadap tepat dan
cepatnya penyediaan berkas rekam medis ke unit
pelayanan yang dituju, khususnya pelayanan rawat
jalan.
3. Pelayanan akan terhambat dengan distribusi berkas
rekam medis yang tidak sesuai, sehingga pelayanan
terganggu dikarenakan pemeriksaan pasien harus
berdasarkan ketersediaan berkas rekam medis.
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medik
rawat jalan
Definisi 1. Waktu penyediaan adalah waktu yang dibutuhkan
Operasional oleh petugas dalam melakukan penyediaan suatu
hal yang menunjang untuk pelayanan kesehatan
bagi pasien.
2. Angka kejadian yaitu penyediaan berkas rekam
medis yang diberikan sama dengan atau kurang dari
10 menit.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan
(pembilang) yang ≤ 10 menit
Denominator Jumlah seluruh penyediaan dokumen rekam medis
(penyebut) rawat jalan dalam satu bulan
Target Pencapaian ≥80%
Kriteria inklusi Semua rekam medis pasien rawat jalan poliklinik
spesialis
Kriteria eksklusi Rekam medis rawat inap, rekam medis poliklinik saraf
Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis
Pengambilan
Data
Besar Sampel Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Purposive Sampling
Sampel

Profil Indikator RS Mitra Husada 116


Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC Rekam Medis
Jawab

3) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat


Inap
Judul Indikator Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan
Rawat Inap
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 129 /
Menkes / SK / II / 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
2. Penyelenggaraan sistem rekam medis yang baik
merupakan pelayanan yang cepat dan tepat.
Kepuasan pelanggan bergantung terhadap tepat dan
cepatnya penyediaan berkas rekam medis ke unit
pelayanan yang dituju, khususnya pelayanan rawat
inap.
3. Pelayanan akan terhambat dengan distribusi berkas
rekam medis yang tidak sesuai, sehingga pelayanan
terganggu dikarenakan pemeriksaan pasien harus
berdasarkan ketersediaan berkas rekam medis.
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medik
rawat inap
Definisi 1. Waktu penyediaan adalah waktu yang dibutuhkan
Operasional oleh petugas dalam melakukan penyediaan suatu
hal yang menunjang untuk pelayanan kesehatan
bagi pasien.
2. Angka kejadian yaitu penyediaan berkas rekam
medis yang diberikan sama dengan atau lebih dari
15 menit.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase

Profil Indikator RS Mitra Husada 117


Numerator Jumlah penyediaan dokumen rekam medis rawat inap
(pembilang) yang < 15 menit
Denominator Jumlah seluruh penyediaan dokumen rekam medis
(penyebut) rawat inap dalam satu bulan
Target Pencapaian ≥80%
Kriteria inklusi Semua rekam medis pasien rawat inap pasien lama
Kriteria eksklusi Rekam medis rawat jalan
Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis
Pengambilan
Data
Besar Sampel Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Purposive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC Rekam medis
Jawab

4) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Poli Saraf


Judul Indikator Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Poli Saraf
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 129 /
Menkes / SK / II / 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
2. Penyelenggaraan sistem rekam medis yang baik
merupakan pelayanan yang cepat dan tepat.
Kepuasan pelanggan bergantung terhadap tepat dan
cepatnya penyediaan berkas rekam medis ke unit

Profil Indikator RS Mitra Husada 118


pelayanan yang dituju, khususnya pelayanan rawat
jalan.
3. Pelayanan akan terhambat dengan distribusi berkas
rekam medis yang tidak sesuai, sehingga pelayanan
terganggu dikarenakan pemeriksaan pasien harus
berdasarkan ketersediaan berkas rekam medis.
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medik rawat
jalan
Definisi 1. Waktu penyediaan adalah waktu yang dibutuhkan
Operasional oleh petugas dalam melakukan penyediaan suatu hal
yang menunjang untuk pelayanan kesehatan bagi
pasien.
2. Angka kejadian yaitu penyediaan berkas rekam
medis yang diberikan lebih dari 10 menit.
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah penyediaan dokumen rekam medis poli saraf
(pembilang) yang ≤ 10 menit
Denominator Jumlah seluruh penyediaan dokumen rekam medis poli
(penyebut) saraf dalam satu bulan
Target ≥80%
Pencapaian
Kriteria inklusi Semua rekam medis pasien rawat jalan poliklinik
spesialis saraf
Kriteria eksklusi Rekam medis rawat inap, rekam medis poli spesialis
selain saraf
Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis
Pengambilan
Data
Besar Sampel Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Probability Sampling – Purposive Sampling
Pengambilan
Sampel

Profil Indikator RS Mitra Husada 119


Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC rekam medis
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 120


14. Farmasi

1) Kesalahan penyerahan perbekalan farmasi

Judul Indikator Kesalahan Penyerahan Perbekalan Farmasi


Dasar Pemikiran Terwujudnya ketepatan dalam penyerahan
perbekalan farmasi
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam
pemberian atau penyerahan perbekalan farmasi
Definisi Operasional Kesalahan Pemberian perbekalan farmasi :
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Jenis Indikator Ketepatan Penyerahan perbekalan farmasi
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah kesalahan penyerahan pembekalan farmasi
(pembilang)
Denominator Jumlah penyerahan pembekalan farmasi dalam satu
(penyebut) bulan
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Semua resep di Farmasi
Kriteria eksklusi Resep pasien rawat jalan dan rawat inap
Formula N / D X 100 %
Metode Concurent
Pengumpulan
Data
Sumber Data Seluruh pasien yang mengalami kesalahan dalam
penyerahan perbekalan farmasi
Instrumen Formulir Observasi Ketepatan Penyerahan
Pengambilan perbekalan farmasi
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel
Periode Bulanan

Profil Indikator RS Mitra Husada 121


Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi

2) Ketepatan Waktu Pengiriman Barang Sesuai Dengan Jadwal

Judul Indikator Ketepatan Waktu Pengiriman Barang Sesuai


Dengan Jadwal
Dasar Pemikiran Terwujudnya ketepatan waktu dalam pengiriman
barang sesuai dengan jadwal pengiriman
Dimensi Mutu Ketepatan waktu pengiriman perbekalan farmasi
Tujuan Tergambarnya ketepatan waktu dalam pengiriman
perbekalan farmasi sesuai dengan jadwal yang
ditentukan
Definisi Operasional Ketepatan waktu pengiriman barang sesuai dengan
jadwal yaitu dalam 3x24 jam barang datang sesuai
dengan orderan barang.
Jenis Indikator Ketepatan waktu pengriman perbekalan farmasi
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah seluruh barang yang diorder lebih dari 3x24
(pembilang) jam
Denominator Jumlah seluruh barang yang diorder dalam satu
(penyebut) bulan
Target Pencapaian ≥80%
Kriteria inklusi Jumlah ketepatan pengiriman barang 3 x 24 jam
Kriteria eksklusi Jumlah order barang dalam 1 hari
Formula N / DX 100 %
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Faktur dan Surat Pesanan
Instrumen Formulir Observasi Ketepatan pengiriman barang
Pengambilan pada faktur
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling

Profil Indikator RS Mitra Husada 122


Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi

3) Kesesuaian Barang Yang Dikirim Sesuai Dengan Surat Pesanan


Judul Indikator Kesesuaian Barang Yang Dikirim Sesuai Dengan
Surat Pesanan
Dasar Pemikiran Terwujudnya kesesuaian dan ketepatan barang yang
dikirim sesuai dengan surap pesanan yang dibuat
Dimensi Mutu Ketepatan dan kesesuaian Barang Yang Dikirim
Sesuai Dengan Surat Pesanan yang dibuat
dibandingkan dengan Faktur yang datang
Tujuan Tergambarnya kesesuaian barang (perbekalan
farmasi) yang datang antara faktur dengan surat
pesanan
Definisi Operasional Kesesuaian barang yang dikirim sesuai dengan surat
pesanan berdasarkan faktur serta dibandingkan
dengan fisik barang yang datang.
Jenis Indikator Kesesuaian barang yang dikirim sesuai dengan surat
pesanan dibadingkan dengan faktur yang datang
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah barang yang dikirim sesuai dengan surat
(pembilang) pesanan
Denominator Jumlah barang yang dikirim sesuai dengan pesanan
(penyebut) dalam satu bulan
Target Pencapaian ≥80%
Kriteria inklusi Jumlah kesesuaian barang yang dikirim sesuai
dengan surat pesanan
Kriteria eksklusi Jumlah order barang dalam 1 hari
Formula Jumlah barang yang dikirim sesuai pesanan
X 100 %
Jumlah semua pesanan dalam 1bulan
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Faktur dan Surat Pesanan

