Anda di halaman 1dari 8

PT.

PAULA JAYA
Engineering Construction Material Supplier Water Drilling Etc.

STANDARD OPERATING PROCEDURE


MANAJEMEN RESIKO K3L

1. LATAR BELAKANG
1.1 PT Paula Jaya telah membuat komitmen untuk menjadi suatu perusahaan yang memprioritaskan
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Perlindungan Lingkungan dalam setiap kegiatannya,
sehingga sangat diperlukan ketersediaan SOP, proses dan kedisiplinan dalam menjalankannya.
1.2 SOP ini di buat agar memastikan bahwa perusahan memenuhi persyaratan SMK3 dan Permenaker
05 tahun 1996, yang mengharuskan sebuah organisasi atau perusahaan mengidentifikasi bahaya
dan menilai resiko terkait yang berada di lingkungan kerja.
1.3 Dalam rangka mendukung hal diatas kita perlu memastikan adanya SOP yang membantu kita
mengidentifikasi secara sistimatis semua bahaya di tempat kerja dan melakukan penilaian
resiko untuk menentukan tingkat kritis bahaya tersebut.

2. TUJUAN
1.1 Membuat suatu sistem untuk mengelola resiko bahaya yang ada di setiap lokasi kerja.
1.2 Dalam rangka mendukung hal tersebut di atas PT Paula Jaya perlu memastikan adanya Standar,
Prosedur, Peraturan, Rencana Pengelolaan dan Pengendalian untuk mengurangi resiko diatas
sampai ke tingkat yang dapat di terima agar melindungi Karyawan serta Aset Perusahaan.

3. RUANG LINGKUP
3.1 Prosedur ini diberlakukan di semua cabang dan lokasi kerja PT Paula Jaya

4. DEFINISI
4.1 Bahaya ;- Sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu benda, bahan (Zat), aktivitas atau kondisi
yang mempunyai potensi untuk menyebabkan penyakit, cedera, kerugian atau kerusakan harta
benda dan pencemaran lingkungan.
4.2 Resiko ;- Adanya kesempatan atau kemungkinan satu atau lebih bahaya bertemu yang
mengakibatkan kerugian berupa apapun termasuk (Near Miss, Cedera, Kerusakan Harta Benda
atau Dampak Lingkungan).

5. TANGGUNG JAWAB & PENEGAKAN


5.1 Setiap Manager bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proses penilaian resiko
dilaksanakan di bagiannya.
5.2 Setiap Kepala Cabang atau Supervisor terkait bertanggung jawab memastikan bahwa ;-
5.2.1 Memastikan bahwa proses Penilaian Resiko digunakan di cabangnya agar semua Bahaya/
Aspek teridentifikasi serta Resiko/ Dampak ternilai.
5.2.2 Dari informasi penilaian resiko yang terkumpul, harus menyusun Profil Resiko cabang atau
site.
5.3 Pengawas Lini/ Leader bertanggung jawab untuk ;-

PTPJ.SHE.SOP.003 Page 1 of 8
PT. PAULA JAYA
Engineering Construction Material Supplier Water Drilling Etc.

5.3.1 Berpartisipasi dalam proses penilaian resiko agar memastikan bahwa semua bahaya di area
kerja teridentifikasi dengan baik.
5.3.2 Semua bawahannya memahami bagian dari Profil Resiko terkait dengan pekerjaan atau tugas
yang harus mereka lakukan.
5.4 HSE Department bertanggung jawab secara umum untuk memfasilitasi proses penilaian resiko.
5.5 Semua karyawan bertanggungjawab untuk memastikan bahwa proses “penilaian resiko”
dijalankan setiap hari pada tempat dimana mereka bekerja & memahami cara pengendalian
resiko yang ada.

6. PROSEDUR
6.1 Identifikasi Bahaya dan penilaian Resiko (IBPR) / Hazard Identification & Risk
Assessment (HIRA).
6.1.1 Setiap benda, bahan dan aktifitas kerja (Rutin & Non Rutin) serta kondisi yang berpotensi
resiko dan berdampak pada kesehatan karyawan ataupun konraktor harus melakukan proses
penilaian resiko dengan menggunakan formulir yang standar dan mengisi secara lengkap.
6.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian resiko setiap aktifitas dan proses kerja baik itu terjadi di
lingkungan perusahaan maupun perusahaan lain atau fasilitas lain dimana karyawan PT Margi
Purnama terlibat.
6.1.3 Semua orang yang akan berpartisipasi dalam proses Penilaian Resiko, harus ikut pelatihan
penilaian resiko dan sosialisasi sebelum berpartisipasi.
6.1.4 Untuk benda, bahan, aktifitas/ proses kerja dan kondisi yang spesifik dengan potensi resiko
yang ekstrim yaitu tingkat resiko dalam kategori 'AA' (75 ≤ 125) atau 'A' (32 ≤ 74), harus
dilakukan penilaian resiko serta implementasi pengelolaan tambahan untuk menguragi resiko
terkait sampai tingkat yang dapat diterima 'B' or 'C'.
6.1.5 Semua jenis resiko 'AA' dan 'A' harus diulas setahun sekali sedangkan jenis resiko 'B' dan 'C'
harus diulas dua tahun sekali.
6.1.6 Jenis resiko 'AA' dan 'A' harus diprioritaskan dalam program kerja HSE, kemudian jenis resiko
'B' dan 'C' menjadi prioritas kedua setelah program di atas.
6.1.7 Semua karyawan harus mengikuti sosialisasi mengenai semua “Penilaian Resiko” yang telah
dibuat dan /atau telah direvisi secara terus menerus.
6.1.8 Penilaian resiko harus dikaji ulang atau direvisi secara berkala apabila terdapat ;-
Penambahan atau perubahan fasilitas.
Penambahan atau perubahan system kerja.
Perubahan design atau lay out tempat kerja.
Jika terjadi kecelakaan (insiden) ditempat kerja.
Jika peralatan atau perkakas baru digunakan di tempat kerja.
Kapan saja bila manajemen merasa kondisi-kondisi merasa perlu ditinjau keabsahan terhadap
Penilaian Resiko yang telah dilakukan.
6.1.9 Setiap ada perubahan desain, metode kerja serta proses kerja harus dilakukan penilaian resiko
dan persetujuan dari kepala cabang atau supervisor terkait sebelum diterapkan di tempat kerja.
6.1.10 Agar memastikan pemenuhan ketentuan SOP ini, Departemen HSE harus berpartisipasi sebagai
fasilitator terhadap tim yang sedang melaksanakan penilaian resiko.

PTPJ.SHE.SOP.003 Page 2 of 8
PT. PAULA JAYA
Engineering Construction Material Supplier Water Drilling Etc.

6.2 Hierarki Pengendalian Resiko / Risk Control Hierarchy


6.2.1 Eliminasi ;- Menghilangkan bahaya dari proses atau tempat kerja agar mengeliminir bahaya
secara keseluruhan.
6.2.2 Subtitusi ;- Mengganti bahan, zat atau proses dengan yang lain untuk tingkat bahaya yang
lebih kecil agar mengurangi tingkat paparan.
6.2.3 Pemisahan / Rekayasa ;- Menyingkirkan atau mendesain ulang peralatan, tempat kerja atau
perkakas dari bahaya yang terkait untuk memberi perlindungan pada karyawan, dengan cara
mengurung atau menyimpan di tempat atau waktu terpisah.
6.2.4 Teknikal ;- Ketiga metode pengendalian di atas mencakup proses perencanaan secara teknik
untuk menghilangkan, mengeliminir atau mengurangi resiko bahaya secara spesifik dan
signifikan.
6.2.5 Administrasi ;- Mengendalikan dengan prosedur dan peraturan kerja serta menyesuaikan waktu
dan kondisi paparan untuk mengurangi waktu paparan atau tingkat batas paparan.
6.2.6 Pelatihan ;- Memberikan pelatihan berdasarkan kompetensi yang sesuai kepada karyawan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran agar mereka mampu
mengendalikan serta mengurangi resiko.
6.2.7 Alat Pelindung Diri ;- Hanya digunakan sebagai upaya terakhir.
Menyediakan APD yang sesuai dan tepat pada karyawan, dalam usaha mengurangi tingkat
keparahan dari resiko.

