Anda di halaman 1dari 93

ANALISIS PENGARUH POSISI DAN MEDIA

PENGHALANG TERHADAP GELOMBANG


KELUARAN PADA WIRELESS POWER
TRANSFER

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana

Oleh:

Nurjanah Arvika Sari

1800022089

PROGRAM STUDI TEKNIK


ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD
DAHLAN YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi

ANALISIS PENGARUH POSISI DAN MEDIA


PENGHALANG TERHADAP GELOMBANG
KELUARAN PADA WIRELESS POWER
TRANSFER

yang diajukan oleh

Nurjanah Arvika

Sari 1800022089

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Ahmad Dahlan

telah disetujui untuk diajukan dalam seminar oleh:

Pembimbing,

Ahmad Raditya Cahya Baswara, S. T., M.Eng. Tanggal 2 Agustus


2022 NIY. 60181167

ii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH POSISI DAN MEDIA


PENGHALANG TERHADAP GELOMBANG
KELUARAN PADA WIRELESS POWER
TRANSFER
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Nurjanah Arvika Sari
1800022089

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji


Pada tanggal 18 Agustus 2022
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji


Ketua : Ahmad Raditya Cahya Baswara, S.T., M.Eng. …………..
Anggota : 1. Riky Dwi Puriyanto, S.T., M.Eng. …………..
2. Phisca Aditya Rosyady, S.Si., M.Sc. …………..

Dekan
Fakultas Teknologi
Industri Universitas
Ahmad Dahlan

Sunardi, S.T., M.T., Ph.D.


NIY. 60010313

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Nama : Nurjanah Arvika Sari

NIM 1800022089

Email :

nurjanah1800022089@webmail.uad.ac.id Program Studi

: Teknik Elektro

Fakultas : Teknologi Industri

Judul Tugas Akhir: Analisis Pengaruh Posisi dan Media Penghalang Terhadap

Gelombang Keluaran pada Wireless Power Transfer

Dengan ini saya menyatakan “Hak” sepenuhnya kepada perpustakaan Universitas


Ahmad Dahlan untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan
terhadap karya saya ini dengan mengacu pada ketentuan akses tugas akhir sebagai
berikut (diberi tanda kotak):

 Saya mengizinkan karya saya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repository


perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Demikian Surat peryataan
ini saya buat sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 27 Juli 2022

Mengetahui

Pembimbing

Ahmad Raditya Cahya Baswara, S. T., NIY. 60181167


M. Eng. Nurjanah Arvika
Sari
NIM.1800022089
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurjanah Arvika Sari

NIM 1800022089

Email :

nurjanah1800022089@webmail.uad.ac.id Program Studi

: Teknik Elektro

Fakultas : Teknologi Industri

Judul Tugas Akhir: Analisis Pengaruh Posisi dan Media Penghalang Terhadap

Gelombang Keluaran pada Wireless Power Transfer

menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi/tugas akhir yang saya tulis


inibenar- benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi/tugas akhir ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 27 Juli 2022


Yang Membuat
Pernyataan

Nurjanah Arvika Sari


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
v
MOTTO

“Tidak Bisa Memilih Terlahir Seperti Apa, Tetapi Bisa Memilih Untuk Hidup

Seperti Apa”

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT, terimakasih atas segala rahmat dan hidayah-Mu sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
2. Ibu dan Bapak, Novi Triani dan Arjono, atas restu dan segala dukungannya
dalam mendampingi saya menjadi sosok manusia yang lebih baik lagi.
3. Segenap keluarga yang telah memberikan motivasi untuk mencapai cita-cita
saya dalam menyelesaikan pendidikan ini.
4. Bapak Tole Sutikno selaku pembimbing akademik dan Bapak Ahmad Raditya
Cahya Baswara selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing saya sehingga
dapat menyelesaikan pendidikan ini.
5. Dea Suryaningsih yang telah mendorong saya untuk tetap semangat menggapai
tujuan hidup.
6. Seluruh teman-teman Keluarga Besar Mahasiswa Teknik Elektro yang telah
menemani dan membantu saya selama menjalani pendidikan di Prodi Teknik
Elektro Universitas Ahmad Dahlan.
7. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad
Dahlan
8. Seluruh pihak yang telah membantu selama kuliah hingga menyelesaikan tugas
akhir.

vii
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kerahmatan dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis
Pengaruh Posisi dan Media Penghalang Terhadap Gelombang Keluaran Pada
Wireless Power Transfer”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan hingga hari akhir yang akan
datang. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan derajat
S-1 Program Studi Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan. Penulis sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan dukungan dari
seluruh pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muchlas, M.T. selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan
(UAD) Yogyakarta.
2. Bapak Sunardi, S.T., M.T., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
3. Bapak Nuryono Satya Widodo, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Study
Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri.
4. Bapak Ahmad Raditya Cahya Baswara, S.T., M.Eng. selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan semangat, dorongan
dan, bimbingan, pengarahan saran dan penuh kesabaran dalam membagi
ilmu selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
5. Bapak Tole Sutikno, S.T., M.T., Ph.D. selaku pembimbing akademikyang
telah membimbing dan mengarahkan penyusunan dalam masa perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Stusi Teknik Elektro Universitas Ahmad
Dahlan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan setulus hati selamamasa
kuliah.
7. Seluruh staf dan karyawan khususnya di bagian Tata Usaha Fakultas
Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan.
8. Seluruh teman-teman Keluarga Besar Mahasiswa Teknik Elektro
yangtelah menemani dan membantu saya selama menjalani pendidikan di
ProdiTeknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan
9. Seluruh pihak yang telah membantu selama kuliah hingga menyelesaikan
tugas akhir.
Akhir kata, penulis hanya dapat mendoakan semoga Allah SWT
membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Dalam skripsi
ini, penulis berharap semoga karya tulis ini menjadi bermanfaat untuk
menggali ilmu pengetahuan bagi yang mempelajarinya.

Yogyakarta, 28 Juli 2022


Penyusun

Nurjanah Arvika Sari

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES...........................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................................v
MOTTO...................................................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
ABSTRAK.............................................................................................................xv
ABSTRACT..........................................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................3
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian..........................................................................................5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA....................................................................................5
2.1 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu.................................................................5
2.2 Kerangka Teori...............................................................................................9
2.2.1 Transfer Daya Listrik Nirkabel...............................................................9
2.2.2 Induksi Elektromagnetik.........................................................................9
2.2.3 Media Penghalang.................................................................................10
2.3 Perangkat Keras Wireless Power Transfer...................................................13
2.3.1 DC Power Supply..................................................................................13
2.3.2 Power Amplifer.....................................................................................14
2.3.3 Kumparan Tembaga..............................................................................15
2.3.4 Kapasitor...............................................................................................17
2.3.5 Resistor..................................................................................................18
i
2.3.6 Audio Frekuensi Generator (AFG).......................................................19
2.3.7 Osciloskop.............................................................................................20
2.3.8 Multimeter.............................................................................................22
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................25
3.1 Bahan Penelitian...........................................................................................25
3.2 Alat Penelitian..............................................................................................25
3.3 Perancangan Sistem......................................................................................26
3.3.1 Diagram Blok........................................................................................26
3.3.2 Diagram Pengkabelan...........................................................................27
3.3.3 Flowchart...............................................................................................28
3.4 Pengujian Sistem..........................................................................................29
3.4.1 Pengujian dengan melakukan variasi perubahan jarak.........................29
3.4.2 Pengujian dengan melakukan variasi perubahan posisi sudut antara
transmitter dan receiver.................................................................................29
3.4.3 Pengujian dengan melakukan variasi perubahan pergeseran receiver. .30
3.4.4 Pengujian dengan melakukan variasi media penghalang antara
transmitter dan receiver.................................................................................31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................32
4.1 Pengujian dengan melakukan variasi perubahan jarak dengan frekuensi
AFG 1250 Hz
32
4.2 Pengujian dengan melakukan variasi perubahan posisi sudut antara
transmitter dan receiver.....................................................................................38
4.3 Pengujian dengan melakukan variasi perubahan pergeseran antara
transmitter dan receiver.....................................................................................46
4.4 Pengujian dengan melakukan variasi media penghalang antara transmitter
dan receiver........................................................................................................51
BAB 5 PENUTUP..................................................................................................65
5.1 Kesimpulan...................................................................................................65
5.2 Saran.............................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................68
LAMPIRAN...........................................................................................................71
x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kertas.................................................................................................11
Gambar 2. 2 Plastik................................................................................................11
Gambar 2. 3 Karet..................................................................................................12
Gambar 2. 4 Aluminium plat dan aluminium jaring..............................................12
Gambar 2. 5 Besi jaring dan besi plat....................................................................13
Gambar 2. 6 DC Power Supply..............................................................................14
Gambar 2. 7 Power Amplifier................................................................................15
Gambar 2. 8 Kumparan Tembaga..........................................................................16
Gambar 2. 9 Kapasitor............................................................................................17
Gambar 2. 10 Resistor............................................................................................18
Gambar 2. 11 Audio Frekuensi Generator.............................................................19
Gambar 2. 12 Osciloskop.......................................................................................20
Gambar 2. 13 Gelombang Sinus............................................................................21
Gambar 2. 14 Multimeter.......................................................................................22
Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem........................................................................26
Gambar 3. 2 Diagram Pengkabelan.......................................................................27
Gambar 3. 3 Flowchart...........................................................................................28
Gambar 3. 4 Ilustrasi Pengujian Variasi Perubahan Jarak.....................................29
Gambar 3. 5 Ilustrasi Pengujian Variasi Perubahan Posisi Sudut Antara
Transmitter dan Receiver.......................................................................................30
Gambar 3. 6 Ilustrasi Variasi Perubahan Posisi Pergeseran Receiver...................30
Gambar 3. 7 Ilustrasi Pengujian Variasi Media Penghalang Transmitter dan
Receiver..................................................................................................................31
Gambar 4. 1 Tampilan Gelombang Pengujian Variasi Jarak 2 cm........................34
Gambar 4. 2 Tampilan Gelombang Pengujian Variasi Jarak 10 cm......................36
Gambar 4. 3 Grafik Perbandingan Tegangan Transmitter dan Receiver...............36
Gambar 4. 4 Grafik Perbandingan Arus Transmitter dan Receiver.......................37
Gambar 4. 5 Tampilan Hasil Pengujian Posisi Sudut Transmitter -45° dan Sudut
Receiver 0°.............................................................................................................40
Gambar 4. 6 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Variasi Sudut Transmitter -
90° dan Sudut Receiver 30°
................................................................................................................................
41
Gambar 4. 7 Grafik Tegangan Hasil Pengujian Variasi Perubahan Posisi Sudut
Transmitter dan Receiver.......................................................................................42
Gambar 4. 8 Grafik Arus Hasil Pengujian Variasi Perubahan Posisi Sudut
Transmitter dan Receiver.......................................................................................43
Gambar 4. 9 Grafik Beda Fase Pengujian Variasi Posisi Sudut Kumparan
Transmitter dan Receiver.......................................................................................45
Gambar 4. 10 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Pergeseran ¼ D dengan
Jarak 2 cm
................................................................................................................................
47
Gambar 4. 11 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Posisi Pergeseran 1 D
dengan Jarak 2 Cm
................................................................................................................................
48
Gambar 4. 12 Grafik Hasil Pengujian Variasi Perubahan Pergeseran Kumparan
Receiver..................................................................................................................49

xi
Gambar 4. 13 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Media Penghalang Berupa
Kertas, Plastik, dan Karet
................................................................................................................................
53
Gambar 4. 14 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Aluminium Plat Posisi
Penuh
................................................................................................................................
54
Gambar 4. 15 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Aluminium Jaring Posisi
Penuh
................................................................................................................................
55
Gambar 4. 16 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Besi Plat Posisi Penuh......56
Gambar 4. 17 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Besi Jaring Posisi Penuh...57
Gambar 4. 18 Grafik Hasil Pengujian Tegangan Variasi Media Penghalang
Kertas, Plastik, dan Karet
................................................................................................................................
59
Gambar 4. 19 Grafik Hasil Pengujian Arus Variasi Media Penghalang Kertas,
Plastik, dan Karet
................................................................................................................................
60
Gambar 4. 20 Grafik Hasil Pengujian Tegangan Variasi Media Penghalang
Aluminium
................................................................................................................................
60
Gambar 4. 21 Grafik Hasil Pengujian Arus Variasi Media Penghalang Aluminium
............................................................................................................................... 61
Gambar 4. 22 Grafik Hasil Pengujian Tegangan Variasi Media Penghalang
Besi62 Gambar 4. 23 Grafik Hasil Pengujian Arus Variasi Media Penghalang
Besi
................................................................................................................................
62
Gambar L. 1 Pengujian Variasi Jarak Antara Kumparan Transmitter dan
Receiver…..............................................................................................................71
Gambar L. 2 Pengujian Arus Transmitter..............................................................71
Gambar L. 3 Pengujian Variasi Posisi Sudut.........................................................72
Gambar L. 4 Pengujian Variasi Pergeseran Transmitter Dan Receiver.................72
Gambar L. 5 Pengujian Variasi Media Penghalang...............................................73
Gambar L. 6 Tampilan Gelombang Pada Osciloskop............................................73
xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbandingan Penelitian Terdahulu........................................................7


