Anda di halaman 1dari 2

Aspek Pajak Pertambahan Nilai

Pokok penting perubahan UU PPN dalam UU Cipta Kerja yang meliput :

 Konsinyasi tidak termasuk penyerahan BKP (Perubahan Pasal 1A UU PPN)


 Hasil pertambangan batu bara termasuk jenis barang yang dikenai PPN (Perubahan pasal
4A UU PPN)
 Relaksasi hak pengkreditan pajak masukan bagi Pengusaha Kena Pajak (Perubahan Pasal
9 UU PPN)
 Pencantuman NIK bagi pembeli yang tidak memiliki NPWP dalam Faktur Pajak serta
pengaturan Faktur Pajak untuk Pengusahas Kena Pajak Pedagang Eceran (Perubahan
Pasal 13 ayat (5) UU PPN dan penambahan pasal (5a))
Namun, dalam Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 2021 tentang Perlakuan Perpajakan untuk
mendukung kemudahan berusaha khususnya penyesuaian pengaturan di bidang PPN untuk
kemudahan berusaha yaitu Pasal 5A berbunyi “Pengalihan Barang Kena Pajak (BKP) untuk
tujuan setoran modal pengganti saham (Inbreng) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1A
ayat (2) huruf d UU PPN meliputi pengalihan BKP untuk tujuan setoran modal kepada
badan sebagaimana dimaksud dalam UU PPN.” Artinya setoran modal pengganti saham
(inbreng) diatur secara khusus melalui Peraturan Pemerintah ini.

Inbreng dan Suatu Penegasan

Inbreng adalah pengalihan BKP dalam rangka menggantikan setoran modal, yang lazimnya
setoran modal adalah dalam bentuk uang, namun ini dalam bentuk barang. Seyogyanya
penyerahan aktiva ini adalah merupakan penyerahan BKP. Namun, melalui penambahan pasal
5A ini adalah merupakan perubahan dan penambahan PP nomor 1 Tahun 2012 tentang PPN,
tentang penegasan bahwasanya pengalihan BKP untuk tujuan setoran modal kepada badan
bukan merupakan penyerahan yang terutang PPN.

Artinya, sebagaimana semangat dalam UU Cipta Kerja tentang kemudahan berusaha, maka
dalam ketentuan ini memberikan relaksasi bahwa penyerahan ini bukan merupakan penyerahan
BKP yang terutang PPN dengan syarat baik penerima dan pemberi (yang mengalihkan) harus
Pengusaha Kena Pajak.
Inbreng bukan penyerahan BKP (ayat 2 huruf d)
Namun, bila penyerahan tersebut terjadi:
• Dari PKP ke PKP = Non Penyerahan BKP
• Dari PKP ke Non-PKP = Penyerahan BKP*
• Dari Non-PKP ke PKP/Non-PKP = Penyerahan BKP tapi PPN-nya tidak dipungut karena
diserahkan oleh non PKP
*Jika BKP = Aktiva Pasal 16D, maka PPN berlaku ketentuan Pasal 16D

Setoran Modal
Pasal 5A tersebut jelas menyebutkan “… setoran modal kepada badan sebagaimana dimaksud
dalam UU PPN.” Maka mengacu pada Pasal 1 ayat 13 UU PPN badan adalah sekumpulan orang
dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Hal ini menegaskan bahwa setoran modal tidak menjadi kemutlakan atas entitas badan (PT) yang
terdiri atas saham, sehingga UMKM dapat memanfaatkan relaksasi ini.

Aspek Pajak Penghasilan


Bagi Penerima
Atas barang pengganti modal yang diterima bukan merupakan penghasilan yang dikenakan
pajak. Landasan hukumnya adalah pasal 4 ayat (3) huruf c yaitu penghasilan yang dikecualikan
dari objek pajak meliputi : “harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti
penyertaan modal“.

Bagi yang Mengalihkan


Bagi yang menyerahkan, baik itu orang pribadi maupun badan terutang PPh Final dengan tarif
2,5% adapun landasan hukumnya adalah Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 2016 tentang
pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, dan
perjanjian pengikat jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta perubahannya.

Anda mungkin juga menyukai