Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara telah meletakkan beban pada dirinya sendiri (kewajiban) untuk

menanggung (sebagian) beban rakyat miskin atas derita yang ditimbulkan baik

oleh dirinya maupun kegagalan negara dalam menyejahterakannya. Kemiskinan

tak ubahnya sebagai sebuah paradoks. Pada satu sisi, kemiskinan adalah sebuah
modal sosial bagi para politisi maupun pengkritik kebijakan pemerintah sebagai

bahan untuk menjual ide atau gagasan politisnya maupun menyerang

pemerintahan. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh kaum miskin adalah akses

terhadap keadilan (access to justice), terutama bagi mereka yang sedang

berhadapan atau bermasalah dengan hukum. 1

Masyarakat miskin tidak berdaya dikarenakan beberapa faktor di

antaranya; kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan, kurangnya akses

terhadap informasi dan teknologi, prosedur peradilan dan administrasi negara


yang tidak adil, tidak efisien dan kurangnya penghargaan terhadap praktek sosial

dan pengetahuan budaya. 2

Masyarakat miskin yang menghadapi masalah hukum harus menghadapi

kenyataan bahwa kondisi sosial politik mereka telah menjadikan mereka tidak

dapat mengakses bantuan hukum yang mereka butuhkan. Kemiskinan yang

berakibat terhadap rendahnya taraf pendidikan dan pengetahuan menjadikan

masyarakat tidak sadar akan hak-haknya. Namun, walaupun mereka sadar akan

1
Raharja, Angkasa, dan Bintaro; Akses Keadilan Bagi Rakyat Miskin, Mimbar Hukum,
Volume 27, Nomor 3, Oktober 2015, h. 433
2
Laporan Bank Dunia Tahun 2000-2001 dalam Povertry is Because Land //www.grida

1
2

hak-hak ini tidak serta merta menjadikan mereka dapat mendapatkan keadilan

yang mereka cari. Sistem hukum disediakan negara bagi mereka dianggap mahal,

tidak mudah diakses dan jauh dari tempat tinggal mereka. 3

Bantuan hukum merupakan hak yang harus dimiliki setiap warga negara,

utamanya bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki kapabilitas untuk

membayar jasa seorang advokat (penasihat hukum) profesional, dalam hal inilah

bantuan hukum sangat dibutuhkan bagi mereka untuk memperjuangkan hak-hak

konstitusionalnya.

Sejalan dengan itu, negara mengambil langkah dalam mewujudkan hal

tersebut dengan mengesahkan undang-undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang

Bantuan Hukum, Bantuan tersebut berupa penyediaan dana yang dapat diakses

oleh advokat yang telah memberikan bantuan hukum bagi masyarakat miskin,

Lahirnya undang-undang ini sekaligus menunjukkan bahwa memperoleh bantuan

hukum bagi rakyat memang tidak gratis meski biaya itu ditanggung oleh negara.

Dalam Islam, memberikan bantuan hukum terhadap masyarakat miskin itu


sangatlah penting terutama sebagai akses dalam menegakan keadilan dan hak

asasi manusia demi tercapainya kehidupan yang baik dan tertata. Dengan ini jelas

bahwa apa yang telah terjadi, perwakilan dalam menegakan keadilan harus sesuai

dengan hukum Allah. 4

Adapun dasar legalitas dalam memberikan bantuan hukum kepada

masyarakat miskin dalam Islam meliputi; al-Quran, Hadits, Ijma para ulama,

maka disebutkan dalam Q.S al-Qashash: 33-34 yang berbunyi:

3
Justice for The Poor – The World Bank, Menciptakan Peluang Keadilan, Jakarta: The
World Bank, 2005, h. 85
4
Muhammad Faqih Muslim, Profesi Advokat dalam Perspektif Hukum Islam (Jakarta:
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, 2009), h. 6
3

٣٣-‫َاف اَ ْن يَّ ْقتُلُ ْو ِّن‬ ً ‫ب اِّنِّ ْي قَتَ ْلتُ ِّم ْن ُه ْم نَ ْف‬


ُ ‫سا فَاَخ‬ ِّ ‫قَا َل َر‬

َ ‫سانًا فَا َ ْر ِّس ْلهُ َم ِّع‬


‫ي ِّردْ ًءا‬ َ ‫َواَ ِّخ ْي ٰه ُر ْونُ ه َُو اَ ْف‬
َ ‫ص ُح ِّمنِّ ْي ِّل‬
(33-34) ُ ‫ص ِّدقُنِّ ْي اِّنِّ ْي اَخ‬
٣٤-‫َاف اَ ْن يُّ َك ِّذبُ ْو ِّن‬ َ ُّ‫ي‬
Terjemahnya:
Musa berkata: "Ya Tuhanku Sesungguhnya Aku, telah membunuh seorang
manusia dari golongan mereka, Maka aku takut mereka akan membunuhku. Dan
saudaraku Harun Dia lebih fasih lidahnya daripadaku, Maka utuslah Dia
bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku;
Sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku.”5

Begitupula dalam hadis Rasulullah SAW bersabda :

‫َوهللاُ فِّ ْي َع ْو ِّن ْال َع ْب ِّد َما َكانَ ْال َع ْبدُ فِّي َع ْو ِّن أ َ ِّخ ْي ِّه‬
Artinya:
“Dan Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong
saudaranya”. (HR. al-Hakim).6

Berangkat dari pemaparan bahasan di atas, merupakan sebuah jembatan

sekaligus hal yang melatarbelakangi penulis untuk membahas sejauh mana

Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2017 mengambil peran

dalam memberikan bantuan hukum kepada masyarakat tidak mampu di

Kabupaten Soppeng sebagai wujud perhatian pemerintah daerah dalam

menerjemahkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011, maka penulis pun

memutusan untuk melakukan penelitian hukum yang berjudul :

5
Depertemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemah, al-Qashash Ayat 33-34, (Surabaya:
Pustaka Umum 2006), h. 615.
6
Abû Abd Allâh Muhammad ibn Muhammad al-Hâkim, al-Mu tadarak alâ Shahîhayn
(Bayrût: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1410 H), h. 427.
4

“Efektivitas Perda Tentang Penyelenggaraan Bantuan Hukum Kepada

Masyarakat Tidak Mampu di Kabupaten Soppeng (Telaah Atas Siyasah

Syar’iyyah).”

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian:

Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi

Selatan dan akan menitik beratkan terhadap pelaksanaan pemberian bantuan

hukum kepada masyarakat miskin, dimana pelaksanaan tersebut diatur dalam


Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2017, dan kemudian di

perkuat dengan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 54 Tahun 2017 serta diatur

pula dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2011.

2. Deskripsi Fokus

Adapun judul skripsi ini adalah: “Efektivitas Perda Tentang

Penyelenggaraan Bantuan Hukum Kepada Masyarakat Tidak Mampu di

Kabupaten Soppeng (Telaah Atas Siyasah Syar’iyyah)”. Agar mencegah

terjadinya ambiguitas dan kesimpangsiuran dalam mendefinisikan dan


memahami penelitian ini, maka penulis mendeskripsikan pengertian dari beberapa

variabel yang dianggap penting;

a. Efektivitas dari kata dasar efektif dan dalam bahasa latin efficere berarti

menimbulkan, atau mencapai hasil. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, efektivitas lebih berarti sebagai hasil akibat, dalam keadaan

berhasil atau sesuatau yang dapat menghasilkan atau mengakibatkan. 7

7
W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1975,
h. 16
5

b. Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah

daerah untuk diberlakukan di daerah-daerah agar pelaksanaan peraturan

dapat dijalankan sesuai dengan harapan pemerintah daerah.

c. Bantuan Hukum adalah upaya untuk membantu golongan yang tidak

mampu dalam bidang hukum. 8

d. Masyarakat Tidak Mampu atau Miskin adalah suatu standar tingkat

kehidupan yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi

pada sejumlah atau golongan orang yang dibandingkan standar kehidupan

yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. 9 Badan Pusat


Statistik (BPS) dan Departement Sosial menyatakan bahwa kemiskinan

adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar

minimal untuk hidup layak.

e. Telaah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti

penyelidikan, penelitian, pemeriksaan. Sedangkan arti lainnya adalah

kajian.10

f. Siyasah Syar’iyyah adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hal ihwal
pengaturan urusan masyarakat dan negara dengan segala bentuk hukum,

aturan dan kebijakan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan negara yang

sejalan dengan jiwa dan prinsip dasar syariat Islam untuk mewujudkan

kemaslahatan masyarakat.11

8
Bambang Sunggono & Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia,
(Bandung: CV. Mandar Maju, 2009), h. 7.
9
M. Wagianto, Peran dan Fungsi Lembaga Arbitrase Syariah Dalam Penyelesaian
Sengketa Perbankan, (Bandar Lampung: Calina Media&Arti Bumi Intaran, 2017), h. 178.
10
https://kbbi.lektur.id/telaah. ( di akses pada 25 Januari 2022 )
11
Syekh Abdul, Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fiqih. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1993) h.
123
6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok masalah penelitian

adalah analisis Efektivitas Perda Tentang Penyelenggaraan Bantuan Hukum

Kepada Masyarakat Tidak Mampu di Kabupaten Soppeng (Telaah Atas Siyasah

Syar’iyyah), Pokok masalah tersebut dijabarkan dalam tiga sub masalah yaitu;

1. Bagaimana implementasi peraturan daerah tentang penyelenggaraan

bantuan hukum kepada masyarakat tidak mampu di Kabupaten Soppeng?


2. Faktor apa yang menjadi penghambat dan penunjang dalam penerapan

pemberian bantuan hukum kepada masyarakat tidak mampu di Kabupaten

Soppeng?

3. Bagaimana efektivitas pelaksanaan pemberian bantuan hukum kepada

masyarakat tidak mampu perspektif siyasah syar’iyyah?

D. Kajian Pustaka

Penelitian ini memang bukanlah pertama kalinya diteliti, namun terdapat

perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang saat ini dilakukan,

Adapun hasil penelitian penelitian tersebut adalah:

1. Ima Riska Yanti, 2018 “Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Bagi

Masyarakat Tidak Mampu (Studi Kasus di Kantor Hukum Polis Abdi

Hukum Stihpada Palembang) Dalam Pandangan Hukum Islam” yang di

susun oleh Mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yakni mengkaji pelaksanaan

bantuan hukum terhadap masyarakat miskin. Namun antara keduanya

terdapat perbedaan, selain perbedaan lokasi penelitian, juga terdapat


7

perbedaan dalam pelaksanaan bantuan hukum menurut UU Nomor 16

Tahun 2011 yang dimuat oleh peneliti terdahulu, dimana dalam penelitian

penulis saat ini mengkaji pelaksanaan bantuan hukum menurut Perda

Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2017. Sejalan dengan hal tersebut,

maka penulis merasa bahwa penelitian ini perlu untuk dilakukan

2. Fairus Nuzul Omega, 2020 “Implementasi Perda Kabupaten Jember

Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin

(Studi Tahun 2018 Dan 2019) yang di susun oleh Mahasiswa Universitas

Islam Malang. Memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yakni mengkaji


tentang pelaksanaan pemberian bantuan hukum dan menekankan pada

masyarakat miskin, namun terdapat perbedaan yang signifikan antara

penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis, perbedaan

tersebut terletak pada objek kajian, dimana peulis terdahulu membahas

pelaksanaan bantuan hukum terhadap masyarakat miskin menurut

peraturan daerah kabupaten Jember Nomor 6 Tahun 2016, sedangkan

penelitian ini mengkaji tentang penerapan peraturan daerah kabupaten


Soppeng Nomor 1 Tahun 2017 dan juga mengkajinya dalam tinjauan

hukum islam. Sejalan dengan hal tersebut, maka penulis merasa bahwa

penelitian ini perlu untuk dilakukan.

3. M. Rafirsa Agung Pratama, 2020 “Implementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Lampung Utara Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Bantuan

Hukum Untuk Masyarakat Miskin Perspektif Fiqh Siyasah (Studi pada

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Menang Jagad Kotabumi Lampung

Utara)” disusun oleh Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung. Memiliki kesamaan dengan penelitian ini, persamaan tersebut

yakni keduanya mengkaji pelaksanaan pemberian bantuan hukum kepada


8

masyarakat miskin, dan kemudian mengkajinya dalam tinjauan hukum

islam, namun terdapat pula perbedaan mendasar dari keduanya, yakni

selain aspek lokasi penelitian, pada bagian masalah yang dirumuskan dari

penelitian terdahulu, tidak secara eksplisit mengkaji tentang faktor

penghambat dan penunjang dalam pemberian bantuan hukum kepada

masyarakat miskin. Sejalan dengan hal tersebut, maka penulis merasa

bahwa penelitian ini perlu untuk dilakukan.

4. Andi Dinda Tenriola, 2021 “Analisis Yuridis Pelaksanaan Bantuan Hukum


Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Kabupaten Pangkajene Kepulauan”

disusun oleh mahasiswi Universitas Hasanuddin, memiliki kemiripan

dengan penelitian ini, dimana keduanya mengkaji pemberian bantuan

hukum khususnya bagi masyarakat tidak mampu, namun cukup sampai

disana, secara menyeluruh kedua penelitian memiliki beberapa perbedaan

yang cukup signifikan, tentu tidak hanya perbedaan lokasi penelitian

namun juga dalam hal rumusan masalah, dalam penelitian terdahulu

penulis tidak mengkajinya hingga pada evektifitas pemberian bantuan


hukum dalam perspektif siyasah syar’iyyah seperti yang akan penulis

lakukan dalam penelitian kali ini, untuknya penulis merasa bahwa

penelitian ini layak untuk dilanjutkan.

5. Kaminah Isnaini Ramadhani, 2019 “Implementasi Pemberian Bantuan

Hukum Secara Cuma-cuma bagi Terdakwa yang tidak Mampu oleh

Lembaga Bantuan Hukum Indonesia di Wilayah Hukum Pengadilan

Negeri Jakarta Utara” ditulis oleh Mahasiswi Universitas Andalas

Padang, secara garis besar memiliki kemiripan dengan penelitian ini, yakni

tentang penyelenggaraan bantuan hukum kepada masyarakat tidak mampu


dan faktor penunjang sekaligus penghambat dalam penerapannya, namun
9

jika di lihat lagi secara eksplisit memiliki perbedaan yang mendasar, selain

dari perbedaan lokasi peneltitian perbedaan juga datang dari rumusan

masalah yang dimuat, yakni dalam penelitian terdahulu tidak satupun

menjabarkan tentang evektifitas penyelenggaraan bantuan hukum dalam

perspektif siyasah syariah seperti yang akan dilakukan oleh penulis dalam

penelitian ini nantinya, Untuk itu penulis menganggap bahwa penelitian

ini perlu untuk di lakukan.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan:

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui penerapan Peraturan Daerah tentang

penyelenggaraan bantuan hukum kepada masyarakat miskin di

Kabupaten Soppeng

b. Untuk mengatahui faktor yang menjadi penghambat dan penunjang

dalam penerapan pemberian bantuan hukum kepada masyarakat miskin


di Kabupaten Soppeng

c. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pemberian bantuan hukum

kepada masyarakat miskin perspektif siyasah syar’iyyah

2. Kegunaan:

Adapun kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan adalah;

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti

selanjutnya, selain itu penulis berharap penelitian ini mampu memberi

sumbangsih bagi perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum untuk kemudian


menjadi tambahan referensi di masa mendatang.
10

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi besar dan luas bagi

masyarakat di masa mendatang sekaligus menjembatani penulis meraih gelar

sarjana (S.H) pada Jurusan Hukum Tatanegara, Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai