Anda di halaman 1dari 59

LEMBAR PENGESAHAN

MODUL PEMBELAJARAN TEORI

Modul ini telah diperiksa dan disetujui keseluruhan isinya, untuk selanjutnya dapat dipakai dalam
perkuliahan di lingkungan Prodi DIII Keperawatan Sidoarjo

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi DIII Keperawatan Sidoarjo

Dr. Supriyanto, S.Kp., M.Kes Suprianto, S.Kep, Ns. M.Psi


NIP : 196909211992031001 NIP :197306161998031002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga Modul Mata Kuliah Promosi Kesehatan bagi mahasiswa
D-III Keperawatan dapat selesai dan diterbitkan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa pendidikan Promosi Kesahatan merupakan pendidikan yang
wajib diberikan di semua jenjang pendidikan termasuk jenjang pendidikan D-III Keperawatan.
Modul ini disusun untuk dijadikan pedoman bagi mahasiswa D III Keperawatan agar mudah
mempelajari mata kuliah Promosi Kesahatan dan pada akhirnya mampu :
1. Memahami Konsep Promosi Kesahatan
2. Memahami Mengkaji Kebutuhan Promosi Kesehatan
3. Memahami Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit bagi Pasien
4. Memahami Penerapan Promosi Kesehatan pada Masyarakat
5. Memahami Pengantar Promosi Kesehatan
6. Memahami Prinsip Promosi Kesehatan
7. Memahami Rancangan Promosi Kesehatan
Ucapan terima kasih tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan
kepada seluruh staf pengajar Jurusan Keperawatan yang sudah memberikan kontribusi pada
penyusunan dan penerbitan modul ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa Modul ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran selalu kami harapkan, semoga Modul ini dapat bermanfaat untuk pihak-pihak yang membutuhkan.

Sidoarjo,
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar Isi................................................................................................................................................. iii
Kegiatan belajar 1 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN........................................................................3
Kegiatan belajar 2 : MENGKAJI KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN..............................................11
Kegiatan belajar 3 : PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BAGI PASIEN...........17
Kegiatan belajar 4 : PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN PADA MASYARAKAT (SEKOLAH)........25
Kegiatan belajar 5 : PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN.................................................................34
Kegiatan belajar 6 : PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN.........................................................42
Kegiatan belajar 7 : RANCANGAN PROMOSI KESEHATAN................................................................49

iii
PENDAHULUAN

Selamat berjumpa di modul mata kuliah Promosi Kesehatan. Modul ini dibagi dalam 4 modul, yaitu:
modul 1 membahas tentang: Konsep Promosi Kesahatan , modul 2 membahas tentang: Mengkaji
Kebutuhan Promosi Kesehatan, modul 3, membahas tentang: Penerapan Promosi Kesehatan pada
Masyarakat, dan modul 4 membahas tentang: Prinsip Promosi Kesehatan
Nah, sekarang Anda akan mempelajari modul ketiga yang berjudul “Konsep Promosi
Kesahatan”. Modul ini agar mudah Anda pelajari dikemas dalam dua Kegiatan Belajar,yaitu :
1. Kegiatan Belajar 1, Konsep Promosi Kesehatan
Tujuan mempelajari modul ini adalah:_
Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda
lakukan secara bertahap , mulai dari materi yang disajikan pada Kegiatan Belajar 1 yang membahas
tentang Penerapan Promosi Kesehatan pada Masyarakat. Setelah Anda mempelajari materinya Anda
dipersilahkan mengerjakan soal-soal tes formatif dan tugas mandirinya. Apabila Anda benar-benar
merasa yakin telah memahami materinya.
setelah Anda memahami materi dan mengerjakan soal-soal tes formatif dan tugas mandiri pada
Kegiatan Belajar 2 minimal 80% benar.Jika Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 serta yakin
telah memahami materinya Anda diperkenankan untuk mengerjakan Tugas Akhir Modul (TAM).Hal
penting yang harus Anda lakukan adalah mencatat materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Anda
dapat mendiskusikannya dengan teman Anda dan apabila dibutuhkan Anda dianjurkan untuk
mendiskusikannya dengan nara sumber pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka.
Di dalam modul ini tersedia soal tes formatif dan tugas mandiri dan hendaknya semua soal tes
formatif dan tugas mandiri ini Anda kerjakan dengan tuntas.Dengan mengerjakan semua soal tes formatif
dan tugas mandiri secara tuntas, Anda dapat menilai sendiri tingkat penguasaan dan pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang disajikan dalam modul. Disamping itu, dengan mengerjakan semua
soal tes formatif dan tugas mandiri, Anda pun dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi
pembelajaran yang masih belum sepenuhnya dipahami.

Apabila semua soal tugas pada setiap Kegiatan Belajar telah selesai Anda kerjakan, periksalah
jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban yang disediakan pada bagian akhir dari modul ini.
Selanjutnya Anda dapat mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi setiap Kegiatan Belajar
dengan menghitung menggunakan rumus:
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah skor maksimal
1
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90%-100% : baik sekali
80%-89% : baik
70%-79% : cukup
<69% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, berarti Anda telah memahami materi
pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1 dan Anda dapat melanjutkan mempelajari materi pada Kegiatan
Belajar 2 demikian seterusnya. Bila tingkat penguasaan materi Anda dibawah 80%, maka Anda
dipersilahkan mempelajari kembali materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1 terutama materi yang
belum dipahami dan selanjutnya mengerjakan kembali soal tes formatif dan tugas mandirinya.
Manfaat mempelajari modul ini adalah membantu Anda untuk dapat konsep promosi kesehatan
.Selain itu modul ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran Anda sebagai calon tenaga medis
untuk terus berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan komprehensif berkaitan
dengan Promosi Kesehatan pada Masyarakat
Perkiraan waktu yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah 6 x 50 menit.
Sedangkanwaktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 50 menit.
Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan pada
waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya sangat tergantung pada keseriusan
Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang belum
Anda pahami kepada nara sumber pada saat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran tatap muka atau
berdiskusi dengan rekan Anda. Disamping itu, Anda juga harus berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk mengerjakan tes formatif, dan menyelesaikan semua tugas mandiri yang ada dalam modul
ini.Yakinlah bahwa Anda akan berhasil apabila Anda memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar senantiasa diberikan kemudahan belajar

Selamat Belajar, Semoga Sukses !!

2
KEGIATAN BELAJAR 1, KONSEP PROMOSI KESEHATAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini,
Anda diharapkan dapat memahami tentang konsep promosi kesehatan.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini,
secara khusus Anda diharapkan dapat:
a. Menjelaskan Definisi Promosi kesehatan.
b. Menjelaskan Strategi Promosi Kesehatan.
c. Menjelaskan Mainstream Promosi Kesehatan Nasional dan Internasional.
d. Menjelaskan Prioritas area Promosi Kesehatan tahun 2011 s.d 2016.
3. Pokok-pokok Materi Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, Anda akan mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut:
a. Definisi Promosi kesehatan.
b. Strategi Promosi Kesehatan.
c. Mainstream Promosi Kesehatan Nasional dan Internasional.
d. Prioritas area Promosi Kesehatan tahun 2011 s.d 2016.
4. Uraian Materi Pembelajaran
a. Konsep Promosi Kesehatan

Gambar 1

Gamabr 1
Definisi Promosi kesehatan
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk mengontrol dan
mengembangkan kesehatan mereka dalam rangka mencapai status kesehatan yang meliputi

3
fisik, mental, kesejahteraan sosial. Individu atau kelompok mampu untuk mengidentifikasi dan
mengejawantahkan aspirasi, pemuasan kebutuhan, dan merubah lingkunganya.
Promosi kesehatan adalah proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan baik di tingkat personal, swasta, maupun pemerintah.

b. Strategi Promosi Kesehatan


Strategi promosi kesehatan menurut WHO ( internasional adalah )
 Advokasi; pendekatan terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam
rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Advokasi yang berhasil akan
menentukan keberhasilan kegiatan promosi kesehatan pada langkah selanjutnya
sehingga keberlangsungan program dapat lebih tejamin.
 Mediasi. kegiatan promosi kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus
melibatkan lintas sector dan lintas program. Mediasi berarti menjembatani “pertemuan”
diantara beberapa sector yang terkait . Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat
diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap
masalah kesehatan tersebut. Sebagai contoh, kegiatan promosi kesehatan terkait
kebersihan lingkungan harus melibatkan unsure kimpraswil dan pihak lain yang terkait
sampah.
 Memampukan masyarakat (enable), adalah kegiatan pemberian pengetahuan dan
keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu menjaga dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Kemandirian masyarakat dalam menjaga
dan meningkatkan kesehatanya merupakan tujuan dari kegiatan promosi kesehatan.

Gambar 2

Strategi promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan RI adalah :

4
o Advokasi; pendekatan terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam
rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Advokasi yang berhasil akan
menentukan keberhasilan kegiatan promosi kesehatan pada langkah selanjutnya
sehingga keberlanagsungan program dapat lebih tejamin.
o Bina Suasana adalah kegiatan mencari dukungan social ( social support) dalam rangka
membuat suasana yang cukup kondusif untuk diselenggarakan suatu program
peningkatan kesehatan pada masyarakat.
o Gerakan. Kegiatan dilakukan secara bersama sama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Strategi Promosi Kesehatan berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, yaitu:
Strategi Promosi Kesehatan Primer
Tindakan pada fase ini adalah untk mencegah terjadinya kasus penyakit. Berfokus pada
masyarakat yang masih daam keadaan sehat.
Strategi Promosi Kesehatan Sekunder
Strategi promosi kesehatan sekunder berfokus pada masyarakat yang beresiko untuk
mengalami penyakit.
Strategi Promosi Kesehatan Tersier
Dalam tahap ini, strategi kesehatan difokuskan pada masyarakat yang sudah terkena
penyakit. Focus penanganan yaitu dengan rehabilitasi untuk mencegah kecacatan/ kemunduran
lebih lanjut dari penyakitnya tersebut.

Mainstream Promosi Kesehatan Nasional dan Internasional meliputi :


o Penyakit TB dan Malaria
o Maternal Mortality (kematian ibu)
o kecelakaan laluilintas
o penyakit HIV/AIDS
o Keamanan pangan
o Kesehatan Mental
o Diabetas, Tembakau
o Pemberantasan Alkohol
o Pemukiman kumuh
o Kesehatan Lansia.

Prioritas area Promosi Kesehatan tahun 2011 s.d 2016 meliputi :


5
o Faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan
o Pembangunan Promosi Kesehatan yang berkelanjutan
o Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
o Sistem promosi kesehatan

Strategi Promosi kesehatan untuk menangani penyakit DBD, TB, dan degenerative adalah
dengan cara sebagai berikut :
a. Pemberdayaan Individu
Kemampuan individu dalam menjaga kesehatan terutama yang berhubungan
dengan penyakit DBD, TB dan penyakit degenaratif akan menentukan keberhasilan
program. Individu yang sudah terpola berperilaku hidup bersih sehat akan lebih mudah
untuk menolong dirinya sendiri dari masalah kesehatan tersebut.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat akan mempengaruhi ligkungan. Masyarakat yang peduli akan
kebersihan lingkunganya akan mengurangi resika penyakit DBD dan TB. Pada masalah
penyakit degenerative, penggerakan masyarakat secara tidak langsung akan
mendukung pemberdayaan individu, misalnya adanya Posyandu lansia, senam lansia,
gaya hidup dan sebagainya.
c. Pemperkuat sistem kesehatan
System kesehatan yang tidak hanya mengutamakan kuratif akan mendukung
terjadinya penyakit DBD, TB dan degenerative. Pencegahan yang baik akan mengurangi
resiko penyakit.
d. Kerjasama lintas sektor
Kebersihan lingkungan ( pada kasus DBD dan TB ) tidak dapat dilakukan hanya
oleh sector kesehatan saja. Tetapi harus melibatkan sector lain misalnya dinas
kimpraswil, dinas social, dinas tenaga kerja, pemerintahan dan sebagainya. Pencegahan
penyakit degenerative juga harus melibatkan beberapa sector yang terkait sehingga
penyakit degenerative akan dapat dicegah.

RANGKUMAN
Bab ini menjelaskan terlebih dahulu tentang Definisi Promosi kesehatan, Strategi
Promosi Kesehatan, Mainstream Promosi Kesehatan Nasional dan Internasional, dan
Prioritas area Promosi Kesehatan tahun 2011 s.d 2016. Promosi kesehatan menerangkan
mengenai proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan
baik di tingkat personal, swasta, maupun pemerintah, dan strategi kesehatan meliputi
6
advokasi, mediasi, memampukan masyarakat, bina suasana dan gerakan. Untuk Mainstream
Promosi Kesehatan Nasional dan Internasional diantaranya meliputi Penyakit TB dan
Malaria, Maternal Mortality (kematian ibu), kecelakaan laluilintas, penyakit
HIV/AIDS .Sedangkan Prioritas area Promosi Kesehatan tahun 2011 s.d 2016 terdiri dari
Faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan, Pembangunan Promosi Kesehatan yang
berkelanjutan, Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, Sistem promosi
kesehatan

TUGAS FORMATIF

1. Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk mengontrol dan


mengembangkan kesehatan mereka dalam rangka mencapai status kesehatan yang meliputi?
a. Fisik, mental, dan kesejahteraan sosial
b. Fisik, mental, dan kebudayaan
c. Fisik, mental, dan religi
d. Fisik, mental, dan ekologi
2. advokasi, mediasi, memampukan masyarakat, merupakan bagian dari?
a. Strategi kesehatan menurut Depkes RI
b. Srategi kesehatan menurut WHO
c. Srategi kesehatan menurut PPNI
d. Srategi kesehatan menurut ICN
3. Prioritas area Promosi Kesehatan tahun 2011 s.d 2016 meliputi Faktor sosial yang
mempengaruhi?
a. Penyakit
b. penularan
c. kesehatan
d. kepekaan
4. Strategi Promosi Kesehatan berdasarkan riwayat perjalanan penyakit ada berapa?
a. 2
b. 4
c. 1
d. 3
5. Strategi Promosi Kesehatan berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, yaitu
a. Strategi promosi kesehatan primer, sekunder, tersier
b. Strategi promosi kesehatan individu, masyarakat, sistem kesehatan
7
c. Strategi promosi kesehatan bina suasana, gerakan, advokasi
d. Strategi promosi kesehatan fisik, mental, psikologi

KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. C
4. D
5. A

8
PENDAHULUAN

Selamat berjumpa di modul mata kuliah Promosi Kesehatan. Modul ini dibagi dalam 4
modul, yaitu: modul 1 membahas tentang: Konsep Promosi Kesahatan , modul 2 membahas tentang:
Mengkaji Kebutuhan Promosi Kesehatan, modul 3, membahas tentang: Penerapan Promosi Kesehatan
pada Masyarakat, dan modul 4 membahas tentang: Prinsip Promosi Kesehatan
Nah, sekarang Anda akan mempelajari modul ketiga yang berjudul “Mengkaji Kebutuhan Promosi
Kesehatan”. Modul ini agar mudah Anda pelajari dikemas dalam dua Kegiatan Belajar,yaitu :
2. Kegiatan Belajar 1, Mengkaji Kebutuhan Promosi Kesehatan
3. Kegiatan Belajar 2, Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit bagi Pasien
Tujuan mempelajari modul ini adalah:_
Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda
lakukan secara bertahap , mulai dari materi yang disajikan pada Kegiatan Belajar 1 yang membahas
tentang Penerapan Promosi Kesehatan pada Masyarakat. Setelah Anda mempelajari materinya Anda
dipersilahkan mengerjakan soal-soal tes formatif dan tugas mandirinya. Apabila Anda benar-benar merasa
yakin telah memahami materinya, Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pada
Kegiatan Belajar 2.
Anda dapat melanjutkan mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 2 setelah Anda memahami
materi dan mengerjakan soal-soal tes formatif dan tugas mandiri pada Kegiatan Belajar 2 minimal 80%
benar.Jika Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 dan 2 serta yakin telah memahami materinya
Anda diperkenankan untuk mengerjakan Tugas Akhir Modul (TAM).Hal penting yang harus Anda lakukan
adalah mencatat materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Anda dapat mendiskusikannya dengan
teman Anda dan apabila dibutuhkan Anda dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan nara sumber pada
saat kegiatan pembelajaran tatap muka.
Di dalam modul ini tersedia soal tes formatif dan tugas mandiri dan hendaknya semua soal tes
formatif dan tugas mandiri ini Anda kerjakan dengan tuntas.Dengan mengerjakan semua soal tes formatif
dan tugas mandiri secara tuntas, Anda dapat menilai sendiri tingkat penguasaan dan pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang disajikan dalam modul. Disamping itu, dengan mengerjakan semua
soal tes formatif dan tugas mandiri, Anda pun dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi
pembelajaran yang masih belum sepenuhnya dipahami.
Apabila semua soal tugas pada setiap Kegiatan Belajar telah selesai Anda kerjakan, periksalah
jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban yang disediakan pada bagian akhir dari modul ini.
Selanjutnya Anda dapat mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi setiap Kegiatan Belajar
dengan menghitung menggunakan rumus:
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100%
9
Jumlah skor maksimal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90%-100% : baik sekali
80%-89% : baik
70%-79% : cukup
<69% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, berarti Anda telah memahami materi
pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1 dan Anda dapat melanjutkan mempelajari materi pada Kegiatan
Belajar 2 demikian seterusnya. Bila tingkat penguasaan materi Anda dibawah 80%, maka Anda
dipersilahkan mempelajari kembali materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1 terutama materi yang
belum dipahami dan selanjutnya mengerjakan kembali soal tes formatif dan tugas mandirinya.
Manfaat mempelajari modul ini adalah membantu Anda untuk dapat memahami kebutuhan
promosi kesehatan. Masyarakat.Selain itu modul ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran Anda
sebagai calon tenaga medis untuk terus berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara profesional
dan komprehensif berkaitan dengan Promosi Kesehatan pada Masyarakat
Perkiraan waktu yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah 6 x 50 menit.
Sedangkanwaktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 50 menit.
Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan pada
waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya sangat tergantung pada keseriusan
Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang belum Anda
pahami kepada nara sumber pada saat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran tatap muka atau
berdiskusi dengan rekan Anda. Disamping itu, Anda juga harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mengerjakan tes formatif, dan menyelesaikan semua tugas mandiri yang ada dalam modul ini.Yakinlah
bahwa Anda akan berhasil apabila Anda memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar senantiasa diberikan kemudahan belajar

Selamat Belajar, Semoga Sukses !!

10
KEGIATAN BELAJAR 2, MENGKAJI KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini, Anda
diharapkan dapat memahami tentang mengkaji kebutuhan promosi kesehatan.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini,
secara khusus Anda diharapkan dapat:
e. Menjelaskan cara mengkaji kebutuhan promosi kesehatan melalui pengkajian faktor
predisposisi
f. Menjelaskan cara mengkaji kebutuhan promosi kesehatan melalui pengkajian faktor
pemungkin
g. Menjelaskan cara mengkaji kebutuhan promosi kesehatan melalui pengkajian faktor penguat
3. Pokok-pokok Materi Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, Anda akan mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut:
e. cara mengkaji kebutuhan promosi kesehatan melalui pengkajian faktor predisposisi
f. cara mengkaji kebutuhan promosi kesehatan melalui pengkajian faktor pemungkin
g. cara mengkaji kebutuhan promosi kesehatan melalui pengkajian faktor penguat
4. Uraian Materi Pembelajaran
a. Pengkajian Faktor Predisposisi

1. Pengkajian riwayat keperawatan

Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai status perkembangan seseorang,
sehingga dapat memberi arah mengenai isi promosi kesehatan dan pendekatan yang harus
digunakan.pertanyaan yang di ajukan hendaknya sederhana. Pada klien usia lanjut, pertanyaan
diajukan dengan perlahan dan diulang. Status perkembangan, terutama pada klien anak, dapat
dikaji melalui observasi ketika anak melakukan aktivitas, sehingga perawt mendapat data tentang
kemampuan motorik dan perkembangan intelektualnya.
Persepsi klien tentang keadaan masalah kesehatannya saat ini dan bagaimana mereka menaruh
perhatian terhadap masalahnya dapat memberikan informasi kepada perawat tentang seberapa
jauh pengetahuan mereka mengenai masalahnya dan pengaruhnya terhadap kebiasaan aktivitas
sehari-hari.Informasi ini dapat memberi petunjuk kepada perawat untuk memberi arahan yang
tepat serta sumber-sumber lain yang dapat digunakan oleh klien.
Kepercayaan klien tentang kesehatan, kepercayaan tentang agama yang dianut, dan
peran gender merupakan faktor penting dalam mengembangkan rencana pendidikan

11
kesehatan.Kepercayaan yang penting digali pada klien, contohnya adalah kepercayaan tidak boleh
menerima tranfusi darah, tidak boleh menjadi donor organ tubuh, dan tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi.
Berbagai daerah mempunyai kepercayaan dan praktik-praktik tersendiri. Kepercayaan dalam
budaya tersebut dapat berhubungan dengan kebiasaan makan, kebiasaan mempertahankan
kesehatan, kebiasaan menangani keadaan sakit, serta gaya hidup. Perawat
sangat penting mengetahui hal tersebut, namun demikian tidak boleh menarik asumsi bahwa
setiap individu dalam suatu etnik dengan kultur tertentu mempunyai kebiasaan yang sama, karena
hal ini tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, perawat tetap harus mengkaji dan menilai klien secara
individual.
Keadaan ekonomi klien dapat berpengaruh terhadap proses belajar klien. Bagaimanapun, perawat
harus mengkaji hal ini dengan baik, karena perencanaan pendidikan kesehatan dirancang sesuai
dengan sumber-sumber yang ada pada klien agar tujuan tercapai. Jika tidak, rancangan tidak akan
sesuai dan sulit untuk dilaksanakan. Bagaimana cara klien belajar adalah hal yang sangat penting
untuk diketahui. Cara belajar yang terbaik bagi setiap individu bervariasi.Cara terbaik seseorang
dalam belajar mungkin dengan melihat atau menonton untuk memahami sesuatu dengan baik.
Dilain pihak, yang lain mungkin belajar tidak dengan cara melihat, tetapi dengan cara melakukan
secara actual dan menemukan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu hal. Yang lain mungkin
dapat belajar dengan baik dengan membaca sesuatu yang dipresentasikan oleh orang lain.
Perawat perlu meluangkan waktu dan memupuk keterampilan untuk mengkaji klien dan
mengidentifikasi gaya belajar, untuk kemudian mengadaptasi pendidikan kesehatan yang sesuai
dengan cara-cara klien belajar. Menggunakan variasi teknik mengajar dan variasi aktivitas selama
mengajar adalah jalan yang baik untuk memenuhi kebutuhan gaya belajar klien. Sebuah teknik
akan sangat efektif untuk beberapa klien, sebaliknya teknik lain akan cocok untuk klien dengan
gaya belajar yang berbeda.
Perawat perlu mengkaji system pendukung klien untuk menentukan siapa saja sasaran pendidikan
yang mungkin dapat mempertinggi dan mendorong proses belajar klien. Anggota keluarga atau
teman dekat mungkin dapat membantu klien dalam mengembangkan keterampilan di rumah dan
mempertahankan perubahan gaya hidup yang diperlukan klien.

12
2. Pengkajian fisik

Gamabr 1
Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap kebutuhan belajar
klien. Contohnya: status mental, kekuatan fisik, status nutrisi. Hal lain yang mencakup pengkajian
fisik adalah pernyataan klien tentang kapasitas fisik untuk belajar dan untuk aktivitas perawatan diri
sendiri. Kemampuan melihat dan mendengar memberi pengaruh besar terhadap pemilihan
substansi dan pendekatan dalam mengajar.Fungsi system muskuloskeletal mempengaruhi
kemampuan keterampilan psikomotor dan perawatan diri.Toleransi aktivitas juga dapat
mempengaruhi kapasitas klien untuk melakukan aktivitas.

3. Pengkajian kesiapan klien untuk belajar


Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan dengan klien yang tidak
siap.Seorang klien yang siap belajar mungkin mencari informasi, misalnya melalui bertanya,
membaca buku atau artikel, tukar pendapat dengan sesama klien yang pada umumnya
menunjukkan ketertarikan.Dilain pihak, klien yang tidak siap belajar biasanya lebih suka untuk
menghindari masalah atau situasi.Kesiapan fisik penting di kaji oleh perawat apakah klien dapat
memfokuskan perhatian atau lebih berfokus status fisiknya, misalnya terhadap nyeri, pusing, lelah,
mengantuk, atau lain hal.
Kesiapan emosi.Apakah secara emosi klien siap untuk belajar?Klien dalam keadaan cemas,
depresi, atau dalam keadaan berduka karena keadaan kesehatannya atau keadaan keluarganya
biasanya tidak siap untuk belajar. Perawat tidak dapat memaksakan, tetapi harus menunggu
sampai keadaan klien memungkinkan dapat menerima proses pembelajaran.
Kesiapan kognitif.Dapatkah klien berpikirsecara jernih?apakah klien dalam keadaan sadar penuh,
apakah klien tidak dalam pengaruh zat yang mengganggu tingkat kesadaran? Pertanyaan itu
sangat penting untuk dikaji.
Kesiapan berkomunikasi.Sudahkah klien dapat berhubungan dengan rasa saling percaya
dengan perawat?Ataukah klien belum mau menjalin komunikasi karena masih belum menaruh

13
rasa percaya. Hubungan saling percaya antara perawat dank lien menentukan komunikasi dua
arah yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.
b. Pengkajian motivasi
Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus mempunyai keinginan belajar demi
keefektifan pembelajaran.Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan untuk belajar merupakan
faktor penentu yang sangat kuat untuk kesuksesan dalam mendidik klien dan berhubungan erat
dengan pemenuhan kebutuhan klien. Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah
keuangan, penolakan terhadao status kesehatan, kurangnya dorongan dari lingkungan social,
pengingkaran terhadap penyakit, kecemasan, ketakutan,rasa malu atau adanya konsep diri yang
negatif. Motivasi juga dipengaruhi oleh sikap dan kepercayaan. Contohnya, motivasi belajar
seorang pria setengah baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai mendapat pengobatan anti
hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya mungkin akan rendah jika teman dekatnya
menceritakan bahwa ia impotent setelah mendapat pengobatan yang sama.
Pengkajian tentang motivasi belajar sering merupakan bagian dari pengkajian kesehatan secara
umum atau diangkat sebagai msalah yang spesifik.Seorang perawat ketika mengkaji motivasi dan
kemampuan klien harus betul-betul mengerti sepenuhnya tentang subjek belajar.Motivasi memang
sulit untuk dikaji, mungkin dapat ditunjukka secara verbal atau juga secara nonverbal.

c. Pengkajian Faktor Pemungkin


Faktor pemungkin mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk
menampilkan perilaku yang sehat.Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas yang ada, personalia
yang tersedia, ruangan yang ada, atau sumber-sumber lain yang serupa. Faktor ini juga
menyangkut keterjangkauan sumber tersebut oleh klien: apakah biaya, jarak, waktu dapat
dijangkau? Bagaimana keterampilan klien untuk melakukan perubahan perilaku perlu diketahui ,
karena dengan mengetahui sejauh mana klien memiliki keterampilan pemungkin, wawasan yang
bernilai bagi perencana pendidikan kesehatan dapat diperoleh.

d. Pengkajian Faktor Penguat


Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak.Sumber penguat tersebut bergantung kepada tujuan dan jenis program. Di
dalam pendidikan kesehatan klien di rumah sakit, misalnya, penguat diberikan oleh perawat,
dokter, ahli gizi, atau klien lain dan keluarga. Di dalam pendidikan kesehatan di sekolah penguat
mungkin berasal dari guru, teman sebaya, pimpinan sekolah, dan keluarga. Apakah faktor
penguat itu positif atau negative tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berpengaruh.

14
Pengaruh itu tidak sama, mungkin sebagian mempunyai pengaruh yang sangat kuat dibandingkan
dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perubahan perilaku.
Perawat perlu mengkaji secara cermat faktor penguat ini, untuk menjamin bahwa sasaran
pendidikan kesehatan mempunyai kesempatan yang maksimum untuk mendapat umpan balik
yang mendukung selama berlangsungnya proses perubahan perilaku

RANGKUMAN

Bab ini menjelaskan terlebih dahulu tentang bagaimana cara mengkaji kebutuhan promosi
kesehatan melalui pengkajian faktor predisposisi, bagaimana cara mengkaji kebutuhan promosi
kesehatan melalui pengkajian faktor pemungkin, bagaimana cara mengkaji kebutuhan promosi
kesehatan melalui pengkajian faktor penguat. Kebutuhan promosi kesehatan melalui pengkajian
faktor predisposisi menguraikan tentang Pengkajian riwayat keperawatan, Pengkajian fisik,
Pengkajian kesiapan klien untuk belajar, Pengkajian motivasi. Dan mengkaji kebutuhan promosi
kesehatan melalui pengkajian faktor pemungkin menguraikan tentang keterampilan serta sumber
daya yang penting untuk menampilkan perilaku yang sehat.Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas
yang ada, personalia yang tersedia, ruangan yang ada, atau sumber-sumber lain yang serupa.
Sedangkan kebutuhan promosi kesehatan melalui pengkajian faktor penguat menguraikan tentang
faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.Sumber
penguat tersebut bergantung kepada tujuan dan jenis program

TUGAS FORMATIF
1. Dalam mengkaji kebutuhan promosi kesehatan salahsatunya dengan pengkajian faktor
predisposisi dan didalamnya terdiri dari beberapa pengkajian salahsatunya yaitu?
a. Pengkajian motivasi
b. Pengkajian presepsi
c. Pengkajian intoleransi
d. Pengkajian situasi

2. Untuk melakukan Pengkajian kesiapan klien untuk belajar ada 3 kesiapan yang harus ada.
Sebutkan!
a. Kesiapan berkomunikasi, emosi dan prespektif
b. Kesiapan emosi, kognitif dan berkomunikasi
c. Kesiapan emosi, prespektif dan kognitif
d. Kesiapan kognitif, prespektif dan berkomunikasi
3. Didalam pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap kebutuhan?
a. Tugas Klien
b. CatatanKlien
c. Belajar Klien
d. Keluhan klien
15
4. Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Sumber penguat tersebut bergantung pada ?
a. Pengertian dan tujuan program
b. Pengertian dan jenis Program
c. Tujuan dan kerangka Program
d. Tujuan dan jenis progam.
5. Motivasi sulit untuk dikaji, namun dapat ditunjukkan secara?
a. Verbal dan nonverbal
b. mandiri dan kelompok
c. konseptual dan perseptual
d. kesesuaian dan keserasian

KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. C
4. D
5. A

TUGAS MANDIRI

1. Apa yang anda ketahui tentang pengkajian riwayat keperawatan

Jawab : Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai status perkembangan
seseorang, sehingga dapat memberi arah mengenai isi promosi kesehatan dan pendekatan
yang harus digunakan.pertanyaan yang di ajukan hendaknya sederhana. Pada klien usia
lanjut, pertanyaan diajukan dengan perlahan dan diulang. Status perkembangan, terutama
pada klien anak, dapat dikaji melalui observasi ketika anak melakukan aktivitas, sehingga
perawt mendapat data tentang kemampuan motorik dan perkembangan intelektualnya.
2. Kapan di lakuakan pengkajian faktor pemungkin ?
Jawab : ketika diperlukan Sumber daya meliputi fasilitas yang ada, personalia yang tersedia,
ruangan yang ada, atau sumber-sumber lain yang serupa.
3. Apa yang di maksud Pengkajian Faktor Penguat ?
Jawab : Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak.Sumber penguat tersebut bergantung kepada tujuan dan
jenis program.

