Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Asas persamaan dihadapan hukum

ARRIDHO RAMADHAN (2210700016)

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Arsyad Nasution M , Ag ,

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH dan ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Yang Maha Esa yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik berupa waktu, tenaga, maupun pikiran untuk
penulis yang dapat menyelesaikan makalah Asas kesamaan dihadapan hukum.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Dr. Muhammad Arsyad Nasution M , Ag , selaku dosen Tafsir
Hadist Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad
Addary yang telah memberikan kami semangat dan motivasi untuk menyelesaikan berupa
tugas membuat makalah dan presentasi kelompok.

Penulis mengingat bahwa masih banyak kekurangan pada pembahasan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Pengertian Asas Persamaan Dihadapan Hukum....................................................2
B. Tafsir Al-Qur’an dan Terjemahannya...................................................................3
1. .Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 13
a. Ayat dan Terjemahan
b. Penjelasan Qur’an surat Al-hujurat Ayat 13
c. Asbabun Nuzul Qur’an Al-hujurat Ayat 13
2. Tafsir Al-Qur’an Surat An Nisa ayat 105-107
a. Ayat dan Terjemahan
b. Penjelasan Qur’an Surah An-nisa Ayat 105-107
c. Asbabun Nuzul Quran surat An-nisa ayat 105-107
C. Tujuan Asas Persamaan Dihadapan Hukum..........................................................6

BAB III PENUTUPAN ...................................................................................................7


A. Kesimpulan............................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................8

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. Dalam konsep negara
hukum itu, idealnya, hukum yang harus dijadikan panglima dalam dinamika
kehidupan kenegaraan, bukan politik atau ekonomi. Tunduknya otoritas negara
kepada hukum telah secara eksplisit diwujudkan dengan membentuk peraturan
perundang-undangan, misalnya, yang mengatur perihal tindak pidana diIndonesia
Konsepsi negara yang disebut Negara Hukum Adalah pengertian yang
menghendaki suatu kekuasaan negara Ataupun kedaulatan haruslah dilaksanakan
sesuai hukum. A.V. Dicey menyebut, negara hukum menghendaki pemerintahan itu
Kekuasaannya berada di bawah kendali aturan hukum (the rule of Law). Menurutnya,
terdapat 3 (tiga) unsur utama di dalam negara Hukum. Pertama, supremacy of law,
yaitu hukum mempunyai Kekuasaan tertinggi di dalam negara. Kedua, equality before
the Law, yaitu persamaan bagi seluruh warga negara di hadapan Hukum. Ketiga,
constitusion based on individual rights, yaitu suatu Konstitusi bukan sebagai sumber
dari hak asasi manusia (HAM), Namun HAM harus juga memiliki aspek
perlindungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Asas Persamaan Dihadapan Hukum?
2. Bagaimana mengetahui Tafsir Al-Qur’an dan Terjemahannya?
3. Bagaimana Tujuan Asas Persamaan Dihadapan Hukum?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Asas Persamaan Dihadapan Hukum.
2. Mengetahui Tafsir Al-Qur’an dan Terjemahannya
3. Mengetahui Tujuan Asas Persamaan Dihadapan Hukum

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Asas Persamaan Dihadapan Hukum


