Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

23 Keberlanjutan dalam
pengembangan masyarakat

Stephen M. Wheeler

Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan beberapa latar belakang dasar mengenai konsep keberlanjutan dan
bagaimana konsep tersebut dapat diterapkan baik dalam praktik maupun konten pengembangan masyarakat. Bagian ini
dimulai dengan tinjauan singkat mengenai sejarah dan teori istilah ini, kemudian mengkaji implikasinya terhadap
sejumlah bidang dalam konteks pengembangan masyarakat. Terdapat kesepakatan substansial dalam literatur
internasional mengenai dampak-dampak ini; namun, tidak ada satu pun konsep ideal mengenai “komunitas
berkelanjutan” atau contoh mengenai hal tersebut. Sebaliknya, ada banyak strategi yang berpotensi meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang dengan memanfaatkan sejarah, budaya, ekonomi, dan
ekologi setempat. Setiap komunitas yang ada memiliki beberapa fitur yang dapat dipelajari oleh komunitas lain serta
banyak tantangan yang harus diatasi. Di tempat mana pun, tugas para profesional adalah mengembangkan strategi dan
proses kreatif yang dapat diterapkan dalam konteks lokal dan konstituennya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
dan ekologi dalam jangka panjang.

Sejarah cetak untuk Bertahan Hidup, ditulis oleh stafAhli Ekologi

konsep keberlanjutan
Alasan mengapa keberlanjutan menjadi tema utama di seluruh
dunia sudah diketahui secara luas. Kekhawatiran seperti
perubahan iklim, penipisan sumber daya, polusi, hilangnya spesies
dan ekosistem, kemiskinan, kesenjangan, lalu lintas
kemacetan, perumahan yang tidak memadai, dan hilangnya model menunjukkan bahwa kehancuran sistem manusia global terhadap
komunitas dan modal sosial terjadi di mana-mana. Ini
masalah saling terkait; misalnya, emisi pemanasan global
sebagian disebabkan oleh sistem transportasi dan pola
penggunaan lahan yang tidak efisien, perumahan yang
dirancang dengan buruk dan boros energi, serta sistem
ekonomi yang tidak mempertimbangkan dampak dari
penipisan sumber daya dan polusi.
Sejauh yang diketahui siapa pun, istilah
“pembangunan berkelanjutan” digunakan pertama kali
dalam dua buku yang terbit pada tahun 1972:Batasan
Pertumbuhan, ditulis oleh tim peneliti MIT yang dipimpin
oleh Donella Meadows (Meadows et al. 1972), danBiru-
majalah (Goldsmith dkk. 1972). Laporan Meadows
khususnya sangat penting karena menggunakan
teknologi komputer baru untuk mengembangkan model
“dinamika sistem” yang memprediksi tingkat sumber daya
global, konsumsi, polusi, dan populasi di masa depan.
Setiap skenario yang dimasukkan tim ke dalam
pertengahan abad kedua puluh satu, sehingga para peneliti
menyimpulkan bahwa peradaban manusia mendekati batas
pertumbuhan di sebuah planet kecil. Prediksi ini sangat
kontroversial. Namun ketika meninjau kembali model
tersebut pada tahun 2002, dengan tambahan data aktual
selama tiga dekade, tim tersebut menyimpulkan bahwa
proyeksi awalnya relatif akurat dan bahwa umat manusia
telah memasuki periode “melampaui batas” yang sudah
melampaui kemampuan bumi untuk menopang kehidupan
manusia. masyarakat (Meadows dkk. 2004).
Peristiwa lain pada tahun 1970an juga turut memicu
kekhawatiran mengenai keberlanjutan pembangunan manusia.
340 STEPHEN M.WHEELER
pola manajemen. Konferensi PBB mengenai Lingkungan dan
Pembangunan yang pertama, diadakan di Stockholm pada
bulan September 1972, mempertemukan para peneliti dan
pembuat kebijakan dari seluruh dunia untuk mengeksplorasi
masa depan umat manusia di planet ini. Krisis energi pada
tahun 1973 dan 1979 meningkatkan kekhawatiran global
mengenai berkurangnya sumber daya dan membawa
kekhawatiran ini ke jutaan warga Amerika yang bekerja di
pompa bensin. Perhatian masyarakat terhadap perlunya
pembangunan berkelanjutan semakin meningkat pada awal
tahun 1990an sebagai hasil konferensi PBB, seperti “KTT
Bumi” yang diselenggarakan di Rio de Janeiro pada tahun
1992, dan pada awal tahun 2000an seiring dengan
menyebarnya pengetahuan tentang ancaman pemanasan
global. pemanasan global. Meskipun selama bertahun-tahun
“keberlanjutan” dianggap sebagai istilah yang tidak lazim atau
terlalu idealis, pada awal abad kedua puluh satu hal ini telah
menjadi prioritas di banyak komunitas di seluruh dunia.
Perspektif
Beberapa perspektif mengenai pembangunan berkelanjutan
muncul sejak awal dan menjadi ciri perdebatan sejak saat itu
(Wheeler 2004). Salah satu sudut pandang ini adalah paham
lingkungan hidup global, yang berfokus pada penipisan
sumber daya, polusi, serta hilangnya spesies dan habitat
(Brown 1981; Blowers 1993). Beberapa pihak, seperti yang
disebut sebagai “ahli ekologi dalam,” bahkan berpendapat
bahwa spesies lain harus diberikan hak yang sama seperti
manusia dan bahwa populasi manusia secara keseluruhan
terlalu besar dan harus dikurangi secara signifikan, mungkin
melalui keluarga berencana yang bijaksana dalam jangka
panjang. (Devall dan Sesi 1985). Bertentangan dengan
perspektif lingkungan hidup ini – yang sebenarnya
bertentangan langsung dengan sudut pandang batas
pertumbuhan – adalah pendekatan yang dikenal sebagai
optimisme teknologi yang berpendapat bahwa kecerdikan
manusia dan teknologi akan mampu mengatasi
permasalahan lingkungan. Meskipun hal ini kadang-kadang
terjadi, teknologi belum mengatasi banyak permasalahan
yang dijelaskan di atas.
Perspektif yang agak berbeda, juga berasal dari
tahun 1970an, berfokus pada peran ekonomi
dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial.
lem. Para ekonom dalam disiplin baru ekonomi lingkungan
dan ekonomi ekologi berupaya memasukkan faktor-faktor
lingkungan ke dalam model ekonomi dengan lebih baik
(Repetto 1985; Pearce dkk. 1989; Costanza 1991). Beberapa
pihak mulai mempertanyakan pada tingkat yang lebih
mendasar mengenai perlunya pertumbuhan ekonomi tanpa
akhir di planet yang sumber dayanya terbatas. Herman Daly,
khususnya, menganjurkan “masyarakat mapan” dengan
pertumbuhan ekonomi kualitatif dibandingkan pertumbuhan
ekonomi kuantitatif (Daly 1973, 1980, 1996). Beberapa pemikir
ekonomi baru-baru ini juga menganjurkan bentuk-bentuk
kapitalisme baru yang lebih mempertimbangkan kepedulian
lingkungan dan sosial (Hawken dkk. 1999; Barnes 2006).
Perspektif utama ketiga adalah para pendukung keadilan
sosial, yang sebagian besar berasal dari negara-negara Dunia
Ketiga. Para pengkritik ini menunjukkan kesenjangan global
yang menyebabkan Amerika Serikat, misalnya, dengan sekitar
4 persen populasi dunia mengonsumsi sekitar 25 persen
sumber dayanya (Goldsmith dkk. 1992; Barlow dan Clarke
2001; Shiva 2005). Kritikus tersebut berpendapat bahwa
pembangunan berkelanjutan pertama-tama perlu mengatasi
kesenjangan global dan bahwa negara-negara kaya perlu
mengurangi konsumsi mereka secara signifikan. Pandangan
seperti ini ditanggapi dengan berbagai pendapat.
Yang terakhir, para pengamat yang berorientasi
spiritual dan etis berpendapat bahwa krisis global yang
dihadapi umat manusia disebabkan oleh nilai-nilai yang
salah tempat, perspektif kognitif yang tidak cukup
mengakui saling ketergantungan, dan/atau kurangnya
perspektif etis yang mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat lain dan planet ini. diperhitungkan (Daly dan
Cobb 1989; Goldsmith 1993; Capra 1996). Para penulis ini
sering menggunakan preseden seperti “etika pertanahan”
Aldo Leopold (1949) yang berpendapat bahwa hubungan
baru antara manusia dan Bumi serta antara manusia dan
satu sama lain diperlukan.
Perspektif yang berbeda mengenai pembangunan
berkelanjutan ini telah menghasilkan argumen, analisis, dan
proposal yang berbeda sejak saat itu. Misalnya, para ekonom
cenderung berasumsi bahwa mekanisme pasar, seperti sistem
perdagangan emisi atau langkah-langkah untuk menetapkan
harga yang tepat atas sumber daya alam dan polusi, akan
mampu mengatasi masalah keberlanjutan. Banyak orang iri-
 KEBERLANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT 341

