Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

METALURGI

DOSEN PEMBIMBING
NETTY HERAWATI, S.T, M.T

DISUSUN OLEH
SURAIMA (122021014)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK KIMIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT.Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur,
memohon pertolongan dan ampunan.Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari
keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan kebatilan pada diri kita.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul
“METALURGI” ini dapat di selesaikan dengan baik. Saya menyadari sepenuh hati bahwa
masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.

Saya mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi saya dalam
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi kami
agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.

Palembang, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 LatarBelakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan penyusunan..........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Sejarah Metalurgi............................................................................................................2
2.2 Berdasarkan Rangkaian Kegiatannya...............................................................................3
2.2.1 Metalurgi Ekstraksi....................................................................................................3
2.2.2 Metalurgi fisika..........................................................................................................4
2.3 Berdasarkan Jenis Komoditi Logam Metalurgi................................................................4
2.3.1 Metalurgi besi-baja (ferro).........................................................................................4
2.3.1.1Macam-Macam Logam Ferro.............................................................................5
2.3.1.2 Contoh Industri Baja (Logam Ferro).................................................................7
2.3.2 Metalurgi Bukan Besi-Baja (Non-Ferro).................................................................13
2.3.2.1 Logam Non Ferro dan Paduannya....................................................................15
2.3.2.2 Klasifikasi Logam.............................................................................................20
2.3.2.3 Pemurnian Logam.............................................................................................21
2.3.2.4 Contoh Logam – Logam Non ferro..................................................................22
BAB III.....................................................................................................................................28
PENUTUP................................................................................................................................28
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................28
3.2 SARAN...........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika, proses
ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam dengan
strukturnya.Metalurgi yang meliputi Metalurgi Kimia dan Metalurgi Fisika.Pada dasarnya,
metalurgi berpangkal pada pemanfaatan sumber daya mineral yang merupakan sumber bahan
baku dasar untuk mendapatkan logam. Karena itu metalurgi berkaitan erat dengan industri
pertambangan, terutama metalurgi yang mencangkup kegiatan pengolahan mineral dan
ekstraksi logam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja perbedaan metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika ?
2. Apa saja perbedaan metalurgi besi-baja (ferro) dan metalurgi bukan besi-baja (non-
ferro).?
3. Apa saja Macam macam Logam Ferro ?
4. Bagaimana Klasifikasi Baja karbon ?
5. Bagaimana Proses pembuatanAluminuim ?

1.3 Tujuan penyusunan


1. Dapat mengetahui perbedaan metalurgi ekstrak sifisika, besibaja, non besi baja
2. Dapat mengetahui macam macam logam ferro baja karbon
3. Dapat mengetahui klasifikasi baja karbon
4. Dapat mengetahui cara proses pembuatan aluminium.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Metalurgi


Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil pertambangan.
Logam yang paling dini digunakan oleh manusia tampaknya adalah emas, yang bisa
ditemukan secara bebas. Sejumlah kecil emas telah ditemukan telah digunakan di gua-gua di
Spanyol pada masa paloitikum, sekitar 40.000 Perak, tembaga, timah dan besi meteor juga
dapat ditemukan bebas, dan memungkinkan pengerjaan logam dalam jumlah terbatas.

Senjata Mesir yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai
sebagai "belati dari langit". Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah
dengan memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah untuk
mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi dimulai
sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu.

Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit. Proses
ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200 SM, pada awal
Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan
orang-orang Filistin.

Perkembangan historis metalurgi besi dapat ditemukan dalam berbagai budaya dan
peradaban lampau. Ini mencakup kerajaan dan imperium kuno dan abad pertengahan di
Timur Tengah dan Timur Dekat, Mesir kuno, dan Anatolia (Turki sekarang), Kartago,
Yunani, Romawi kuno, Eropa abad pertengahan, Cina kuno dan pertengahan, India kuno dan
pertengahan, Jepang kuno dan pertengahan, dan sebagainya.banyak penerapan, praktek dan
perkakas metalurgi mungkin sudah digunakan di Cina kuno sebelum orang-orang Eropa
menguasainya (seperti tanur, besi cor, baja, dan lain-lain).

Berdasarkan kedekatan antara metalurgi dengan pertambangan inilah maka pada


awalnya pendidikan metalurgi lahir dari sekolah-sekolah pertambangan seperti pendidikan
metalurgi di Colorado School of Mines. Proses metalurgi di mulai sejak 6000 tahun sebelum
maschi, saat ini telah di ketahui 86 logam dan hanya 24 jenis di temukan selama abad 18.
Logam awal di temukan adalah Emas (6000 SM) dan tembaga (4200 SM). Tujuh logam

2
purbakala adalah: Emas (6000 SM), Tembaga (4200 SM). Perak (4000 SM), Timbal (3500
SM). Timah (1750 SM), peleburan Besi (1500 SM) dan Air raksa (750 SM). Kecuali besi dan
tembaga (di padu dengan timah) yang bukan logam kontruksi adalah emas dan perak yang
biasanya dipakai sebagai alat makan-minum, perhiasan dan ornamen. Hampir semua logam
terkandung di lapisan bumi, manusia pertama kali belajar memproses biji menggunakan
sulfide atau oksida logam melalui proses reduksi dan oksidasi pada temperature yang
bertingkat. Pertama kali di temukan tidak sengaja akibat biji logam jatuh kedalam api
unggun. Tembaga di temukan secara natural di tempat siprus, dan di tempa menjadi artefak.
Tetapi selalu rapuh hingga akhirnya ditemukan dengan cara meng-anilnnya dalam api
unggun. Antara tahun 5000 SM lembaran tembaga dibuat dengan cara di pukul. Artefak
tembaga lebur dari tahun 3600 SM di temukan di lembaga sungai Nil.

Peleburan dilakukan dari malasit (CuCos dan Cu(OH)2) melalui kalsining dan
pengeringan, dan dari biji kuprit (oksida) dengan karbon sebagi zat pereduksi. Timbal di
temukan sebagai gelana sulfide timbale seperti metalik. Galena mudah direduksi dalam api.
Timbal banyak di pergunakan sebagai kotak dan pipa.

Melalui peleburan bijih timah dengan tembaga maka tembaga di produksi lebih kuat
dan mudah di cetak (perunggu). Besi natural terdapat dalam meteorites, dengan kandungan
nikel 6-8 %. Hematite (oksida) dipergunakan bersama-sama untuk melebur besi, dengan
karbin sebagai bahan pereduksi. Peleburan menggunakan biji, arang dan batu kapur seperti
sekarang ini pada dapur tinggi. Bijih besi dihasilkan mengandung 3-4 % karbon dan 1-2 %
Si, bercampur dengan terak. Mudah di tempa saat panas. Besi sangat baik untuk di tempa,
besi kasar (wrough iron) di panggang dalam udara atau dihembus untuk membuang karbon.
Lapisan-lapisan material dimana di tempa dan disatukan menghasilkan pedang dari
Damaskus dan Toledo. Senjata dan Besi sebagai peralatan perang seperti halnya alat bertani.

2.2 Berdasarkan Rangkaian Kegiatannya


Metalurgi Dapat diBedakan Menjadi Metalurgi Ekstraksi dan Metalurgi Fisika

2.2.1 Metalurgi Ekstraksi


Metalurgi Ekstraksi melibatkan proses-proses kimia pada suhu rendah dengan
cara pelindian, juga proses suhu tinggi dengan peleburan untuk menghasilkan
logam dengan kemumian tertentu. Metalurgi ekstraksi disebut juga metalurgi
kimia. Pengolahan bahan galian, yang merupakan tahap persiapan dan bagian dari

3
tahap ekstraksi logam, saat ini telah berkembang pesat sehingga sering kali
dipisahkan sebagai bidang kegiatan tersendiri.

2.2.2 Metalurgi fisika


mencakup kegiatan yang berawal dari pengerjaan logam dan paduannya untuk
menghasilkan bahan logam melalui berbagai tahap perlakuan panas dan
pengerjaan mekanik, sehingga siap pakai sebagai bahan baku industri fabrikasi.

2.3 Berdasarkan Jenis Komoditi Logam Metalurgi


Logam Metalurgi Dibedakan Menjadi Metalurgi Besi-Baja (Ferro) Dan Metalurgi Bukan
Besi-Baja (Non-Ferro).

2.3.1 Metalurgi besi-baja (ferro)


Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur
karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai 2
sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam
lainnya. Logam adalah elemen kerak bumi (mineral) yang terbentuk secara alami.
Jumlah logam diperkirakan 4% dari kerak bumi. Logam dalam bidang keteknisian
adalah besi. Biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa, alat-
alat pabrik dan sebagainya.
Contoh dari logam yang sudah memiliki sifat-sifat penggunaan teknis tertentu
dan dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup adalah besi, tembaga, seng, timah,
timbel nikel, aluminium, magnesium. Kemudian tampil logam-logam lain bagi
penggunaan khusus dan paduan, seperti emas, perak, platina, iridium, wolfram, tantal,
molybdenum, titanium, vokalt, anti monium (metaloid), khrom, vanadium, beryllium,
dan lain-lain.
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat, yaitu :
 Dapat ditempa dan diubah bentuk
 Penghantar panas dan listrik
 Keras (tahan terhadap goresan, potongan atau keausan), kenyal (tahan patah
bila dibentang), kuat (tahan terhadap benturan, pukulan martil), dan liat (dapat
ditarik).
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam
dapur tinggi yang akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar belum
dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi, oleh

4
karena itu, besi kasar itu masih harus diolah kembali di dalam dapur-dapur baja.
Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang dikatakan sebagai besi atau baja
karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi.
Yang dimaksud besi dalam bidang keteknisan adalah besi teknis, bukan besi
murni, karena besi murni (Fe) tidak memenuhi pernyataan teknik, persyaratan teknik
adalah kekuatan bahan, keuletan, dan ketertahanan terhadap pengaruh luar (korosi,
aus, bahan kimia, suhu tinggi dan sebagainya).
Besi teknis selalu tercampur dengan unsure-unsur lain misalnya karbon (C),
silicon (Si), mangan (Mn), Fosfor (P), dan belerang (S).Unsur-unsur tersebut harus
dalam kadar tertentu, sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki, secara garis besar
besi teknik terbagi menjadi :
a. Besi kasar :kadar karbon lebih besar dari 3,5%, tidak dapat ditempa.
b. Besi : kadar karbon lebih besar dari 2,5%, tidak dapat ditempa.
c. Baja : kadar karbon kurang dari 1,7%, dapat ditempa.

2.3.1.1 Macam-Macam Logam Ferro


Logam ferro adalah suatu bahan yang mengandung unsure kebesi-besian seperti pada table
dibawah ini :

1) Macam-macam logam
Nama Komposisi Sifat Penggunaan
Besi tuang Campuran besi dan Rapuh, tidak dapat Alas mesin, badan
karbon (4%) di tempa baik untuk ragum, bagian-
dituand sukar diles bagian mesin bubut,
blok silinder, cincin
perak, meja datar
Besi tempa Campuran besi Dapat ditempa, liat, Kait keran, landasan
murni (99%) sedikit tidak dapat diruang kerja plat, rantai
besi rongsokan jangkar
Baja lunak Campuran besi dan Dapat ditempa, liat Mur, baut, pipa,
karbon (0,1%-0,3%) sekrup
Baja karbon sedang Campuran besi dan Lebih kenyal Poros, rel baja,
karbon (0,4%-0,6%) paron
Baja karbon tinggi Campuran besi dan Dapat ditempa, Perlengkapan mesin
karbon (0,7%-1,5%) dapat disepuh, bubut, perlengkapan
mudah ditempa mesin frais, kikir,
gergaji, pahat, tap,
stempel
Baja cepat tinggi Baja karbon tinggi Rapuh, dapat Mesin bubut, mesin

5
(HSS-High speed di tambah nikel/ disepuh, keras, frals, mesin bor, dll
steel) kobalt, khrom / dapat dimudakan,
tungken tahan suhu tinggi

2) Pengaruh karbon terhadap sifat logam dapat digolongkan sebagai berikut :


