Anda di halaman 1dari 16

Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

PERTEMUAN KE -7
INSTRUMEN PASAR MODAL (lanjutan)

1. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut :

Mahasiswa mampu memahami berbagai instrumen, derivatif, opsi, futures, reksadana dan pasar
modal syariah

2. URAIAN MATERI

DERIVATIF

Efek derivatif adalah merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat
penyertaan maupun utang. Yang dimaksud Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek
“utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai
atau peluang keuntungannya mempunyai hubungan dengan kinerja aset lain dimana Aset lain ini
disebut sebagai underlying assets.
Secara khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihak-
pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets/commodities yang dijadikan
sebagai obyek yang diperdagangkan menurut kesepakatan bersama antara pihak penjual dan
pihak pembeli pada waktu dan harga tertentu. Adapun nilai di masa mendatang dari obyek
tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.

Derivatif Keuangan
Di Bursa Efek kita mengenal derivatif keuangan (financial derivative). Dimana derivatif
keuangan ini merupakan instrumen derivatif, yang variabel-variabel mendasarinya adalah
instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks
obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

Instrumen derivatif ini sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan perusahaan
efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang mereka
miliki.
Dasar Hukum
 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 

 Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Pasar Modal.

 SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003 tentang Penetapan Kontrak
Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek 

 Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tgl. 31 Okt 2003 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi
atas Efek atau Indeks Efek

 SE Ketua Bapepam No. SE-01/PM/2002 tgl. 25 Februari 2002 tentang Kontrak
Berjangka Indeks Efek dalam Pelaporan MKBD Perusahaan Efek 

 Persetujuan tertulis Bapepam nomor S-356/PM/2004 tanggal 18 Pebruari 2004 perihal
Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ Japan Titans 100)

Jenis-Jenis Produk derivative yang diperdagangkan di BEI:

1. Kontrak Opsi Saham (KOS)

OPTION merupakan kontrak yang secara resmi memberikan hak (tanpa adanya
kewajiban) untuk membeli ataupun menjual sebuah asset pada harga tertentu dan pada jangka
waktu tertentu. Chicago Board Exchange (CBOE) pada tahun 1973 pertama kali secara resmi
memperdagangkan option

KOS (Kontrak Opsi Saham) merupakan efek yang memuat call option (hak beli) atau
hak put option (hak jual) atas saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar perdagangan seri
KOS (Underlying Stock) dalam jumlah dan harga yang ditetapkan oleh Bursa untuk setiap seri
KOS sebagai acuan dalam Exercise (Strike Price) tertentu, serta berlaku pada periode tertentu.

Call Option memberikan hak kepada taker/pemegang opsi (bukan kewajiban) untuk membeli
sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut. Sebaliknya, Put

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

Option memberikan hak kepada taker/pemegang opsi (bukan kewajiban) untuk menjual
sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.

Tipe Opsi di Amerika memberi kesempatan bagi taker/pemegang opsi dalam meng-exercise
haknya setiap waktu sampai pada saat jatuh tempo. Namun, Opsi di Eropa hanya memberi
kesempatan bagi pemegang opsi (taker) dalam meng-exercise haknya pada waktu waktu jatuh
tempo.

2. KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK (KBIE)

1). LQ45 Futures


Futures dikatakan juga sebagai Kontrak Berjangka merupakan suatu kontrak dalam
membeli ataupun menjual suatu underlying (dapat berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa
yang akan datang. Kontrak indeks ini adalah kontrak berjangka dengan menggunakan
underlying berupa indeks saham.

LQ45 Kontrak Berjangka (Futures) menggunakan underlying pada indeks LQ45. LQ45
sudah lama dikenal sebagai acuan (benchmark) saham-saham di Pasar Modal Indonesia. Dalam
perkembangan pasar modal yang cepat Indonesia, indeks LQ45 dapat digunakan sebagai alat
yang cukup efektif dalam melakukan tracking benchmark (acuan) secara keseluruhan dari pasar
saham di Indonesia.

REKSADANA

Reksa dana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak mempunyai banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana sebagai sarana untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki
waktu dan pengetahuan yang terbatas..

Secara umum, Reksa Dana merupakan wadah yang dipergunakan dalam menghimpun
dana dari masyarakat pemodal (investor) yang selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio
efek oleh Manajer Investasi.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.

Dari definisi tersebut ada 3 hal yang digaris bawahi yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat
pemodal. Kedua, dana yang diinvestasikan tersebut dalam portofolio efek, kemudian yang
Ketiga, dana yang diinvestasikan tersebut selanjutnya dikelola oleh manajer investasi. Dana yang
diinvestasikan ke dalam Reksa Dana tersebut merupakan dana bersama milik para pemodal,
sedangkan manajer investasi (fund manager) merupakan pihak yang dipercaya dalam mengelola
dana tersebut.