ronmentalis, sebaliknya, berpendapat kuatkesejahteraan manusia dan ekologi jangka panjang peraturan oleh sektor
komunitas
publik dan investasi publik di bidang-bidang seperti energi alternatif dandan kemudian
konservasi beralih
lahan. ke diskusi
Aktivis yang lebih
keadilan
spesifik
menyerukan pemikiran ulang radikal terhadap kapitalisme global danmengenai strategi
cenderung sangattertentu.
kritis terhadap lembaga-
lembaga seperti Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia. Sementara itu, para pemikir yang berorientasi pada
etika atau spiritual mencari kepemimpinan dan pendidikan menuju nilai-nilai sosial yang berbeda dan, dalam beberapa
Pendekatan
kasus, mencari bimbingan dalam tradisi keagamaan yang terorganisir. Elemen dari semua pendekatan ini tampaknya
berguna pada waktu yang berbeda, dan kesadaran akan semua perspektif ini penting untuk membentuk pemahaman
penerapan gagasan keberlanjutan secara pragmatis dalam masyarakat.
Pembangunan berkelanjutan cenderung memerlukan pendekatan
tertentu dari para pemimpin dan profesional pembangunan
masyarakat. Salah satu titik awal yang jelas adalah menekankan
masa depan jangka panjang. Daripada memikirkan triwulan
ekonomi berikutnya, siklus pemilu berikutnya, atau bahkan 10 atau
20 tahun ke depan (seperti yang biasa terjadi dalam dokumen
perencanaan daerah), lebih penting untuk memikirkan apa arti
tren pembangunan saat ini jika dilanjutkan dalam jangka waktu 50,
100, atau 20 tahun mendatang. 200 tahun. Seringkali tren jangka
pendek yang tampaknya dapat diterima bisa menjadi bencana jika
Definisi dan tema dilihat dalam jangka panjang. Salah satu titik awal yang penting
keberlanjutan adalah membuat masyarakat dan pengambil keputusan
memahami implikasi jangka panjang dari tren yang ada saat ini,
Meskipun konsep pembangunan berkelanjutan mempunyai serta dampak jangka pendeknya.
pengaruh yang luar biasa, namun belum ada definisi sempurna Pendekatan utama lainnya dalam perencanaan
mengenai istilah tersebut. Rumusan yang paling banyak keberlanjutan adalah menekankan keterkaitan antara isu-isu
digunakan adalah rumusan yang dikeluarkan oleh Komisi pembangunan masyarakat. Penggunaan lahan, transportasi,
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Perserikatan Bangsa- perumahan, pembangunan ekonomi, perlindungan
Bangsa (“Komisi Brundtland”) pada tahun 1987, yang lingkungan, dan keadilan sosial semuanya saling terkait.
mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai Secara historis, salah satu masalah utama dalam perencanaan
“pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa adalah bahwa isu-isu ini ditangani secara terpisah; misalnya,
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk jalan raya telah direncanakan tanpa mempertimbangkan
memenuhi kebutuhan manusia.” kebutuhan mereka luasnya pola penggunaan lahan yang akan dirangsangnya,
sendiri” (Komisi Dunia 1987). Namun, definisi ini bermasalah dan mal-mal di pinggiran kota serta toko-toko besar telah
karena memunculkan konsep “kebutuhan” yang sulit didefinisikan dibangun tanpa menyadari bahwa hal-hal tersebut dapat
dan bersifat antroposentris, yang membahas kebutuhan manusia menyebabkan hilangnya investasi dan kemiskinan di pusat-
dan bukan kebutuhan ekosistem atau planet secara keseluruhan. pusat kota tradisional. Melihat topik apa pun dari perspektif
Definisi lain mempunyai masalah serupa. Misalnya, yang luas dan holistik, setiap keputusan individu dapat lebih
mengandalkan gagasan “daya dukung” (kemampuan bawaan dikaitkan dengan pembangunan masyarakat berkelanjutan
suatu komunitas atau wilayah untuk mendukung kehidupan secara keseluruhan. Demikian pula, mengembangkan
manusia dan menjaga kesejahteraan lingkungan) adalah hal yang pemahaman tentang bagaimana tindakan-tindakan pada
sulit, karena hal ini sulit ditentukan oleh komunitas manusia. skala yang berbeda saling berhubungan juga penting. Skala
Mengandalkan konsep-konsep seperti mempertahankan modal bangunan, lokasi, lingkungan, kota, wilayah, negara bagian,
alam dan sosial merupakan suatu permasalahan, karena hal-hal nasional, dan global cocok satu sama lain; tindakan pada
tersebut sulit diukur dan memerlukan kalkulus ekonomi yang setiap skala harus mempertimbangkan dan memperkuat
rumit. Salah satu pilihannya adalah mendefinisikan pembangunan tindakan pada skala lainnya. Gerakan-gerakan terkini seperti
berkelanjutan sebagai pembangunan yang meningkatkan kualitas Urbanisme Baru menekankan koordinasi aksi serupa pada
hidup skala berbeda (Kongres untuk Urbanisme Baru 1999).
342 STEPHEN M.WHEELER
Tema lain dalam pengembangan masyarakat berkelanjutan
adalah perhatian terhadap tempat. Sejarah lokal, budaya, iklim,
sumber daya, arsitektur, bahan bangunan, bisnis, dan ekosistem
memberikan konteks yang kaya dan berharga bagi upaya
keberlanjutan lokal. Bekerja dengan sumber daya ini juga
merupakan cara untuk membangun kebanggaan dan identitas
masyarakat. Misalnya, memulihkan aliran sungai atau bagian
depan sungai dapat menciptakan fasilitas baru yang menarik bagi
masyarakat; mengidentifikasi dan memulihkan bangunan
bersejarah dapat membantu memberikan karakter pada suatu
lingkungan.
Terkait dengan penekanan pada tempat adalah pengakuan
akan batasan. Tempat mana pun hanya mampu menangani begitu
banyak perubahan sebelum menjadi sesuatu yang berbeda (yang
tentu saja terkadang diinginkan). Ada batasan jumlah orang atau
jumlah lalu lintas yang dapat ditampung dengan mudah di
komunitas tertentu tanpa mengurangi atribut berbasis tempat
yang dihargai oleh anggota komunitas. Demikian pula, terdapat
batasan mengenai jumlah sumber daya yang dapat digunakan
oleh masyarakat kita secara keseluruhan tanpa merusak ekosistem
lokal atau global. “Pertumbuhan” itu sendiri harus
dipertimbangkan kembali dalam paradigma pembangunan
berkelanjutan, mengikuti gagasan Daly, yang beralih dari
perluasan kuantitas barang yang dikonsumsi ke peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara kualitatif. Sebuah organisasi
bernama Redefining Progress sebenarnya telah mengembangkan
“Indikator Kemajuan Asli” yang diyakini dapat mengukur
perubahan tersebut di tingkat nasional dibandingkan dengan
produk domestik bruto yang, seperti sering disebutkan, meningkat
secara signifikan ketika terjadi bencana lingkungan, seperti
bencana alam. Tumpahan minyak Exxon Valdez, karena sejumlah
besar dana dihabiskan untuk pembersihan dan hubungan
masyarakat (Talberth dkk. 2006). Di tingkat daerah, upaya untuk
memikirkan kembali pertumbuhan tidak boleh berupa
pengendalian pertumbuhan eksklusif yang dirancang untuk
menghalangi penduduk berpendapatan rendah dengan
membatasi jumlah perumahan multi-keluarga, namun harus
berupa pemikiran ulang yang lebih komprehensif tentang
bagaimana masyarakat akan hidup berdampingan dengan
masyarakat lokal. keterbatasan sumber daya, regional, dan global
dalam jangka panjang.
Tema terakhir yang tersirat dalam pembangunan
berkelanjutan adalah perlunya kepemimpinan aktif dari para
perencana, politisi, dan profesional pembangunan masyarakat
lainnya. Di masa lalu, para pemain ini terkadang memilikinya
memfasilitasi konsekuensi pembangunan yang tidak diinginkan.
Keterlibatan yang lebih aktif dan penuh semangat dari para
profesional diperlukan untuk mengatasi masalah keberlanjutan
saat ini, dan sering kali mencari alternatif baru terhadap status
quo. Dalam upaya ini, penting bagi para profesional
pengembangan masyarakat untuk bekerja secara aktif dengan
para pemimpin terpilih, organisasi masyarakat, dunia usaha, dan
masyarakat umum untuk mengembangkan pemahaman
masyarakat dan dukungan politik terhadap tindakan.
Oleh karena itu, konsep keberlanjutan dapat dilihat sudah
berakar sejak lebih dari 35 tahun yang lalu, beragam perspektif
berbeda yang diambil oleh pendukung berbeda, dan beberapa
tema yang dapat memandu para profesional dalam mencari
penerapan di dunia nyata. Dengan latar belakang ini, beberapa
bidang spesifik perencanaan pembangunan masyarakat
berkelanjutan disajikan di bawah ini. Karena mempertimbangkan
topik secara menyeluruh memerlukan ruang yang sangat luas,
maksudnya di sini hanyalah untuk menyarankan beberapa
kemungkinan arah tindakan.
Area aksi
Lingkungan
Keberlanjutan sering kali dianggap sebagai masalah
lingkungan hidup, dan tentu saja inisiatif lingkungan hidup
merupakan hal yang penting dalam agenda pembangunan
masyarakat berkelanjutan. Bentuknya bisa bermacam-macam,
namun salah satu jenis inisiatif yang paling tepat waktu dan
menantang adalah yang bertujuan untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca. Inisiatif pemanasan global di tingkat lokal
semakin umum dilakukan, salah satunya berkat kampanye
Kota untuk Perlindungan Iklim yang dikoordinasikan oleh
Dewan Internasional untuk Inisiatif Lingkungan Lokal (ICLEI),
dan memerlukan pemikiran ulang yang sangat luas dan
interdisipliner terhadap banyak kebijakan pemerintah daerah.
Di AS, sekitar 27 persen emisi gas rumah kaca (GRK) berasal
dari penggunaan transportasi, 27 persen lainnya berasal dari
pemanasan, pendinginan, dan penggunaan listrik di gedung,
dan sekitar 20 persen berasal dari industri (World Resources
Institute 2007). Pemerintah daerah dapat mempengaruhi
semua bidang ini.