KEGIATAN BELAJAR 3, PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BAGI PASIEN

16
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini, Anda
diharapkan dapat memahami tentang penerapan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini,
secara khusus Anda diharapkan dapat:
h. Menjelaskan uraian pendahuluan atau alasan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien
i. Menjelaskan tujuan promosi kesehatan bagi pasien di rumah sakit
j. Menjelaskan manfaat promosi kesehatan bagi pasien di rumah sakit
k. Menjelaskan standar-standar promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien
3. Pokok-pokok Materi Pembelajaran
3. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, Anda akan mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut:
a. uraian pendahuluan atau alasan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien
b. tujuan promosi kesehatan bagi pasien di rumah sakit
c. manfaat promosi kesehatan bagi pasien di rumah sakit
d. standar-standar promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien
4. Uraian Materi Pembelajaran
a. Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit bagi Pasien
Promosi bagi pasien akan membantu pasien untuk dapat berpartisipasi lebih baik dalam
perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan. Promosi ini diberikan oleh berbagai
staf rumah sakit. Promosi diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan dokternya atau dengan
perawat. Pihak lain memberikan promosi pada saat mereka memberikan layanan-layanan
khusus, seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat mempersiapkan pasien untuk pulang dan
perawatan lanjutan.

Oleh karena banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan keluarganya, maka
staf rumah sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri pada apa saja
yang perlu dipelajari pasien.

Dengan demikian, promosi yang efektif diawali dengan melakukan penilaian terhadap
kebutuhan belajar pasien dan keluarganya. Penilaian ini menentukan bukan hanya apa yang harus
dipelajari melainkan juga bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan pembelajaran tersebut.
Pembelajaran sendiri akan berlangsung paling efektif jika disesuaikan degan pilihan belajar, nilai
agama dan budaya serta kemampuan membaca dan bahasa seseorang. Pembelajaran juga
dipengaruhi oleh kapan waktu pelaksanaanya dalam proses perawatan.
17
Promosi mencakup pengetahuan yang diperlukan selama proses perawatan dan
pengetahuan yang diperlukan setelah pasien dipindahkan ke tempat perawatan lain atau
dipulangkan. Dengan demikian, promosi dapat mencakup informasi mengenai sumber daya di
masyarakat untuk perawatan tambahan dan perawatan tindak lanjut (follow-up) yang dibutuhkan
serta bagaimana cara mengakses layanan gawat darurat jika diperlukan.

a. Adapun tujuan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah :


1. Mengembangkan perilaku kesehatan
2. Mempercepat pemulihan dan penyembuhan pasien
3. Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit dimasa
yang akan dating
4. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama keluarganya
5. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan penyakit kepada orang lain,
sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut agar dapat mencegahnya terkena
penyakit tersubut

Gambar 1

6. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan

A. Adapun manfaat promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
2. Kesehatan yang sehat.
3. Terhindar dari penularan penyakit.
4. Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
5. Peningkatan kesehatan pasien.
18
Gamabr 2

B. Standar-standar promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien yaitu :


a. Standar 1 : Rumah sakit menyediakan penyuluhan yang mendukung partisipasi pasien dan
keluarganya dalam keputusan perawatan dan proses perawatan.
 Di setiap SMF/Instalasi ditunjuk koordinator (penanggung jawab promosi kesehatan) dengan
SK Direktur Utama
 Program kerja masing-masing SMF/Instalasi
 Rencana penyuluhan kelompok masing-masing SMF/Instalasi
 Pedoman Promosi Kesehatan di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
 SOP edukasi di buat di Instalasi Promosi Kesehatan

b. Standar 2 : Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diakses dan dimasukkan ke dalam rekam
medisnya
Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu assesment/penilaian terhadap
pasien dan keluarga meliputi :
1. Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya
2. Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka
3. Hambatan emosional dan motivasi
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
5. Kemauan pasien untuk menerima informasi

Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun
untuk belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.

c. Standar 3: Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien yang
berkesinambungan:
19
1. Rujukan balik pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM)/RS daerah disertai dengan
rujukan edukasi
2. Pembinaan ke PKM/RS daerah yang dilakukan dengan SMF
3. Perjanjian kerjasama (PKS) dengan Institusi yang relevan dengan kondisi pasien seperti :
Yayasan Tuna Rungu, Wiyata Guna dan SLB

d. Standar 4: Penyuluhan pasien dan keluarganya mencakup topik-topik berikut, yang berkaitan
dengan perawatan pasien : penggunaan obat-obatan yang aman, potensi interaksi antara obat-
obatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri, serta teknik-teknik rehabilitasi.
1. Edukasi kepada pasien dan keluarga mencakup topik-topik/materi yang berkaitan dengan
perawatan pasien, dengan menggunakan materi dan proses yang sudah standar/seragam
untuk seluruh unit dilingkungan RSHS
2. Topik/materi tersebut adalah diantaranya: Penggunaan obat secara aman dan efektif untuk
semua obat yang dikosumsi pasien; Penggunaan peralatan medis secara aman dan efektif;
Interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obatan resep dengan obat-obatan lain; Diet dan
gizi; Manajemen nyeri; Teknik-teknik rehabilitasi, dll.

e. Standar 5: Metode Penyuluhan mempertimbangkan nilai dan preferensi pasien dan keluarganya
serta memungkinkan interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien dan staf untuk
terjadinya pembelajaran
1. Pasien dan keluarga dianjurkan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan dengan berani
bicara dan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pelayanan (dokter/perawat/petugas gizi
dll) terjadi interkasi antara pemberi pelayanan dengan pasien dan keluarga.
2. Sebaiknya Informasi/edukasi lisan ditunjang dengan materi tertulis yang berkaitan dengan
kebutuhan pasien
3. Terdapat suatu proses verifikasi terhadap pasien dan keluarga bahwa mereka telah
memahami penyuluhan yang diberikan

f. Standar 6: Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan/edukasi
Agar penyuluhan/edukasi berlangsung efektif maka:
1. Pemberi edukasi harus memiliki pengetahuan tentang materi yang diberikan
2. Pemberi dan penerima edukasi harus memiliki waktu yang cukup
3. Pemberi edukasi harus memiliki keterampilan dan kemampuan berkomunikasi efektif

20
RANGKUMAN
Bab ini menjelaskan terlebih dahulu tentang bagaimana perawat memberikan edukasi kepada
pasien, jika pasien baru masuk rumah sakit, baru dipindah ke ruang lain, dan akan pulang ke rumah.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit, mencegah kekambuhan, dan
meningkatkan derajat kesehatan pasien saat di rumah sakit maupun akan pulang dari rumah sakit.

Tuas formatif
TUGAS FORMATIF

1. Promosi yang efektif diawali dengan melakukan penilaian terhadap…


a. Kebutuhan belajar pasien dan keluarganya
b. Kemampuan klien berpindah
c. Kebutuhan keluarga dan tetangga
d. Kebutuhan dasar yan belum terpenuhi
2. Berikut adalah tujuan dari promosi kesehatan bagi pasien, kecuali…
a. Mengembangkan perilaku kesehatan
b. Mempercepat pemulihan dan penyembuhan pasien
c. Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit dimasa
yang akan dating
d. Terhindar dari penularan penyakit
3. Berikut ini yang termasuk manfaat promosi kesehatan bagi pasien adalah…
a. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama keluarganya
b. Mempercepat proses penyembuhan penyakit
c. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan penyakit kepada orang lain,
sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut agar dapat mencegahnya terkena
penyakit tersubut
d. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan
4. Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diakses dan dimasukkan ke dalam rekam medisnya,
termasuk standar promosi kesehatan bagi klien ke…
a. Standar 1
b. Standar 2
c. Standar 3
d. Standar 4
5. Penilaian terhadap pasien dan keluarga meliputi dibawah ini, kecuali…
a. Rujukan balik pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat
21
b. Hambatan emosional dan motivasi
c. Keterbatasan fisik dan kognitif
d. Kemauan pasien untuk menerima informasi

KUNCI JAWABAN

1. A
2. D
3. B
4. B
5. A

TUGAS MANDIRI
1. Sebutkan tujuan promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien ?
2. Sebutkan proosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien standar 1 ?
3. Jawab :
 Di setiap SMF/Instalasi ditunjuk koordinator (penanggung jawab promosi kesehatan)
dengan SK Direktur UtamaProgram kerja masing-masing SMF/Instalasi
 Rencana penyuluhan kelompok masing-masing SMF/Instalasi
 Pedoman Promosi Kesehatan di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
 SOP edukasi di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
4. Sebutkan manfaat promosi kesehatan di rumah sakit bagi pasien.
Jawab :
 Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
 Kesehatan yang sehat.
 Terhindar dari penularan penyakit.
 Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
 Peningkatan kesehatan pasien.

PENDAHULUAN

22
Selamat berjumpa di modul mata kuliah Promosi Kesehatan. Modul ini dibagi dalam 4
modul, yaitu: modul 1 membahas tentang: Konsep Promosi Kesahatan , modul 2 membahas tentang:
Mengkaji Kebutuhan Promosi Kesehatan, modul 3, membahas tentang: Penerapan Promosi Kesehatan
pada Masyarakat, dan modul 4 membahas tentang: Prinsip Promosi Kesehatan
Nah, sekarang Anda akan mempelajari modul ketiga yang berjudul “Penerapan Promosi
Kesehatan pada Masyarakat”. Modul ini agar mudah Anda pelajari dikemas dalam dua Kegiatan
Belajar,yaitu :
4. Kegiatan Belajar 1, Penerapan Promosi Kesehatan pada Masyarakat
5. Kegiatan Belajar 2, Pengantar Promosi Kesehatan
Tujuan mempelajari modul ini adalah:_
Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda
lakukan secara bertahap , mulai dari materi yang disajikan pada Kegiatan Belajar 1 yang membahas
tentang Penerapan Promosi Kesehatan pada Masyarakat. Setelah Anda mempelajari materinya Anda
dipersilahkan mengerjakan soal-soal tes formatif dan tugas mandirinya. Apabila Anda benar-benar merasa
yakin telah memahami materinya, Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pada
Kegiatan Belajar 2.
Anda dapat melanjutkan mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 2 setelah Anda memahami
materi dan mengerjakan soal-soal tes formatif dan tugas mandiri pada Kegiatan Belajar 2 minimal 80%
benar.Jika Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 dan 2 serta yakin telah memahami materinya
Anda diperkenankan untuk mengerjakan Tugas Akhir Modul (TAM).Hal penting yang harus Anda lakukan
adalah mencatat materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Anda dapat mendiskusikannya dengan
teman Anda dan apabila dibutuhkan Anda dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan nara sumber pada
saat kegiatan pembelajaran tatap muka.
Di dalam modul ini tersedia soal tes formatif dan tugas mandiri dan hendaknya semua soal tes
formatif dan tugas mandiri ini Anda kerjakan dengan tuntas.Dengan mengerjakan semua soal tes formatif
dan tugas mandiri secara tuntas, Anda dapat menilai sendiri tingkat penguasaan dan pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang disajikan dalam modul. Disamping itu, dengan mengerjakan semua
soal tes formatif dan tugas mandiri, Anda pun dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi
pembelajaran yang masih belum sepenuhnya dipahami.
Apabila semua soal tugas pada setiap Kegiatan Belajar telah selesai Anda kerjakan, periksalah
jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban yang disediakan pada bagian akhir dari modul ini.
Selanjutnya Anda dapat mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi setiap Kegiatan Belajar
dengan menghitung menggunakan rumus:
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah skor maksimal
23
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90%-100% : baik sekali
80%-89% : baik
70%-79% : cukup
<69% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, berarti Anda telah memahami materi
pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1 dan Anda dapat melanjutkan mempelajari materi pada Kegiatan
Belajar 2 demikian seterusnya. Bila tingkat penguasaan materi Anda dibawah 80%, maka Anda
dipersilahkan mempelajari kembali materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1 terutama materi yang
belum dipahami dan selanjutnya mengerjakan kembali soal tes formatif dan tugas mandirinya.
Manfaat mempelajari modul ini adalah membantu Anda untuk dapat memahami Penerapan
Promosi Kesehatan pada Masyarakat.Selain itu modul ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran
Anda sebagai calon tenaga medis untuk terus berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara
profesional dan komprehensif berkaitan dengan Promosi Kesehatan pada Masyarakat
Perkiraan waktu yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah 6 x 50 menit.
Sedangkanwaktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 50 menit.
Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan pada
waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya sangat tergantung pada keseriusan
Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi pembelajaran yang belum Anda
pahami kepada nara sumber pada saat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran tatap muka atau
berdiskusi dengan rekan Anda. Disamping itu, Anda juga harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mengerjakan tes formatif, dan menyelesaikan semua tugas mandiri yang ada dalam modul ini.Yakinlah
bahwa Anda akan berhasil apabila Anda memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar senantiasa diberikan kemudahan belajar

Selamat Belajar, Semoga Sukses !!

KEGIATAN BELAJAR 4, PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN PADA MASYARAKAT (SEKOLAH)


5. Tujuan Pembelajaran Umum
24
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini, Anda
diharapkan dapat memahami Penerapan Promosi Kesehatan pada Masyarakat
6. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini,
secara khusus Anda diharapkan dapat:
l. Menjelaskan Arti Promosi Kesehatan Sekolah
m. Menjelaskan Strategi Promosi Kesehatan Sekolah
n. Menjelaskan Ciri Sekolah Promosi Kesehatan
o. Menjelaskan Permasalahan Program Promosi Kesehatan Sekolah
p. Menjelaskan Jenis Kegiatan Program Promosi Kesehatan di Sekolah
7. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, Anda akan mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut:
a. Arti Promosi Kesehatan Sekolah
b. Strategi Promosi Kesehatan Sekolah
c. Ciri Sekolah Promosi Kesehatan
d. Permasalahan Program Promosi Kesehatan Sekolah
e. Jenis Kegiatan Program Promosi Kesehatan di Sekolah
8. Uraian Materi Pembelajaran
a. Arti Promosi Kesehatan Sekolah
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah
menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah
melalui 3 kegiatan utama
1. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,
2. Pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,
3. Upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS.
Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan
strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia
5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia
7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses
belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667
anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas,2007). Dari segi populasi, promosi
kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan
masyarakat umum/keluarga. Apabila promosi kesehatan ditujukan pada usia sampai dengan 12
tahun saja, yang berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan mampu menyebarluaskan
25
informasi kesehatan kepada hamper 100 juta populasi masyarakat umum yang terpajan
promosi kesehatan.

Gambar 1
Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di
sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi
kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga
serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.
Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang sebagai 2
aspek yaitu :
1. Sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah (support side)
2. Sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya promosi kesehatan
di sekolah itu sendiri (impact side)
Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah seringkali akan
lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari keluarga si murid. Hal terkait dengan
intensitas hubungan antara anak dan keluarga, dimana sebagian besar waktu berinteraksi
dengan keluaraga lebih banyak. Pada segi pihak yang turut memperoleh manfaat, peran orang
tua yang memadai, hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih menjamin
keberhasilan program promosi kesehatan. Sebagai contoh bila di sekolah dilakukan kampanya
perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun kemudian dirumah orang tua juga menyediakan fasilitas
CTPS, maka perilaku anak akan lebih lestari (sustainable). Bentuk dukungan orang tua ini
meyakinkan bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan yang benar, baik di
sekolah maupun di rumah.

b. Strategi Promosi Kesehatan Sekolah


WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:
1. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan
26
masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan
dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya
advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah. Advokasi
lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan program,
termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan
2. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi jalannya
programpromosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini berbagai pihak dapat saling
belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan program,
tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta memaksimalkan
investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi kesehatan.
3. Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus dapat
dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus diyakini dapat
memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi kesehatan di sekolah.
Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka penyusunan rencana
kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan sekolah
4. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun usaha
swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi kesehatan sekolah.
Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna
meningkatkan status kesehatan di sekolah.

5. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan penilaian
program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian merupakan akses untuk
masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik secara nasional
maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa
sekolah.

c. Ciri Sekolah Promosi Kesehatan


Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi
sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :

27
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu
peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di
masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
a. Sanitasi dan air yang cukup
b. Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
c. Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
d. Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
e. Pekarangan sekolah yang aman
f. Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
a. Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang
positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan
hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan social
b. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun
orangtua
4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :
a. Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
b. Kerjasama dengan Puskesmas setempat
c. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan “keamanan”
makanan
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan
meningkatkan kesehatan, yaitu :
a. Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses
belajar
b. Mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi
seluruh
c. Masyarakat sekolah
d. Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa
e. Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba
termasuk alcohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat,
dengan:
a. Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
b. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.
28
Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat
meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah yang oleh
Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan “Health Promotion School” atau
sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan
dengan baik pada sekolah tersebut.
Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda
sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam mewujudkan “Sekolah Promosi Kesehatan”.
Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan organisasinya”
secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.

d. Permasalahan Program Promosi Kesehatan Sekolah


Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pembinaan dan pengembangan program
promosi kesehatan di sekolah ialah :
1. Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai pada tingkat yang diharapkan,
disamping itu ancaman sakit terhadap murid sekolah masih cukup tinggi dengan
adanya penyakit endermis dan kekurangan gizi.
2. Masalah kesehatan anak usia sekolah yang masih banyak terjadi di Indonesia antara
lain :
 Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban sehat dan air
bersih
 Meningkatnya pecandu narkoba dan remaja yang merokok
 Kesehatan reproduksi remaja
3. Peningkatan sumberdaya manusia
 Kurangnya guru yang menangani program promosi kesehatan di sekolah
 Kader kesehatan sekolah perlu dilatih dalam bidang pendidikan dan pelayanan
kesehatan
4. Terbatasnya sarana dan prasarana program promosi kesehatan di sekolah
5. Pencatatan dan pelaporan yang masih lemah
6. Kurang lancarnya koordinasi, informasi, sinkronisasi dan sosialisasi
7. Dukungan kelembagaan dan program terutama dalam hal perlunya institusi yang jelas
menangani program kesehatan di sekolah dan pentingnya penetapan standar
pelayanan minimum.

e. Jenis Kegiatan Program Promosi Kesehatan di Sekolah

29
Gambar 2
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi Kesehatan
Sekolah, adalah:
1. Penyuluhan kelompok di kelas
2. Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
3. Pemutaran film/video
4. Penyuluhan dengan media panggung boneka
5. Penyuluhan dengan metode demonstrasi
6. Pemasangan poster, Pembagian leaflet
7. Kunjungan/wisata pendidikan
8. Kunjungan rumah
9. Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
10. Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
11. Lomba cepat tepat
12. Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
13. Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
14. Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
15. Pelatihan guru UKS
16. Pelatihan siswa/kader UKS
17. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan
menjaga kebersihan jamban sekolah
18. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
19. Penggalakan cuci tangan dengan sabun
20. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan
kesehatan masyarakat
21. Program pemberantasan kecacingan
22. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
23. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
24. Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
25. Pengembangan tanggung jawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di
sekolah, mencakup:
 Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru
pembina dan Komite Sekolah
 Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya.

30
RANGKUMAN
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah
menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah.
Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat meningkatkan/mempromosikan
derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut
dengan menciptakan “Health Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan
program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah tersebut.
Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda
sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam mewujudkan “Sekolah Promosi Kesehatan”.
Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan organisasinya”
secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.

TUGAS FORMATIF
1. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah dapat melalui 3 kegiatan,
1. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,
2. Pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,
3. Upaya pendidikan yang berkesinambungan.
4. Menyayagi semua warga
a. 1,2,3
b. 1,3
c. 2,4
d. 4
2. Masalah kesehatan anak usia sekolah yang masih banyak terjadi di Indonesia antara lain :
a. Masalah ekonomi yang kurang memadai
b. Meningkatnya pecandu narkoba dan remaja yang merokok
f. Meningatnya angka kematian
g. Jajan sembarangan
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
a. Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap
kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung
kesehatan fisik, mental dan social
b. Memberikan jajan gratis
c. Memberikan penghargaan
d. Saling tolong menolong untuk membangn kemajuan sekoah
4. WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:
31
a. Advokasi, kerjasama, kretifitas, Kemitraan, penelitian
b. Advokasi, kerjasama, proporsi, Kemitraan, penelitian
c. Advokasi, kerjasama, kekuatan, Kemitraan, penelitian
d. Advokasi, kerjasama, penguatan kapasitas, Kemitraan, penelitian
5. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :
a. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa
b. Menjadikan metode plajaran yang menyenangkan
c. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan “keamanan” makanan
d. Jajan sembarangan

KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. A
4. D
5. C

TUGAS MANDIRI
1. Sebutkan 2 aspek dalam promosi kesehatan di sekolah dan keluarga!
 Sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah (support side)
 Sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya promosi kesehatan di
sekolah itu sendiri (impact side)
2. WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu ?
 Advokasi
 Kerjasama
 Penguatan kapasitas
 Kemitraan
 Penilitan

3. Bagaimana memberikan pendidikan kesehatan sekolah ?


 Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang
mendukung kesehatan fisik, mental dan social
32
 Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua

KEGIATAN BELAJAR 5, PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN


1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2 ini, Anda
diharapkan dapat memahami Pengantar Promosi Kesehatan
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2 ini,
secara khusus Anda diharapkan dapat:
q. Menjelaskan Pengantar Promosi Kesehatan
r. Menjelaskan Perkembangan Promosi Kesehatan
s. Menjelaskan Komponen Utama Promosi Kesehatan
t. Menejalaskan Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
u. Menejalaskan Latar Belakang Promosi Kesehatan
v. Menejalaskan Sasaran Promosi Kesehatan
33
w. Menejalaskan Strategi Promosi Kesehatan
x. Menejalaskan Bentuk Promosi Kesehatan
y. Menejalaskan Penyelenggaraan Promosi Kesehatan
3. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, Anda akan mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut:
a. Pengantar Promosi Kesehatan
b. Perkembangan Promosi Kesehatan
c. Komponen Utama Promosi Kesehatan
d. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
e. Latar Belakang Promosi Kesehatan
f. Sasaran Promosi Kesehatan
g. Strategi Promosi Kesehatan
h. Bentuk Promosi Kesehatan
i. Penyelenggaraan Promosi Kesehatan
4. Uraian Materi Pembelajaran

a. Pengantar Promosi Kesehatan


Health promotion is the proses of enabling people to control and improve their health (WHO,
1986) Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan,organisasi,kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green danOttoson, 1998).
Gambar 3

34
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehataanya (Depkes) Proses pemberdayaan dilakukan dengan pembelajaranya
itu upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam bidang kesehatan
Proses pemberdayaan dilakukan: dari, oleh dan untuk masyarakat,melalui kelompok potensial,
bahkan semua komponen masyarakat Proses pemberdayaan dilakukan sesuai dengan social
budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensise tempat Proses
pembelajaran dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baikfisik, non fisik, maupun
kebijakan.

b. Perkembangan Promosi Kesehatan


Tahun 1978 Deklarasi Alma Ata, melahirkan KESUMA (Kesehatan Untuk Semua)/HFA
(Health For All) melalui PHC (Public Heath Center) , dengan HE (Health Education)/PKM
(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat) diharapkan ada perubahan perilaku masyarakat yang lebih
baik 1980, pendidikan.kesehatan + peningkatan kesehatan, digabung menjadi PROMKES 1986,
Konferesnsi Promkes Internasional di Ottawa, menghasilkan Piagam Ottawa yaitu : Advocacy,
Social support, dan Empowerment (ABG)

c. Komponen Utama Promosi Kesehatan


1. Membangun kebijakan public kberwawasan kesehatan (build healthy public policy)
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments)
3. Memperkuat gerakan masyarakat (strengthen community action)
4. Mengembangkan ketrampilan individu (develop personal skill)
5. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)

d. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


1. Pendidikankesehatan (Health Education) bertujuan terjadi perubahan perilaku melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan
2. Upaya Penyuluhan (Communication and Information) bertujuan penyebaran informasi
3. Upaya Peningkatan (Promotion) bertujuan upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatan
4. Upaya Advokasi Kesehatan (Health Advocation) bertujuan mempengaruhi pengambil
kebijakan agar mendukung/ memperoleh komitmen

35
5. Upaya Pengorganisasian Masyarakat (Community Organization), Pengembangan
Masyarakat (Community Development), Penggerakan Masyarakat (Social Mobilization),
Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment)
e. Latar Belakang Promosi Kesehatan
 Kesehatan adalah hak asazi manusia
 Kesehatan adalah investasi
 Kesehatan adalah karuniaTuhan
 Masalahperilaku (kebiasaan, budaya) tidakmudahdiatasi
 Promkes merupakan program unggulan, untuk mencapai Indonesia Sehat 2010
f. Sasaran Promosi Kesehatan
 RumahTangga (Ibu, Bayi, Balita)
 Sekolah (AnakSekolah)
 Tempat Kerja (UsiaProduktif)
 TempatUmum (Remaja/ AnakMuda)
 Sarana Pelayanan Kesehatan (Pengunjung)
g. Strategi Promosi Kesehatan
 Advokasi: upaya mempengaruhi pihak lain untuk memperoleh dukungan atau komitmen
 Bina Suasana: upaya untuk pembentukan opini public
 Gerakan Pemberdayaan Masyarakat: upaya untuk membuat masyarakat sadar, mau dan
mampu untuk hidup sehat
h. Bentuk Promosi Kesehatan
 Pemberdayaan Masyarakat
 Pengembangan Kemitraan
 Upaya Advokasi
 Pembinaan Suasana
 Pengembangan Sumber Daya Manusia
 Pengembangan Iptek
 Pengembangan Media dan Sarana
 Pengembangan Infra Struktur (Sektretariat, Tim)

i. Penyelenggaraan Promosi Kesehatan


 Pengkajian tentang masalah perilaku dan penyebab
 Perencanaan yang terdirikegiatan, tujuan, sasaran, indikator

36
 PenggerakanPelaksanaan yang siapsesuairencana
 Pemantauan, melakukanperbaikanygtidaksesuairencana
 Penilaian, melakukanperbaikanrencana yang akandatang
 Pelaporantentangsemua proses yang dicapai.

RANGKUMAN
Health promotion is the proses of enabling people to control and improve their health
(WHO, 1986) Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan,organisasi,kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green danOttoson, 1998).
Tahun 1978 Deklarasi Alma Ata, melahirkan KESUMA (Kesehatan Untuk Semua)/HFA
(Health For All) melalui PHC (Public Heath Center) , dengan HE (Health Education)/PKM
(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat) diharapkan ada perubahan perilaku masyarakat yang lebih
baik

TUGAS FORMATIF
1. pada tahun berapakah deklarasi Alma Alta dilaksanakan?
a. 1978
b. 1979
c. 1980
d. 1981
2. Komponen utama promkes (piagam otawa) terdiri dari 5 komponen. Kecuali?
a. build healthy public policy
b. Social Mobilization
c. create supportive environments
d. strengthen community action
3. Sasaran promkes salah satunya adalah rumah tangga yang terdiri dari?
a. Ibu, Balita, Anak
b. Ayah ,Ibu, Balita
c. Ibu, Bayi, Balita
d. Ayah, Ibu, Anak
4. Apa yang melatar belakangi promosi kesehatan?
a. Kesehatan adalah berharga
37
b. Kesehatan adalah segalanya
c. Kesehatan adalah utama
d. Kesehatan adalah investasi
5. Pemberdayaan masyarakat, pengembangan kemitraan, upaya advokasi, pembinaan suasana
adalah beberapa bagian dari?
a. Bentuk kegiatan promosi kesehatan
b. Penyelenggaraan promosi kesehatan
c. Strategi promosi kesehatan
d. Ruang lingkup promosi kesehatan

KUNCI JAWABAN
1. A 4. D
2. B 5. A
3. C

38
TUGAS MANDIRI
1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,organisasi,kebijakan dan peraturan
perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green
danOttoson, 1998).
2. Apa Komponen Utama Promosi Kesehatan ?
 Membangun kebijakan public kberwawasan kesehatan (build healthy public policy)
 Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments)
 Memperkuat gerakan masyarakat (strengthen community action)
 Mengembangkan ketrampilan individu (develop personal skill)
 Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)
3. Sebutkan 3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan !
 Pendidikankesehatan (Health Education) bertujuan terjadi perubahan perilaku melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan
 Upaya Penyuluhan (Communication and Information) bertujuan penyebaran informasi
 Upaya Peningkatan (Promotion) bertujuan upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatan

39
PENDAHULUAN

Selamat berjumpa di modul mata kuliah Promosi Kesehatan. Modul ini dibagi dalam 4
modul, yaitu: modul 1 membahas tentang: Konsep Promosi Kesahatan , modul 2 membahas tentang:
Mengkaji Kebutuhan Promosi Kesehatan, modul 3, membahas tentang: Penerapan Promosi Kesehatan
pada Masyarakat, dan modul 4 membahas tentang: Prinsip Promosi Kesehatan
Nah, sekarang Anda akan mempelajari modul ketiga yang berjudul “Prinsip Promosi Kesehatan”. Modul ini
agar mudah Anda pelajari dikemas dalam dua Kegiatan Belajar,yaitu:
6. Kegiatan Belajar 1, Prinsip Promosi Kesehatan
7. Kegiatan Belajar 2, Rancangan Promosi Kesehatan
Tujuan mempelajari modul ini adalah:_
Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini sebaiknya Anda lakukan
secara bertahap , mulai dari materi yang disajikan pada Kegiatan Belajar 1 yang membahas tentang
Prinsip Promosi Kesehatan. Setelah Anda mempelajari materinya Anda dipersilahkan mengerjakan soal-
soal tes formatif dan tugas mandirinya. Apabila Anda benar-benar merasa yakin telah memahami
materinya, Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 2.
Anda dapat melanjutkan mempelajari materi pada Kegiatan Belajar 2 setelah Anda
memahami materi dan mengerjakan soal-soal tes formatif dan tugas mandiri pada Kegiatan Belajar
2 minimal 80% benar.Jika Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 dan 2 serta yakin telah
memahami materinya Anda diperkenankan untuk mengerjakan Tugas Akhir Modul (TAM).Hal
penting yang harus Anda lakukan adalah mencatat materi pembelajaran yang sulit Anda pahami.
Anda dapat mendiskusikannya dengan teman Anda dan apabila dibutuhkan Anda dianjurkan untuk
mendiskusikannya dengan nara sumber pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka.
Di dalam modul ini tersedia soal tes formatif dan tugas mandiri dan hendaknya semua soal
tes formatif dan tugas mandiri ini Anda kerjakan dengan tuntas.Dengan mengerjakan semua soal
tes formatif dan tugas mandiri secara tuntas, Anda dapat menilai sendiri tingkat penguasaan dan
pemahaman terhadap materi pembelajaran yang disajikan dalam modul. Disamping itu, dengan
mengerjakan semua soal tes formatif dan tugas mandiri, Anda pun dapat mengetahui bagian-
bagian mana dari materi pembelajaran yang masih belum sepenuhnya dipahami.
Apabila semua soal tugas pada setiap Kegiatan Belajar telah selesai Anda kerjakan,
periksalah jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban yang disediakan pada bagian akhir
dari modul ini. Selanjutnya Anda dapat mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
setiap Kegiatan Belajar dengan menghitung menggunakan rumus:
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah skor maksimal
40
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90%-100% : baik sekali
80%-89% : baik
70%-79% : cukup
<69% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, berarti Anda telah memahami
materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1 dan Anda dapat melanjutkan mempelajari materi
pada Kegiatan Belajar 2 demikian seterusnya. Bila tingkat penguasaan materi Anda dibawah 80%,
maka Anda dipersilahkan mempelajari kembali materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar 1
terutama materi yang belum dipahami dan selanjutnya mengerjakan kembali soal tes formatif dan
tugas mandirinya.
Manfaat mempelajari modul ini adalah membantu Anda untuk dapat memahami Prinsip
Promosi Kesehatan.Selain itu modul ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran Anda
sebagai calon tenaga medis untuk terus berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara
profesional dan komprehensif berkaitan dengan Promosi Kesehatan pada Masyarakat
Perkiraan waktu yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah 6 x 50 menit.
Sedangkanwaktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah 4 x 50
menit. Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu
didiskusikan pada waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Keberhasilan Anda dalam mempelajari modul ini tentunya sangat tergantung pada
keseriusan Anda. Hendaknya Anda tidak segan-segan untuk bertanya tentang materi
pembelajaran yang belum Anda pahami kepada nara sumber pada saat dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran tatap muka atau berdiskusi dengan rekan Anda. Disamping itu, Anda juga harus
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengerjakan tes formatif, dan menyelesaikan semua
tugas mandiri yang ada dalam modul ini.Yakinlah bahwa Anda akan berhasil apabila Anda memiliki
semangat belajar yang tinggi. Jangan lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar
senantiasa diberikan kemudahan belajar
Selamat Belajar, Semoga Sukses !!

41
KEGIATAN BELAJAR 6, PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini, Anda
diharapkan dapat memahami Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 ini,
secara khusus Anda diharapkan dapat:
z. Menjelaskan Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan
aa. Menjelaskan Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga
bb. Menjelaskan Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan
cc.Menjelaskan Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
dd. Menjelaskan Prinsip Promosi Kesehatan di sekolah
ee. Menjelaskan Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum
3. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, Anda akan mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut:
f. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan
g. Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga
h. Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan
i. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
j. Prinsip Promosi Kesehatan di sekolah
k. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum
4. Uraian Materi Pembelajaran
a. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan
Dalam pelaksanaannya, promosi kesehatan mempunyai prinsip-prinsip yang berguna
sebagai dasar-dasar dari pelaksanaan program promosi kesehatan. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of
enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau
Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan
di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi
Kesehatan.

42
2. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai
dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
4. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya
advokasi dan bina suasana (social support).
5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di
rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we
work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan
(where we get health services).
6. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit).
Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan
Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
7. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan
tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk
mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat.
Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti: advokasi, bina
suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang lingkup
promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga, fasilitas layanan
kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.

Gambar 1

43
b. Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga

Gamabar 2
Dalam lingkup ini penerapan yang perlu
1. Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat, sehingga promosi
kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga. Pendidikan kesehatan yang diberikan
pun diharapkan akan lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.
2. Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama lain, yaitu ayah,
ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang dilakukan sudah baik akan sangat
berpengaruh pada perubahan perilaku pada masing-masing anggota keluarga tersebut, dan
nantinya perilaku itu akan terbawa ke lingkungan diluarnya.
3. Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam lingkungannya, yang masing-
masing anggota keluarga sudah anut sejak lama, biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan
tertentu. Dalam hal ini maka pemberi promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri
dengan aturan tersebut agar keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam menerima segala
bentuk promosi yang dilakukan.

c. Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan


Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu:
1. Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung,
keluarga pasien.
2. Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang diderita
pasien.
3. memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,
4. menerapkan “proses belajar” di fasilitas pelayanan kesehatan.
d. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan kerja


sama dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok organisasi
44
masyarakat yang ada sehingga lebih mantap serta berkesinambungan. Dalam ruang lingkup
tempat kerja, promosi kesehatan juga mempunyai prinsip-prinsip, diantaranya
1. Komprehensif
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa
disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu berkembangnya tempat
kerja yang sehat, aman dan nyaman sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung
tersebut diharapkan terjadi perubahan perilaku individu dan kelompok kearah yang positif
sehingga dapat menjaga lingkungan agar tetap sehat.
2. Partisipasi
Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara aktif
mengindetifikasi masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk pemecahannya dan
meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di
tempat kerja merupakan hal yang sangat mendukung bagi para pekerja untuk lebih percaya
diri dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam merubah gaya hidup dan
mengembangkan kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.
3. Keterlibatan berbagai sektor terkait.
Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai upaya
untuk meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui pendekatan yang integrasi
yang mana penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan.
4. Kelompok organisasi masyarakat
Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan semua anggota
pekerja, termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang ada, termasuk juga tenaga
honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat
yang mempunyai pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu mengembangkan Promosi
kesehatan Di Tempat kerja hendaknya di perhitungkan dalam mengembangkan program
sebelumnya

e. Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah


Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga memiliki
prinsip, diantara yaitu :

45
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta
didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat

2. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :


a. Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang
mendukung kesehatan fisik, mental dan social
b. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua
c. Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya pelayanan
kesehatan di sekolah, yaitu :
d. Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
e. Kerjasama dengan Puskesmas setempat
f. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan “keamanan” makanan
f. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum
Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapannya antara lain:
1. Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan
bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-
tempat umum seperti halte, stasiun, dan lain-lain maka penerapan yang paling efektif adalah
dengan memanfaatkan media berupa poster, spanduk, dan lain-lain. Dengan ini maka orang-
orang yang saat itu berada di tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi
pesan yang ada.

RANGKUMAN
Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit).
Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan
Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang lingkup
promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga, fasilitas layanan
kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.
Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan kerja sama
dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok organisasi masyarakat
yang ada sehingga lebih mantap serta berkesinambungan.

46
TUGAS FORMATIF
1. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan kecuali?

a. Where we gone c. where we learn


b. where we live d. where we work

2. Ada berapa prinsip-prinsip promosi kesehatan tempat kerja?

a. 4 c. 6
b. 5 d. 7

3. Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu?


a. Kerjasama dengan Puskesmas setempat
b. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan “keamanan”
makanan
c. Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan,
pengunjung, keluarga pasien
d. Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
4. Selain prinsip secara umum Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik
Misalnya kecuali?
a. Promosi kesehatan di keluarga
b. Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan
c. Promosi kesehatan di tempat umum
d. Promosi kesehatan di tempat khusus
5. Di dalam prinsip promosi kesehatan di tempat kerja salah satunya yaitu Keterlibatan berbagai
sektor terkait maksudnya adalah?
a. Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung
b. Program promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan
dan tujuannya jangka panjang
c. Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa
disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan
d. Para peserta promosi kesehatan hendaknya terlibat dalam masalah kesehatan
KUNCI JAWABAN
1. A 4. D
2. B 5. A
3. C
TUGAS MANDIRI
47
1. Sebutkan prinsip-prinsip promosi kesehatan!
 Komprehensif
 Partisipasi
 Keterlibatan berbagai sektor
 Kelompok organisasi masyarakat
2. jelaskan Promosi Kesehatan di Tempat Umum!
Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan
bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-
tempat umum seperti halte, stasiun, dan lain-lain maka penerapan yang paling efektif adalah
dengan memanfaatkan media berupa poster, spanduk, dan lain-lain. Dengan ini maka orang-
orang yang saat itu berada di tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi
pesan yang ada.
3. Apa saja Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan?
 memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,
 menerapkan “proses belajar” di fasilitas pelayanan kesehatan.
 Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

48
KEGIATAN BELAJAR 7, RANCANGAN PROMOSI KESEHATAN
5. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2 ini, Anda
diharapkan dapat memahami Rancangan Promosi Kesehatan
6. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2 ini,
secara khusus Anda diharapkan dapat:
ff. Menjelaskan Rancangan Promosi Kesehatan
gg. Menjelaskan Konsep Pendidikan Kesehatan
j. Menjelaskan Proses Pendidikan Kesehatan
k. Menejalaskan Keperluan Pendidikan Quantity Surveyor (Qs) Dan Institusi Profesional
7. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, Anda akan mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut:
l. Rancangan Promosi Kesehatan
m. Konsep Pendidikan Kesehatan
n. Proses Pendidikan Kesehatan
o. Keperluan Pendidikan Quantity Surveyor (Qs) Dan Institusi Profesional
8. Uraian Materi Pembelajaran
a. Rancangan Promosi Kesehatan
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka
menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan
berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome)
pendidikan kesehatan.
Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat
langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan.

