Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Publikasi Pendidikan Submitted : XX/XX/XXX

http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Reviewed : XX/XX/XXX


Volume XX Nomor XX, XXX Accepted : XX/XX/XXX
p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721 Published : XX/XX/XXX

PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT TERHADAP HASIL


BELAJAR IPS SISWA SD DI KOTA MAKASSAR

Nurhaedah A1), Syamsiah D2), St. Nursiah B3), Khaerunnisa4)


Bahar5)
1, 2, 3,4
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
5
Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sawerigading
Makassar
1
nurhaedah5709@unm.ac.id
2
syamsiahdjaga@gmail.com
3
stnursiah@gmail.com
4
baharbethatwins@gmail.com

ABSTRAK
Pengaruh Pembelajaran Aktif tipe Card Sort terhadap Hasil Belajar IPS Siswa di Kota
Makassar Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS
siswa SD. 1) Bagaimanakah gambaran pembelajaran aktif tipe card sort terhadap hasil belajar pada
siswa SD di Kota Makassar? 2) Apakah terdapat pengaruh pembelajaran aktif tipe Card Sort terhadap
hasil belajar IPS siswa SD di Kota Makassar. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui gambaran
pembelajaran aktif tipe card sort dan (2) hasil belajar IPS siswa (3) untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran aktif tipe card sort terhadap hasil belajar IPS siswa. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian pre-experiment, dengan tahap pretest,
treatment, dan posttest. Variabel penelitian terdiri atas dua, yaitu variabel bebas mencakup
pembelajaran aktif tipe card sort dan variabel terikat mencakup hasil belajar IPS. Adapun populasi
penelitian ini adalah siswa. Seluruh populasi dalam penelitian merupakan subjek penelitian karena
hanya terdiri dari satu kelompok dengan jumlah 27 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan melakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan t-test dengan jenis paired sample t-test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran aktif tipe card sort terhadap hasil belajar IPS
pada siswa SD penelitian ini adalah pembelajaran aktif tipe card sort memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar IPS siswa SD Inpres Kota Makassar.
Kata kunci: Pembelajaran aktif, tipe card sort, Hasil belajar.

PENDAHULUAN kualitas maupun kuantitas juga harus


Pada zaman yang semakin modern ditingkatkan oleh pemerintah.
senantiasa mempengaruhi pola pikir manusia Pendidikan merupakan kebutuhan
untuk selalu berperan aktif mengikuti mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat
perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi kehidupan manusia. Secara sederhana,
teknologi. Manusia dalam memenuhi pendidikan bermakna sebagai usaha untuk
kepuasan dan kebutuhan hidupnya sangat menumbuhkan dan mengembangkan potensi
memerlukan informasi dari perkembangan bawaan peserta didik, baik jasmani maupun
tersebut yang dapat memberi pengaruh positif rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada
maupun negatif. Perkembangan teknologi didalam masyarakat dan kebudayaan. Tilaar
yang terjadi dibidang pendidikan dari segi (Erma,2018:62) mengemukakan negara maju
seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada,

1
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 2

Jerman, Perancis, Italia, dan Jepang sangat sosial yang ada di lingkungan masyarakat.
memperhatikan kualitas pendidikan Selain itu, melalui pengajaran IPS siswa
negaranya. Pendidikan digunakan negara dibekali keterampilan sosial yang berguna
maju sebagai kekuatan dalam pelaksanaan untuk menghadapi tantangan yang ada dalam
pembangunan. Artinya, melalui pendidikan kehidupan masyarakat. Mata pelajaran IPS
yang berkualitas dapat tercipta sumber daya kerap kali di identikkan dengan hafalan atau
manusia yang berkualitas agar dapat bersaing menghafal sehingga ilmu yang diperoleh tidak
di tingkat internasional. Kualitas pendidikan tahan lama oleh karena itu diperlukan
yang baik sangat dipengaruhi oleh kualitas perbaikan untuk mewujudkan pembelajaran
guru dalam mengajar. Pendidikan berasal dari IPS yang lebih berkualitas.
kata educate (mendidik) artinya memberi Berdasarkan hasil wawancara kepada
peningkatan (to elicit, to give rise to), dan salah satu guru SD Inpres Maccini Sombala
mengembangkan (to evolve, to develop). Kota Makassar, guru memiliki kendala pada
Dalam arti sempit, education atau pendidikan proses pembelajaran di kelas yakni terkait
berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk kurangnya keaktifan siswa terutama di kelas
memperoleh pengetahuan. V. Kendala pada proses pembelajaran tersebut
Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tidak terlepas dari faktor penyebab terjadinya
Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan masalah keaktifan siswa yang kurang. Guru
adalah usaha sadar dan terencana untuk mengatakan penyebab kurangnya keaktifan
mewujudkan suasana belajar dan proses siswa kelas V dikarenakan faktor pemilihan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif metode pembelajaran yang kurang tepat. Guru
menggambarkan potensi dirinya untuk mengakui bahwa metode pembelajaran yang
memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, telah digunakan belum mampu menciptakan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, keaktifan siswa pada proses pembelajaran.
akhlak mulia, serta keterampilan yang Oleh karena itu, permasalahan yang
dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan terjadi dengan segera diatasi. Salah satu solusi
negara. untuk mengatasi permasalahan tersebut
Sekolah merupakan bagian dari terletak pada guru. Guru harus mampu
lembaga pendidikan yang paling strategis memilih metode yang tepat, terutama
untuk mewujudkan tujuan pendidikan pemilihan metode pembelajaran yang dapat
nasional sebagaimana tertera dalam Undang- meningkatkan keaktifan siswa. Metode yang
Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Oleh dapat digunakan untuk meningkatkan
karena itu, kualitas sekolah harus menjadi keaktifan siswa dalam pembelajaran salah
perhatian tidak hanya bagi pemerintah tetapi satunya adalah metode card sort. Sejalan
seluruh warga sekolah termasuk guru. Tinggi dengan Pendapat Asis dan Ika (2014: 167)
rendahnya kualitas sekolah dapat diukur dari yang menyatakan bahwa metode card sort
kualitas kegiatan pembelajaran di kelas yang bagian dari pembelajaran kooperatif yang
dilaksanakan oleh guru. Kegiatan mana peserta didik bergerak secara aktif dan
pembelajaran yang berkualitas dapat diketahui dinamis mencari pasangan-pasangan kartu.
dari interaksi antara guru dengan siswa yang Pada pembelajaran aktif tipe card sort guru
menghasilkan perubahan-perubahan perilaku menggunakan media kartu yang berisi
pada siswa terkait suatu materi pembelajaran informasi atau contoh yang tercakup dalam
termasuk pada materi pembelajaran IPS. satu atau lebih kategori. kemudian siswa
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melakukan usaha untuk menemukan atau
merupakan salah satu mata pelajaran yang memilah kartu berkategori sama, yang
penting diajarkan kepada siswa karena membuat siswa dibiasakan aktif bergerak
melalui IPS, siswa dapat belajar tentang mencari pasangan kartu yang sesuai
lingkungan masyarakat dan dapat melatih kategorinya masin-gmasing. Selain itu, siswa
sikap siswa untuk peka terhadap masalah dibiasakan untuk mencari dan menggunakan

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 3

informasi dari berbagai sumber saat mensortir siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan
kartu dan diskusi kelompok. Siswa juga arahan dari guru, sehingga yang aktif disini
dibiasakan ikut berkontribusi dalam kegiatan bukan guru melainkan siswa itu sendiri yang
kelompok. Kemudian, siswa dibiasakan untuk harus aktif dalam pembelajaran. Adapun
berdiskusi sesuai dengan petunjuk guru. pendapat dari Elgood (Erma N.H dan
Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk Taat.W,2018: 65) yang mengemukakan
mengemukakan pendapat saat kegiatan diskusi, metode card sort sebagai “exercise in which
presentasi kelompok, dan evaluasi require that items should be set in order of
pembelajaran. Kesimpulan dari uraian di atas importance or classified in some way”.
yaitu setiap bagian-bagian dari kegiatan Berdasarkan penjelasan yang
pembelajaran aktif tipe card sort membuat dikemukakan ahli di atas maka dapat
siswa terbiasa dan termotivasi untuk aktif disimpulkan bahwa pembelajaran aktif tipe
secara fisik maupun non fisik dalam mengikuti card sort adalah suatu proses yang
proses pembelajaran. Pada akhirnya keaktifan melibatkan siswa secara aktif dalam
siswa dapat diwujudkan melalui penggunaan pembelajaran dengan memanfaatkan kegiatan
metode card sort yang dapat meningkatkan kolaboratif, yang digunakan guru
hasil belajar siswa. menggunakan media kartu yang berisi
1. Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort informasi.
a. Pengertian Pembelajaran Aktif Tipe b. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif
Card Sort tipe Card Sort
Pembelajaran mengandung makna Marno dan M. Idris (2014: 154)
adanya kegiatan mengajar dan belajar, dimana menuliskan langkah-langkah pembelajaran
pihak mengajar adalah guru yang belajar card sort sebagai berikut:
adalah siswa, hakekat pembelajaran menurut 1) Bagikan kertas yang berisi informasi,
Rusman (2015: 134) menyatakan bahwa contoh atau langkah-langkah yang telah
“pembelajaran pada hakikatnya merupakan disusun secara sistematis dalam satu8
suatu proses interaksi antara pendidik dengan kategori tertentu atau lebih secara acak.
2) Biarkan siswa berbaur mencari kawan
peserta didik, baik interaksi secara langsung
yang memiliki kertas dengan kategori
seperti kegiatan tatap muka maupun secara yang sama.
tidak langsung, yaitu dengan menggunakan 3) Setelah siswa menemukan kawan-
berbagai media pembelajaran”. Pendapat lain kawan dalam satu kategori, mintalah
disampaikan oleh Trianto (Aprida,2017:338), mereka berdiri berjajar sesuai urutan
pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kategori dan menjelaskan kategori
kompleks dan tidak dapat dijelaskan tersebut keseluruh kelas.
4) Setelah semua kategori dijelaskan,
sepenuhnya.
berilah penjelasan tentang hal-hal yang
Sedangkan pembelajaran yang lebih masih dianggap perlu agar semua siswa
khusus pada pembelajaran aktif menurut memperoleh pemahaman yang utuh.
Warsono dan Hariyanto (2013: 47) bahwa Saefuddin dan Berdiati (2015: 167)
metode card sort merupakan pembelajaran juga menguraikan langkah-langkah
yang menggunakan sebuah kartu indeks. pembelajaran card sort dalam bentuk RPP
Selain itu, Hisyam, Bermawy dan Sekar (Erma sebagai berikut:
N.H dan Taat.W,2018: 65) mengemukakan 1) Guru meminta peserta didik mempelajari
Metode card sort, dengan menggunakan media materi tentang keragaman suku bangsa
kartu dalam praktek pembelajaran, akan dan budaya di Indonesia melalui
membantu siswa dalam memahami pelajaran membaca.
2) Peserta didik dimotivasi mengembangkan
dan menumbuhkan motivasi dan kemampuan
pengetahuan tentang materi melalui
mereka dalam pembelajaran, sebab dalam Tanya jawab
penerapan metode card sort, guru hanya 3) Peserta didik berdiskusi untuk
berperan sebagai fasilitator, yang memfasilitasi memperdalam materi dari berbagai
siswanya dalam pembelajaran, sementara sumber.