Masyarakat dapat mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor pribadi – dan emisi GRK yang diakibatkannya –
melalui tiga jenis inisiatif: perencanaan penggunaan lahan
yang lebih baik, pilihan moda perjalanan alternatif yang lebih
baik bagi penduduk lokal, dan revisi insentif ekonomi untuk
perjalanan. Semua jenis inisiatif ini akan dibahas nanti dalam
bab ini. Pemerintah daerah juga dapat memberi contoh
dengan mengubah armada kendaraan mereka, termasuk bus,
menjadi teknologi yang lebih ramah lingkungan seperti mesin
hibrida dan penggunaan gas alam terkompresi atau biodiesel.
Dalam hal pemanasan, pendinginan, dan penggunaan
listrik gedung, masyarakat dapat mengubah peraturan
bangunan agar memerlukan desain struktur tenaga surya
pasif, tingkat efisiensi energi yang lebih tinggi, penggunaan
peralatan hemat energi dan air, serta daur ulang limbah dan
puing-puing konstruksi. Peraturan subdivisi dapat
dimodifikasi untuk memerlukan orientasi tenaga surya pada
lahan di subdivisi baru (dengan dimensi panjang lahan dan
bangunan menghadap ke selatan), dan kode zonasi dapat
diubah untuk memastikan akses tenaga surya ke setiap lahan
(dengan membatasi ketinggian bangunan di lahan yang
bersebelahan). dekat garis properti selatan). Strategi ramah
lingkungan lainnya seperti penanganan limpasan air hujan di
lokasi, penggunaan greywater (air limbah bekas) untuk irigasi
atau toilet, meminimalkan pengerasan jalan aspal,
mendorong penggunaan bahan konstruksi alternatif dan atap
hijau, memberikan insentif untuk air panas tenaga surya atau
listrik, dan mendorong pohon peneduh untuk memberikan
kesejukan di musim panas juga dapat dimasukkan ke dalam
peraturan ini. Dalam hal tenaga listrik, masyarakat mungkin
memerlukan persentase tertentu dari listrik yang mereka beli
dihasilkan dari sumber terbarukan. Beberapa kota besar dan
kecil secara historis memiliki utilitas listrik sendiri sehingga
memberikan mereka kemampuan yang lebih besar untuk
menurunkan emisi GRK dan mendorong praktik ramah
lingkungan.
Untuk mengurangi 20 persen emisi GRK yang berasal dari industri,
pemerintah daerah dapat berupaya mengidentifikasi sumber-sumber
tersebut dalam yurisdiksi mereka dan bekerja sama dengan mereka
untuk mengurangi emisi, misalnya dengan memberikan bantuan teknis,
hibah, atau perlakuan pajak yang menguntungkan untuk praktik ramah
lingkungan. . Memberikan prioritas pada pengurangan emisi juga dapat
mempengaruhi pilihan kebijakan pembangunan ekonomi, seperti yang
telah dibahas
KEBERLANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT 343
nanti di bab ini. Singkatnya, program pengurangan gas rumah
kaca di tingkat lokal harus mencakup berbagai aspek
kebijakan, dan mengintegrasikan inisiatif-inisiatif tersebut.
Namun masing-masing langkah ini akan mempunyai manfaat
keberlanjutan lainnya, baik dalam hal mengurangi kemacetan
lalu lintas dan mengemudi, menurunkan biaya pemanas
rumah, atau mengembangkan industri dan bisnis yang lebih
efisien.
Jenis penggunaan bahan lainnya juga dapat diatur secara luas
di tingkat lokal. Dari tiga R – kurangi, gunakan kembali, daur ulang
– daur ulang merupakan hal yang paling menarik perhatian dalam
program kota, namun penghematan energi dan material
kemungkinan besar akan lebih besar dalam jangka panjang
dibandingkan dengan dua R yang pertama. Menggunakan kembali
palet kayu untuk pengiriman atau menggantinya dengan bahan
pengiriman yang lebih tahan lama menawarkan banyak
keuntungan dibandingkan mendaur ulang palet tersebut sebagai
kayu yang terkelupas untuk dijadikan mulsa atau membuangnya,
seperti yang telah dilakukan di AS hingga saat ini. Sistem
pencucian dan penggunaan kembali botol kaca, misalnya, seperti
yang ada di banyak negara Eropa dan pernah ada di AS hingga
meluasnya penggunaan wadah plastik pada tahun 1970an,
menawarkan penghematan energi yang jauh lebih besar
dibandingkan mengumpulkan, menghancurkan, dan mendaur
ulang botol-botol tersebut. Masyarakat mungkin ingin
menghilangkan beberapa materi sama sekali. Kota-kota seperti
San Francisco telah melarang penggunaan kantong plastik
nonbiodegradable. Portland, Oakland, dan sekitar 100 kota lainnya
telah melarang penggunaan styrofoam.
Perlindungan dan restorasi ekosistem menawarkan
bidang utama lain untuk inisiatif lingkungan hidup. Meskipun
konservasi merupakan tujuan utama gerakan lingkungan
hidup generasi sebelumnya, restorasi telah menjadi tujuan
utama dalam beberapa dekade terakhir, terutama di wilayah
perkotaan. Upaya memulihkan sungai, garis pantai dan lahan
basah, menanam kembali vegetasi asli, menciptakan kembali
koridor satwa liar, dan melestarikan habitat yang ada dapat
menjadi inti dari inisiatif lingkungan setempat. Bentuk
peraturan pemerintah daerah yang tradisional, seperti
peraturan zonasi dan peraturan subdivisi, dapat diubah untuk
memastikan bahwa fitur-fitur tersebut dilindungi dalam
pembangunan baru. Misalnya, suatu komunitas memerlukan
penyangga yang cukup besar (30–100 kaki atau lebih) di
sepanjang saluran air, sehingga menjaga koridor tepi sungai
dan pembukaan lahan yang bernilai ekologis.
344 STEPHEN M.WHEELER
meningkatkan kemungkinan untuk sistem jalur rekreasi. Kota
besar dan kecil mungkin juga mengharuskan pengembang untuk
melestarikan pohon warisan dan kawasan penting habitat satwa
liar di lokasi proyek.
Penggunaan lahan
Pemerintah daerah di AS mempunyai pengaruh melalui
regulasi dan investasi terhadap pengembangan lahan di
wilayah mereka, dan penggunaan lahan dapat mempengaruhi
segala hal mulai dari seberapa banyak orang perlu
mengemudi hingga seberapa banyak lahan pertanian dan
ruang terbuka yang tersisa di dekat kota. Mengelola
perluasan komunitas ke luar adalah salah satu prioritas utama
keberlanjutan. “Pertumbuhan cerdas” telah menjadi seruan di
kalangan pemerintah daerah di AS sejak tahun 1990an,
terutama karena perluasan wilayah pinggiran kota seringkali
meningkatkan biaya lokal untuk infrastruktur dan layanan
(Burchell dkk. 1997; Ewing dkk. 2002).
Pertumbuhan cerdas secara umum didefinisikan sebagai
pembangunan yang kompak, berdekatan dengan kawasan
perkotaan yang ada, terhubung dengan baik melalui jaringan jalan
yang berbentuk jaringan, bercirikan beragam penggunaan lahan,
dan relatif padat. Secara internasional terdapat perdebatan
mengenai tingkat kepadatan atau kekompakan yang diinginkan
untuk menciptakan komunitas yang lebih berkelanjutan (Jenks dkk.
1996). Tentu saja kota-kota besar dan kecil tidak perlu menyetujui
pembangunan gedung-gedung tinggi, meskipun Vancouver,
British Columbia memberikan contoh yang baik tentang
bagaimana gedung-gedung tinggi yang dirancang dengan baik
dapat berfungsi dengan baik di lingkungan pemukiman. Namun,
tidak diragukan lagi bahwa sebagian besar masyarakat Amerika
dapat menggunakan lahan dengan jauh lebih efisien dibandingkan
saat ini. Dalam banyak kasus, hal ini mengharuskan pemerintah
daerah untuk memberikan panduan yang lebih tepat ke arah mana
pembangunan akan dilakukan dan dalam bentuk apa,
dibandingkan tetap bersikap reaktif terhadap usulan. Dua cara
utama yang dapat dilakukan oleh kota besar dan kecil adalah
melalui rencana kawasan yang berisi persyaratan desain yang
tepat untuk pembangunan baru dan melalui peraturan subdivisi
yang mengharuskan pola jalan penghubung, pusat lingkungan,
jalur hijau, dan elemen desain komunitas lainnya.
Pembangunan infill, yang mencakup penggunaan kembali
lahan terbangun yang ada serta konstruksi di lahan kosong atau
sisa parsel, adalah salah satu strategi pertumbuhan utama yang
cerdas. Puluhan ribu pusat perbelanjaan tua, kawasan bisnis, dan
lokasi industri di komunitas Amerika menawarkan peluang besar
untuk mengisi dan menciptakan pusat-pusat serba guna baru yang
dapat dilalui dengan berjalan kaki di lingkungan yang sudah ada.
Namun pengisian seringkali lebih sulit bagi pengembang
dibandingkan proyek greenfield dan mungkin memerlukan
bantuan pemerintah daerah yang besar. Staf pengembangan
masyarakat dapat memfasilitasi dialog antara pengembang dan
konstituen lokal, mengumpulkan lahan melalui kewenangan
pembangunan kembali, mengembangkan pedoman desain atau
rencana spesifik untuk wilayah tersebut, dan menyediakan
infrastruktur dan fasilitas untuk melengkapi pembangunan baru.
Di masa lalu, sebagian besar pembangunan kembali perkotaan di
masyarakat AS tidak dilakukan dengan memperhatikan konteks
sejarah dan penduduk yang ada, namun pendekatan yang lebih
peka konteks di masa depan dapat membantu memastikan bahwa
upaya intensifikasi tersebut berhasil dengan baik. Misalnya,
memastikan adanya pedoman pelestarian sejarah merupakan
pendekatan yang tepat.
Perpaduan penggunaan lahan yang baik adalah tujuan
selanjutnya yang sering disebutkan dalam literatur komunitas
berkelanjutan serta para pendukung urbanisme baru dan
pertumbuhan cerdas. Sejak tahun 1910-an, zonasi Euclidean secara
umum berupaya untuk memisahkan penggunaan lahan dalam
komunitas Amerika, yang mengarah pada penciptaan jalur
perumahan yang luas di satu lokasi, jalur komersial besar dan mal
di lokasi lain, dan pembangunan perkantoran atau industri di
lokasi lain. Salah satu dampaknya adalah orang Amerika harus
berkendara jarak jauh untuk mencapai tujuan hidup yang
mendasar. Pemisahan penggunaan lahan juga mempersulit siapa
pun untuk berjalan kaki ke mana pun, atau bagi pengendara untuk
melakukan “trip-chain” – melakukan sejumlah tugas berbeda
dalam satu perjalanan yang relatif singkat.
Memperbaiki bauran penggunaan lahan memerlukan pemikiran
ulang secara mendasar mengenai peraturan zonasi lokal, komunitas,
dan pembangunan ekonomi. Lebih banyak lagi pusat lingkungan yang
dapat dimasukkan dalam pembangunan baru di pinggiran kota,
sementara pusat kota dan kawasan perkantoran dapat ditambahkan
perumahan baru. Zonasi dapat diubah untuk lingkungan yang ada
untuk memungkinkan penggunaan lokal yang lebih beragam, termasuk
kantor rumah, unit kedua di dalam atau di belakang rumah yang ada,
dan apartemen atau bangunan serba guna di sepanjang kawasan
komersial.

jalan-jalan resmi. Misalnya, hal terakhir ini sangat
penting agar penggunaan ruang di lantai atas
bangunan komersial dapat dilakukan secara lebih
berkelanjutan.
Skala pembangunan baru juga harus dipertimbangkan
kembali. Luas lahan telah menjadi ciri penentu pengembangan
lahan di Amerika saat ini, baik untuk perumahan, komersial, atau
industri, namun skala besar belum tentu diinginkan dari sudut
pandang keberlanjutan. Pembangunan seperti ini sering kali hanya
memberikan sedikit keberagaman, kepentingan, atau rasa
terhadap suatu tempat, dan dapat menimbulkan dampak terhadap
masyarakat seperti banyaknya lalu lintas. Masyarakat perlu
mempertimbangkan isu-isu seperti skala. Perencanaan
keberlanjutan lokal cenderung menekankan pada bisnis lokal yang
lebih kecil, pertumbuhan lingkungan baru yang lebih bertahap,
dan spesifikasi pembangunan yang lebih rinci. Pengembangan
lahan berskala sederhana seperti ini berpotensi menciptakan
komunitas yang lebih beragam, menarik, dan dinamis dalam
jangka panjang, dengan lebih sedikit kebutuhan perjalanan jarak
jauh.
Perencanaan taman dan ruang hijau merupakan bidang
akhir penggunaan lahan yang penting bagi masyarakat yang
lebih berkelanjutan. Meskipun perencanaan tersebut telah
melalui beberapa era, secara historis (Cranz 1982), banyak
komunitas saat ini menekankan jaringan taman dan jalur
hijau dengan beragam lingkungan untuk kelompok pengguna
yang berbeda. Semakin banyak vegetasi asli dan habitat satwa
liar yang dipulihkan yang menjadi bagian dari konsep ini,
bukan skema penanaman pohon dan halaman rumput ala
Inggris. Idenya adalah untuk menghubungkan kembali
penduduk dengan lanskap tersebut setiap hari, baik melalui
taman skala kecil dan desain lanskap di dekat rumah serta
melalui jaringan jalur hijau dan suaka margasatwa yang lebih
besar di seluruh wilayah perkotaan.
Angkutan
Sistem transportasi suatu masyarakat sangat
menentukan konsumsi sumber daya, emisi gas rumah
kaca, lingkungan hidup, dan kualitas hidup. Selama 80
tahun terakhir, prioritas infrastruktur dan pola
pengembangan lahan di Amerika Serikat menekankan
pada mobilitas melalui mobil dan jumlah per kapita
yang didorong setiap tahunnya telah meningkat.
KEBERLANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT 345
meningkat sekitar 2 persen per tahun. Memperbaiki masyarakat
agar dapat menggunakan moda transportasi lain – dan
mengurangi jumlah perjalanan yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari – akan menjadi sebuah proses yang panjang. Namun di
mana pun, beberapa langkah dapat diambil untuk mendorong
moda transportasi alternatif.
Memperbaiki lingkungan pejalan kaki merupakan salah
satu langkah penting. Hal ini berarti tidak hanya menambah
atau memperbaiki trotoar di suatu tempat, namun juga
menghadirkan paket perbaikan desain jalan dan perkotaan
yang komprehensif untuk meningkatkan lingkungan pejalan
kaki. Paket tersebut dapat mencakup lansekap jalan,
penerangan berskala pejalan kaki, jalur dan jalan raya yang
lebih sempit, kecepatan lalu lintas yang lebih rendah, median
yang lebih baik, jari-jari tepi jalan yang lebih tajam di
persimpangan, dan pola jalan yang lebih terhubung dalam
pembangunan baru. Desain jalan raya yang ramah pejalan
kaki dapat digunakan sebagai pengganti jalan arteri yang
tidak sedap dipandang dan berbahaya di beberapa komunitas
(Jacobs dkk. 2003). Strategi menenangkan lalu lintas dapat
diterapkan di lingkungan perumahan untuk memperlambat
lalu lintas. Ini menggunakan berbagai strategi desain
termasuk gundukan cepat, lingkaran lalu lintas, tikungan
(parkir terhuyung-huyung), dan lanskap yang luas.
Secara umum, filosofi perancangan jalan raya di banyak
komunitas sedang bergeser dari peningkatan kapasitas dan
kecepatan jalan, yang umum dilakukan beberapa dekade lalu,
menjadi mendukung pergerakan kendaraan bermotor yang
lambat dan stabil. Perancangan jalan secara nasional juga
bergerak ke arah “desain peka konteks” yang menghormati
lingkungan sejarah, budaya, dan ekologi yang ada serta
mendorong berjalan kaki, bersepeda, angkutan umum, dan
penggunaan lanskap jalan di lingkungan sekitar (Federal
Highway Administration 2007).
Dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak
masyarakat yang mengembangkan rencana sepeda dan
pejalan kaki untuk mengoordinasikan investasi dan kebijakan
untuk kedua moda transportasi ini. Sejak berlakunya Undang-
Undang Efisiensi Transportasi Permukaan Antarmoda tahun
1991 (ISTEA), pendanaan transportasi federal menjadi lebih
fleksibel, sehingga sumber daya dapat digunakan untuk
tujuan ini. Perpaduan moda transportasi umum yang semakin
kreatif juga muncul di kota-kota besar dan kecil (Cervero
1998). Sistem metro dan kereta api ringan berskala besar
telah diterapkan
346 STEPHEN M.WHEELER
dibangun di kota-kota mulai dari Dallas hingga Denver, Portland
hingga Phoenix. Namun sistem “transit cepat bus”, di mana bus
berteknologi tinggi menyediakan layanan seperti kereta api ringan,
memberikan alternatif yang lebih murah dibandingkan sistem
kereta api di tempat-tempat seperti Los Angeles dan Albuquerque.
Beberapa komunitas sedang bereksperimen dengan layanan “naik
sesuai permintaan” dengan menggunakan kendaraan kecil seperti
van, sementara komunitas lainnya telah membuat trem model
lama yang sering berhenti di daerah perkotaan. Idealnya adalah
menyediakan jaringan pilihan transit yang saling terkait bagi
warga. Strategi penggunaan lahan “Pembangunan berorientasi
transit” (TOD) kemudian dapat berupaya mengelompokkan
pembangunan baru di sekitar rute transit, meningkatkan jumlah
penumpang, dan menyediakan berbagai tujuan dan pemukiman
yang dekat dengan transit.
Penetapan harga merupakan bagian terakhir dan kontroversial dari
teka-teki perencanaan transportasi. Tujuannya adalah menjadikan
transit dan ride sharing menjadi menarik dan mencegah perjalanan
jarak jauh dengan berkendara sendiri. Car pool (“kendaraan dengan
tingkat okupansi tinggi”) sering kali diberi jalur bebas pulsa di jalan raya
perkotaan, sementara beberapa tempat telah menjadikan penggunaan
angkutan umum murah atau gratis. Portland, “alun-alun tanpa batas” di
Oregon, yang mencakup sebagian besar pusat kota, adalah salah satu
contohnya. Kota besar dan kecil dapat memberikan insentif ekonomi
bagi penduduknya untuk mengurangi mengemudi. Misalnya, beberapa
komunitas menaikkan biaya parkir (Shoup 2005) dan mengembangkan
program pengurangan perjalanan berbasis pemberi kerja. Secara
internasional, sejumlah kota besar, termasuk London, telah menetapkan
zona tol yang mengharuskan pengendara membayar sejumlah besar
uang untuk memasuki pusat kota. Sebagian besar kota di Eropa juga
memiliki setidaknya beberapa bagian pusat kota yang merupakan zona
khusus pejalan kaki.
Perumahan
Persediaan perumahan suatu komunitas mempengaruhi
keberlanjutannya melalui beberapa cara. Salah satunya, sejumlah
besar energi dan material diperlukan untuk membangun dan
memelihara perumahan. Seperti disebutkan sebelumnya, pembangunan dipandang sebagai pembangunan yang tidak berkelanjutan. Beberapa
komunitas kota dapat merevisi peraturan bangunan setempat
memerlukan struktur dan peralatan yang lebih hemat energi
serta perlengkapan pipa yang hemat air. Namun dalam skala
yang lebih besar, ketimpangan perumahan dengan
pekerjaan dan belanja menghasilkan tingkat penggunaan
kendaraan bermotor, lalu lintas, polusi, dan emisi gas rumah
kaca yang tinggi. “Keseimbangan pekerjaan-perumahan” telah
menjadi mantra bagi banyak komunitas. Idealnya, masyarakat
akan menyediakan lebih dari satu pekerjaan per rumah
tangga (karena banyak rumah tangga mempunyai lebih dari
satu pekerja). Harga dan ukuran perumahan yang tersedia
juga harus seimbang dengan kebutuhan pekerja yang bekerja
di masyarakat. Salah satu masalah yang umum terjadi adalah
kurangnya perumahan yang terjangkau bagi pekerja layanan,
guru, petugas pemadam kebakaran, perawat, dan profesi
penting lainnya. Para personel ini harus membayar sebagian
besar gaji mereka untuk perumahan atau harus pulang pergi
dari daerah yang lebih terjangkau.
Tidak ada solusi yang mudah untuk mengatasi permasalahan
keterjangkauan perumahan di masyarakat, namun beberapa
strategi yang dilakukan secara bersamaan berpotensi membawa
perubahan. Salah satu langkah mendasarnya adalah memastikan
adanya zonasi lahan yang memadai untuk apartemen,
kondominium, townhouse, dupleks, dan bentuk perumahan lain
yang cenderung lebih murah. Strategi umum lainnya adalah
“zonasi inklusif” yang mengharuskan pengembang memasukkan
persentase tertentu (seringkali 10 hingga 20 persen) unit yang
terjangkau oleh rumah tangga yang menghasilkan persentase
tertentu (biasanya 80 persen) dari pendapatan median daerah.
Strategi lainnya termasuk melegalkan dan mendorong pembuatan
unit sekunder di lahan rumah keluarga tunggal yang sudah ada,
mendorong pembentukan perwalian tanah yang akan
menyewakan unit rumah dengan harga di bawah harga pasar, dan
mensubsidi penyedia perumahan nirlaba yang terjangkau untuk
membangun perumahan yang terjangkau.
Pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan ekonomi merupakan salah satu strategi
yang paling menantang untuk direvisi dari sudut pandang
masyarakat berkelanjutan, karena di masa lalu strategi tersebut
sering kali terfokus pada apa yang mungkin terjadi saat ini.
dan kota-kota secara tradisional mengupayakan segala
bentuk pertumbuhan ekonomi apa pun dampaknya –
pembangunan lahan yang pesat, mal, pembangunan
skala besar, dan kasino. Meskipun kota besar

Subsidi sering kali ditawarkan kepada perusahaan-perusahaan tersebut,
namun memperoleh subsidi tidak serta merta menjamin masa depan
masyarakat yang stabil dan berkelanjutan. Perusahaan multinasional
mungkin akan memindahkan pekerjaan mereka ke tempat lain.
Pengecer skala besar dapat memberikan dampak negatif terhadap
bisnis kecil milik lokal. Ekspansi pinggiran kota yang pesat dapat
menyebabkan kemacetan, membebani layanan lokal, dan hilangnya
budaya dan identitas lokal.
Pembangunan ekonomi berkelanjutan cenderung menekankan pada
pengembangan pengusaha yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab
secara sosial dalam suatu masyarakat. Perusahaan-perusahaan ini akan
menggunakan sumber daya lokal, menjalankan praktik produksi yang bersih,
memberikan upah yang layak, dan berkontribusi kembali kepada masyarakat
melalui keterlibatan masyarakat. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai
ukuran yang beragam, termasuk banyak perusahaan milik lokal yang relatif
kecil dan memiliki akar komunitas yang lebih dalam dibandingkan dengan
perusahaan yang ada saat ini (Shuman 1998, 2006). Daripada melakukan
ekspansi cepat dalam semalam, perusahaan-perusahaan tersebut akan
menambah lapangan kerja dengan kecepatan yang lebih lambat dan
berkelanjutan.
Jika hal ini terdengar seperti sebuah cita-cita yang tidak dapat
dicapai mengingat kondisi perekonomian, maka hal ini mungkin
saja terjadi. Namun, upaya pengembangan masyarakat lokal dapat
membantu mewujudkan visi ini melalui beberapa cara. Salah
satunya adalah dengan mendukung bisnis lokal yang ada dan
mendorong mereka untuk melakukan inovasi dan praktik produksi
yang lebih ramah lingkungan. Strategi lainnya adalah
menumbuhkan jenis bisnis baru yang diinginkan, sering kali
melalui penciptaan inkubator bisnis yang menyediakan ruang
kantor yang terjangkau dan layanan bersama untuk perusahaan
rintisan, dan penerbitan kontrak publik yang diutamakan untuk
bisnis ramah lingkungan. Berinvestasi dalam pendidikan dan
pelatihan publik merupakan komitmen lebih lanjut pemerintah
kota terhadap masa depan perekonomiannya. Terakhir, dalam
beberapa tahun terakhir, banyak wilayah hukum yang telah
mengesahkan undang-undang “upah layak” yang mengharuskan
pekerja dibayar jauh lebih tinggi daripada upah minimum federal.
Kebijakan ini meningkatkan keadilan sosial dan berpotensi
meningkatkan daya beli pekerja di masyarakat.
Keadilan sosial
Sebagai simbol dari pendekatan integrasi yang umum dalam pembangunan
berkelanjutan, para pendukungnya telah melakukan hal ini
KEBERLANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT 347
sering kali dibicarakan tentang “tiga e” – lingkungan hidup,
ekonomi, dan keadilan. Dari semua hal tersebut, keadilan adalah
yang paling tidak berkembang dengan baik dan mungkin yang
paling sulit diwujudkan dalam praktiknya. Meningkatnya
kesenjangan tersebut menimbulkan banyak masalah
keberlanjutan – mulai dari degradasi ekosistem yang disebabkan
oleh masyarakat miskin yang berjuang untuk bertahan hidup,
hingga hilangnya modal sosial dan saling pengertian yang penting
bagi demokrasi yang sehat.
Memastikan keadilan sosial sebagian besar merupakan
tanggung jawab pemerintah tingkat federal dan negara
bagian yang dapat mendorongnya melalui kebijakan pajak,
pendanaan layanan sosial, penetapan upah minimum yang
layak, dan jaminan perlakuan adil dan hak-hak sipil.
Komunitas lokal juga dapat mendorong tujuan keadilan.
Menyediakan perumahan terjangkau dalam jumlah yang
memadai, upah minimum yang layak huni, dan lingkungan
yang mendukung bagi bisnis lokal adalah beberapa cara
untuk mencapai hal ini. Memastikan bahwa lingkungan yang
kurang mampu menerima layanan terbaik, sekolah, taman,
dan bentuk investasi kota lainnya juga penting. Keadilan
lingkungan merupakan tema utama kesetaraan lainnya;
sering kali lingkungan berpendapatan rendah dan komunitas
kulit berwarna menanggung beban polusi, masalah
kontaminasi racun, dan fasilitas yang tidak diinginkan. Kota-
kota besar dan kecil dapat mewujudkan keadilan lingkungan
melalui langkah-langkah aktif untuk melindungi mereka yang
paling berisiko, meningkatkan penentuan lokasi penggunaan
lahan berbahaya, mewujudkan pengambilan keputusan yang
lebih adil dan transparan, dan melibatkan populasi berisiko
dalam proses pemerintahan daerah.
Layanan tambahan yang penting bagi keadilan sosial
mencakup program pendidikan dan literasi orang dewasa,
kegiatan prasekolah dan setelah sekolah, program pengobatan
penyalahgunaan narkoba dan alkohol, dan bantuan bagi mereka
yang memiliki disabilitas, masalah kesehatan mental, atau riwayat
tunawisma. Tentu saja, pendidikan masyarakat yang baik secara
umum juga penting. Inisiatif seperti ini dapat membantu
membangun sumber daya manusia yang penting bagi masyarakat
yang sehat dalam jangka panjang. Masalah pendanaan selalu ada,
namun peluang hibah tersedia untuk jenis program tertentu, dan
perhatian yang kreatif dan berkelanjutan dari pejabat
pengembangan masyarakat dan pemimpin politik dapat
membantu membangun dukungan yang lebih baik dalam jangka
panjang. Membangun “sehat”
348 STEPHEN M.WHEELER
masyarakat dalam segala aspek mendukung keberlanjutan jangka
panjang.
Proses dan partisipasi
Demokrasi yang sehat merupakan elemen penting dari
masyarakat yang berkelanjutan karena demokrasi dapat
memungkinkan pengambilan keputusan yang terinformasi,
memenuhi kebutuhan beragam konstituen, dan memenuhi cita-
cita keadilan dan kesetaraan. Oleh karena itu, kelompok
keberlanjutan komunitas telah menekankan berbagai indikator
proses yang mencerminkan kesehatan sistem politik dan
masyarakat kita. Sustainable Seattle, misalnya, memasukkan
“partisipasi pemilih”, “melek huruf orang dewasa”, dan
“ketetanggaan” dalam serangkaian indikator keberlanjutannya
(Sustainable Seattle 1998). Dewan Komunitas Jacksonville tidak
hanya memasukkan pendaftaran pemilih, namun “Persentase
orang yang disurvei yang dapat menyebutkan dua anggota Dewan
Kota saat ini” dalam indikator kualitas hidup, yang telah diperbarui
selama hampir 25 tahun hingga saat ini (Dewan Komunitas
Jacksonville, Inc.2006).
Untuk mencapai demokrasi yang sehat, diperlukan tiga hal:
sistem yang bersih dan terbuka; pilihan nyata dalam pemilu; dan
pemilih yang aktif dan terinformasi. Secara khusus, konflik
kepentingan, sering kali seputar pengembangan lahan, banyak
terjadi di pemerintahan daerah AS. Secara historis, “koalisi
pertumbuhan” yang terdiri dari pengembang, pemilik tanah,
perusahaan real estat, perusahaan konstruksi, dan politisi telah
mendominasi politik lokal di banyak komunitas (Logan dan
Molotch 1987). Kelompok-kelompok kepentingan ini sering kali
mendanai calon-calon dalam pemilu, dan para anggotanya sering
kali menduduki jabatan yang dipilih atau ditunjuk.
Mengakhiri konflik kepentingan dan meningkatkan transparansi dan visibilitas
pemerintah daerah kepada para pemangku kepentingan
Proses ini penting, begitu juga dengan menjadikan jabatan publik
menarik bagi lebih banyak calon, termasuk mereka yang tidak
memiliki pendukung kaya. Memastikan tingkat partisipasi yang
tinggi dalam pemilu dan pengetahuan masyarakat mengenai isu-
isu pembangunan merupakan tantangan yang terkait.
Seperti yang diketahui oleh siapa pun yang terlibat dalam
pengembangan masyarakat, partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan pemerintah daerah sangat besar secara abstrak namun sulit
dipastikan dalam praktiknya. Sulit untuk membuat masyarakat hadir
dalam pertemuan dan memastikan partisipasi beragam
konstituen (terutama kelompok berpendapatan rendah
dan komunitas kulit berwarna), dan memfasilitasi
keterlibatan yang konstruktif dibandingkan oposisi. Dari
sudut pandang warga setempat, keterlibatan masyarakat
sering kali tidak memberikan peluang nyata untuk
mengambil keputusan.
Dari perspektif keberlanjutan, sangatlah penting untuk
menciptakan lingkungan pengambilan keputusan pemerintah
daerah yang kreatif dan kolaboratif sehingga para peserta dapat
menyepakati strategi yang positif dan proaktif, “berpikir di luar
kebiasaan,” dan belajar untuk menghormati sudut pandang satu
sama lain. Seringkali dalam beberapa tahun terakhir, acara-acara
komunitas bernuansa oposisi, melibatkan rasa saling curiga dan
permusuhan serta kelompok NIMBY (“bukan di halaman belakang
rumah saya”) yang hanya mencoba menghentikan proyek-proyek
yang bukan demi kepentingan mereka sendiri. Untuk mewujudkan
lingkungan perencanaan yang konstruktif dan kolaboratif,
sejumlah reformasi prosedural dapat membantu. Proses
pemerintahan yang transparan dan terpublikasi dengan baik dapat
memastikan bahwa masyarakat memahami apa yang sedang
terjadi dan tidak merasa dikucilkan oleh kesepakatan rahasia.
Peraturan yang kuat mengenai konflik kepentingan dapat
menghilangkan perasaan masyarakat bahwa pejabat hanya
mementingkan kepentingan tertentu. Lokakarya dan charrette
(lokakarya desain) dapat dilakukan dengan gaya kolaboratif dan
kolegial, bukan dengan gaya top-down dan merendahkan yang
kadang-kadang ditemukan dalam kenyataan. Dan ide-ide warga
lokal dapat secara sadar dimasukkan ke dalam alternatif
perencanaan dan direfleksikan kembali kepada mereka sehingga
jelas apa masukan mereka.
Meskipun demikian, sangat penting bagi penduduk setempat
untuk memahami bahwa mereka bukanlah satu-satunya
terlibat di dalam publik keputusan.
“Perencanaan berbasis masyarakat” sering kali dipandang
hanya berfokus pada lingkungan atau kota setempat.
Namun sejalan dengan tema keberlanjutan yang dibahas
sebelumnya, setiap keputusan akan berdampak pada
banyak komunitas yang tumpang tindih pada skala
berbeda termasuk tingkat regional, nasional, dan global.
Dari perspektif keberlanjutan, peran praktisi adalah
mempertimbangkan kebutuhan dan kekhawatiransemua
komunitas yang berbeda-beda, termasuk kebutuhan
planet ini sendiri, dan untuk membantu penduduk lokal
memahami gambaran kompleks ini.
 KEBERLANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT 349

Beroperasi sebagai seorang profesional dengan kepedulian
terhadap pengembangan masyarakat berkelanjutan mungkin
memerlukan banyak keterampilan. Hal ini mungkin memerlukan
upaya aktif untuk menyusun perdebatan, mengembangkan
informasi latar belakang, dan menguraikan tindakan alternatif. Hal
ini mungkin memerlukan pengorganisasian yang hati-hati baik di
dalam pemerintahan maupun di dalam masyarakat untuk
menyatukan berbagai konstituen dan mengembangkan dukungan
kelembagaan dan politik. Mungkin diperlukan intervensi khusus
dalam perdebatan untuk menarik perhatian pada implikasi jangka
panjang dari suatu keputusan. Hal ini mungkin memerlukan upaya
terus-menerus untuk menyatukan seluruh aspek pembangunan
masyarakat, termasuk perencanaan fisik, perancangan kota,
pembangunan ekonomi, kebijakan kesejahteraan sosial, dan
perencanaan lingkungan hidup, sehingga masyarakat memahami
keterkaitannya. Inilah tantangan bekerja di pemerintah daerah
dan masyarakat.
Komunikasi yang baik, jaringan, fasilitasi, presentasi, dan
keterampilan politik dapat membantu dalam hal ini,
begitu pula semangat dan selera humor.
Kesimpulan
Pembangunan masyarakat yang berkelanjutan jelas merupakan
tantangan besar dalam tahap awal sebuah proses yang akan
memakan waktu ratusan tahun untuk mengetahui bagaimana kita
dapat hidup tanpa batas di masa depan di sebuah planet kecil,
dalam keselarasan yang wajar dengan ekosistem alam dan satu
sama lain. Meskipun pengembangan masyarakat yang
berkelanjutan mungkin tampak seperti tugas yang berat, hal ini
juga merupakan salah satu pekerjaan yang dapat menjadikan
pekerjaan para perencana dan profesional pengembangan
masyarakat berpotensi sangat bermanfaat dan bermakna.

STUDI KASUS: CITY OF SANTA MONICA, PROGRAM KOTA BERKELANJUTAN CALIFORNIA

Salah satu komunitas yang memahami pentingnya mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam pengembangan komunitas secara
keseluruhan adalah Santa Monica, California. Mulai tahun 1994, Dewan Kota mengadopsi Program Kota Berkelanjutan untuk
mengatasi permasalahan dan kekhawatiran akan keberlanjutan. Pada tahun 2003, Rencana Kota Berkelanjutan diadopsi,
dibangun berdasarkan prinsip-prinsip panduan keberlanjutan dan berfokus pada delapan bidang tujuan:

1 Konservasi sumber daya

2 Lingkungan dan kesehatan
3 masyarakat Transportasi
4 Pertumbuhan ekonomi
5 Ruang terbuka dan penggunaan lahan
6 Perumahan
7 Pendidikan dan partisipasi masyarakat
8 Martabat manusia

Pendekatan inovatif untuk memandu dan memantau keberhasilan menuju tujuan-tujuan ini adalah sistem indikator
komunitas komprehensif yang memberikan pengukuran pencapaian tujuan. Misalnya, indikator yang ditetapkan untuk
pembangunan ekonomi mencakup pelacakan isu-isu spesifik seperti penciptaan lapangan kerja yang berkualitas,
efisiensi sumber daya bisnis lokal, dan keseimbangan antara perumahan dan lapangan kerja. Sistem indikator untuk
area tujuan ini dapat dilihat di: www.smgov.net/epd/scpr/EconomicDevelopment/EconomicDevelopment.htm. Target
khusus telah dirancang untuk sebagian besar bidang indikator. Hal ini memungkinkan pelacakan kemajuan lebih lanjut
dan memberikan informasi untuk mempertimbangkan penyesuaian kebijakan atau program yang mungkin berjalan
sesuai rencana atau tidak.
Dengan menjadikan Rencana Kota Berkelanjutan sebagai dokumen panduan, Program Kota Berkelanjutan berupaya untuk
mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam setiap aspek pemerintahan Kota dan semua sektor masyarakat (Kota Berkelanjutan).
350 STEPHEN M.WHEELER
Santa Monica 2006). Kolaborasi antar sektor serta evaluasi dan pemantauan yang intensif mendorong pencapaian hasil
yang diinginkan. Rencana ini juga dikoordinasikan dengan perencanaan komprehensif secara keseluruhan serta
penganggaran modal dan perangkat pemerintah daerah lainnya untuk membantu pengambilan keputusan mengenai
investasi dan penyediaan layanan.
Kata kunci
Keberlanjutan, pembangunan berkelanjutan, pengembangan
masyarakat, perencanaan.
Tinjau pertanyaan
1 Mengapa “tidak ada satu pun cita-cita” mengenai keberlanjutan
masyarakat?
2 Bagaimana pengertian tempat mempengaruhi konteks
upaya keberlanjutan lokal?
3 Dengan menggunakan enam bidang tindakan, jelaskan satu rekomendasi
dari masing-masing bidang tindakan dan jelaskan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi hasil pembangunan masyarakat.
Bibliografi
Barlow, M. dan Clarke, T. (2001)Pertarungan Global: Bagaimana
Aktivis Baru Melawan Aturan Perusahaan, Toronto:
Stoddart.
Barnes, P. (2006)Kapitalisme 3.0: Panduan untuk Merebut Kembali
Umum, San Francisco, California: Berrett-Koehler. Blower, A. (ed.)
(1993)Perencanaan untuk Lingkungan yang Berkelanjutan-
ment: Laporan oleh Asosiasi Perencanaan Kota dan Kabupaten,
London: Pemindaian Bumi.
Coklat, LR (1981)Membangun Masyarakat Berkelanjutan, Baru
York: Norton.
Burchell, RW dkk. (1997)Biaya Peninjauan Kembali Sprawl: The
Bukti Dampak Negatif dan Positif Sprawl,
Washington, DC: Badan Riset Transportasi.
Capra, F. (1996)Jaring Kehidupan: Pemahaman Ilmiah Baru
kedudukan Sistem Kehidupan, New York: Buku Jangkar.
Cervero, R. (1998)Metropolis Transit: Penyelidikan Globalkamu,
Washington, DC: Pers Pulau.
Kota Santa Monica (2006) Santa Monica Berkelanjutan
Rencana Kota. Santa Monica, CA: Kota Santa Monica.
Para Editor
Kongres Urbanisme Baru (1999)Piagam Baru
Urbanisme, New York: McGraw-Hill.
Costanza, R. (ed.) (1991)Ekonomi Ekologis: Sains
dan Manajemen Keberlanjutan, New York: Pers
Universitas Columbia.
Cranz, G. (1982)Politik Desain Taman: Sejarah
Taman Kota di Amerika, Cambridge: MIT Pers. Daly, DIA (ed.)
(1973)Menuju Perekonomian dalam Keadaan Mapan, San
Francisco, CA: WH Freeman.
— — (ed.) (1980)Ekonomi, Ekologi, Etika: Esai Menuju
Masyarakat Mantap, San Francisco, CA: WH Freeman.
— — (1996)Melampaui Pertumbuhan: Ekonomi Pembangunan
Berkelanjutan, Boston, MA: Beacon Press.
Daly, HE dan Cobb, Jr., JB (1989)Demi Kebaikan Bersama:
Mengarahkan Perekonomian Menuju Masyarakat, Lingkungan
Hidup, dan Masa Depan Berkelanjutan, Boston, MA: Beacon
Press.
Devall, B. dan Sesi, G. (1985)Ekologi Dalam: Hidup seolah-olah
Alam Penting, Kota Salt Lake, UT: GM Smith.
Ewing, R., Pendall, R. dan Chen, D. (2002)Ukur
Penyebaran dan Dampaknya, Washington, DC: Pertumbuhan Cerdas
Amerika.
Administrasi Jalan Raya Federal. (FHWA) (2007)
“FHWA dan Solusi Sensitif Konteks” (CSS). Tersedia
online di http://www.fhwa.dot.gov/csd/index.cfm
(diakses 1 April 2007).
Tukang Emas, E. (1993)Jalan: Pandangan Dunia Ekologis,
Boston, MA: Shambhala.
Tukang Emas, E. dkk. (1972)Cetak Biru untuk Bertahan Hidup, Boston,
MA: Houghton Mifflin.
Tukang Emas, E., Khor, M., Norberg-Hodge, H. dan Shiva,
V.(1992)Kemajuan Masa Depan: Refleksi Lingkungan &
Pembangunan, Bristol, Inggris: Masyarakat Internasional
untuk Ekologi dan Budaya.
Hawken, P., Lovins, A. dan Lovins, LH (1999)Alami
Kapitalisme: Menciptakan Revolusi Industri Berikutnya, London:
Pemindaian Bumi.
Dewan Komunitas Jacksonville, Inc. (JCCI) (2006)2006
Laporan Kemajuan Kualitas Hidup, Jacksonville, FL. Jacobs,
A., Macdonald, E. dan Rofe, Y. (2003)Boule-

Buku vard: Sejarah, Evolusi, Desain Multiway,
Cambridge, MA: MIT Tekan.
Jenks, M., Burton, E. dan Williams, K. (1996)Itu
Kota Kompak: Bentuk Perkotaan yang Berkelanjutan?London: E & FN
Spon.
Leopold, A. (1949)Almanak Daerah Pasir, New York:
Pers Universitas Oxford.
Logan, J. dan Molotch, H. (1987)Keberuntungan Perkotaan: The
Ekonomi Politik Tempat, Berkeley: Pers Universitas
California.
Meadows, D., Randers, J. dan Meadows, D. (2004)Batasan
menuju Pertumbuhan: Pembaruan 30 Tahun, Persimpangan Sungai Putih,
VT: Chelsea Green.
Meadows, D., Meadows, DL, Randers, J. dan Behrens III,
WW (1972)Batasan Pertumbuhan, New York: Buku Alam
Semesta.
Pearce, D., Barbier, E. dan Markandya, A. (1989)cetak biru
untuk Ekonomi Hijau, London: Pemindaian Bumi.
Repetto, R. (ed.) (1985)Kemungkinan Global: Sumber Daya,
Pembangunan, dan Abad Baru, New Haven, CT: Pers
Universitas Yale.
Siwa, V. (2005)Demokrasi Bumi: Keadilan, Keberlanjutan, dan
Perdamaian, Cambridge, MA: Pers Ujung Selatan.
KEBERLANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT 351
Shoup, D. (2005)Mahalnya Biaya Parkir Gratis, Chicago,
IL: Pers Perencana.
Shuman, M. (1998)Menjadi Lokal: Menciptakan Kemandirian
Komunitas di Era Global, New York: Pers Bebas.
— — (2006)Revolusi Pasar Kecil: Bagaimana Bisnis Lokal
Mengalahkan Persaingan Global, San Francisco, California:
Berrett-Koehler.
Seattle Berkelanjutan (1998)Indikator Komunitas Berkelanjutan
itas, Seattle, WA.
Talberth, J., Cobb, C. dan Slattery, N. (2006)Yang Asli
Indikator Kemajuan 2006: Alat untuk Pembangunan Berkelanjutan,
Oakland: Mendefinisikan Ulang Kemajuan.
Wheeler, SM (2004)Perencanaan Keberlanjutan: Menciptakan
Komunitas yang Layak Huni, Adil, dan Ekologis, New York:
Routledge.
Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan
(1987)Masa Depan Kita Bersama, New York: Pers
Universitas Oxford.
Institut Sumber Daya Dunia (WRI). (2007) “GRK AS
Bagan Alur Emisi.” Tersedia online di http://
cait.wri.org/figures.php?page=/US-FlowChart
(diakses 28 Maret 2007).
24 Kesimpulan dan
observasi mengenai masa depan
pengembangan masyarakat

Rhonda Phillips dan Robert H. Pittman

Sebagaimana ditunjukkan oleh beragamnya materi yang dibahas dalam buku ini, pengembangan masyarakat merupakan
suatu disiplin ilmu yang luas, yang telah berkembang pesat dari asal usulnya yang fokusnya lebih sempit. Tantangan
global saat ini memerlukan penerapan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat di lebih banyak tempat dan cara, dan
disiplin ilmu ini harus terus berkembang dan memanfaatkan berbagai bidang studi.

Perkenalan pengembangan bisnis, pengembangan berbasis pariwisata,

pembaruan lingkungan, dan pengukuran kemajuan. Terakhir, kami

Sebagaimana dinyatakan di awal buku ini, fokus pada beberapa isu topikal termasuk pendanaan

pengembangan masyarakat adalah bidang studi yang pengembangan masyarakat, perolehan hibah, dampak ekonomi

mencakup tidak hanya bidang fisik komunitas, tetapi global terhadap masyarakat, dan keberlanjutan. Sepanjang

juga aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, dan perjalanan kami belajar bahwa pembangunan masyarakat dan

lingkungan. Karena keterkaitan dan kompleksitas pembangunan ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat

dimensi komunitas ini, bidang ini terus berkembang dipisahkan – kesuksesan di satu sisi akan membawa kesuksesan di

untuk menghadapi tantangan baru dalam sisi yang lain. Kami juga belajar bahwa pembangunan masyarakat

mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup.
Kami telah menempuh perjalanan yang cukup panjang
dalam buku ini. Kami memulai dengan dasar-dasar
pengembangan masyarakat, mempelajari kerangka kerja dan
konstruksi teoritis, dan kemudian prinsip-prinsip inti seperti
pengembangan masyarakat berbasis aset, modal sosial, dan
peningkatan kapasitas. Kami beralih ke persiapan dan
perencanaan, dengan fokus pada visi komunitas, organisasi
berbasis komunitas, keterampilan kepemimpinan, dan
penilaian komunitas. Selanjutnya kami mempertimbangkan
beberapa teknik dan strategi pemrograman utama seperti
pelatihan tenaga kerja, pemasaran komunitas,
dan ekonomi merupakan proses dan hasil.
Sebagaimana dibuktikan oleh cakupan wilayah yang luas
dan beragam dalam buku ini, pengembangan masyarakat
merupakan bidang studi dan praktik yang luas. Hal ini telah
berkembang dari akarnya dalam pembaharuan lingkungan,
perumahan, dan topik terkait menjadi bidang multidisiplin
dengan penerapan di semua sektor masyarakat, di seluruh
dunia. Saat ini, pengembangan masyarakat digunakan untuk
mendapatkan wawasan baru mengenai beberapa isu
kontemporer yang paling penting seperti migrasi global dan
diplomasi internasional. Ketika kesadaran dan pengetahuan
tentang disiplin pengembangan masyarakat tumbuh,
penerapannya juga akan meningkat.

Tantangan masa depan
Sering dikatakan bahwa satu-satunya hal yang konstan hanyalah
perubahan. Meskipun ini mungkin basi, namun hal ini tetap benar.
Pada awal abad ke-21 kita menyaksikan perubahan sosial,
ekonomi, teknologi, dan politik yang bisa dibilang mencapai
proporsi yang bersejarah. Seperti yang dibahas pada Bab 22,
integrasi ekonomi global dan saling ketergantungan mempunyai
implikasi yang besar terhadap komunitas dari semua ukuran di
seluruh dunia. Bagi mereka yang masih skeptis bahwa tren
ekonomi global berdampak langsung terhadap mereka, mereka
hanya perlu melakukan perjalanan sejauh ke pompa bensin atau
toko kelontong setempat untuk menghilangkan anggapan kuno
ini. Minyak dan produk turunannya, yang sangat penting bagi
perekonomian suatu komunitas, dipasok, diminta, dan
diperdagangkan di pasar global. Meningkatnya permintaan
terhadap produk minyak bumi
di negara-negara industri baru seperti Tiongkok dan tantangan ini lebih besar daripada pengembangan masyarakat.
India membantu mendorong harga minyak dan bensin
tingkat yang tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya,
dan kecil kemungkinannya untuk kembali ke norma-norma
sejarah. Demikian pula, harga banyak komoditas pertanian
dan produk pangan didorong lebih tinggi oleh meningkatnya
permintaan global akibat pertumbuhan populasi dan
kekayaan di negara-negara di seluruh dunia. Yang
berkontribusi terhadap peningkatan permintaan komoditas
adalah pertumbuhan teknologi bahan bakar alternatif. Jagung
dan produk pertanian lainnya dialihkan dari rantai makanan
untuk digunakan dalam produksi biofuel. Oleh karena itu,
peningkatan permintaan bahan bakar di Chicago, Tokyo, dan
London mempengaruhi harga tortilla di Tijuana dan
Guatemala City.
Bahkan komunitas terkecil dan paling terpencil pun harus
beradaptasi dan belajar untuk bersaing dalam perekonomian
global atau melihat kualitas hidup mereka memburuk. Pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, revolusi industri dan
pertumbuhan produksi massal memicu perubahan demografi
dan ekonomi yang mengubah masyarakat secara mendasar.
Paradigma lama mengenai masyarakat mandiri yang
memproduksi produk pertanian mereka sendiri dan
memproduksi barang secara manual telah digantikan oleh
produksi terpusat dan skala ekonomi. Orang-orang pindah
secara masaldari masyarakat pedesaan ke daerah perkotaan
di mana produksi dan distribusi terkonsentrasi. Seperti yang
diilustrasikan oleh
KESIMPULAN DAN PENGAMATAN 353
Dalam studi kasus Tupelo, Mississippi pada Bab 1, banyak
masyarakat pedesaan beradaptasi terhadap perubahan ini
dengan mengalihkan basis ekonomi mereka dari pertanian ke
manufaktur. Kini, seperti yang juga didokumentasikan dalam
Bab 22, operasi manufaktur kembali berpindah ke negara-
negara kurang berkembang. Tidak hanya pekerjaan
manufaktur yang “dialihdayakan” dan “di luar negeri” ke
berbagai lokasi di seluruh dunia, pekerjaan di bidang jasa pun
demikian (Pittman dan Tanner 2008). Salah satu ekonom
terkemuka, Alan Blinder, memperkirakan bahwa antara 30
juta dan 40 juta pekerjaan di AS (sekitar seperempat dari total
lapangan kerja di AS) berpotensi terkena offshoring, dan tidak
ada sektor, bahkan pengajar di perguruan tinggi, yang kebal (
Jurnal Wall Street2007).
Dalam lingkungan yang terus berubah ini, masyarakat harus benar-
benar mengubah diri mereka agar dapat bertahan dan sejahtera. Tidak
ada instrumen yang lebih baik untuk membantu pertemuan tersebut
Masyarakat dan daerah harus merangkul proses pengembangan
masyarakat dan seluruh perangkat yang dijelaskan dalam buku ini untuk
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Mereka harus belajar
tentang penilaian masyarakat dan analisis SWOT untuk memahami
situasi mereka saat ini dan lingkungan eksternal – aset yang dapat
mereka bangun dan kelemahan yang harus mereka atasi. Mereka harus
belajar bagaimana menciptakan visi masa depan dan mengembangkan
rencana strategis untuk mewujudkannya. Mereka harus belajar
bagaimana membina pemimpin untuk menghadapi tantangan hari ini
dan masa depan. Mereka harus belajar bagaimana memperlengkapi
kembali tenaga kerja mereka dan beradaptasi dengan perubahan
kebutuhan keterampilan. Mereka harus mempelajari cara-cara baru
untuk menciptakan lapangan kerja dari dalam, termasuk
mempertahankan dan memperluas bisnis yang sudah ada serta
memfasilitasi pendirian bisnis baru. Dan, mereka harus belajar
bagaimana mengukur kemajuan mereka, belajar dari keberhasilan dan
kegagalan mereka, dan mengubah rencana permainan mereka jika
diperlukan. Tantangan yang lebih besar lagi adalah transformasi
masyarakat dan ekonomi harus dilakukan dengan mempertimbangkan
keberlanjutan mengingat meningkatnya permintaan akan sumber daya
tak terbarukan yang jumlahnya terbatas. Seperti disebutkan
sebelumnya, pengembangan masyarakat dimulai sebagai cara untuk
mengatasi serangkaian permasalahan yang didefinisikan secara lebih
sempit, baik secara sosial maupun geografis. Kini jelas terlihat bahwa
tahap pengembangan masyarakat di masa depan akan lebih luas
cakupannya.
354 RHONDA PHILLIPS DAN ROBERT H. PITTMAN

Evolusi pengembangan masyarakat tentang pengembangan masyarakat. Buku ini

yang sedang berlangsung dibuat dengan tujuan membantu seluruh
konstituen memahami dan menerima teori dan
Untuk mencapai tujuan dan mencapai potensinya, praktik pengembangan masyarakat. Ini adalah
pengembangan masyarakat harus terus berkembang dan harapan besar dari para editor dan penulis bab
ditingkatkan baik sebagai disiplin teoretis maupun terapan. bahwa kami telah membuat beberapa kemajuan
Seperti yang telah kita lihat, pengembangan masyarakat pada kecil menuju tujuan ini.
dasarnya bersifat multidisiplin karena mencakup hampir
semua aspek masyarakat. Meskipun pengembangan
masyarakat mendapat manfaat besar dari hubungannya yang Kata kunci
erat dengan sosiologi, terdapat banyak disiplin ilmu lain yang
dapat terus memberikan kontribusi penting di bidang ini Perubahan, proses, hasil, paradigma, global, evolusi.
termasuk ilmu politik, ekonomi, bisnis (pemasaran, perilaku
organisasi, keuangan), dan psikologi. Pengembangan
masyarakat menawarkan laboratorium unik di mana para
Tinjau pertanyaan
peneliti dari berbagai latar belakang dapat berkolaborasi
untuk menciptakan teori dan alat baru berdasarkan berbagai
1 Apa saja bidang-bidang utama yang dicakup oleh
disiplin ilmu. Harapannya, semakin banyak ilmuwan dari
bidang pengembangan masyarakat?
berbagai bidang ini yang akan merangkul pengembangan
2 Bagaimana/mengapa ini berlaku untuk berbagai macam
masyarakat tidak hanya sebagai bidang penelitian yang
permasalahan global saat ini?
menjanjikan, namun juga sebagai cara untuk membantu
3 Menurut Anda bagaimana bidang pengembangan masyarakat
memperbaiki masyarakat.
akan berkembang di masa depan?
Seperti yang telah kita lihat, manfaat nyata pengembangan
masyarakat terletak pada penerapannya. Kajian dan praktik
pengembangan masyarakat tidak hanya diperuntukkan bagi
Bibliografi
mahasiswa dan pengembang komunitas profesional (seperti
dijelaskan pada Bab 1); hal ini juga diperuntukkan bagi pejabat
Pittman, R. dan Tanner, J. (2008), “Apakah Offshoring atau
terpilih, anggota dewan, relawan komunitas, dan warga negara Peternakan yang Tepat untuk Perusahaan Anda?”,Jurnal
dari semua lapisan masyarakat yang ingin menjadikan komunitas Ekspansi Bisnis, Maret: 10–11.
mereka tempat yang lebih baik untuk tinggal, bekerja, dan Jurnal Wall Street(2007) “Prospek Pekerjaan: Perdagangan Bebas Rasa Sakit
bermain. Inilah khalayak luas yang perlu belajar Pikiran Kedua Spurs,” 28 Maret: A1.