6.3 Rumus / Formula


6.3.1 Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kemungkinan ‘Resiko’ yaitu R = P x S
Dimana R = Resiko, P = Probabilitas (Kemungkinan), S = Severity (Keparahan).
6.3.2 “Probabilitas”, Frekuensi” dan “Keparahan” harus dihitung dalam skala 1 ≤ (P / S) ≤ 5 dan
“Resiko”dinyatakan dalam skala 1 ≤ ( R ) ≤ 25.
6.3.3 Penilaian Resiko atau tingkat kekritisan ( R = P x S ) ( 1≤ R ≤ 25)

6.4 Matriks Resiko / Risk Matriks


6.4.1 Probabilitas / Probability ( P ) – (1 ≤ P ≤ 5)
1. Sangat Jarang Terjadi
 Kejadian atau dampaknya dapat terjadi sewaktu-waktu, namun pada prakteknya tidak
mungkin terjadi.
 Kejadian tidak pernah terjadi di PT Paula Jaya atau di wilayah cabang PT Paula Jaya
atau di industri lain yang sejenis dengan kegiatan yang sama.
 Hampir tidak mungkin.
2. Kemungkinan Kecil Terjadi
 Kemungkinan dapat terjadi sewaktu-waktu
 Kejadian pernah terjadi pada wilayah kerja PT Paula Jaya atau cabang PT Paula Jaya
yang lain.
 Kejadian pernah terjadi sekali dalam 5 tahun di wilayah kerja PT Paula Jaya.
 Kejadian pernah terjadi di industri lain yang sejenis dengan pekerjaan yang sejenis.

PTPJ.SHE.SOP.003 Page 3 of 8
PT. PAULA JAYA
Engineering Construction Material Supplier Water Drilling Etc.

3. Mungkin Terjadi
 Kejadian mungkin akan terjadi.
 Besar kemungkinan dapat terjadi di tempat kerja.
 Setiap tahun terjadi di wilayah kerja PT Paula Jaya atau cabang PT Paula Jaya yang
lain.
 Dalam beberapa kondisi dapat terjadi.
4. Sangat Mungkin Terjadi
 Kejadian diperkirakan pasti terjadi.
 Hampir setiap bulan terjadi di wilayah kerja PT Paula Jaya atau cabang PT Paula Jaya
yang lain.
 Pada sebagian besar kondisi akan terjadi.
5. Selalu Terjadi
 Kejadian akan sering terjadi
 Kejadian terjadi pada setiap hari / minggu di wilayah kerja PT Paula Jaya atau cabang
PT Paula Jaya yang lain.
 Terjadi pada semua kondisi.

6.4.2 Keparahan / Severity


1. Tingkat Pertama
 Cedera / Penyakit Akibat Kerja (PAK) ringan atau
 Kerusakan harta benda ringan < US$ 100
 Kerugian proses ringan < US$ 100
 Pencemaran lingkungan ringan (*tumpah 1 liter)
 Tidak ada atau berdampak kecil pada lingkungan
 Biaya perbaikan dan pembersihan sebesar < US$ 100
 Dampak terbatas pada area terbatas
 Dampak pada masyarakat yaitu keluhan tertutup
 Tidak ada pertanyaan dari media
 Isu kepatuhan hukum / teknis ringan yang tidak menimbulkan tindakan hukum.
2. Tingkat Kedua
 Cedera / Penyakit Akibat Kerja hari hilang tanpa cacat permanen atau
 Kerusakan harta benda sebesar US$ 100 sampai US$ 4.999.
 Kerugian proses ringan US$ 100 sampai US$ 4.999
 Pencemaran lingkungan ringan (*tumpah 1 liter sampai 4 liter)
 Berdampak ringan pada lingkungan
 Biaya perbaikan dan pembersihan sebesar US$ 100 sampai US$ 4.999
 Pembersihan dapat dilakukan dengan cepat oleh personel di cabang / site.
 Dampak terbatas pada area yang terkena dampak operasional
 Keluhan masyarakat bersifat sporadis dalam jumlah kecil
 Terdapat pertanyaan dari media local

PTPJ.SHE.SOP.003 Page 4 of 8
PT. PAULA JAYA
Engineering Construction Material Supplier Water Drilling Etc.