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 4

4) Guru menyiapkan kartu/kertas yang meningkat dan hasil belajarnya cukup


jumlahnya sebanyak peserta didik sesuai baik.
dengan kategori daerah/provinsi di 2) Kekurangan
Indonesia
Kekurangan pembelajaran aktif tipe
5) Peserta didik diminta untuk beridiri
ditengah ruang kelas dan guru memberi card sort menurut Hosnan (2014:217)
contoh menyortir kartu-kartu dan antara lain:
memberi informasi tentang aturan a) membuat siswa kurang aktif dalam
mainnya. berbicara atau menyimpulkan pendapat.
6) Peserta didik diberikan masing-masing b) Membutuhkan persiapan dan media yang
satu kartu secara acak dan meminta berupa kartu-kartu sebelum kegiatan
peserta didik bergerak dan berkeliling berlangsung.
didalam kelas untuk menemukan kategori c) Apabila guru kurang mampu
yang sama. mengendalikan kelas maka suasana kelas
7) Peserta didik yang sudah menemukan akan menjadi gaduh.
kelompoknya berkumpul untuk Hal yang dapat dilakukan guru untuk
mendiskusikan masing-masing kartu meminimalisir kekurangan dan menjadikan
tersebut. kekurangan tersebut sebagai kekuatan dari
8) Guru meminta peserta didik dalam card sort yang digunakan yaitu guru harus
kelompok menempel masing-masing
merancang dengan matang rencana kegiatan
kartu pada media (kalender bekas, karton)
lalu meminta peserta didik memajang pembelajaran yang akan dilakukan dan benar-
hasil kerja kelompok. benar memahami langkah-langkah
9) Guru meminta masing-masing kelompok pembelajaran aktif tipe card sort agar dalam
untuk mempresentasikan hasil masing- pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan
masing, Peserta didik lain boleh lancar.
mananggapi atau memberi komentar. Berdasarkan pendapat para ahli diatas,
c. Kelebihan dan Kelemahan
peneliti menyimpulkan bahwa strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort
1) Kelebihan pembelajaran aktif tipe card sort memiliki
Menurut Siberman kelebihan dan kekurangan. Kelebihan card
(Irham,2016:4) mengatakan bahwa sort dapat membantu menggairahkan siswa
kelebihan model pembelajaran card sort yang merasa jenuh atau lelah terhadap
antara lain: a). Guru mudah menguasai pembelajaran yang telah diberikan, membina
kelas b). Mudah dilaksanakan, c). Mudah siswa untuk bekerja sama dan
mengorganisir kelas, d). Dapat diikuti mengembangkan sikap saling menghargai
oleh siswa yang jumlahnya banyak, e). pendapat. Kekurangan strategi card sort
Guru mudah menerangkan dengan baik, adalah membutuhkan persiapan dan media
siswa lebih mudah mengerti tentang yang berupa kartu-kartu sebelum kegiatan
materi yang diajarkan, f). Siswa lebih berlangsung, menyita banyak waktu dan tidak
antusias dalam pembelajar, g). Sosialisasi keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan
antara siswa lebih terbangun yakni antara baik.
siswa dengan siswa lebih akrab.15 2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Artinya kelebihan model pembelajaran
Hasil belajar mempunyai peranan
card sort dapat digunakan dengan kondisi
penting dalam proses pembelajaran. Tujuan
kelas yang cukup maksimal karena model
utama yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran tersebut dapat
pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar
mengorganisir siswa agar lebih antusias
digunakan untuk mengetahui sebatas mana
dalam belajar.
siswa dapat memahami serta mengerti materi
Warsono dan Hariyanto (2013: 48)
tersebut. Sejalan dengan pendapat yang
kelebihan strategi card sort adalah minat
diungkapkan Sudijono (Valiant,2016:114)
siswa terhadap pembelajaran semakin
mengungkapkan hasil belajar merupakan
sebuah tindakan evaluasi yang dapat

