HKUM4210-Hukum Lingkungan Awia
HKUM4210-Hukum Lingkungan Awia
TUGAS 2
Jawab
KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) adalah salah satu instrumen yang digunakan oleh
pemerintah daerah (baik Provinsi, Kabupaten/Kota) untuk memastikan pembangunan
berkelanjutan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pembangunan di daerahnya.
KLHS menunjukkan komitmen pemerintah daerah terhadap pembangunan berkelanjutan
dengan beberapa alasan berikut:
2. Melibatkan Stakeholder: KLHS melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak terkait,
seperti masyarakat lokal, LSM, dan ahli lingkungan. Dengan melibatkan stakeholder dalam
proses KLHS, pemerintah daerah menunjukkan komitmen untuk mendengarkan dan
mempertimbangkan berbagai pandangan dan kepentingan yang ada dalam pengambilan
keputusan pembangunan.
Nomor 2
PT Alam Jaya bergerak di bidang eksplorasi migas. Salah satu ladang eksplorasinya yaitu
pengeboran gas alam di Desa Tanah Liat Kabupaten Tanah Batu. Pada 31 Desember 2019,
tiba-tiba terdengar dentuman besar dan muncul semburan lumpur yang keluar di desa Tanah
Liat berjarak sekitar 100 meter dari lokasi pengeboran PT Alam Jaya. Selama seminggu
semburan lumpur tersebut Telah merendam 10 rumah penduduk. Pemerintah Kabupaten
Tanah Batu kemudian bergerak cepat dengan melakukan peninjauan lokasi dan
memerintahkan penghentian seluruh kegiatan pengeboran serta pembongkaran
perlengkapan pengeboran. Terhadap langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten Tanah
Batu, PT Alam Jaya menyampaikan protes dengan dua alasan. Pertama, bahwa lokasi
semburan lumpur tersebut berjarak 100 meter dari lokasi pengeboran sehingga kecil
kemungkinan semburan diakibatkan oleh aktivitas pengeboran gas alam. Kedua, bahwa
perintah penghentian seluruh kegiatan pengeboran berserta pembongkaran perlengkapan
tidak didahului teguran tertulis.
Jawab
Landasan Hukum
Pasal 69 ayat (1) UU PPLH menyatakan bahwa "Setiap orang yang melakukan kegiatan
usaha dan/atau kegiatan lainnya yang dapat mencemari dan/atau merusak lingkungan hidup
wajib melaksanakan upaya pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup."
Pasal 69 ayat (2) UU PPLH menyatakan bahwa "Setiap orang yang melakukan kegiatan
usaha dan/atau kegiatan lainnya yang dapat mencemari dan/atau merusak lingkungan hidup
wajib melaksanakan upaya pemantauan dan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup."
Dalam kasus ini, terdapat semburan lumpur yang merendam 10 rumah penduduk di Desa
Tanah Liat, yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi pengeboran PT Alam Jaya. Pemerintah
Kabupaten Tanah Batu memiliki kewenangan untuk melindungi lingkungan hidup dan
masyarakat dari dampak negatif kegiatan pengeboran yang dapat mencemari dan merusak
lingkungan hidup.
Pada tanggal 31 Desember 2019, terjadi semburan lumpur yang dapat dikaitkan dengan
kegiatan pengeboran gas alam PT Alam Jaya. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Tanah
Batu bergerak cepat dengan melakukan peninjauan lokasi dan mengeluarkan perintah
penghentian seluruh kegiatan pengeboran serta pembongkaran perlengkapan pengeboran.
Pada dasarnya, Pemerintah Kabupaten Tanah Batu telah melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan UU PPLH. Pasal 69 ayat (1) dan (2) UU PPLH memberikan landasan hukum bagi
pemerintah untuk mengambil tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap kegiatan
yang dapat mencemari dan merusak lingkungan hidup.
Dalam hal ini, semburan lumpur yang terjadi di dekat lokasi pengeboran gas alam PT Alam
Jaya dapat dikategorikan sebagai pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Oleh
karena itu, Pemerintah Kabupaten Tanah Batu berhak mengeluarkan perintah penghentian
kegiatan pengeboran tanpa harus didahului teguran tertulis.
Sumber: