Anda di halaman 1dari 4

BAHAN RAPAT VERIFIKASI LANJUTAN TAGIHAN EFFENDY GUNAWAN

DALAM PERKARA KEPAILITAN PT FORZA LAND INDONESIA, TBK


(DALAM PAILIT).

1. Bahwa piutang pokok Bapak Effendy Gunawan terhadap 4 Unit Apartemen


One Casablanca senilai total Rp 11.889.329.501,- (sebelas milyar delapan
ratus delapan puluh sembilan juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu lima
ratus satu rupiah) dengan perincian sebagai berikut:
a. Unit 06_2BRCSPBL senilai Rp3.500.000.000,-
b. Unit 06_2BRB1 senilai Rp3.410.329.500,-
c. Unit 22_1BRB6 senilai Rp1.415.000.001,-
d. Unit 06_3BRCPL senilai Rp3.564.000.000,-

2. Bahwa pada saat tahap PKPU, pada tanggal 24 Juli 2019 Bapak Effendy
Gunawan telah mengajukan tagihan Piutang Pokok senilai Rp
14.778.436.570 (empat belas milyar tujuh ratus tujuh puluh delapan juta
empat ratus tiga puluh enam ribu lima ratus tujuh puluh rupiah) dengan
perincian sebagai berikut:
a. Piutang Pokok senilai Rp 11.889.329.901 (sebelas milyar delapan ratus
delapan puluh delapan sembilan juta tiga ratus dua puluh sembilan
ribu sembilan ratus satu rupiah).
b. Denda keterlambatan senilai Rp 2.889.107.069,- (dua milyar delapan
ratus delapan puluh sembila juta seratus tujuh enam puluh sembilan
rupiah).

3. Bahwa tagihan Bapak Effendy Gunawan yang diakui oleh Tim Pengurus
PKPU senilai Rp 10.225.865.486 (sepuluh milyar dua ratus dua puluh lima
juta delapan ratus enam puluh lima ribu empat ratus delapan puluh enam
rupiah) berdasarkan Putusan Pengesahan Perjanjian Perdamaian
(Homologasi) tertanggal 14 Oktober 2019 (halaman 28).

4. Bahwa pada tanggal 23 September 2022, Bapak Effendy Gunawan


mengajukan tagihan di tahap kepailitan sebesar total Rp 25.301.612.046,-
(dua puluh lima milyar tiga ratus satu juta enam ratus dua belas ribu
empat puluh enam rupiah) dengan perincian sebagai berikut:
a. Piutang Pokok senilai Rp 11.879.329.500,- (sebelas milyar delapan
ratus tujuh puluh sembilan juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu
lima ratus rupiah) dengan perincian sebagai berikut:
1) Unit 06_2BRCSPBL senilai Rp3.500.000.000,-
2) Unit 06_2BRB1 senilai Rp3.400.329.500,-
3) Unit 22_1BRB6 senilai Rp1.415.000.000,-
4) Unit 06_3BRCPL senilai Rp3.564.000.000,-

1
b. Denda senilai Rp 13.422.282.546,- (tiga belas milyar empat ratus dua
puluh dua juta dua ratus delapan puluh dua ribu lima ratus empat
puluh enam rupiah) yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
1) Total denda untuk 4 (empat) unit senilai Rp 14.837.282.546,-
dengan perincian:
a) Unit 06_2BRCSPBL senilai Rp 4.371.500.000,- (terhitung denda 1
per mill/hari dari 1 Mei 2019 s/d 30 September 2022).
b) Unit 06_2BRB1 senilai Rp 4.247.011.546,- (terhitung denda 1 per
mill/hari dari 1 Mei 2019 s/d 30 September 2022).
c) Unit 22_1BRB6 senilai Rp 1.767.335.000,- (terhitung denda 1 per
mill/hari dari 1 Mei 2019 s/d 30 September 2022).
d) Unit 06_3BRCPL senilai Rp 4.451.436.000,- (terhitung denda 1
per mill/hari dari 1 Mei 2019 s/d 30 September 2022).
2) Total pencairan cek Rp 1.415.000.001,- (pada tanggal 10 Juni 2019)
dengan perincian sebagai berikut:
a) Cek No. AAA 742061 tertanggal 3 Juni 2019 senilai Rp
235.833.333 (dua ratus tiga puluh lima juta delapan ratus tiga
puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah).
b) Cek No. AAA 742060 tertanggal 3 Juni 2019 senilai Rp
1.179.166.668(satu milyar seratus tujuh puluh sembilan juta
seratus enam puluh enam ribu enam ratus enam puluh delapan
rupiah).

5. Bahwa dasar hukum perhitungan piutang pokok dan denda terkait unit
22_1BRB6 berdasarkan Pasal 5 ayat 3, 4, dan 5 Perjanjian tertanggal 23
Oktober 2018 adalah:

a. Pasal 5 ayat 3:
“Pihak Pertama akan memberikan cek kepada Pihak Kedua dengan
tanggal jatuh tempo 3 Juni 2019 sejumlah Rp 1.415.000.001 (satu milyar
empat ratus lima belas juta satu rupiah), yaitu jumlah pembayaran yang
telah diterima Pihak Pertama atas unit 22_1BRB6 milik Pihak Kedua”.

b. Pasal 5 ayat 4:
“Pihak Kedua dapat mencairkan cek tersebut apabila Pihak Pertama
tidak dapat melakukan serah terima awal paling lama tanggal 31 Mei
2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 5 Perjanjian ini.”.

c. Pasal 5 ayat 5:
“Pada saat cek tersebut dicairkan maka Pihak Kedua harus
mengembalikan / membatalkan PPJB atas unit 22_1BRB6, dan Pihak
Pertama harus membayar denda keterlambatan 1 (satu) per mil per hari
terhitung dari tanggal 1 Mei 2019 sampai dengan tanggal pencairan cek
tersebut.”.

2
d. Bahwa dikarenakan Bapak Effendy Gunawan telah mencairkan 2 (dua)
cek senilai Rp 1.415.000.001 pada tanggal 10 Juni 2019 maka sesuai
ketentuan Pasal 5 ayat 5 Bapak Effendy Gunawan harus
mengembalikan / membatalkan PPJB atas unit 22_1BRB6, dan PT
Forza Land Indonesia, Tbk (Dalam Pailit) harus membayar denda
keterlambatan 1 (satu) per mil per hari terhitung dari tanggal 1 Mei
2019 sampai dengan tanggal pencairan cek tersebut (tanggal 10 Juni
2019).

e. Bahwa oleh karenanya Unit 22_1BRB6 tidak dapat diperhitungkan


dalam piutang pokok dan pengenaan denda terhitung dari tanggal 1 Mei
2019 sampai dengan tanggal 10 Juni 2019.

6. Bahwa dasar hukum perhitungan denda terkait 3 Unit (Unit


06_2BRCSPBL, Unit 06_2BRB1, Unit 06_3BRCPL) berdasarkan Pasal 4 ayat
3, 4, dan 5 Perjanjian tertanggal 23 Oktober 2018 adalah:
a. Pasal 4 ayat 3:
“Apabila Pihak Pertama tidak dapat melaksanakan serah terima awal
atas 4 unit apartemen one Casablanca residence milik Pihak Kedua
paling lama 30 April 2019, maka sisa kewajiban Pihak Kedua
dinyatakan lunas, dan Pihak Pertama akan dikenakan denda per hari 1
(satu) per mil atas unit yang belum bisa dilakukan serah terima awal.”
b. Pasal 4 ayat 4:
“Denda 1 (satu) per mil per hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
poin 3 Perjanjian ini berlaku paling lama 31 Mei 2019.”
c. Pasal 4 ayat 5:
“Apabila setelah tanggal 31 Mei 2019 Pihak Pertama tidak dapat
melaksanakan serah terima awal, maka Pihak Kedua memiliki opsi
untuk membatalkan unit yang belum dilakukan serah terima awal atau
menunggu sampai Pihak Pertama dapat melakukan serah terima awal
dengan denda 1 (satu) per mil per hari keterlambatan.”
d. Bahwa dikarenakan 3 Unit tersebut belum dilaksanakan serah terima
awal maka sesuai Pasal 4 ayat 5 Bapak Effendy Gunawan memiliki opsi
untuk membatalkan unit yang belum dilakukan serah terima awal atau
menunggu sampai PT Forza Land Indonesia, Tbk (Dalam Pailit) dapat
melakukan serah terima awal dengan denda 1 (satu) per mil per hari
keterlambatan.
e. Bahwa jika Bapak Effendy Gunawan memilih menunggu sampai PT
Forza Land Indonesia, Tbk (Dalam Pailit) melakukan serah terima awal
maka pengenaan denda terhadap 3-unit terhitung sejak tanggal 1 Mei
2019 sampai dengan PT Forza Land Indonesia, Tbk (Dalam Pailit) dapat
melakukan serah terima awal.

7. Bahwa selain perhitungan piutang pokok dan denda Bapak Effendy


Gunawan butir 5 dan 6 diatas terdapat perhitungan denda sebesar 6%
sesuai Pasal 4 ayat 2 adalah:
3
a. Pasal 4 ayat 2:
“Denda keterlambatan serah terima sebesar 6 % (enam persen) dihitung
dari uang yang telah diterima dari PIHAK PERTAMA sejumlah Rp
10.904.327.233 yaitu Rp 654.259.634 merupakan kewajiban PIHAK
PERTAMA untuk membayar denda kepada PIHAK KEDUA.”
b. Bahwa sesuai Pasal 4 ayat 2 Bapak Effendy Gunawan berhak menagih
denda keterlambatan serah terima senilai Rp 654.259.634,-

8. Bahwa perhitungan piutang pokok dan denda Bapak Effendy Gunawan


terkait 4-unit sebagaimana butir 5, 6, dan 7 adalah Rp 24.256.796.314,-
dengan perincian sebagai berikut:
a. Piutang Pokok senilai Rp 10.474.329.500 diperoleh dengan perincian
sebagai berikut:
1) Total piutang pokok untuk 4 unit Rp 11.889.329.501,- (sebelas
milyar delapan ratus tujuh puluh sembilan juta tiga ratus dua
puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) dengan perincian sebagai
berikut:
a) Unit 06_2BRCSPBL senilai Rp3.500.000.000,-
b) Unit 06_2BRB1 senilai Rp3.410.329.500,-
c) Unit 22_1BRB6 senilai Rp1.415.000.001,-
d) Unit 06_3BRCPL senilai Rp3.564.000.000,-
2) Dikurangi dengan pencairan cek Rp 1.415.000.001,-
b. Denda senilai Rp 13.128.207.180,- (tiga belas milyar seratus dua puluh
delapan juta dua ratus tujuh ribu seratus delapan puluh rupiah) yang
diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
1) Total denda untuk 3 (tiga) unit senilai Rp 13.069.947.546,- dengan
perincian:
a) Unit 06_2BRCSPBL senilai Rp 4.371.500.000,- (terhitung denda 1
per mill/hari dari 1 Mei 2019 s/d 30 September 2022).
b) Unit 06_2BRB1 senilai Rp 4.247.011.546,- (terhitung denda 1 per
mill/hari dari 1 Mei 2019 s/d 30 September 2022).
c) Unit 06_3BRCPL senilai Rp 4.451.436.000,- (terhitung denda 1
per mill/hari dari 1 Mei 2019 s/d 30 September 2022).
2) Total denda untuk 1 (satu) Unit 22_1BRB6 senilai Rp 58.015.000,-
(terhitung denda 1 per mill/hari dari 1 Mei 2019 s/d 10 Juni 2019).
c. Denda sesuai Pasal 4 ayat 2 sebesar 6% yakni Rp 654.259.634,-

Anda mungkin juga menyukai