 Besi yang mengandung kadar C 0%-0,5%, mempunyai sifat mudah ditempa
dan tidak dapat disepuh atau dikeraskan. Besi ini dinamakan besi tempa.
 Besi yang mengandung kadar C 0,5%-1,7%, mempunyai sifat dapat ditempa
dan dapat disepuh. Besi ini dinamakan baja.
 Besi yang mengandung kadar C 2,5%-6,67%, mempunyai sifat mudah dituang
(dicor) dan besi ini dinamakan besi tuang
3) Pengaruh kadar zat arang dalam besi
 Zat asam
Terdapat pula dalam udara,yaitu campuran dari 21% zat asam dan 78% zat
lemas, selanjutnya 1% helium, argon dan beberapa unsur zat lain. Zat asam
dalam udara dapat menyebabkan logam besi rusak.
 Oksid
Persenyawaan antara zat asam dengan unsur yang lain dinamakan oksid. Batu
besi magnet, magnesit(Fe2O3)kandungan Fe 60 % sampai dengan 70% (Rusia,
Swedia, Amerika). Batu besi merah, hemafite(Fe 2O3), kandungan Fe 40%
sampai dengan 60 % (Kanada, Spanyol, Inggris, Rusia). Proses dapur tinggi
adalah proses reduksi, karena dalam dapur tinggi, zat asam dikeluarkan oksid
besi dan tinggal besinya.
 Karbonat
Batu besi spoat (FeCo3)adalah karbonat besi, karena dalam persenyawaan ini
terdapat carbonium (zat orang). Batu besi spatik (Fe 2(O3)), kandungan Fe 30
% sampai 40% (jerman, Austria).
 Zat arang
Unsur ini sangat penting untuk produksi baja. Zat arang murni terdapat dalam
intan yang grafit. Zat arang ini diperoleh dari arang tulang belulang, arang
kulit, arang kayu, arang batu (batu bara),dan lainnya. Dengan menambah zat
arang dalam besi, baik banyak atau sedikit. Maka akan terjadi persenyawaan-
persenyawaan besi zat arang yang mempunyai sifat-sifat keras. Unsur besi
terdapat di alam, bahan dalam bentuk logam murni, tetapi terdapat dalam

6
bentuk persenyawaan besi oksida, yang masih tercampur dengan unsur-unsur
lain dan zat pengotor.
2.3.1.2 Contoh Industri Baja (Logam Ferro)
1) Pengertian Baja Karbon
Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan
unsur kedua yang berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur
yang lain berpengaruh menurut prosesentasenya. Baja karbonmerupakan salah satu
jenis logam paduan besi karbon terpenting dengan prosentase berat karbon hingga
2,11%. Baja karbon memiliki kadar C hingga 1.2% dengan Mn 0.30%-0.95%.
Elemen-elemen prosentase maksimum selain bajanya sebagai berikut: 0.60% Silicon,
0.60% Copper.
2) Fasa-fasa yang t erbentuk pada baja karbon :
a) Ferit (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling kecil
dan teratur) berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus pusat badan), Ferit ini
mempunyai sifat : magnetis, agak ulet, agak kuat, dll.
b) Austenit : merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC
=kubus pusat muka), Austenit ini mempunyai sifat : Non magnetis, ulet, dll.
c) Sementid (besi karbida) : merupakan sel satuan yang berupa orthorombik,
Semented ini mempunyai sifat : keras dan getas.
d) Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan sementid sehingga mempunyai
sifat Kuat.
e) Delta : merupakan sel satuan yang berupa Body Centered Cubic (BCC=kubus
pusat badan).

Gambar 1. Photomicrographs of (a) ferrite and (b) austenite

1. Klasifikasi Baja Karbon

Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

7
1) Baja karbon rendah (low carbon steel) è machine, machinery dan mild steel.
Kandungannya 0,05% – 0,30% C.
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:
0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws,
nails.
0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.
2) Baja karbon menengah (medium carbon steel)
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges.
3) Baja karbon tinggi (high carbon steel) è tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60% – 1,50% C
Penggunaan
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws,hammers, vise
jaws,knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning
hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.
2. Proses Pembuatan Baja Karbon

Baja karbon diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat
maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses
pembuatan baja karbon antara lain :

1) Proses Konvertor

Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.

2) Sistem kerja
 Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
 Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume
konvertor)
 Kembali ditegakkan.
 Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.

8
 Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.

Proses konvertor terdiri dari:

1) Proses Bassemer (asam)

Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa
asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak
ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2,

SiO2 + CaO CaSiO3

2) Proses Thomas (basa)

Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit
[kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi
kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %.
Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O 5), untuk
mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),

CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)

3) Proses Siemens Martin


 Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.). Fungsi dari regenerator
adalah:
 Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
 Sebagai Fundamen/ landasan dapur
 Menghemat pemakaian tempat
 Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
 Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
 Besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 %
CaCO3)
4) Proses Basic Oxygen Furnace (BOF)
 Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)

9
 Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar
dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan)
dengan tekanan 1400 kN/m2.
 Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

Keuntungan dari BOF adalah:

 BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen


 Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
 Tidak perlu tuyer di bagian bawah
 Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
 Biaya operasi murah
5) Proses Dapur Listrik

Temperatur tinggi dengan menggunakan busur cahaya electrode dan induksi


listrik.Keuntungan :

 Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat


 Temperatur dapat diatur
 Efisiensi termis dapur tinggi
 Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik
 Kerugian akibat penguapan sangat kecil
6) Proses Dapur Kopel

Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.

Proses :

 Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.


 Bahan bakar (arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
 Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
 Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

10
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu
kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:

CaCO3 CaO + CO2

akan bereaksi dengan karbon:

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan


untuk pembangkit mesin-mesin lain.

7) Proses Dapur Cawan


 Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan
besi kasar dalam cawan,
 Kemudian dapur ditutup rapat.
 Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling
cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
 Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa
dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan.