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 5

mengungkap aspek proses berpikir (cognitive c) Setiap individu dalam hal ini siswa ada
domain) juga dapat mengungkap aspek dasarnya memiliki kondisi psikologis yang
kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap berbeda-beda, tentunya hal ini turut
memengaruhi hasil belajarnya. Beberapa
(affective domain) dan aspek keterampilan
faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ),
(psychomotor domain) yang melekat pada diri perhatian, minat, bakat, motif, motivasi,
setiap individu peserta didik. Ini artinya kognitif dan daya nalar siswa.
melalui hasil belajar dapat terungkap secara 2) Faktor Eksternal
holistik penggambaran pencapaian siswa a) Faktor Lingkungan
setelah melalui pembelajaran. Faktor lingkungan dapat memengaruhi
Menurut Hamalik (Bahar,2019:81) hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi
mengemukakan bahwa “hasil belajar itu dapat lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban
dan perilaku, termasuk juga perbaikan dan lain-lain. Belajar pada tengah hari diruang
perilaku”. Menurut Wingkel dalam Purwanto yang memiliki ventilasi udara yang kurang
(Pindo,2018:123) berpendapat bahwa “Hasil tentunya akan berbeda suasana belajarnya
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan dengan yang belajar dipagi hari yang udaranya
manusia dalam sikap tingkah lakunya”. masih segar dan diruang yang cukup
Sedangkan Rusman (2016: 67) mengemukakan mendukung untuk berbapas lega.
“Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman b) Faktor Instrumental
yang diperoleh siswa yang mencakup ranah Faktor-faktor instrumental adalah faktor
kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar yang keberadaan dan penggunaanya dirancang
tidak hanya penguasaan konsep teori mata sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
pelajaran saja, tetapi juga prenguasaan Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan
penyesuaian sosial, macam-macam belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor
keterampilan, cita-cita, keinginan dan instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan
harapan.” guru.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
mengenai hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor dari dalam diri yang
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah paling berpengaruh pada pencapaian hasil
kemampuan yang diperoleh siswa setelah belajar siswa adalah faktor kemampuan.
mengalami pengalaman proses belajar sesuai Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang
dengan tujuan pembelajaran yang telah paling berpengaruh terhadap pencapaian hasil
ditetapkan untuk mengukur seberapa besar belajar siswa adalah kualitas pembelajaran.
siswa menguasai bahan yang telah diajarkan. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil penelitian ini lebih ditekankan pada faktor
Belajar yang berasal dari luar diri siswa yaitu
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kemampuan guru menciptakan pembelajaran
belajar menurut Munadi (Rusman, 2016: 67) yang berkualitas. Melalui penciptaan
meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu: pembelajaran yang berkualitas diharapkan
1) Faktor Internal bahwa siswa akan lebih mudah memahami
a) Faktor fisiologis materi pelajaran sehingga pada akhirnya hasil
Secara umum kondisi fisiologis, seperti belajar yang mereka peroleh dapat optimal.
kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam 3. Pembelajaran IPS
keadaan lelah dan capek, tidak dalam a. Pengertian IPS di Sekolah Dasar
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal- Istilah pendidikan IPS dalam
hal tersebut dapat memengaruhi siswa menyelenggarakan pendidikan di Indonesia
dalam menerima materi pelajaran. masih relatif baru digunakan. Trianto (2010:
b) Faktor psikologis 171) mengemukakan bahwa “Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 6

dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti posttest Design. Penelitian dilaksanakan di SD
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
hukum dan budaya.” Geografi, sejarah dan Populasi dalam penelitian ini adalah
antropologi merupakan disiplin ilmu yang keseluruhan siswa SD di Kecamatan Minasa
memiliki keterpaduan yang tinggi. Tene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Pembelajaran geografi memberikan kebulatan Sebanyak 26 Sekolah. sampel dalam penelitian
wawasan yang berkenaan dengan wilayah, ini adalah siswa kelas IV SDN 24 Kalibone
sedangkan sejarah memberikan wawasan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari sebanyak 30 orang
berbagai periode. Antropologi meliputi studi- Variabel bebas adalah penggunaan
studi komparatif yang berkenaan dengan nilai- media interaktif animasi. Variabel terikat
nilai , kepercayaan, struktur social, aktivitas- adalah minat belajar matematika siswa. Desain
aktivitas ekonomi, teknologi dan benda-benda yang digunakan dalam adalah One Group
budaya.. ilmu politik dan ekonomi tergolong Pretest-posttest Design.
kealam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada Teknik analisis data yang digunakan
aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan adalah analisis deskriptif dan analaisis
pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi inferensial.
social merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku Analisis Statistik Deskriptif Analisis
seperti konsep peran, kelompok, institusi, deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk
proses interaksi dan kontrol sosial. Namun mendeskripsikan atau menggambarkan minat
pada sekolah dasar cabang Ilmu-ilmu masih siswa sebelum dan sesudah perlakuan
diajarkan secara tersirat. Pengetahuan Sosial penggunaan media interaktif animasi dengan
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena tanpa diberi perlakuan media Interaktif
sosial yang mewujudkan satu pendekatan animasi.
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang Analisis Statistik Inferensial yaitu Uji
ilmu sosial. Normalitas Data menggunakan Kolmogrove-
Menurut Somantri dalam Gunawan (2011:17) Smirnov Normality Test untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berdistribusi
“pendidikan IPS dalam kepustakaan asing
normal. Data dikatakan berdistribusi normal
disebut dengan istilah social studies, social apabila signifikansi untuk uji dua sisi hasil
education, citizenship education, dan social perhitungan > 0,05. Uji Hipotesis
science education. Sedangkan menurut Puskur menggunakan Paired Sample t-Test. Analisis
(Wahyu,2019:55) menyampaikan bahwa IPS Paired-sample t-Test dilakukan dengan
adalah suatu bahan kajian terpadu yang bantuan program SPSS.
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi
HASIL & PEMBAHASAN
dan modifikasi yang diorganisasikan dari
Pendekatan yang dipilih dalam
konsep-konsep keterampilan-keterampilan
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan
Pada pendekatan kuantitatif ini data akan
Ekonomi
dianalisis secara kuantitatif/statistik dengan
Bidang studi IPS
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang
disiapkan.
terintregasi yang diajarkan pada semua jenjang
Jenis penelitian yang digunakan dalam
pendidikan. Dengan mempelajari IPS siswa
penelitian ini yakni penelitian Pre-Eksperimen
diharapkan mampu memahami makna hidup
dengan desain penelitian One Group Pretest-
bersosial dan menjadi masyarakat yang baik.
Posttest design. Hal ini disesuaikan dengan
tujuan dari penelitian yang akan dilakukan
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan adalah yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh
pendekatan kuantitatif dengan Jenis penelitian pembelajaran aktif tipe card sort terhadap hasil
yang digunakan yaitu Pre-Eksperimental belajar IPS siswa. Jenis penelitian ini dipilih
dengan desain penelitian One Group Pre Test-

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 7

karena calon peneliti akan memberikan pelaksanaan 75%. Adapun aspek penilaian
perlakuan (treatment) dalam proses penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
Desain dalam penelitian menggunakan 1. Siswa memahami masalah kontekstual
pre-eksperimental design bentuk the one group yang diberikan oleh guru
pretest posttest design. Pada desain ini terdapat a. Memahami dengan memperhatikan
benda nyata yang diperlihatkan oleh
satu kelas yang menjadi objek penelitian lalu
guru
diberikan pretest sebelum diberi perlakuan dan b. Memahami dengan berantusias untuk
posttest setelah perlakuan diberikan menggambarkan Bangun datar
Populasi pada penelitian ini adalah segitiga,persegi panjang dan layang-
siswa kelas V SD Inpres Maccini Sombala layang.
Kota Makassar yang berjumlah 30 siswa. c. Memahami dengan memperhatikan
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah media dan gambar bangun datar.
2. Siswa menyelesaikan masalah kontekstual.
siswa kelas kelas V SD Inpres Maccini a. Memperhatikan media yang terbuat
Sombala Kota Makassar dari karton yang diberikan oleh guru.
Prosedur pengumpulan data yang b. Mengidentifikasi masing-masing sifat
digunakan adalah tes, dokumentasi dan bangun datar.
observasi. c. Siswa mengerjakan LKS sesuai
Teknik analisis data yang digunakan dengan petunjuk pengerjaan LKS.
3. Siswa mendiskusikan dan membandingkan
dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif
jawaban
dan Statistik inferensial adalah teknik statistik a. Membentuk kelompok
yang digunakan untuk menganalisis data b. Mendiskusikan dan membandingkan
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk jawaban dengan teman kelompoknya
populasi. Teknik statistik ini dimaksudkan c. Mempresentasikan hasil diskusinya
untuk menguji hipotesis penelitan. Sebelum 4. Siswa menyimpulkan materi ajar
dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu a. Berani mengajukan diri dalam
menyimpulkan
dilakukan uji prasyarat data. Pada uji prasyarat
b. Melibatkan diri saat guru sedang
data dilakukan uji normalitas. Jika data yang menyampaikan kesimpulan tentang
diperoleh berdistribusi normal, maka materi ajar
dilanjutkan dengan pengujian hipotesis (uji-T) c. Memberikan respon berupa menjawab
Hasil Penelitian dari kesimpulan guru
Observasi aktivitas belajar siswa Hasil belajar siswa siklus I pertemuan
kelas V.b SD Inpres Unggulan Todopuli 1 dan pertemuan 2 dapat diketahui melalui tes
Kecamatan Panakukang Kota Makassar akhir siklus. Berdasarkan data yang diperoleh,
pada siklus I melalui penerapan ada15 orang siswa dari 35 siswa kelas V.b
pembelajaran matematika realistik yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
menggunakan 2 kategori, yaitu tuntas ( T ) (KKM) yaitu 70 sehingga ketuntasan klasikal
apabila mencapai persentase 70% dan yang dicapai pada siklus I yaitu 43%. Refleksi
tidak tuntas ( TT ) apabila persentasenya Pada tindakan siklus I, pembelajaran
dibawah 70%. Aspek yang diamati terdiri difokuskan pada peningkatan hasil belajar
dari 4 aspek yang masing-masing terdiri matematika dengan menerapkan Pembelajaran
dari 3 tahap menjadi 12 poin indikator. Matematika Realistik (PMR). Untuk
Dikatakan berhasil apabila persentase memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan
pelaksanaan pada lembar observasi siswa siklus I dilakukan observasi dan tes. Hasil
mencapai 70% atau dalam kategori tuntas. observasi dan tes selama pelaksanaan tindakan
Aspek pengamatan aktivitas belajar
dianalisis dan didiskusikan oleh peneliti
siswa siklus I berada pada kategori Tidak
dengan guru kelas V.b sehingga adapun
Tuntas dengan persentase pelaksanaan
beberapa aspek yang perlu ditingkatkan dalam
66,6%, dan pada pertemuan 2 berada pada
kategori Tuntas dengan persentase melaksanakan pembelajaran melalui penerapan
Pembelajaran Matematika Relaistik, yaitu:

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 8

1) Tahap memberikan masalah kontekstual, persentase pelaksanaan 83%. Adapun


perlu memberikan masalah kontekstual aspek penilaian tersebut yaitu sebagai
dengan menunjukka benda nyata berikut:
2) Tahap mengarahkan siswa menyelesaikan 1. Siswa memahami masalah kontekstual
maslah kontekstual, perlu menjelaskan yang diberikan oleh guru
petunjuk pelaksanaan LKS a. Memahami dengan memperhatikan
3) Tahap menyimpulkan, perlu dilakukan benda nyata yang diperlihatkan oleh
dengan cara memberikan penjelasan guru
kemudian meminta tanggapan atau b. Memahami dengan berantusias untuk
kesimpulan dari siswa. menggambarkan bangun datar
Aspek yang perlu ditingkatkan oleh jajargenjang,trapesium dan lingkaran
siswa dalam melaksanakan pembelajaran 2. Memahami dengan memperhatikan media
matematika realistik, antara lain sebagai dan gambar bangun datar tersebut
berikut: 3. Siswa menyelesaikan masalah kontekstual
1) Mengidentifikasi sifat-sifat bangu datar a. Memperhatikan media yang diberikan
2) Mendiskusikan dan membandingkan oleh guru yang terbuat dari karton
jawaban dengan teman kelompoknya b. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun
3) Memberikan respon berupa menjawab dari datar tersrbut
kesimpulan guru c. Siswa mengerjakan LKS sesuai
Berdasarkan analisis dan refleksi dengan petunjuk pengerjaan LKS
4. Siswa mendiskusikan dan membandingkan
diatas dan mengacu pada kriteria ketuntasan
jawaban
yang ditetapkan, maka disimpulkan bahwa a. Membentuk kelompok
pembelajaran untuk tindakan siklus I belum b. Mendiskusikan dan membandingkan
berhasil dikarenakan keberhasilan siswa jawaban dengan teman kelompoknya
selama proses belum sesuai dengan yang c. Mempresentasikan hasil diskusinya
diharapkan peneliti yaitu apabila secara 5. Siswa menyimpulkan materi ajar
klasikal siswa mencapai tingkat penguasaan a. Berani mengajukan diri dalam
menyimpulkan
70%. Dengan demikian maka kegiatan
b. Melibatkan diri saat guru sedang
pembelajaran pada penelitian ini dapat menyampaikan kesimpulan tentang
dilanjutkan pada siklus berikutnya sebagai materi ajar
perbaikan dari pembelajaran siklus Hasil belajar siswa siklus II dapat
sebelumnya. diketahui melalui tes akhir siklus. Berdasarkan
Observasi aktivitas belajar siswa data yang diperoleh, ada 29 orang siswa dari
kelas V.b SD Inpres unggulan Todopuli 35 siswa kelas V.b yang memenuhi Kriterian
Kecamatan Panakukan Kota Makassar Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 sehingga
pada siklus II melalui penerapan ketuntasan klasikal yang dicapai pada siklus II
pembelajaran matematika realistic yaitu 82%. Hal ini berarti masih ada 6 orang
menggunakan 2 kategori, yaitu tuntas ( T ) siswa yang belum mencapai KKM dengan
apabila memperoleh persentase sebesar persentase ketidaktuntasan yaitu, 18%. Tabel
70% dan tidak tuntas ( TT ) apabila 4.8 diatas menunjukkan bahwa dar i35 siswa
persentasenya dibawah 70%. Aspek yang terdapat 6 orang siswa yang tidak tuntas
diamati terdiri dari 4 aspek yang masing-
dengan persentase 18% dengan nilai
masing terdiri dari 3 tahap menjadi 12 poin
ketuntasan 0 – 69 sedangkan siswa yang tuntas
indikator. Dikatakan berhasil apabila
dalam penbelajaran ada 29 siswa dengan
persentase pelaksanaan pada lembar
observasi siswa mencapai 70% atau dalam persentase 82% dengan nilai ketuntasan 70 –
kategori tuntas. 100, dengan persentase tersebut maka
Aspek pengamatan aktivitas belajar ketuntasan hasil belajar siswa untuk siklus II
siswa pada siklus II pertemuan 1 berada berada pada kategori baik (kategori indicator
pada kategori baik dengan persentase keberhasilan). Jadi, nilai hasil belajar
pelaksanaan 75%, dan pada pertemuan 2 memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
berada pada kategori baik dengan sebesar 70 dengan persentase 70% dari 35

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 9

orang siswa , maka kelas dianggap telah lulus sebanyak 12 orang, dengan nilai tertinggi yaitu
secara klasikal. 100 dan nilai terendah 44. Dari penjelasan
Pembahasan tersebut dapat digambarkan bahwa hasil
Peneliti melakukan penelitian belajar IPS siswa terlihat meningkat setelah
dengan menggunakan jenis penelitian pre- diberikan treatment berupa pembelajaran aktif
eksperimen dengan desain penelitian One tipe card sort.
group pre-test post-test design yang hanya Hasil analisis statistik inferensial yang
melibatkan satu kelompok eksperimen. terdiri atas uji normalitas pretest hasil belajar
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD IPS siswa diperoleh harga Kolmogorov-
Smirnov sebesar 0,200 dan uji normalitas
Inpres Maccini Sombala Kota Makassar
posttest hasil belajar IPS siswa diperoleh harga
dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang yang Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,074 yang
terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa artinya lebih besar dari nilai α = 0,05 sehingga
perempuan. didapatkan bahwa soal pretest dan posttest
Analisis statistik deskriptif berdistribusi normal. Uji hipotesis
menjelaskan hasil belajar IPS sebelum menggunakan perbandingan nilai probabilitas
diberikan treatment yaitu jumlah siswa yang data didapatkan hasil dari kelas V SD Inpres
Maccini Sombala Kota Makassar sig<0,05
mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 13
yaitu 0,000 < 0,05 artinya ada perbedaan
orang dan jumlah siswa yang mendapat nilai di signifikan saat pretest (sebelum adanya
bawah rata-rata yaitu 17 orang, dengan nilai treatment). dan hasil postest (setelah adanya
tertinggi yitu 83 dan nilai terendah 33. treatment). Sehingga Ho ditolak dan Ha
Selanjutnya setelah diberikan treatment jumlah diterima. Kesimpulan yang dapat ditarik
siswa yang mendapat nilai rata-rata keatas berdasarkan penjelasan di atas pembelajaran
yaitu sebanyak 18 orang dan jumlah siswa aktif tipe card sort berpengaruh terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Maccini
yang mendapat nilai di bawah rata-rata yaitu
Sombala Kota Makassar

KESIMPULAN & SARAN terbukti memberikan pengaruh yang positif


Berdasarkan analisis data terhadap hasil belajar siswa.
menggunakan statistik deskriptif dan
inferensial serta pembahasan maka dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa gambaran pembelajaran Al-Fuad, Z., & Zuraini. (2017). Faktor-
aktif tipe card sort di kelas V SD Inpres Faktor yang mempengaruhi minat
Maccini Sombala Kota Makassar telah belajar siswa di SD
dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah. Muhammadiyah 09 Malang. Jurnal
Hal ini dapat dilihat berdasarkan lembar
Tunas Bangsa, 4-5.
Al-tabany dan Trianto, I. B. (2014).
observasi guru dan masuk dalam kategori
Mendesain Model Pembelajaran
sangat memuaskan. Kemudian hasil belajar
Inovatif, Progresif, dan
IPS yang diperoleh siswa setelah diterapkan
kontekstual. Jakarta: Prenamedia
pembelajaran aktif tipe card sort lebih tinggi Group.
daripada hasil belajar IPS siswa sebelum arifin, z. (2016). penelitian pendidikan .
diterapkan pembelajaran aktif tipe card sort. bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian:
Terdapat pengaruh penerapan
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
pembelajaran aktif tipe card sort terhadap
Rineka Cipta.
hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres
Arsyad, A. (2017). Media Pembelajaran .
Maccini Sombala Kota Makassar dengan saran
Guru sebaiknya menerapkan pembelajaran
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Awang, Rambu Ery Ana. 2016.Pengaruh
aktif tipe card sort dalam kegiatan
Media Video Pembelajaran
pembelajarannya di kelas khususnya pada
mata pelajaran IPS, karena pembelajaran ini Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V SD di Kecamatan Ngaliyan

