Anda di halaman 1dari 19

PERUBAHAN IKLIM

Kenaikan suhu global 1,1 derajat sejak 1850


Suhu tertinggi di
RPJMD yang selaraskan dengan Sumsel pada tahun
RPJMN Harus Mengedepankan 2019 tercatat 37
Keberlanjutan Lingkungan derajat,
Hidup Meningkat +/- 0,39
derajat dalam 2 tahun
terakhir

Elevasi
Secara Global Nama Pulau Kecil Kabupaten
(mdpl)
naiknya
permukaan Air Pulau Betet Banyuasin -1
Laut dipengaruhi Pulau Burung Banyuasin 0
mencairnya kutub
Bumi Pulau Gundul Banyuasin -3
Dalam 1 tahun 3,3 Pulau Kalong Banyuasin 2
mm
Pulau Kramat Banyuasin 3
Pulau Salahnamo Banyuasin 2
Faktor dominan
- Penggunaan bahan bakar fosil yang Tahun 2019 telah
meningkatkan suhu tenggelam 2 pulau kecil,
- Karhutlah faktor terbesar dari emisi yang diperkirakan akan 4 pulau
keluar serta turunnya permukaan gambut kecil di tahun 2020
- Ketergantungan pupuk kimia tenggelam dari tingginya
menyebabkan rusaknya unsur tanah hingga kenaikan permukaan laut
berdampak pada penurunan permukaan, dan penurunan permukaan
sedimen serta kerusakan DAS
Tanan
Bencana Ekologis

Sepanjang Tahun 2019, januari-Desember


kita disibukan penangan BENCANA
EKOLOGIS ; Banjir, Longsor, Krisis Air,
Karhutlah serta Konflik Harimau dengan
Manusia
kejadian banjir di Sumatera Selatan pada tahun 2018 dan 2019,
menunjukkan bahwa banjir yang terjadi meningkat dari tahun sebelumnya.

Kota Palembang masih memegang angka tertinggi kejadian setiap tahunnya. Pada
tahun 2019 terjadi banjir di 51 tempat dan secara berulangterjadi
PETA TATA RUANG
PALEMBANG
Dari analisis yang dilakukan Kota Palembang

Kota Palembang hanya memiliki luasan ± 12.018 Ha menurut


Ruang terbuka Hijau 3.801 Ha Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang

Kolam-kolam
retensi di Kota
Palembang hanya
ada 32 buah membutuh 77 kolah retensi lagi.
kolam retensi

Dengan kurangnya fasilitas-fasilitas tersebut maka tidak bisa


dipungkiri bahwa
hujan dalam waktu 1 jam saja sudah terjadi genangan air
dibanyak titik
Banjir Bandang di Kabupaten
Lahat

• menghanyutkan 7
rumah
• 1 jembatan Air
Mulak terputus
• puluhan rumah
warga rusak
Kebakaran Hutan dan Lahan
di Sumatera Selatan, Citra Di Balik Asap 2019.

gambut fungsi
lindung ada
358.539 ha
97.961 Ha saja yang di berada di
kelola masyarakat dengan Kawasan
kearifan lokal marga satwa
dan hutan
lindung.
Perkembangan siklus titik panas dan luas kebakaran
pada 5 tahun terakhir di sumatera selatan,
kembali memuncak pada tahun 2019 terdapat 5,263
titik panas dengan kebakaran Kawasan hutan dan lahan
luas 361,857 Ha,
Kebakaran hutan dan lahan ini adalah lokasi yang sama
dan berulang setiap tahunnya
Data yang di keluarkan BPBD kebakaran lahan
di Sumsel seluas 361.857 Hektar pada 31
Oktober 2019.
Kebakaran berdasarkan jenis Kawasan Fungsi
Ekosistem Gambut ada 220,483 ha.
Gambut budidaya seluas 90,083 Hektar,
Gambut Lindung seluas 130,400 Hektar.
kebakaran areal non gambut seluas 141,374
ha.
SAMPAI SAAT INI BELUM ADA
PERUSAHAAN YANG IZINNYA DI CABUT
Data Quality Index di laman
Air Visual berada pada di
atas Rata-rata di kategori
Hazardous atau ststus
Berbahaya

sehingga rumah sakit dipenuhi oleh penderita


penyakit ISPA
tertinggi berada di sumatera selatan dengan
291,807 jiwa yang terdampak.
#Energi
Pembangunan Pembangkit Panas Bumi
PT Suprame Energi Rantau Dedap

Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam yang akan


menghasilkan energi 250 MW,
Wilayah kegiatan pertambangan seluas 35.460 ha yang
terletak pada ketinggian berkisaran 1.000 – 2.600 meter.
PT SERD masuk dalam hutan lindung Bukit Jambul Gunung
Patah seluas 31.447 ha
WKP PT.SERD
pada tahun 2012-2014 hanya memperoleh Izin
Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari Menteri
Kehutanan dan
Lingkungan Hidup seluas 91 hektar, kemudian 82
hektar pada 2014-2016.selain itu WKP PT SERD
juga masuk dalam Peta Indikatif
Penundaan Pemberian Izin Baru
Dampak yang dihasilkan
Pembangkil Listrik Panas
Bumi PT SERD
Peningkatan Erosi dan Sedimentasi
Pembukaan lahan pada tahap ekplorasi akan mengakibatkan
perubahan bentang alam dan penutupannya.

Di WKP PT SRED, terdapat sungai yang dikelilingi oleh sawah dan


semak belukar.

fungsi Sub-DAS sebagai resapan air yang sangat sensitif


terhadap pembukaan

lahan dalam area seluas 45,6 ha yang telah di ekplorasi


mengalami peningkatan debit laju limpasan air.

Ketika intensitas hujan meningkat dengan drastis maka akan


terjadinya erosi dan sedimentasi.

Penduduk yang tinggal di bagian hilir daerah tangkapan hujan


akan mengalami dampak langsung berupa banjir.

Salah satu dampak yang telah terjadi pada tanggal 31 Desember


2019, Desa Keban Agung di Kecamatan Mulak Sebingkai,

Desa Lesung Batu, Desa Pengentan di Kecamatan Mulak Ulu yang


menimbulkan kerugian 1 jembatan rusak,

7 rumah Hanyut dan 73 Unit rumah rusak ringan.


Gangguan Satwa Dilindungi
Hilangnya vegetasi tutupan hutan positif akan
menjadi gangguan utama bagi satwa liar yang
dilindungi.

Terdapat 10 Spesies hewan lindung (Simpai, Tapir,


Kijang, Kambing hutan Sumatera, Landak, Beruang
madu, Trenggiling, Kucing kuwuk, Kangkareng perut
putih dan Harimau Sumatra)

satwa yang dilindungi akan kehilangan habitannya


yang berpotensi adanya peburuan liar dan
meninbulkan konflik dengan masyarakat setempat.

Harimau adalah hewan teritorial (mempertahankan


wilayah), untuk menandai wilayah teritorialnya.

Di tahun 2019 ada Lima Warga Tewas, Dua Luka-


Luka Diserang Harimau kasus pertama serangan
harimau
2019,10.434 unit
rumah, 35 unit Pada 24 September
Adanya desakan
sekolah, serta 2019, gelombang
Pemerintah untuk
fasilitas umum. Penolakan Revisi UU aksi penolakan
tangkap dan adili
Dampak bencana KPK. terhadap beberapa
korporasi pembakar
ekologis seperti Rancangan Undang-
hutan dan lahan,
banjir dan tanah Undang (RUU)
longsor. (data BPBD)

Anda mungkin juga menyukai