Manfaat Reksa Dana bagi investor yaitu:

Pertama, dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek walau tidak memiliki dana yang
cukup besar , sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana
terbatas dapat memiliki obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak mempunyai dana
besar. Dengan Reksa Dana, maka dana yang terkumpul dalam jumlah yang besar akan
memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal. Dan juga pasar uang, artinya
investasi ditempatkan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, dan obligasi.

Kedua, Reksa Dana mempermudah investor untuk berinvestasi di pasar modal. Dengan adanya
reksadana maka investor dapat terbantu dalam memilih saham-saham yang baik untuk dibeli
dimana hal tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah tapi memerlukan pengetahuan dan keahlian
tersendiri.

Ketiga, Efisiensi waktu. Dengan Reksa Dana maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk
memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dilakukan oleh manajer investasi
tersebut.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

Seperti halnya investasi lainnya, disamping menghasilkan berbagai peluang keuntungan, Reksa
Dana pun mempunyai berbagai peluang risiko, antara lain:

 Risko Turunnya Nilai Unit Penyertaan.



Risiko ini dilihat dari turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga
lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.

 Risiko Likuiditas

Risiko ini adalah kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar
pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang
dimilikinya. Manajer Investasi kesulitan dalam mengumpulkan uang tunai atas
redemption tersebut.

 Risiko Wanprestasi


Risiko yang merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan
asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi
atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, sebagai contoh adalah wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan
Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat
mengakibatkan turunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

Macam-macam Reksa Dana portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Moner Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya
berinvestasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
Dengan tujuan adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Pada Reksa Dana jenis ini dana
yang diinvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari assetnya dalam bentuk Efek bersifat
Utang (efek pendapatan tetap). Reksa Dana ini mempunyai risiko yang relatif lebih besar
dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat
pengembalian yang stabil.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

3. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Merupakan Reksa dana, dimana dana yang
diinvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari assetnya dalam bentuk Efek bersifat
Ekuitas. Karena dana yang diinvestasikan ke dalam saham, maka tentunya memiliki
risiko lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya, namun menghasilkan return
yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran. Reksa Dana jenis ini berinvestasi dalam Efek bersifat Ekuitas
dan Efek bersifat Utang.

Exchange Traded Fund atau disebut juga sebagai ETF secara sederhana merupakan
Reksa Dana yang diperjualbelikan di Bursa. ETF adalah Kontrak Investasi Kolektif, dimana Unit
Penyertaannya dicatat dan diperjualbelikan di Bursa seperti saham. Seperti halnya reksa dana
yang konvensional, dalam ETF juga dikelola oleh Manajer Investasi.

Salah satu contoh jenis ETF yang akan dilakukan di pasar modal Indonesia adalah Reksa Dana
Indeks dengan underlying adalah Indeks LQ45.

SYARIAH

Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia merupakan pasar yang sangat besar
untuk pengembangan industri keuangan Syariah. Investasi Syariah di pasar modal yang
merupakan bagian dari industri keuangan Syariah, mempunyai peran yang cukup penting untuk
dapat meningkatkan pangsa pasar industri keuangan Syariah di Indonesia. Walaupun dalam
perkembangannya Efek Syariah relatif lebih baru dibandingkan dengan perbankan Syariah dan
asuransi Syariah, namun sejalan dengan pertumbuhan industry di Bursa Efek Indonesia, Efek
Syariah di pasar modal Indonesia diharapkan akan mengalami pertumbuhan yang pesat.
Selama ini, investasi Syariah di Bursa Efek Indonesia dikenal melalui Jakarta Islamic
Index (JII) yang didalamnya terdapat dari 30 emiten Syariah yang tercatat di Bursa. Padahal Efek
Syariah yang ada di Bursa Efek Indonesia tidak hanya 30 saham Syariah yang menjadi
konstituen JII saja, namun terdapat berbagai jenis Efek selain saham Syariah yaitu Sukuk, dan
reksadana Syariah.
Sejak November 2007, Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) telah memperkenalkan
Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia. Dengan
adanya DES maka calon investor akan semakin mudah untuk mengetahui saham-saham apa saja

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

yang termasuk saham Syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham
Syariah di Indonesia. Keberadaan DES ini kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan
mengeluarkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen
ISSI yang terdiri dari seluruh saham Syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 8 Maret 2011, Dewan Syariah Nasional-Majelis Uama Indonesa (DSN-
MUI) telah menerbitkan Fatwa No. 80 mengenai Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanime
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek Indonesia. Dengan adanya fatwa
tersebut, seharusnya dapat meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa investasi Syariah di pasar
modal Indonesia sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah sepanjang memenuhi kriteria yang
ada di dalam fatwa tersebut.
Selanjutnya, BEI telah mengembangkan suatu model perdagangan online yang sesuai
Syariah untuk diaplikasikan oleh Anggota Bursa (AB) pada September 2011. Maka dengan
diadakannya sistem ini, maka perkembangan investasi Syariah di pasar modal Indonesia
diharapkan semakin meningkat, dan akan makin memudahkan investor juga memberikan
kenyamanan dalam melakukan memperjualbelikan saham secara Syariah.