Gambar 2. Bagan Proses Pembuatan Baja

Proses pembuatan baja karbon dimulai dengan proses ekstraksi bijih besi. Proses
reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup (blast furnace) di mana di dalamnya bijih besi
(iron ore) dan batu gamping (limestone) yang telah mengalami pemanggangan (sintering)

11
diproses bersama-sama dengan kokas (cokes) yang berasal dari batubara. Serangkaian reaksi
terjadi di dalam tanur pada waktu dan lokasi yang berbeda-beda, tetapi reaksi penting yang
mereduksi bijih besi menjadi logam besi adalah sebagai berikut:

Fe2O3 + 3CO →2Fe + 3CO2

Gambar 3. Proses Peleburan Besi

Luaran utama dari proses ini adalah lelehan besi mentah (molten pig iron) dengan
kandungan karbon yang cukup tinggi (4% C) beserta pengotor-pengotor lain seperti silkon,
mangan, sulfur, dan fosfor . Besi mentah ini belum dapat dimanfaatkan secara langsung untuk
aplikasi rekayasa karena sifat-sifat (mekanis)-nya belum sesuai dengan yang dibutuhkan
karena pengotor-pengotor tersebut. Besi mentah berupa lelehan atau coran selanjutnya
dikirim menuju converter yang akan mengkonversinya menjadi baja.

Proses pembuatan baja karbon umumnya berlangsung di tungku oksigen-basa


(basic-oxygen furnace). Di dalam tungku ini besi mentah cair dicampur dengan 30% besi tua
(scrap) yang terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tanur. Selanjutnya, oksigen murni
ditiupkan dari bagian atas ke dalam leburan, bereaksi dengan Fe membentuk oksida besi FeO.
Beberapa saat sebelum reaksi dengan oksigen mulai berlangsung, fluks pembentuk slag
dimasukkan dalam jumlah tertentu.

12
Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi dengan karbon di dalam besi mentah
sehingga diperoleh Fe dengan kadar karbon lebih rendah dan gas karbon monoksida. Reaksi
penting yang terjadi di dalam tungku adalah sebagai berikut:

FeO + C →Fe + CO

Selama proses berlangsung (sekitar 22 menit), terjadi penurunan kadar karbon dan unsur-
unsur pengotor lain seperti P, S, Mn, dalam jumlah yang signifikan.

Gambar 4. Baja Karbon (Pipa)

2.3.2 Metalurgi Bukan Besi-Baja (Non-Ferro).


Klasifikasi ini dipakai terutama karena sangat luas serta banyaknya pemakaian
besi dan baja di dalam rekayasa, sehingga jenis produksinya sangat bervariasi.
Metalurgi bukan besi-baja berkaitan dengan logam-logam serta paduan logam lain, di
luar besi atau baja dan paduan pada duannya.

Table Jenis Dan Klasifikasi Logam

No Klarifiskasi Jenis Bentuk Pemakaian contoh dalam


bangunan
1 Logam mulia Emas, perak dsb. Batangan Aksesoris, interior.
2 Logam setengah Air raksa Cair Patri
mulia
3 Logam biasa Nikel, kobalt Butiran, Campuran baja, konstruksi
berat >30 batangan luar beton

13
kg/dm3
4 Logam biasa Besi tuang Plat blok Pengunci, pengantung
ringan <30 Plumbum(timah landasan isolasi
kg/dm3 hitam)
5 Logam Baja Plat, profil, Hubungan dak standar dengan
campuran batangan, atap, kuda-kuda bangunan,
tempa, jembatan, neraca, tulangan
Kuningan gelombang beton, dinding, lantai
plat, blok Penggantung, kunci, kran.

Table Sifat-Sifat Baja Dapat Dipengaruh ioleh Campuranlogam Yang Lain.

Campuranlogam Pengaruh terhadapsifat-sifatbaja

Menambah Mengurangi

Karbon (C) Kekokohan, kekerasan, sifat- Titiklebur, keuletan, regangansifatmenge-


pengerasan lasdanmenempa

Silisium (Si) Menambahelastisitas, kekokohan, Sifatmengelas


kekerasandandayatahan karat

Fosfor (P) Leburanencer Rengangandandayakekuatanpukul

Sulfur (S) Lebarankental, serpihanmudahpatah Dayakekuatanpukul

Mangan (Mn) Kekerasan, kekokohan, dayakeku- Sifatmembuatserpih


atanpukuldandayakeausan

Nikel (Ni) Keuletanregangan, kekokohan, day- Peganganolehsuhutinggi


atahan karat, tahanlistrikdansuhut-
inggi

Khrom (Cr) Kekerasan, kekokohan, dayatahan regangan


karat, suhutinggidanketajaman

Varadium (V) Dayatahan lama, kekerasan- Dayatahansuhutinggi


dankeuletan

Molibdenium (Mo) Kekerasandayatahan lama Regangandansifatmenempa

Kobalt (Co) Kekerasan, ketajaman Keuletanmengurangidayatahansuhutinggi

14
Wolfram (W) Kekerasan, kekokohan, dayatahan regangan
karat, suhutinggidanketajaman

Table Perubahan Struktur Logam


Sistempengubahan Cara Hasil

Pemanasan Logamdipanaskan, kemu- Strukturlogamberbentukbaru-


diandibiarkandinginden- danlogamjadilebihlemah
gansendirinya

Pendinginankejut Logam di panaskan, kemudian- Menambahkekokohan


didinginkancepatdalamn air
atauoli

Pengerasan Logamdipanaskan, kemudian- Menambahkekerasandanketaja-


didingikansedenikianrupase- man
hinggapengerasanmerata

Tempering Logam yang telahdiperkerasdi- Menambahelastisitas


panaskanpadasuhu 180o-300oC

Tempering kejut Logam yang telahdiperkerasdi- Mempertinggibatasregang


panaskanpada suhu450o-700oC

Pelapisan nitrogen Pengerasandilakukandalam Memperkeraspermukaanlogam-


oven dengansemprotan nitrogen dandayatahan karat

Pelapisankarbon Pengerasandilakukandalam Memperkerastepidanin-


oven denganpelapisankarbonse- tilogamtetaplunak
hinggamempengaruhiper-
mukaanlogam

2.3.2.1 Logam Non Ferro dan Paduannya


Logam Non-Ferro (Non-Ferrous Metal) ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak
memiliki unsur besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut sebagai logam
bukan Besi (non Ferro). Beberapa dari jenis logam ini telah disebutkan dimana termasuk
logam yang banyak dan umum digunakan baik secara murni maupun sebagai unsur paduan.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam

15
pengolahan bahan logam, menjadikan semua jenis logam digunakan secara luas dengan
berbagai alasan, mutu produk yang semakin ditingkatkan, kebutuhan berbagai peralatan
pendukung teknologi serta keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara umum
digunakan dan lain-lain.
Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki sifat
dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan logam yang
lainnya. Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini memungkinkan
pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan antara logam non
ferro bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang baru yang berbeda dari
sifat asalnya.
Pengertian dari bahan bukan logam atau non logam adalah unsure kimia yang mempunyai
sifat-sifat, yaitu :

 Elastis (karet), cair (bahan pelumas, dan tidak dapat menghantarkan arus listrik
(bahan isolasi)).
 Peka terhadap api (bahan baker, tidak dapat terbakar (Asbes) dan mudah pecah
(keramik)).