Tabel 2. 3 Spesifikasi DC Power Supply...............................................................14
Tabel 2. 4 Spesifikasi Power Amplifier.................................................................15
Tabel 2. 5 Spesifikasi Kumparan Tembaga............................................................16
Tabel 2. 6 Spesifikasi Kapasitor.............................................................................18
Tabel 2. 7 Spesifikasi Resistor...............................................................................19
Tabel 4. 1 Hasil Pengujian Variasi Perubahan Jarak.............................................33
Tabel 4. 2 Gradien Penurunan Tegangan Receiver Variasi Perubahan Jarak........37
Tabel 4. 3 Gradien Penurunan Arus Receiver Variasi Perubahan Jarak................38
Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Perubahan Variasi Perubahan Sudut Kumparan
Terhadap Tegangan dan Kuat Arus Transmitter
................................................................................................................................
39
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Perubahan Variasi Perubahan Sudut Kumparan
Terhadap Tegangan dan Kuat Arus Receiver
................................................................................................................................
40
Tabel 4. 6 Gradien Tegangan Pengujian Variasi Perubahan Sudut Transmitter dan
Receiver..................................................................................................................42
Tabel 4. 7 Gradien Tegangan Pengujian Variasi Perubahan Sudut Transmitter dan
Receiver..................................................................................................................43
Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Beda Fase Pengujian Variasi Posisi Sudut Kumparan
Transmitter dan Receiver.......................................................................................44
Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Variasi Perubahan Pergeseran Antara Transmitter dan
Receiver..................................................................................................................47
Tabel 4. 10 Gradien Penurunan Tegangan Variasi Perubahan Pergesaran Receiver
............................................................................................................................... 49
Tabel 4. 11 Hasil Perhitungan Nilai Beda Fase.....................................................51
Tabel 4. 12 Hasil Pengujian Variasi Media Penghalang........................................52
Tabel 4. 13 Gradien Penurunan Tegangan Variasi Perubahan Media Penghalang63
xiii
ANALISIS PENGARUH POSISI DAN MEDIA PENGHALANG
TERHADAP GELOMBANG KELUARAN PADA WIRELESS
POWER TRANSFER

Nurjanah Arvika Sari

1800022089

ABSTRAK

Penelitian ini berisi analisis pengaruh dari perubahan posisi dan media
penghalang terhadap gelombang keluaran pada wireless power transfer.
Perubahan posisi terjadi pada kumparan transmitter dan kumparan receiver
seperti perubahan variasi jarak, posisi sudut, dan pergeseran receiver. Tujuan
penelitian ini adalah: 1) Mengetahui pengaruh variasi jarak dengan melakukan
pengujian pada kumparan transmitter dan receiver, 2) Mengetahui pengaruh
variasi posisi sudut kumparan dengan melakukan pengujian pada kumparan
transmitter dan receiver, dan 3) Mengetahui pengaruh variasi pergeseran receiver
dengan melakukan pengujian pada kumparan transmitter dan receiver
Energi listrik tergolong sebagai kebutuhan primer yang diperlukan manusia.
Berbagai kebutuhan manusia memerlukan mobilitas yang tinggi seperti contohnya
kendaraan listrik atau peralatan listrik yang lainnya. Kabel yang terlalu banyak
digunakan dapat membatasi mobilitas perangkat. Oleh karena itu diperlukan
solusi agar mobilitas pada perangkat listrik dapat bekerja dengan baik. Perangkat
Wireless Power Transfer perlu diketahui karakteristiknya guna menghasilkan
keluaran yang sesuai agar dapat digunakan pada aplikasinya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan memberi perubahan
posisi dan media penghalang diantara kumparan transmitter dan kumparan
receiver. Eksperimen dilakukan dengan melakukan berbagai percobaan pada
kumparan transmitter dan kumparan receiver.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa semakin
kecil jarak antara kumparan transmitter dan kumparan receiver semakin tinggi
tegangan listrik yang dihasilkan oleh wireless power transfer. Posisi sudut pada
transmitter dan receiver mempengaruhi tegangan keluaran yang dihasilkan.
Pergeseran yang terjadi pada receiver mempengaruhi tegangan keluaran pada
perangkat wireless power transfer. Media penghalang yang diletakkan diantara
transmitter dan receiver mempengaruhi tegangan keluaran yang dihasilkan. Media
penghalang yang digunakan yaitu kertas, plastik, karet, aluminium, dan besi.
Kata Kunci: Energi, Wireless, Transmitter, Receiver

xi
ANALYSIS OF THE EFFECT OF POSITION AND MEDIA BARRIER ON
OUTPUT WAVES ON WIRELESS POWER TRANSFER

Nurjanah Arvika Sari

1800022089

ABSTRACT

This research contains an analysis of the effect of changing the position


and media barrier on the output wave on wireless power transfer. Changes in
position occur in the transmitter coil and receiver coil such as changes in distance
variations, angle positions, and receiver shifts. The aims of this studyare: 1. To
determine the effect of distance variations by testing the transmitter andreceiver
coils. 2. Knowing the effect of variations in the coil angle position by testing the
transmitter and receiver coils. 3. Knowing the effect of variations in receiver shift
by testing the transmitter and receiver coils Electrical energy is classified as a
primary need for humans.
Various human needs require high mobility such as electric vehicles or
other electrical equipment. Over-used cables can limit the mobility of the device.
Therefore, a solution is needed so that the mobility of electrical devices can work
properly. The characteristics of the Wireless Power Transfer device need to be
known in order to produce the appropriate output so that it can be used in its
application. The method used in this research is experimental. The experiment
was carried out by changing the position and the barrier medium between the
transmitter coil and the receiver coil. Experiments were carried out by conducting
various experiments on the transmitter coil and receiver coil.
Based on the tests that have been carried out, it is found that the smaller
the distance between the transmitter coil and the receiver coil, the higher the
voltage generated by wireless power transfer. The angular position of the
transmitter and receiver affects the resulting output voltage. The shift that occurs
in the receiver affects the output voltage of the wireless power transfer device.
The barrier medium placed between the transmitter and receiver affects the
resulting output voltage. The barrier media used are paper, plastic, rubber,
aluminum, and iron.
Keywords: Energy, Wireless, Transmitter, Receiver.

xv
BAB 1

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang Masalah

Energi listrik tergolong sebagai kebutuhan primer yang

diperlukanmanusia. Banyak kegiatan yang dilakukan manusia yang membutuhkan

energi listrik. Energi listrik sudah melekat pada kehidupan sehari-hari. Tanpa

adanya energi listrik aktivitas tidak akan berjalan dengan mudah dan praktis.

Semakin banyak energi listrik yang dibutuhkan manusia maka semakin banyak

juga elemen-elemen yang dibutuhkan untuk dijadikan energi listrik. Kabel

tembaga merupakan salah satu elemen penting dalam energi listrik. Semakin

banyak energilistrik yang digunakan semakin banyak juga kabel tembaga yang

digunakan Sedangkan sebagai penghantar listrik kabel tembaga memiliki

kekurangan yaitu rentan terjadi gangguan pada frekuensi listik.

Perkembangan era zaman yang semakin pesat menimbulkan munculnya

trobosan teknologi baru seperti transmisi energi listrik tanpa menggunakan kabel

(wireless). Seperti yang diketahui bahwa energi listrik diperlukan untuk

melakukan kegiatan rumah tangga seperti penerangan dan perangkat elektronik.

Pada tahun 1893 Nikola Tesla melakukan percobaan transmisi energi listrik tanpa

menggunakan kabel pertama kalinya (Kristiyono et al., 2020).

Seiring berkembangnya zaman maka telah muncul teknologi terbaru

contohnya wireless power transfer (WPT). Seperti namanya wireless merupakan

1
2

teknologi terbaru supaya mengurangi penggunaan kabel. Sedangkan wireless

power transfer adalah proses mentransmisikan energi listrik dengan tidak

menggunakan kabel. Pada wireless power transfer digunakan lilitan tembaga yang

akan membentuk energi elektromagnetik. Energi elektromagnetik tersebut

menandakan bahwa ada lisrik yang muncul. Penggunaan energi listrik setiap hari

nya semakin tinggi mengakibatkan meningkatnya daya yang hilang. Resistansi

kabel yang digunakan untuk jaringan mengakibatkan hilangnya power

selamaproses transmisi dan distribusi energi listrik (Samsurizal, 2018).

Berbagai kebutuhan manusia memerlukan mobilitas yang tinggi seperti

contohnya kendaraan listrik atau peralatan listrik yang lainnya. Kabel yang terlalu

banyak digunakan dapat membatasi mobilitas perangkat. Oleh karena

itudiperlukan solusi agar mobilitas pada perangkat listrik dapat bekerja dengan

baik. Berdasarkan hal tersebut penelitian mengusulkan tentang perangkat wireless

power transfer. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui frekuensi yang efisien

dari perangkat wireless power transfer.

Daya listrik ditransmisikan dengan cara mengirimkan sinyal dari suatu

tempat menuju tempat yang lain. Daya tersebut dikirimkan dengan menggunakan

kabel. Struktur kabel terdiri dari konduktor dan isolator. Penggunaan konduktor

dapat mengurangi efisiensi transfer daya tersebut (Rifqiana & Wijono, 2019).

Oleh karena itu diciptakan perangkat Wireless Poiwer Transfer guna

meningkatkan mobilitas perangkat listrik dalam bekerja. Salah satu contoh

penerapan wireless power transfer adalah pengisian alat penyimpan energi.

Penciptaan alat penyimpan energi memerlukan tegangan yang sesuai agar dapat
3

bekerja. Perangkat wireless power transfer perlu diketahui karakteristiknya agar

dapat menciptakan perangkat lainnya yang tepat guna. Maksud

darikarakteristiknya seperti contohnya berapa jumlah input catu daya yang

harusdimasukan dan model dari perangkat wireless power transfer yang

digunakan. Setelah diketahui karakteristiknya akan menjadi pedoman untuk

menciptakan alat transfer daya yang efisien.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapatdiidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Terdapat kemungkinan tembaga yang merupakan energi tidak terbarukan

akan habis.

2. Perlu tersedianya WPT dalam kehidupan manusia agar energi listrik yang

dihasilkan tepat guna.

3. Perlunya metode atau langkah-langkah yang teruji supaya dapat mengetahui

karakteristik perangkat Wireless Power Transfer (WPT) guna dapat

mengembangkan alat transfer daya nirkabel.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi wireless power transfer digunakan dengan sumber tegangan 12 V.

2. Perangkat wireless power transfer digunakan untuk daya yang rendah.


4

3. Tools yang digunakan sebagai alat penelitian adalah AFG, Power Amplifier,

kumparan tembaga, dan osciloskop.

4. Pengujian metodologi menggunakan metode eksperimen

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang harus diselesaikan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana pengaruh jarak kumparan transmitter dan receiver terhadap

gelombang keluaran?

2. Bagaimana pengaruh posisi sudut kumparan transmitter dan receiver

terhadap gelombang keluaran?

3. Bagaimana pengaruh pergeseran receiver terhadap gelombang keluaran?

4. Bagaimana pengaruh media penghalang terhadap gelombang keluaran?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh variasi jarak dengan melakukan pengujian pada

kumparan transmitter dan receiver

2. Mengetahui pengaruh variasi posisi sudut kumparan dengan melakukan

pengujian pada kumparan transmitter dan receiver

3. Mengetahui pengaruh variasi pergeseran receiver dengan

melakukan pengujian pada kumparan transmitter dan receiver


5

4. Mengetahui pengaruh media penghalang dengan melakukan pengujian pada

kumparan transmitter dan receiver

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Menghemat pemakaian kabel tembaga sebagai elemen penting dalam

terbentuknya energi listrik

2. Menjadikan pedoman dalam menciptakan perangkat Wireless Power Transfer

(WPT) untuk kedepannya agar menjadi lebih berkembang dan menghasilkan

manfaat yang maksimal.


BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Kristiyono, dkk (2020) melakukan penelitian WPT menggunakan

magnetic resonant coupling. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen

dengan cara menguji tegangan keluaran pada rangkaian WPT. Penelitian tersebut

dilakukan dengan mengubah nilai tegangan power supply, frekuensi, dan jarak

antara kedua koil yang terdapat pada pemancar dan penerima menghasilkan

tegangan keluaran yang bervariasi.

Firasanti, dkk (2019) melakukan penelitian uji kinerja WPT dengan media

lilitan tembaga dan antenna. Penelitian tersebut menguji efisiensi daya yang

dihasilkan oleh WPT. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa meningkatnya

tegangan dan efisiensi penerimaan daya disebabkan karena jarak pemancar dan

penerima yang kecil.

Samsurizal (2018) melakukan penelitian analisis WPT dalam aspek

regulasi. Penelitian tersebut menggunakan metode Bencmark dimana yang

dianalisis adalah field strength pada masing-masing negara. Penelitian tersebut

menghasilkan bahwa aspek penting adalah standardisasi dan regulasi

mempengaruhi proliferasi kemajuan WPT.

Rifqiana dan Wijono (2019) melakukan penelitian dengan memberikan

variasi perubahan frekuensi dan jarak antar kumparan pada sistem WPT.

5
6

Penelitian tersebut menggunakan metode simulasi WPT dan menjadikan iterasi

frekuensi sebagai objeknya. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa besarnya

efisiensi pengiriman daya WPT berbanding lurus dengan frekuensi

yangdigunakan. Ananda, dkk (2018) melakukan penelitian analisis pengaruh

pemasangan sepuluh kapasitor terhadap transmisi daya yang dilakukan tanpa

menggunakan kabel dengan rangkaian royer. Penelitian tersebut mengobservasi

tegangan input dan output. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa pemasangan

jumlah kapasitor

mempengaruhi nilai tegangan, arus dan frekuensi.

Saputra, dkk (2016) melakukan penelitian analisis luas penampang dan

pengaruh jarak terhadap transmisi daya pada wireless charger universal

smartphone. Penelitian tersebut menggunakan metode eksperimen dengan

melakukan pengujian menggunakan luas penampang lilitan yang berbeda-beda.

Dengan penelitian tersebut dihasilkan bahwa luas penampang dan resonansi pada

lilitan pemancar dan penerima tidak berpengaruh maksimal dalam menerima daya

listrik pada jarak 8 cm.

Wayan, dkk (2016) melakukan penelitian dengan merancang dan

menganalisis sistem transfer daya listrik tanpa kabel dengan kumparan multilayer

yang bekerja pada frekuensi rendah. Metode yang digunakan pada penelitian

tersebut adalah eksperimen dengan melakukan pengukuran pada rangkaian

oscilator dan memberikan variasi function generator. Dengan penelitian tersebut

dihasilkan bahwa bila jarak pengukuran medan elektromagnetik semakin

jauhmaka nilai medan magnet yang terukur semakin kecil.


7

Rahmad (2016) melakukan penelitian dengan judul sumber daya wireless

untuk menghasilkan energi listrik terbarukan. Penelitian tersebut menggunakan

kopling induksi elektromagnetik, kopling resonansi, sistem laser dan penerimaan

sinyal frekuensi radio (Radio Frequency/RF) yang akan dianalisis sesuai berbagai

aspek. Dengan penelitian tersebut dihasilkan bahwa performa efisiensi WPT

dipengaruhi oleh jenis dan desain dari antena yang digunakan.

Affan dan Zainal (2020) melakukan penelitian dengan simulasi coupling

magnetik transfer energi dengan menggunakan metode simulasi Multism

menghasilkan bahwa terdapat fluks magnetik pada kumparan transmitter dan

terdapat induksi magnetik pada kumparan receiver.

Setyawan (2016) melakukan penelitian dengan merancang sistem transfer

daya nirkabel untuk Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Micro jenis Quadcopter.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah eksperimen pada kopling

magnetic menghasilkan bahwa pada jarak 10 cm diperoleh nilai efisiensi sistem

yaitu 62.24%.

Berdasarkan penjelasan di atas, berikut perbandingan penelitian terdahulu

yang disajikan dalam pada Tabel 2.1.


8

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu

No Penulis (tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian tersebut dilakukan dengan mengubah nilai
Wireless power transfer System Pada penelitian perangkat WPT dibuat
Roedy dan Bambang tegangan power supply, frekuensi, dan jarak antara kedua
1 Menggunakan Magnetic Resonant menggunakan Kopling Magnetik yang
(2020) koil yang terdapat pada pemancar dan penerima
Coupling mempengaruhi tegangan keluaran yang dihasilkan.
menghasilkan tegangan keluaran yang bervariasi.
Uji Kinerja Wireless power transfer Hasil dari penelitian ini adalah meningkatnya tegangan
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
2 Annisa, dkk (2019) dengan Media Lilitan Tembaga dan dan efisiensi penerimaan daya disebabkan karena jarak
guna mendapatkan nilai efisiensi daya pada WPT.
Antena pemancar dan penerima yang kecil.
3 Samsurizal (2018) Analisis Wireless Power Transmission Penelitian ini menggunakan metode Bencmark Menghasilkan bahwa aspek penting adalah standardisasi
System Dalam Aspek Regulasi yang dilakukan pada field strength pada masing- dan regulasi mempengaruhi proliferasi kemajuan Wireless
Menggunakan Metode Benchmark masing negara. Power Transmission.
4 Annisa dan Wijono (2019) Variasi Frekuensi Dan Jarak Antar Pada penelitian ini dilakukan simulasi WPT Menghasilkan bahwa besarnya efisiensi pengiriman daya
Kumparan Pada Sistem Wireless Power menggunakan FEMM dengan objek yang WPT berbanding lurus dengan frekuensi yang digunakan.
Transfer digunakan adalah iterasi frekuensi.
5 Ricki dan Muhammad Analisis Pengaruh Pemasangan Sepuluh Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Pemasangan jumlah kapasitor mempengaruhi nilai
(2018) Kapasitor Keramik 6.8 Nf/100v Terhadap pada rangkaian Royer guna meneliti pengaruh tegangan, arus dan frekuensi.
Pengiriman pemasangan kapasitor pada tegangan input dan
tegangan output.
6 Very,Cahyo,Nur (2016) Analisis Luas Penampang dan Pengaruh Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Luas penampang dan resonansi pada lilitan pemancar dan
Jarak Terhadap Transmisi Daya pada dengan melakukan pengujian menggunakan luas penerima tidak berpengaruh maksimal dalam menerima
Wireless Charger Universal Smartphone penampang lilitan yang berbeda-beda. daya listrik pada jarak 8 cm.

7 Wayan,dkk (2016) Perancangan Dan Analisis Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Apabila jarak pengukuran medan elektromagnetik
Sistem Transfer Daya Listrik dengan melakukan pengukuran pada rangkaian semakin jauh maka nilai medan magnet yang terukur
Tanpa Kabel Dengan oscilator dan memberikan variasi function semakin kecil.
Kumparan Multilayer Yang generator.
Bekerja Pada Frekuensi
Rendah
8 Rahmad (2016) Sumber Daya Wireless Untuk Penelitian ini menggunakan kopling induksi Performa efisiensi WPT dipengaruhi oleh jenis dan desain
Menghasilkan Energi Listrik Terbarukan. elektromagnetik , kopling resonansi, sistem laser dari antena yang digunakan.
dan penerimaan sinyal frekuensi radio (Radio
Frequency /RF) yang akan dianalisis sesuai
berbagai aspek.
9 Affan dan Zainal Simulasi Kopling Magnetic Transfer Penelitian ini menggunakan metode kopling Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat fluks
(2020) Energi. magnetik dengan simulasi Multism. magnetik pada kumparan transmitter dan terdapat induksi
magnetik pada kumparan receiver .
10 Setyawan (2016) Perancang Sistem Transfer Daya Metode yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian ini menghasilkan bahwa pada jarak 10 cm
Nirkabel Untuk Unmanned Aerial adalah eksperimen pada kopling magnetik. diperoleh nilai efisiensi sistem yaitu 62.24%.
Vehicle (UAV) Micro Jenis Quadcopter
9

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Transfer Daya Listrik Nirkabel

Transfer daya nirkabel merupakan proses mentransmisikan energi listrikdari

sumber energi listrik menuju beban yang sebagai tujuan dengan tidak

digunakannya konduktor. Pada umumnya energi listrik ditransmisikan

menggunakan konduktor seperti kabel. Namun penggunaan konduktor tersebut

dapat mempengaruhi mobilitas perangkat listrik.

Dengan adanya transfer daya nirkabel bertujuan meningkatkan mobilas

perangkat listrik. Energi listrik dapat ditransmisikan dari kumparan primer menuju

kumparan sekunder. Dalam transfer daya nirkabel memerlukan kumparan dengan

bahan tembaga.

2.2.2 Induksi Elektromagnetik

Dalam proses transfer daya nirkabel energi listrik dapat ditransmisikan

karena terjadi gejala induksi elektromagnetik. Induksi elektromagnetik adalah

peristiwa terjadinya gaya gerak listrik di antara kumparan primer dan kumparan

sekunder. Besarnya induksi elektromagnetik dipengaruhi oleh jumlah lilitan, fluks

magnetik, dan kuat medan magnet.

Fluks magnetik adalah kelajuan perubahan banyaknya garis gaya magnet

yang bergerak menuju kumparan. Fluks magnetik dihasilkan dari medan magnet

(B) yang terletak pada yang suatu penampang yang memiliki luas (A).
10

GGL (Gerak Gaya Listrik) timbul karena adanya fluks magnet pada

penampang tertutup oleh lintasan tertutup. Berikut merupakan persamaan untuk

mengetahui GGL Dalam penelitian ini didapatkan nilai induktansi dari kumparan

tembaga menggunakan LCR meter. Pada kumparan transmitter ditemukan nilai

induktansi 17,47mH sedangkan induktansi kumparan receiver 15,47mH.

2.2.3 Media Penghalang

Kemampuan suatu benda untuk dapat dilewati garis gaya magnet disebut

nilai permeabilitas. Bahan berupa konduktor memiliki nilai

permeabilitasmagnetik yang berbeda-beda. Nilai permeabilitas magnetik

dipengaruhi oleh nilai permeabilitas relatif. Media penghalang yang digunakan

memiliki nilai berat jenis yang berbeda-beda. Berat jenis merupakan perbandingan

antara nilai berat pada suatu benda dan nilai volume dari suatu benda tersebut.

Media penghalang berupa bahan paramagnetik memiliki nilai konduktivitas yang

berbeda-beda. Konduktivitas merupakan kemampuan suatu benda dalam

menghantarkan energi listrik.

1. Kertas

Kertas merupakan bahan yang tidak bisa menarik gaya magnetik. Pada

pengujian perangkat ini kertas yang digunakan dengan ketebalan 1,4 mm dan

2 cm. Berikut tampilan bahan kertas yang digunakan dapat dilihat pada

Gambar 2.1.
11

Gambar 2. 1 Kertas

2. Plastik

Plastik merupakan bahan yang tidak bisa menarik gaya magnetik. Pada

pengujian perangkat ini plastik yang digunakan dengan ketebalan 2,1 mm dan

4,2 cm. Berikut tampilan bahan plastik yang digunakan dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Plastik
3. Karet

Karet merupakan bahan yang tidak bisa menarik gaya magnetik. Pada

pengujian perangkat ini kertas yang digunakan dengan ketebalan 0,2 mm.

Karet memiliki nilai berat jenis yaitu 1522 kg/m3. Tampilan bahan karet yang

digunakan tampak pada Gambar 2.3.


12

Gambar 2. 3 Karet

4. Aluminium

Aluminium termasuk bahan yang bersifat paramagnetik.

Paramagnetik adalah bahan yang dapat menarik gaya magnetik dengan kuat

yang minimal atau tidak sebesar bahan feromagnetik. Aluminium yang

digunakan pada pengujian perangkat ini yaitu aluminium plat dengan

ketebalan 0,3 mm dan aluminium jaring dengan ketebalan 0,1 mm.

Aluminium memiliki nilai permeabilitas yaitu 1,256665×10-6

H/m.Aluminium memiliki nilai berat jenis yaitu 2712 kg/m3. Aluminium

memiliki nilai konduktivitas 3,69×107 Siemens/m. Tampilan aluminium plat

dan aluminium jaring dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Aluminium plat dan aluminium jaring


13

5. Besi

Besi termasuk bahan yang bersifat bersifat feromagnetik.

Feromagnetik adalah bahan yang dapat menarik gaya magnetik dengan kuat

yang maksimal. Besi yang digunakan pada pengujian perangkat ini yaitu besi

plat dengan ketebalan 1,3 mm dan besi jaring dengan ketebalan 0,4 mm. Besi

memiliki nilai permeabilitas besi: 2,5×10-1 H/m. Besi memiliki nilai berat

jenis yaitu 7250 kg/m3. Aluminium memiliki nilai konduktivitas 1×107

Siemens/m. Tampilan besi jaring dan besi plat dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2. 5 Besi jaring dan besi plat

2.3 Perangkat Keras Wireless Power Transfer

2.3.1 DC Power Supply

DC Power supply atau disebut juga catu daya adalah suatu perangkat yang

memiliki fungsi untuk memberikan sumber energi listrik dalam sebuah perangkat
14

listrik yang digunakan dengan mengubah sumber tegangan listrik bolak- balik

(AC) menjadi tegangan listrik searah (DC). Pada penelitian ini digunakan DC

Power Supply dengan tegangan 12 V. Pada Gambar 2.6 merupakan DC Power

Supply yang digunakan dalam perangkat WPT.

Gambar 2. 6 DC Power Supply


Sumber: https://www.nicepng.com

Adapun spesifikasi DC Power Supply yang digunakan tampak pada Tabel 2.2.

Tabel 2. 2 Spesifikasi DC Power Supply

Spesifikasi Keterangan

Sumber tegangan input 110/220 VAC

Tegangan output 12 V DC

Daya maksimal 60 Watt

2.3.2 Power Amplifer

Power amplifier adalah salah satu jenis komponen elektronika yang

digunanakan untuk menguatkan daya listrik yang mengalir. Dalam perangkat


15

Wireless Power Transfer power amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal

dari AFG yang digunakan sebagai input perangkat Wireless Power

Transfer.Berikut tampilan power amplifier yang digunakan tampak pada Gambar

2.7.

Gambar 2. 7 Power Amplifier


Adapun spesifikasi dari power amplifier dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2. 3 Spesifikasi Power Amplifier

Spesifikasi Keterangan

Jenis Mono DC

Vin 12 V

Pout 100 Watt

2.3.3 Kumparan Tembaga

Tembaga adalah suatu bahan yang digunakan agar tegangan listrik dapat

mengalir dengan baik. Kawat tembaga biasanya terdapat dalamkabel digunakan

untuk menyalurkan arus listrik. Pada penelitian ini digunakan dua buah kumparan

tembaga. Kumparan tembaga yang pertama digunakan sebagai transmitter


16

sedangkan kumparan tembaga yang kedua digunakan sebagai receiver. Tampilan

kumparan tembaga dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Kumparan Tembaga


Adapun spesifikasi dari kumparan tembaga yang disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 4 Spesifikasi Kumparan Tembaga

Keterangan
Spesifikasi
Kumparan 1 Kumparan 2

Diameter dalam 12.5 cm 12.5 cm

Diamater luar 15 cm 15 cm

Jumlah belitan 320 320

Induktansi 17.47mH 15.47 mH

Arus yang diizinkan 5A 5A

Dalam penelitian ini kumparan yang pertama disebut kumparan

transmitter sedangkan kumparan yang kedua disebut kumparan receiver. Dimana

dalam penelitian ini peneliti menggunakan kumparan transmitter dengan

diameterdalam 12,5 cm dan diameter luar 15 cm, dengan memiliki jumlah

lilitan (N)
17

sebanyak 320 lilitan, memiliki nilai induktansi (L) 17.45 mH. Sedangkan

kumparan receiver yang digunakan memiliki ukuran yang sama. Nilai induktansiL

diketahui menggunakan LCR meter dengan frekuensi 5 kHz, kemudian diketahui

arus maksimal yang diizinkan melewati kedua kumparan adalah 5A.

2.3.4 Kapasitor

Kapasitor (C) adalah salah satu contoh komponen elektronika yang

digunakan untuk menyimpan energi listrik dan muatan listrik di dalam medan

listrik. Kapasitor bekerja dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal

dari muatan listrik yang mengalir. Michael Faraday (1791- 1867) menemukan

kapasitor dan memberikan satuan Farad (F). Kapasitor terbuat dari 2 bahan plat

metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik diantara kedua plat metal

tersebut. Maksud dari bahan dielektrik adalah bahan yang tidak bisa dilewati arus

listrik seperti udara vakum, keramik, kapur, dan lain-lain. Kapasitor memiliki 2

buah kaki positif dan negatif. Pada kaki positif kapasitor biasanya lebih Panjang

dari kaki negatif kapasitor. Pada perangkat WPT ini digunakan 2 buah kapasitor

jenis elko dengan ukuran 1 µF 50 V. Adapun gambar kapasitor terdapat pada

Gambar 2.9.

Gambar 2. 9 Kapasitor
18

Adapun spesifikasi kapasitor yang digunakan tampak pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 5 Spesifikasi Kapasitor

Spesifikasi Nilai

CT ≈1 µF 50 V

CR ≈1 µF 50 V

2.3.5 Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang berfungsi untuk

menghambat arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian. Pada umumnya

resistor terbuat dari berbagai jenis seperti karbon, logam, kapur, dan lain-lain.

Pada resistor terdapat nilai resistansi yang didefinisikan dalam satuan ohm (Ω).

Nilai resistansi pada resistor didefinisikan dengan warna gelang yang terdapat

pada badan resistor (Fadel, n.d.). Resistor yang digunakan adalah resistor bahan

jenis kapur dengan besar hambatan 1000KΩ. Pada perangkat ini digunakan 5 buah

resistor yang disusun secara paralel menghasilkan hambatan dengan besar 200 Ω.

Pada perangkat wireless power transfer ini rangkaian resistor berperan

sebagai beban. Tampilan rangkaian resistor dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2. 10 Resistor
19

Adapun spesifikasi resistor tersaji pada Tabel 2.6.

Tabel 2. 6 Spesifikasi Resistor

Spesifikasi Keterangan

Panjang 4,8 cm

Diameter 1 cm

Toleransi 5%

2.3.6 Audio Frequensy Generator (AFG)

Audio Frequensy Generator (AFG) adalah alat uji yang digunakan sebagai

pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Pada umumya gelombang terbagi

menjadi tiga jenis yaitu gelombang sinusoida, gelombang persegi, dan gelombang

segitiga. Dengan adanya alatini peneliti dapat menganalisis gelombang dari suatu

rangkaian elektronik. AFG diberi sumber tegangan AC 220 agar dapat bekerja.

AFG digunakan sebagai input gelombang. Pada AFG terdapat pengaturan

amplitudo, frekuensi, dan attenuator. Gambar AFG dapat dilihat pada Gambar

2.11.

Gambar 2. 11 Audio Frekuensi Generator


20

2.3.7 Osciloskop

Osciloskop adalah alat ukur elektronik yang digunakan untuk

menampilkan gelombang listrik menjadi gambar grafik supaya mudah dibaca.

Dengan adanya osciloskop mempermudah menganalisis gelombang listrik atau

frekuensi dari suatu rangkaian elektronik. Osciloskop mampu menampilkan

gelombang sinus maupun gelombang kotak. Dalam membaca gelombang pada

osciloskop perlu memahami perhitungan jumlah kotak yang tampil pada

osciloskop serta skala V/div dan time/div. Tegangan terbaca dengan hasil kali

jumlah kotak vertikal dengan skala V/div. Sedangkan periode terbaca dengan

hasil kali jumlah kotak horizontal dengan skala time/div. Gambar osciloskopdapat

dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2. 12 Osciloskop
Dengan adanya tampilan gelombang pada osciloskop pembacaan tegangan

dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑉𝑝𝑝 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣 (2.1)


21

Kuat arus dipengaruhi oleh nilai Vpp dan resistor sebagai beban yang

digunakan (Electric-Power-Transmission-System-Engineering-Turan-Gonen.Pdf,

n.d.). Nilai kuat arus receiver dapat diperoleh menggunakan persamaan sebagai

berikut:

𝐼=
𝑉𝑝𝑝 (2.2)
𝑅×2√2

Keterangan: 𝐼 : Kuat Arus (A)

𝑉𝑝𝑝: Tegangan peak to peak (Volt)

𝑅 : Resistansi (Ohm)

Gambar 2. 13 Gelombang Sinus

Pada tampilan gelombang osciloskop yang dihasilkan gelombang sinus

seperti pada Gambar 2.13 terdapat Selisih jarak antara puncak kedua gelombang

(Δ𝑥) dan panjang gelombang (𝜆). Beda fasa atau geser fasa gelombang adalah

perbandingan antara jarak puncak ke puncak dua gelombang dan panjang


22

gelombang dikalikan satu putaran (360°) (Nya Daniaty Malau, 2018). Nilai beda

fase dapat diketauhi menggunakan persamaan berikut:


𝛥𝑥
𝜑= × 360° (2.3)
𝜆

Keterangan: 𝜑 : Beda fasa (°)

Δ𝑥: Selisih jarak antara puncak kedua gelombang

𝜆 : Panjang gelombang

2.3.8 Multimeter

Multimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran listrik

seperti tegangan, arus, dan hambatan listrik. Multimeter dibedakan menjadi 2 jenis

yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Multimeter analog menggunakan

skala jarum dalam pembacaan nilai yang terukur. Sedangkan multimeter digital

membaca nilai yang terukur secara otomatis. Adapun tampilan multimeter digital

terdapat pada Gambar 2.14.

Gambar 2. 14 Multimeter
BAB 3

METOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

Bahan penilitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. DC Power Supply

2. Penguat Amplifier

3. Kapasitor

4. Resistor

5. Kawat tembaga

6. Kabel-kabel

7. Tiang penyangga kumparan

8. Papan dudukan kumparan

3.2 Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Audio Frequensy Generator (AFG)

2. Osciloskop digital

3. Multimeter digital

4. Penggaris dan busur

5. Solder dan tenol

25
26

3.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem ini dibuat dengan desain yang sederhana namun dapat

menguji karakteristik gelombang yang dipengaruhi oleh posisi dan media

penghalang dalam sistem wireless power transfer.

3.3.1 Diagram Blok

Adapun kesatuan sistem berupa diagram blok dapat dilihat pada Gambar

3.1.

Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem


Pada diagram blok sistem sinyal AFG digunakan sebagai input sistem.

Sinyal AFG tersebut akan menuju power amplifier untuk dikuatkan. power

amplifier diberi sumber tegangan DC 12 V. Sinyal yang telah dikuatkan oleh

power amplifier akan menuju kumparan transmitter untuk ditransmisikan menuju

receiver. Antara transmitter dan receiver diberikan variasi perubahan posisi dan

media penghalang. Perubahan posisi yang dimaksud seperti perubahan jarak,


27

sudut, dan pergeseran pada kedua kumparan tersebut. Sinyal yang telah diterima

receiver akan menuju ke beban yang merupakan resistor. Channel 1 osciloskop

diletakan transmitter sedangkan channel 2 osciloskop diletakan pada beban.

3.3.2 Diagram Pengkabelan

Berikut diagram pengkabelan perangkat wireless power transfer dapat

dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Diagram Pengkabelan


Sinyal AFG diberi sumber AC kemudian sinyal keluaran AFG dikuatkan

oleh power amplifier. DC power supply digunakan sebagai catu daya pada catu

daya untuk menguatkan power amplifier. Pada rangkaian tersebut masing -

masing transmitter dan receiver dipasang kapasitor dan resistor (RC) yang

tersusun secara seri dengan transmitter dan receiver. Rangkaian RC berfungsi

sebagai komponen induktif yang meghasilkan magnetic coupled untuk

mentransmisikan daya dari transmitter ke receiver. Adapun resistor dipasang


28

pararel digunakan sebagai beban. Channel 1 osciloskop diletakan transmitter

sedangkan channel 2 osciloskop diletakan pada beban.

3.3.3 Flowchart

Adapun flowchart atau diagram alir cara kerja wireless power transfer

tersaji pada Gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Flowchart
29

3.4 Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan dengan melakukan berbagai percobaan pada

transmitter dan receiver. Percobaan dilakukan dengan memberi variasi perubahan

jarak, perubahan sudut, pergeseran, dan memberikan media penghalang diantara

transmitter dan receiver.

3.4.1 Pengujian dengan Melakukan Variasi Perubahan Jarak

Pengujian pertama dilakukan dengan memberikan variasi perubahan jarak

dengan rentang 2-10 cm. Frekuensi AFG yang diberikan adalah 1250 Hz dan 1300

Hz. Pengujian dilakukan untuk menemukan nilai tegangan dan arus pada

transmitter dan receiver. Adapun ilustrasi pengujian dengan variasi perubahan

jarak terdapat pada Gambar 3.4.

Gambar 3. 4 Ilustrasi Pengujian Variasi Perubahan Jarak

3.4.2 Pengujian dengan Melakukan Variasi Perubahan Posisi Sudut Antara

Transmitter dan Receiver

Pengujian kedua dilakukan dengan memberikan variasi perubahan sudut

antara transmitter dan receiver. Pada transmitter diberikan variasi sudut yaitu
30

(90°-45°,0°,45°,50°). Sedangkan pada receiver diberikan variasi sudut yaitu

(0°,15°,30°,45°,60°,75°,90°). Frekuensi AFG yang diberikan sebesar 1250 Hz.

Pengujian dilakukan untuk menemukan tegangan keluaran yang dihasilkan.

Adapun ilustrasi pengujian dengan variasi perubahan posisi sudut

antaratransmitter dan receiver terdapat pada Gambar 3.5.

Gambar 3. 5 Ilustrasi Pengujian Variasi Perubahan Posisi Sudut Antara


Transmitter dan Receiver

3.4.3 Pengujian dengan Melakukan Variasi Perubahan Pergeseran Receiver

Pengujian ketiga dilakukan dengan memberikan variasi perubahan

pergeseran receiver. Receiver akan digeser dengan jarak ¼ d, ½ d, ¾ d, dan 1d

dari diameter transmitter. Pengujian dilakukan dengan rentang jarak 2-10 cm.

Pengujian dilakukan untuk menemukan tegangan keluaran pada WPT dan beda

fase yang tampak pada gelombang keluaran. Adapun ilustrasi pengujian dengan

variasi pergeseran receiver terdapat pada Gambar 3.6.

Gambar 3. 6 Ilustrasi Variasi Perubahan Posisi Pergeseran Receiver


31

3.4.4 Pengujian dengan Melakukan Variasi Media Penghalang Antara

Transmitter dan Receiver

Pengujian keempat dilakukan dengan memberikan variasi media

penghalang antara kumparan transmitter dan kumparan receiver. Media

penghalang yang digunakan memiliki nilai permeabilitas yang berbeda-beda.

Media penghalang yang digunakan berupa kertas, plastik, karet, alumunium jaring

dan plat, serta besi jaring dan plat. Pengujian dilakukan dengan meletakan media

penghalang dengan jarak ¼ hingga 1 dari diameter coil. Pengujian tersebut

dilakukan untuk mengetahui apakah media penghalang tersebut akan

mempengaruhi tegangan keluar pada WPT. Adapun ilustrasi pengujian dengan

variasi media penghalang antara transmitter dan receiver terdapat pada Gambar

3.7.

Gambar 3. 7 Ilustrasi Pengujian Variasi Media Penghalang Transmitter dan


Receiver
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data dilakukan untuk

mengetahui berbagai variabel yang mempengaruhi kinerja perangkat WPT.

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan percobaan pada transmitter dan

receiver. Percobaan dilakukan dengan memberi variasi perubahan jarak,

perubahan sudut, pegeseran, dan memberikan media penghalang diantara

transmitter dan receiver.

4.1 Pengujian dengan Melakukan Variasi Perubahan Jarak dengan

Frekuensi AFG 1250 Hz

Pengujian ini dilakukan dengan mengubah jarak antara kumparan

transmitter dan kumparan receiver dengan nilai 2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10

cm. Pengujian ini menghasilkan nilai tegangan transmitter dan receiver

yangdidapatkan dari hasil pembacaan pada gelombang yang tampak pada

osciloskop. Nilai arus pada transmitter didapatkan dari hasil pembacaan

menggunakan multimeter. Berikut merupakan hasil pengujian dengan variasi

perubahan jarak yang disajikan pada Tabel 4.1.

32
33

Tabel 4. 1 Hasil Pengujian Variasi Perubahan Jarak


No Jarak (cm) Tegangan transmitter (V) Arus transmitter (A) Tegangan receiver (V) Arus receiver (A)
1 2 7,6 0,119 6,8 0,0120
2 4 7,6 0,122 4,8 0,0085
3 6 7,6 0,123 2,8 0,0049
4 8 7,6 0,124 2,4 0,0042
5 10 7,6 0,125 1,8 0,0032

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa semakin kecil

jarak antara transmitter dan receiver semakin besar tegangan receiver yang

dihasilkan. Semakin jauh jarak antara kumparan transmitter dan kumparan

receiver semakin kecil tegangan receiver yang dihasilkan. Dengan memberikan

perubahan jarak antara kumparan transmitter dan kumparan receiver akan

menghasilkan tegangan dan arus output yang berbeda-beda. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan frekuensi AFG sebagai masukan adalah 1250 Hz. Tegangan

transmitter dihasilkan berdasarkan hasil pembacaan gelombang pada channel 1

yang berwarna kuning. Sedangkan tegangan receiver dihasilkan berdasarkan hasil

pembacaan gelombang pada channel 2 yang berwarna biru. Frekuensi AFG

sebagai masukan menyebabkan tegangan transmitter bernilai tetap yaitu 7,6 V.

Pada osiloskop tampak tegangan transmitter yang terbaca adalah 7,6 V

sedangkan tegangan receiver yaitu 6,8 V pada jarak 2 cm. Arus transmitter pada

jarak 2 cm yaitu 0,119 A dan arus receiver-nya yaitu 0,0120 A. Tampilan

gelombang pada pengujian variasi jarak 2 cm tampak pada Gambar 4.1.


34

Gambar 4. 1 Tampilan Gelombang Pengujian Variasi Jarak 2 cm

Pada Gambar 4.1 tampak gelombang warna kuning menggambarkan

transmitter dan gelombang warna biru menggambarkan receiver. Berdasarkan

Persamaan 2.1 ditemukan nilai tegangan transmitter sebagai berikut:

𝑉𝑝𝑝 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣

𝑉𝑝𝑝 = 3,8 × 2 𝑉

𝑉𝑝𝑝 = 7,6 𝑉

Berdasarkan Persamaan 2.2 ditemukan nilai tegangan transmitter sebagai

berikut:

𝑉𝑝𝑝
𝐼= 𝑅×2√2

7,6 𝑉
𝐼= 200 Ω×2√2

𝐼 = 0,0120 𝐴

Berdasarkan Persamaan 2.1 ditemukan nilai tegangan receiver sebagai

berikut:
35

𝑉𝑝𝑝 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣

𝑉𝑝𝑝 = 3,4 × 2 𝑉

𝑉𝑝𝑝 = 6,8 𝑉

Berdasarkan Persamaan 2.2 ditemukan nilai tegangan receiver sebagai

berikut:

𝑉𝑝𝑝
𝐼= 𝑅×2√2

6,8 𝑉
𝐼= 200 Ω×2√2

𝐼 = 0,0032 𝐴

Pada jarak 4 cm diperoleh nilai arus transmitter yaitu 0,122 A. Tegangan

receiver yang dihasilkan yaitu 4,8 V dan arus receiver yang dihasilkan adalah

0,0085 A. Pada jarak 6 cm diperoleh nilai arus transmitter yaitu 0,123 A.

Tegangan receiver yang dihasilkan yaitu 2,8 V dan arus receiver yang dihasilkan

adalah 0,0049 A. Pada jarak 8 cm diperoleh nilai arus transmitter yaitu 0,124 A.

Tegangan receiver yang dihasilkan yaitu 2,4 V dan arus receiver yang dihasilkan

adalah 0,0042 A.

Tegangan receiver terkecil pada jarak 10 cm yaitu 1,8 V sedangkan arus

receiver yaitu 0.0032 A. Arus transmitter pada jarak 10 cm yaitu 0,125 A.

Tampilan gelombang pada pengujian variasi jarak 10 cm tampak pada Gambar

4.2.
36

Gambar 4. 2 Tampilan Gelombang Pengujian Variasi Jarak 10 cm

8
7
6
Tegangan

5
4
3
2
1
0
24 6 8 10
Jarak (cm)

Tegangan transmitter (V) Tegangan receiver (V)

Gambar 4. 3 Grafik Perbandingan Tegangan Transmitter dan Receiver

Pada Gambar 4.3 merupakan grafik perbandingan tegangan transmitter

dan tegangan receiver hasil pengujian variasi perubahan jarak antara kedua

kumparan. Tampak pada grafik semakin besar jarak antara kedua kumparan nilai

tegangan transmitter adalah tetap, sedangkan nilai tegangan receiver mengalami

penurunan. Penurunan paling signifikan terjadi saat terjadi perubahan jarak 2 cm


37

dan 4 cm. Pada jarak 6 cm, 8 cm, dan 10 cm mengalami penurunan tegangan yang

kurang signifikan.

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.3 diperoleh nilai gradien yang tersaji

pada Tabel 4.2. Nilai gradien ditemukan hasil perbandingan selisih perubahan

tegangan receiver (∆𝜈) dan selisih perubahan jarak kumparan transmitter dan

kumparan receiver (Δ𝑑).

Tabel 4. 2 Gradien Penurunan Tegangan Receiver Variasi Perubahan Jarak


m1 -1 V/cm
m2 -1 V/cm
m3 -0,2 V/cm
m4 -0,3 V/cm
Rata-rata -0,625 V/cm

Pada Tabel 4.2 menunjukan gradien penurunan tegangan receiver

signifikan terdapat pada jarak 2 cm dan 4 cm dengan nilai -1 V/cm. Rata-rata

gradien penurunan tegangan receiver dari pengujian variasi perubahan jarak

kumparan transmitter dan receiver adalah -0,625 V/cm.

0,14
0,12
0,1
0,08
Arus

0,06
0,04
0,02
0

2 4 6 8 10
Jarak (cm)

Arus transmitter (A) Arus receiver (A)

Gambar 4. 4 Grafik Perbandingan Arus Transmitter dan Receiver


38

Pada Gambar 4.4 merupakan grafik perbandingan arus transmitter dan

arus receiver hasil pengujian variasi perubahan jarak antara kedua kumparan.

Kuat arus transmitter semakin besar sedangkan kuat arus receiver semakin kecil.

Kuat arus transmitter semakin besar disebabkan karena dikuatkan oleh power

amplifier. Apabila jarak antara kedua kumparan semakin jauh menyebabkan

sulitnya daya listrik untuk ditransmisikan mempengaruhi kuat arus listrik menjadi

semakin besar pada kumparan transmitter. Sedangkan kuat arus receiver semakin

kecil disebabkan karena adanya beban berupa resistor 200Ω. Adapun tabel

gradien penurunan arus receiver tersaji pada Tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Gradien Penurunan Arus Receiver Variasi Perubahan Jarak


m1 -0,00175 A/cm
m2 -0,0018 A/cm
m3 -0,00035 A/cm
m4 -0,0005 A/cm
Rata-rata -0,0011 A/cm

Pada Tabel 4.3 menunjukan gradien penurunan kuat arus receiver

signifikan terdapat pada jarak 2 cm dan 4 cm dengan nilai -0,00175 A/cm. Rata-

rata gradien penurunan kuat arus receiver dari pengujian variasi perubahan jarak

kumparan transmitter dan receiver adalah -0,0011 A/cm.

4.2 Pengujian dengan Melakukan Variasi Perubahan Posisi Sudut Antara

Transmitter Dan Receiver

Pada pengujian ini dilakukan dengan memberikan input AFG dengan

frekuensi 1250 Hz dan memberikan variasi perubahan sudut pada transmitter dan
39

receiver. Variasi sudut pada transmitter yaitu (-90°,-45°,0°,45°,50°). Variasi sudut

pada receiver yaitu (0°,15°,30°,60°,75°,90°). Pada pengujian ini terukur tegangan

receiver dari perangkat ini. Hasil pengujian perubahan variasi perubahan sudut

kumparan transmitter dan kumparan receiver terhadap tegangan dan kuat arus

transmitter dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Perubahan Variasi Perubahan Sudut


Kumparan Terhadap Tegangan dan Kuat Arus
Transmitter
Receiver
ϴ°
0° 15° 30° 45° 60° 75° 90°
V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V
-90°
I in: 0,126 A I in: 0,126 A I in: 0,126 A I in: 0,126 A I in: 0,126 A I in: 0,126 A I in: 0,126 A
V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V
-45°
Transmitter

I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in: 0,124 A
V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V

I in : 0,125 A I in : 0,125 A I in : 0,125 A I in : 0,125 A I in: 0,126 A I in: 0,126 A I in: 0,126 A
V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V
45°
I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in: 0,124 A I in : 0,125 A I in : 0,125 A
V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V V in: 7,6 V
50° I in : 0,125 A I in : 0,125 A I in : 0,125 A I in : 0,125 A I in : 0,125 A I in : 0,125 A I in : 0,125 A

Pada Tabel 4.4 tampak tegangan transmitter tidak mengalami perubahan

dengan nilai 7,6 V. Pada posisi sudut transmitter 90° kuat arus yang terukur

adalah 0,126 A tidak mengalami perubahan. Saat posisi sudut sudut transmitter -

45° kuat arus yang terukur adalah 0,124 A tidak mengalami perubahan. Padaposisi

sudut transmitter 50° kuat arus yang terukur adalah 0,125 A tidak mengalami

perubahan. Sedangkan pada posisi transmitter 0° dan 45° terjadi perubahan kuat

arus yang mengalir namun tidak signifikan. Adapun tabel hasil pengujian

perubahan variasi perubahan sudut kumparan transmitter dan kumparanreceiver

terhadap tegangan dan kuat arus receiver dapat dilihat pada Tabel 4.5.
40

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Perubahan Variasi Perubahan Sudut Kumparan


Terhadap Tegangan dan Kuat Arus Receiver
Receiver
ϴ°
0° 15° 30° 45° 60° 75° 90°
V out : 0,1 V V out : 0,57 V V out: 0,08 V V out: 0,76 V V out: 0,94 V V out: 0,9 V V out: 1,8 V
-90°
I out: 0,0002 A I out: 0,0010 A I out: 0,0001 A I out: 0,0013 A I out: 0,0017 A I out: 0,0016 A I out: 0,0032 A
V out: 4,4 V V out: 2,2 V V out: 1,8 V V out: 1,7 V V out: 3 V V out: 2,8 V V out 0,34 V
-45°
Transmitter

I out: 0,0078 A I out: 0,0039 A I out: 0,0032 A I out: 0,0030 A I out: 0,0028 A I out: 0,0019 A I out: 0,0032 A
V out: 3,5 V V out : 3,9 V V out: 3,8 V V out: 3,7 V V out: 3 V V out: 2,3 V V out: 0,13 V

I out: 0,0051 A I out: 0,0049 A I out: 0,0046 A I out: 0,0041 A I out: 0,0035 A I out: 0,0027 A I out: 0,0018 A
V out: 2,7 V V out: 2,5 V V out: 2,4 V V out: 2,3 V V out: 1,8 V V out: 1,5 V V out: 0,64 V
45°
I out: 0,0024 A I out: 0,0017 A I out: 0,0009 A I out: 0,0013 A I out: 0,0026 A I out: 0,0028 A I out: 0,0026 A
V out: 2,8 V V out: 2,8 V V out: 2,8 V V out: 2,6 V V out: 2,4 V V out: 2,2 V V out: 0,95 V
50° I out: 0,0027 A I out: 0,0006 A I out: 0,0002 A I out: 0,0013 A I out: 0,0019 A I out: 0,0028 A I out: 0,0027 A

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa posisi sudut

transmitter dan receiver mempengaruhi tegangan receiver yang dihasilkan.

Tegangan receiver terbesar yaitu 4,4 V dengan posisi sudut transmitter -45° dan

sudut receiver 0°. Sedangkan pada posisi sudut transmitter -45° dan sudut

receiver 90° diperoleh tegangan receiver 0,34 V. Arus receiver terbesar adalah

0,0051 A terjadi pada posisi sudut transmitter dan receiver 0°. Tampilan hasil

pengujian posisi sudut transmitter -45° dan sudut receiver 0° dapat dilihat pada

Gambar 4.5.

Gambar 4. 5 Tampilan Hasil Pengujian Posisi Sudut Transmitter -45° dan Sudut
Receiver 0°
41

Pada posisi sudut transmitter 0° dan sudut receiver 15° diperoleh nilai

tegangan receiver 3,9 V. Sedangkan saat posisi sudut transmitter 0° dan sudut

receiver 90° diperoleh nilai tegangan receiver 0,13 V. Pada posisi sudut

transmitter 45° dan sudut receiver 0° diperoleh nilai tegangan receiver 2,7 V.

Sedangkan pada posisi sudut transmitter 45° dan sudut receiver 90°

diperolehnilai tegangan receiver 0,64 V. Pada posisi sudut transmitter 50° dan

sudut receiver 0° diperoleh nilai tegangan receiver 2,8 V. Sedangkan pada posisi

sudut transmitter 50° dan sudut receiver 90° diperoleh nilai tegangan receiver

0,95 V.

Tegangan receiver terkecil yaitu 0,08 V dengan posisi sudut transmitter -

90° dan receiver 30°. Sedangkan pada posisi sudut transmitter -90° dan sudut

receiver 90° diperoleh nilai tegangan receiver yaitu 1,8 V. Arus receiver terkecil

adalah 0,0001 A terjadi pada posisi sudut transmitter -90° dan sudut receiver 30°.

Besar posisi sudut mempengaruhi tegangan receiver yang dihasilkan. Tampilan

gelombang hasil pengujian variasi sudut transmitter -90° dan sudut receiver 30°

dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4. 6 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Variasi Sudut Transmitter -


90° dan Sudut Receiver 30°
42

5
4
3
Tegangan
2
1
0

0° 15° 30° 45° 60° 75° 90°


Sudut receiver
-90° -45° 0° 45° 50°
Sudut transmitter
Gambar 4. 7 Grafik Tegangan Hasil Pengujian Variasi Perubahan Posisi Sudut
Transmitter dan Receiver

Pada Gambar 4.7 tampak grafik tegangan hasil pengujian variasi perubahan

sudut kumparan transmitter dan kumparan receiver. Pada posisi sudut transmitter

45° dan 50° mengalami penurunan tegangan receiver yang signifikan ketika

mengalami perubahan sudut receiver yang semakin besar. Berdasarkan grafikpada

Gambar 4.7 diperoleh nilai gradien yang tersaji pada Tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Gradien Tegangan Pengujian Variasi Perubahan Sudut Transmitter dan


Receiver
Sudut
transmitter (°) m1 m2 m3 m4 m5 m6 Rata-rata
-90° 0,03 V/° -0,03 V/° 0,05 V/° 0,01 V/° 0,00 V/° 0,06 V/° 0,02 V/°
-45° -0,15 V/° -0,03 V/° -0,01 V/° 0,09 V/° -0,01 V/° -0,16 V/° -0,05 V/°
0° 0,03 V/° -0,01 V/° -0,01 V/° -0,05 V/° -0,05 V/° -0,14 V/° -0,04 V/°
45° -0,01 V/° -0,01 V/° -0,01 V/° -0,03 V/° -0,02 V/° -0,06 V/° -0,02 V/°
50° 0,00 V/° 0,00 V/° -0,01 V/° -0,01 V/° -0,01 V/° -0,08 V/° -0,02 V/°

Pada sudut transmitter -90° ditemukan nilai rata-rata nilai gradien adalah

0,02 V/°. Sudut transmitter -45° ditemukan nilai rata-rata nilai gradien -0,05 V/°.

Sudut transmitter 0° ditemukan nilai rata-rata nilai gradien -0,04 V/°. Pada sudut

transmitter 45° dan 90° ditemukan nilai gradien penurunan tegangan receiver

yang sama yaitu -0,02 V/°. Sehingga perubahan tegangan paling signifikan terjadi
43

pada sudut transmitter -45° karena memiliki nilai gradien yang paling menurun.

Perubahan tegangan yang paling menunjukan gradien paling positif atau semakin

meningkat terjadi pada sudut transmitter -90°.

0,0090
0,0080
0,0070
0,0060
0,0050
0,0040
Arus

0,0030
0,0020
0,0010
0,0000

0° 15° 30° 45° 60° 75° 90°


Sudut receiver
-90° -45° 0° 45° 50°
Sudut transmitter

Gambar 4. 8 Grafik Arus Hasil Pengujian Variasi Perubahan Posisi Sudut


Transmitter dan Receiver

Pada Gambar 4.8 tampak grafik arus hasil pengujian variasi perubahansudut

kumparan transmitter dan kumparan receiver. Pada posisi sudut transmitter

-45° dan sudut receiver diantara 0° dan 15° mengalami penurunan arus receiver

yang signifikan. Posisi sudut transmitter 0° menghasilkan arus receiver yang

mengalami penurunan dengan stabil. Berdasarkan grafik pada Gambar 4.8

diperoleh nilai gradien yang tersaji pada Tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Gradien Tegangan Pengujian Variasi Perubahan Sudut Transmitter dan


Receiver
Sudut
transmitter
(°) m1 m2 m3 m4 m5 m6 Rata-rata
-90° 0,000055 A/° -0,000058 A/° 0,000080 A/° 0,000021 A/° -0,000005 A/° 0,000106 A/° 0,000033 A/°
-45° -0,000259 A/° -0,000047 A/° -0,000012 A/° -0,000012 A/° -0,000059 A/° -0,000059 A/° -0,000075 A/°
0° -0,000012 A/° -0,000024 A/° -0,000035 A/° -0,000035 A/° -0,000059 A/° -0,000059 A/° -0,000037 A/°
45° -0,000047 A/° -0,000053 A/° 0,000031 A/° 0,000081 A/° 0,000018 A/° -0,000018 A/° 0,000002 A/°
50° -0,000134 A/° -0,000028 A/° 0,000071 A/° 0,000042 A/° 0,000061 A/° -0,000012 A/° 0,000000 A/°
44

Pada sudut transmitter -90° ditemukan nilai rata-rata nilai gradien terbesar

adalah 0,000033 A/°. Sudut transmitter -45° ditemukan nilai rata-rata nilai

gradien terkecil -0,000075 A/°. Sudut transmitter 0° ditemukan nilai rata-rata

nilaigradien

-0,000037A/°. Pada sudut transmitter 45° ditemukan nilai rata-rata nilai gradien

0,000002 A/°. Pada sudut transmitter 50° ditemukan nilai gradien 0,000000 A/°.

Sehingga perubahan arus paling signifikan terjadi pada sudut transmitter -45° dan

sudut receiver diantara 0° dan 15° karena memiliki nilai gradien yang paling

menurun.

Berdasarkan pengujian dengan variasi perubahan sudut kumparan transmitter

dan kumparan receiver ditemukan nilai beda fase yang tersaji pada Tabel 4.8.

Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Beda Fase Pengujian Variasi Posisi Sudut Kumparan
Transmitter dan Receiver
Receiver
ϴ°
0° 15° 30° 45° 60° 75° 90°
∆x : 1 ∆x : 1 ∆x : 6 ∆x : 1 ∆x : 1 ∆x : 1 ∆x : 6
λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19
-90° φ: 18,9° φ: 18,9° φ: 113,6° φ: 18,9° φ: 18,9° φ: 18,9° φ: 113,6°
∆x : 6 ∆x : 6 ∆x : 6 ∆x : 6 ∆x : 7 ∆x : 6 ∆x : 7
λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19
-45° φ: 113,6° φ: 113,6° φ: 113,6° φ: 113,6° φ: 132,6° φ: 113,6° φ: 132,6°
Transmitte

∆x : 7 ∆x : 6 ∆x : 6 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 1
λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19
r

0° φ: 132,6° φ: 113,6° φ: 113,6° φ: 132,6° φ: 132,6° φ: 132,6° φ: 18,9°


∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 6 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 1
λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19
45° φ: 132,6° φ: 132,6° φ: 113,6° φ: 132,6° φ: 132,6° φ: 132,6° φ: 18,9°
∆x : 6 ∆x : 6 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 6 ∆x : 6 ∆x : 6
λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19 λ: 19
50° φ: 113,6° φ: 113,6° φ: 132,6° φ: 132,6° φ: 113,6° φ: 113,6° φ: 113,6°
45

Berdasarkan Persamaan 2.3 diperoleh nilai beda fase sebagai berikut:


𝛥𝑥
𝜑= × 360°
𝜆
1
𝜑= × 360°
19

𝜑 = 0,052 × 360°

𝜑 = 18,9°

Hasil pengujian menunjukan beda fase ditemukan 18,9° ditemukan karena

adanya nilai Δ𝑥 = 1 dan nilai 𝜆 = 19. Beda fase 113,6° ditemukan karena adanya

nilai Δ𝑥 = 6 dan nilai 𝜆 = 19. Beda fase 132,6° ditemukan karena adanya nilai

Δ𝑥 = 7 dan nilai 𝜆 = 19. Adapun grafik yang menggambarkan perubahan beda

fase pada pengujian variasi perubahan posisi sudut kedua kumparan terdapat pada

Gambar 4.9.

140
120
100
Beda Fase

80
60
40
20
0

0° 15° 30° 45° 60° 75° 90°


Sudut receiver

-90° -45° 45° 50°
Sudut transmitter
Gambar 4. 9 Grafik Beda Fase Pengujian Variasi Posisi Sudut Kumparan
Transmitter dan Receiver
Pada grafik pada Gambar 4.9 tampak perubahan sudut transmitter dan

receiver menghasilkan nilai beda fase yang berubah-ubah sehingga tidak stabil.

Garis gaya listrik induksi disebabkan adanya arus listrik induksi dan beda

potensial listrik. Arus listrik induksi muncul ketika terdapat fluks magnetik.
46

Besarnya gaya gerak listrik dipengaruhi oleh jumlah lilitan, jenis bahan yang

digunakan, dan luas bidang yang terdapat medan magnet. Kumparan transmitter

memiliki nilai induktansi 17,47 mH sedangkan kumpatan receiver memiliki nilai

induktansi 15,47 mH terukur dari LCR meter. Nilai induktansi mempengaruhi

nilai fluks yang dihasilkan. Besarnya nilai GGL induksi dipengaruhi fluks dan

luasbidang medan magnet. Pada pengujian sudut transmitter -45° dan receiver 0°

menghasilkan tegangan receiver yang relatif tinggi karena luas bidang magnet

yang dihasilkan pada sudut tersebut kecil sehingga GGL induksi magnetik yang

dihasilkan besar. Sedangkan pada pengujian sudut transmitter -90° dan receiver

30° menghasilkan tegangan receiver yang relatif kecil karena luas bidang magnet

yang dihasilkan pada sudut tersbut besar sehingga GGL induksi yang dihasilkan

kecil.

4.3 Pengujian dengan Melakukan Variasi Perubahan Pergeseran Antara

Transmitter Dan Receiver

Pada pengujian ini dilakukan dengan memberikan input AFG dengan

frekuensi 1250 Hz dan memberikan variasi perubahan pergeseran

antaratransmitter dan receiver. Pergeseran dilakukan pada kumparan receiver

dengan variasi posisi (1/4,1/2,3/4,1) kali dari diameter kumparan transmitter.

Pengujianini dilakukan pada jarak (2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm, 10 cm). Hasil

pengujian ini adalah tegangan receiver dan geser fase. Tampilan hasil pengujian

variasi perubahan pergeseran antara transmitter dan receiver dapat dilihat pada

Tabel 4.9.
47

Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Variasi Perubahan Pergeseran Antara Transmitter dan


Receiver
Pergeseran Jarak (cm)
Receiver 2 4 6 8 10
1/4 D V out : 5,6 V V out : 4V V out : 2,8 V V out : 2V V out : 1,6 V
1/2 D V out : 4,5 V V out : 3,2 V V out : 2,4 V V out : 1,8 V V out : 1,6 V
3/4 D V out : 3,4 V V out : 2,5 V V out : 1,9 V V out : 1,8 V V out : 1,6 V
D V out : 0,25 V V out : 0,25 V V out : 0,36 V V out : 0,4 V V out : 0,4 V

Berdasarkan data pada Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa semakin jauh

pergeseran antara receiver maka nilai tegangan receiver yang dihasilkan semakin

kecil. Tegangan transmitter tidak mengalami perubahan dengan nilai 7,6 V. Pada

osciloskop tampak tegangan receiver terbesar yaitu 5,6 V pada posisi kumparan

receiver digeser ¼ kali dari diameter kumparan transmitter pada jarak 2 cm.

Tampilan gelombang hasil pengujian pergeseran ¼ d dengan jarak 2 cm tampak

pada Gambar 4.10.

Gambar 4. 10 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Pergeseran ¼ D


dengan Jarak 2 cm
48

Pada posisi pergeseran receiver ¼ d dengan jarak 10 cm menghasilkan

tegangan receiver yaitu 1,6 V. Saat posisi pergeseran receiver ½ d dengan jarak 2

cm menghasilkan tegangan receiver yaitu 4,5 V. Sedangkan saat posisi pergeseran

receiver dengan jarak 10 cm menghasilkan tegangan receiver yaitu 1,6 V. Pada

posisi pergeseran receiver ¾ d dengan jarak 2 cm menghasilkan tegangan receiver

yaitu 2,5 V. Sedangkan posisi pergeseran receiver ¾ d dengan jarak 2 cm

menghasilkan tegangan receiver yaitu 1,6 V. Tegangan receiver terkecil yaitu

0,25 V terjadi pada posisi pergeseran receiver 1 d dengan jarak 2 cm. Sedangkan

pada posisi pergeseran receiver 1 d dengan jarak 20 cm menghasilkan tegangan

receiver yaitu 0,4 V. Tampilan gelombang hasil pengujian posisi pergeseran 1 d

dengan jarak 2 cm dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4. 11 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Posisi Pergeseran 1 D


dengan Jarak 2 Cm
49

8
7
6
5
4
Tegangan

3
2
1
0

2 cm 4 cm 6 cm 8 cm 10 cm
Jarak (cm)

0D 1/4 D 1/2 D 3/4 D D

Gambar 4. 12 Grafik Hasil Pengujian Variasi Perubahan Pergeseran Kumparan


Receiver

Pada Gambar 4.12 tampak grafik hasil pengujian variasi perubahan

pergeseran kumparan receiver. Semakin besar jarak antara kedua kumparan

mengakibatkan penurunan tegangan receiver ketika mengalami

pergeseranreceiver dengan jarak 0 D, ¼ D, ½ D, dan ¾ D. Penurunan tegangan

receiver juga dipengaruhi perubahan pergeseran receiver yang semakin kecil.

Ketika kumparan mengalami pergeseran 1 D dari kumparan receiver

mempengaruhi penaikan tegangan receiver.

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.12 diperoleh nilai gradien penurunan

seperti yang tersaji pada Tabel 4.10.

Tabel 4. 10 Gradien Penurunan Tegangan Variasi Perubahan Pergesaran Receiver


Jarak pergeseran
m1 m2 m3 m4 Rata-rata
receiver
0D (0 cm) -1V/cm -1 V/cm -0,2 V/cm -0,3 V/cm -0,625 V/cm
1/4D (3,75 cm) -0,8 V/cm -0,6 V/cm -0,2 V/cm -0,6 V/cm -0,55 V/cm
1/2D (7,5 cm) -0,65 V/cm -0,4 V/cm -0,3 V/cm -0,1 V/cm -0,3625 V/cm
3/4D (11,25 cm) -0,45 V/cm -0,3 V/cm -0,05 V/cm -0,1 V/cm -0,225 V/cm
1D (15 cm) 0 V/cm 0,055 V/cm 0,02 V/cm 0 V/cm 0,01872 V/cm
50

Berdasarkan Tabel 4.10 tampak nilai gradien penurunan tegangan paling

signifikan pada saat jarak pergeseran receiver 0 D dengan jarak antara kedua

kumparan 2 cm dan 6 cm. Saat kumparan receiver digeser ¼ D terjadi penurunan

tegangan dengan nilai rata-rata gradien -0,55 V/cm. Ketika kumparan reciver

digeser ½ D terjadi penurunan tegangan dengan nilai rata-rata gradien -0,3625

V/cm. Saat kumparan receiver digeser ¾ D terjadi penurunan tegangan dengan

nilai rata-rata -0,225 V/cm. Sedangkan saat kumparan receiver digeser 1 D terjadi

sedikit penaikan tegangan dengan rata-rata 0,01875 V/cm disebabkan karena

jarakkedua kumparan yang lebih dekat. Nilai gradien terbesar adalah 0,055 V/cm

pada posisi kumparan receiver mengalami pergeseran 1 D dengan jarak diantara 2

cm dan 4 cm. Nilai gradien terkecil adalah -1 V/cm pada posisi kumparan receiver

0D dengan jarak diantara 2 cm dan 4 cm serta 4 cm dan 6 cm. Pengaruh jarak

pada tegangan receiver paling signifikan ketika mengalami pergeseran 0 D (tidak

ada pergeseran kumparan ke samping). Pengaruh pergeseran pada tegangan

receiver paling signifikan ketika jaraknya paling kecil yaitu 2 cm.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai Δ𝑥 = 7

dan nilai 𝜆 = 18 pada semua pengujian yang telah dilakukan. Maka diperolehnilai

beda fase yang sama yaitu 140°. Hasil perhitungan nilai beda fase dapat dilihat

pada Tabel 4.11.


51

Tabel 4. 11 Hasil Perhitungan Nilai Beda Fase


Pergeseran Jarak (cm)
Receiver 2 4 6 8 10
∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7
λ: 18 λ: 18 λ: 18 λ: 18 λ: 18
1/4 D φ: 140° φ: 140° φ: 140° φ: 140° φ: 140°
∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7
λ: 18 λ: 18 λ: 18 λ: 18 λ: 18
1/2 D φ: 140° φ: 140° φ: 140° φ: 140° φ: 140°
∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7
λ: 18 λ: 18 λ: 18 λ: 18 λ: 18
3/4 D φ: 140° φ: 140° φ: 140° φ: 140° φ: 140°
∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7 ∆x : 7
λ: 18 λ: 18 λ: 18 λ: 18 λ: 18
D φ: 140° φ: 140° φ: 140° φ: 140° φ: 140°

4.4 Pengujian dengan Melakukan Variasi Media Penghalang Antara

Transmitter dan Receiver

Pada pengujian ini dilakukan dengan memberikan media penghalang

diantara kumparan transmitter dan receiver. Media penghalang yang digunakan

memiliki nilai permeabilitas dan ukuran yang berbeda-beda. Media penghalang

yang digunakan seperti kertas, plastik, karet, aluminium, dan besi.

Pengujiandilakukan dengan meletakan media penghalang diantara kumparan

transmitter danreceiver dengan jarak (1/4,1/2,3/4,1) kali dari diameter kumparan.

Jarak antara transmitter dan receiver yang digunakan pada pengujian ini adalah 4

cm. Pengujian ini menghasilkan tegangan keluaran dari perangkat wireless

powertransfer. Data hasil pengujian variasi media penghalang tampak pada Tabel

4.12.
52

Tabel 4. 12 Hasil Pengujian Variasi Media Penghalang


8 Alumunium plat tebal 0,3 mm 4 V 3,6 V 3,2 V 2V
9 Besi jaring tebal 0,4 mm 4,47 V 4,46 V 4,45 V 4,4 V
10 Besi plat tebal 1,3 mm 4,3 V 4V 3,7 V 2,8 V

No Media Penghalang 1/4 D 1/2 D 1/2 D 1D


V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V
1
Tanpa Penghalang I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A
V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V
2
Kertas tebal 1,4 mm I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A
V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V
3
Kertas tebal 10,9 mm I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A
V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V
4
Plastik tebal 2,1 mm I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A
V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V
5
Plastik tebal 4,2 mm I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A
V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V V out: 4,8 V
6 Karet tebal 0,2 mm I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A I out: 0,0085 A
V out: 4,5V V out: 4,45 V V out: 4,4 V V out: 4,2 V
7
Aluminium jaring tebal 0,1 mmI out: 0,0080 A I out: 0,0079 A I out: 0,0078 A I out: 0,0074 A

Tegangan transmitter tidak mengalami perubahan dengan nilai 7,6 V. Pada

osciloskop tampak nilai tegangan receiver terbesar yaitu 4,8 V ketika diberi media

penghalang berupa kertas, plastik, dan karet. Media penghalang kertas, plastik,

dan karet tidak mempengaruhi besarnya tegangan receiver. Pada pengujian tanpa

media penghalang menghasilkan tegangan receiver gan receiver yaitu 4,8

V.Tampilan gelombang hasil pengujian dengan memberi media penghalang

berupa kertas, plastik, dan karet dapat dilihat pada Gambar 4.13.
53

Gambar 4. 13 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Media Penghalang


Berupa Kertas, Plastik, dan Karet
Besarnya ketebalan media penghalang berupa kertas, plastik, dan karet

tidak mempengaruhi gelombang yang dihasilkan. Posisi dalam meletakan media

penghalang antara transmitter dan receiver baik penuh, ¾ D, ½ D, ¼ D tidak

mempengaruhi gelombang yang dihasilkan.

Sedangkan tegangan receiver terendah yaitu 2 V ketika diberi media

penghalang berupa aluminium plat yang diletakan secara penuh diantarakumparan

transmitter dan receiver dengan ketebalan 0,3 mm. Tampilan gelombang hasil

pengujian dengan memberikan aluminium plat secara penuh antara kumparan

transmitter dan receiver dapat dilihat pada Gambar 4.14.


54

Gambar 4. 14 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Aluminium Plat Posisi


Penuh
Posisi media penghalang aluminium plat mempengaruhi tegangan receiver

yang dihasilkan. Ketika aluminium plat diletakan penuh diantara kumparan

menghasilkan tegangan receiver yaitu 2 V. Saat aluminium plat diletakan ¾ dari

diameter kumparan menghasilakan tegangan receiver yaitu 3,2 V. Kemudian

pengujian dilakukan dengan meletakan aluminium plat dengan posisi ½ dari

diameter kumparan menghasilkan tegangan receiver yaitu 3,6 V. Sedangkan

apabila aluminium plat diletakan dengan posisi ¼ dari diameter kumparan

menghasilkan tegangan receiver yaitu 4 V.

Jenis aluminium yang digunakan mempengaruhi gelombang yang

dihasilkan. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan aluminium

jaring dengan ketebalan 0,1 mm. Ketika aluminium jaring diletakan penuh

diantara kumparan menghasilkan tegangan receiver yaitu 4,2 V. Tampilan


55

gelombang hasil pengujian aluminium jaring yang diletakan diantara kumparan

transmitter dan receiver dapat dilihat pada Gambar 4.14.

Gambar 4. 15 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Aluminium Jaring Posisi


Penuh

Saat aluminium jaring diletakan ¾ dari diameter kumparan menghasilkan

tegangan receiver yaitu 4,4 V. Kemudian pengujian dilakukan dengan meletakan

aluminium jaring dengan posisi ½ dari diameter kumparan menghasilkan tegangan

receiver yaitu 4,45 V. Sedangkan apabila aluminium jaring diletakan dengan

posisi

¼ dari diameter kumparan menghasilkan tegangan receiver yaitu 4,5 V.

Percobaan selanjutnya dilakukan dengan memberikan media penghalang

berupa besi diantara kumparan transmitter dan receiver. Besi yang digunakan

adalah besi plat dengan ketebalan 1,3 mm dan besi jaring dengan ketebalan 0,4

mm. Ketika besi plat diletakan penuh diantara kumparan menghasilkan tegangan
56

receiver yaitu 2,8 V. Tampilan gelombang hasil pengujian besi jaring yang

diletakan diantara transmitter dan receiver dapat dilihat pada Gambar 4.16.

Gambar 4. 16 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Besi Plat Posisi Penuh

Saat besi plat diletakan ¾ dari diameter kumparan menghasilkan tegangan

receiver yaitu 3,7 V. Kemudian pengujian dilakukan dengan meletakan besi plat

dengan posisi ½ dari diameter kumparan menghasilkan tegangan receiver yaitu 4

V. Sedangkan apabila besi plat diletakan dengan posisi ¼ dari diameter kumparan

menghasilkan tegangan receiver yaitu 4,3 V.

Percobaan selanjutnya dilakukan dengan meletakan besi jaring antara

kumparan transmitter dan receiver. Ketika besi jaring diletakan penuh diantara

kumparan menghasilkan tegangan receiver yaitu 4,4 V. Tampilan gelombang hasil

pengujian besi jaring yang diletakan diantara transmitter dan receiver dapat dilihat

pada Gambar 4.17.


57

Gambar 4. 17 Tampilan Gelombang Hasil Pengujian Besi Jaring Posisi Penuh

Saat besi jaring diletakan ¾ dari diameter kumparan menghasilkan

tegangan receiver yaitu 4,45 V. Kemudian pengujian dilakukan dengan meletakan

besi jaring dengan posisi ½ dari diameter kumparan menghasilkan tegangan

receiver yaitu 4,46 V. Sedangkan apabila besi jaring diletakan dengan posisi ¼

dari diameter kumparan menghasilkan tegangan receiver yaitu 4,47 V.

Besarnya GGL induksi dipengaruhi jenis karakteristik dari media

penghalang yang digunakan. Berat jenis merupakan perbandingan antara berat

suatu bahan dan volume bahan tersebut. Berat jenis karet tergolong kecil 1522

kg/m3 tidak mempengaruhi GGL induksi sehingga menghasilkan tegangan

receiver yang relatif tinggi. Berat jenis aluminium 2712 kg/m 3 menyebabkan

GGLinduksi berkurang sehingga tegangan receiver yang dihasilkan lebih kecil

daripada tanpa penghalang. Berat jenis besi 7250 kg/m3 menyebabkan GGL
58

induksi berkurang sehingga tegangan receiver yang dihasilkan lebih kecil

daripada tanpa penghalang.

Kemampuan suatu benda untuk dapat dilewati garis gaya magnet disebut

nilai permeabilitas. Garis gaya magnet timbul karena terjadinya induksi

elektromagnetik. Setiap bahan konduktor memiliki nilai permeabilitas magnetik

yang berbeda-beda. Aluminium merupakan salah satu bahan konduktor yang

memiliki nilai permeabilitas yaitu 1,256665×10-6 H/m. Besi memiliki nilai

permeabilitas 2,5×10-1 H/m. Sedangkan nilai permeabilitas ruang hampa adalah

1.25663706212×10−6 H/m. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan tegangan

receiver pada percobaan ketika diberikan media penghalang aluminium lebih kecil

dibandingkan hasil percobaan ketika diberikan media penghalang besi. Nilai

permeabilitas alumunium lebih besar dari nilai permeabilitas ruang hampa.

Sedangkan nilai permeabilitas ruang hampa lebih kecil dari nilai permeabilitas

besi. Pada pengujian tanpa media penghalang atau disebut hanya terdapat ruang

hampa menghasilkan tegangan receiver 4,8 V. Sedangkan ketika diberikan media

penghalang berupa alumunium plat menghasilkan penurunan tegangan receiver

yaitu 2 V. Nilai permeabilitas aluminium lebih kecil dari nilai permeabilitas besi.

Ketika diberikan media penghalang berupa besi plat menghasilkan tegangan

receiver yaitu 2,8 V. Nilai permeabilitas yang kecil menyebabkan GGL induksi

semakin besar menghasilkan tegangan receiver yang besar. Nilai permeabilitas

yang besar menyebabkan GGL induksi semakin kecil menghasilkan tegangan

receiver yang kecil.


59

Kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan energi listrik disebut

konduktivitas. Nilai konduktivitas ruang hampa 3×10-15 Siemens/m lebih kecil dari

pada konduktivitas aluminium dan besi tidak menyebabkan perubahan GGL

induksi menghasilkan tegangan receiver yang relatif besar. Nilai konduktivitas

aluminium 3,69×107 Siemens/m lebih besar dari pada konduktivitas ruang hampa

menyebabkan terjadi perubahan GGL induksi semakin kecil menghasilkan

tegangan receiver yang lebih kecil daripada tanpa penghalang. Nilai konduktivitas

besi 1×107 Siemens/m lebih besar dari pada konduktivitas ruang hampa

menyebabkan terjadi perubahan GGL induksi semakin kecil menghasilkan

tegangan receiver yang lebih kecil daripada tanpa penghalang.

4
Tegangan

1/4 D 1/2 D 1/2 D 1D


Jarak Posisi Media Penghalang (D)

Gambar 4. 18 Grafik Hasil Pengujian Tegangan Variasi Media Penghalang


Kertas, Plastik, dan Karet

Pada Gambar 4.18 tampak grafik hasil pengujian variasi media penghalang

kertas, plastik, dan karet menghasilkan tegangan receiver yang stabil yaitu 4,8 V

dan tidak terjadi penurunan tegangan receiver.


60

0,009
0,008
0,007
0,006
0,005
0,004
0,003
Arus

0,002
0,001
0

1/4 D 1/2 D 1/2 D 1D


Posisi Media Penghalang (D)

Gambar 4. 19 Grafik Hasil Pengujian Arus Variasi Media Penghalang Kertas,


Plastik, dan Karet
Pada Gambar 4.19 tampak grafik hasil pengujian arus variasi media

penghalang kertas, plastik, dan karet menghasilkan tegangan receiver yang stabil

yaitu 0,0085 A dan tidak terjadi penurunan tegangan receiver.

5
4,5
4
3,5
3
2,5
Tegangan

2
1,5
1
0,5
0

1/4 D 1/2 D 1/2 D 1D


Jarak Posisi Media Penghalang (D)

Aluminium jaring tebal 0,1 mm Alumunium plat tebal 0,3 mm

Gambar 4. 20 Grafik Hasil Pengujian Tegangan Variasi Media Penghalang


Aluminium
61

Pada Gambar 4.20 adalah grafik hasil pengujian tegangan menggunakan

media penghalang aluminium plat tebal 0,3 mm dan aluminium jaring 0,1 mm.

Aluminium jenis plat lebih mempengaruhi penurunan tegangan receiver yaitu 2 V

sedangkan aluminium jenis jaring menghasilkan tegangan receiver yaitu 4,2 V.

Penurunan tegangan paling signifikan terjadi diantara jarak posisi

mediapenghalang

½ D dan 1 D.

0,0090
0,0080
0,0070
0,0060
0,0050
0,0040
Arus

0,0030
0,0020
0,0010
0,0000

1/4 D 1/2 D 1/2 D 1D


Posisi Media Penghalang (D)

Aluminium jaring tebal 0,1 mm Alumunium plat tebal 0,3 mm

Gambar 4. 21 Grafik Hasil Pengujian Arus Variasi Media Penghalang Aluminium

Pada Gambar 4.21 adalah grafik hasil pengujian arus menggunakan media

penghalang aluminium plat tebal 0,3 mm dan aluminium jaring 0,1 mm.

Aluminium jenis plat lebih mempengaruhi penurunan arus receiver yaitu 0,0035A

sedangkan aluminium jenis jaring menghasilkan tegangan receiver yaitu 0,0074

A. Penurunan arus paling signifikan terjadi diantara jarak posisi media penghalang

½ D dan 1 D.
62

5
4,5
4
3,5
3
Tegangan

2,5
2
1,5
1
0,5
0

1/4 D 1/2 D 1/2 D 1D


Jarak Posisi Media Penghalang (D)

Besi jaring tebal 0,4 mm Besi plat tebal 1,3 mm

Gambar 4. 22 Grafik Hasil Pengujian Tegangan Variasi Media Penghalang Besi

Pada Gambar 4.22 adalah grafik hasil pengujian tegangan menggunakan

media penghalang besi plat tebal 1,3 mm dan besi jaring 0,4 mm. Besi jenis plat

lebih mempengaruhi penurunan tegangan receiver yaitu 4,4 V sedangkan besi

jenis jaring menghasilkan tegangan receiver yaitu 2,8 V. Penurunan tegangan

paling signifikan terjadi diantara jarak posisi media penghalang ½ D dan 1 D.

0,0090
0,0080
0,0070
0,0060
0,0050
0,0040
Arus

0,0030
0,0020
0,0010
0,0000

1/4 D 1/2 D 1/2 D 1D


Posisi Media Penghalang (D)

Besi jaring tebal 0,4 mm Besi plat tebal 1,3 mm

Gambar 4. 23 Grafik Hasil Pengujian Arus Variasi Media Penghalang Besi


63

Pada Gambar 4.23 adalah grafik hasil pengujian arus menggunakan media

penghalang besi plat tebal 1,3 mm dan besi jaring 0,4 mm. Besi jenis plat lebih

mempengaruhi penurunan tegangan receiver yaitu 0,0049 A sedangkan besi jenis

jaring menghasilkan tegangan receiver yaitu 0,0078 A. Penurunan tegangan

paling signifikan terjadi diantara jarak posisi media penghalang ½ D dan 1 D.

Jarak posisi media penghalang mempengaruhi tegangan receiver yang

dihasilkan. Semakin besar jarak posisi media penghalang diletakan

mengakibatkan penurunan tegangan receiver. Berikur tabel yang menyajikan nilai

gradien penurunan tersaji pada Tabel 4.13.

Tabel 4. 13 Gradien Penurunan Tegangan Variasi Perubahan Media


Penghalang
No Media Penghalang Gradien
1 Tanpa Penghalang m 0 V/cm
2 Kertas tebal 1,4 mm m 0 V/cm
3 Kertas tebal 10,9 mm m 0 V/cm
4 Plastik tebal 2,1 mm m 0 V/cm
5 Plastik tebal 4,2 mm m 0 V/cm
6 Karet tebal 0,2 mm m 0 V/cm
m1 -0,2 V/cm
m2 -0,2 V/cm
Aluminium jaring tebal 0,1 mm m3 -0,8 V/cm
7 Rata-rata -0,4 V/cm
m1 -1,6 V/cm
m2 -1,6 V/cm
Alumunium plat tebal 0,3 mm m3 -4,8 V/cm
8 Rata-rata -2,66667 V/cm
m1 -0,04 V/cm
m2 -0,02 V/cm
Besi jaring tebal 0,4 mm m3 -0,2 V/cm
9 Rata-rata -0,08667 V/cm
m1 -1,2 V/cm
m2 -1,2 V/cm
Besi plat tebal 1,3 mm m3 -3,6 V/cm
10 Rata-rata -2 V/cm
64

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh rata-rata gradien penurunan tegangan

paling signifikan pada media penghalang aluminium plat yaitu -2,66667 V/cm.

Pengujian menggunakan media penghalang aluminium jaring ditemukan nilai

rata- rata gradien -0,4 V/cm. Pengujian menggunakan media penghalang besi plat

ditemukan nilai rata-rata gradien -2 V/cm. Pengujian menggunakan media

penghalang besi jaring ditemukan nilai rata-rata gradien -0,08667 V/cm. Media

penghalang yang pengaruhnya paling signifikan terhadap tegangan receiver

adalah aluminium plat dengan ketebalan 0,3 mm. Nilai permeabilitas aluminium

lebih besar dibandingkan permeabilitas ruang hampa menyebabkan tegangan

receiver yang dihasilkan semakin kecil.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian perangkat wireless power transfer yang telah

dilakukan dapat disimpulkan:

1. Perubahan variasi jarak mempengaruhi tegangan receiver perangkat wireless

power transfer. Semakin kecil jarak antara kumparan transmitter dan receiver

semakin besar tegangan receiver yang dihasilkan. Pada penelitian ini tegangan

receiver dihasilkan pada jarak 2 cm yaitu 6,8 V. Gradien penurunan rata-rata

tegangan receiver adalah -0,625 V/cm.

2. Semakin besar jarak antara transmitter dan receiver arus transmitter yang

dihasilkan semakin besar sedangkan arus receiver yang dihasilkan semakin

kecil. Arus receiver yang terbesar adalah 0,0120 A pada jarak 2 cm. Gradien

penurunan rata-rata kuat arus receiver adalah -0,0011 A/cm.

3. Perubahan variasi posisi sudut transmitter dan sudut receiver mempengaruhi

tegangan receiver yang dihasilkan. Tegangan receiver terbesar yaitu 4,4 V

dengan posisi sudut transmitter -45° dan sudut receiver 0°.

4. Pada nilai rata-rata gradien penurunan tegangan terkecil yaitu 0,02 V/° terjadi

pada posisi sudut transmitter -90°. Sedangkan nilai rata-rata gradien penurunan

tegangan terbesar yaitu -0,05 V/° terjadi pada posisi sudut transmitter -45°.

Pada sudut transmitter -90° ditemukan nilai rata-rata nilai gradien penurunan

65
66

arus terbesar adalah 0,000033 A/°. Sudut transmitter -45° ditemukan nilai rata-

rata nilai gradien penurunan arus terkecil -0,000075 A/°

5. Pengujian variasi posisi sudut transmitter dan sudut receiver mendapatkanhasil

nilai beda fase yang bervariasi yaitu 18,9°, 113,6° dan 132,6° disebabkan

perbedaan selisih gelombang yang dihasilkan.

6. Perubahan variasi pergeseran receiver mempengaruhi tegangan receiver yang

dihasilkan. Semakin jauh pergeseran receiver semakin kecil tegangan receiver

yang dihasilkan. Tegangan receiver terbesar yaitu 5,6 V pada posisi kumparan

receiver digeser ¼ kali dari diameter kumparan transmitter pada jarak 2 cm.

7. Pada pengujian variasi pergeseran receiver didapatkan tegangan receiver yang

semakin besar dengan jarak antara kedua kumparan yang semakin jauh. Rata-

rata gradien penurunan tegangan receiver yang paling signifikan terjadi ketika

mengalami pergeseran ¼ D adalah -0,55.

8. Pengujian variasi pergeseran receiver tidak menyebabkan perubahan nilai beda

fase yang sama sebesar 140°.

9. Perubahan variasi media penghalang antara transmitter dan receiver

mempengaruhi tegangan receiver yang dihasilkan. Media penghalang berupa

kertas, plastik, dan karet tidak mempengaruhi perubahan tegangan receiver

yang dihasilkan. Media penghalang berupa aluminium plat mempengaruhi

penurunan tegangan receiver yang dihasilkan dengan nilai 2 V. Media

penghalang berupa besi plat mempengaruhi penurunan tegangan receiver yang

dihasilkan dengan nilai 2,8 V. Rata-rata gradien penurunan tegangan receiver


67

paling signifikan terjadi pada pengujian menggunakan media penghalang

aluminium plat adalah -2,66667 V/cm.

10. Posisi diletakannya media penghalang diantara kumparan transmitter dan

kumparan receiver mempengaruhi tegangan receiver yang dihasilkan. Saat

media penghalang alumunium dan besi diletakan secara penuh diantara kedua

kumparan menyebabkan penurunan paling signifikan pada tegangan receiver.

5.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan perangkat wireless

power transfer dengan memberikan kendali system WPT tersebut.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh dari variasi

induktansi kumparan tembaga yang digunakan.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh dari variasi

ketebalan media penghalang yang sama.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan mendapatkan hasil yang sebanding tegangan

transmitter dan tegangan receiver.


DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. W. S., Zubaidah, T., & Okta, C. M. (2016). “Perancangan


DanAnalisis Sistem Transfer Daya Listrik Tanpa Kabel Dengan Kumparan
Multilayer Yang Bekerja Pada Frekuensi Rendah.” 3(2), 161–172.

Atik Charisma, Een Taryana, D. I. S. (2018). “Pemancar Pada Transmisi Energi


Listrik Tanpa Kabel”. Jurnal. Umj. Ac.Id
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/3601

B, A. R. C. (2014). “Tugas Paper Seminar 2 Studi Karakteristik Wireless Power


Transfer Dengan Prinsip Series-Series”.

Bachri, A., & Abidin, Z. (2020). “Simulasi Kopling Magnetik Transfer Energi
Nirkabel (Wireless Power Transfer)”. Jurnal Elektro, 5, 321–325.
http://www.jurnalteknik.unisla.ac.id/index.php/elektronika/article/download/
424/322

Electric-Power-Transmission-System-Engineering-Turan-Gonen.pdf. (n.d.).

Elektro, J. T., Tinggi, S., Jakarta, T., & Thief, J. (2018). “Lampu Led Penerangan
Jalan”. 7(1), 1–8.

Fadel, T. F. and firdaus. (n.d.). “Pengaruh Sudut Antar Kumparan Pada Transfer
Daya Nirkabel Menggunakan Metode Induksi Medan-Dekat”. 535–541.

Firasanti, A., Fatimah, M., Yusuf, M., & Indrastoto, K. (2019). “Uji Kinerja
Wireless Power Transfer dengan Media Lilitan Tembaga dan Antena
Performance Test of Wireless Power Transfer with Copper Coil and
Antenna”. November 2019, 618–623.

Harpawi, N. (2018). “Teknik Resonant Coupling Untuk Penambahan Jarak Pada


Wireless Charging”. Jurnal Elektro Dan Mesin Terapan, 4(1), 17–26.
https://doi.org/10.35143/elementer.v4i1.1430

Hidayat, R. (2016). “Sumber Daya Wireless Untuk Menghasilkan Energi Listrik


Terbarukan”. Sinergi, 20(2), 109. https://doi.org/10.22441/sinergi.2016.2.004

Kristiyono, R., Supriyanto, B., Studi, P., Elektronika, T., Teknologi, A.,
Surakarta, W., Grogol, K., & Baru, S. (2020). “Wireless Power Transfer
System Menggunakan Magnetic Resonant”. 125–134.

Liu, C., Jiang, C., Song, J., & Chau, K. T. (2019). “An Effective Sandwiched
Wireless Power Transfer System for Charging Implantable Cardiac
Pacemaker”. IEEE Transactions on Industrial Electronics, 66(5), 4108–
4117. https://doi.org/10.1109/TIE.2018.2840522

68
69

Nilai, U. (2018). ”In National Conference on the Sciences and Social Sciences
2018”. (NACOSS 18) (Vol. 18, Issue November).

Nugraha, M. M. (2018). “Micro Coil pada 300 KHz, 500 KHz , dan 1 MHz
sebagai Induktor Magnetik untuk Wireless Power Transfer Micro Coil in
300KHz , 500 KHz , and 1 MHz as Magnetic Inductors for Wireless Power
Transfer.” E-Proceeding of Engineering, 5(1), 603–609.

Nya Daniaty Malau, M. S. P. (2018). “Modul Fisika Gelombang”. 463.


http://repository.uki.ac.id/2645/1/ModulFisgel.pdf

Panggabean Berri. (2014). “Perancangan Sistem Transfer Energi Secara Wireless


Dengan Menggunakan Teknik Resonansi Induktif Medan Elektromagnetik”.
Jurnal Informatika Dan Teknik Elektro Terapan, 2(2).

Pratomo, S. W. (2016). “Perancangan Sistem Transfer Daya Nirkabel untuk


Unmanned Aerial vehicle (UAV) Micro Jenis Quadcopter”. Jurnal Nasional
Teknik Elektro, 5(3), 396. https://doi.org/10.25077/jnte.v5n3.323.2016

Rifqiana, A., & Wijono. (2019). “Variasi Frekuensi Dan Jarak Antar Kumparan
Pada Sistem Wireless Power Transfer”. 28–32.

Rompis, L., & Tado, I. (2019). “Perancangan Wattmeter Dc Menggunakan


Rangkaian Pengali Tegangan”. Jurnal Ilmiah Realtech, 15(1), 1–6.
https://doi.org/10.52159/realtech.v15i1.74

Samsurizal, S. (2018). “Analisis Wireless Power Transmission System Dalam


Aspek Regulasi Menggunakan Metode Benchmark”. Kilat, 7(2), 178–189.
https://doi.org/10.33322/kilat.v7i2.361

Santosa, A. Y. (2018). “Analisa Perancangan Rectenna Helix Mode Axial Pada


Frekuensi 900 Mhz Menggunakan Metode Vage Multiplier Cockroft Walton
Dan L Impedance”. Tugas Akhir Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik
Elektro Universitas Negeri Lampung.

Saputra, V. B., Kumolo, C., & Wibowo, N. F. F. (2016). “Analisis Luas


Penampang dan Pengaruh Jarak Terhadap Transmisi Daya pada Wireless
Charger Universal Smartphone”. Khazanah Informatika: Jurnal Ilmu
Komputer Dan Informatika, 2(1), 35. https://doi.org/10.23917/khif.v2i1.2020

Supriyanto, T., & Wulandari, A. (2015). “Rancang Bangun Wireless Power


Transfer (WPT) Menggunakan Metode Multi - Magnetic Resonator”. POLI-
Teknologi PNJ, 14(2), 1–6.

Surjati, Indra and Prasojo, A. K. (2019). “Rancang Bangun Wireless Power


Transfer (WPT) Menggunakan Prinsip Resonansi Induktif Elektromagnetik
70

dan Blocking Oscillator dengan Coil Berbentuk Spiral Mendatar”. 12, 97–
102.

Syukri, M. (2018). “Analisis Besaran Frekuensi Terhadap Daya Listrik Pada


Rangkaian Transmisi Listrik Nirkabel”. Jurnal Karya Ilmiah Teknik Elektro,
3(4), 7–18.
LAMPIRAN

Gambar L. 1 Pengujian Variasi Jarak Antara Kumparan Transmitter dan Receiver

Gambar L. 2 Pengujian Arus Transmitter

71
72

Gambar L. 3 Pengujian Variasi Posisi Sudut

Gambar L. 4 Pengujian Variasi Pergeseran Transmitter Dan Receiver


73

Gambar L. 5 Pengujian Variasi Media Penghalang

Gambar L. 6 Tampilan Gelombang Pada Osciloskop

Anda mungkin juga menyukai