1. Peranan Pendidikan Kesehatan


Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu
kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu negara
yang sudah maju, Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling
besar terhadap status kesehatan.
2. pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadap status
kesehatan. Bagaimana proprorsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status
kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada
penelitian.Apabila dilakukan penelitian mungkin perilaku mempunyai kontribusi yang lebih

49
besar. Penelitian penulis di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur tentang status gizi anak
balita dengan menggunakan analisis stepwise, terbukti variabel perilaku terseleksi
sedangkan variabel pendapatan per kapita (ekonomi) tidak terseleksi. Meskipun variabel
ekonomi disini belum mewakili seluruh variabel lingkungan tetapi paling tidak pengaruh
perilaku lebih besar daripada variabel-variabel lain.Selanjutnya Lewrence Green
menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh
3. faktor pokok yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang
mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong
(reinforcing factors). Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi
perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok tersebut.

Dilihat dari bagan Blum dan Green dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peranan
pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu,
kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan perkataan lain pendidikan
kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka
berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.

b. Konsep Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di bidang kesehatan.
Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek
pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang
diaplikasikan pada bidang kesehatan.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan
lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam
kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan
orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan
sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak
terlepas dari kegiatan belajar.
Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu.

50
Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan
anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses
belajar tetapi karena proses kematangan.

Gambar 3
Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu mempunyai ciri-
ciri : belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau
masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar adalah
bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang
relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari, bukan
karena kebetulan.
Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses
belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan
menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi
mampu, dan lain sebagainya.
Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan dan bagan di bawah, pendidikan kesehatan
didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat
dalam meningkatkan kemampuan (perilaku)nya / mereka untuk mencapai kesehatannya /
kesehatan mereka secara optimal.
Disamping konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli pendidikan kesehatan juga
telah mencoba membuat batasan tentang pendidikan kesehatan yang berbeda-beda sesuai
dengan konsep mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang sering
dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO dan lain sebagainya

c. Proses Pendidikan Kesehatan


Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses
belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat 3 persoalan pokok, yakni persoalan masukan (input),
proses dan persoalan keluaran (output).
51
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar (sasaran
didik) yaitu individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai
latar belakangnya.
Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan
(perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Didalam proses ini terjadi perubahan timbal balik antara
berbagai faktor, antara lain : subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator), metode & teknik
belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.
Sedangkan keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan
atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Proses kegiatan belajar tersebut dapat digambarkan
pada bagan di bawah !
Beberapa ahli pendidikan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ke
dalam 4 kelompok besar, yakni faktor materi (bahan belajar), lingkungan, instrumental dan subjek
belajar.
Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar
dan alat-alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar, metode belajar,
organisasi dan sebagainya. Dalam pendidikan kesehatan subjek belajar ini dapat berupa individu,
kelompok atau masyarakat.

d. Keperluan Pendidikan Quantity Surveyor (Qs) Dan Institusi Profesional


Masa depan profesi bergantung pada prasarana pendidikan yang masih belum tersedia,
maka hal terpenting dalam pendidikan adalah perlunya didirikan sekolah atau kursus-kursus
pendek yang dapat dijadikan prasarana para pekerja yang ada pada konsultan daerah untuk
meningkatan pengetahuan mereka sehingga perbedaan tingkat pengetahuan antara surveyor
asing dengan daerah dapat disingkatkan. Di negara maju, jasa QS terus berkembang sehingga
lebih efektif dan efisien. Sayangnya di negara berkembang, para surveyor tidak dapat
meningkatkan pengetahuan mereka misalnya untuk melanjutkan pendidikan yang hanya tersedia
di negara maju saja dan kebanyakan mereka hanya dapat meningkatkan pengetahuan mereka
melalui
majalah ataupun jurnal-jurnal. Karena profesi QS ini sudah berperanan di industri pembangunan
dan dari penelitian Peli (1999) menyimpulkan bahwa banyak sekali profesi QS di konsultan yang
diambil alih oleh ahli lain yang pengetahuan hanya terbatas dan perlu para quantity surveyor
tersebut dilatih secara professional. Adanya profesi QS saat ini karena konsultan asing yang
memberi sponsor atau bantuan mengaharuskan seorang QS untuk menangani/mengawasi
pelaksanaan bantuan tersebut. Karena keterbatasan tenaga QS ini sehingga seolah-olah profesi
menjadi kelompok elit dan terkesan tanpa mengikut sertakan tenaga QS lokal yang ada.
52
Hal ini mungkin kerana tidak terdapatnya tenaga lokal yang berlatar belakang QS dan ini
merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian dari berbagi pihak (Waluyo, 1995). Selain itu
juga kurangnya keterlibatan para ahli QS tersebut untuk meluangkan waktu mereka dalam
pengembangan institusi berkenaan menjadi berdiri sendiri di negara berkenaan tanpa banyak
bergantung pada institusi pusat di negara asal institusi ini berada. Kemudian mereka hanya
menjadi anggota yang kurang aktif dan banyak diantara
mereka (para quantity surveyor asing) hanya memikirkan kedudukan mereka tanpa mahu
membantu tenaga local untuk dapat maju di bidangnya (Alkayat, 1995).
Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk
menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya pengakuan ini
tidak didukung oleh kenyataan. Artinya dalam program-program pelayanan kesehatan kurang
melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu mungkin telah melibatkan pendidikan
kesehatan tetapi kurang memberikan bobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan
kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil. Dengan perkataan lain pendidikan
kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau
diukur. Hal ini memang benar karena pendidikan adalah merupakan 'behavioral investment' jangka
panjang. Hasil investment pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian.
Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan
saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.pendidikan kesehatan
WHO merumuskan,bahwa dalam mewujudkan visi dan misi pendidikan/promosi kesehatan secara
efektif menggunakan 3 strategi pokok,yakni:
a. Advocacy (advokasi),melakukan pendekatan atau lobbying dengan para pembuat keputusan
setempat, agar mereka ini menerima dan commited,dan akhirnya mereka bersedi
mengeluarkan kebijakan,atau keputusan-keputusan untuk membantu atau mendukung
program tersebut.Dalam pendidikan kesehatan para pembuat keputusn.baik ditingkatpusat
maupun daerah,disebut sasan tersier.
b. Social support (dukungan social),melakukan pendekatan dan pelatihan-pelatihan kepada para
tokoh masyarakat setempat,baik tokoh masarakat formal maupun informal. Tujuan kegiatan ini
dalah agar para tokoh masyarakat setempat mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan
program,dan selanjutnya dapat membantu menyebarkaninformasi program tau melakukan
penyuluha kepada masyarakat.Satu hal yang lebih penting lagi adalalah agar para toma
berprilaku positif,yang dapat dipacu atau dicontoh oleh masyarakat.Para tokoh masyarakat
ini,baik ditingkat pusat maupun daerah,baik formal maupun informal,merupakan sasaran
sekunder pendidikan kesehatan.
53
c. Empowerment (pemberdayaan masyarakat), petugas kesehatan bersama-sama tokoh
masyarakamelakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,konseling dan sebagainya,melalui
bergagai kesempatan dan media.Tujuan kegiatan ini antara lain meningkatkan
pengetahuan,sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat.Dangan kata lain
memampukan atau memberdayakan masyarakat dalam kesehatan.Masyarakat umum yang
menjadi sasaran utama.

RANGKUMAN
Dilihat dari bagan Blum dan Green dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peranan
pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu,
kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan perkataan lain pendidikan
kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka
berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di bidang kesehatan.


Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek
pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang
diaplikasikan pada bidang kesehatan.
Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan
(perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Didalam proses ini terjadi perubahan timbal balik antara
berbagai faktor, antara lain : subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator), metode & teknik
belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.

TUGAS FORMATIF
1. Yang dibuat sebelum melakukan promosi kesehatan adalah rancangan promosi kesehatan.
Dalam rancangan promosi kesehatan yang perlu dipelajari lebih lanjut adalah yang dibawah
ini, kecuali…
a. Peranan pendidikan kesehatan
b. Konsep pendidikan kesehatan
c. Proses pendidikan kesehatan
d. Satuan acara pembelajaran promosi kesehatan
2. Menurut Lewrence Green perilaku itu dilatarbelakangi oleh 3 faktor pokok dibawah ini,
kecuali…
a. Predisposisi

54
b. Pendukung
c. Usaha
d. Memperkuat
3. Usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai
dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan. Merupakan pengertian dari…
a. Pendidikan kesehatan
b. Perawatan kesehatan
c. Penanganan kesehatan
d. Perubahan kesehatan
4. Suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada
diri individu, kelompok atau masyarakat. Merupakan pengertian dari…
a. Konsep dasar pendidikan
b. Belajar mengajar berkualitas
c. Konsep belajar
d. Belajar tekun
5. Tidak terdapatnya tenaga lokal yang berlatar belakang QS dan ini merupakan masalah yang
perlu mendapat perhatian dari berbagi pihak. Merupakan pendapat dari…
a. Alkayat (1995)
b. Waluyo (1995)
c. Peli (1999)
d. Nyswander

KUNCI JAWABAN
1. D
2. C
3. A
4. A
5. B

TUGAS MANDIRI
1. Peranan Pendidikan Kesehatan adalah

55
Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu
kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu negara
yang sudah maju, Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling
besar terhadap status kesehatan.
2. Pendidikan kesehatan adalah
suatu penerapan konsep pendidikan di bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan,
pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh
sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan
pada bidang kesehatan.
3. Bagimana Proses Pendidikan Kesehatan
Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses
belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat 3 persoalan pokok, yakni persoalan masukan
(input), proses dan persoalan keluaran (output).
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar
(sasaran didik) yaitu individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri
dengan berbagai latar belakangnya.

56

Anda mungkin juga menyukai