2.3.5 Macam-Macam Logam Non Ferro

Unsur logam yang paling penting dan paling banyak digunakan dalam industry adalah
besi karena hampir 90 % dari logam-logam yang digunakan dalam industry adalah besi.
Selain besi,logam yang penting anatara lain: alumunium (Al), timbal (Pb), nikel (Ni),
perak(Ag), seng(Zn), dan lain sebagainya. Yang digunakan dalam keadaan murni
ataupun dalam bentuk paduannya. Logam – logam tersebut harus mempunyai sifat-sifat
fisika atau mekanik yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dikehedaki.
Logam non ferro adalah suatu bahan yang tidak mengandung besi, yang dapat
digolongkan menjadi :

 logam berat : nikel, seng, tembaga, timah putih dan timah hitam
 logam mulia/murni : emas, perak, platina
 logam ringan : alumunium, barium, kalsium
 logam refraktori/tahan api : Molibdenum , titanium, wolfram, zirkonium
 logam radio aktif : radium dan uranium

16
1) Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)
Diperoleh dari biji besi yang mengandung besi, timah hitam, seng dan sedikit
mengandung perak dan emas. Sifat-sifat tembaga antara lain :sifat mekanik baik, tahan
korosi, daya hantar listrik dan panas lebih baik, mampu dikerjakan mesin, mudah disambung
dengan solder maupun dilas, BD 8,9 dan titik cair 1,083° C, serta dapat digosok dan
temperature tempa lebih rendahdibanding bahan-bahan dari logam ferro. Pada pengerjaan
panas suhu yang diperlukan antara 800°C-900°C, seperti untuk rolling extension dan
forging/tempa.
Baik dalam keadaan panas maupun dalam keadaan dingin, tembaga sangat luwes dan
dapat direnggangkan, digiling dan dimartil. Pemberian bentuk dalam keadaan panas sekitar
650°C, sedangkan dalam keadaan dingin 300°C-700°C. Kegunaan tembaga, yaitu alat-alat
listrik, telepon dan telegram, kawat listrik, refrigerator dan pipa-pipaketel serta tembaga tidak
bias digunakan untuk perabot masak.
2) Mangan, Manganese (Mn)
Sifat-sifat mangan adalahbaja konstruksi dan baja mesin memperbaiki sifat kekuatan
tprik dan tahan aus serta baja perkakas memperbaiki sifat tanah ukuran. Kegunaannya adalah
sebagai unsur paduan, bila dipadu dengan baja konstruksi dan baja mesin digunakan untuk
pekerjaan yang menginginkan kekuatan tarik dan tahan aus. Bila dipadu dengan baja
perkakas digunakan untuk pekerjaan yang menginginkan ketahanan ukuran.
3) Nikel, Nickolium (Ni)
Sifat-sifat nikel yaitu cukup keras, BD 8,7 dan titik lebur 1, 455° C dengan kelihatan
tinggi dan mudah dibentuk dalam keadaan dingin atau panas dan tahan korosi. Bijih Nickel
mengandung 2,5 % Nickel yang bercampur bersama-sama unsur lain yang sebagian besar
terdiri atas besi dan silica serta hampir 4 % Tembaga dan sedikit Cobalt, Selenium,
Tellurium, Silver, Platinum dan Aurum. Sedangkan Tembaga, besi dan Nicel berada pada
bijih itu sebagai Sulfida. Kegunaannya adalah untuk industri kimia, alat-alat listrik dan alat-
alat kedokteran.

4) Uranium(U)
Sifat-sifat uranium adalah BD 18,7, uranium murni malleable /liat dan ductile mudah
di bentuk dan menstabilkan carbide keras. Kegunaannya untuk bahan amunisi dan
persenjataan.
5) Alumunium (Al)

17
Sifat-sifat Alumunium adalah penghantar arus listrik tinggi. Jenis logam ringan (BD
2,7) dengan titik lebur 600°C, mudah dikerjakan/ dituang, penghantar panas, tahan karat dan
non magnetis. Kegunaan Alumunium adalah untuk bahan bangunan, alat-alat rumah tangga,
mesin penggerak, mesin tenaga / penghasil kalor yang besar untuk pemanas, kabel dan pipa
serta pembuatan mesin motor dan kapal terbang. Alumunium terdapat dua macam yaitu:
alumunium tuangan mempunyai kekuatan tarik sebesar 10kg/ mm2 dan regangannya 18 -25
% dan alumunium tempa mempunyai kekuatan tarik sebesar 18-28kg/mm2 dan regangannya
3-5%.
6) Magnesium(Mg)
Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan titik
cair 651ºC yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan karakteristiknya
sama dengan Aluminium.
Oxid film yang melapisi permukaan Magnesium hanya cukup melindunginya dari pengaruh
udara kering, sedangkan udara lembab dengan Magnesium memiliki kekuatan tarik hingga
110 N/mm2 dan dapat ditingkatkan melalui proses pembentukan hingga 200 N/mm2. Sifat-
sifatnya adalah BD rendah 1,7, lunak dan titik cair rendah 800°C serta tahan korosi.
Kegunaannya adalah untuk bangunan dan kapal udara serta foto grafi dan sebagai unsure
paduan non fero.
7) Kobalt (Co)
Cobalt (Co) ialah logam yang berwarna putih silver ini memilki titik cair 1490ºC dan
bersifat magnetic tinggi. Cobalt diperoleh bersama unsur Nickel serta element-element
mineral tertentu dan dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur Nickel.
Sifat-sifatnya adalah bila dipadu dengan baja maka akan menjadi keras, tahan panas dan
tahan aus. Kegunaannya kobalt bila dipadu dengan baja banyak dipergunakan untuk
konstruksi tahan tahan pesawat terbang dan konstruksi tahan panas.
8) Timah Putih, Tin, Stannum (Sn)
Timah putih (Sn) ialah logam yang berwarna putih mengkilap, sangat lembek
dengan titik cair yang rendah yakni 232ºC. Sifat-sifatnya yaitu titik cair rendah 232°C, BD
rendah 7,3, tahan terhadap udara lembab, kekerasan dan kekuatan sangat rendah dan
tergolong logam lunak serta daya tahan korosi cukup tinggi. Kekuatan timah putih untuk
pembungkus pipa-pipa/tabung yang dapat dilipat, tabung-tabung pasta gigi dan plat-plat
lembaran yang dapat dibuat kaleng makanan.
9) Timah Hitam, Lead, Timbal, Plumbum (Pb)

18
Timah Hitam memiliki berat jenis (ρ) yang sangat tinggi yaitu =11,3 kg/dm³
dengan titik cair 327ºC, digunakan sebagai isolator anti radiasi Nuclear. Timah hitam
diperoleh dari senyawa Plumbum-Sulphur (PbS) yang disebut “Gelena” dengan kadar yang
sangat kecil. Sifat-sifat timah hitam adalah berwarna kebiru-biruan, agak lunak, mudah
dituang, disolder, dan dilas (dengan api zat asam) sanagt mudah diberi bentuk dalam keadaan
dingin dan panas, kekuatan tariknya sangat rendah BD 11,4 dengan titik cair 274°C sangat
tahan reaksi kimia dan tahan korosi. Kegunaanya adalah sebagai penutup atap , pipa saluran,
pembungkus barang kesenian dari gelas, pembuatan penyehat, alat-alat dan saluran dalam
industri kimia.

10) Wolfrom, Tungsten (W)


Tungten, Wolfram (W) memiliki titik cair 3410ºC berwarna kelabu, sangat keras dan
rapuh pada temperature ruangan, tetapi ulet dan liat pada Temperatur tinggi. Sifat-sifat
wolfrom adalah keras BD 20 titk cair tinggi 3400°C dan titk didih 5900°C, dapat digilas
menjadi lembaran dan bila dipadu dalam baja perkakas, akan memperbaiki ketahanan ausnya
dan sifat tahan hangatnya. Kegunaannya dalam bidang elektronika seperti katoda tabung
electron dan bidang kelistrikan, seperti kawat pijar dalam lampu, elektroda, pegas, unsure
pemanas dan tabung sinar X.
11) Seng, Zincum (Zn)
Seng (Zn) ialah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik cair
419ºC, sangat lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh ketika dilakukan pembentukan
dengan temperature pengerjaan antara 100ºC sampai 150ºC tetapi sampai temperature ini
masih baik dan mudah untuk dikerjakan.Seng terdapat dialam terikat secara kimia secara di
dalam bijih (asam belerang atau asam arang). Bijih seng yang terpenting adalah seng belerang
dan seng karbonat (Galmei). Sifat-sifat seng mempunyai warna kelabu muda BD 7,1 dengan
titk cair 149°C. dan pada suhu 130°C-150°C seng dapat dipecah-pecah dan kenyal hingga
dapat digiling serta tahan korosi. Kegunaan seng adalah untuk melindungi besi/ baja dengan
jalan mencelupkan kedalam cairan yang disebut sepuh seng. Untuk melapisi besi/baja secara
galvanis, melindungi permukaan benda dengan jalan disemprotkan membuat elemen-elemen
listrik dan bahan baku pembuat cat. Bila dipadu dengan alumunium, magnesium dan tembaga
yang disebut dengan samak, dipergunakan untuk membuat alat-alat bagian mobil seperti
pintu dan karburator.
12) Khrom, Chromium (Cr)

19
Khrom terdapat di alam dalam bentuk bijih khrom yang disebut khromit (FeO.Cr 2O3).
Bijih khromit berwarna hitam mengandung33%-35% Cr2O3. Khrom adalah logam yang
berwarna putih kebiruan lebih keras daripada kaca tapi rapuh. Sifat-sifat fisika dari khrom
adalah titik lebur 1550°C dengan titik didih 2477°C dan kerapatan 7,138 gr/cm3, mudah larut
dalam asam-asam seperti asam klorida, asam sulfat dan asam nitrat, untuk unsure paduan
dalam baja konstruksi dan baja mesin, memperbaiki kekuatan tarik dan ketahanan korosi dan
unsure paduan dalam baja perkakas, memperbaiki ketahanan ukuran. Kegunaan khrom
sebagai unsure pemadu untuk bahan penghantar panas, bahan tahanan. Untuk paduan dengan
besi (ferro-khrom), untuk logam paduan nikhrom yang disebut khromel yang mempunyai
tahanan listrik yang sangat tinggi, unsure paduan baja konstruksi dan baja mesin, untuk baja
perkakas.
13) Boron (B)
Boron (B) memiliki titik cair 2300ºC dan Boron-Carbide sangat keras dan tahan
terhadap pengaruh kimia. Proses pemurnian Boron termasuk sangat sulit akan tetapi kerap
kali Boron ditemukan dalam keadaan murni sehingga disebut sebagai logam Murni atau
logam langka (rare-metal). Boron tidak digunakan sebagai element akan tetapi Boron
digunakan sebagai bahan pembuatan Dies, Nozle untuk Injection moulding, pivot serta
permukaan bearing. Boron dibuat dalam bentuk bubukan sehingga pembentukannya
dilakukan dengan proses Sintering.
14) Cadmium (Cd)
Cadmium (Cd) ialah logam yang berwarna putih kebiruan sifatnya sangat lunak dan
lembek dengan titik cair hanya 321ºC. Sebagai bahan dasar dari Cadmium ini ialah endapan
Seng. Endapan pekat dari Cadmium terdapat dibagian tertentu dari instalasi pengolahan Seng
(Zn), Cadmium digunakan dalam paduan yang memiliki titik cair rendah serta bahan tambah
pada Tembaga. Yang penting dalam pemakaian Cadmium ini ialah sebagai lapisan pelindung
pada Baja atau Kuningan (Brasses).
15) Iridium (Ir)
Iridium (Ir) ini disebut sebagai baja putih ini adalah logam dari kelompok Platinum
yang memilikititik cair 2454ºC.Penggunaannya sebagai bahan paduan dengan unsur
Platinum-Alloy yang kuat dan keras serta meningkatkan titik cairnya.
16) Platinum (Pt)
Platinum (Pt) adalah salah satu jenis logam berat yang berwarna putih kelabu dan
sangat mengkilap dengan titik cair 1773ºC dan memiliki sifat yang mudah dibentuk, ulet dan
tidak mengandung Oxide atau tar dalam udara bebas. Platinum sangat cocok digunakan

20
dalam paduan dengan Iridium yang dapat meningkatkan kekerasannya. Platinum terdapat
dalam paduan logam mulia serta endapan Tembaga-Nickel. Platinum dapat pula diperoleh
melalui proses extraksi pada mas (gold) dan Nickel.
Platinum (Pt) digunakan sebagai bahan pembuatan Contact point pada system
kelistrikan motor bakar, kabel tahanan polymeter serta kawat Thermocouple.

2.3.2.2 Klasifikasi Logam


Klasifikasi ikatan logam menurut golongannya adalah:
1) Ikatan Logam pada Unsur Transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Alasannya
adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam kondisi delokalisasi
seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat terlibat, kecenderungan daya tarik
akan semakin lebih kuat. Contoh ikatan logam pada unsur transisi transisi adalah Ag, Fe, Cu
dan lain-lain.
2) Ikatan logam pada unsur golongan utama
Ikatan logam pada unsur golongan utama relatif lebih lemah dibandingkan dengan
dengan unsur golongan transisi. Contohnya kristal besi lebih kuat dibandingkan dengan
kristal logam magnesium.
Berdasarkan unsur penyusunnya dibagi menjadi 2 yaitu:
 Ikatan logam antar unsur sejenis
Misalnya Ikatan antara unsur litium dengan unsur litium yang lainnya.
 Ikatan logam antar unsur yang berbeda jenis (alloy).
Bahan-bahan logam yang bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam
tetapi telah dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain disebut alloy atau
sering disebut lakur atau paduan. Alloy terbentuk apabila leburan dua atau
lebih macam logam dicampur atau leburan suatu logam dicampur dengan
unsur-unsur nonlogam yang campuran tersebut tidak saling bereaksi serta
masih menunjukan sifat sebagai logam setelah didinginkan.
Alloy dibagi menjadi dua macam yaitu alloy selitan dan alloy
substitusi. Disebut alloy selitan bila jari-jari atom unsur yang dipadukan sama
atau lebih kecil dari jari-jari atom logam. Sedangkan alloy substitusi terbentuk
apabila jari-jari unsur yang dipadukan lebih besar dari jari-jari atom logam.

21
2.3.2.3 Pemurnian Logam
Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga. Untuk membuat
kabel listrik, diperlukan tembaga murni, sebab adanya pengotor dapat mengurangi
konduktivitas tembaga. Akibatnya, akan timbul banyak panas dan akan membahayakan
penggunannya.

Tembaga dimurnikan secara elektrolisis. Tembaga kotor dijadikan anode, sedangkan


katode digunakan tembaga murni. Larutan elektrolit yang digunakan adalah CuSO4. Selama
elektrolisis, tembaga dari anode terus-menerus dilarutkan kemudian diendapkan kepada
katode.

CuSO4(aq) Cu2+(aq) + SO42-(aq)

Katode : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)

Anode : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e

Cu(s) Cu(s)

Anode Katode

Perak, emas, platina, besi dan zink biasannya merupakan pengotor pada tembaga.
Perak, platina, dan emas mempunyai potensial lebih positif daripada tembaga. Dengan
mengatur tegangan selama elektrolisis, ketiga logam itu tidak ikut larut. Ketiga logam
tersebut akan terdapat pada lumpur anode. Hasil ikutan ini biasannya cukup untuk menutup
biaya pemurnian tembaga itu. Besi dan zink, yang mempunyai potensial elektrode lebih
negatif daripada tembaga, akan ikut larut. Akan tetapi, ion-ionnya (Fe 2+ dan Zn2+ ) lebih
sukar diendapkan, jadi tidak ikut mengendap di katode.

2.3.2.4 Contoh Logam – Logam Non ferro


1) Magnesium
Magnesium berasal dari air laut . Air laut mengandung 1300/ sejuta bagian
magnesium yang direaksikan dengan kapur . Kapur dihasilkan dengan

22
0
membakar kulit kerang pada 1320 C. Kapur dan air laut akan
menghasilkan endapan Mg(OH)2. Berikut disertai gambar
baganprosespembuatanmagnesium dari air laut:

2) Proses Pembuatan Aluminium


Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:
 Proses Bayer
merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina), dan

 Proses Hall-Heroult
merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan
aluminium murni.
 Proses Bayer
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat
pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat
yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.

23
Tahapan dalam Proses Bayer:

1) Pertama, bijih bauksit diambil dari tambang.


2) Lalu, bijih bauksit tersebut dihancurkan atau dihaluskan secara
mekanik.
3) Impurities (pengotor) dihilangkan dengan cara memanaskan
serbuk bauksit dalam udara sehingga logam-logam lain
teroksidasi. Misalnya besi teroksidasi menjadi Fe2O3.
4) Kemudian, serbuk bijih yang telah dipanaskan direaksikan
dengan soda kaustik atau larutan Natrium hidroksida (NaOH)
pekat dan diproses di pabrik penggilingan untuk menghasilkan
lumpur (suspensi berair) yang mengandung partikel-partikel
bijih yang sangat halus.
5) Suspensi berair tadi dipompa ke digester, yaitu sebuah tangki
yang berfungsi seperti panci presto. Larutan ini diproses pada
suhu dan tekanan yang tinggi untuk melarutkan alumina dalam
bijih. Larutan dipanaskan sampai 230-520 ° F (110-270 ° C) dan
dengan tekanan 50 lb / dalam 2 (340 kPa). Kondisi ini,
dilakukan selama sekitar setengah jam atau hingga beberapa
jam. Pada prosesnya penambahan NaOH dilakukan untuk
memastikan bahwa seluruh senyawa aluminium yang
terkandung terlarut. Proses ini akan memisahkan bijih dari
kotoran yang tidak larut seperti senyawa silika, besi dan
titanium.