EFEK SYARIAH

Dengan didasarkan pada Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 mengenai Penerbitan


Efek Syariah, dimana secara khusus dijelaskan pada ayat 1.a.3, yang dimaksud dengan Efek
Syariah yaitu Efek sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan
peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan
penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Dalam
peraturan Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tersebut, secara khususnya pada ayat 1.a.2, juga
dijelaskan prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang sesuai dengan hukum Islam dalam
kegiatan di bidang pasar modal, yang berdasarkan fatwa DSN-MUI, sepanjang fatwa di maksud
tidak bertentangan dengan Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK (sekarang menjadi
OJK) dengan berdasarkan pada fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI)..
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, terlihat bahwa yang di maksud
efek syariah di pasar modal Indonesia tidak hanya saham syariah, namun mencakup efek-efek
lainnya yang di atur dalam Undang-Undang Pasar Modal, khususnya pada pasal 1.5, dengan
penambahan kriteria mengenai prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Bapepam & LK (sekarang

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

menjadi OJK) merupakan pihak yang berwenang dalam menentukan apakah suatu efek dapat
dikatakan sebagai efek syariah atau tidak berdasarkan peraturan tersebut. Dengan begitu, efek
syariah Bursa Efek Indonesia merupakan efek syariah yang merujuk pada definisi yang
dikeluarkan oleh Bapepam & LK (yang sekarang menjadi OJK).

Dalam melakukan seleksi dan penentuan efek syariah, Bapepam & LK (sekarang menjadi
OJK) di bantu oleh Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Kerjasama
Bapepam & LK (OJK) dan DSN-MUI yang dimaksud supaya penggunaan prinsip-prinsip
syariah di Bursa Efek Indonesia dalam melakukan seleksi dan penentuan efek yang memenuhi
kriteria syariah dapat lebih optimal, mengingat DSN-MUI merupakan satu-satunya lembaga di
Indonesia yang mempunyai kewenangan dalam mengeluarkan fatwa yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi syariah di Indonesia. Hasil seleksi efek syariah yang telah dilakukan oleh
Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) dan Dewan Syariah Nasioanl-Majelis Ulama Indonesia
tersebut dituangkan ke dalam suatu Daftar Efek Syariah (DES).

FATWA LANDASAN HUKUM SYARIAH

Efek Syariah berbeda dengan efek lainnya, selain dilandasi hukum syariah, baik berupa
peraturan maupun Undang-Undang, perlu landasan fatwa yang dapat dijadikan rujukan dalam
penetapan efek syariah. Landasan fatwa tersebut digunakan sebagai dasar penetapan prinsip-
prinsip syariah yang dapat diterapkan di bursa efek.

Hingga saat ini, pasar modal syariah di Indonesia sudah mempunyai landasan fatwa dan landasan
hukum sebagai berikut :

Saat ini ada 14 fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional- Majelis
Ulama Indonesia) yang berkaitan dengan pasar modal syariah Indonesia sejak tahun 2001,
yang meliputi antara lain:

1. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk


Reksadana Syariah
2. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
3. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

4. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
5. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah
6. Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi
7. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) Syariah
8. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah
9. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
10. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN
11. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back
12. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back

13. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased


14. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
a. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 (Versi Bahasa Indonesia)
b. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 (Versi Bahasa Arab)
c. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 (Versi Bahasa Inggris)

15. Repo Surat Berharga Syariah (SBS) Berdasarkan Prinsip Syariah


16. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Wakalah

Saat ini ada 3 Peraturan Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) yang mengatur
mengenai efek syariah sejak tahun 2006, yaitu:
1. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
2. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-akad Yang Digunakan Dalam
Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal
3. Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah

Undang-Undang yang mengatur tentang SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) yaitu:
UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

PERKEMBANGAN SYARIAH

Perkembangan pasar modal syariah di Bursa Efek di Indonesia dimulai dengan


dikeluarkannya Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000. walaupun sebelumnya PT
Danareksa Investment Management telah meluncurkan Danareksa Syariah pada tanggal 3 Juli
1997, namun karena pihak Self Regulatory Organisation (SRO) belum menerbitkan yang
mengeluarkan secara resmi instrumen yang berkaitan dengan efek syariah, maka sejarah
perkembangan pasar modal syariah mulai dihitung sejak penerbitan Jakarta Islamic Index.
Berikut ini milestones perkembangan pasar syariah di Bursa Efek di Indonesia hingga saat ini:

