NPM 21071010229
Mata Kuliah : Hukum Waris
Kelas :C
D. Analisis Terkait Pembagian Harta Waris Apakah Sesuai dengan Al-Qur’an & KHI
Berdasarkaan Perkara Sengketa Warisan dalam putusan tersebut maka dapat di simpulkan :
• Hakim membagi harta waris yang di sengketakan, Maulida (Penggugat) mendapatkan ½,
kemudian Nurul (Tergugat 1), Amel (Tergugat 2), Hendra (Tergugat 3) mendapatkan sisanya,
dengan catatan Hendra (Tergugat 3) meskipun laki-laki ia tidak boleh melebihi dari Maulida
(Tergugat 1), karena Hendra (Tergugat 3) merupakan ahli waris pengganti Nurul (Tergugat 1),
Amel (Tergugat 2), Hendra (Tergugat 3) mendapatkan ashobah maal ghoiri. Hakim
memberikan catatan kepada Hendra (Tergugat 3) tidak boleh melebihi Maulida (Tergugat 1).
• Dasar Hukum Hakim dalam Putusan Perkara Nomor: 957/PDT.G/2018/PA.SKA menggunakan
dua sumber hukum:
a) Hukum Tertulis: Ada beberapa peraturan yang menjadi sumber hukum tertulis. Yaitu,
perintah presiden pertama tahun 1991 tentang pengeditan hukum Islam, Konstitusi dan BW
(Burglijke Wetboek) atau hukum perdata, yaitu Pasal 182 KHI: Jika seseorang meninggal tanpa
meninggalkan ayah serta anak memiliki saudara laki-laki atau ayah, dalam hal ini ia
memperoleh setengah bagian. Jika saudara perempuan memiliki dua atau lebih saudara
perempuan kandung atau ayah biologis, mereka bersama-sama menerima dua pertiga bagian.
Jika saudara perempuan bersama saudara laki atau perempuan, bagian saudara laki itu adalah
2:1 saudara perempuan itu.
b) Hukum Tidak Tertulis: Adapun sumber hukum yang tidak tertulis, sebagai berikut: Al-
qur`an dan Hukum Adat. Penetapan putusan yang di ambil oleh majelis hakim harus
mempunyai sumber, agar terciptanya kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan. Perkara
Nomor: 957/PDT.nG/2018/PA.SKA. hakim mengambil 2 sumber yaitu, pada surat An-Nisa
ayat 11, 12, dan 176, serta mengacu pada Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Putusan yang telah dijatukan
oleh hakim Nomor 957/Pdt.g/2018/PA.Ska telah memenuhi Syarat Hukum Islam sebagai
sumber hukum yang berlaku dan telah memenuhi Surat An Nisa’ ayat 11, 12, dan 176,
Ketentuan dalam KHI dengan menggunakan redaksi Pasal 182, Hukum Islam (KHI).