ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.1 Dengan demikian tujuan pendidikan anak usia dini untuk
Anak usia dini berada pada masa peka/masa emas (the golden age) karena
anak mudah menerima, mengikuti, melihat, dan mendengar segala sesuatu yang
sesuai dengan kebutuhan dan usia anak, agar dapa mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memberikan
1
Depdiknas. Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. ( Jakarta: Balitbang
Kurikulum 2008 ) h. 2
2
Slamet Suyanto. Pendidikan Anak Usia Dini. ( Yogyakarta: Hikayat 2005) h. 3
3
Harun Rasyid. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Multi Pressindo
2009) h. 48
2
oleh anak.
anak usia dini baik kelas A maupun kelas B.4 Kegiatan bermain dapat
teman yang lain dan. Adanya interaksi mengajarkan anak untuk merespon,
memberi, dan menerima menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak yang
lain.5
anak tesebut.
kesenangan, yang lebih ditekankan pada caranya daripada hasil yang diperoleh
4
Hurlock Elizabeth B.. Perkembangan Anak jilid 1. (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan
Muslichah Zarkasih). (Jakarta: Erlangga 1978 ) h. 250
5
Slamet Suyanto, Op Cit. h. 121
3
dari kegiatan.6 Metode bermain ini dipilih karena bermain kooperatif berkaitan
dengan kemampuan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Slamet Suyanto bahwa
dengan metode bermain merupakan alat untuk sosialisasi dengan bermain bersama
teman yang lainnya. Selain itu mengajarkan anak bersikap sportif dan
bekerjasama dalam belajar. Adapun kelebihan dalam metode bermain anak lebih
mengadakan telaah suatu dunia anak- anak. Selain itu metode bermain
berinteraksi dengan teman sebaya dan orang lain, kerjasama dengan saling
membantu, dan peduli terhadap orang lain juga bisa meningkatkan perkembangan
pribadinya. Permainan atau metode bermain juga merupakan salah satu cara
6
Moeslichatoen R. Metode Pengejaran Di Taman Kanak-Kanak.( Jakarta: 2004) h. 24
7
Ibid, h.34
4
permainan akan lebih efektif dan cepat memberikan pembelajaran kepada anak
terutama pada anak usia dini dan diantara permainan yang sering dimainkan yaitu
permainan mencari jejak. Permainan mencari jejak (kadang disebut treasure hunt
atau scavenger hunt) adalah salah satu bentuk belajar sambil bermain yang sangat
menyenangkan. Dengan mencari jejak, anak tak hanya belajar sebuah hal baru,
anak dalam mengenal huruf seperti yang sering dipraktikkan oleh para guru di
Hulu Sungai Selatan. Permaianan mencari jejak ini juga termasuk salah satu
permainan yang disukai oleh anak-anak sehingga para guru di Taman Kanak-
Kanak Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai
Selatan sering menggunakan metode bermain ini. Permaianan mencari jejak ini
sangat efektif dan cepat untuk memberikan pelajaran kepada anak-anak untuk
atau huruf kepada dua orang anak setelah itu kedua anak itu menunjukkan atau
huruf bisa juga dalam bentuk berhitung dan dua orang anak tersebut
menjumlahkan jika sudah tahu jawabannya maka anak itu harus menginjak angka
Madu Ratna Gumbil Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan
hijaiyah.
Dari latar belakang di atas, maka dari itu penulis berminat melakukan
Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Mencari Jejak (Maze) Pada Anak
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Definisi Operasional
jalam judul skripsi ini, perlu kiranya ditegaskan istilah-istilah sebagai berikut:
kegembiraan, rasa senang, dan asyik bagi anak. Dengan bermain anak
Sedangkan.
scavenger hunt) merupakan salah satu bentuk belajar sambil bermain yang
atau scavenger hunt) merupakan salah satu dari permaiana yang dapat
8
Siti Partini Suardiman. Metode Pengembangan Daya Pikir Dan Daya Cipta Untuk anak
Usia Dini. ( Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta 2003)h. 40
8
E. Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Teoritis
kompetensi penulis, serta untuk memenuhi salah satu tugas dan syarat
2. Praktis
a. Bagi kita semua penelitian ini diharapkan dapat membantu kita untuk
anak.
Kanak-Kanak.
