Anda di halaman 1dari 7

Daria BR Ginting : Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (Ac) Terhadap Jumlah Angka Kuman

Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (AC)


Terhadap Jumlah Angka Kuman Udara Ruangan

Daria BR Ginting, Imam Santosa,Sri Indra Trigunarso


1
Program Studi D III Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
2
Program Studi D IV Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Abstrak

Ruangan yang menggunakan Air Conditioner (AC) merupakan salah satu tempat berkembang biaknya
mikroorganisme udara, oleh karenanya perlu pengendalian angka kuman dalam ruangan agar tidak menimbulnya
penyakit karena udara (air borne deaseas). Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh suhu, kelembaban, dan
kecepatan aliran angin terhadap jumlah angka kuman di ruangan ber-AC (Air Conditioner). Jenis penelitian ini
eksperimen yang terdiri dari 3 variabel dependen dan 1 variabel independen dengan rancangan penelitian
Crossectional. Sampel udara ruangan laboratorium diambil dengan metode BRAB, sebanyak 12 kali
pengulangan. Pengambilan sampel udaranya menggunakan alat air sampling pump. Hasil penelitian terdapat
hubungan yang cukup erat serta adanya pengaruh yang signifikan terhadap suhu dengan angka kuman (p value
=0,005), dengan nilai pengaruh suhu sebesar 20,9%. Terdapat hubungan serta pengaruh antara kelembaban
dengan angka kuman (p value =0,000), dengan nilai pengaruh kelembaban sebesar 31,9%. Terdapat hubungan
serta pengaruh antara kecepatan angin dengan angka kuman (p value = 0,009), dengan nilai pengaruh kecepatan
angin sebesar 18,5%. Terdapat pengaruh suhu, kelembapan, dan kecepatan angin secara simultan terhadap angka
kuman sebesar 33,6%.

Kata Kunci : Pengaruh AC, Ruangan, Angka Kuman Udara

The Effect of Temperature, Humidity and Wind Speed of Air


Conditioner (AC) on Total Germ Numbers of Room Air

Abstract

A room that uses an Air Conditioner (AC) is one of the breeding grounds for air microorganisms, therefore it is
necessary to have a number of germs in the room so as not to cause airborne disease. The purpose of this study
was to determine the effect of temperature, humidity, and wind speed on the number of germs in an air-
conditioned room. This type of research is an experimental consisting of 3 dependent variables and 1
independent variable with a cross-sectional research design. Laboratory room air samples were taken by the
BRAB method, 12 times in a row. Sampling of the air using an air sampling pump. The results of the study
showed that there was a fairly close relationship and a significant effect on temperature with the number of
germs (p value = 0.005), with a temperature effect of 20.9%. There is a relationship and influence between
humidity and germ numbers (p value = 0.000), with a humidity effect value of 31.9%. There is a relationship and
influence between wind speed and germ numbers (p value = 0.009), with a wind speed effect of 18.5%. There is
a simultaneous effect of temperature, humidity, and wind speed on the germ number of 33.6%

Keywords: : The Influence of air conditioning,the room, the number of germs in the air

Korespondensi: Daria BR Ginting S.Pd, M.Si, Prodi D III Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Tanjungkarang, Jalan Soekarno-Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung, mobile 08127249300, e-
mail daria.ginting13@gmail.comgmail.com

44 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 11, Nomor 1, Juni 2022


Daria BR Ginting : Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (Ac) Terhadap Jumlah Angka Kuman

