Meskipun keduanya memiliki fungsi yang serupa, pasar modal di AS dan Indonesia
memiliki beberapa perbedaan, seperti skala dan jumlah perusahaan terdaftar. Namun,
keduanya diawasi oleh lembaga pengawas untuk memastikan integritas dan
transparansi pasar.
Di AS, tanggungjawab ini dipegang oleh Securities and Exchange Commission (SEC),
sementara di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil alih peran tersebut.
Dalam keseluruhan, meskipun pasar modal AS memiliki skala yang lebih besar dan lebih
berkembang, pasar modal Indonesia tetap menunjukkan potensi dan pertumbuhan,
membuatnya menarik bagi investor baik lokal maupun internasional.
JENIS BURSA EFEK
Aksesibilitas:
Bursa Efek Amerika Serikat memiliki aksesibilitas global yang lebih luas dengan
banyak investor internasional.
Bursa Efek Indonesia juga terbuka bagi investor asing, tetapi aksesibilitasnya
mungkin lebih terbatas dibandingkan dengan Bursa Efek Amerika Serikat.
RISIKO TERKAIT ISU CAPITAL MARKET
Dalam dinamika ekonomi global saat ini, kebijakan suku bunga telah menjadi pusat perhatian, khususnya dari
bank sentral Amerika Serikat (AS). Sebagai responsterhadap kondisi ekonomi yang fluktuatif, Bank Indonesia,
sebagaimana dilaporkan oleh PT Ashmore Asset Management Indonesia, telah meningkatkan suku bunga
acuannya menjadi 6 persen, sebuah langkah strategis untuk menjaga kestabilan rupiah. Di sisi lain, meski ekonomi
AS menunjukkan ketahanan yang luar biasa, masih ada ketidakpastian mengenaikebijakan suku bunga yang
diterapkan oleh the FederalReserve. Keterangan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, mengindikasikan potensi
pengetatan lebih lanjut. Di tengah kondisiini, pentingnya diversifikasi portofolio investasi menjadisemakin krusial,
terutamamengingat meningkatnya ketegangan geopolitik yang berlanjutantara Hamas dan Israel.
Sebagaireferensi, Ashmore menyarankan beberapa saham dan obligasi di pasar Indonesia, meskipun IHSG
menunjukkan tren penurunan. Dengan pertumbuhan ekonomi AS yang didukung oleh data penjualan ritel yang
kuat dan pertumbuhan ekonomi China yang positif, situasi global saat ini menuntut kebijaksanaan dalam
pengambilan keputusan investasi.
Risiko bagi kedua negara akibat kebijakan- Risiko untuk AS:
kebijakan tersebut adalah: 1. Ketidakpastian seputar kebijakan Federal
Risiko bagi Indonesia: Reserve mengenai suku bunga dapat
1. Depresiasi mata uang: Jika terjadi memengaruhi pasar keuangan dan
ketegangan geopolitik, nilai rupiah dapat pertumbuhan ekonomi AS.
melemah, sehingga utang dalam mata uang 2. Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan
asing menjadi lebih mahal. biaya pinjaman untuk konsumen dan bisnis di
2. Ketegangan geopolitik dapat menciptakan AS, yang dapat memperlambat pengeluaran
ketidakpastian dalam perdagangan dan investasi.
internasional, yang berpotensi mempengaruhi 3. Ketegangan geopolitik di berbagai wilayah
ekspor Indonesia. dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi global
Volatilitas pasar saham: Ketegangan geopolitik dan harga energi, yang dapat berdampak pada
sering kali menyebabkan harga-harga saham AS sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
berfluktuasi di Indonesia, yang dapat
memengaruhi portofolio investasi.
KESIMPULAN
.Pasar modal AS merupakan salah satu yang terbesar dan paling likuid di
dunia, dengan NYSE dan NASDAQ sebagai bursa efek utama. Di
Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah bursa efek utama. Investasi
di pasar modal melibatkan risiko seperti risiko pasar, likuiditas, dan
perusahaan. Isu-isu yang relevan dalam pasar modal AS meliputi regulasi
keuangan, kebijakan moneter, dan perkembangan teknologi. Sedangkan di
Indonesia, isu-isu yang relevan termasuk stabilitas ekonomi, kebijakan
pemerintah terkait investasi, dan perlindungan investor.