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

2000
 Jakarta Islamic Index (JII)

2001 
 Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Investasi Untuk Reksadana Syariah 

2002 
 Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah 

 Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah

2003 
 Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal

 MOU Bapepam & LK dengan DSN-MUI

2004 
 Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah 

2006 
 Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek
Syariah

 Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-akad Yang
Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal 

2007 
 Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi

 Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah 

2008  Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang HMETD Syariah


 Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah
 Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN
 Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan
SBSN

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

 Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back


 Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and
Lease Back
 UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara

 Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip


Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di
2011
Pasar Reguler Bursa Efek
 Indeks Saham Syariah Indonesia
 Sistem Online Trading Syariah

2013  Exchange Traded Fund (ETF) Syariah


 Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah

EFEK-EFEK SYARIAH

1. Surat Berharga Syariah Negara diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia


2. Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau perusahaan publik yang menyatakan
bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan Berdasarkan
prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar
3. Sukuk yang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang telah
diterbitkan oleh emiten sebelum ditetapkannya peraturan ini

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

4. Saham Reksa Dana Syariah


5. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah
6. Efek Beragun Aset Syariah
7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik
yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan
usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah
8. di Pasar Modal yang diterbitkan
oleh lembaga internasional dimana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya
9. Efek syariah lainnya.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK
meliputi:

A. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia.

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara adalah
merupakan surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia
berdasarkan prinsip syariah. Per 31 Mei 2011, saat ini baru terdapat 11 SBSN (Surat
Berharga Syariah Negara), SBSN dapat berupa:

1. SBSN ijarah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah (akad
sewa menyewa atas suatu aset) sehingga pendapatan investor dapat
diketahui di awal.
2. SBSN mudharabah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad
mudharabah (akad kerjasama dimana salah satu pihak menyediakan
modal (rab al-maal) dan pihak lainnya menyediakan tenaga dan keahlian
(mudharib) dimana kelak keuntungannya akan dibagi berdasarkan
persentase yang disepakati sebelumnya, apabila terjadi kerugian maka
kerugian terse but adalah menjadi beban dan tanggung jawab pemilik
modal)
3. SBSN musyarakah, Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (modal) dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko
(kerugian) akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
4. SBSN istisna', yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad istisna'
(akad jual beli untuk pernbiayaan suatu proyek dimana cara, jangka

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

waktu penyerahan barang dan harga barang ditentukan berdasarkan kesepakatan


para pihak.
5. SBSN berdasarkan akad lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah,
6. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih jenis akad.

B. Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa
kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah
sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar

C. Sukukyang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang Telah


Fatw
diterbitkan oleh Emiten sebelum ditetapkannya Peraturan ini. Menurut a
Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 tanggal 14 September 2002 tentang Obligasi
Syariah, pengertian obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka Panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasillmargin/fee serta membayar kembali dana obligasi
pada saat jatuh tempo.

TUGAS

1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Derivatif ?


2. Apa yang anda ketahui tentang Reksadana? jelaskan jenis-jenis reksadana berdasarkan
portofolio invetasinya!
3. Apa yang dimaksud dengan Sukuk ?
4. Apa yang dimaksud dengan SBSN, ijarah, musyarakah, mudharabah, istina ?
5. Apa yang dimaksud dengan ETF ?

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal &Portofolio Manajemen

DAFTAR PUSTAKA

1. Abi Huraihah Moechdie dan Haryajid Ramelan, Gerbang Pintar Pasar Modal
– Bukunya Investor dan Profesional Pasar Modal Indonesia, PT. Capital
Bridge Advisory, September 2012
2. Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id Agustus 2016
3. Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedelapan,
BPFE-Yogyakarta, September 2013
4. Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi
Keempat, UPP STIM YKPN, Agustus 2005
5. William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffrey V. Bailey, Investasi, Jilid I,
PT. INDEKS Kelompok Gramedia, 2005
6. William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffrey V. Bailey, Investasi, Jilid II,
PT. INDEKS Kelompok Gramedia, 2005
7. Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Marcus, Manajemen Portofolio dan Investasi,
Edisi 9 Buku 1, Mc Graw Hill Education/Penerbit Salemba Empat, 2014
8. Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Marcus, Manajemen Portofolio dan Investasi,
Edisi 9 Buku 2, Mc Graw Hill Education/Penerbit Salemba Empat, 2014
9. Lain-lain

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM

Anda mungkin juga menyukai