Pendahuluan Kualitas udara dipengaruhi oleh


keanekaragaman bioaerosol yang ada pada
Udara merupakan salah satu kebutuhan system sirkulasi dalam suatu ruangan.
esensial untuk menjaga kelangsungan hidup Bioaerosol banyak mikroorganisme dalam
Mahluk hidup khususnya kehidupan manusia, bentuk partikel, gas, substansi dalam gas atau
Udara menurut kehidupan manusia posisinya organisme yang hidup atau terdapat dalam
Suasana terbagi menjadi udara luar dan udara udara.Contoh bioaerosol yang berada di udara
dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan bakteri (Legionella, Actinomycetes), jamur
sangat mempengaruhi kesehatan manusia (Histoplasma, Alternaria, Pencillium,
karena 90% aktivitas manusia ada di dalam Aspergillus, Stachybotrys, aflatoxins), protozoa
ruangan. (Naegleria, Acanthamoeba), virus (Influenza).
Di jaman modern seperti saat ini, Pada jumlah terbatas, keberadaan bioaerosol
kemajuan teknologi sangat berdampak terhadap tidak akan menimbulkan efek apapun akan
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia, tetapi dalam jumlah tertentu dan terhirup akan
misalnya penggunaan air conditioner (AC). AC menimbulkan infeksi pernapasan misalnya
merupakan sebuah alat penyejuk ruangan yang asma, alergi.
mampu mengkondisikan udara dalam ruangan Keberadaan mikroorganisme di dalam
serta memberikan efek kenyaman bagi tubuh ruangan dipengaruhi oleh suhu, kelembaban,
(Sofyan, 2010), namun kualitas udara dalam Kecepatan Aliran Udara, pencahayaan,
suatu ruangan yang menggunakan penyejuk kepadatan hunian dan system ventilasi. Suhu
ruangan merupakan faktor yang signifikan yang tinggi pada ruangan dapat menaikkan suhu air
dapat mempengaruhi derajat kesehatan (Anjani, sehingga memudahkan proses penguapan air
2011). Penggunaan AC di kehidupan sehari-hari dan meningkatkan partikel air yang dapat
sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat memindahkan sel- sel kecil seperti debu yang
Indonesia mengingat negara Indonesia adalah berada diperrmukaan, sedangkan bakteri bias
negara tropis yang suhunya relatif tinggi.(Savira terbawa oleh angin bersama debu.
& Suharsono, 2013) Kontaminasi bakteri dalam ruangan
Aktivitas manusia yang hampir 90% seringkali merupakan akibat dari terbentuknya
dilakukan di dalam rungan akan mempengaruhi kelembaban. Bila kelembaban ruangan di atas
kesehatan apabila kualitas udara dalam ruang 60% akan menyebabkan berkembangnya
tersebut buruk. Bioaerosol merupakan organisme pathogen maupun organisme yang
mikroorganisme udara yang bersumber dari bersifat alergen, hal ini dibuktikan oleh
kontaminasi baik di dalam maupun di luar penelitian Tuntun (2021) yang mendapatkan
ruangan. angka kuman pada ruang ICU rumah sakit yang
Kualitas udara dalam ruangan (Indoor dilengkapi dengan alat pendingin ruangan (AC)
Air Quality) merupakan kesehatan manusia. sebanyak 4-36 CFU/m3. Menurut Pemenkes RI,
Menurut National Institute Of Occupational 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara
Safety and Health (NIOSH) 1997 penyebab Ruang Rumah kualitas fisik udara kelembaban
timbulnya masalah kualitas udara dalam yang memenuhi syarat antara 40%- 60%.
ruangan pada umumnya disebabkan beberapa Sumber Suhu, kelembapan dan
hal, yaitu kurangnya ventilasi udara (52%), Kecepatan Aliran Udara dalam ruangan dapat
adanya sumber kontaminan dari luar ruangan berasal dari Air Conditioner (AC). Udara yang
(10%), mikroba (5%), bahan material bangunan bersih dan nyaman didapatkan dengan
(4%), dan lain-lain (3%) (Kemenkes RI No. memasng AC, sedangkan AC sendiri dapat
1407/ MENKES/ SK/ XI/ 2002 p. 3).(Care et menyebarkan kuman yang menyebabkan orang
al., 2020) sehat dapat menjadi sakit dan orang sakit dapat
Kualitas udara merupakan suatu faktor lebih sakit karna ada tambahan dari udara
penting yang mempengaruhi kesehatan misalnya kuman yang pathogen.
manusia. Kualitas udara dalam suatu ruangan Pada dasarnya desain AC yang dipakai
dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu untuk mengatur suhu ruangan secara kontinu
seperti parameter fisik, paparan bahan kimia dapat mengeluarkan bahan polutan. Kadar gas-
serta kontaminasi biologis (Slezakova et al., gas SO2, CO2, dan O2 di dalam ruangan tidak
2012). Selain itu, kualitas udara dalam ruangan dipengaruhi oleh keberadaan AC. Bahan
juga dipengaruhi oleh udara yang berasal dari partikulat dapat dikurangi secara signifikan oleh
luar ruangan yang masuk ke dalam ruangan AC dengan filter yang efektif. Kadar pollen di
melalui ventilasi udara.(Savira & Suharsono, dalam ruangan dapat berkurang secara
2013) signifikan dengan adanya AC. Jumlah bakteri

