Inbreng adalah pengalihan BKP dalam rangka menggantikan setoran modal, yang lazimnya
setoran modal adalah dalam bentuk uang, namun ini dalam bentuk barang. Seyogyanya
penyerahan aktiva ini adalah merupakan penyerahan BKP. Namun, melalui penambahan pasal
5A ini adalah merupakan perubahan dan penambahan PP nomor 1 Tahun 2012 tentang PPN,
tentang penegasan bahwasanya pengalihan BKP untuk tujuan setoran modal kepada badan
bukan merupakan penyerahan yang terutang PPN.
Artinya, sebagaimana semangat dalam UU Cipta Kerja tentang kemudahan berusaha, maka
dalam ketentuan ini memberikan relaksasi bahwa penyerahan ini bukan merupakan penyerahan
BKP yang terutang PPN dengan syarat baik penerima dan pemberi (yang mengalihkan) harus
Pengusaha Kena Pajak.
Inbreng bukan penyerahan BKP (ayat 2 huruf d)
Namun, bila penyerahan tersebut terjadi:
• Dari PKP ke PKP = Non Penyerahan BKP
• Dari PKP ke Non-PKP = Penyerahan BKP*
• Dari Non-PKP ke PKP/Non-PKP = Penyerahan BKP tapi PPN-nya tidak dipungut karena
diserahkan oleh non PKP
*Jika BKP = Aktiva Pasal 16D, maka PPN berlaku ketentuan Pasal 16D
Setoran Modal
Pasal 5A tersebut jelas menyebutkan “… setoran modal kepada badan sebagaimana dimaksud
dalam UU PPN.” Maka mengacu pada Pasal 1 ayat 13 UU PPN badan adalah sekumpulan orang
dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Hal ini menegaskan bahwa setoran modal tidak menjadi kemutlakan atas entitas badan (PT) yang
terdiri atas saham, sehingga UMKM dapat memanfaatkan relaksasi ini.