Draft PKP 3 Desember Ok
Draft PKP 3 Desember Ok
PEDOMAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
EDISI 1
TAHUN 2020
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................................. 5
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................................5
1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................5
1.3 Dasar Hukum...................................................................................................5
BAB II KONSEP DAN RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS....9
2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Puskesmas...................................................9
2.2 Tujuan Penilaian Kinerja Puskesmas.........................................................9
2.3 Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas...........................................9
2.3.1 Proses Penilaian Kinerja Puskesmas..............................................10
2.3.1.1 Penilaian pencapaian cakupan pelayanan kesehatan......10
2.3.1.2 Penilaian pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam
penyelenggaraan kegiatan.................................................10
2.3.2 Penanggung jawab pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas...11
2.3.3 Waktu pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas.........................12
2.3.4 Pembagian Wilayah Penilaian Kinerja Puskesmas........................12
2.3.5 Evaluasi Penilaian Kinerja Puskesmas...........................................12
2.4 Indikator Kinerja Puskesmas.....................................................................12
2.4.1 Indikator kinerja Puskesmas,merupakan indikator yang terdiri. . .12
2.4.1.1 Penilaian Pencapaian Cakupan Kegiatan............................12
2.4.1.2 Penilaian Pelaksanaan Manajemen Puskesmas.................13
2.5 Definisi Operasional...................................................................................14
2.5.1 UKM Esensial.....................................................................................14
2.5.2 UKM Pengembangan.........................................................................34
2.5.3 Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)...........................................37
2.5.4 Manajemen Puskesmas....................................................................40
BAB III PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS..........................................................46
3.1 Tahapan Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas..............................46
3.1.1 Penetapan Target Puskesmas..........................................................46
3.1.2 Pengumpulan Data Hasil Kegiatan..................................................46
2
3.1.3 Pengolahan Data...............................................................................46
3.1.4 Penyajian Data Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas.......................47
3.1.5 Analisis Kinerja dan Rencana Tindak Lanjut..................................47
3.2 Penyajian Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas.........................................48
3.3 Format Penilaian Kinerja Puskesmas.......................................................49
3.4 Format Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas........................................49
BAB IV MONITORING, EVALUASI SERTA PELAPORAN.....................................50
BAB VI PENUTUP....................................................................................................52
LAMPIRAN……….................................................................................................... 53
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Provinsi DKI Jakarta sehingga menghasilkan kinerja Puskesmas yang efektif
dan efisien.
Semua Puskesmas Kecamatan di wilayah Provinsi DKI Jakarta telah
melakukan Penilaian Kinerja Puskesmas dan hasil penilaian telah dikirim ke
Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Akan tetapi format yang digunakan
antar Puskesmas yang satu dengan yang lainnya masih belum seragam,
sehingga menimbulkan kendala pada saat akan dilakukan analisis terhadap
hasil Penilaian Kinerja Puskesmas tersebut.
Selaku regulator bidang kesehatan di wilayah Provinsi DKI Jakarta,
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk mempersiapkan
regulasi dan kebijakan yang mendukung kelancaran proses manajemen
Puskesmas antara lain dengan melakukan penyusunan Pedoman Penilaian
Kinerja Puskesmas di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Pedoman Penilaian
Kinerja Puskesmas diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan
penyeragaman dalam penyusunan Penilaian Kinerja Puskesmas untuk
wilayah Provinsi DKI Jakarta.
1.2 Tujuan
5
3. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional
5. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat
6. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
736/MENKES/PER/36/2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air Minum
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1501/Menkes/Per/X/2010 Tahun 2010 tentang Penyakit Menular yang
dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1995/Menkes/SK/XII/2010 Tahun 2010 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
755)
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013
tentang Pengendalian HIV-AIDS
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014
tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak
6
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan Seksual
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat
Kesehatan Masyarakat
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2016
tentang Program Penanggulangan TB
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
tentang P2 TB
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Imunisasi
25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2017
tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018
tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Tehnis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
minimal Bidang Kesehatan;
28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
29. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan
7
30. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
31. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-
2022
8
BAB II
KONSEP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
9
segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
11
2.3.3 Waktu pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas
Jangka waktu pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas adalah
satu tahun terhitung mulai dari bulan Januari hingga bulan Desember
tahun berjalan.
13
2.5 Definisi Operasional
14
Saka Bakti Husada merupakan bentuk partisipasi generasi muda
khususnya pramuka dalam bidang kesehatan. Standar SBH
adalah minimal 1 di tiap ranting kecamatan.
UKBM lain terdiri dari atas Pos Kesehatan Pesantren, Tanaman
Obat Keluarga, Kelompok Pendukung Ibu, Pos Gizi, Pos UKK.
UKBM Aktif adalah UKBM yang aktif dan rutin melakukan kegiatan
di suatu wilayah tertentu dan dilaporkan hasil kegiatannya setiap
tahunnya secara berjenjang.
Rumus Penghitungan:
Jumlah UKBM yang aktif melakukan kegiatan di suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu dibagi Jumlah sasaran UKBM (atau
jumlah yang ada saat ini jika jumlah sasaran telah tercukupi) di
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dikali 100 %
15
b. Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang
Memenuhi Syarat Kesehatan Lingkungan
Pengertian:
TPM yang terdata adalah tempat-tempat pengelolaan makanan
seperti katering, rumah makan, dan restoran yang terdata pada e-
Monev HSP.
Syarat Higiene Sanitasi Pangan adalah sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1098 Tahun
2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran)
Rumus Penghitungan:
Jumlah TPM yang memenuhi syarat Higiene Sanitasi Pangan di
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah TPM yang
terdata di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
c. Jumlah kelurahan yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Pengertian:
STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852 Tahun 2008
tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) artinya
menjalankan minimal 5 (lima) pilar STBM, membentuk Natural
Leader, dan Rencana Tindak Lanjut Masyarakat (RTM). 5 (lima)
pilar STBM terdiri atas:
1) Tidak buang air besar (BAB) sembarangan
2) Mencuci tangan pakai sabun
3) Mengelola air minum dan makanan yang aman
4) Mengelola sampah dengan benar
5) Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
Kelurahan adalah kelurahan berlokasi di Provinsi DKI Jakarta
tahapan STBM:
16
1. Sosialisasi
2. Pemicuan
3. Terbentuk Natural Leaders
4. RTM (Rencana Tindak Lanjut Masyarakat)
5. Verifikasi
6. Declare
Rumus Penghitungan :
Jumlah akumulasi kelurahan yang Melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
17
Puskesmas yang pada setiap awal bulan dilaporan ke Sudinkes
Kab/Kota.
Rumus Penghitungan:
Jumlah Kematian Maternal dan Neonatal yang dilakukan
pembahasan kasus di suatu Puskesmas Kecamatan dalam kurun
waktu tertentu dibagi Jumlah Kematian Maternal dan Neonatal
yang tercatat di suatu wilayah Puskesmas Kecamatan dalam
kurun waktu tertentu dikali 100%
b. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil Sesuai Standar
Pengertian:
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil sesuai standar adalah pelayanan
yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan
dengan jadwal 1 kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga di wilayah kerja
Kabupaten/Kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun, yang
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter spesialis
Kebidanan dan Kandungan baik yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki
Surat Tanda Register (STR).
Yang disebut dengan standar pelayanan antenatal adalah
pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi
kriteria 10 T meliputi:
1) Pengukuran berat badan dan tinggi badan
2) Pengukuran tekanan darah
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas/LILA (nilai status gizi)
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5) Penentuan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
6) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan
8) Tes laboratorium meliputi tes kehamilan, pemeriksaan
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan golongan darah (bila
18
belum pernah dilakukan sebelumnya), pemeriksaan protein
urin (bila ada indikasi); yang pemberian pelayanannya
disesuaikan dengan trimester kehamilan
9) Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan
10) Temu wicara (konseling)
Rumus Penghitungan:
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal
kesehatan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan di
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah ibu hamil
di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
c. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Bersalin Sesuai Standar
Pengertian:
Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan di wilayah
kerja Kabupaten/Kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun,
yang dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter
Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan Pemerintah maupun Swasta yang memiliki
Surat Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan atau
persalinan dengan komplikasi.
Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi Polindes, Poskesdes,
Puskesmas, bidan praktek swasta, klinik pratama, klinik utama,
klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak, rumah sakit
pemerintah maupun swasta
Rumus Penghitungan:
Jumlah ibu bersalin yang mandapatkan pelayanan persalinan
sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah sasaran ibu bersalin di
suatu wilayah tersebut dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
d. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas Sesuai Standar
Pengertian:
Cakupan pelayanan nifas (KF) adalah pelayanan kepada ibu dan
neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan sesuai standar.
Konsep KF:
19
1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan.
2) Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu
nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari;
pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk
pemberian Vitamin A 2 (dua) kali serta persiapan dan/atau
pemasangan KB Pasca Persalinan.
3) Jumlah seluruh Ibu Nifas di hitung melalui estimasi dengan
rumus: 1,05 x Crude Birth Rate (CBR) x Jumlah Penduduk.
Rumus Penghitungan:
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan nifas sesuai
standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah
sasaran ibu nifas di suatu wilayah tersebut dalam kurun waktu
tertentu dikali 100%.
e. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir Sesuai Standar
Pengertian:
Bayi Baru Lahir adalah usia 0-28 Hari. Pelayanan Kesehatan bayi
baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan pada
bayi usia 0-28 hari Mengacu kepada Pelayanan Neonatal
Esensial sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
yaitu dengan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) pada usia 6-48 jam,
Kunjungan Neonatal 2 (KN2) pada usia 3-7 hari dan Kunjungan
Neonatal 3 (KN3) pada usia 8-28 hari, dilakukan oleh Bidan dan
atau Perawat dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Anak
yang memiliki Surat Tanda Register (STR).
Pelayanan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Polindes,
Poskesdes, Puskesmas, Bidan praktek swasta, klinik pratama,
klinik utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak, rumah
sakit pemerintah maupun swasta), Posyandu dan atau kunjungan
rumah.
Rumus Penghitungan:
Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai dengan standar dalam
20
kurun waktu tertentu dibagi Jumlah sasaran bayi baru lahir usia 0-
28 hari di wilayah tersebut dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
f. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Sesuai Standar
Pengertian:
Pelayanan Kesehatan bayi sesuai standar adalah bayi di berikan
layanan kesehatan oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki
kompetensi klinis paling sedikit dilakukan dengan 4 tahap penilian
selama kurun waktu satu tahun yaitu :
1) Tahap 1 saat bayi berusia 29 hari - 3 bulan
2) Tahap 2 Kunjungan Bayi pada usia 3-6 bulan
3) Tahap 3 Kunjungan Bayi usia 6 - 9 bulan
4) Tahap 4 Kunjungan Bayi pada usia 9 - 11 bulan
Rumus Penghitungan:
Jumlah bayi usia 29 hari-11 bulan yang mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu dibagi Jumlah bayi pada usia 29 Hari-11
bulan di wilayah tersebut dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
g. Pelayanan Kesehatan Pada Balita Sesuai Standar
Pengertian:
Pelayanan kesehatan balita sesuai standar adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan di
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta, dan
UKBM oleh Bidan dan atau Perawat dan atau Dokter/DLP dan
atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki Surat Tanda Register
(STR) di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun.
Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan
skrining tumbuh kembang, meliputi:
1) Pelayanan kesehatan anak usia 0-11 bulan
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali
setahun
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun
21
d) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1
kali setahun
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
2) Pelayanan kesehatan anak usia 12-23 bulan meliputi :
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali
dalam kurun waktu 6 bulan)
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali
setahun
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
e) Pemberian Imunisasi Lanjutan.
3) Pelayanan kesehatan anak usia 24-59 bulan meliputi :
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali
dalam kurun waktu 6 bulan)
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2
kali/tahun
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali
setahun.
4) Pemantauan perkembangan balita
5) Pemberian kapsul vitamin A
6) Pemberian imunisasi dasar lengkap
7) Pemberian imunisasi lanjutan
8) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan
9) Edukasi dan informasi.
Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita
menggunakan pendekatan manajemen terpadu balita sakit
(MTBS).
Rumus Penghitungan:
Jumlah balita usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu dibagi Jumlah semua balita usia 0-59 bulan di suatu
wilayah tersebut dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
22
h. Pelayanan Kesehatan Pada Calon Pengantin (Catin) Sesuai
Standar
Pengertian:
Calon Pengantin (Catin) adalah penduduk ber-KTP DKI, salah
satu calon atau kedua pasangannya
Skrining kesehatan calon pengantin adalah Pelayanan kesehatan
bagi calon pengantin meliputi :
1) Anamnesis :
a) Anamnesis umum dan tambahan untuk calon pengantin
b) Melengkapi persyaratan pemeriksaan dengan membuat
persetujuan atau informed concern
c) Jika diperlukan dapat dilakukan deteksi dini masalah
kesehatan jiwa
2) Pemeriksaan fisik (termasuk pemeriksaan status gizi)
3) Pemeriksaan penunjang
4) Komunikasi, Informasi dan Edukasi
5) Pelayanan gizi: pencegahan dan penanggulangan anemia
6) Imunisasi
7) Pengobatan/terapi dan rujukan
Skrining kesehatan adalah pemeriksaan kesehatan umum, potensi
penyakit menular (IMS, HIV, hepatitis) dan herediter (thalassemia).
Konseling Pra Nikah adalah suatu proses konsultasi dimana
seorang konselor membantu calon pengantin untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi sebelum
menikah.
Catin terdaftar adalah catin yang akan menikah dan terdaftar di
kantor kelurahan
Rumus Penghitungan:
Jumlah catin yang melakukan skrining kesehatan di suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah catin yang terdaftar di
suatu wilayah tersebut dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
23
i. Persentase PUS (Pasangan Usia Subur) yang mengunakan
KB Pasca Persalinan pada Masa Bersalin dan Nifas
Pengertian:
PUS (Pasangan Usia Subur) adalah pasangan yang istrinya
berumur antara 15 - 49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan
yang istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat
menstruasi.
KB Pasca Persalinan adalah pelayanan KB yang diberikan setelah
persalinan sampai kurun waktu 42 hari. Metode KB Pasca
persalinan dibagi dalam 2 jenis:
1) Non Hormonal
a) Metode Amenore Laktasi (MAL)
b) Kondom
c) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
d) Kontrasespsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi)
2) Hormonal
a) Progestin : pil, injeksi dan implant
b) Kombinasi : pil dan injeksi
Rumus Penghitungan:
Jumlah PUS yang menggunakan KB pasca persalinan di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah sasaran ibu
bersalin di suatu wilayah tersebut dalam kurun waktu tertentu
dikalli 100%
j. Skrining Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah Sesuai standar
Pengertian:
Pelayanan Skrining Kesehatan anak usia sekolah adalah kegiatan
skrining kesehatan yang diberikan kepada setiap anak usia
sekolah minimal satu kali pada kelas 1 sekolah dasar (SD), kelas
7 Sekolah menengah pertama (SMP) dan Kelas 10 Sekolah
Menengah Atas (SMA) yang dilakukan oleh Puskesmas di Provinsi
DKI Jakarta sesuai standar meliputi : a) Penilaian Status Gizi b)
Pemeriksaan Fisik c) Penilaian Tanda -tanda vital, tekanan darah,
nadi dan pernapasan d) Penilaian kesehatan gigi dan mulut e)
24
Penilaian ketajaman indra penglihatan dengan Poster snelen f)
Penilaian ketajaman indra pendengaran dengan garpu Tala;
Rumus Penghitungan:
Jumlah anak usia sekolah kelas 1 SD, Kelas 7 SMP dan Kelas 10
SMA yang mendapatkan skrining kesehatan di satuan pendidikan
dibagi Jumlah semua anak usia sekolah kelas 1 SD, Kelas 7 SMP
dan Kelas 10 SMA yang ada di wilayah kerja Kota/kabupaten
dalam kurun waktu satu tahun ajaran dikali 100%
25
waktu tertentu dibagi Jumlah Penduduk usia 60 tahun keatas yang
ada di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Rumus Penghitungan :
Jumlah anak balita kurus yang mendapat makanan tambahan di
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh
balita kurus di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dikali 100
%
28
Hubungan epidemiologi adalah adanya kontak antara satu suspek
dengan suspek lainnya.
Laporan C1 adalah laporan individu suspek campak dalam suatu
wilayah yang dilaporkan dalam waktu satu bulan.
Rumus Penghitungan:
Jumlah kasus suspek campak yang diambil spesimennya di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu satu tahun dibagi Jumlah
kasus suspek campak yang dilaporkan melalui laporan C1 di suatu
wilayah tersebut dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali
100%
d. Persentase Rumor Kejadian Luar Biasa (KLB) dan/atau
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Dilakukan Investigasi Dalam
Waktu Kurang Dari atau Sama Dengan 24 Jam
Pengertian:
KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan
atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
desa/kelurahan dalam waktu tertentu.
Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima
sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1
dapat juga berupa fax atau telepon. Penyelidikan KLB/ investigasi
KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cara-cara
epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui
gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-
cara penanggulangannnya.
Rumor KLB adalah suatu informasi atau berita yang didapatkan
tentang adanya dugaan KLB di suatu wilayah.
Rumus Penghitungan:
Jumlah Rumor Kejadian Luar Biasa (KLB) dan/atau Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang di investigasi dalam waktu kurang dari atau
sama dengan 24 Jam di suatu wilayah dalam kurun waktu satu
tahun dibagi Jumlah Rumor Kejadian Luar Biasa (KLB) dan/atau
Kejadian Luar Biasa (KLB) di suatu wilayah tersebut dalam kurun
waktu satu tahun yang sama dikali 100%
e. Pelayanan Kesehatan Pada Orang Dengan Risiko HIV Sesuai
29
Standar
Pengertian:
Orang dengan risiko terinfeksi HIV yaitu ibu hamil, pasien TBC,
pasien IMS, penjaja seks, lelaki yang berhubungan seks dengan
lelaki (LSL), waria/transgender, pengguna napza suntik (penasun)
dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Pelayanan kesehatan sesuai standar adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada orang dengan risiko terinfeksi HIV yang
meliputi :
- Upaya pencegahan pada orang yang memiliki resiko
terinfeksi HIV
- Tersedia SDM
- Promosi penyuluhan
- Jejaring kerja dan kemitraan
- Sosialisasi
- Pemeriksaan HIV ditawarkan secara aktif oleh petugas
kesehatan kepada orang yang berisiko dimulai dengan
Pemberian informasi terkait HIV-AIDS. Pemeriksaan HIV
menggunakan tes cepat HIV dengan menggunakan alat tes
dan tatalaksana sesuai standar nasional yang telah
ditetapkan.
- Rujukan Kasus HIV untuk mendapatkan pengobatan:
Orang dengan hasil pemeriksaan HIV positif harus dirujuk
ke fasilitas yang mampu menangani untuk mendapatkan
pengobatan ARV dan konseling HIV dan AIDS bagi orang
dengan HIV dan pasangannya, serta dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang lain dan penanganan lebih lanjut
jika dibutuhkan sesuai keadaan klinis, mengacu kepada
pedoman dan tatalaksana penanganan HIV AIDS.
Orang dengan infeksi menular seksual, waria/transgender,
pengguna NAPZA, dan warga binaan lembaga
permasyarakatan dengan hasil pemeriksaan HIV negative
dianjurkan melakukan pemeriksaan ulang/berkala sesuai
ketentuan.
30
Rumus Penghitungan :
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar di fasilitas pelayanan
kesehatan di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi
jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV di suatu wilayah
tersebut dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
f. Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue (CFR DBD)
Kurang Dari 1%
Pengertian:
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus
akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypt, ditandai dengan gejala demam 2-7
hari disertai manifestasi perdarahan, penurunan trombosit
(trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang ditandai
kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asitesis, efusi pleura,
hipoalbuminemia) dan atau dapat disertai gejala-gejala tidak khas
seperti nyeri kepala, nyeri otot & tulang, ruam kulit atau nyeri
belakang bola mata.
Case Fatality adalah angka yang dinyatakan dalam jumlah yang
berisikan data kematian akibat penyakit tertentu. Case Fatality
Rate Demam Berdarah (CFR DBD) adalah angka yang dinyatakan
dalam persentase yang berisikan data orang yang mengalami
kematian akibat DBD.
Rumus Penghitungan:
Jumlah penderita DBD yang meninggal di suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu dibagi jumlah penderita DBD di suatu wilayah
tersebut dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
g. Proporsi Penemuan Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat
Pengertian:
Kusta adalah penyakit menular menahun melalui pernafasan/
kontakerat dan lama yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
Leprae, menyerang kulit, saraf tepi, dan organ tubuh lain pada
manusia yang mengakibatkan cacat penampilan & fisik, gangguan
sosialisasi serta diskriminasi.
31
Kasus kusta baru adalah kasus kusta yang baru ditemukan dalam
periode 1 tahun. Kasus kusta baru tanpa cacat adalah kasus kusta
baru yang ditemukan dalam keadaan tidak mengalami kecacatan
(tidak dalam kondisi status cacat tingkat 1 maupun cacat ).
Proporsi penemuan kasus kusta baru tanpa cacat adalah
persentase perbandingan jumlah penemuan kasus kusta baru
tanpa cacat dengan jumlah total kasus kusta baru yang ditemukan
dalam 1 tahun.
Rumus Penghitungan:
Jumlah kasus kusta baru tanpa cacat di suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah kasus kusta baru yang
ditemukan di suatu wilayah tersebut dalam kurun waktu tertentu
dikali 100%
h. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberculosis Sesuai
Standar
Pengertian:
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan sesuai standar bagi orang dengan terduga TBC dinilai
dari persentase jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan
pelayanan TBC sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
Rumus Penghitungan:
Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan
penunjang dalam kurun waktu tertentu dibagi Jumlah orang yang
terduga TBC dalam kurun waktu tertentu dikali 100 %
i. Persentase Penduduk Usia 15-59 Tahun yang Diskrining
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM)
Pengertian:
Skrining faktor resiko Penyakit Tidak Menular sesuai standar
adalah pemeriksaan kesehatan mencakup: Deteksi kemungkinan
obesitas, Deteksi hipertensi, Deteksi Kemungkinan Diabetes
melitus, Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku,
Pemeriksaan ketajaman penglihatan, Pemeriksaan ketajaman
32
pendengaran, Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara.
Rumus Penghitungan:
Jumlah penduduk usia 15-59 tahun mendapat pelayanan skrining
kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu 1 tahun dibagi
jumlah warga negara usia 15-59 tahun yang ada di wilayah kerja
dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%
j. Pelayanan Kesehatan Pada Penduduk Penderita Hipertensi
sesuai standar
Pengertian:
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar yang meliputi pengukuran tekanan darah dilakukan
minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan,
edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat
dan melakukan rujukan jika diperlukan. Standar pelayanan
kesehatan hipertensi adalah mengikuti panduan Praktik Klinik Bagi
Dokter di FKTP meliputi pemeriksaan dan monitoring tekanan
darah, edukasi, pengaturan diet seimbang, aktivitas fisik dan
pengelolaan farmakologis yang bertujuan untuk mempertahankan
tekanan darah pada <140/90 mmHg untuk usia dibawah 60 tahun
dan <150/90 mmHg untuk usia diatas 60 tahun.
Rumus Penghitungan:
Jumlah penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibagi
jumlah estimasi penderita hipertensi di suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu dikali 100%
k. Pelayanan Kesehatan Pada Penduduk Penderita Diabetes
Melitus Sesuai Standar
Pengertian:
Penderita Diabetes Melitus (DM) adalah penduduk yang
ditemukan menderita DM atau penyandang DM memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh Dokter,
perawat, Nutisionist sesuai kewenangannya mencakup edukasi,
aktivitas fisik, terapi nutrisi medis dan intervensi farmakologis.
33
Rumus Penghitungan:
Jumlah penyandang Diabetes Melitus yang mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar di suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu dibagi jumlah penyandang Diabetes Melitus di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu dikali 100%
Pengertian :
34
terkait, lintas sektor dan tokoh masyarakat peduli
kesehatan.
- Pendampingan kader bersama TP-PKK, Pertanian dan
lintas sektor lainnya, dalam kegiatan asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan keterampilan di wilayah kerjanya.
- Pemantauan secara periodik atas pelaksanaan kegiatan
asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan keterampilan di
wilayah kerjanya agar kegiatan dapat berlangsung dengan
baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
- Fasilitator Puskesmas menjemput catatan kader tentang
pelaksanaan kegiatan kelompok asuhan mandiri setiap
bulannya dan melaporkan ke Dinas Kesehatan setiap
triwulan.
Cara Penghitungan :
Jumlah Kelompok ASMAN TOGA yang mendapat pembinaan
dari petugas Puskesmas dibagi Jumlah kelompok ASMAN
TOGA yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun dikali 100%
b. Persentase Puskesmas Kecamatan yang Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pengertian:
Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tradisional adalah puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan
tradisional terhadap masyarakat di wilayah kerjanya yang
memenuhi kriteria :
- Puskesmas yang melaksanakan asuhan mandiri kesehatan
tradisional ramuan (pemanfaatan TOGA) dan ketrampilan
(akupresur untuk keluhan ringan)
- Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sudah dilatih
dan melaksanakan upaya kesehatan tradisional
Cara Pengitungan :
Jumlah Puskesmas Kecamatan yang menyelenggarakan upaya
pengembangan kesehatan tradisional di suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu dibagi jumlah puskesmas kecamatan di suatu
35
wilayah dalam kurun waktu tertentu dikali 100 %
2. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pengertian :
Kunjungan Rumah adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit. Kunjungan rumah dilakukan
oleh tenaga kesehatan puskemas (perawat/perawat kesehatan
jiwa masyarakat, dokter dan kader kesehatan/kesehatan jiwa)
kepada keluarga dengan gangguan jiwa
Cara Penghitungan :
Jumlah ODGJ yang dilakukan kunjungan rumah di suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah semua ODGJ di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu dikali 100 %
b. Pelayanan Kesehatan Pada Orang dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat Sesuai Standar
Pengertian:
Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ adalah pelayanan
promotif dan preventif yang bertujuan meningkatkan kesehatan
jiwa ODGJ berat (psikotik) dan mencegah terjadinya
kekambuhan dan pemasungan yang diberikan oleh perawat
dan dokter puskesmas di wilayah kerjanya, mencakup: edukasi
dan evaluasi tentang tanda dan gejala gangguan jiwa,
kepatuhan minum obat dan informasi terkait obat, mencegah
tindakan pemasungan, kebersihan diri, sosialisasi, kegiatan
rumah tangga dan aktivitas bekerjasederhana.
Rumus Penghitungan:
Jumlah ODGJ berat (psikotik) yang mendapat pelayanan
kesehatan jiwa promotif dan preventif sesuai standar dalam
kurun waktu 1 tahun dibagi jumlah ODGJ (psikotik) pada suatu
36
wilayah dalam kurun waktu tahun yang sama dikali 100 %
37
1. Pelayanan Rawat Jalan
Pengertian :
Kunjungan rawat jalan adalah kunjungan seseorang yang
mendapatkan pelayanan pengobatan tanpa perlu rawat inap, di
dalam dan diluar gedung Puskesmas (jaringan Puskesmas), yang
bersumber pada register rawat jalan umum. Rawat jalan adalah
pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi yang meliputi
observasi, diagnosa, pengobatan, rehab medik tanpa tinggal di
ruang rawat inap
Cara Perhitungan :
Jumlah kunjungan rawat jalan di suatu Puskesmas dalam kurun
waktu tertentu di bagi 10 % dari jumlah kepesertaan BPJS yang
terdaftar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut dalam kurun
waktu satu tahun dikali 100 %
2. Pelayanan Rawat Inap di Ruang Bersalin
a. Pelayanan Persalinan Sesuai Standar
Pengertian :
Pelayanan Persalinan adalah Pelayanan persalinan yang
dilakukan sesuai standar di Puskesmas yang dilakukan oleh
Bidan dan atau Dokter yang bekerja di Puskesmas yang
memiliki Surat Tanda Register (STR) baik persalinan normal
dan atau persalinan dengan penyulit.
Cara Penghitungan :
Jumlah pertolongan persalinan sesuai standar di suatu
Puskesmas dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh
persalinan yang ditolong di Puskesmas tersebut dalam kurun
waktu tertentu dikali 100 %
3. Pelayanan Perkesmas
a. Follow Up Kasus
Pengertian :
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu
bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta
38
mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu
kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga
mandiri dalam upaya kesehatannya. Follow Up Kasus dilakukan
untuk kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah (individu
dalam konteks keluarga) Merupakan asuhan keperawatan
individu di rumah dengan melibatkan peran serta aktif keluarga.
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
Penemuan suspek/kasus kontak serumah.
Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan
keluarganya.
Pemantauan keteraturan berobat sesuai program
pengobatan.
Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai
rencana.
Pelayanan keperawatan dasar langsung(direct care) maupun
tidak langsung (indirect care).
Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
Cara Penghitungan :
Jumlah Kasus yang dilakukan follow up di suatu wilayah dalam
kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh kasus di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu dikali 100 %
4. Pelayanan Kefarmasian
a. Jumlah Jenis Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas
Sesuai Standar
Pengertian
Jumlah jenis ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas harus
sesuai dengan 40 jenis obat dan 5 jenis vaksin yang telah
ditetapkan
39
Cara Penghitungan :
Jumlah jenis ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas dibagi
dengan jumlah jenis ketersediaan obat dan vaksin sesuai standar
dikali 100 %
5. Pelayanan Laboratorium
a. Tepat Identifikasi Pasien Dalam Proses Pemeriksaan
Laboratorium
Pengertian :
Tepat identifikasi pasien dalam proses pemeriksaan
laboratorium, diantaranya : saat pengambilan sampling, saat
proses pemeriksaan, dan saat penyerahan hasil
Cara Penghitungan :
Jumlah pasien yang tepat identifikasi dalam 1 bulan dibagi
dengan jumlah seluruh pasien laboratorium dalam 1 bulan dikali
100 %
40
10 = Ya, terinci semuanya
d. Melaksanakan mini lokakarya bulanan
Nilai :
0 = Tidak melaksanakan
4 = < 5 kali/tahun
7 = 5-8 kali/tahun
10 = 9-12 kali/tahun
e. Melaksanakan mini lokakarya tribulanan
Nilai :
0 = Tidak melaksanakan
4 = < 2 kali/tahun
7 = 2-3 kali/tahun
10 = 4 kali/tahun
f. Membuat penilaian kinerja ditahun sebelumnya,
mengirimkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota, dan
mendapatkan feedback dari Dinas Kesehatan Kab/Kota
Nilai :
0 = Tidak membuat
4 = Membuat tapi tidak mengirimkan
7 = Membuat dan mengirimkan tetapi tidak mendapat
feedback
10 = Membuat, mengirimkan dan mendapat feedback dari
Dinas Kesehatan Kab/Kota
2. Manajemen Sumberdaya
a. Dilakukan inventarisasi peralatan di Puskesmas
Nilai :
0 = Tidak dilakukan
10 = Dilakukan
b. Ada daftar inventaris sarana di Puskesmas
Nilai :
0 = Tidak ada
10 = Ada
c. Dilakukan pengisian ASPAK
41
Nilai :
0 = < 20 %
4 = 20-40 %
7 = 41-60 %
10 = > 60 %
d. Dilakukan pemeliharaan alat kesehatan
Nilai :
0 = < 20 %
4 = 20-40 %
7 = 41-60 %
10 = > 60 %
e. Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat di setiap unit
pelayanan
Nilai :
0 = Tidak dilakukan
4 = Ya, beberapa unit
7 = Ya, sebagian besar unit
10 = Ya, diseluruh unit
f. Ada struktur organisasi
Nilai :
0 = Tidak ada
10 = ada
g. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab tenaga
Nilai :
0 = Tidak ada
10 = ada
h. Dilakukan evaluasi kinerja tenaga Puskesmas
Nilai :
0 = Tidak dilaksanakan
10 = Dilaksanakan
i. Ada perencanaan pengembangan SDM (Adanya
perencanaan SDM)
Nilai :
0 = Tidak ada
42
10 = Ada
j. Jumlah SDMK yang ditingkatkan kompetensinya (sesuai
renstra)
Nilai :
0 = < 2% dari jumlah pegawai mendapatkan pelatihan
4 = 2-5 % dari jumlah pegawai mendapatkan pelatihan
7 = 6-10 % dari jumlah pegawai mendapatkan pelatihan
10 = > 10 % pegawai mendapatkan pelatihan
3. Manajemen Keuangan dan Barang Milik Negara/Daerah
a. Penyerapan Anggaran ≥ 85% (DES)
Nilai :
0 = Realisasi penyerapan anggaran < 85%
10 = Realisasi penyerapan anggaran ≥ 85%
b. Ketepatan waktu membuat laporan bulanan keuangan per
bulan (laporan meliputi E BKU diselesaikan kurang dari
tanggal 5 bulan berikutnya)
Nilai :
0 = Tidak tepat waktu (>3 kali/tahun)
10 = Tepat waktu
c. Membuat laporan keuangan termasuk asset
Nilai :
0 = Tidak ada
10 = Ada
4. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
a. Terlaksananya identifikasi kebutuhan masyarakat (SMD,
MMD, dan upaya lain) dinilai dari pelaksanaan,
pengumpulan laporan dan tindak lanjut
Nilai :
0 = Tidak melaksanakan identifikasi, tidak mengumpulkan
laporan, dan tidak melaksanakan tindak lanjut
5 = Melaksanakan identifikasi, tidak mengumpulkan laporan
dan tidak melaksanakan tindak lanjut
7 = Melaksanakan identifikasi, mengumpulkan laporan dan
tidak melaksanakan tindak lanjut
10 = Melaksanakan identifikasi, mengumpulkan laporan dan
43
melaksanakan tindak lanjut
b. Adanya UKBM disetiap RW (Posbindu)
Nilai :
0 =0
10 = 100 %
c. Adanya UKBM disetiap RW (Posyandu balita/remaja/lansia)
Nilai :
0 =0
4 = <50 %
7 = 50-99 %
10 = 100 %
5. Manajemen Data dan Informasi
a. Diterapkannya tim Sistem Informasi Puskesmas (Petugas
dan SK Tim)
Nilai :
0 = Tidak ditetapkan
10 = Ditetapkan
b. Melakukan validasi data SDMK
Nilai :
0 = Tidak dilakukan
4 = Dilakukan < 2 Kali/tahun
7 = Dilakukan 2-3 Kali/tahun
10 = Dilakukan 4 Kali/tahun (per TW)
c. Membuat dan mengirim laporan bulanan ke Sudinkes
Kota/Kab tepat waktu
Nilai :
0 = Tidak mengirimkan
4 = Mengirimkan < 6 Laporan tepat waktu
7 = Mengirimkan 6 s.d 9 Laporan tepat waktu
10 = Mengirimkan 10 s.d 12 Laporan tepat waktu
6. Manajemen Program
a. Cakupan pendataan PIS PK dari jumlah KK yang diinput
(diinput per jumlah KK)
Nilai :
44
0 = 0 - 24 %
4 = 25 - 49 %
7 = 50 - 74 %
10 = 75 - 100 %
7. Manajemen Mutu Puskesmas
Nilai :
4 = > 20 %
7 = 11 - 20 %
10 = < 10 %
b. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Nilai :
4 = < 70 %
7 = 70 - 79 %
10 = > 50 %
c. Cakupan capaian penemuan kasus TBC
Nilai :
0 = 0 - 22 %
4 = 23 - 45 %
7 = 46 - 67 %
10 = 68 - 90 %
d. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai :
0 = Buruk
4 = Cukup
7 = Baik
10 = Sangat Baik
e. Pengumpulan PKP tepat waktu ke Suku Dinas Kesehatan
Nilai :
0 = Tidak tepat waktu
10 = Tepat waktu
f. dst........... (PMKP)
45
BAB III
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
46
Januari sampai bulan Desember. Penetapan periode waktu penilaian
ini dilakukan oleh Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersama
Puskesmas. Data hasil kegiatan yang dinilai dalam Penilaian Kinerja
Puskesmas diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas, yang
mencakup pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan
jaringannya, survei lapangan, laporan lintas sektor terkait, dan
laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
3.1.3 Pengolahan Data
Pelaksanaan pengolahan data di tingkat Puskesmas dilakukan
oleh Penanggung Jawab dan Pelaksana Program yang selanjutnya
dilaporkan kepada kepala Puskesmas. Kegiatan pengolahan data
penilaian kinerja Puskesmas meliputi:
a. Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan (cleaning and editing)
b. Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai
keadaan dan pencapaian hasil kegiatan Puskesmas (calculating)
c. Kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi/grafik sarang
laba-laba yang akan menjadi suatu informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan (tabulating)
3.1.4 Penyajian Data Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas
Perhitungan hasil kegiatan diharapkan dapat memberikan
gambaran kepada masing-masing penanggung jawab dan pelaksana
di Puskesmas tentang tingkat capaian hasil dari jenis-jenis kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya dan sebagai bahan
evaluasi/penilaian prestasi kerjanya yang diperhitungkan sendiri.
Untuk memudahkan dalam melihat pencapaian hasil kinerja
pelaksanaan suatu program atau antar program terkait pada setiap
desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas, maka hasil cakupan
kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh program tersebut dapat
disajikan dalam bentuk gambaran “grafik sarang laba-laba atau
diagram radar“.Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram radar
diharapkan dapat lebih mudah diketahui tingkat kesenjangan
pencapaian dan ketidakserasian antara hasil cakupan kegiatan pada
setiap desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas.
47
Penyajian grafik tersebut dibuat secara periodik bulanan atau
triwulan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pemantauan dan
identifikasi masalah sedini mungkin. Grafik sarang laba-laba atau
diagram radar dibuat sesuai contoh pada lampiran 1 terlampir.
3.1.5 Analisis Kinerja Dan Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil analisis data kinerja, didapatkan rumusan masalah
berupa kesenjangan antara target dan capaian. Dari masalah yang
ada dicari akar penyebab masalah tersebut. Beberapa metode yang
dapat dipergunakan dalam mencari akar penyebab masalah yaitu
diagramtulang ikan/fish bone, pohon masalah, dan selanjutnya
menyusun rencana pemecahan masalah sebagai rencana tindak
lanjut dari akar penyebab masalah yang telah diidentifikasi dengan
mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah (ancaman)
ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang).
Dalam menetapkan rencana pemecahan masalah dapat melalui
kesepakatan berdasarkan brainstorming (curah pendapat).
Selanjutnya hasil analisa dan tindak lanjut rencana pemecahannya,
dijadikan dasar dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan untuk
tahun (n+2). n adalah tahun berjalan.
Hasil perhitungan dan analisis data serta usulan rencana
pemecahannya disampaikan ke Suku Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang selanjutnya akan diberi umpan balik oleh Suku
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
48
b. Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil ≥ 8,5.
2. Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup:
a. Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil
81 - 90%.
b. Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil 5,5 –
8,4.
3. Kelompok III: Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang:
a. Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil
≤ 80%.
b. Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil < 5,5.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Visi, Misi, dan Tata Nilai
49
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Ruang Lingkup
BAB II HASIL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
A. Penilaian Cakupan Kegiatan UKM Esensial, UKM Pengembangan
dan UKP
B. Penilaian Manajemen Puskesmas
C. Penyajian Grafik Sarang Laba-Laba
BAB III ANALISA HASIL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB IV
MONITORING, EVALUASI SERTA PELAPORAN
50
2. Memantau dan melakukan pembinaan secara integrasi lintas program
sepanjang tahun pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan
prioritas masalah.
3. Melakukan verifikasi hasil penilaian kinerja Puskesmas dan menetapkan
kelompok peringkat kinerja Puskesmas.
4. Melakukan verifikasi analisis data dan pemecahan masalah yang telah dibuat
Puskesmas dan mendampingi Puskesmas dalam pembuatan rencana usulan
kegiatan.
5. Mengirim umpan balik ke Puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok
tingkat kinerja Puskesmas.
6. Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-masing Puskesmas
berdasarkan evaluasi hasil kinerja Puskesmas dan rencana usulan kegiatan
tahun depan.
51
Gambar 1. Timeline pengumpulan Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas
BAB V
PENUTUP
52
Lampiran 1. Gambar grafik jaring laba-laba
80
Slipi KBS
KBU
K4 PN BUFAS BBL
Keterangan :
1. Grafik sarang laba-laba atau diagram Radar dibagi kedalam beberapa
sektor sesuai dengan jumlah desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja
53
Puskesmas dan nama setiap desa/kelurahan dituliskan pada setiap sudut.
2. Pencapaian 0% - 100% pada grafik sarang laba-laba atau diagram radar,
menggambarkan persentase pencapian target indikator yang ditetapkan
oleh program.
3. Selanjutnya capaian target untuk semua kegiatan yang saling berkaitan di
dalam satu program ataupun dengan program lain dapat digambarkan
pada satu grafik sarang laba-laba atau diagram radar untuk dapat dianalisa
lebih lanjut.
1 2 3 4 5 6
Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
Proporsi upaya kesehatan berbasis masyarakat
1 Promkes UKBM
(UKBM) aktif
Persentase tempat tempat umum yang memenuhi
sarana
syarat kesehatan lingkungan
Persentase tempat pengolahan makanan yang
2 Kesling sarana
memenuhi syarat kesehatan lingkungan
Jumlah Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total
kelurahan
berbasis masyarakat
Pembahasan kasus kematian maternal dan neonatal di kasus
Puskesmas Kecamatan
54
Pelayanan kesehatan pada calon pengantin sesuai calon
standar pengantin
Persentase PUS yang menggunakan KB Pasca ibu bersalin
Persalinan pada masa bersalin dan nifas
Skrining kesehatan pada anak usia sekolah sesuai anak
standar
Pelayanan kesehatan pada lansia sesuai standar pasien
Persentase Remaja Putri yang Mendapatkan Tablet remaja putri
Tambah Darah (TTD)
Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan mendapatkan ASI
4 Gizi bayi
Eksklusif
Persentase anak balita kurus yang mendapatkan
balita
makanan tambahan
Persentase kelurahan Universal Child Immunization bayi
Persentase cakupan imunisasi lanjutan pada anak usia
balita
12-23 bulan
Persentase kasus suspek campak yang dilakukan
kasus
pengambilan spesimen
Persentase Rumor KLB dan atau KLB yang
dilakukan investigasi dalam waktu kurang dari atau kasus
sama dengan 24 jam
Pelayanan kesehatan pada orang dengan risiko HIV
pasien
sesuai standar
Pencegahan dan Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue kurang
5 pengendalian dari 1 %
penyakit
Proporsi penemuan kasus kusta baru tanpa cacat kasus
55
Rawat inap di
2 Kunjungan persalinan Pasien
Ruang Bersalin
Pelayanan Perkesmas
1 Perkesmas Follow up kasus Kasus
Pelayanan Kefarmasian
1 Jumlah Jenis Ketersediaan Obat & Vaksin di
Kefarmasian
Puskesmas
Pelayanan Laboratorium
Tepat Identifikasi pasien dalam proses pemeriksaan
1 Laboratorium Spesimen
laboratorium
Keterangan
1 Matriks tersebut dapat dikembangkan dengan tidak mengurangi variabel kolom yang ada
Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKP, pelayanan kefarmasian, keperawatan kesehatan masyarakat, dan pela
2 di Puskesmas. Diisi sesuai dengan RPK Puskesmas
3 Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing upaya yang harus dilaksanakan dalam rangka me
4 Kolom (4). Satuan diisi dengan satuan kegiatan, seperti orang, ibu hamil, bayi, balita, dan lainya
Kolom (5). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area yang akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas, dihitung berda
5 jumlah sumber daya, target indikator kinerja, dan pencapaian terdahulu.
6 Kolom (6). Pencapaian diisi pencapaian kegiatan dari target sasaran yang telah ditentukan.
Kolom (7). Cakupan, diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan (kolom 6) dibagi dengan target sasaran (kolo
7 hasil masing-masing variabel, sedangkan tiap variabel dihitung dari rerata sub variabel.
N Skala
o Jenis Variabel Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7
1 2 3 4
A. Manajemen Umum Puskesmas
1 Mempunyai Rencana Lima Tahunan Tidak Punya Punya
B. Manajemen Sumberdaya
dilakukan inventarisasi peralatan di
7 Tidak dilakukan Dilaku
Puskesmas
Ada daftar inventaris sarana di
8 Tidak ada Ada
Puskesmas
9 Dilakukan Pegisian ASPAK <20 % 20-40 % 41-60% >60 %
10 Dilakukan pemeliharaan alat kesehatan <20 % 20-40 % 41-60% >60 %
56
Mencatat penerimaan dan pengeluaran
11 Tidak dilakukan Ya, beberapa unit Ya, sebagian besar unit Ya, di
obat di setiap unit pelayanan
12 Ada struktur organisasi Tidak ada Ada
N Skala
o Jenis Variabel Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7
1 2 3 4
C. Manajemen Keuangan dan BMN/BMD
Realisasi
Realis
17 Penyerapan anggaran >= 85% (DES) penyerapan
angga
anggaran < 85 %
57
Dilakukan <2 Kali/ Dilaku
24 Melakukan validasi data SDMK Tidak dilakukan Dilakukan 2-3 Kali/ tahun
tahun (per T
Membuat dan mengirim laporan
Tidak Mengirimkan <6 Mengirimkan 6 s.d. 9 Meng
25 bulanan ke sudinkes kota/kab tepat
mengirimkan laporan tepat waktu laporan tepat waktu lapora
waktu
F. Manajemen Program
Cakupan pendataan PIS PK dari
26 jumlah KK yang diinput (diinput per 0-24% 25-49% 50-74% 75-10
jumlah KK)
G. Manajemen Mutu
27 Drop out pelayanan ANC (K1-K4) >20% 11-20% <10%
28 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan <70% 70-79% >50%
Cakupan capaian penemuan kasus
29 0-22% 23-45% 46-67%
TBC
30 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Buruk Cukup Baik Sanga
Pengumpulan PKP tepat waktu ke Tidak tepat
31 Tepat
Suku Dinas Kesehatan waktu
32 dst........... (PMKP)
Keterangan :
1 Matriks tersebut diatas merupakan contoh jenis variabel penilaian manajemen Puskesmas.
2 Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dengan tidak mengurangi variabel kolom yang ada
3 Standar nilai pada setiap skala ditetapkan sesuai keterangan pada isian setiap kolom nilai.
4 Point (G). Manajemen Mutu, diisi dengan indikator prioritas Puskesmas yang tercantum dalam Rencana Lima Tahunan Pus
5 Cara perhitungan: Mengisi pada kolom (6) sesuai dengan hasil penilaian di Puskesmas.
Hasil akhir adalah rata-rata dari penjumlahan seluruh variabel penilaian
Hasil akhir dikelompokkan menjadi: (1). Baik, dengan nilai rata-rata ≥ 8,5; (2). Sedang, dengan nilai rata-rata 5,5-8,4; dan (3
58
Lampiran 3. Contoh Lembar Umpan Balik Penilaian Kinerja Puskesmas
(Nama Terang)
NIP.................................
59
60
Lampiran 4 Isian Umpan Balik Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Lampiran
Nomor Surat
Tanggal
KLASIFIKASI ANALISI
NO PROGRAM INDIKATOR TARGET CAPAIAN REKOMENDASI
CAPAIAN S
UKM Esensial
Proporsi upaya kesehatan berbasis masyarakat
Promkes
(UKBM) aktif
TOTAL CAPAIAN 0
Persentase tempat tempat umum yang memenuhi
syarat kesehatan lingkungan
Persentase tempat pengolahan makanan yang
Kesling
memenuhi syarat kesehatan lingkungan
Jumlah Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total
berbasis masyarakat
TOTAL CAPAIAN 0
1 Pembahasan kasus kematian maternal dan neonatal di
Puskesmas Kecamatan
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil sesuai standar
Pelayanan kesehatan pada ibu bersalin sesuai standar
Pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar
Kesehatan Keluarga Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir sesuai
standar
Pelayanan kesehatan pada bayi sesuai standar
Pelayanan kesehatan pada balita sesuai standar
Pelayanan kesehatan pada calon pengantin sesuai
standar
61
Persentase PUS yang menggunakan KB Pasca
Persalinan pada masa bersalin dan nifas
Skrining kesehatan pada anak usia sekolah sesuai
standar
Pelayanan kesehatan pada lansia sesuai standar
TOTAL CAPAIAN 0
Persentase Remaja Putri yang Mendapatkan Tablet
Tambah Darah (TTD)
Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan mendapatkan ASI
Gizi
Eksklusif
Persentase anak balita kurus yang mendapatkan
makanan tambahan
TOTAL CAPAIAN 0
Persentase kelurahan Universal Child Immunization
Persentase cakupan imunisasi lanjutan pada anak usia
12-23 bulan
Persentase kasus suspek campak yang dilakukan
pengambilan spesimen
Persentase Rumor KLB dan atau KLB yang dilakukan
investigasi dalam waktu kurang dari atau sama
dengan 24 jam
Pelayanan kesehatan pada orang dengan risiko HIV
sesuai standar
Pencegahan dan
Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue kurang
pengendalian penyakit
dari 1 %
Proporsi penemuan kasus kusta baru tanpa cacat
Pelayanan kesehatan pada kasus terduga TB sesuai
standar
Persentase penduduk usia 15-59 tahun yang
diskrining faktor risiko PTM
Pelayanan kesehatan pada penduduk penderita
hipertensi sesuai standar
Pelayanan kesehatan pada penduduk penderita
diabetes melitus sesuai standar
TOTAL CAPAIAN 0
62
UKM pengembangan (dilaksanakan setelah Puskesmas mampu melaksanakan UKM esensial secara optimal, mengingat keterbatasan sumber daya dan adanya prioritas
masalah kesehatan)
TOTAL CAPAIAN 0
63
manajemen mutu
TOTAL CAPAIAN 0
Nama Terang
NIP...............................................
64