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 45


Daria BR Ginting : Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (Ac) Terhadap Jumlah Angka Kuman

dan spora di gedung dengan AC kemungkinan Hidupkan alat dan atur flow meter 1-2 Lpm
akan lebih sedikit daripada gedung tanpa AC, (tergantung luas ruangan), Baca dan catat flow
walaupun sampai saat ini hal tersebut masih meter pada skala indikator, lakukan
diperdebatkan (Mukono et al., 2005) pengambilan sampel selama 15-30 menit,
Menurut keputusan Menteri Kesehatan sesuai dengan kondisi kebersihan ruangan,
RI nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman matikan alat dan lepaskan Impinger dari badan
Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, alat, masukan sampel kedalam Cool Box dan
pencemaran udara adalah kegiatan manusia bawa ke laboratorium. Jumlah koloni mikroba
yang mengakibatkan masuknya komponen lain Data yang diperoleh dianalisa secara univariat
ke udara yang dapat mempengaruhi kesehatan dan dibuat dalam bentuk narasi, tabel, grafik
manusia. Tujuan dilakukannya penelitian ini dan dibandingkan dengan Permenkes No
adalah mengetahui pengaruh suhu terhadap 1077/V tahun 2011. Setelah itu data yang
jumlah angka kuman ruangan laboratorium diperoleh dianalisa dengan analisis multivariat
yang menggunakan air conditioner dan tidak dengan menggunakan Regresi Linier Ganda.
menggunakan air conditioner serta mengetahui
kecepatan angin terhadap jumlah angka kuman Hasil
di ruangan laboratorium yang menggunakan air
conditioner. 1. Analisa Univariat

Metode a). Suhu


hasil pengukuran suhu pada ruangan ber-
Jenis penelitian ini adalah eksperimen AC didapatkan sebagai berikut.
yang terdiri dari 3 variabel dependen dan satu
variabel independen dengan rancangan Tabel 1. Distribusi Hasil Pengukuran Suhu ruangan
penelitian Crossectional, dimana pengumpulan ber-AC
data variabel independent dan variabel Pengukuran Hasil
dependent dilakukan pada saat yang sama. Min 14oC
Tempat penelitian ini dilakukan di Alam Lestari
Laboratorium dan waktu penelitian pada bulan Max 17oC
Februari sampai dengan Desember 2021. Mean 15,9oC
Pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling yaitu pengambilan sampel Pada tabel 1 diatas menjelaskan bahwa
berdasarkan suatu pertimbangan tertentu data suhu yang diambil dalam 1 kali
ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui. Sampel pengulangan terdapat 3 data suhu, pengambilan
diambil dari ruangan laboratorium dengan 12 sampel dilakukan sebanyak 12 kali
kali pengulangan. Variabel bebas dalam pengulangan. Dari data tabel diantas diketahui
penelitian ini adalah suhu, kelembaban dan bahwa suhu minimum ruangan 14oC dan suhu
kecepatan aliran udara ruangan. Variabel terikat maksimum ruangan 17oC, mean 15,9oC dengan
dalam penelitian ini yaitu jumlah angka kuman suhu yang sering muncul 16oC.
dari udara.
Cara kerja penelitian dengan b). Kelembaban
menggunakan metode BRAB (Air Sampling Pada tabel 2 dibawah menjelaskan bahwa
Pump) Prinsip alat ini yaitu menghisap udara pengukuran kelebaban udara ruangan dilakukan
dengan pompa hisap pada satuan waktu, debit sebanyak 12 kali pengulangan dalam 1 kali
tertentu dan ditampung pada reagen penyerap. pengulangan didapat 3 nilai kelembaban yang
Periksa baterai melalui indicator Flow Rate berbeda. menurut Permenkes nomor
(tingkat akhir) 2,0 Lpm (liter/menit) apabila 1077/V/2011 standar bakumutu kelebaban
indikator kisaran naik turun 0,2 Lpm perlu ruangan berkisar 40-60%, sedangkan dari hasil
diganti baterai. Isi Impinger dengan larutan pengamatan terdapat 5 hasil yang melebihi
NaCl 0,9% atau media buffer pepton 1 % ambang batas yaitu pada pengulangan ke-5, ke-
sebanyak 10 ml, Tutup tabung impinger dengan 6 dan ke-7 selebihnya tidak melebihi ambang
rapat , jangan ada gelembung, sterilisasi tabung batas standar kelembaban ruangan yang telah di
impinger yang sudah berisi media penyerap tetapkan. Diketahui kelembaban minimum yang
dengan sterilisasi basah (autoclave) pada suhu di dapatkan pada saat pengambilan sampel
121 ºC,15 menit, tempatkan Impinger pada adalah 52% sedangkan kelembaban
badan alat, Impinger yang telah berisi larutan maksimumnya 62% dengan mean 58%.
NaCl 0,9% dihubungkan dengan Flow meter.

46 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 11, Nomor 1, Juni 2022


Daria BR Ginting : Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (Ac) Terhadap Jumlah Angka Kuman

Tabel 2. Distribusi Hasil Pengukuran Kelembaban Data yang diperoleh dari hasil
ruangan ber-AC pengukuran angka kuman udara dilakukan
Pengukuran Hasil dengan pengukuran langsung yaitu
Min 52% menggunakan media Plate Count Agar
(PCA). Data hasil pengukukan angka kuman
Max 62% adalah sebagai berikut:
Mean 58%
Tabel 4. Hasil pengukuran rata-rata angka kuman
pada ruangan ber-AC
c). Kecepatan Angin
Pengulangan Rata-Rata Mikroba
Pada tabel dibawah menjelaskan bahwa 1 1207.33
kecepatan angin dilakukan pengukuran 2 1225.00
sebanyak 36 kali dalam 12 pengulangan. 3 1355.00
Menurut Permenkes nomor 1077/V/2011 4 1342.00
standar bakumutu kecepatan angin di dalam 5 1446.33
ruangan berkisar 0,15-0,25 m/dtk. Sedangkan 6 1450.33
Dari data tabel 3. diketahui kecepatan angin
7 1489.33
minimum yang di dapatkan pada saat
8 1409.33
pengambilan sampel adalah 0,5 m/dtk
sedangkan kecepatan angin 9 1368.33
maksimummnya 1,0 m/dtk dengan mean 0,81 10 1259.00
m/dtk. 11 1266.33
12 1296.00
Tabel 3. Distribusi Hasil Pengukuran
Kecepatan Angin ruangan ber-AC 2. Analisa Bivariat
Pengukuran Hasil
Min 0,5 m/dtk Hasil analisis bivariat untuk melihat
hubungan antara variabel suhu, kelembaban,
Max 1,0 m/dtk
kecepatan angin terhadap angka kuman, dan
Mean 0,81 m/dtk untuk mengetahui regresi linier terhadap suhu,
kelembaban, kecepatan angin dengan angka
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa kuman di udara ruangan.
kecepatan angin dilakukan pengukuran
sebanyak 36 kali dalam 12 pengulangan. a). Hubungan Suhu dengan angka kuman
Menurut Permenkes nomor 1077/V/2011 Berdasarkan tabel 5 dibawah diperoleh
standar bakumutu kecepatan angin di dalam nilai p= 0,005 (<0,05) dengan nilai t hitung
ruangan berkisar 0,15-0,25 m/dtk. Sedangkan 2,996 (>t tabel 2,037). Dengan demikian
Dari data tabel 3. diketahui kecepatan angin dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan
minimum yang di dapatkan pada saat antara suhu ruangan dengan angka kuman di
pengambilan sampel adalah 0,5 m/dtk udara ruangan. Nilai R Square suhu 0,209 hal
sedangkan kecepatan angin maksimummnya ini mengandung arti bahwa pengaruh Variabel
1,0 m/dtk dengan mean 0,81 m/dtk. X1 (Suhu) secara bersama simultan terhadap
variabel Y (Angka kuman di udara ruangan)
d). Angka Kuman sebesar 20,9%.
Pada tabel 4 dibawah ini menjelaskan
bahwa hasil dari pengukuran angka kuman Tabel 5. Distribusi hasil pengukuran suhu dengan
dilakukan sebanyak 36 kali dalam 12 kali angka kuman pada ruangan ber-AC
pengulangan. Dari hasil yang diperoleh dapat Variabel T p value Nilai R
terlihat bahwa jumlah angka kuman yang ada Suhu dengan
2.996 0.005 0.209
angka kuman
ruangan ber ac lumayan tinggi sehingga Perlu Kelembaban
adanya pembersihan secara berkala terhadap dengan angka
ruangan yang di gunakan serta kebersihan AC 3.991 0.000 0.319
kuman
ruangan perlu di perhatikan, Agar tidak
berdampak pada gangguan kesehatan terhadap Kecepatan angin
2.774 0.009 0.185
dengan angka
pengguna ruangan tersebut. kuman

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 47


Daria BR Ginting : Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (Ac) Terhadap Jumlah Angka Kuman

b). Hubungan Kelembaban dengan angka dan Permenkes nomor 1077/V/2011.


kuman Berdasarkan hasil uji hubungan antar
Berdasarkan tabel 5 diperoleh nilai sig kelembaban ruangan terdapat hubungan dengan
0,000 < 0,05 dengan nilai t hitung 3,991 > t angka kuman di udara ruangan. Dengan nilai
tabel 2,037. Dengan demikian H0 diterima, coefficients 0,565 serta nilai sig 0,000 < 0,05
sehingga terdapat hubungan antara kelembaban nilai t hitung 3,991 > t tabel 2,037 dan nilai R
ruangan dengan angka kuman di udara ruangan. Square kelembaban 0,319 hal ini mengandung
nilai R Square kelembaban 0,319 hal ini arti bahwa pengaruh Variabel X2 (Kelembaban)
mengandung arti bahwa pengaruh Variabel X2 secara bersama simultan terhadap variabel Y
(Kelembaban) secara bersama simultan (Angka kuman di udara ruangan) memiliki
terhadap variabel Y (Angka kuman di udara hubungan yang erat sebesar 31,9%.
ruangan) sebesar 31,9%. Hasil pengukuran menunjukkan
kelembaban ruangan berkisar antara 50%-68%
c). Hubungan Kecepatan angin dengan angka sedangkan kelembaban optimum yang di
kuman butuhkan bakteri di atas 85%. Pada kelembaban
Berdasarkan tabel Coefficients diperoleh ruangan dibawah kelembaban optimum, bakteri
nilai sig 0,009 (p < 0,05) dengan nilai t hitung akan mengalami penurunan daya tahan namun
2,774 (> t tabel 2,037). Dengan demikian H0 masih dapat hidup dalam kondisi tersebut.
diterima, sehingga terdapat hubungan antara Semakin lembab maka kemungkinan semakin
kecepatan angin di dalam ruangan dengan banyak kandungan mikroba di udara karena
angka kuman di udara ruangan. nilai R Square partikel air dapat memindahkan sel-sel yang
kecepatan angin 0,185 hal ini mengandung arti berada di permukaan.
bahwa pengaruh Variabel X3 (Kecepatan
Angin) secara bersama simultan terhadap 3). Kecepatan Angin
variabel Y (Angka kuman di udara ruangan) Kecepatan angin atau velositas
sebesar 18,5%. gelombang angin adalah sebuah kuantitas
atmosterik fundamental. Kecepatan angin
Pembahasan disebabkan oleh pergerakan angin dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah, biasanya dipengaruhi
1). Suhu oleh perubahan suhu. Pada penelitian ini
Pengukuran suhu dilakukan sebanyak 36 didapatkan hasil tidak terdapat pengaruh
kali dalam 12 pengulangan menggunakan kecepatan angin terhadap pertumbuhan angka
thermometer digital, hasil pengukuran kuman di dalam ruangan. Dengan nilai
menunjukkan bahwa suhu ruangan berAC dapat coefficients 0,430 serta nilai sig 0,009 < 0,05
di atur disesuaikan dengan cuaca di luar ruanga. nilai t hitung 2,774 > t tabel 2,037 dan nilai R
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Square kecepatan angin 0,185 hal ini
oleh Rizka Tiara Vindrahapsari (2016) mengandung arti bahwa pengaruh Variabel X3
menyatakan bahwa suhu ruangan tidak (Kecepatan Angin) secara bersama simultan
berpengaruh dengan jumlah bakteri dalam terhadap variabel Y (Angka kuman di udara
ruangan. Didalam penelitian yang telah ruangan) memiliki hubungan yang cukup erat
dilakukan di dapatkan hasil bahwa suhu sebesar 18,5%.
ruangan berpengaruh terhadap jumlah
bakteri/angka kuman di dalam ruangan tersebut. 4). Suhu, Kelembaban, Kecepatan
Dengan nilai coefficients 0,457 serta nilai sig Angin Terhadap Perkembangan Angka
0,005 < 0,05 nilai t hitung 2,996 > t tabel 2,037 Kuman di Udara Ruangan.
dan nilai R Square suhu 0,209 hal ini Kualitas udara di ruangan ber-AC yang
mengandung arti bahwa pengaruh Variabel X1 baik akan mendukung kenyamanan orang yang
(Suhu) secara bersama simultan terhadap berada di dalam ruangan. Namun, jika AC
variabel Y (Angka kuman di udara ruangan) jarang dibersihkan akan mempengaruhu suhu,
memiliki hubungan yang cukup erat sebesar kelembababn, kecepatan angin dan jumlah
20,9%. angka kuman di ruangan tersebut. Kondisi ini
akan mengakibatkan kualitas udara di dalam
2). Kelembaban ruangan menurun dan menimbulkan gangguan
Hasil pengukuran kelembaban ruangan pada kesehatan penghuni ruangan tesebut.
menunjukkan bahwa kelembaban ruangan semakin jauh dari standar suhu, kelembaban
hanya beberapa yang memenuhi syarat menurut serta kecepatan angin di dalam ruangan ber-AC
Kemenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 makan semakin cepat pula pertumbuhan

48 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 11, Nomor 1, Juni 2022


Daria BR Ginting : Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (Ac) Terhadap Jumlah Angka Kuman

microorganisme di ruangan itu terjadi. Dalam E. (2022). Analisis Risiko Mikrobiologi


penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat Udara Dalam Ruang Di Kantor
pengaruh Suhu, Kelembaban dan Kecepatan Kesehatan Pelabuhan Semarang Pada
Angin terhadap Angka Kuman di Ruangan Masa Pandemi Covid 19. 21(2), 162–
secara simultan. Dengan nilai nilai R Square 169.
0,336 yang berarti pengaruh antara Suhu,
Kelembaban dan Kecepatan Angin terhadap Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Angka Kuman di Ruangan sebesar 33,6%. Indonesia Nomor
Simpulan dari penelitian ini adalah AC 1407/MENKES/SK/XI/2002 Tentang
merupakan peralatan elektronik yang mengatur Pedoman Pengendalian Dampak
sirkulasi udara dalam ruangan yang Pencemaran Udara. In:Kesehatan,
memberikan kenyamanan manusia maupun editor.Jakarta 2002.
makhluk hidup lain di ruangan. AC adalah
tempat sirkulasi udara yang menangkap udara Kesehatan, M., & Indonesia, R. (2011).
panas hingga udara dalam ruangan Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia
bertemperatur rendah. Prinsip kerja AC udara No 1077/Menkes/PER/2011.
pans di dalam ruangan diserap oelh kipas
sentrifugal yang terdapat pada evaporator, Lakitan, B. 2010. Dasar-Dasar Fisiologi
kemudian udara di pompa oleh gas komporesor, Tumbuhan. Rajawali Pers, Jakarta.√ Li,
lalu bersentuhan dengan pipa coil yang di R., P. Guo, M. Baum, S.
dalamnya ada gas pendingin atau freon
sehingga udara yang dikeluarkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
ruangan menjadi dingin. Indonesia Nomor
Pada penelitian disarankan perlu adanya 1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang
pembersihan secara berkala terhadap ruangan Pedoman Penyehatan Udara Ruangan
yang di gunakan serta kebersihan AC ruangan Rumah Pencegahan, D. A. N.,
perlu di perhatikan, Agar tidak berdampak pada Nosokomial, I., & Rumah, D. I. (2016).
gangguan kesehatan terhadap pengguna Analisa bakteri udara sebagai upaya
ruangan tersebut. Perlu dilakukan penelitian pemantauan dan pencegahan infeksi
sejenis yang dapat meneliti faktor lain yang nosokomial di rumah sakit. IV(3).
berhubungan dengan keberadaan bakteri di
dalam ruangan. Untuk mengendalikan jumlah Putra, I., Ikhtiar, M., & Emelda, A. (2018).
angka kuman di suatu ruangan maka parameter Analisis Mikroorganisme Udara
suhu, kelembaban dan kecepatan angin perlu terhadap Gangguan dalam Ruangan
dikendalikan secara bersama-sama. Administrasi Kesehatan Gedung Menara
UMI Makassar 68 | Penerbit : Fakultas
Daftar Pustaka Kesehatan Masyarakat Universitas
Muslim Indonesia Windowof Health :
Antara, H., Dan, S., Udara, K., Mikrobiologi, T. Jurnal Kesehatan , Vol . 1 No . 2 ( April ,
K., Di, U., & Rawat, R. (2018). Digital 2018 ) E-ISSN 2614-5375 69 | Penerbit :
Digital Repository Repository Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Universitas Jember Jember Universitas Muslim Indonesia. 1(2), 68–
Digital Digital Repository Repository 75.
Universitas Universitas Jember Jember.
Rachmantantri I. Pengaruh Penggunaan
Between, R., Sanitation, H., Of, N., In, B., Ventilasi (AC dan Non-AC) Terhadap
Room, B., Case, P., Children, O., Five, Keberadaan Mikroorganisme Udara di
U., Old, Y., Kenjeran, I., & District, S. Ruangan Perustakaan. Universitas
(2017).. 306–312. Diponegoro Semarang, 2015.

Care, J. H., Jumlah, P., Kuman, A., Dalam, U., Raimunah, R., Lutpiatina, L., Kartiko, J. J., &
& Care, J. H. (2020). Perbedaan jumlah Norsiah, W. (2018). Angka kuman udara
angka kuman udara dalam ruangan ruang rawat inap anak dengan dan tanpa
berdasarkan hari di puskesmas guguk air conditioner (AC) di rumah sakit.
panjang. 5(3), 777–785 Jurnal Skala Kesehatan, 9(1).
https://doi.org/10.31964/jsk.v9i1.152
Dewi, W. C., Raharjo, M., & Wahyuningsih, N.

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 11, Nomor 1, Juni 2022 49


Daria BR Ginting : Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (Ac) Terhadap Jumlah Angka Kuman

Savira, F., & Suharsono, Y. (2013). Kualitas


Udara dalam Ruangan. Journal of Vita Wiana Budi Cahya (2016) , Faktor-faktor
Chemical Information and Modeling, yang berhubungan dengan bakteri
01(01), 1689–1699 dikelashttp://repository.unimus.ac.id/52/1
/FULLTEXT%201.pdf
Tuntun, M., & Ayunani, A. (2018). Hubungan
Tingkat Keparahan Demam Berdarah Wulandari, W., Sutomo, A. H., Iravati, S.,
dengan Kadar Hemoglobin, Hematokrit, Kedokteran, F., Mada, U. G.,
Dan Trombosit di Puskesmas Rawat Inap Kedokteran, F., & Mada, U. G. (n.d.).
Way Kandis Bandar Lampung. Jurnal YOGYAKARTA. 13–20.
Analis Kesehatan, 6(2), 616-624.

50 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 11, Nomor 1, Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai