METALURGI
DOSEN PEMBIMBING
NETTY HERAWATI, S.T, M.T
DISUSUN OLEH
SURAIMA (122021014)
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT.Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur,
memohon pertolongan dan ampunan.Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari
keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan kebatilan pada diri kita.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul
“METALURGI” ini dapat di selesaikan dengan baik. Saya menyadari sepenuh hati bahwa
masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.
Saya mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi saya dalam
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi kami
agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 LatarBelakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan penyusunan..........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Sejarah Metalurgi............................................................................................................2
2.2 Berdasarkan Rangkaian Kegiatannya...............................................................................3
2.2.1 Metalurgi Ekstraksi....................................................................................................3
2.2.2 Metalurgi fisika..........................................................................................................4
2.3 Berdasarkan Jenis Komoditi Logam Metalurgi................................................................4
2.3.1 Metalurgi besi-baja (ferro).........................................................................................4
2.3.1.1Macam-Macam Logam Ferro.............................................................................5
2.3.1.2 Contoh Industri Baja (Logam Ferro).................................................................7
2.3.2 Metalurgi Bukan Besi-Baja (Non-Ferro).................................................................13
2.3.2.1 Logam Non Ferro dan Paduannya....................................................................15
2.3.2.2 Klasifikasi Logam.............................................................................................20
2.3.2.3 Pemurnian Logam.............................................................................................21
2.3.2.4 Contoh Logam – Logam Non ferro..................................................................22
BAB III.....................................................................................................................................28
PENUTUP................................................................................................................................28
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................28
3.2 SARAN...........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika, proses
ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam dengan
strukturnya.Metalurgi yang meliputi Metalurgi Kimia dan Metalurgi Fisika.Pada dasarnya,
metalurgi berpangkal pada pemanfaatan sumber daya mineral yang merupakan sumber bahan
baku dasar untuk mendapatkan logam. Karena itu metalurgi berkaitan erat dengan industri
pertambangan, terutama metalurgi yang mencangkup kegiatan pengolahan mineral dan
ekstraksi logam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Senjata Mesir yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai
sebagai "belati dari langit". Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah
dengan memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk
mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi dimulai
sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit. Proses
ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200 SM, pada awal
Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan
orang-orang Filistin.
Perkembangan historis metalurgi besi dapat ditemukan dalam berbagai budaya dan
peradaban lampau. Ini mencakup kerajaan dan imperium kuno dan abad pertengahan di
Timur Tengah dan Timur Dekat, Mesir kuno, dan Anatolia (Turki sekarang), Kartago,
Yunani, Romawi kuno, Eropa abad pertengahan, Cina kuno dan pertengahan, India kuno dan
pertengahan, Jepang kuno dan pertengahan, dan sebagainya.banyak penerapan, praktek dan
perkakas metalurgi mungkin sudah digunakan di Cina kuno sebelum orang-orang Eropa
menguasainya (seperti tanur, besi cor, baja, dan lain-lain).
2
purbakala adalah: Emas (6000 SM), Tembaga (4200 SM). Perak (4000 SM), Timbal (3500
SM). Timah (1750 SM), peleburan Besi (1500 SM) dan Air raksa (750 SM). Kecuali besi dan
tembaga (di padu dengan timah) yang bukan logam kontruksi adalah emas dan perak yang
biasanya dipakai sebagai alat makan-minum, perhiasan dan ornamen. Hampir semua logam
terkandung di lapisan bumi, manusia pertama kali belajar memproses biji menggunakan
sulfide atau oksida logam melalui proses reduksi dan oksidasi pada temperature yang
bertingkat. Pertama kali di temukan tidak sengaja akibat biji logam jatuh kedalam api
unggun. Tembaga di temukan secara natural di tempat siprus, dan di tempa menjadi artefak.
Tetapi selalu rapuh hingga akhirnya ditemukan dengan cara meng-anilnnya dalam api
unggun. Antara tahun 5000 SM lembaran tembaga dibuat dengan cara di pukul. Artefak
tembaga lebur dari tahun 3600 SM di temukan di lembaga sungai Nil.
Peleburan dilakukan dari malasit (CuCos dan Cu(OH)2) melalui kalsining dan
pengeringan, dan dari biji kuprit (oksida) dengan karbon sebagi zat pereduksi. Timbal di
temukan sebagai gelana sulfide timbale seperti metalik. Galena mudah direduksi dalam api.
