B. kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam artikel tersebut dengan realitas sosial
Pada zaman Bani Umayyah kepemimpinan al-Walid bin Abdul Malik tipologi
negara terlihat moderat, khalifah sangat menghargai keragaman agama, malahan
memberikan dukungan resmi negara terhadap pembangunan tempat-tempat ibadah.
Sejarah mencatat bahwa pemerintahan al-Malik adalah masa ketentraman,
kemakmuran dan kebahagiaan. Pemerintahan al-Malik menerapkan sikap toleransi
dan tasāmuh, sehingga terbentuk suatu masyarakat yang saling menghargai,
menghormati dan terjalinlah kehidupan yang harmonis antar anggota masyarakat.
Toleransi dianjurkan dalam masalah muamalah dan hubungan kemasyarakatan
bukan menyangkut masalah akidah dan ibadah
Setiap pemimpin pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, ada baiknya kita sebagai rakyat memilih
pemimpin yang benar-benar sesuai Alqur’an dan Hadits. Dan kita juga harus memiliki pendirian dan
pilihan sendiri bukan mengikuti orang lain.
KB 2 ( Melihat media pembelajaran video yang berjudul
“SEJARAH LAHIRNYA KHILAFAH BANI UMAYYAH” )
A. Konsep dan deskripsi pada artikel : Jelaskan situasi politik saat awal lahirnya kekholifahan bani
Umayyah hingga kematian Yazid bin Muawiyah
Muawiyah merasakan akhir dari masanya, Muawiyah tidak
menaati syarat yang diberikan oleh Hasan ibn Ali. Yang menyebutkan bahwa
persoalan pergantian pemimpin setelah kepemimpinan Muawiyah diserahkan
kepada musyawarah dan mufakat umat Islam. Dan menunjuk Yazid ibn Muawiyah
anaknya sendiri. Sebelum melantik Yazid ibn Muawiyah menjadi penggantinya,
Muawiyah menawarkan Ja’da binti Asy’at bin Qais (salah satu istri Hasan ibn Ali)
agar meracuni suaminya. Jika racun tersebut berhasil membunuhnya ia akan diberi
100.000 dirham dan akan dinikahkan dengan Yazid (putra muawiyah sendiri), dan
Ja’da pun tertarik dengan tawaran tersebut. Hasilnya, Hasan berhasil diracuni dan
meninggal akibat racun tersebut, dan ja’da mendapatkan upah yang dijanjikan.
Namun, Muawiyah mengingkari janjinya untuk menikahkan Ja’da dengan Yazid.
Pengangkatan Yazid sebagai pengganti kepemimpinan Muawiyah
menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi, yang menjadi faktor pecahnya
perang saudara yang terjadi beberapa kali dan berkelanjutan.