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 10

Kota Semarang. Skripsi. Program Fakultas Ilmu Pendidikan


Studi Pendidikan Guru Sekolah Universitas Negeri Makassar.
Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Komalasari, K. (2015). Pembelajaran
Universitas Negeri Semarang. Kontekstual. Bandung: Replika
Badrullah, d. (2016). Metodologi Aditama.
Penelitian. Makassar: Kretakupa. Makmun, K. (2014). Psikologi Belajar.
Bundu, P. (2016). Asesmen Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Makassar: Hayla Press. Misbahuddin. (2014). Analisis data
Depdiknas. (2006). Permendiknas No. 22 penelitian statistik. jakarta: PT.
Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Bumi Aksara.
Jakarta: Depdiknas. Muhammad, Thabroni. 2011. Belajar Dan
Dimyati, M. (2015). Belajar dan Pembelajaran Pengembangan
Pembelajran. Jakarta: PT. Rineka Wacana Dan Praktika Pembelajaran
Cipta. Dalam Pembangunan Nasional.
Fadlilah, dkk. 2017. Upaya Meningkatkan Mustikasari. (2016). Model-Model
Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Alat Peraga Blok Pecahan di Kelas V Pagarra, H., & Idrus, N. A. (2018).
Sekolah Dasar Negeri Balangan 1 Pengaruh Penggunaan Video
Minggir Sleman Yogyakarta. Skripsi Pembelajaran IPA Terhadap Minat
(0nline). diakses 18 Januari 2018. Belajar Siswa Kelas III SD Inpres
Faradilla, Rizkia.2019.Pengaruh Penggunaan Lanraki 2 Kecamatan Tamalanrea
Media Blok Pecahan terhadap Kota Makassar. Jurnal Publikasi
Minat Belajar Siswa pada Mata Pendidikan, 30-40.
Pelajaran Matematika Kelas III SD Pane, A., & Pasopang, M. D. (2017).
Kompleks Lariang Bangi Kecamatan Belajar dan Pembelajaran. Journal
Makassar Kota Makassar. Skripsi. Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 03
No. 2 Desember 2017(2460-2345,
Program Studi Pendidikan Guru
2442-6997), 334.
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
pasaribu, d. s., hendri, m., & Susanti, N.
Pendidikan Universitas Negeri
(2019, juli 01). Upaya
Makassar.
meningkatkan minat dan hasil
Ismail, Ayu. 2017. Pengaruh Penggunaan belajar fisika siswa dengan
Media Puzzle Terhadap Minat belajar menggunakan model pembelajaran
Pada Mata Pelajaran Matematika talking stick pada materi listrik
Siswa Kelas III SD Kompleks Lariang dinamis di kelas X SMAN 10
Bangi Kecamatan Makassar Kota muaro Jambi. Jurnal EduFisika,
Makassar. Skripsi . Makassar: Vol. 02, 4-5. Retrieved Desember
Program Studi Pendidikan guru 07, 2019
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Prabowo, A., Anggoro, R. P., Astuti, D., &
Pendidikan Universitas Negeri Fahm, S. (2017). Interactive
Makassar. multimedia-based teaching material
K, M. (2014). Psikologi Belajar. for 3-dimensional geometry.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Journal of Physics : conf. series ,
Kahfi, Ashabul. 2019.Pengaruh Media 2-3.
Penggunaan Media Garis Bilangan Rusman. (2015). Model-Model
terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran : Mengembangkan
Mata Pelajaran Matematika Kelas Profesionalisme Guru. Jakarta: PT.
IV SD Inpres Bulogading II Raja Grafindo Persada.
Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Sari, N. (2018). Pengembangan media
Berbantuan Software Swishmax
Gowa. Skripsi. Program Studi
Pada Bahasan Bangun Ruang Sisi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume xx Nomor xx, xxxxxx| 11

Datar. Jurnal Matematika dan


Pendidikan Matematika, 72-73.
Sarjono, H. (2017). Multimedia
Pembelajaran Interaktif.
Yogyakarta : UNY Press.
Siswanto, Budi. 2016. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa
pada pembelajaran praktik
kelestarian otomatif smk di kota
Yogyakarta. Jurnal pendidikan
vokasi. No 1 th.6.
soleh, m. r., nurajizah, s., & muryani, s.
(2019, september). perancangan
animasi interaktif prosedur
merawat peralatan multimedia pada
jurusan multimedia SMK BPS & K
II. Jurnal Teknologi dan informasi,
vol. 9 no.2, 139.
doi:10.34010/jati.v9i2
sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Pendekatan
Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan

Nama penulis. Judul artikel, maksimal 5 kata… , halaman xx-x [Calibri, 8, cetak miring]x

Anda mungkin juga menyukai