F. Landasan Teori
1. Meningkatkan Kemampuan
arah yang lebih baik lagi daripada sebelumya. Kemampuan merupakan hal
telah ada dalam diri kita sejak lahir. Meningkatkan Kemampuan adalah
yang ada pada diri manusia juga bisa disebut dengan potensi. Potensi yang
ada pada manusia pada dasarnya bisa diasah. kemampuan mengenal huruf
berkomunikasi.9
anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi
bervariasi akan tetapi pada dasarnya masih memiliki konteks yang sama.
merupakan suatu penilaian atau ukuran dari apa yang dilakukan oleh orang
tersebut.
9
Tadkiroatun Musfiroh, Cerita untuk Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Tiara Wacana 2009) h.
10
10
Soenjono Dardjowidjojo, Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia 2003) h. 300
11
atau menguasa hal-hal yang ingin dikerjakan dalam suatu pekerjaan, dan
kerja sama, dan daya pikir para siswa. Selain digunakan untuk
anak, yaitu:
1) Latihan
anak dari segala hal dan mengembangkan daya tahan fisik anak
tersebut.
2) Bermain
anak untuk menjelajahi dunianya dari yang tidak anak kenal sampai
pada yang anak ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai
mampu melakukannnya.13
11
Harsono, Choaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam choaching (Jakarta: CV.
Tambak Kusumah 1988) h. 102
12
Sukadiyanto, Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. ( Yogyakarta: FIK
Uiversitas Negeri Yogyakarta 2005)h. 1
13
Conny R. Semiawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.
(Jakarta: PT. Indeks 2008)h. 20
13
disebut treasure hunt atau scavenger hunt adalah salah satu bentuk
jejak, anak tidak hanya belajar sebuah hal baru, tapi juga menikmati
3) Belajar
menguasai hal tertentu. Belajar adalah suatu proses atau upaya yang
Anak usia dini memiliki sifat yang unik, tidak ada dua anak yang
persisi sama sekalipun mereka kembar siam. Setiap anak terlahir dengan
14
Anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berada dalam proses
dini adalah individu yang unik dan memiliki pola pertumbuhan dan
bahasa, dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang
dilalui oleh anak.15 Hal ini diperkuat dengan pendapat Harun Rasyid dkk
menyatakan anak usia dini merupakan usia emas (the golden age) anak
yang sesuai dengan kebutuhan dan usia anak. Pada usia dini anak memiliki
14
Slamet Suyanto. Op Cit, h 5
15
Sofia Hartati. Op Cit, h. 7-8
16
Harun Rasyid dkk, Op Cit, h. 125
17
Soemiarti Patmonodewo. Pendidikan Anak Prasekolah. ( Jakarta: Rineka Cipta 2003)
h. 32
15
Berikut juga yang merupakan Karakteristik anak usia dini adalah: (1)
bersifat egosentris, anak cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut
pandang dan kepentingannya sendiri, (2) anak memiliki rasa ingin tahu, dunia
ini dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan, (3) anak adalah
makhluk sosial, anak senang diterima dan berada diantara teman sebayanya,
(4) anak bersifat unik, anak merupakan individu yang unik yang masing-
kehidupan yang berbeda-beda satu sama lain, (5) anak umumnya kaya dengan
fantasi, anak senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga pada
umumnya anak kaya dengan fantasi, (6) anak memiliki daya konsentrasi
yang pendek, anak selalu mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali
selama rentang waktu usia dini, dan (8) anak mengalami berbagai
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan pesat pada berbagai
aspek perkembangan.18
18
Sofia Hartati, Op Cit, h. 8
16
menyeluruh
learner).
dan aman.19
3. Macam-macam permainan
yang mendidik untuk Si Kecil menjadi hal yang penting. Bermain memang
jika dilakukan terlalu sering dan dalam durasi waktu yang lama, justru
anak penting bagi para orang tua. Dengan memahami mana jenis permainan
yang lebih baik dan mendidik untuk si kecil, orang tua tak hanya bisa
19
Rita mariyana. Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar Di Taman Kanak-Kanak.
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan, dan Ketenagaan Perguruan Tinggi 2005) h. 26
17
positif untuk tumbuh kembang si kecil. Beberapa permainan yang baik untuk
hunt adalah salah satu bentuk belajar sambil bermain yang sangat
menyenangkan. Dengan mencari jejak, anak tak hanya belajar sebuah hal
Melatih ketahanan fisik, Permainan ini mau tidak mau memaksa anak untuk
bergerak dan banyak berjalan karena harus pergi dari titik satu ke titik lain
yang lain.
kompas (kalau sekarang ditambah mengenali cara pakai GPS), melihat dari
anak. Media yang digunakan dalam permainan ini adalah gelang karet atau
tongkat.
c. Puzzle
Tak perlu puzzle yang rumit dan berukuran besar, sebaiknya carilah
puzzle dengan bentuk yang kecil dan potongan-potongannya cukup besar agar
akan diasah kemampuan berpikir dan daya ingatnya. Selain itu, menggengam
d. Menyusun balok
Jika si kecil sudah bisa ditinggal sendirian saat main, menyusun balok
Media yang digunakan bisa balok dari kayu yang ringan atau plastik.
Membentuk pasir atau tanah liat bisa jadi salah satu permainan seru
untuk si kecil. Saat si Kecil bereksplorasi menggunakan pasir atau tanah liat,
menekan pasir dan tanah liat. Media yang digunakan adalah tanah liat atau
f. Melipat kertas
kreativitasnya serta melatih kesabaran karena jika tak sabar maka kertas yang
dilipat tak bisa jadi sesuai bentuk yang diinginkan. Meski biasanya melipat
origami meniru pola yang sudah ada, namun permainan ini tetap mengasah
pola pikir anak karena ia tetap harus berpikir bagaimana agar kertas yang
adalah kertas.
4. Mingkatkan Kemampuan
dalam diri kita sejak lahir. Kemampuan yang ada pada diri manusia juga bisa
disebut dengan potensi. Potensi yang ada pada manusia pada dasarnya bisa
senang, dan asyik bagi anak. Dengan bermain anak akan berkhayal,
berpetualangan dan mengadakan telaah suatu dunia anak- anak.21 Selain itu
perasaan, ide, dan kebutuhan orang lain yang merupakan dasar dari
dapat tercapai.
media yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak, selain itu dapat
sebayanya.
22
Ibid, h 40
23
Tadkiroatun Musfiroh. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. ( Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Peningkatan Tenaga Akademik 2005) h. 17
22
treasure hunt atau scavenger hunt adalah salah satu bentuk belajar sambil
bermain yang sangat menyenangkan. Dengan mencari jejak, anak tidak hanya
belajar sebuah hal baru, tapi juga menikmati prosesnya. Diantara menfaatnya
yang ia terima, lihat, dan rasakan sejak kecil sedikit banyak akan
faktor perkembangan anak yang paling berpengaruh, yaitu faktor orang tua,
a. Orang tua
huruf.
b. Guru
23
c. Lingkungan
G. Metode Penelitian
1. Jenis Pendekatan
Sungai Selatan.
2. Objek Penelitian
3. Subjek Penelitian
Selatan.
a. Data
1) Data Primer
2) Data sekunder
25
penelitian:
b) Jumlah guru.
c) Jumlah siswa.
b. Sumber Data
1) Responden
2) Informan
3) Dokumen
a. Observasi
mempengaruhinya.
b. Wawancara
komunikasi langsung.
24
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 108.
27
c. Dokumentasi
a. Pedoman wawancara
b. Pedoman Observasi
c. Lembar dokumentasi
kedalam pola, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
25
Nana syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 221.
28
Maleong adalah:
a. Menelaah data
b. Reduksi data
26
Laxy j. Maeliong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bansung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 247.
27
Mattew B. meles, et al., Analisa data kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1993), h. 16
29
8. Matrik Data
Teknik Instrument
Sumber
No Data pengumpula Pengumpulan
Data
n Data Data
1. Data Pokok
DAFTAR PUSTAKA
31
Depdiknas. Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Balitbang
Kurikulum 2008.
Hartati, Sofia. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Proyek Peningkatan Tenaga Akademik 2005.
Rasyid, Harun. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo
2009.
Suardiman, Siti Partini. Metode Pengembangan Daya Pikir Dan Daya Cipta
Untuk anak Usia Dini. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta 2003.