Profil Indikator RS Mitra Husada 123


Instrumen Formulir Observasi kesesuaian barang datang
Pengambilan sesuai dengan surat pesanan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi

4) Angka Kesalahan Penulisan Etiket Obat

Judul Indikator Angka Kesalahan Penulisan Etiket Obat


Dasar Pemikiran Terwujudnya ketepatan dalam penulisan etiket
OBAT
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambar terjadinya kesalahan dalam penulisan
pada etiket obat di farmasi baik rawat jalan maupun
rawat inap
Definisi Operasional Kesalahan penulisan etiket pada obat :
1. Salah dalam penulisan nama pasien
2. Salah dalam penulisan nama obat
3. Salah penulisan interval pemberian obat
4. Salah dalam penulisan aturan minum/pakai
Jenis Indikator Ketepatan penulisan etiket obat
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah obat dengan kesalahan penulisan etiket
(pembilang)
Denominator Jumlah obat sesuai dengan resep dalam satu bulan
(penyebut)
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Semua resep di Farmasi
Kriteria eksklusi Resep pasien rawat jalan dan rawat inap
Formula N / DX 100 %
Metode Concurent
Pengumpulan

Profil Indikator RS Mitra Husada 124


Data
Sumber Data Formulir Kesalahan penulisan etiket pada obat
Instrumen 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Pengambilan 2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Data
Besar Sampel Non Probability Sampling
Cara Pengambilan Jumlah keslahan penulisan etiket perhari
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi

15. IPSRS

1) Keterlambatan waktu menangani kerusakan alat

Profil Indikator RS Mitra Husada 125


Judul Indikator Kecepatan waktu menanggani kerusakan alat

Dasar Pemikiran SPM

Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan


Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam
Tujuan
pemeliharaan alat
Keterlambatan waktu menangani alat yang rusak
adalah waktu yang dibutuhkan
mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan
Definisi operasional petugas melakukan
pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak
lanjut perbaikan, maksimal
dalam waktu 15 menit harus sudah ditanggapi.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Jumlah penanganan kerusakan alat lebih dari 15
Numerator menit

Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu


Denominator
bulan
Target Pencapaian 0%
- Alat rusak/tidak berfungsi dan tidak memerlukan
sparepart
Kriteria inklusi
- Alat rusak/tidak berfungsi dan stok sparepart
tersedia
- Alat rusak/tidak berfungsi dan membutuhkan
sparepart khusus (inden)
Kriteria eksklusi
- Alat rusak/tidak berfungsi dan harus vendor yang
menangani
Sumber data Catatan laporan kerusakan alat
N
Formula ×100 %
D
Metode Pengumpulan
Pencatatan dan penghitungan laporan kerusakan alat
Data
Sumber Data Laporan permintaan perbaikan
Instrumen
Buku catatan laporan kerusakan alat
Pengambilan Data
Penanggung jawab Kepala IPSRS

2) Ketepatan waktu pemeliharaan AC

Profil Indikator RS Mitra Husada 126


Judul Ketepatan waktu pemeliharaan AC
Dasar Pemikiran Analisis situasi
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam
Tujuan
pemeliharaan alat
Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang
menunjukkan periode
Definisi operasional
pemeliharaan/service untuk tiap-tiap alat sesuai
ketentuan yang berlaku.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Jumlah pendingin udara / AC yang dilakukan
Numerator
pemeliharaan
Denominator Jumlah seluruh pendingin udara / AC
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi - Jumlah ac yang dipelihara sesuai target terjadwal
Kriteria eksklusi - Pemeliharaan diluar jadwal terencana
Sumber data Buku Laporan Pemeliharaan AC
N
Formula ×100 %
D
Penanggung jawab Kepala IPSRS

16. Inventori barang


Kepatuhan Pelaksanaan order barang setiap hari senin dan kamis

Judul Indikator Kepatuhan Pelaksanaan order barang setiap hari

Profil Indikator RS Mitra Husada 127


senin dan kamis
Ketentuan pengelolaan aset rumah sakit tercantum di
Dasar Pemikiran dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
Pelayanan pengeloloan inventaris merupakan kunci
dalam menujang pelayanan prima rumah sakit
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Kesinambungan
Tujuan Menilai kepatuhan ruangan dalam proses order
barang
Definisi 1. Identifikasi adalah tindakan mengorder barang
Operasional barang kebutuhan ATK dan lain yang
dilaksanakan sesuai dengan hari yang di tentukan.

2. Proses identifikasi dilakukan dengan visual, dan


monitoring secara sistem order barang yang
masuk

Jenis Indikator Proses


Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah Pelaksanan Order barang sesuai jadwal hari
(pembilang) Senin dan Kamis
Denominator Jumlah Total orderan masuk dalam 1 bulan
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : seluruh order barang yang masuk
Eksklusi : -
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospective
Pengumpulan
Data
Sumber Data Form/ catatan order barang
Instrumen Formulir/ daftar order barang
Pengambilan
Data
Total sampling

Profil Indikator RS Mitra Husada 128


Besar Sampel
Cara Non Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala bagian inventaris
Jawab
PIC Kepala ruangan

17. SDM/Diklat
1) Tingkat kepuasan karyawan

Profil Indikator RS Mitra Husada 129


Judul Indikator Tingkat kepuasan karyawan

Kepuasan karyawan penting karena berkaitan


Dasar Pemikiran langsung dengan motivasi kerja. Karyawan dengan
kepuasan kerja yang tinggi cenderung akan lebih
memiliki kepedulian terhadap organisasi yang ada
di dalamnya. Sehingga mereka akan memberikan
nilai yang superior kepada para pelanggan melalui
layanan terbaik yang bisa dilakukan. Mereka juga
cenderung lebih memiliki komitmen tinggi terhadap
organisasi.
Dimensi Mutu Effektif, keselamatan, efisien dan adil

Tujuan Tergambarnya kepuasan kerja karyawan rumah


sakit, untuk dapat diketahui kepuasan karyawan bagi
rumah sakit dalam memilih dan menempatkan
karyawan dalam pekerjaannya agar tidak terjadi hal
– hal yang tidak diharapkan.
Definisi Kepuasan kerja atau kepuasan karyawan adalah
Operasional ukuran dari tingkat kepuasan pekerja dengan jenis
pekerjaan mereka yang berkaitan dengan sifat dari
tugas pekerjaannya, hasil kerja yang dicapai, bentuk
pengawasan yang diperoleh maupun rasa lega dan
perasaan suka terhadap pekerjaan yang ditekuninya.
perasaan puas atau rasa pencapaian yang diperoleh
seorang karyawan dari pekerjaannya.
Kepuasan kerja merupakan hasil dari penilaian yang
menyebabkan seseorang mencapai nilai
pekerjaannya atau memenuhi kebutuhan dasarnya
serta membantu dalam menentukan, sejauh mana
seseorang menyukai atau tidak menyukai
pekerjaannya.
Kepuasan kerja juga dapat diartikan sebagai keadaan
emosi yang menyenangkan pada pekerjaannya.
Sedangkan kebalikannya, yaitu ketidakpuasan dapat
diartikan sebagai keadaan emosional yang tidak
menyenangkan pada pekerjaannya sehingga
menghambat atau menghalangi pencapaian nilai
pekerjaan seseorang.
Jenis Indikator Output

Profil Indikator RS Mitra Husada 130


Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah karyawan dengan tingkat kepuasan emosi
(pembilang) yang menyenangkan
Denominator Jumlah seluruh karyawan yang mengisi form/ angket
(penyebut) survey kepuasan karyawan
Target ≥ 80 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : seluruh karyawan rumah sakit termasuk
karyawan PHL
Eksklusi : karyawan dalam masa orientasi dan
karyawan kontrak ≤ 1 tahun.
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survey kepuasan karyawan
Instrumen Form/ kuisioner kepuasan karyawan
Pengambilan Data
Total sampling
Besar Sampel
Cara Non Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Triwulan 3
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan run chart
Periode Analisis Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala SDM
Jawab
PIC PIC SDM

2) Ketepatan waktu kehadiran karyawan

Profil Indikator RS Mitra Husada 131


Judul Indikator Ketepatan waktu kehadiran karyawan

Tingkat kehadiran menjadi cerminan kedisiplinan


Dasar Pemikiran dan juga komitmen karyawan dalam bekerja. Selain
itu, tingkat kehadiran karyawan juga menunjukkan
kepatuhan karyawan dalam menjalankan peraturan
perusahaan tentang waktu kerja. Akan tetapi, tingkat
kehadiran karyawan juga wajib diukur berdasarkan
ketepatan waktu masuk dan penyelesaian pekerjaan.
Keterlambatan yang dilakukan secara berulang akan
mengurangi jam kerja yang berpengaruh pada
tingkat produktivitas karyawan
Dimensi Mutu Tepat waktu
Tujuan Menilai tingkat kepatuhan karyawan terhadap jam
kerja yang telah ditetapkan
Definisi Kehadiran kerja dimaksudkan keharusan karyawan
Operasional untuk berada di tempat kerja sesuai dengan jadwal
waktu yang telah ditetapkan, tidak datang terlambat,
tidak pulang lebih cepat dan tidak mangkir.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah hari kehadiran karyawan yang tepat waktu
(pembilang) dalam 1 (satu) bulan
Denominator Jumlah total hari kehadiran karyawan dalam 1 (satu)
(penyebut) bulan
Target ≥ 80 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Seluruh karyawan
Eksklusi : -
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data absen berdasarkan fingerprint
Instrumen Daftar fingerprint berdasarkan sistem alat
Pengambilan Data
Total sampling
Besar Sampel
Cara Non Probability Sampling

Profil Indikator RS Mitra Husada 132


Pengambilan
Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala SDM
Jawab
PIC PIC SDM

3) Terlaksananya pelatihan internal karyawan

Judul Indikator Terlaksananya pelatihan internal karyawan


Pelatihan karyawan sebagai upaya mengelola atau
Dasar Pemikiran mengembangkan kompetensi personil SDM agar
mampu merealisasikan misi organisasi dalam rangka
mewujudkan visi organisasi
Dimensi Mutu Efektif, efisien
Tujuan Dengan melakukan training, para karyawan dapat
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang mereka
lakukan. Perusahaan selalu membutuhkan tenaga-
tenaga yang berkompeten di bidangnya untuk
meningkatkan profit dan perkembangan perusahaan.
Definisi Pelatihan internal berarti bahwa pelatihan dilakukan
Operasional di dalam lingkungan perusahaan/ organisasi.
Pelatihan internal adalah metode yang efektif,
membuat bersemangat, dan jitu untuk meningkatkan
kemampuan karyawan. Pelatihan internal memberi
keuntungan tersendiri bagi stakeholder perusahaan
dan karyawan, yang tidak didapatkan jika kita
mengirim karyawan untuk mengikuti program
pelatihan atau seminar eksternal.
Jenis Indikator Proses, output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah hari total terlaksananya pelatihan internal

Profil Indikator RS Mitra Husada 133


(pembilang) dalam 1 bulan
Denominator Jumlah hari kerja dalam 1 (satu) bulan
(penyebut)
Target ≥ 80 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Seluruh karyawan
Eksklusi : -
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data TOR pelatihan dan uman
Instrumen Daftar jadwal pelatihan dalam TOR
Pengambilan Data
Total sampling
Besar Sampel
Cara Non Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala SDM
Jawab
PIC PIC SDM

18. Unit Gizi

1) Kejadian Sisa makan pasien

Judul Indikator Kejadian sisa makan pasien

Profil Indikator RS Mitra Husada 134


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 tahun
Dasar Pemikiran 2013 tentang pedoman pelayanan gizi
Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas

Tujuan Tergambarnya efektivitas pelayanan instalasi gizi,


mengukur kejadian sisa makan pasien
Definisi Porsi makan siang non diet yang tidak habis oleh
Operasional pasien ≥1/2 porsi makan yang disediakan. Sisa
makanan yang dipantau adalah sisa makanan pasien
non diet
Jenis Indikator Outcome
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang tidak menghabiskan makanan ≥
(pembilang) 1
porsi dalam periode observasi
2
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan
(penyebut)
Target ≤20 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Pasien yang mendapatkan makanan non
diet
Eksklusi : Pasien puasa, pasien yang mendapat diet
enteral, pasien yang mendapatkan diet khusus
n
x 100 %
d
Formula
Metode Observasi dan retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi dan catatan petugas distribusi makan
pasien
Instrumen Formulir observasi/ form daftar distribusi makanan
Pengambilan Data pasien
Total sampling jika populasi ≤ 30
Besar Sampel Jika populasi > 30 menggunakan rumus slovin
Cara Probability Sampling – simple random sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan

Profil Indikator RS Mitra Husada 135


Data
Penyajian Data Tabel dan run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Pengolahan Gizi
Jawab
PIC Kepala ruangan

2) Kesalahan Diet Pasien

Judul Indikator Kesalahan Diet Pasien


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 tahun
Dasar Pemikiran 2013tentang pedoman pelayanan gizi
Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas, keselamatan pasien

Tujuan Tergambarny efektivitas pelayanan instalasi gizi,


Tergambarnya ketelitian petugas dalam memberikan
pelayanan makanan kepada pasien.
Mengukur kejadian kesalahan pemberian diet pasien
Agar kesalahan dalam pemberian makanan dapat
dihindari
Definisi Kesalahan diet pasien adalah kesalahan dalam
Operasional memberikan jenis diet atau bentuk makanan.
Jenis Indikator Proses, Outcome
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan diet khusus yang
(pembilang) tidak sesuai
Denominator Jumlah pasien yang mendapatkan diet khusus
(penyebut)
Target 0%
Pencapaian
Kriteria Inklusi pasien rawat inap dengan diet khusus
Eksklusi : Pasien rawat inap non diet

n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan

Profil Indikator RS Mitra Husada 136


Data
Sumber Data Catatan petugas distribusi makan pasien, catatan
permintaan makan pasien
Instrumen Form daftar distribusi makanan pasien dan form
Pengambilan Data permintaan diet pasien
Total sampling
Besar Sampel
Cara Non Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Pengolahan Gizi
Jawab
PIC Kepala ruangan

3) Angka Pasien Dengan Diet Khusus Mendapat Asuhan gizi


Judul Indikator Angka pasien dengan diet khusus mendapat asuhan
gizi
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 tahun
2013 tentang pedoman pelayanan gizi.
Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas

Tujuan Tergambarnya efektivitas pelayanan instalasi gizi


Definisi Pasien yang bersesiko malnutrisi dan mendapat diet
Operasional khusus (DM, DH, DG dan DJ), dan pasien ICU
mendapatkan asuhan gizi dalam waktu ≤ 2 x 24
jam.
Jenis Indikator Proses
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah Pasien yang bersesiko malnutrisi dan
(pembilang) mendapat diet khusus (DM, DH, DG, DJ), dan
pasien ICU yang mendapatkan asuhan gizi dalam

Profil Indikator RS Mitra Husada 137


waktu
≤ 2x24 jam.
Denominator Jumlah seluruh pasien dengan diet khusus yang
(penyebut) disurvey dalam satu bulan.
Target 80%
Pencapaian
Kriteria Inklusi: pasien beresiko malnutrisi dan mendapat
diet khusus (DM, DH, DG,DJ) dan pasien ICU
Eksklusi : -
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Form catatan ahli gizi
Instrumen Lembar catatan pemberian diet pasien
Pengambilan Data
Total sampling
Besar Sampel
Cara Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
dan Pelaporan
Data
PenanggungJawab Kepala Pengolahan Gizi
PIC Kepala ruangan

4) Ketepatan Waktu Pemberian Makan Kepada Pasien


Judul Indikator Ketepatan waktu pemberian makan kepada pasien

Profil Indikator RS Mitra Husada 138


Dasar Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 tahun
Pemikiran 2013tentang pedoman pelayanan gizi
Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya efektivitas pelayanan instalasi gizi


Definisi Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Operasional adalah ketepatan penyediaan makanan pada pasien
sesuai dengan jadwal distribusi yang telah
ditentukan.
P : 06.30-07.00
S : 10.30-11.00
M : 16.30-17.00
Jenis Indikator Output
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang
(pembilang) mendapat makanan tepat waktu dalam satu bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
(penyebut) dalam satu bulan

Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Seluruh pasien yang dirawat inap, kondisi
sadar, yang mendapat pelayanan diet makan.
Eksklusi : Pasien yang mendapat makanan dengan
diet cair.
Pasien dengan penurunan kesadaran, pasien yang
mendapatkan diet enteral
n
x 100 %
d
Formula
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Sensus harian
Instrumen Lembar catatan petugas distribusi makan pasien
Pengambilan
Data

