Buku berjudul Antologi Cerpen Inspiratif “18 Cerita Menggugah” ini merupakan karya para penulis yang
telah beberapa tahun berkecimpung di dunia perkuliahan, yaitu Rora Rizki Wandini, Rachbel, Yura, dan
Mayra, sehingga mereka merasa tentu banyak cerita yang dapat diutarakan melalui goresan kata-kata.
Diterbitkan tahun 2020, buku ini terdiri dari 18 cerpen yang secara umum memuat beragam tema cerita
menarik mengenai pelajaran hidup.
Katanya mutiara itu sangat indah, tapi bagiku “Dia” lebih indah. “Dia” sosok wanita yang cantik,
berbalutkan kerudung panjang berwarna biru, matanya hitam dengan lesung pipi di kedua pipinya.
Namanya adalah Nura, gadis sederhana nan ayu rupawan. Persahabatan kami bukan sekadar kata yang
ditulis pada kertas tak bermakna, tapi persahabatan kami merupakan ikatan suci yang diperoleh diatas
dua hati. Kami menulisnya dengan tinta kasih sayang dan suatu saat akan dihapus bersama dengan
tetesan darah dan barang kali dengan nyawa.
“Kamu tau Nura, aku sengaja menuliskan segala keburukanmu di atas pasir, karena apabila ombak
datang, kalimat yang kutuliskan akan tersapu olehnya. Begitu juga kamu, segala keburukanmu akan
kuhapuskan karena aku ingin persahabatan kita mengalir layaknya air,” kataku pada Nura.
Perbedaan yang dimiliki dari karya ini jika dibandingkan dengan buku kumpulan cerpen lainnya adalah
bagaimana setiap cerpennya sangat dekat dengan realita yang sedang kita alami. Para penulis yang
berasal dari kalangan mahasiswa tentu memiliki imajinasi tentang kehidupan yang kita sebagai pelajar
SMA dapat mengerti dan memahami pesannya dengan baik karena cerita-ceritanya disajikan dalam
bahasa yang sederhana, namun berisi banyak pelajaran yang dapat dipetik.
Salah satu cerita yang cukup menarik dan menonjol dari sekian banyak judul cerpen dalam buku ini ialah
cerpen berjudul “Pasir dan Batu”. Bercerita mengenai sepasang sahabat dengan tokoh Aku dan Nura
yang memilih jalannya masing-masing setelah sekian lama menjadi sahabat kecil yang tak pernah
terpisahkan hingga tamat SMA. Nura bercita-cita merintis karirnya dalam bidang fashion sedangkan
tokoh Aku melanjutkan pendidikannya di Jakarta. Waktu liburan pun tiba, keduanya memutuskan untuk
mengadakan pertemuan pertama setelah sekian lama di tepi pantai. Tak terasa waktu mereka habiskan
bersama hingga tenggelamnya matahari dengan bertukar pikiran dan keluh kesah. Satu cerita lain yang
kurang lebih memiliki tema yang sama adalah cerpen berjudul “Persahabatan yang Indah”. Dalam
cerpen ini dikisahkan bagaimana sebuah persahabatan mungkin dapat dilanda perdebatan dan masalah,
namun hal tersebut tidak menghalangi hubungan mereka selama keduanya bersikap bijak dan setia
kepada satu sama lain. Dua cerita ini kurang lebih telah merangkum inti tema dari keseluruhan antalogi
18 cerpen. Suasana yang bervariasi dalam tiap cerita berhasil menggugah hati para pembaca.
Keunggulan yang dimiliki karya ini dan sangat menguntungkan adalah setiap cerita berdiri sendiri,
sehingga pembaca bebas menikmati buku ini dengan caranya masing-masing. Mau membaca cerpennya
secara berurutan maupun dengan acak tidak ada masalah karena satu dan lainnya tidak saling
berhubungan secara jalan cerita maupun tokohnya. Bahasanya juga disampaikan dengan diksi yang
ringan sehingga memudahkan pembaca untuk memahami dan menikmati isi ceritanya.
Secara kesimpulan, buku ini sangat direkomendasikan bagi pembaca dalam rentang usia remaja hingga
dewasa. Selain bahasanya yang mudah dimengerti, pelajaran hidup di dalamnya juga dapat berfungsi
sebagai petunjuk atau solusi terhadap masalah yang sedang kita alami dalam kehidupan.
Perilaku positif yang dilakukan oleh tokoh dalam setiap ceritanya tidak lain sebagai media dalam
pembentukan karakter agar kita selalu mengandalkan kebajikan dalam menyelesaikan masalah.
Untuk cerita yang ketiga yang menceritakan di mana sepasang sahabat sejak kecil mulai dari waktu SD,
SMP, SMA sampai mereka dewasa pun masih masih bersahabat. Namun salah satu diantara mereka ada
yang memutuskan untuk bekerja sebagai tukang jahit. Selama beberapa tahun mereka menjalani
persahabatan tersebut jarak jauh dan Terkadang ketika mereka rindu mereka selalu berkomunikasi
melalui media sosial. Ketika mereka libur mereka memutuskan untuk bertemu di kampung halaman.
Setibanya di kampung mereka membuat rencana untuk mengadakan pertemuan di mana Pada hari
Sabtu mereka bertemu di suatu tempat makan. Sembari menunggu pesanan makanan mereka datang
Mereka pun bercerita banyak. Tik-tok esokan harinya Mereka pergi lagi menuju pantai yang telah
direncanakan sebelumnya. Segala perlengkapan mulai dari baju, makanan, minuman, dan perlengkapan
lainnya pun sudah mereka bawa dengan tas mereka. Setibanya di pantai Mereka melihat pemandangan
yang sungguh sangat luar biasa, Mereka pun bergegas untuk melepas sepatu dan mendekati pantai
kemudian berlarian, bermain pasir mengubur diri dengan pasir dan berbaring di pasir bersamaan sambil
bercerita.
Tujuannya: Tujuan dibuatnya cerita ini ditujukan kepada kita kita semua yang jika memiliki seorang
sahabat Sejauh apapun kita harus tetap ingat dengan kebaikan sahabat kita dan luangkan waktunya
untuk bertemu dengan sahabat kita karena masa itu tidak akan kita jumpai lagi kedepannya jika
nantinya kita memiliki kehidupan masing-masing.
Katanya mutiara itu sangat indah, tapi bagiku
kami bukan sekadar kata yang ditulis pada kertas tak bermakna,
diatas dua hati. Kami menulisnya dengan tinta kasih sayang dan
SD, kami satu sekolah, di SMP satu sekolah, sampai SMA pun
rindu menerpa dan ada bahan kajian yang mau diceritakan atau
“melepas rindu”.
kukirim.
kepadaku.
tempat. Tempat ini menjadi tempat favorit saat SMA dulu. Ya,
bakso tersebut.
kembali.
kepadaku.
bekerja, rezeki dari tiap-tiap kita sudah ada Ra, kamu tak perlu
pun pulang.
dan sebagainya.
seperti kita sekarang,” kataku pada Nura. Sudah lama kami tak
denganku. Aku menuliskan kalimat pada pasir tentang segala rasa yang aku tidak sukai pada Nura.
“Terlalu egois, gampang marah
sambungku lagi.
dengan baik itu adalah rasaku padamu” jawabku pada Nura. “Jika