Timbal banyak di pergunakan sebagai kotak dan pipa.
Melalui peleburan bijih timah dengan tembaga maka tembaga di produksi lebih kuat
dan mudah di cetak (perunggu). Besi natural terdapat dalam meteorites, dengan kandungan
nikel 6-8 %. Hematite (oksida) dipergunakan bersama-sama untuk melebur besi, dengan
karbin sebagai bahan pereduksi. Peleburan menggunakan biji, arang dan batu kapur seperti
sekarang ini pada dapur tinggi. Bijih besi dihasilkan mengandung 3-4 % karbon dan 1-2 %
Si, bercampur dengan terak. Mudah di tempa saat panas. Besi sangat baik untuk di tempa,
besi kasar (wrough iron) di panggang dalam udara atau dihembus untuk membuang karbon.
Lapisan-lapisan material dimana di tempa dan disatukan menghasilkan pedang dari
Damaskus dan Toledo. Senjata dan Besi sebagai peralatan perang seperti halnya alat bertani.
3
tahap ekstraksi logam, saat ini telah berkembang pesat sehingga sering kali
dipisahkan sebagai bidang kegiatan tersendiri.
4
karena itu, besi kasar itu masih harus diolah kembali di dalam dapur-dapur baja.
Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang dikatakan sebagai besi atau baja
karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi.
Yang dimaksud besi dalam bidang keteknisan adalah besi teknis, bukan besi
murni, karena besi murni (Fe) tidak memenuhi pernyataan teknik, persyaratan teknik
adalah kekuatan bahan, keuletan, dan ketertahanan terhadap pengaruh luar (korosi,
aus, bahan kimia, suhu tinggi dan sebagainya).
Besi teknis selalu tercampur dengan unsure-unsur lain misalnya karbon (C),
silicon (Si), mangan (Mn), Fosfor (P), dan belerang (S).Unsur-unsur tersebut harus
dalam kadar tertentu, sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki, secara garis besar
besi teknik terbagi menjadi :
a. Besi kasar :kadar karbon lebih besar dari 3,5%, tidak dapat ditempa.
b. Besi : kadar karbon lebih besar dari 2,5%, tidak dapat ditempa.
c. Baja : kadar karbon kurang dari 1,7%, dapat ditempa.
1) Macam-macam logam
Nama Komposisi Sifat Penggunaan
Besi tuang Campuran besi dan Rapuh, tidak dapat Alas mesin, badan
karbon (4%) di tempa baik untuk ragum, bagian-
dituand sukar diles bagian mesin bubut,
blok silinder, cincin
perak, meja datar
Besi tempa Campuran besi Dapat ditempa, liat, Kait keran, landasan
murni (99%) sedikit tidak dapat diruang kerja plat, rantai
besi rongsokan jangkar
Baja lunak Campuran besi dan Dapat ditempa, liat Mur, baut, pipa,
karbon (0,1%-0,3%) sekrup
Baja karbon sedang Campuran besi dan Lebih kenyal Poros, rel baja,
karbon (0,4%-0,6%) paron
Baja karbon tinggi Campuran besi dan Dapat ditempa, Perlengkapan mesin
karbon (0,7%-1,5%) dapat disepuh, bubut, perlengkapan
mudah ditempa mesin frais, kikir,
gergaji, pahat, tap,
stempel
Baja cepat tinggi Baja karbon tinggi Rapuh, dapat Mesin bubut, mesin
5
(HSS-High speed di tambah nikel/ disepuh, keras, frals, mesin bor, dll
steel) kobalt, khrom / dapat dimudakan,
tungken tahan suhu tinggi
6
bentuk persenyawaan besi oksida, yang masih tercampur dengan unsur-unsur
lain dan zat pengotor.
2.3.1.2 Contoh Industri Baja (Logam Ferro)
1) Pengertian Baja Karbon
Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan
unsur kedua yang berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur
yang lain berpengaruh menurut prosesentasenya. Baja karbonmerupakan salah satu
jenis logam paduan besi karbon terpenting dengan prosentase berat karbon hingga
2,11%. Baja karbon memiliki kadar C hingga 1.2% dengan Mn 0.30%-0.95%.
Elemen-elemen prosentase maksimum selain bajanya sebagai berikut: 0.60% Silicon,
0.60% Copper.
2) Fasa-fasa yang t erbentuk pada baja karbon :
a) Ferit (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling kecil
dan teratur) berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus pusat badan), Ferit ini
mempunyai sifat : magnetis, agak ulet, agak kuat, dll.
b) Austenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC
=kubus pusat muka), Austenit ini mempunyai sifat : Non magnetis, ulet, dll.
c) Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa orthorombik,
Semented ini mempunyai sifat : keras dan getas.
d) Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga mempunyai
sifat Kuat.
e) Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus
pusat badan).
7
1) Baja karbon rendah (low carbon steel) è machine, machinery dan mild steel.
Kandungannya 0,05% – 0,30% C.
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:
0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws,
nails.
0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.
2) Baja karbon menengah (medium carbon steel)
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges.
3) Baja karbon tinggi (high carbon steel) è tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60% – 1,50% C
Penggunaan
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws,hammers, vise
jaws,knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning
hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.
2. Proses Pembuatan Baja Karbon
Baja karbon diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat
maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses
pembuatan baja karbon antara lain :
1) Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
2) Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume
konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
8
Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa
asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak
ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2,
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit
[kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi
kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %.
Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O 5), untuk
mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
9
Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar
dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan)
dengan tekanan 1400 kN/m2.
Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses :
10
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu
kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
Proses pembuatan baja karbon dimulai dengan proses ekstraksi bijih besi. Proses
reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup (blast furnace) di mana di dalamnya bijih besi
(iron ore) dan batu gamping (limestone) yang telah mengalami pemanggangan (sintering)
11
diproses bersama-sama dengan kokas (cokes) yang berasal dari batubara. Serangkaian reaksi
terjadi di dalam tanur pada waktu dan lokasi yang berbeda-beda, tetapi reaksi penting yang
mereduksi bijih besi menjadi logam besi adalah sebagai berikut:
Luaran utama dari proses ini adalah lelehan besi mentah (molten pig iron) dengan
kandungan karbon yang cukup tinggi (4% C) beserta pengotor-pengotor lain seperti silkon,
mangan, sulfur, dan fosfor . Besi mentah ini belum dapat dimanfaatkan secara langsung untuk
aplikasi rekayasa karena sifat-sifat (mekanis)-nya belum sesuai dengan yang dibutuhkan
karena pengotor-pengotor tersebut. Besi mentah berupa lelehan atau coran selanjutnya
dikirim menuju converter yang akan mengkonversinya menjadi baja.
12
Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi dengan karbon di dalam besi mentah
sehingga diperoleh Fe dengan kadar karbon lebih rendah dan gas karbon monoksida. Reaksi
penting yang terjadi di dalam tungku adalah sebagai berikut:
FeO + C →Fe + CO
Selama proses berlangsung (sekitar 22 menit), terjadi penurunan kadar karbon dan unsur-
unsur pengotor lain seperti P, S, Mn, dalam jumlah yang signifikan.
13
kg/dm3
4 Logam biasa Besi tuang Plat blok Pengunci, pengantung
ringan <30 Plumbum(timah landasan isolasi
kg/dm3 hitam)
5 Logam Baja Plat, profil, Hubungan dak standar dengan
campuran batangan, atap, kuda-kuda bangunan,
tempa, jembatan, neraca, tulangan
Kuningan gelombang beton, dinding, lantai
plat, blok Penggantung, kunci, kran.
Menambah Mengurangi
14
Wolfram (W) Kekerasan, kekokohan, dayatahan regangan
karat, suhutinggidanketajaman
15
pengolahan bahan logam, menjadikan semua jenis logam digunakan secara luas dengan
berbagai alasan, mutu produk yang semakin ditingkatkan, kebutuhan berbagai peralatan
pendukung teknologi serta keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara umum
digunakan dan lain-lain.
Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki sifat
dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan logam yang
lainnya. Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini memungkinkan
pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan antara logam non
ferro bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang baru yang berbeda dari
sifat asalnya.
Pengertian dari bahan bukan logam atau non logam adalah unsure kimia yang mempunyai
sifat-sifat, yaitu :
Elastis (karet), cair (bahan pelumas, dan tidak dapat menghantarkan arus listrik
(bahan isolasi)).
Peka terhadap api (bahan baker, tidak dapat terbakar (Asbes) dan mudah pecah
(keramik)).
Unsur logam yang paling penting dan paling banyak digunakan dalam industry adalah
besi karena hampir 90 % dari logam-logam yang digunakan dalam industry adalah besi.
Selain besi,logam yang penting anatara lain: alumunium (Al), timbal (Pb), nikel (Ni),
perak(Ag), seng(Zn), dan lain sebagainya. Yang digunakan dalam keadaan murni
ataupun dalam bentuk paduannya. Logam – logam tersebut harus mempunyai sifat-sifat
fisika atau mekanik yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dikehedaki.
Logam non ferro adalah suatu bahan yang tidak mengandung besi, yang dapat
digolongkan menjadi :
logam berat : nikel, seng, tembaga, timah putih dan timah hitam
logam mulia/murni : emas, perak, platina
logam ringan : alumunium, barium, kalsium
logam refraktori/tahan api : Molibdenum , titanium, wolfram, zirkonium
logam radio aktif : radium dan uranium
16
1) Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)
Diperoleh dari biji besi yang mengandung besi, timah hitam, seng dan sedikit
mengandung perak dan emas. Sifat-sifat tembaga antara lain :sifat mekanik baik, tahan
korosi, daya hantar listrik dan panas lebih baik, mampu dikerjakan mesin, mudah disambung
dengan solder maupun dilas, BD 8,9 dan titik cair 1,083° C, serta dapat digosok dan
temperature tempa lebih rendahdibanding bahan-bahan dari logam ferro. Pada pengerjaan
panas suhu yang diperlukan antara 800°C-900°C, seperti untuk rolling extension dan
forging/tempa.
Baik dalam keadaan panas maupun dalam keadaan dingin, tembaga sangat luwes dan
dapat direnggangkan, digiling dan dimartil. Pemberian bentuk dalam keadaan panas sekitar
650°C, sedangkan dalam keadaan dingin 300°C-700°C. Kegunaan tembaga, yaitu alat-alat
listrik, telepon dan telegram, kawat listrik, refrigerator dan pipa-pipaketel serta tembaga tidak
bias digunakan untuk perabot masak.
2) Mangan, Manganese (Mn)
Sifat-sifat mangan adalahbaja konstruksi dan baja mesin memperbaiki sifat kekuatan
tprik dan tahan aus serta baja perkakas memperbaiki sifat tanah ukuran. Kegunaannya adalah
sebagai unsur paduan, bila dipadu dengan baja konstruksi dan baja mesin digunakan untuk
pekerjaan yang menginginkan kekuatan tarik dan tahan aus. Bila dipadu dengan baja
perkakas digunakan untuk pekerjaan yang menginginkan ketahanan ukuran.
3) Nikel, Nickolium (Ni)
Sifat-sifat nikel yaitu cukup keras, BD 8,7 dan titik lebur 1, 455° C dengan kelihatan
tinggi dan mudah dibentuk dalam keadaan dingin atau panas dan tahan korosi. Bijih Nickel
mengandung 2,5 % Nickel yang bercampur bersama-sama unsur lain yang sebagian besar
terdiri atas besi dan silica serta hampir 4 % Tembaga dan sedikit Cobalt, Selenium,
Tellurium, Silver, Platinum dan Aurum. Sedangkan Tembaga, besi dan Nicel berada pada
bijih itu sebagai Sulfida. Kegunaannya adalah untuk industri kimia, alat-alat listrik dan alat-
alat kedokteran.
4) Uranium(U)
Sifat-sifat uranium adalah BD 18,7, uranium murni malleable /liat dan ductile mudah
di bentuk dan menstabilkan carbide keras. Kegunaannya untuk bahan amunisi dan
persenjataan.
5) Alumunium (Al)
17
Sifat-sifat Alumunium adalah penghantar arus listrik tinggi. Jenis logam ringan (BD
2,7) dengan titik lebur 600°C, mudah dikerjakan/ dituang, penghantar panas, tahan karat dan
non magnetis. Kegunaan Alumunium adalah untuk bahan bangunan, alat-alat rumah tangga,
mesin penggerak, mesin tenaga / penghasil kalor yang besar untuk pemanas, kabel dan pipa
serta pembuatan mesin motor dan kapal terbang. Alumunium terdapat dua macam yaitu:
alumunium tuangan mempunyai kekuatan tarik sebesar 10kg/ mm2 dan regangannya 18 -25
% dan alumunium tempa mempunyai kekuatan tarik sebesar 18-28kg/mm2 dan regangannya
3-5%.
6) Magnesium(Mg)
Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan titik
cair 651ºC yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan karakteristiknya
sama dengan Aluminium.
Oxid film yang melapisi permukaan Magnesium hanya cukup melindunginya dari pengaruh
udara kering, sedangkan udara lembab dengan Magnesium memiliki kekuatan tarik hingga
110 N/mm2 dan dapat ditingkatkan melalui proses pembentukan hingga 200 N/mm2. Sifat-
sifatnya adalah BD rendah 1,7, lunak dan titik cair rendah 800°C serta tahan korosi.
Kegunaannya adalah untuk bangunan dan kapal udara serta foto grafi dan sebagai unsure
paduan non fero.
7) Kobalt (Co)
Cobalt (Co) ialah logam yang berwarna putih silver ini memilki titik cair 1490ºC dan
bersifat magnetic tinggi. Cobalt diperoleh bersama unsur Nickel serta element-element
mineral tertentu dan dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur Nickel.
Sifat-sifatnya adalah bila dipadu dengan baja maka akan menjadi keras, tahan panas dan
tahan aus. Kegunaannya kobalt bila dipadu dengan baja banyak dipergunakan untuk
konstruksi tahan tahan pesawat terbang dan konstruksi tahan panas.
8) Timah Putih, Tin, Stannum (Sn)
Timah putih (Sn) ialah logam yang berwarna putih mengkilap, sangat lembek
dengan titik cair yang rendah yakni 232ºC. Sifat-sifatnya yaitu titik cair rendah 232°C, BD
rendah 7,3, tahan terhadap udara lembab, kekerasan dan kekuatan sangat rendah dan
tergolong logam lunak serta daya tahan korosi cukup tinggi. Kekuatan timah putih untuk
pembungkus pipa-pipa/tabung yang dapat dilipat, tabung-tabung pasta gigi dan plat-plat
lembaran yang dapat dibuat kaleng makanan.
9) Timah Hitam, Lead, Timbal, Plumbum (Pb)
18
Timah Hitam memiliki berat jenis (ρ) yang sangat tinggi yaitu =11,3 kg/dm³
dengan titik cair 327ºC, digunakan sebagai isolator anti radiasi Nuclear. Timah hitam
diperoleh dari senyawa Plumbum-Sulphur (PbS) yang disebut “Gelena” dengan kadar yang
sangat kecil. Sifat-sifat timah hitam adalah berwarna kebiru-biruan, agak lunak, mudah
dituang, disolder, dan dilas (dengan api zat asam) sanagt mudah diberi bentuk dalam keadaan
dingin dan panas, kekuatan tariknya sangat rendah BD 11,4 dengan titik cair 274°C sangat
tahan reaksi kimia dan tahan korosi. Kegunaanya adalah sebagai penutup atap , pipa saluran,
pembungkus barang kesenian dari gelas, pembuatan penyehat, alat-alat dan saluran dalam
industri kimia.
19
Khrom terdapat di alam dalam bentuk bijih khrom yang disebut khromit (FeO.Cr 2O3).
Bijih khromit berwarna hitam mengandung33%-35% Cr2O3. Khrom adalah logam yang
berwarna putih kebiruan lebih keras daripada kaca tapi rapuh. Sifat-sifat fisika dari khrom
adalah titik lebur 1550°C dengan titik didih 2477°C dan kerapatan 7,138 gr/cm3, mudah larut
dalam asam-asam seperti asam klorida, asam sulfat dan asam nitrat, untuk unsure paduan
dalam baja konstruksi dan baja mesin, memperbaiki kekuatan tarik dan ketahanan korosi dan
unsure paduan dalam baja perkakas, memperbaiki ketahanan ukuran. Kegunaan khrom
sebagai unsure pemadu untuk bahan penghantar panas, bahan tahanan. Untuk paduan dengan
besi (ferro-khrom), untuk logam paduan nikhrom yang disebut khromel yang mempunyai
tahanan listrik yang sangat tinggi, unsure paduan baja konstruksi dan baja mesin, untuk baja
perkakas.
13) Boron (B)
Boron (B) memiliki titik cair 2300ºC dan Boron-Carbide sangat keras dan tahan
terhadap pengaruh kimia. Proses pemurnian Boron termasuk sangat sulit akan tetapi kerap
kali Boron ditemukan dalam keadaan murni sehingga disebut sebagai logam Murni atau
logam langka (rare-metal). Boron tidak digunakan sebagai element akan tetapi Boron
digunakan sebagai bahan pembuatan Dies, Nozle untuk Injection moulding, pivot serta
permukaan bearing. Boron dibuat dalam bentuk bubukan sehingga pembentukannya
dilakukan dengan proses Sintering.
14) Cadmium (Cd)
Cadmium (Cd) ialah logam yang berwarna putih kebiruan sifatnya sangat lunak dan
lembek dengan titik cair hanya 321ºC. Sebagai bahan dasar dari Cadmium ini ialah endapan
Seng. Endapan pekat dari Cadmium terdapat dibagian tertentu dari instalasi pengolahan Seng
(Zn), Cadmium digunakan dalam paduan yang memiliki titik cair rendah serta bahan tambah
pada Tembaga. Yang penting dalam pemakaian Cadmium ini ialah sebagai lapisan pelindung
pada Baja atau Kuningan (Brasses).
15) Iridium (Ir)
Iridium (Ir) ini disebut sebagai baja putih ini adalah logam dari kelompok Platinum
yang memilikititik cair 2454ºC.Penggunaannya sebagai bahan paduan dengan unsur
Platinum-Alloy yang kuat dan keras serta meningkatkan titik cairnya.
16) Platinum (Pt)
Platinum (Pt) adalah salah satu jenis logam berat yang berwarna putih kelabu dan
sangat mengkilap dengan titik cair 1773ºC dan memiliki sifat yang mudah dibentuk, ulet dan
tidak mengandung Oxide atau tar dalam udara bebas. Platinum sangat cocok digunakan
20
dalam paduan dengan Iridium yang dapat meningkatkan kekerasannya. Platinum terdapat
dalam paduan logam mulia serta endapan Tembaga-Nickel. Platinum dapat pula diperoleh
melalui proses extraksi pada mas (gold) dan Nickel.
Platinum (Pt) digunakan sebagai bahan pembuatan Contact point pada system
kelistrikan motor bakar, kabel tahanan polymeter serta kawat Thermocouple.
21
2.3.2.3 Pemurnian Logam
Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga. Untuk membuat
kabel listrik, diperlukan tembaga murni, sebab adanya pengotor dapat mengurangi
konduktivitas tembaga. Akibatnya, akan timbul banyak panas dan akan membahayakan
penggunannya.
Cu(s) Cu(s)
Anode Katode
Perak, emas, platina, besi dan zink biasannya merupakan pengotor pada tembaga.
Perak, platina, dan emas mempunyai potensial lebih positif daripada tembaga. Dengan
mengatur tegangan selama elektrolisis, ketiga logam itu tidak ikut larut. Ketiga logam
tersebut akan terdapat pada lumpur anode. Hasil ikutan ini biasannya cukup untuk menutup
biaya pemurnian tembaga itu. Besi dan zink, yang mempunyai potensial elektrode lebih
negatif daripada tembaga, akan ikut larut. Akan tetapi, ion-ionnya (Fe 2+ dan Zn2+ ) lebih
sukar diendapkan, jadi tidak ikut mengendap di katode.
22
0
membakar kulit kerang pada 1320 C. Kapur dan air laut akan
menghasilkan endapan Mg(OH)2. Berikut disertai gambar
baganprosespembuatanmagnesium dari air laut:
Proses Hall-Heroult
merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan
aluminium murni.
Proses Bayer
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat
pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat
yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
23
Tahapan dalam Proses Bayer:
24
6) Larutan panas dilewatkan melalui serangkaian tangki.
7) Larutan kemudian dipompa ke dalam tangki pengendapan.
Larutan SiO32- dan [Al(OH)4]-akan ditampung.
Ketika suspensi berair berada di dalam tangki ini, pengotor
yang tidak larut dalam NaOH akan mengendap di bagian
bawah tangki. Residu (disebut "red mud" atau “lumpur merah”)
yang terakumulasi di dasar tangki terdiri dari pasir halus,
oksida besi, dan oksida dari unsur lain seperti titanium.
Al2O3 dan SiO2 akan larut, sedangkan Fe2O3 dan pengotor
lainnya tidak larut (mengendap).
1. Endapan kristal atau Al(OH)3 (s) (mengendap di bagian bawah tangki) sedangkan
SiO32- tetap larut.
2. Kemudian endapan Al(OH)3 disaring dan diambil.
3. Setelah dicuci, endapan Al(OH)3 dipindahkan ke pengering untuk dilakukan
25
4. proses kalsinasi (pemanasan untuk melepaskan molekul air yang secara kimiawi
terikat pada molekul alumina). Suhu 2.000 ° F (1.100 ° C) akan mendorong lepasnya
molekul air, sehingga hanya tinggal Kristal alumina anhidrat. Setelah meninggalkan
tungku pengering, kristal akan melewati pendingin.
5. Setelah itu, maka terbentuklah serbuk Al2O3 murni (korundum).
Proses Hall-Heroult
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan
Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang
berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 0C),
campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 0C. Anode dan katodenya terbuat
dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)
Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot
reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak
26
sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses ini,
leburan alumina dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit
kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon
dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot sebagai lapisan
pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi.
Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri.
1. Di dalam pot reduksi (sel elektrolisis), kristal alumina dilarutkan dalam pelarut
lelehan kriolit (Na3AlF6) cair dan CaF2 pada suhu 1.760-1.780 ° F (960-970 ° C)
untuk membentuk suatu larutan elektrolit yang akan menghantarkan listrik dari batang
karbon (Katoda) menuju Lapisan-Karbon (Anoda).
2. Sebuah arus searah (5-10 volt dan 100.000-230.000 ampere) dilewatkan melalui
larutan. Reaksi yang dihasilkan akan memecah ikatan antara aluminium dan atom
oksigen dalam molekul alumina. Oksigen yang dilepaskan tertarik ke batang karbon,
di mana ia membentuk karbon dioksida. Atom-atom aluminium dibebaskan dan
mengendap di bagian bawah pot sebagai logam cair.
3. Proses peleburan dilanjutkan, dengan penambahan alumina pada larutan kriolit untuk
menggantikan senyawa yang terdekomposisi. Arus listrik konstan tetap dialirkan.
Panas yang berasal dari aliran listrik menjaga agar isi pot tetap berada pada keadaan
cair.
4. Lelehan aluminium murni terkumpul dibawah pot.
5. Lelehan yang sudah terkumpul ini dipindahkan ke tungku penyimpanan dan kemudian
dituangkan ke dalam cetakan sebagai batangan atau lempengan.
6. Ketika logam diisi ke dalam cetakan, bagian luar cetakan didinginkan dengan air,
yang menyebabkan aliminium menjadi padat.
7. Logam murni yang padat dapat dibentuk dengan penggergajian sesuai dengan
kebutuhan.
27
8. Dengan proses Hall-Heroultini, aluminium diproduksi secara massal dan murah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teknik Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika,
proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam
dengan strukturnya.Metalurgi yang meliputi Metalurgi Kimia dan Metalurgi Fisika.Pada
dasarnya, metalurgi berpangkal pada pemanfaatan sumber daya mineral yang merupakan
sumber bahan baku dasar untuk mendapatkan logam. Karena itu metalurgi berkaitan erat
dengan industri pertambangan, terutama metalurgi yang mencangkup kegiatan pengolahan
mineral dan ekstraksi logam.
3.2 SARAN
Dengan adanya tugas tentang materi METALURGI yang telah diberikan oleh ibudosen.
Dapat menambah dan mengembangkan wawasan siswa tentang PengertiaMetalurgiKlasi-
fikasi Proses pembuatan . Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mohon kritik dan saran
dari pembaca.
28
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Metalurgi
https://www.academia.edu/18435339/metalurgi
https://www.academia.edu/13433410/
Makalah_Metalurgi_Fisik_Metode_Penguatan_Logam
https://www.scribd.com/doc/230118448/MAKALAH-METALURGI-dan-logam-docx
http://www.metal.ui.ac.id/index.php/makalah-penelitian/
29