Asas persamaan di hadapan hukum adalah suatu asas yang menciptakan suatu
kesetaraan dalam hukum pada setiap Individu atau manusia tanpa ada suatu
pengecualian atau keistimewaan. Asas persamaan di hadapan hukum itu dapat
dijadikan sebagai standar dan perlindungan terhadap kelompok-kelompok marjinal
atau kelompok minoritas.
Asas persamaan di hadapan hukum merupakan salah satu Asas terpenting
dalam hukum. Asas ini dapat menjadi tolok ukur bagaimana hukum itu dapat
berkeadilan kepada seluruh Masyarakat. Menurut asas ini, setiap warga negara
mendapatkan Perlindungan dan keadilan yang sama di depan hukum. Asas ini
Berkembang luas di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
1. Adapaun UUD yang mengatur asas persamaan dihadapan hukum 1
 Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan,Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum Dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
 Adapun menurut Pasal 28D ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, Setiap orang
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan Kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan Hukum.
Pasal-pasal tersebut mempertegas adanya asas equality before the law
yang berarti menandakan bahwa adanya persamaan di hadapan hukum bagi setiap
orang. Oleh karena itu, tidak boleh ada perilaku diskriminatif terhadap salah satu
pihak Yang mencari kadilan di hadapan hukum dalam suatu proses Peradilan di
pengadilan. Pun, tidak boleh adanya unsurr subjektifitas, seperti memandang
status sosial, warna kulit, ras, Suku, bahasa, agama, kepercayaan, dan yang
lainnya.

1
Moch. Choirul Rizal, Kajian-Kajian Tentang Pembaruan Hukum Pidana Di Indonesia (Cirebon:
LovRinz Publishing, 2015), 27t28.

2
2. Tafsir Al-Qur’an dan Terjemahannya
1. Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 13
a. Ayat dan Terjemahan

‫ٰٓيَاُّيَهاالَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو ۚا ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهّٰللا‬
‫َاْتٰق ىُك ْۗم ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal."(Qur’an surat Al hujurat ayat 13).

Dari peristiwa tersebut, Allah SWT menurunkan Surat


Al Hujurat ayat 13 agar umat manusia tidak mencemooh atau
mengolok-olok seseorang lantaran menganggap rendah
kedudukannya.2

b. Penjelasan Qur’an surat Al-hujurat Ayat 13

Surah Al-Hujurat, ayat 13, secara detail menegaskan prinsip


kesetaraan dan persaudaraan di antara umat manusia, yang
merupakan dasar bagi asas persamaan di hadapan hukum dalam
Islam.

Kemudian mengenai kesetaraan asasi semua manusia


diciptakan dari esensi yang sama (seorang laki-laki dan seorang
perempuan), yang menandakan kesetaraan hakikat keberadaan
mereka tanpa memandang jenis kelamin, ras, atau asal-usul etnik.

2
Uhairi Misrawi, Pandangan Muslim Moderat (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010), xxvi.

3
Dalam konteks hukum dan keadilan, Q. S Al Hujurat
mengajarkan bahwa setiap keputusan hukum harus didasarkan pada
prinsip kesetaraan, keadilan, dan takwa, tanpa memandang status
sosial atau asal-usul individu. Ini menekankan pentingnya sistem
hukum yang adil, di mana semua orang, tanpa kecuali, diperlakukan
sama di hadapan hukum.

c. Asbabun Nuzul Qur’an Al-hujurat Ayat 13


Asbabun Nuzul sebab turunnya ayat 13 dari surat Al hujurat
agar untuk menegaskan kesatuan asal-usul manusia dengan
menunjukkan kesamaan derajat kemanusiaan manusia. Tidak wajar
jika seseorang berbangga dan merasa diri lebih tinggi dari yang lain.
Sebab, semua manusia derajat kemanusiaannya sama di sisi Allah
SWT.
Sebelum turunnya ayat ini terdapat sebuah peristiwa dimana
dituturkan oleh Abu Daud yang berada Didalam kitab Al- Maraasi
yang berbunyi, Amr Utsman dan Katsir Bin Ubaid bercerita kepada
kami, dengan berkata: Azzuhri menceritakan kepada kami, dia
berkata “Rasulullah saw dimana Abu Hind adalah bekas budak yang
kemudian bekerja sebagai tukang bekam. Nabi meminta kepada Bani
Bayadhah untuk menikahkan salah satu putri mereka dengan Abu
Hind. Tapi mereka menolak dengan alasan: "Ya Rasul, bagaimana
kami hendak menikahkan putri kami dengan bekas budak kami?
Dari peristiwa tersebut kita mengambil kesimpulan bahwa
semua memiliki satu kesatuan yang sama dan sederajat dihadapan
negara dan agama.dan memiliki kederajatan yang sama dihadapan
manusia tanpa membedakan-beda yang lain.3

2. Tafsir Al-Qur’an Surat An Nisa ayat 105-107


a. Ayat dan Terjemahan

‫ِاَّنۤا َاۡن َز ۡل َنۤا ِاَلۡي َك اۡل ِكٰت َب ِباۡل َح ـِّق ِلَتۡح ُك َم َبۡي َن الَّن اِس ِبَم ۤا َاٰر ٮَك ُهّٰللاؕ َو اَل َتُكۡن ِّلـۡل َخ ٓإِٮِنۡي َن‬
‫َو اَل ُتَج اِد ۡل َع ِن اَّل ِذ ۡي َن َيۡخ َت اُنۡو َن‬١٠٦ ۚ‫َّواۡس َتۡغ ِفِر َهّٰللاؕ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َغ ُف ۡو ًرا َّر ِح ۡي ًم ا‬١٠٥ ۙ‫َخ ِص ۡي م‬
ۚ١٠٧‫َاۡن ُفَس ُهۡم ؕ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب َم ۡن َك اَن َخَّواًنا َاِثۡي ًم ا‬
3
R Uhbiyati, Dasar-Dasar Pendidikan Islam (Semarang, IAIN Walisongo, 2020), 21.

4
Artinya: Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Alquran)
kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau
mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah
kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang
tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat.(105)dan
mohonkanlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.(106)Dan janganlah kamu berdebat
untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan
bergelimang dosa,(107) (Q.S An Nisa Ayat 105-107)

b. Penjelasan Qur’an Surah An-nisa Ayat 105-107

Kaitan ayat diatas dengan tema pembahasan makalah


menekankan beberapa prinsip utama:

Kewajiban Mengadili dengan Kebenaran: Ayat 105


menegaskan tanggung jawab yang diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW dan umat Islam untuk menegakkan keadilan
berdasarkan wahyu Allah. Ini menggarisbawahi pentingnya
mendasarkan pengadilan dan keputusan hukum pada kebenaran dan
prinsip-prinsip yang adil, bukan pada kepentingan pribadi atau
kelompok.

Pentingnya minta ampun: Ayat 106 mengingatkan bahwa


setiap orang berdosa dan perlu meminta ampun kepada Allah. Ini
menunjukkan bahwa meskipun keadilan harus ditegakkan, pintu
taubat selalu terbuka bagi mereka yang ingin kembali pada jalan
yang benar, menekankan sifat Allah yang Maha Pengampun dan
Maha Penyayang.

Tidak Membela Kesalahan: Ayat 107 memperingatkan


tentang bahaya membela orang-orang yang telah melakukan
kesalahan atau berkhianat, menegaskan bahwa Allah tidak menyukai
tindakan atau karakter yang berdosa atau khianat. 4Ini menunjukkan

4
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), 7

5
bahwa prinsip keadilan dan kebenaran harus diutamakan di atas
loyalitas kelompok atau individu.

c. Asbabun Nuzul Quran surat An-nisa ayat 105-107


Asbabun Nuzul sebab turunnya ayat An-isa ini untuk
menegaskan pentingnya memutuskan perkara berdasarkan kebenaran
dan bukti, serta tidak membela orang yang jelas-jelas berbuat salah
hanya karena hubungan kekeluargaan atau persahabatan.
Sebelum turunnya ayat ini terdapat sebuah peristiwa di mana
dituturkan oleh Imam Al-Qurtubi, dalam kitabnya “Al-Jami’ li
Ahkam al-Qur’an” atau yang dikenal juga sebagai “Tafsir Al-
Qurtubi”. Di Madinah, dimana seorang laki-laki dari Bani Tamim,
yang bernama Tu’mah bin Ubayriq, mencuri baju besi dari seorang
Muslim lain dan kemudian menyembunyikannya di rumah seorang
Yahudi. Ketika tuduhan pencurian ditujukan kepada Yahudi tersebut,
bukti-bukti palsu dihadirkan untuk mendukung tuduhan tersebut.
Namun, kebenaran akhirnya terungkap bahwa Tu’mahlah pelakunya.
Dengan terjadinya peristiwa Kasus Tu'mah ini menjadi
pelajaran penting tentang pentingnya keadilan sosial dan
ketidakberpihakan dalam menegakkan hukum, serta bahaya besar
dari fitnah dan kebohongan dalam merusak komunitas.

3. Tujuan Asas Persamaan Dihadapan Hukum


Mengenai Tujuan penerapan asas persamaan di hadapan hukum adalah untuk
menjamin keadilan bagi setiap individu tanpa memandang latar belakang, status
sosial, ekonomi, ras, agama, atau gender.5
Asas ini memastikan bahwa semua orang mendapatkan perlakuan yang sama
dalam proses hukum, memiliki akses yang sama terhadap perlindungan hukum, dan
bertanggung jawab atas perbuatan mereka sesuai dengan hukum yang berlaku.

5
Faisal, “Tafsir Kontekstual Berwawasan Gender (Eksplorasi, Kritik dan Rekonstruksi.”472.

6
Dengan demikian, asas ini merupakan fondasi penting dalam mewujudkan
negara hukum yang adil dan demokratis.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengenai persamaan hak/drajat dalamPerspektif Pendidikan Islam


(surat Al-Hujurat ayat 13), dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

1. Islam adalah agama kemanusiaan, asas dari kemanusiaan ini


Dalam Islam adalah penghormatannya terhadap manusia
Melebihi dari pada yang lainnya, tanpa melihat perbedaan
Warna kulit, ras, suku, jenis kelamin dan kasta. Dalam surah
Al-Hujurat ayat 13 diterangkan bahwa, Allah menciptakan
Semua manusia berbeda beda dan bersuku bangsa bukanlah
Untuk saling menindas, saling menghina dan saling
Menjatuhkan, tapi perbedaan ini ditujukan semata-mata agar
Semua manusia saling mengenal antara yang satu dengan yang
Lainnya, dan saling melengkapi kekurangan dan kelebihan
Masing-masing.
2. Persamaan drajat (Egalitarianisme) Persamaan akses dan
Kesempatan untuk menempati posisi yang sama baik laki-laki
Maupun perempuan, dalam surat Al-Hujurat ayat 13
Menerangkan bahwa Kesetaraan drajat yang dimaksud adalah
Memperoleh perlakuan baik antara laki-laki dan perempuan.
Tidak ada perbedaan diantara keduanya, kecuali Ketakwaannya

7
kepada Allah swt lah yang membedakannya.Adapun dalam
pendidikan bukanlah semata-mata untuk Menyaingi laki-laki
tetapi hanya ingin memperoleh Pendidikan yang sama layaknya
antara laki-laki dan Perempuan. Karena pada prinsip
Kesetaraan drajat dalam Pendidikan menyatakan bahwa laki-
laki dan perempuan sama-Sama berpotensi untuk meraih
prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Nata,Abudin, Ilmu Pendidikan Islam,2016,(Jakarta: Prenada Media Group)

Faisal, Tafsir Kontekstual Berwawasan Gender (Eksplorasi, Kritik dan


Rekonstruksi. 2015 (jakarta: Pustaka media)

Uhbiyati ,R , Dasar-Dasar Pendidikan Islam, 2020, ( Semarang:AIN


Walisongo,CV Pustaka)

Misrawi ,Uhairi, Pandangan Muslim Moderat, 2010,(Jakarta: Kompas Media


Nusantara)

Choirul Rizal ,Moch ,Kajian-Kajian Tentang Pembaruan Hukum Pidana Di


Indonesia ,2015, (Cirebon: LovRinz Publishing)

Anda mungkin juga menyukai