 Isi kepatuhan hukum / teknis yang mungkin menimbulkan tindakan administratif


tingkat rendah dari pembuat peraturan.
 Insiden harus dilaporkan dalam laporan rutin.
3. Tingkat Ketiga
 Cedera / PAK hari hilang dengan cacat permanen atau
 Kerusakan harta benda US$ 5000 sampai US$ 9.999.
 Kerugian proses sebesar US$ 5000 sampai US$ 9.999.
 Pencemaran lingkungan ringan (*tumpah 5 sampai 20 liter).
 Dampak terhadap lingkungan sedang
 Biaya perbaikan dan pembersihan sebesar US$ 5000 sampai US$ 9.999.
 Pembersihan oleh personel di cabang / site atau oleh kontraktor
 Dampak terbatas dalam batas area workshop dan/ atau workshop cabang.
 Keluhan masyarakat bersifat serius, keluhan berulang kali dari area yang sama.
 Perhatian media lokal meningkat.
 Pelanggaran peraturan dengan kemungkinan tuntutan atau sanksi.
 Pelanggaran ringan terus berlangsung.
 Insiden harus langsung dilaporkan dalam waktu 48 jam.
4. Tingkat Empat
 Cedera / PAK berakibat kematian pada satu orang karyawan atau
 Kerusakan harta benda US$ 10.000 sampai US$ 99.999.
 Kerugian proses sebesar US$ 10.000 sampai US$ 99.999.
 Pencemaran lingkungan ringan (*tumpah 20 sampai 50 liter).
 Berdampak besar terhadap lingkungan
 Biaya perbaikan dan pembersihan sebesar US$ 10.000 sampai US$ 99.999.
 Upaya pembersihan menggunakan sumber yang ada di cabang / site atau dari luar
cabang/ site.
 Dampak dapat meluas ke luar cabang.
 Keluhan masyarakat semakin meningkat, keluhan berulang kali dari area yang sama.
 Perhatian media lokal / nasional meningkat.
 Pelanggaran peraturan berat sehingga harus di investigasi oleh pihak Pemerintah.
 Insiden harus langsung dilaporkan dalam waktu 48 jam.
 Tuntutan, sanksi atau tindakan lain yang sejenis.
5. Tingkat Lima
 Cedera / PAK berakibat kematian pada banyak orang karyawan atau
 Kerusakan harta benda (> US$ 100.000).
 Kerusakan ringan (> US$ 100.000).
 Pencemaran lingkungan ringan (*tumpah > 50 liter).
 Dampak lingkungan serius, kerusakan spesies lokal dan kemungkinan masa
pemulihan yang lama.
 Biaya perbaikan dan pembersihan sebesar > US$ 100.000
 Pembersihan ekstentif yang melibatkan sumber daya eksternal.
 Kekhawatiran atau perhatian yang tinggi dari masyarakat lokal.

PTPJ.SHE.SOP.003 Page 5 of 8
PT. PAULA JAYA
Engineering Construction Material Supplier Water Drilling Etc.

 Perhatian media nasional atau internasional.


 Pelanggaran peraturan serius sehingga harus di investigasi oleh badan pemerintah.
 Ijin usaha di cabut.

6.4.3 Tabulasi / Tabular Display

MATRIK RESIKO / RISK MATRIX

5 5 10 15 20 25

4 4 8 12 16 20
PROBABILITAS / PROBABILITY

3 3 6 9 12 15

IBPR / HIRA
2 2 4 6 8 10

1 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

KEPARAHAN / SEVERITY

6.4.4 Kode Bahaya / Hazards Codes

PTPJ.SHE.SOP.003 Page 6 of 8
PT. PAULA JAYA
Engineering Construction Material Supplier Water Drilling Etc.

Matriks Resiko dan Kode Bahaya di bawah ini harus digunakan sebagai petunjuk dalam proses
penilaian resiko.

KODE BAHAYA POTENSI RESIKO TINGKAT RESIKO


HAZARD CODE RISK POTENTIAL RISK LEVEL
Resiko Kritikal
AA 15 - 25
Critical Risk
Resiko Tinggi
A 8 - 12
High Risk
Resiko Sedang
B 3-6
Medium Risk
Resiko Rendah
C 1-2
Low Risk

6.5 Profil Resiko (PS) / Risk Profile (RP)


6.5.1 Hasil dari penilaian resiko di catat dalam "Profil Resiko" sesuai ketentuan SOP ini, kemudian
hasilnya didokumentasikan oleh setiap cabang dan satu salinan diberikan kepada pihak terkait
Custumer bila diperlukan.
6.5.2 Bagian terkait dari profil resiko harus diperbanyak dan didistribusikan kepada karyawan untuk
digunakan sebagai materi referensi dalam bekerja.
6.5.3 Untuk setiap aktivitas yang kritis akan didokumentasikan dalam profil resiko dan harus
dikendalikan dalam program kerja.
6.5.4 Profil Resiko harus mengikutsertakan hal-hal berikut ;-
Benda, bahan, aktivitas kerja (Rutin & Non Rutin) serta kondisi yang memiliki potensi resiko.
Daftar bagian atau jabatan.
Daftar paparan kesehatan kerja per tugas.
Penilaian dari tingkat kekritisan tugas (Risk Assessment).
6.5.5 Profil resiko harus ditinjau setiap satu tahun sekali atau bilamana ada perubahan penilaian
resiko, bagian/ jabatan baru atau tugas baru yang diberikan pada karyawan.

6.6 Analisa Keselamatan Kerja (AKK) / Job Safety Analysis (JSA).


6.6.1 Analisa Keselamatan Kerja (AKK) harus dilakukan untuk setiap tugas beresiko yang terdaftar
dalam “Profil Resiko”.
6.6.2 AKK disusun dalam urutan kronologis sebagai berikut ;-
6.6.3 AKK yang telah dibuat harus dilakukan pengkajian ulang secara berkala.
6.6.4 Semua karyawan harus mengikuti sosialisasi mengenai “Analisa Keselamatan Kerja” yang
berhubungan dengan tugas atau pekerjaannya.
6.6.5 AKK selanjutnya akan diproses oleh HSE Head Office untuk menjadi ketentuan baku dalam
instruksi kerja (Work Instruction).
6.6.6 Jika terdapat tugas atau pekerjaan yang beresiko tinggi harus dilakukan, sedangkan AKK dan
/atau IK tidak ada, maka Supervisor atau Pengawas Lini harus memastikan dibuatnya Prosedur

PTPJ.SHE.SOP.003 Page 7 of 8
PT. PAULA JAYA
Engineering Construction Material Supplier Water Drilling Etc.

Tertulis Bekerja Aman (PTBA) oleh sebuah tim terdiri dari orang-orang ahli sebelum
melakukan apapun dalam pekerjaan tersebut.
6.6.7 Selama proses aktual dalam menyelesaikan tugas tersebut menggunakan PTBA, maka proses
AKK harus dilakukan.
6.6.8 Departemen HSE harus berpartisipasi sebagai fasilitator terhadap tim yang sedang
melaksanakan proses analisa keselamatan kerja.

7. REFERENSI
7.1 SMK3
7.2 Permenaker 05/1996 Elemen 3
7.2.1 Peninjauan Ulang Perancangan (Design) dan Kontrak

Dibuat Oleh Diketahui Oleh Disetujui Oleh

AM. Renaldy Mukiyi


K3 konstruksi Site Manager General Superintendent
01 Agustus 2022 01 Agustus 2022 01 Agustus 2022

PTPJ.SHE.SOP.003 Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai