Anda di halaman 1dari 32

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH


MELALUI PERMAINAN MENCARI JEJAK (MAZE) PADA ANAK
KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK MADU RATNA GUMBIL
KECAMATAN TELAGA LANGSAT KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN

A. Latar Balakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.1 Dengan demikian tujuan pendidikan anak usia dini untuk

mengembangkan seluruh aspek perkembangan agar kelak dapat berfungsi sebagai

manusia yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa.2

Anak usia dini berada pada masa peka/masa emas (the golden age) karena

anak mudah menerima, mengikuti, melihat, dan mendengar segala sesuatu yang

dicontohkan, diperdengarkan serta diperlihatkan.3 Masa anak usia dini penting

untuk mendapatkan stimulasi perkembangan. Stimulasi yang diberikan harus

sesuai dengan kebutuhan dan usia anak, agar dapa mengoptimalkan pertumbuhan

dan perkembangan anak. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memberikan

1
Depdiknas. Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. ( Jakarta: Balitbang
Kurikulum 2008 ) h. 2
2
Slamet Suyanto. Pendidikan Anak Usia Dini. ( Yogyakarta: Hikayat 2005) h. 3
3
Harun Rasyid. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Multi Pressindo
2009) h. 48
2

pendidikan dan pembelajaran dalam rangka mengembangkan aspek yang dimiliki

oleh anak.

Aspek perkembangan anak yang perlu dikembangkan oleh pendidik salah

satunya aspek mengenal huruf hijaiyah. Perkembangan mengenal huruf hijaiyah

merupakan perolehan kemampuan yang sangat penting dalam pendidikan anak-

anak usia dini baik kelas A maupun kelas B.4 Kegiatan bermain dapat

mengembangkan aspek pengetahuan anak, sebab anak akan berinteraksi dengan

teman yang lain dan. Adanya interaksi mengajarkan anak untuk merespon,

memberi, dan menerima menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak yang

lain.5

Aspek perkembangan anak yang kurang berkembang di TK atau di RA

salah satunya mengenal huruf hijaiyah. Kemampuan mengenal huruf hijaiyah

berkembang jika para pendidik menggunakan berbegai metode yang

mengasyikkan bagi anak diantaranya seperi metode bermain, melalui bermain

tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah

melainkan anak dapat mengembangkan perkembangan dari segi aspek motorik

anak tesebut.

Salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak

yaitu dengan cara bermain. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan

kesenangan, yang lebih ditekankan pada caranya daripada hasil yang diperoleh

4
Hurlock Elizabeth B.. Perkembangan Anak jilid 1. (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan
Muslichah Zarkasih). (Jakarta: Erlangga 1978 ) h. 250
5
Slamet Suyanto, Op Cit. h. 121
3

dari kegiatan.6 Metode bermain ini dipilih karena bermain kooperatif berkaitan

dengan kemampuan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slamet Suyanto bahwa

dengan metode bermain merupakan alat untuk sosialisasi dengan bermain bersama

teman yang lainnya. Selain itu mengajarkan anak bersikap sportif dan

bekerjasama dalam belajar. Adapun kelebihan dalam metode bermain anak lebih

senang, dapat diikuti seluruh anak, memecahkan masalah, bekerjasama dengan

kelompok, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan.7

Bermain yaitu membawa harapan dan antisipasi tentang dunia yang

memberikan kegembiraan dan memungkinkan untuk anak berkhayal seperti

sesuatu atau seseorang, sesuatu yang dipersiapkan untuk berpetualangan dan

mengadakan telaah suatu dunia anak- anak. Selain itu metode bermain

merupakan alat untuk sosialisasi. Fungsi bermain dalam pembelajaran adalah

bermain sebagai suatu media yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif

anak, selain itu dapat menumbuhkan kreativitas, sekaligus memupuk dan

mengembangkan sikap kerjasama, sportivitas, sosialisasi, tenggang rasa, dan

emosional. Bermain dapat meningkatkan kompetensi sosial anak diantaranya yaitu

berinteraksi dengan teman sebaya dan orang lain, kerjasama dengan saling

membantu, dan peduli terhadap orang lain juga bisa meningkatkan perkembangan

pribadinya. Permainan atau metode bermain juga merupakan salah satu cara

dalam meningkatkan kemampuan anak dalam segala hal bahkan melalui

6
Moeslichatoen R. Metode Pengejaran Di Taman Kanak-Kanak.( Jakarta: 2004) h. 24
7
Ibid, h.34
4

permainan akan lebih efektif dan cepat memberikan pembelajaran kepada anak

terutama pada anak usia dini dan diantara permainan yang sering dimainkan yaitu

permainan mencari jejak. Permainan mencari jejak (kadang disebut treasure hunt

atau scavenger hunt) adalah salah satu bentuk belajar sambil bermain yang sangat

menyenangkan. Dengan mencari jejak, anak tak hanya belajar sebuah hal baru,

tapi juga menikmati prosesnya.

Permainan mencari jejak (Maze) ternyata dapat meningkatkan kemampuan

anak dalam mengenal huruf seperti yang sering dipraktikkan oleh para guru di

Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten

Hulu Sungai Selatan. Permaianan mencari jejak ini juga termasuk salah satu

permainan yang disukai oleh anak-anak sehingga para guru di Taman Kanak-

Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai

Selatan sering menggunakan metode bermain ini. Permaianan mencari jejak ini

sangat efektif dan cepat untuk memberikan pelajaran kepada anak-anak untuk

mengenal huruf-huruf latin maupun huruf hijayyah.

Dalam permainan ini guru Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil

Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan menyebutkan angka

atau huruf kepada dua orang anak setelah itu kedua anak itu menunjukkan atau

menempati angka tersebut dengan berebutan. Selain menyebutkan angka atau

huruf bisa juga dalam bentuk berhitung dan dua orang anak tersebut

menjumlahkan jika sudah tahu jawabannya maka anak itu harus menginjak angka

tersebut. Permainan mencari jejak yang dipraktikan guru Taman Kanak-Kanak


5

Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

dapat meningkatkan pengetahuan siswa terutama pengetahuan tentang huruf

hijaiyah.

Dari latar belakang di atas, maka dari itu penulis berminat melakukan

penelitian dalam bentuk PTK yang berjudul Meningkatkan Kemampuan

Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada Anak

Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga

Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis berminat untuk mengadakan

penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI PERMAINAN

MENCARI JEJAK (MAZE) PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN

KANAK-KANAK MADU RATNA GUMBIL KECAMATAN TELAGA

LANGSAT KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka, maka masalah

pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah

Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada Anak Kelompok B di

Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat

Kabupaten Hulu Sungai Selatan?


6

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Meningkatkan Kemampuan

Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada

Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil

Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas , maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengatahui bagaimana Meningkatkan Kemampuan Mengenal

Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada Anak

Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan

Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

2. Untuk mengatahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui

Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada Anak Kelompok B di Taman

Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat

Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran atau salah pengertian

jalam judul skripsi ini, perlu kiranya ditegaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kemampuan adalah merupakan peningkatan kesanggupan,

kecakapan, kekuatan. Kemampuan mengenal huruf berarti suatu


7

kecakapan dalam mengetahui huruf yang ada di depannya atau yang

ditunjukkan padanya dengan benar.

2. Bermain atau permainan adalah metode pembelajaran anak usia prasekolah

dimana anak-anak diajak melakukan kegiatan bersama yang berupa:

kegiatan yang menggunakan alat dan melakukan kegiatan (permainan)

baik secara sendiri maupun bersama teman-temannya, yang mendatangkan

kegembiraan, rasa senang, dan asyik bagi anak. Dengan bermain anak

akan berkhayal, mengendalikan diri, melatih fisik atau memperkuat otot-

otot, melatih kemampuan kognitifnya untuk memecahkan masalah,

tenggang rasa, kemampuan bahasa, dan mengendalikan emosinya. 8

Sedangkan.

3. Mencari jejak adalah permainan mencari jejak (treasure hunt atau

scavenger hunt) merupakan salah satu bentuk belajar sambil bermain yang

sangat menyenangkan. Dengan mencari jejak, anak tak hanya belajar

sebuah hal baru, tapi juga menikmati prosesnya.

4. Menurut penulis bahwa permainan mencari jejak merupakan salah satu

metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam

mengenal huruf hijaiyah.

Dapat disimpulkan bahwa permainan mencari jejak (treasure hunt

atau scavenger hunt) merupakan salah satu dari permaiana yang dapat

8
Siti Partini Suardiman. Metode Pengembangan Daya Pikir Dan Daya Cipta Untuk anak
Usia Dini. ( Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta 2003)h. 40
8

meningkatkan kemampuan anak usia dini dalam mengenal bentuk-bentuk

dan huruf hijaiyah.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Teoritis

a. Sebagai sebuah karya ilmiah dalam upaya mengembangkan

kompetensi penulis, serta untuk memenuhi salah satu tugas dan syarat

dalam menyelesaikan PPG

b. Menambah khasanah keilmuan dan wawasan bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

c. Memberikan sumbangan pemikiran yang bermakna, berharga, dan

bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Taman

Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat

Kabupaten Hulu Sungai Selata.

2. Praktis

a. Bagi kita semua penelitian ini diharapkan dapat membantu kita untuk

menanamkan pendidikan terutama mengnal huruf hijaiyah pada diri

anak.

b. Bagi seorang guru dari penelitian ini penulis harapkan dapat

Meningkatkan Kemampuan siswa Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui


9

Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada Anak Kelompok B di Taman

Kanak-Kanak.

F. Landasan Teori

1. Meningkatkan Kemampuan

a. Pengertian Meningkatkan Kemampuan

Meningkatkan adalah merupakan peningkatan kesanggupan,

kecakapan, kekuatan. Meningkatkan adalah proses, cara, perbuatan untuk

menaikkan sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu

arah yang lebih baik lagi daripada sebelumya. Kemampuan merupakan hal

telah ada dalam diri kita sejak lahir. Meningkatkan Kemampuan adalah

merupakan peningkatan kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kemampuan

yang ada pada diri manusia juga bisa disebut dengan potensi. Potensi yang

ada pada manusia pada dasarnya bisa diasah. kemampuan mengenal huruf

hijaiyah pada anak usia dini. Kemampuan mengenal huruf hijaiyah

merupakan bagian dari aspek perkembangan bahasa anak, yang perlu

dikembangkan dengan memberi stimulasi secara optimal sejak usia dini.

stimulasi pengenalan huruf hijaiyah adalah merangsang anak untuk


10

mengenali, memahami, dan menggunakan simbol tertulis untuk

berkomunikasi.9

Kemampuan mengenal huruf hijaiyah adalah tahap perkembangan

anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi

huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf hijaiyah.10

Dalam hal ini banyak para ahli mengartikan kemampuan secara

bervariasi akan tetapi pada dasarnya masih memiliki konteks yang sama.

kemampuan merupakan potensi yang ada berupa kesanggupan, kecakapan,

kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga

dan Sri Hadiati lebih mendefinisikan kemampuan lebih pada keefektifan

orang tersebut dalam melakukan segala macam pekerjaan. Yang artinya

kemampuan merupakan dasar dari seseorang tersebut melakukan sebuah

pekerjaan secara efektif dan tentunya efisien kemampuan merupakan

sebuah kapasitas yang dimiliki oleh tap-tiap individu untuk melkasanakan

tugasnya. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan

merupakan suatu penilaian atau ukuran dari apa yang dilakukan oleh orang

tersebut.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

merupakan kecakapan setiap individu untuk menyelesaiakn pekerjaannya

9
Tadkiroatun Musfiroh, Cerita untuk Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Tiara Wacana 2009) h.
10
10
Soenjono Dardjowidjojo, Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia 2003) h. 300
11

atau menguasa hal-hal yang ingin dikerjakan dalam suatu pekerjaan, dan

kemampuan juga dapat dilihat dari tindakan tiap-tiap individu.

Kemampuan mencari jejak bertujuan melatih ketahanan jasmani,

kerja sama, dan daya pikir para siswa. Selain digunakan untuk

berolahraga, mencari jejak juga mengandung unsur rekreasi. Misalnya,

mencari jejak di bumi perkemahan. Namun, dengan pertimbangan faktor

waktu, cuaca, lokasi dan dana, kegiatan tersebut bisa dilaksanakan di

lingkungan rumah dan di sekolah. Apabila terlalu jauh, siswa akan

kelelahan dalam perjalanan. Meskipun dekat, tidak mengurangi

kemeriahan kegiatan tersebut.

b. Cara Meningkatkan Kemampuan Anak

Kemampuan mengenal huruf merupakan bagian dari aspek

perkembangan bahasa pada anak-anak. Kemampuan mengenal huruf

hijaiyah adalah kemampuan anak dalam mengetahui atau mengenal dan

memahami tanda-tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan huruf-

huruf hijaiyah dalam melambangkan bunyi bahasa. Ada beberapa cara

yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan kemampuan

anak, yaitu:

1) Latihan

Latihan adalah proses untuk pengembangan penampilan

olahraga yang kompleks dengan memakai isi latihan, metode latihan,

tindakan organisasional yang sesuai dengan tujuan. Latihan juga bisa


12

dikatakan sebagai sesuatu proses berlatih yang sistematis yang

dilakukan secara berulang-ulang yang kian hari jumlah beban

latihannya kian bertambah.11

Menurut Sukadiyanto menerangkan bahwa pada prinsipnya

latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik,

yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik kemampuan fungsional

peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih.12

Jadi latihan yang dilakukan secara rutin dan terus menerus

dalam waktu yang cukup lama dapat meningkatkan kemampuan fisik

anak dari segala hal dan mengembangkan daya tahan fisik anak

tersebut.

2) Bermain

Permainan adalah berbagai kegiatan yang sebenarnya dirancang

dengan maksud agar anak dapat meningkatkan beberapa kemampuan

tertentu berdasarkan pengalaman belajar. Permainan adalah alat bagi

anak untuk menjelajahi dunianya dari yang tidak anak kenal sampai

pada yang anak ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai

mampu melakukannnya.13

11
Harsono, Choaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam choaching (Jakarta: CV.
Tambak Kusumah 1988) h. 102
12
Sukadiyanto, Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. ( Yogyakarta: FIK
Uiversitas Negeri Yogyakarta 2005)h. 1
13
Conny R. Semiawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.
(Jakarta: PT. Indeks 2008)h. 20
13

Bermain mencari jejak adalah Permainan mencari jejak kadang

disebut treasure hunt atau scavenger hunt adalah salah satu bentuk

belajar sambil bermain yang sangat menyenangkan. Dengan mencari

jejak, anak tidak hanya belajar sebuah hal baru, tapi juga menikmati

prosesnya. Diantara menfaatnya yaitu meningkatkan kemampuan

eksplorasi, Kegiatan ini membantu anak mengenali sebuah daerah

tertentu, membuat anak mampu beradaptasi di tempat baru dan

menemukan hal-hal yang menarik di tempat tersebut.

3) Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh ilmu

pengetahuan. Belajar juga merupakan sesuatu yang dilakukan untuk

menguasai hal tertentu. Belajar adalah suatu proses atau upaya yang

dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku,

baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif

sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.

Belajar juga dapat meningkatkan kemampuan daya pikir anak

dalam mencari permasalahan dalam pelajaran maupun dalam

kehidupannya anak itu sendiri.

2. Anak Usia Dini atau anak TK

Anak usia dini memiliki sifat yang unik, tidak ada dua anak yang

persisi sama sekalipun mereka kembar siam. Setiap anak terlahir dengan
14

potensi yang berbeda-beda, memiliki kelebihan, bakat, dan minat sendiri.14

Anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berada dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia

dini adalah individu yang unik dan memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, kreativitas,

bahasa, dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang

dilalui oleh anak.15 Hal ini diperkuat dengan pendapat Harun Rasyid dkk

menyatakan anak usia dini merupakan usia emas (the golden age) anak

mudah menerima, mengikuti, melihat, dan mendengar segala sesuatu yang

dicontohkan, diperdengarkan serta diperlihatkan.16

Ditegaskan dari beberapa pendapat di atas, anak usia 0-6 tahun

merupakan awal masa pertumbuhan yang baik dalam memberikan stimulasi

yang sesuai dengan kebutuhan dan usia anak. Pada usia dini anak memiliki

kemampuan yang perlu kita tingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh anak.

Adapun karakteristik anak usia dini meliputi:17

a. Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki

penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan

14
Slamet Suyanto. Op Cit, h 5
15
Sofia Hartati. Op Cit, h. 7-8
16
Harun Rasyid dkk, Op Cit, h. 125
17
Soemiarti Patmonodewo. Pendidikan Anak Prasekolah. ( Jakarta: Rineka Cipta 2003)
h. 32
15

yang dilakukan sendiri.

b. Anak mudah bersosialisasi dengan orang disekitarnya.

c. Anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka.

d. Anak prasekolah umumnya telah terampil dalam berbahasa.

Berikut juga yang merupakan Karakteristik anak usia dini adalah: (1)

bersifat egosentris, anak cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut

pandang dan kepentingannya sendiri, (2) anak memiliki rasa ingin tahu, dunia

ini dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan, (3) anak adalah

makhluk sosial, anak senang diterima dan berada diantara teman sebayanya,

(4) anak bersifat unik, anak merupakan individu yang unik yang masing-

masing anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang

kehidupan yang berbeda-beda satu sama lain, (5) anak umumnya kaya dengan

fantasi, anak senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga pada

umumnya anak kaya dengan fantasi, (6) anak memiliki daya konsentrasi

yang pendek, anak selalu mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali

kegiatan yang sedang diikutinya menyenangkan juga bervariasi dan tidak

membosankan, (7) anak merupakan masa belajar yang paling potensial,

selama rentang waktu usia dini, dan (8) anak mengalami berbagai

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan pesat pada berbagai

aspek perkembangan.18

Prinsip pembelajaran untuk anak usia dini diantaranya sebagai berikut:

18
Sofia Hartati, Op Cit, h. 8
16

a. Dapat mengembangkan seluruh dimensi perkembangan anak secara

menyeluruh

b. Mengarahkan anak menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life

learner).

c. Mendukung pengembangan intelektual anak yang lebih baik.

d. Menciptakan suasana dan aktivitas belajar yang menyenangkan, nyaman,

dan aman.19

3. Macam-macam permainan

Memasuki periode emas perkembangan anak, memilih permainan anak

yang mendidik untuk Si Kecil menjadi hal yang penting. Bermain memang

kegiatan yang sangat menyenangkan bagi Si Kecil, apalagi di usianya yang

sedang aktif mencoba dan mengeksplorasi berbagai hal. Sayangnya, tidak

semua permainan anak memiliki dampak positif. Bermain gadget misalnya,

jika dilakukan terlalu sering dan dalam durasi waktu yang lama, justru

membuat perkembangan si kecil terganggu.

Inilah mengapa mengetahui jenis-jenis permainan yang tepat untuk

anak penting bagi para orang tua. Dengan memahami mana jenis permainan

yang lebih baik dan mendidik untuk si kecil, orang tua tak hanya bisa

memilih permainan yang menghibur anak tapi juga mendapatkan manfaat

19
Rita mariyana. Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar Di Taman Kanak-Kanak.
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan, dan Ketenagaan Perguruan Tinggi 2005) h. 26
17

positif untuk tumbuh kembang si kecil. Beberapa permainan yang baik untuk

perkembangan pertumbuhan adalah:

a. Permainan mencari jejak (Maze)

Permainan mencari jejak kadang disebut treasure hunt atau scavenger

hunt adalah salah satu bentuk belajar sambil bermain yang sangat

menyenangkan. Dengan mencari jejak, anak tak hanya belajar sebuah hal

baru, tapi juga menikmati prosesnya.

Beberapa manfaat dari permainan mencari jejak adalah:

Melatih ketahanan fisik, Permainan ini mau tidak mau memaksa anak untuk

bergerak dan banyak berjalan karena harus pergi dari titik satu ke titik lain

yang lain.

Meningkatkan kemampuan eksplorasi, Kegiatan ini membantu anak

mengenali sebuah daerah tertentu, membuat anak mampu beradaptasi di

tempat baru dan menemukan hal-hal yang menarik di tempat tersebut.

Mempertajam kemampuan navigasi, Kegiatan ini juga bisa dipakai

untuk membantu anak mengenali arah jalan, meningkatkan kemampuan

mereka dalam mengikuti petunjuk, membaca peta, menghitung jarak,

merancang langkah, mengingat jalur yang sebelumnya diambil, mempelajari

kompas (kalau sekarang ditambah mengenali cara pakai GPS), melihat dari

matahari, menjaga agar tidak tersesat.

b. Estafet gelang karet atau tongkat


18

Permainan estafet menggunakan gelang karet atau tongkat merupakan

salah satu dari metode permainan yang dapat mengembangkan pertumbuhan

anak. Media yang digunakan dalam permainan ini adalah gelang karet atau

tongkat.

c. Puzzle

Tak perlu puzzle yang rumit dan berukuran besar, sebaiknya carilah

puzzle dengan bentuk yang kecil dan potongan-potongannya cukup besar agar

memudahkan si kecil saat bermain. Dengan menyusun puzzle, otak si kecil

akan diasah kemampuan berpikir dan daya ingatnya. Selain itu, menggengam

puzzle dan memasang potongan-potongannya jadi sebuah kesatuan juga akan

melatih kemampuan motorik tangan si kecil dan kemampuan koordinasinya

dalam menyusun objek agar membentuk sesuatu. Media yng digunakan

adalah puzzle itu sendiri.

d. Menyusun balok

Jika si kecil sudah bisa ditinggal sendirian saat main, menyusun balok

bisa jadi permainan menyenangkan untuknya. Permainan ini tak hanya

membantu si kecil meningkatkan kreativitas tetapi juga mengasa daya

imajinasinya saat membuat berbagai bentuk benda dari susunan balok-balok.

Media yang digunakan bisa balok dari kayu yang ringan atau plastik.

e. Bermain pasir atau tanah liat


19

Membentuk pasir atau tanah liat bisa jadi salah satu permainan seru

untuk si kecil. Saat si Kecil bereksplorasi menggunakan pasir atau tanah liat,

ia akan mengembangkan kemampuan motoriknya. Saat meremas atau

menekan pasir dan tanah liat. Media yang digunakan adalah tanah liat atau

pasir serta cetakannya.

f. Melipat kertas

Sambil melipat kertas, si kecil bisa belajar mengembangkan

kreativitasnya serta melatih kesabaran karena jika tak sabar maka kertas yang

dilipat tak bisa jadi sesuai bentuk yang diinginkan. Meski biasanya melipat

origami meniru pola yang sudah ada, namun permainan ini tetap mengasah

pola pikir anak karena ia tetap harus berpikir bagaimana agar kertas yang

dilipatnya bisa menghasilkan bentuk sesuai contoh. Media yang digunakan

adalah kertas.

4. Mingkatkan Kemampuan

Meningkatkan Kemampuan adalah merupakan peningkatan

kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kemampuan merupakan hal telah ada

dalam diri kita sejak lahir. Kemampuan yang ada pada diri manusia juga bisa

disebut dengan potensi. Potensi yang ada pada manusia pada dasarnya bisa

diasah. Pada pembahasan sebelumnya bahwa salah satu meningkatkan

kemampuan yaitu dengan bermain.


20

Bermain adalah metode pembelajaran anak usia prasekolah dimana

anak-anak diajak melakukan kegiatan bersama yang berupa: kegiatan yang

menggunakan alat dan melakukan kegiatan (permainan) baik secara sendiri

maupun bersama teman-temannya, yang mendatangkan kegembiraan, rasa

senang, dan asyik bagi anak. Dengan bermain anak akan berkhayal,

mengendalikan diri, melatih fisik atau memperkuat otot- otot, melatih

kemampuan kognitifnya untuk memecahkan masalah, tenggang rasa,

kemampuan bahasa, dan mengendalikan emosinya.20

Metode bermain yaitu membawa harapan dan antisipasi tentang dunia

yang memberikan kegembiraan dan memungkinkan untuk anak berkhayal

seperti sesuatu atau seseorang, sesuatu yang dipersiapkan untuk

berpetualangan dan mengadakan telaah suatu dunia anak- anak.21 Selain itu

metode bermain merupakan alat untuk sosialisasi. Dengan bermain bersama

teman sebayanya, anak dapat mengembangkan kemampuan memahami

perasaan, ide, dan kebutuhan orang lain yang merupakan dasar dari

kemampuan sosial. Bermain merupakan sarana yang dapat memberikan

kesempatan kepada anak untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama.

Ditegaskan dari beberapa pendapat tentang metode bermain di atas

bahwa metode bermain merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan

kemampuan yang dimiliki oleh anak. Bermain dapat menggunakan alat


20
Siti Partini Suardiman. Op Cit, h. 40
21
Moeslichatoen R, Op Cit, h. 32
21

maupun tidak menggunakan alat untuk mendukung kegiatan bermain agar

dapat tercapai.

Bermain mempunyai 2 fungsi yaitu:

a. Bermain untuk mempermudah perkembangan kognitif anak.

b. Bermain dapat meningkatkan perkembangan sosial anak, dengan

menampilkan bermacam peran, maka anak akan berusaha untuk

memahami peran orang lain.22

Fungsi metode bermain dalam pembelajaran anak usia dini yaitu

untuk mendorong anak berpikir kreatif, karena di dalam bermain anak

memilih sendiri kegiatan yang mereka sukai.23

Fungsi bermain dalam pembelajaran adalah bermain sebagai suatu

media yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak, selain itu dapat

menumbuhkan kreativitas, sekaligus memupuk dan mengembangkan sikap

kerjasama, sportivitas, sosialisasi, tenggang rasa, dan emosional.

Manfaat bermain dalam bidang perkembangan sosial di atas dapat

ditegaskan bahwa perkembangan sosial yang dimiliki oleh anak dapat

distimulus melalui bermain karena dengan adanya bermain maka dapat

mengasah kemampuan berinteraksi dan bekerjasama dengan teman

sebayanya.
22
Ibid, h 40
23
Tadkiroatun Musfiroh. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. ( Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Peningkatan Tenaga Akademik 2005) h. 17
22

Bermain mencari jejak adalah Permainan mencari jejak kadang disebut

treasure hunt atau scavenger hunt adalah salah satu bentuk belajar sambil

bermain yang sangat menyenangkan. Dengan mencari jejak, anak tidak hanya

belajar sebuah hal baru, tapi juga menikmati prosesnya. Diantara menfaatnya

Meningkatkan kemampuan eksplorasi, Kegiatan ini membantu anak

mengenali sebuah daerah tertentu, membuat anak mampu beradaptasi di

tempat baru dan menemukan hal-hal yang menarik di tempat tersebut.

5. Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

Perkembangan anak memang harus diperhatikan sejak usia dini. Apa

yang ia terima, lihat, dan rasakan sejak kecil sedikit banyak akan

memengaruhi tumbuh kembang dan masa depannya. Setidaknya ada empat

faktor perkembangan anak yang paling berpengaruh, yaitu faktor orang tua,

guru dan lingkungan.

a. Orang tua

Orang tua merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

dalam perkembangan anak, perhatian orang tua kepada akan

menghasilkan perkembangan pertumbungan yang sangat besar dan

cepat dalam segala aspek. Orang tua yang memberikan pembelajaran di

rumah akan sangat membantu anak dalam setiap perkembangannya dan

meringankan beban guru dalam mengejar terlebih lagi dalam mengenal

huruf.

b. Guru
23

Selain orang tua, guru juga merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi dalam perkembangan anak terutama disekolah,

pengalaman guru dalam memberikan pendidikan yang baik dan tepat

tentu akan mengahasilkan perkembangan yang baik dan cepat.

c. Lingkungan

Pengaruh lingkungan juga sangat besar, orang tua hasus memastikan

bahwa lingkungan tempatnya bergaul harus bisa merubahnya menjadi

yang lebih baik.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Pendekatan

Jenis penelitian ini adalah field research (riset lapangan) yang

bersifat deskriptif kualitatif. Artinya peneliti melakukan penelitian

langsung di lapangan untuk memperoleh data atau informasi secara

langsung dengan mendatangi responden yang berada di Taman Kanak-

Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu

Sungai Selatan.

2. Objek Penelitian

Obyek penelitian yang penulis teliti adalah Meningkatkan

Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze)

Pada Anak dan faktor yang mempengaruhi Meningkatkan Kemampuan


24

Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada

Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil

Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru di Taman Kanak-Kanak

Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai

Selatan.

4. Data dan Sumber Data

Data yang digali dalam penelitian ini adalah:

a. Data

1) Data Primer

a) Data tentang Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Mengenal

Huruf Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada Anak

Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil

Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

b) Data tentang faktor yang mempengaruhi Kemampuan Mengenal

Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada

Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil

Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

2) Data sekunder
25

Sumber data penunjang adalah berupa dokumentasi dan arsip-arsip

resmi yang dapat mendukung hasil penelitian. Data sekunder

diperoleh dari sejumlah tempat, kantor, dan lembaga. Data

sekunder ini sangat berharga bagi peneliti guna lebih memahami

lebih mendalam tentang permasalahan yang dijadikan objek

penelitian:

a) Gambaran lokasi penelitian.

b) Jumlah guru.

c) Jumlah siswa.

b. Sumber Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, maka diperlukan

sumber data sebagai berikut:

1) Responden

Guru di Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan

Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

2) Informan

Terdiri dari orang tua yang mempunyai anak di Taman Kanak-

Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten

Hulu Sungai Selatan.

3) Dokumen

Dokomen yaitu semua dokumen tertulis yang dapat dijadikan

sebagai data-data penelitian ini.


26

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Observasi

Teknik ini digunakan penulis untuk mengetahui gambaran umum

objek yang diteliti yaitu tentang Meningkatkan Kemampuan Mengenal

Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada Anak

Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan

Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, motivasi,

perasaan, dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai

(interviewee).24Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan metode

wawancara bebas terpimpin, yaitu peneliti bebas menanyakan apa saja,

akan tetapi mempunyai sederet pertanyaan yang terperinci dalam pola

komunikasi langsung.

24
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 108.
27

c. Dokumentasi

Studi Dokumen adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokomen tertulis

maupun dokomen gambar atau elektronek.25

6. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini proses pengambilan data dan pengumpulan

data diperoleh dengan melakukan observasi dengan wawancara terstruktur

dengan respons emosional pada responsen yang diteliti instrument

penelitian terlampir, yaitu:

a. Pedoman wawancara

b. Pedoman Observasi

c. Lembar dokumentasi

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dalam menganalsis data yang telah terkumpul, penulis mengunakan

25
Nana syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 221.
28

analisis deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif adalah suatu

analisis yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan

menurut kategori untuk mendapat kesimpulan.

Langkah-langakah dalam menganalisis data yang digunakan oleh Lexy

Maleong adalah:

a. Menelaah data

Semua data yang telah dikumpolkan melalui observasi,


wawncara, dan dokomentasi dibaca, dipelajari dan ditelaah dengan
seksama.26

b. Reduksi data

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan, perhataian

pada penyederhanaan, penegbstrakan, transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang mengolongkan, mengarahkan

dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik

kesimpulan data verifikasi.27

c. Menyusun data dalam kesatuan

Proses ini dilakukan sejak awal pengumpulan data sehingga

selesai proses pengumpulan data. Data yang di peroleh dengan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi semuanya langsung di analis.

26
Laxy j. Maeliong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bansung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 247.
27
Mattew B. meles, et al., Analisa data kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1993), h. 16
29

8. Matrik Data

Teknik Instrument
Sumber
No Data pengumpula Pengumpulan
Data
n Data Data
1. Data Pokok

a. Bagaimana Guru Observasi dan Pedoman


Meningkatkan
Wawancara Observasi dan
Kemampuan Mengenal
Huruf Hijaiyah Melalui Pedoman
Permainan Mencari Jejak Wawancara
(Maze) Pada Anak
Kelompok B di Taman
Kanak-Kanak Madu
Ratna Gumbil
Kecamatan Telaga
Langsat Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.

b. Faktor apa saja yang Guru Observasi dan Pedoman


mempengaruhi Wawancara Observasi dan
Meningkatkan Pedoman
Kemampuan Mengenal Wawancara
Huruf Hijaiyah Melalui
Permainan Mencari Jejak
(Maze) Pada Anak
Kelompok B di Taman
Kanak-Kanak Madu
Ratna Gumbil
Kecamatan Telaga
Langsat Kabupaten Hulu
Sungai Selatan
2 Data Penunjang

a. Keadaan lokasi Kepala Observasi, Pedoman


penelitian. sekolah wawancara observasi,
30

b. Jumlah guru dan guru dan dokumen pedoman


c. Jumlah siswa wawancara
d. Jumlah sarana dan
prasarana
dokumentasi

DAFTAR PUSTAKA
31

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodologis ke


Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003.

Depdiknas. Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Balitbang
Kurikulum 2008.

Elizabeth, Hurlock B.. Perkembangan Anak jilid 1. (Alih Bahasa: Meitasari


Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih). Jakarta: Erlangga 1978.

Hartati, Sofia. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademik 2005.

Mariyana, Rita. Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar Di Taman Kanak-


Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan, dan Ketenagaan Perguruan Tinggi 2005.

Moeslichatoen R. Metode Pengejaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: 2004.

Musfiroh, Tadkiroatun. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan, Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademik 2005.

Nugraha, Ali dkk. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas


Terbuka 2005.

Patmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta


2003.

Rasyid, Harun. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo
2009.

Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta 2012.

Suardiman, Siti Partini. Metode Pengembangan Daya Pikir Dan Daya Cipta
Untuk anak Usia Dini. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta 2003.

Saputra, Yudha M. dkk. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan


Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan, dan Ketenagaan Perguruan Tinggi 2005.
32

Suyanto, Slamet. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat 2005.

Syaodih, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,


2005.

Yusuf, H Syamsul LN. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya


2008.

Anda mungkin juga menyukai