24
6) Larutan panas dilewatkan melalui serangkaian tangki.
7) Larutan kemudian dipompa ke dalam tangki pengendapan.
Larutan SiO32- dan [Al(OH)4]-akan ditampung.
Ketika suspensi berair berada di dalam tangki ini, pengotor
yang tidak larut dalam NaOH akan mengendap di bagian
bawah tangki. Residu (disebut "red mud" atau “lumpur merah”)
yang terakumulasi di dasar tangki terdiri dari pasir halus,
oksida besi, dan oksida dari unsur lain seperti titanium.
Al2O3 dan SiO2 akan larut, sedangkan Fe2O3 dan pengotor
lainnya tidak larut (mengendap).

Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O 2Al(OH)4- (aq)


SiO2 (s) + 2OH- (aq) SiO32- (aq) + H2O
8) Setelah pengotor telah diendapkan, masih ada larutan yang
tersisa (filtrat) yang kemudian dipompa melalui serangkaian
filter (penyaring). Setiap partikel-partikel halus dari pengotor
yang masih ada dalam larutan juga akan tersaring.
9) Larutan yang telah disaring akan dipompa melalui serangkaian
tangki pengendapan.
10) Larutan itu kemudian direaksikan dengan asam encer, yaitu
larutan HCl. Ion silikat tetap larut, sedangkan ion aluminat akan
diendapkan sebagai Al(OH)3.

AlO2- (aq) + H+ (aq) Al(OH)3 (s)

Atau dengan cara dialirkan CO2 ke dalam larutan tersebut


sehingga ion aluminat akan diendapkan sebagai Al(OH)3.

AlO2- (aq) + CO2(g) Al(OH)3 (s)

1. Endapan kristal atau Al(OH)3 (s) (mengendap di bagian bawah tangki) sedangkan
SiO32- tetap larut.
2. Kemudian endapan Al(OH)3 disaring dan diambil.
3. Setelah dicuci, endapan Al(OH)3 dipindahkan ke pengering untuk dilakukan

25
4. proses kalsinasi (pemanasan untuk melepaskan molekul air yang secara kimiawi
terikat pada molekul alumina). Suhu 2.000 ° F (1.100 ° C) akan mendorong lepasnya
molekul air, sehingga hanya tinggal Kristal alumina anhidrat. Setelah meninggalkan
tungku pengering, kristal akan melewati pendingin.
5. Setelah itu, maka terbentuklah serbuk Al2O3 murni (korundum).

2Al(OH)3 (s) Al2O3 (s) + 3H2O (g)

 Proses Hall-Heroult

Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan
Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang
berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 0C),
campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 0C. Anode dan katodenya terbuat
dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)

Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e−

Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)

Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)

Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot
reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak

26
sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses ini,
leburan alumina dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit
kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon
dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot sebagai lapisan
pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi.
Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri.

Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan


menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder
atau lempengan. Masing – masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium
per tahun. Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan
menghasilkan 1 ton alumunium.

Tahapan proses Hall-Heroult adalah sebagai berikut:

1. Di dalam pot reduksi (sel elektrolisis), kristal alumina dilarutkan dalam pelarut
lelehan kriolit (Na3AlF6) cair dan CaF2 pada suhu 1.760-1.780 ° F (960-970 ° C)
untuk membentuk suatu larutan elektrolit yang akan menghantarkan listrik dari batang
karbon (Katoda) menuju Lapisan-Karbon (Anoda).
2. Sebuah arus searah (5-10 volt dan 100.000-230.000 ampere) dilewatkan melalui
larutan. Reaksi yang dihasilkan akan memecah ikatan antara aluminium dan atom
oksigen dalam molekul alumina. Oksigen yang dilepaskan tertarik ke batang karbon,
di mana ia membentuk karbon dioksida. Atom-atom aluminium dibebaskan dan
mengendap di bagian bawah pot sebagai logam cair.
3. Proses peleburan dilanjutkan, dengan penambahan alumina pada larutan kriolit untuk
menggantikan senyawa yang terdekomposisi. Arus listrik konstan tetap dialirkan.
Panas yang berasal dari aliran listrik menjaga agar isi pot tetap berada pada keadaan
cair.
4. Lelehan aluminium murni terkumpul dibawah pot.
5. Lelehan yang sudah terkumpul ini dipindahkan ke tungku penyimpanan dan kemudian
dituangkan ke dalam cetakan sebagai batangan atau lempengan.
6. Ketika logam diisi ke dalam cetakan, bagian luar cetakan didinginkan dengan air,
yang menyebabkan aliminium menjadi padat.
7. Logam murni yang padat dapat dibentuk dengan penggergajian sesuai dengan
kebutuhan.

27
8. Dengan proses Hall-Heroultini, aluminium diproduksi secara massal dan murah.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Teknik Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika,
proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam
dengan strukturnya.Metalurgi yang meliputi Metalurgi Kimia dan Metalurgi Fisika.Pada
dasarnya, metalurgi berpangkal pada pemanfaatan sumber daya mineral yang merupakan
sumber bahan baku dasar untuk mendapatkan logam. Karena itu metalurgi berkaitan erat
dengan industri pertambangan, terutama metalurgi yang mencangkup kegiatan pengolahan
mineral dan ekstraksi logam.

3.2 SARAN
Dengan adanya tugas tentang materi METALURGI yang telah diberikan oleh ibudosen.
Dapat menambah dan mengembangkan wawasan siswa tentang PengertiaMetalurgiKlasi-
fikasi Proses pembuatan . Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mohon kritik dan saran
dari pembaca.

28
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Metalurgi

https://www.academia.edu/18435339/metalurgi

https://www.academia.edu/13433410/
Makalah_Metalurgi_Fisik_Metode_Penguatan_Logam

https://www.scribd.com/doc/230118448/MAKALAH-METALURGI-dan-logam-docx

http://www.metal.ui.ac.id/index.php/makalah-penelitian/

29

Anda mungkin juga menyukai