Besa rSampel Total sampling jika populasi ≤ 30


Rumus slovin jika populasi > 30
Cara Non Probability Sampling

Profil Indikator RS Mitra Husada 139


Pengambilan
Sampel
Periode Setiap hari
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulan, tahunan
danP elaporan
Data
Penanggung Kepala Pengolahan Gizi
Jawab
PIC Kepala ruangan rawat inap dan Unit Gizi

19. IT

Profil Indikator RS Mitra Husada 140


1) Keterlambatan waktu penanganan kerusakan hardware

Judul Indikator Keterlambatan waktu penanganan kerusakan


hardware
Dasar Pemikiran 1. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
merupakan kunci utama dalam meningkatkan
kepuasan pasiennya. Rumah sakit yang
didalamnya terdapat sarana dan prasarana
membutuhkan pemeliharaan oleh petugas unit
sarana dan prasarana. Kecepatan dalam
menanggapi kerusakan alat dibutuhkan supaya
tidak menghambat pelayanan di area RS. Mitra
Husada
2. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
nomor 82 tahun 2013 Tentang Sistem Informasi
Manejemen Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya tingkat pelayanan penanganan
kerusakan hardware dan jaringan yang maximal di
rumah sakit
Definisi Angka yang menunjukkan keterlambatan respon
Operasional petugas EDP dalam menanggapi laporan kerusakan
hardware / jaringan, yaitu lebih dari 1 jam sejak
laporan kerusakan diterima sampai dengan petugas
EDP datang ke unit yang bersangkutan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah respon keterlambatan dalam menanggapi
(pembilang) laporan kerusakan handware
Denominator Jumlah seluruh kerusakan handware yang
(penyebut) ditindaklanjuti petugas
Target Pencapaian 0%
Kriteria inklusi Tidak adanya keterlambatan Penanganan
menanggapi kerusakan hardware dan jaringan

Kriteria eksklusi Data laporan penanganan kerusakan hardware dan


jaringan yang terlambat disampaikan
Formula N
X 100 %
D

Profil Indikator RS Mitra Husada 141


Metode Input di Sistem Maintenance IT
Pengumpulan
Data
Sumber Data Sistem laporan kerusakan hardware / jaringan
Instrumen Laporan di Sistem Maintenance IT
Pengambilan
Data
Besar Sampel -
Cara Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Bidang Penunjang Medis
Jawab
PIC Kepala ruang IT

2) Ketepatan waktu pemeliharaan alat informasi

Judul Indikator Ketepatan waktu pemeliharaan alat informasi


Dasar Pemikiran 1. Ketepatan waktu pemeliharaan alat rumah sakit
merupakan kunci utama dalam meningkatkan
kepuasan pasiennya. Rumah sakit yang
didalamnya terdapat sarana dan prasarana yang
membutuhkan pemeliharaan alat yang rutin oleh
petugas unit sarana dan prasarana. Kecepatan
dalam menanggapi kerusakan alat dibutuhkan
supaya tidak menghambat pelayanan di area RS.
Mitra Husada.
2. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
nomor 82 tahun 2013 Tentang Sistem Informasi
Manejemen Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya ketepatan dan ketanggapan dalam
pemeliharaan alat.
Definisi Waktu pemeliharaan alat informasi adalah waktu

Profil Indikator RS Mitra Husada 142


Operasional yang menunjukkan periode pemeliharaan/service
untuk tiap-tiap alat sesuai ketentuan yang berlaku.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemeliharaan alat informasi yang dilakukan
(pembilang) pemeliharaan (service) tepat waktu dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh alat informasi yang seharusnya
(penyebut) dilakukan pemeliharaan dalam 1 bulan.
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi Alat informasi yang perlu dilakukan pemeliharaan di
RS. Mitra Husada
Kriteria eksklusi Data laporan alat yang tidak di lakukan
pemeliharaan disampaikan
Formula N
X 100 %
D
Metode Input di Sistem Maintenance IT
Pengumpulan
Data
Sumber Data Sistem Maintenance IT laporan Alat yang di lakukan
maintenance
Instrumen Laporan di Sistem Maintenance IT
Pengambilan
Data
Besar Sampel -
Cara Pengambilan Non Probability Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel dan Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Bidang Penunjang Medis
Jawab
PIC Kepala ruang IT

Profil Indikator RS Mitra Husada 143


20. Keuangan

1) Keterlambatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


Keterlambatan Waktu Penyampaian Laporan
Judul Indikator
Keuangan
Keterlambatan waktu penyampain Laporan
Dasar Pemikiran Keuangan akan mempengaruhi tepatnya pengambilan
keputusan Pihak Manajemen
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Mengukur ketertiban administrasi keuangan dalam

Profil Indikator RS Mitra Husada 144


hal pelaporan keuangan bulanan
Keterlembatan waktu penyampaian Laporan
Keuangan adalah suatu keadaan dimana Laporan
Definisi
Keuangan dilaporakan oleh Kepala Bagian Keuangan
Operasional
kepada Direktur Keuangan sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
Jenis Indikator Proses
Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah hari keterlambatan penyampaian Laporan
(Pembilang) Keuangan
Denominator
Jumlah hari penyelesaian Laporan Keuangan
(Penyebut)
Target
≤ 20%
Pencapaian
Kriteria Inklusi Laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu
Kriteria Eksklusi Data keuangan yang terlambat disampaikan
Formula N/D x 100%
Metode
Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Laporan Keuangan Bulanan
Instrumen
Formulir Observasi Harian
Pengambilan Data
Besar Sampel -
Cara
Non Probability Sampling
Pengambilan Data
Periode
Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel dan Line Chart
Periode Analisis
Dan Pelaporan Bulanan, Triwulan dan Tahunan
Data
Penanggung
Kepala Bidang Keuangan
Jawab

2) Ketepatan Proses Penjaminan Tagihan Rawat Jalan


Asuransi
Ketepatan Proses Penjaminan Tagihan Rawat
Judul Indikator
Jalan Asuransi

Profil Indikator RS Mitra Husada 145


Kepuasan pasien atas pelayanan Asuransi dan
Mengurangi adanya keterlambatan pengajuan klaim
Dasar Pemikiran
Asuransi sehingga Cash Flow Rumah Sakit tetap
aman.
Dimensi Mutu Kepuasan Pasien
- Meningkatkan mutu pelayanan Pasien Asuransi
- Mempercepat pengajuan klaim
Tujuan
- Menghindari konflik dengan Peserta Asuransi
- Mengurangi adanya klaim pending
Ketepatan proses penjaminan tagihan Pasien
Asuransi Rawat Jalan adalah ketepatan dalam proses
Definisi
pemilahan dan penginputan layanan pasien Rawat
Operasional
Jalan antara yang dijamin dan yang tidak dijamin
oleh Pihak Asuransi.
Jenis Indikator Proses
Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator
Jumlah tagihan Rawat Jalan Asuransi yang benar
(Pembilang)
Denominator
Jumlah seluruh Pasien Rawat Jalan Asuransi
(Penyebut)
Target
100 %
Pencapaian
Ketepatan pemilahan dan penginputan tagihan Pasien
Kriteria Inklusi
Rawat Jalan Asuransi
Ketidaktepatan dalam pemilahan dan penginputan
Kriteria Eksklusi
tagihan Pasien Rawat Jalan Asuransi
Formula Numerator /Denominator x 100%
Metode
Pengumpulan Observasi
Data
Laporan rekap data Pasien Rawat Jalan Asuransi
Sumber Data
bulanan
Instrumen
Formulir Observasi Harian
Pengambilan Data
Besar Sampel Total Pasien Rawat Jalan setiap bulan
Cara
Non Probability Sampling
Pengambilan Data
Periode
Pengumpulan Bulanan
Data

Profil Indikator RS Mitra Husada 146


Penyajian Data Tabel dan Line Chart
Periode Analisis
Dan Pelaporan Bulanan, Triwulan dan Tahunan
Data
Penanggung
Kepala Sub Bagian Keuangan dan Pelayanan
Jawab

21. Casemic

Kelengkapan Resume Medis di Casemic


Judul Indikator Kelengkapan Resume Medis di Casemic
Resume Medis yang lengkap akan mempercepat
pengajuan klaim BPJS Kesehatan dan
Dasar Pemikiran
memaksimalkan kodingan dalam menentukan
nominal klaim.
Dimensi Mutu Efektivitas
- Meningkatkan mutu Rekam Medis
- Mempercepat pengajuan klaim BPJS Kesehatan
Tujuan
- Memaksimalkan koding dalam menentukan
nominal klaim
Kelengkapan resume medis merupaka cerminan mutu
Definisi
rekam medis dan pelayanan yang diberikan oleh
Operasional
Rumah Sakit
Jenis Indikator Proses
Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah Resume Medis yang terisi lengkap dalam 1
(Pembilang) bulan
Denominator
Jumlah seluruh Resume Medis
(Penyebut)
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi Pengisian Resume Medis Lengkap
Kriteria Eksklusi Pengisian Resume Medis Tidak Lengkap
Formula Numerator/Denominator x 100%
Metode
Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Resume Medis Pasien BPJS
Instrumen Formulir checklist data kelengkapan Resume Medis

Profil Indikator RS Mitra Husada 147


Pengambilan Data
Besar Sampel 128 Resume Medis
Cara
Non Probability Sampling - Purposive Sampling
Pengambilan Data
Periode
Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel dan Line Chart
Periode Analisis
Dan Pelaporan Bulanan, Triwulan dan Tahunan
Data
Penanggung
Kepala Sub Bagian Casemic
Jawab

22. IKJ

1) Ketidakpatuhan SPO pemulasaran jenazah


Judul Indikator Ketidakpatuhan SPO pemulasaran jenazah
Dasar 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
Pemikiran HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi COVID-19.
2. Fatwa MUI Nomor : 18 tahun 2020 Tentang
Pedoman Pengurusan Jenazah (Tajhiz al-
jana'iz)
Dimensi Mutu Keselamatan, berorientasi pada jenazah/ keluarga
pasien,

Tujuan Memberikan penghormatan, kerapihan, dan


kebersihan kepada jenazah serta memberikan rasa
ketenangan kepada keluarga pasien
Definisi Penerapan kepatuhan SPO pemulasaran jenazah

Profil Indikator RS Mitra Husada 148


adalah Kegiatan petugas dalam memberikan
Operasional pelayanan pemulasaran jenazah di IKJ sesuai standar
(panduan/SPO).
Jenis Indikator Proses, outcome
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kejadian tidak sesuai SPO pemulasaran
(pembilang) jenazah
Denominator Jumlah jenazah yang dilakukan pemulasaran jenazah
di IKJ dalam waktu 1 bulan
Target 0%
Pencapaian
Kriteria inklusi Seluruh jenazah yang dirawat di IKJ
Kriteria eksklusi Tidak ada
Formula
N
X 100 %
D
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Catatan tindakan pemulasaran jenazah sesuai SPO
Instrumen Lembar pemulasaran sesuai SPO
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling
Cara Non probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala IKJ
Jawab

2) Keterlambatan pemulasaran jenazah > 2 jam setelah pasien meninggal

Profil Indikator RS Mitra Husada 149


Judul Indikator Keterlambatan pemulasaran jenazah > 2 jam setelah
pasien meninggal
Dasar 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
Pemikiran HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
COVID-19.
2. Fatwa MUI Nomor : 18 tahun 2020 Tentang
Pedoman Pengurusan Jenazah (Tajhiz al-
jana'iz)
Dimensi Mutu Efisiensi, efektifits, tepat waktu

Tujuan Menunjang efektifitas Pelayanan pemulasaran


jenazah dan memberikan kenyaman keluarga untuk
mendampingi pasien yang meninggal serta meberikan
kelancaran pelayanan jenazah laian apabila ada
pasien yang meninggal di rawat inap
Definisi Pemulasaraan jenazah adalah perawatan jenazah
Operasional sehingga jenazah layak dan aman untuk dibawa
keluarga
Jenazah adalah seseorang yang sudah mati. Seseorang
dinyatakan mati bila berhentinya secara permanen
tanpa bisa pulih lagi semua hal berikut fungsi batang
otak, fungsi sistem pernafasan dan paru-paru secara
spontan, fungsi sistem peredaran darah dan jantung
secara spontan.
Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah
adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien
dinyatakan meninggal sampai dengan jenazah mulai
ditangani oleh petugas.
Pelayanan pemulasaran jenazah ≤ 2 jam setelah
pasien meninggal.
Pemulasaraan Jenazah Muslim
1. Petugas memakai APD sesuai kebutuhan
2. Jenazah laki-laki hanya dimandikan oleh petugas
laki-laki dan begitu sebaliknya kecuali dalam
dalam keadaan darurat
3. Jenazah diletakkan di meja memandikan jenazah
dengan tetap emmeperhatikan menjaga aurat
4. Petugas mengeluarkan kotoran yang mungkin
masih ada dalam perut jenazah, dengan cara

Profil Indikator RS Mitra Husada 150


menekan dengan lembut perut jenazah dari atas
ke bawah setelah itu dubur jenazah dibersihkan.
5. Petugas melakukan wudhu terhadap jenazah
sebagaimana lazimnya orang berwudhu
6. Jenazah dimandikan dimulai dari kepala lalu
anggota tubuh bagian kanan, kemudiaan anggota
tubuh bagian kiri dan selanjutnya seluruh tubuh
7. Seluruh tubuh jenazah dimandikan sampai
dengan bersih
8. Setelah selesai dimandikan jenazah dikeringkan
dengan handuk
9. Jenazah dipindahkan ke meja yang sebelumnya
telah disiapkan kainkafan untuk selanjutnya
jenazah dikafani dan diikat sesuai kebutuhan

Pemulasaraan jenazah Nasrani


1. SDA tanpa point 5
2. Point 9 kain kafan diganti dengan mengenakan
pakaian

Pemulasaraan jenazah Hindu, Budha dan penganut


kepercayaan lain sama dengan tata cara pemulasaraan
jenazah muslim hanya point 5 tidak perlu dilakukan.

Jenis Indikator Input, proses, outcome


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kejadian petugas yang terlambat melakukan
(pembilang) pemulasaran
Denominator Jumlah jenazah yang dilakukan pemulasaran jenazah
di IKJ

Target 0%
Pencapaian
Kriteria inklusi Jenazah yang dirawat di IKJ
Kriteria eksklusi Tidak ada
Formula
N
X 100 %
D
Metode Retrospektif

Profil Indikator RS Mitra Husada 151


Pengumpulan
Data
Sumber Data Rekam medis keterangan pasien meninggal dan
catatan kedatangan petugas pemulasaran jenazah
Instrumen Formulir waktu tanggap pemulasaran jenazah
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling
Cara Non probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala IKJ
Jawab
23. PPI
1) VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)

Judul Indikator Ventilator-Associated Pneumonia (VAP)

Dasar Pemikiran 5. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien.
6. Standar akreditasi nasional dan internasional
7. Menjadi pusat rujukan Pendidikan dan
pelayanan
8. Indicator penilaian utama Direktur Utama
9. Meningkatkan pasien safety
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan 1. Tergambarnya kualitas prosedur pemasangan dan
perawatan pasien dengan ventilator
2. Menurunkan kejadian infeksi Ventilator
Associated Pneumonia (VAP)
Definisi Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) adalah
Operasional infeksi saluran napas bawah yang mengenai
parenkim paru setelah pemakaian ventilasi mekanik
> 48 jam, dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-

Profil Indikator RS Mitra Husada 152


tanda infeksi saluran napas.
Jenis Indikator Proses
Satuan Permil
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien terinfeksi Ventilator-Associated
(pembilang) Pneumonia (VAP)
Denominator Jumlah hari terpasang ventilator pada pasien yang
(penyebut) tidak mengalami pneumonia sebelumnya
Target Pencapaian ≤ 5,8 ‰
Kriteria inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis :
a. Demam (≥38oC) tanpa ditemui penyebab
lainnya.
b. Leukopenia (<4.000 WBC/mm3) atau
leukositosis (≥12.000 SDP/mm3).
c. Untuk penderita berumur ≥ 70 tahun, adanya
perubahan status mental yang tidak ditemui
penyebab lainnya.
Dan minimal disertai 2 dari tanda berikut :
a. Timbulnya onset baru sputum purulent atau
perubahan sifat sputum.
b. Peningkatan fraksi inspirasi oksigen ≥0,2 dari
FiO2 sebelumnya
c. Peningkatan PEEP setiap hari sebesar ≥ 3cm
H2O dan PEEP sebelumnya selama 2 hari
berturut.

Kriteria eksklusi Pasien dengan pneumonia sebelum pemasangan


ventilator mekanik
Formula N
x 1000=… ‰
D
Metode Observasi, retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi, rekam medis
Instrumen Formulir surveilans, hasil ceklis CPIS
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel

Profil Indikator RS Mitra Husada 153


Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel Run chart
Grafik batang dan garis
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI
Jawab

2) HOSPITALACQUARED PNEUMONIA (HAP)

Judul Indikator Hospital Acquared Pneumonia (HAP)

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien.
2. Standar akreditasi nasional dan internasional
3. Menjadi pusat rujukan Pendidikan dan
pelayanan
4. Indicator penilaian utama Direktur Utama
5. Meningkatkan pasien safety
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan 1. Tergambarnya kualitas prosedur pemasangan
dan perawatan pasien dengan ventilator
2. Menurunkan kejadian infeksi Hospital
Aqquired Pneumonia (HAP)
Definisi Hospital Acquired Pneumonia (HAP) adalah infeksi
Operasional saluran napas bawah yang mengenai parenkim paru
setelah pasien di rawat di RS > 48 jam tanpa
dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak menderita
infeksi saluran nafas bawah HAP dapat diakibatkan
tirah baring lama ( koma/tidak sadar, trakeostomi,
refluk gaster, Endotracheal Tube/ETT)
Jenis Indikator Proses
Satuan Permil
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus infeksi Hospital Acquired Pneumonia
(pembilang) (HAP)
Denominator Jumlah lama hari rawat pasien tirah baring dalam 1
(penyebut) bulan

Profil Indikator RS Mitra Husada 154


Target Pencapaian ≤1‰
Kriteria inklusi Kriteria :
Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis :
a. Demam (≥38°C) tanpa ditemui penyebab
lainnya.
b. Leukopenia (<4.000 WBC/mm3) atau
leukositosis (≥12.000 SDP/mm3).
c. Untuk penderita berumur ≥ 70 tahun, adanya
perubahan status mental yang tidak ditemui
penyebab lainnya.
Minimal disertai 2 dari tanda berikut :
a. Timbulnya onset baru sputum purulent atau
perubahan sifat sputum.
b. Munculnya tanda atau terjadinya batuk yang
memburuk atau dyspnea (sesak napas) atau
tachypnea.
c. Ronki basah atau suara napas bronchial.
d. Memburuknya pertukaran gas, misalnya
desaturasi O2 (PaO2 / FiO2 ≤240), peningkatan
kebutuhan oksigen, atau perlunya peningkatan
ventilator.
Dasar diagnosis :
Adanya bukti secara radiologis adalah jika
ditemukan >2 foto serial infiltrate baru atau
progresif yang menetap ; Konsolidasi ; Kavitasi ;
Pneumatoceles pada bayi berumur < 1 tahun.
Kriteria eksklusi Pasien dengan pneumonia dari rumah atau luar RS.
Mitra Husada
Formula N
x 1000=… ‰
D
Metode Observasi, retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi, Rekam Medis
Instrumen Formulir surveilans
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel

Profil Indikator RS Mitra Husada 155


Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel Run chart
Grafik batang dan garis
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI
Jawab

3) INFEKSI SALURAN KENCING (ISK)

Judul Indikator Infeksi Saluran Kencing (ISK)

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien.
2. Standar akreditasi nasional dan internasional
3. Menjadi pusat rujukan Pendidikan dan
pelayanan
4. Indikator penilaian utama Direktur Utama
5. Meningkatkan pasien safety
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan 1. Tergambarnya data pencatatan dan pelaporan
infeksi saluran kencing (ISK)
2. Menurunkan kejadian infeksi saluran kencing
(ISK)
Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan jenis
Operasional infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni
(uretra dan permukaan kandung kemih) atau

Profil Indikator RS Mitra Husada 156


melibatkan bagian yang lebih dalam dari organ-
organ pendukung saluran kemih (ginjal, uretrer,
kandung kemih, uretra dan jaringa sekitar
retroperitoneal atau rongga perinefrik, karena
penggunaan kateter urine > 48 jam.
Jenis Indikator Proses
Satuan Permil
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien terinfeksi Saluran Kemih
(pembilang)
Denominator Jumlah lama hari pemakaian kateter urin menetap
(penyebut)
Target Pencapaian ≤ 4,7‰
Kriteria inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis :
a. Demam (> 38°C)
b. Urgensi
c. Frekuensi
d. Dysuria , atau
e. Nyeri supra pubik
Tanda dan gejala ISK anak ≤ 1 tahun;
a. Demam
b. Hipotermi < 37°C rektal
c. Apnea
d. Bradikardi
e. Letargi
f. Muntah – muntah
Tes diagnostik
a. Tes carik celup (dipstick) positif untuk leukosit
esterase dan atau nitrit.
b. Piuri (terdapat ± 10 leukosit per ml atau terdapat
3 leukosit per LPB (mikroskop kekuatan
tinggi/1000x) dari urin tanpadilakukan
sentrifugasi).
c. Ditemukan kuman dengan perwarnaan gram dari
urin yang tidak disentrifugasi
d. Paling sedikit 2 kultur urin ulang didapatkan
uropatogen yang sama(bakteri gram negative
atau s. Saprophyticuc 0 dengan jumlah ≥ 102
koloni permil dari urin yang tidak dikemihkan
(kateter atau aspirasi suprapubic)

Profil Indikator RS Mitra Husada 157


e. Kultur ditemukan ≤ 105 kolono/ml kuman
pathogen tunggal (bakteri gram negative atau S.
spatophyticus) pada pasien dalam pengobatananti
mikroba efektif untuk ISK.
f. Dokter mendiagnosis sebagai ISK
g. - Dokter memberikan terapi yang sesuai untuk
ISK.
Kriteria eksklusi Pasien yang terpasang kateter urin ≤ 48 jam dan
Pasien dengan ISK sebelum pemasangan kateterr
urin menetap.
Formula N
x 1000=… ‰
D
Metode Observasi, retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi, rekam medik
Instrumen Formulir surveilans
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Control chat
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI
Jawab

4) INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien.

Profil Indikator RS Mitra Husada 158


2. Standar akreditasi nasional dan internasional
3. Menjadi pusat rujukan Pendidikan dan pelayanan
4. Indicator penilaian utama Direktur Utama
5. Meningkatkan pasien safety
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan 1. Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan
pasca operasi yangbersih sesuai standar
2. Menurunkan angka kejadian Infeksi Daerah
Operasi (IDO)
Definisi Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi pada
Operasional semua kategori luka sayatan operasi yang
dilaksanakan di RS dan ditandai dengan rasa panas
(kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor), dan
keluarnya nanah (pus) dalam kurun waktu sampai
dengan 30 hari sampai 90 hari pasca tidakan
operasi/insisi tanpa pemasangan implant dan 1 tahun
untuk operasi dengan pemasangan implant.
Jenis Indikator Proses
Satuan Permil
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi Daerah
(pembilang) Operasi
Denominator Total jumlah pasien operasi
(penyebut)
Target Pencapaian 1. Operasi Bersih (B) : 0,5%
2. Operasi Bersih terkontaminasi (BT) :1%
3. Operasi terkontaminasi (T) : 1,5%
4. Operasi kotor (K): 2%
Kriteria inklusi Infeksi luka operasi dibagi 3 yaitu :
1. Infeksi luka operasi superfisial/surgical site
infection superfisial insicional site (SSI) adalah
infeksi luka ynga terjadi 30 hari setelah operasi
dan hanyamengenai kulit dan jaringan sub kutan.
Denagn gejala: aliran nanah yang purulent dari
tempat insisi atau terdapat minimal salah satu
infeksi berikut yaitu : bengkak, kemerahan, nyeri,
panas
2. Infeksi luka operasi dalam (profundal)/ surgical
site infection (SSI) Deep surgical site infection
adalah in feksi yang terjadi 30 hari sampai 90 hari
pasca tindakan operasi dengan kriteria terdapat

Profil Indikator RS Mitra Husada 159


salah satu keadaan sebagai berikut : terdapat
drainase purulent dari tempat insisi dalam, biakan
positif dari specimen berupa cairan yang keluar
dari luka atau jaringan insisi dalam yang diambil
dengan cara aseptic. Insisi superfisial yang
sengaja dibuka oleh dokter dan memberikan hasil
kultur atau tidak dilakukan kultur dan setidaknya
satu gejala atau tanda seperti bangkak,
kemerahan, nyeri, demam, suhu 38°C. dokter
yang merawat menyatakan infeksi.
3. Infeksi luka operasi organ/rongga adalah yang
terjadi 30 hari sampai 90 hari pasca tindakan
operasi menyangkut bagian tubuh kecuali insisi
kulit biasa, fasia, lapisan otot yang dibuka atau
dimanipulasiselama tindakan operasi dan terdapat
oaling sedikit satu keadaan berikut : terdapat
drainase purulent yang berasal dari drain yang
ditempatkan pada organ/rongga terkait, biakan
positif dari specimen berupa cairan yang keluar
dari luka atau jaringan organ/rongga terkait, abses
atau tanda infeksi yang melibatkan organ/ rongga
yang dibuktikan denganpemeriksaan langsung,
prosedur infasif, pemeriksaaan histologi atau
pemeriksaan radiologi dan dokter yang
menangani menyatakan terjadinya IDO.

Jenis Operasi
1. Bersih
Dilakukan pada daera/ kulit yang pada kondisi pra
bedah tidak terdapat peradangan dan tidak
membuka traktus respiratorius, traktus
gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius dan
traktus bariier. Operasi berencana dengan
penutupan kulit primer dengan atau tanpa
pemakaian drain tertutup.
Contoh jenis operasi : craniotomy, strumectomi,
VP shunt, AV shunt, herniotomi, opersasi tulang
tanpa luka terbuka, biopsy, exterpasi,
myomectomi, dll
2. Bersih Tercemar

Profil Indikator RS Mitra Husada 160


Luka operasi yang membuka traktus digestivus,
traktus billier, traktus urinarius, traktus reproduksi
kecuali ovarium.
Contoh jenis operasi : tonsilektomy, trakeostomi,
pnsinectomi, IDW, IMW, thorakotomi bersih,
gstrectomi, reseksi usus, apendiktomi, tubaplasty,
histrektomi, SC, cholesitectomi, batu ginjal, batu
ureter, batu urethrea, prostatectomy, debridement
bersih, amputasi bersih, jahit luka dll.
3. Tercemar
Operasi yang dilakukan dengan membuka saluran
pernafasan, salurn pencernan, saluran kemih,
saluran billier atau saluran reproduksi( kecuali
ovrium) dengan pencemaran nyata
Contoh Jenis Operasi : appendiktomi perporasi,
hemorrhoidectomi, recto dan atau vagina fistel
4. Kotor
a. Operasi dengan adanya perforasi membuka
saluran pernafasan, saluran percernaan,
saluran kemih, atau saluran billier yang
terinfeksi
b. Operasi dengan melalui daerah
purulen/inflamasi bacterial
c. Operasi pada luka terbuka yang sudah
melampui waktu “Golden Period”
d. Contoh jenis Operasi :
peritonitis,osteomielitis, debridement luka
kotor, necrotomi insisi abses, amputasi
ganggren, korek luka , dll
Kriteria eksklusi Pasien yang operasi diluar RS. Mitra Husada dan
tidak kontrol di poliklinik rawat jalan RS.Mitra
Husada
Formula N
X 100 %
D
Metode Observasi, retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir surveilans
Pengambilan

Profil Indikator RS Mitra Husada 161


Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel grafik batang dan garis
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI
Jawab

5) INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD)

Judul Indikator Infeksi Aliran Darah (IAD)

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien.
2. Standar akreditasi nasional dan internasional
3. Menjadi pusat rujukan Pendidikan dan
pelayanan
4. Indikator penilaian utama Direktur Utama
5. Meningkatkan pasien safety
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan 3. Tergambarnya data pencatatan dan pelaporan
infeksi saluran kencing (ISK)
4. Menurunkan kejadian infeksi saluran kencing
(ISK)
Definisi Infeksi aliran darah terkait pemasangan kateter
Operasional intravaskuler, adalah infeksi aliran darah terkait
pemasangan Central Venous Catheter (CVC),
peripheral catetheter, catheter haemodialysis,

Profil Indikator RS Mitra Husada 162


arterial line, Peripheral Inserted Central Catheter
(PICC), intraaotric ballon pump dengan konfirmasi
laboratorium.
Jenis Indikator Proses
Satuan Permil
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien terinfeksi aliran darah (IAD)
(pembilang)
Denominator Jumlah terpasang catheter central line
(penyebut)
Target Pencapaian ≤ 3,5‰
Kriteria inklusi Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis :
- Ditemukan pathogen dari biakan spesimen darah
darah kateter intravaskuler dan dari darah perifer
tidak berkaitan dengan infeksi ditempat lain.
- Pasien dengan minimal satu gejala atau tanda
berikut: demam > 38 °C, menggigil atau
hipotensi tanpa penyebab lainnya dan diperoleh
hasil laboratorium hasil yang positif yang tidak
berhubungan dengan infeksi ditempat lain.
- Dugaan infeksi aliran darah terkait pemasangan
kateter intravaskuler pada anak usia < 1tahun:
memiliki minimal satu dari tanda-tanda berikut:
a. Demam (suhu tubuh > 38 °C per rektal)
b. Hipotermi ( <37 °C per Rektal), apnea, atau
bradikardi
c. Tidak ditemukan sumber infeksi selain
pemasangan kateter vaskuler,
d. Terdapat bakteri pathogen dalam biakan
kuman
Kriteria eksklusi Pasien dengan IAD sebelum pemasangan CVL di
RS.Mitra Husada.
Formula N
x 1000=… ‰
D
Metode Observasi, Rekam Medis
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir surveilans
Pengambilan
Data

Profil Indikator RS Mitra Husada 163


Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart grafik batang dan garis
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI
Jawab

6) PHLEBITIS

Judul Indikator Phlebitis

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien.
2. Standar akreditasi nasional dan internasional
3. Menjadi pusat rujukan Pendidikan dan
pelayanan
4. Indikator penilaian utama Direktur Utama
5. Meningkatkan pasien safety mencegah timbulnya
plebitis
Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien
Tujuan 1. Mendapatkan data dasar endemik angka kejadian
phlebitis
2. Menurunkan angka kejaian phlebitis
Definisi Phlebitis adalah luka pada daerah local tusukan infus
Operasional ditemukan tanda-tanda merah, seperti terbakar,
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat
purulent atau mengeluarkan cairan bila ditekan.
Phlebitis merupakan peradangan pada vena perifer
dan merupakan salah satu komplikasi pemasangan

Profil Indikator RS Mitra Husada 164


IVL, insiden phlebitis setelah pemasangan IV kateter
> 48 jam dimana tidak ada infeksi sebelumnya
Jenis Indikator Proses
Satuan Permil
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus phlebitis
(pembilang)
Denominator Jumlah hari pemasangan infus
(penyebut)
Target Pencapaian ≤ 1‰
Kriteria inklusi Pasien rawat inap dengan kateter Intra vena
kriteria phlebitis :
1. Merah, bengkak terasa panas seperti terbakar dan
sakit bila ditekan pada vaskuler yang terlihat
2. Demam (>38 ºC)
3. Kultur semikuantitatif dari ujung kanula
intravaskuler tumbuh >15 koloni mikroba
4. Adanya aliran nanah pada vaskuler yang terlihat

Kriteria eksklusi Pasien dengan phlebitis sebelum pemasangan Intra


Vena Line dan pasien dengan phlebitis yang didapat
di luar RS. Mitra Husada
Formula N
x 1000=… ‰
D
Metode Observasi, Rekam Medis
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir surveilans
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan

Profil Indikator RS Mitra Husada 165


dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI
Jawab

7) DEKUBITUS

Judul Indikator Dekubitus

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien.
2. Standar akreditasi nasional dan internasional
3. Menjadi pusat rujukan Pendidikan dan
pelayanan
4. Indicator penilaian utama Direktur Utama
5. Meningkatkan pasien safety
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk mencegah terjadinya dekubitus dalam
memberikan pelayanan / tindakan medis dan
keperawatan pada pasien
Definisi Dekubitus merupakan sebuh ulkus akibat tekanan
Operasional yang terlokalisir pada kulit dan / atau pada dasar
jaringan yang biasanya terjadi pada area tonjolan
tulang sebagai akibat dari tekanan, atau tekanan
yang dikombinasi dengan pergeseran atau gesekan

Jenis Indikator Proses

Profil Indikator RS Mitra Husada 166


Satuan Permil
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus Dekubitus
(pembilang)
Denominator Jumlah hari lama tirah baring
(penyebut)
Target Pencapaian 0‰
Kriteria inklusi Pasien baru setelah 24 jam Masuk RS dengan tirah
baring
Kriteria decubitus :
1. Pasien paling tidak mempunyai 2 gejala dan
tanda berikut, yang tidak diketahui penyebab
lainnya : kemerahan, sakit, atau pembengkakan
di tepian luka tekan
2. Hasil kultur positif dari cairan atau jaringan yang
diambil secara benar dan hasil kultur darah
positip
Kriteria eksklusi Pasien dengan ulkus dekubitus yang didapat diluar
rumah sakit.
Formula N
x 1000=… ‰
D
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir surveilans
Pengambilan
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Komite PPI

Profil Indikator RS Mitra Husada 167


Jawab

24. Pengadaan barang dan jasa

1) Ketepatan waktu Pengumpulan Laporan Data Bulanan

Ketepatan waktu Pengumpulan Laporan Data


Judul Indikator
Bulanan
Pengadaan barang / jasa dibentuk untuk membantu
dalam hal memenuhi kebutuhan operasional rumah
sakit, dimana setiap pengadaan barang / jasa dibuat
sebuah sistem terpadu dan kerjasama dari setiap
Dasar Pemikiran
bidang agar tidak mengalami hambatan dalam hal
persediaan atas kebutuhan barang / jasa di rumah
sakit, dan mampu meningkatkan pelayanan rumah
sakit kepada setiap konsumennya.
Efektifitas, efisiensi dan berkesinambungan
Dimensi Mutu
pelayanan
Tergambarnya ketepatan waktu pengiriman laporan
Tujuan sesuai dengan yang telah tertuang dalam KPI
Pengadaan Barang
Definisi Ketepatan pengumpulan

Profil Indikator RS Mitra Husada 168


Laporan bulanan yang dapat dikirim tepat waktu
Operasional (setiap tanggal 5 bulan berikutnya) kepada Kepala
Bidang Admistrasi dan Umum

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Jumlah pengumpulan data bulanan yang dilaporkan
Numerator (N)
tepat waktu
Denumerator (D) Jumlah pengumpulan data bulanan yang dilaporkan
Formula N/D x 100%
Targen
Pencapaian 100%
Laporan yang dikirim setiap bulan kepada Kepala
Kriteria Inklusi Bidang Admistrasi dan Umum (data bulanan
kegiatan bagian pengadaan barang & jasa).
Kriteria Exklusi -
Formula N
X 100 %
D
Metodologi - Retrospektif
Pengumpulan
Data - Concurrent
Sumber Data Surat Permintaan barang dari Unit & Penawaran
Harga Dari vendor
Instrumen Hasil rekapitulasi pengumpulan data bulanan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling
Cara Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
Jawab

Profil Indikator RS Mitra Husada 169


2) Ketepatan Waktu Pembelian Barang Rutin
Judul Indikator Ketepatan Waktu Pembelian Barang Rutin
Ketepatan waktu (timeliness) yaitu rentang waktu
atau lamanya hari yang dibutuhkan untuk pembelian
Dasar Pemikiran barang dari PO diajukan kebagian pengadaan barang
kemudian barang dipenuhi/dilakukan pembelian
kurang dari batas waktu yang ditentukan
Efektifitas, efisiensi dan berkesinambungan
Dimensi Mutu
pelayanan
Agar pelayanan operasional logistik tidak terganggu
Tujuan dikarenakan keterlambatan datangnya setiap barang
yang dipesan
Ketepatan waktu realisasi permintaan pembelian
barang rutin adalah ketepatan pemenuhan
Definisi
kebutuhan / permintaan logistik ATK & Dapur sesuai
Operasional
dengan permintaan kurang dari 7 hari terhitung dari
PO yang diajukan

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Jumlah pembelian barang yang dilakukan tepat
Numerator (N)
waktu

Denumerator (D) Jumlah seluruh pembelian barang


Targen
Pencapaian 100%
Laporan yang dikirim setiap bulan kepada Kepala
Kriteria Inklusi Bidang Admistrasi dan Umum (data bulanan
kegiatan bagian pengadaan barang & jasa).
Kriteria Exklusi -
Formula N/D x 100%
Metodologi - Retrospektif
Pengumpulan
Data - Concurrent

Sumber Data Surat Pesanan / PO


Instrumen Pengajuan kebutuhan rutin ruangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling

Profil Indikator RS Mitra Husada 170


Cara Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Staf pembelian
Jawab

3) Ketidaksesuaian surat pesanan dengan fisik barang


Ketidaksesuaian surat pesanan dengan fisik
Judul Indikator
barang
Surat Pesanan atau yang biasa disebut dengan PO
adalah dokumen pemesanan barang yang dibuat oleh
pembeli dan ditujukan kepada pihak penjual. PO
Dasar Pemikiran
dibuat untuk memperjelas pesanan pembelian dari
pihak pembeli sehingga menghindari kesalahan
pesanan saat barang tiba di tempat tujuan.
Efektifitas, efisiensi dan berkesinambungan
Dimensi Mutu
pelayanan
Tujuan Meminimalisir kesalahan dalam pembelian barang
Ketidaksesuian surat pesanan dengan fisik barang
/bahan adalah barang yang sudah dipesan ke pihak
Definisi penjual tiba di tujuan (rumah sakit mitra husada )
Operasional namun tidak sama dengan surat pemesanan seteleh
dilakukan kroscek sebelum ditandatanganinya serah
terima barang oleh petugas.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator (N) Jumlah barang yang diterima sesuai dengan pesanan
Jumlah pesanan (pengajuan) yang masuk ke bagian
Denumerator (D)
pengadaan
Targen 0%

Profil Indikator RS Mitra Husada 171


Pencapaian
Laporan yang dikirim setiap bulan kepada Kepala
Kriteria Inklusi Bidang Admistrasi dan Umum (data bulanan
kegiatan bagian pengadaan barang dan jasa).
Kriteria Exklusi -
Formula N/D x 100%
Metodologi - Retrospektif
Pengumpulan
Data - Concurrent
Surat Pesanan / PO dan Penerimaan Barang
SUMBER DATA

Instrumen Pengajuan kebutuhan rutin ruangan


Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling
Cara Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Staff Pembelian
Jawab

25. Laundry
Kepatuhan pengolahan linen kotor menjadi linen bersih sesuai SPO

Judul Indikator Kepatuhan pengolahan linen kotor menjadi linen


bersih sesuai SPO
Dasar Pemikiran 1) Agar mutu pelayanan linen tetap terjaga
dengan baik dan tidak merupakan sumber
infeksi atau perantara infeksi, maka
diperlukan suatu manajemen linen yang baik
dirumah sakit mulai dari perencanaan,
pencucian linen kotor menjadi linen bersih
yang dapat membuat pasien nyaman dan

Profil Indikator RS Mitra Husada 172


mencegah penyebaran infeksi.
2) Permenkes RI no 1204 tahun 2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan
3) Depkes RI tahun 2004 tentang Pedoman
manajemen linen di rumah sakit
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik,nyaman,
dan siap pakai
Definisi Linen kotor merupakan sumber kontaminasi udara di
Operasional rumah sakit.Penanganan linen dilakukan secara rutin,
seperti waktu membersihkan tempat tidur,
pengangkutan linen sepanjang koridor dan ruang -
ruang di rumah sakit yang terdapat linen kotor dapat
menebarkan mikroba ke seluruh bagian rumah sakit.

Linen adalah semua produk tenun yang digunakan


dalam pelayanan rawat inap , rawat jalan di rumah
sakit, bahan (alat yang terbuat dari kain, tenun.
Terdiri dari Laken, Boven Laken, Steik Laken,
Sarung Bantal & Guling, Selimut Baju Perawat,
Linen di OK, Doek, Gorden,Wash lap dan lain – lain.
Laundry adalah tempat pencucian linen yang
dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa
mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap,
pengering, meja dan mesin strika.

Kepatuhan pengelolaan linen adalah kepatuhan


petugas dalam pengelolaan linen kotor menjadi
bersih sesuai SPO yang ditetapkan.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah subjek/ petugas yang patuh melakukan
(pembilang) pengelolaan linen sesuai SPO dalam waktu 1 bulan.
Denominator Jumlah total peluang petugas yang melakukan
(penyebut) pengelolaan linen kotor menjadi linen dalam waktu 1
bulan.
Target ≥ 80%
Pencapaian

Profil Indikator RS Mitra Husada 173


Kriteria inklusi Seluruh petugas yang melakukan pengelolaan linen

Kriteria Eksklusi Tidak ada


Formula N
X 100 %
D
Metode observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir hasil observasi
Instrumen Formulir observasi kepatuhan pengelolaan linen
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling

Cara Non Probability Sampling – Stratified Random


Pengambilan Sampling (berdasarkan Unit Pelayanan)
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, Run chart
Periode Analisis Bulanan, triwulanan, tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung PIC unit laundry
Jawab

Ditetapkan di : Pringsewu
Pada Tanggal : 10 April 2022
Direktur RS.Mitra Husada

Profil Indikator RS Mitra Husada 174


dr. Elga Ria Vinensa. MMR
NIK. A11.092015

Profil Indikator RS Mitra Husada 175

Anda mungkin juga menyukai