Anda di halaman 1dari 16

4.

Keuangan (Money / M4)


a. Tarif Ruang Cendrawasih
Berdasarkan hasil wawancara dengan admin ruangan Cendrawasih mengatakan jika ruang
Cendrawasih dapat digunakan bagi pengguna BPJS, Umum, dan SKTM. Bagi pengguna
BPJS yang diatur di Permenkes No.76 tahun 2016 Tentang Pedoman INA GBS Dalam
Pelaksanaan JKN. Pada pengguna Umum menggunakan biaya Perwali no. 13 Tahun 2016
Tentang Tarif Layanan Kesehatan pada BULB RSUD Banjarbaru. Pasien BPJS yang
dikenakan tarif pembayaran ialah pasien yang dirawat dengan penyakit penyerta.
No Tarif Fasilitas Perawatan / Hari Nominal (Rp)
1. Bed Side Monitor-Tk 20.000
2. Case Manager 50.000
3. Dokter Pendamping Rujukan Ke Rumah Sakit Lain 175.000
(Banjarmasin)
4. Enternal Nutrisi- Ts 37.250
5. Gelang Identitas Pasien 5.000
6. Infus Pump 20.000
7. Infus Umbilicus 141.750
8. Injeksi Intracutan / Subcutan / Intra Muscular / Intravena / 6.500
Hari
9. Injeksi IV, IC, IM, /Obat/24 Jam – TK 20.000
10. Intensive Care 176.750
11. Minimal Care 37.500
12. Memasukkan Obat Via Iv / Im / Sc / Supp 7.500
13. Monitor Bed Side 13.000
14. O2 1-3 L/M/12 Jam 300.000
15. O2 1-3 L/M/ 2 Jam 50.000
16. O2 1-3 L/M/ 24 Jam 600.000
17. O2 1-3 L.M/ Jam 25.000
18. One Day Care (ODC) 190.000
19. Observasi Ketat Pasien Oleh Perawat 100.000
20. Observasi Pasien Oleh Dokter Spesialis 100.000
21. Parenteral Nutrisi – Ts 37.250
22. Partial Care 71.000
23. Pasang Dan Lepas Ogt/Ngt 35.000
24. Pasang Dan Lepas Ogt/Ngt Dengan Penyulit 70.000
25. Pemasangan Infus- Anak 10.000
26. Pemasangan Infus Umbilikalis 150.000
27. Pemeriksaan Fisik Bayi 20.000
28. Perawatan Tali Pusat 30.000
29. Resusitasi Anak/Bayi 150.000
30. Total Care 105.000
31. Tranfusi Darah/ Paket Bayi 37.500
32. Perawatan Khusus 800.000
33. Ruang Perinatologi 190.000
34. Nebulizer 30.000
35. Ultraviolet Terapi per hari 35.000
36. KMC (Kangaroo Mother Care) 50.000
37. Manajemen Laktasi 40.000
38. Vaksinasi 30.000
Tabel 4.1 Daftar Tarif Fasilitas Perawatan/ Hari (Ruang Cendrawasih)

b. Sumber Pembiayaan Ruangan Cendrawasih


Sumber pembiayaan ruangan cendrawasih berasal dari APBD yang dikelola oleh BLUD
di rumah sakit. Yang termasuk dalam sumber pembiayaan dari APBD yaitu sumber dana
operasional seperti pendanaan bagi ruangan (misalnya renovasi ruangan, penambahan
fasilitas), pendanaan alat kesehatan, dan bahan kesehatan (habis pakai). Sumber
pembiayaan/jasa pelayanan petugas diperoleh dari Rumah Sakit yang berasal dari jasa
pelayanan berupa uang yang diberikan berdasarkan jumlah pasien dan tindakan yang
dilakukan.
Pengadaan alat/fasilitas di ruangan yang rusak biasanya dilakukan segera apabila
Pelaksana Harian melapor ke Karu atau melapor langsung dan memberikan surat yang
ditujukan kepada bagian sarpras. Kemudian bagian sarpras akan melihat alat/fasilitas
yang rusak dan memproses apakah alat/fasilitas tersebut langsung diganti atau tidak.
Berdasarkan wawancara kepada pelaksana umum ruangan bahwa untuk pengadaan
barang habis pakai perawat pelaksana akan melapor kepada bagian pelaksana umum lalu
pelaksana umum melakukan pendataan pada buku bahan habis pakai, kemudian
pelaksana melaporkan kepada pihak logistik lalu barang akan diberikan bersamaan
dengan serah terima buku barang habis pakai.
c. Persentasi Jenis Pembiayaan Ruangan
Persentasi per bulan terkait dengan jenis pembiayaan di ruang Cendrawasih dalam 3 bulan
terakhir ini lebih cenderung pada jenis BPJS dan Umum. Tampak pada 3 diagram pie di
bawah yang menampilkan data bulanan dari Juni 2023 sampai Agustus 2023. Pada bulan
Juni 2023 tercatat dari 26 pasien yang terdata melakukan pembiayaan dengan BPJS 85%,
(22 orang), SKTM 0% (0 orang), dan Umum 15% (4 orang), pada bulan Juli 2023 tercatat
dari 24 orang jumlah pasien yang terdata melakukan pembayaran dengan BPJS 83% (20
orang), SKTM 13% (3 orang), dan Umum 4% (1 orang). Sedangkan pada bulan agustus
2023 tercatat dari 29 orang pasien yang terdata melakukan pembiayaan dengan BPJS 69%
(20 orang), SKTM 7% (2 orang), Umum 24% (7 orang).

Juni 2023
15%
BPJS
SKTM
Umum

85%

Juli 2023
BPJS
4% SKTM
13%
Umum

83%

Agustus 2023
BPJS
24% SKTM
Umum

7% 69%
5. Pemasaran (Marketing / M5)
a. Alur Pasien Masuk
Hasil wawancara dengan kepala Ruang Cendrawasih, alur pasien masuk ke Ruang
Cendrawasih yaitu, pasien datang melalui IGD umum usia 0-28 hari dan IGD Ponek,
dilakukan anamnesis dan langsung dibawa ke Ruang Cendrawasih. Selain itu pasien juga
masuk melalui VK bersalin dan Ruang Merpati (ruang Nifas) setelah dilakukan anamnesis
bayi yang memiliki indikasi untuk dilakukan perawatan akan dibawa ke Ruang
Cendrawasih. Pasien juga dapat masuk melalui ruang OK setelah dilakukan anamnesis
dan langsung dibawa ke Ruang Cendrawasih. Alur pasien masuk pada bagan secara
tertulis.

Pasien Datang

Ruang VK Ruang Merpati


IGD IGD PONEK (Nifas)
Bersalin

Pendaftaran Rawat
Inap

Ruang Rawat Inap

APK (atas Rawat


Pulang permintaan Meninggal Rujuk
Gabung
keluarga)

Gambar : Bagan Alur Masuk

b. Data BOR, BTO, dan ALOS per 1 Bulan


1) Bed Occupancy Ratio (BOR)
Bed Occupancy Ratio (BOR) menunjukkan sampai seberapa jauh pemakaian tempat
tidur yang tersedia di Rumah Sakit dalam jangka waktu tertentu, bila nilai ini
mendekati 100% berarti ideal. Rumus untuk menghitung BOR adalah sebagai berikut:
Jumlah pasien x 100%
Jumlah Total Bed
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 04-06 September 2023, didapatkan
gambaran kapasitas tempat tidur di Ruang Bayi Cendrawasih yaitu 20 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut :
No Tanggal Total Bed Bed terisi BOR

1. 04 September 20 5 5/20 x 100%


2023 = 25%

2. 05 September 20 7 7/20 x 100%


2023 = 35%

3 06 September 20 7 7/20 x 100%


2023 = 35%

Tabel 5.1 Daftar Bed Ocuupancy Ratio (BOR)

Berdasarkan data yang didapat dari bagian administrasi Ruang Bayi Cendrawasih, Nilai
rata – rata BOR Ruang Bayi Cendrawasih pada tanggal 04-06 September 2023 adalah
31,6%
Bulan Jumlah Jumlah Tempat Jumlah Hari
Hari/Bulan Tidur Rawat

Juni 2023 30 20 123


Juli 2023 31 20 169
Agustus 2023 31 20 163
Jumlah 92 60 455
Tabel 5.2 Data pasien Ruang Bayi Cendrawasih 3 bulan terakhir dari Juni 2023 –
Agustus 2023

Nilai BOR Ruang Bayi Cendrawasih pada 1 Juni 2023 – 31 Agustus 2023 adalah
BOR Juni : Jumlah hari perawatan x 100%

Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode


: 123 x 100% = 12300 = 20,5 %
20 x 30 600

BOR Juli : Jumlah hari perawatan x 100%


Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode
: 169 x 100% = 16900 = 27,2%
20 x 31 620
BOR Agustus : Jumlah hari perawatan x 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode
: 163 x 100% = 16300 = 26,2 %
20 x 31 620
Jadi, rata-rata persentase pemakaian tempat tidur di Ruang Cendawasih dari
Juni 2023 – Agustus 2023 adalah 24,6 %
2) Average Length of Stay (ALOS)
Average Length of Stay (ALOS) atau rata-rata lamanya pasien dirawat adalah rata-
rata lama dirawat dalam satu periode yang dapat memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Apabila penggunaannya
diaplikasikan pada diagnosis tertentu, dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai Average Length of Stay (ALOS/AVLOS) yang
ideal antara 6-9 hari.
Nilai ALOS Ruang Bayi Cendrawasih pada Juni 2023 – Agustus 2023 adalah :
Jumlah Lama di Rawat
ALOS =
Jumlah Pasien Keluar (Hidup/Mati)/ Periode

Juni : 123/26 = 4,7 hari


Juli : 169/24 = 7 hari
Agustus : 163/29 = 5,6 hari
Rata – rata = 14 hari
Jadi, rata-rata lama perawatan pasien di ruang Bayi Cendrawasih pada tanggal 1
Juni 2023 – 31 Agustus 2023 adalah 5,7 hari.
3) Bed Turn Over (BTO)
Bed Turn Over (BTO) merupakan rerata jumlah pasien yang menggunakan setiap
tempat tidur dalam periode tertentu.
Nilai BTO Ruang Bayi Cendrawasih pada bulan Juni 2023 – Agustus 2023 adalah :
Jumlah Pasien Keluar (Hidup/Mati)
BTO =
Jumlah Tempat Tidur

Juni : 26/20 = 1,3 kali


Juli : 24/20 = 1,2 kali
Agustus : 29/20 = 1,45 kali
Rata – rata = 1,31 kali
Jadi, selama 92 hari pada tanggal 1 Juni 2023 – 31 Agustsu 2023 BTO ruang
bayi Cendrawasih adalah 1,31 kali.

Berikut data BOR, ALOS, dan BTO Ruang Bayi Cendrawasih pada Juni
2023 sampai Agustus 2023.
No Penilaian Hasil Parameter Ideal Menurut Depkes
2005
1. BOR 24,6 % 60-85%
2. ALOS 5,7 hari 6-9 hari
3. BTO 1,31 kali 40-60 kali
Tabel 5.3 Penilaian BOR, ALOS, dan BTO Ruang bayi Cendrawasih
Periode 1 Juni 2023- 31 Agustus 2023.
Berdasarkan hasil data laporan instalasi rawat inap RSD Idaman Kota
Banjarbaru di Ruang Bayi Cendrawasih Periode 1 Juni 2023 sampai 31
Agustus 2023 didapatkan data BOR sebesar 24,6%, hal ini menunjukkan
hasil BOR berada di bawah kriteria ideal menurut DEPKES dari 60-85%.
Hasil dari ALOS yaitu 5,7 hari, hasil ini dibawah dari kriteria ideal ALOS
menurut DEPKES yaitu 6-9 hari. BTO didapatkan hasil 1,31 kali, hasil ini
dibawah parameter ideal menurut DEPKES yaitu 40-60 kali/Tahun (Depkes
RI, 2005).
Kesimpulan yang dapat diambil dalam hal ini adalah adanya hubungan
antara peningkatan ataupun penurunan BOR, ALOS dan BTO dalam
pelayanan kesehatan. Namun penghitungan ini tidak bisa ditetapkan sebagai
kriteria ideal karena penghitungan hanya dilakukan pada periode Juni 2023
– Agustus 2023 saja.
c. Keselamatan Pasien/IPSG (International Patient Safety Goal)
1) Ketepatan Identifikasi Pasien (IPSG 1)
Dari hasil observasi pada tanggal 04-06 September 2023 didapatkan data
kepatuhan perawat dalam mengidentifikasi pasien dengan melihat nama
lengkap, tanggal lahir, dan rekam medis pada saat pemberian obat. 25
perawat dan 2 bidan mengidentifikasi pasien dengan melihat kartu
identitas pasien. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022 Tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit, Identifikasi pasien dilakukan setidaknya
menggunakan minimal 2 (dua) identitas yaitu nama lengkap dan tanggal
lahir/bar code, dan tidak termasuk nomor kamar atau lokasi pasien agar
tepat pasien dan tepat pelayanan sesuai dengan regulasi rumah sakit.
2) Komunikasi Efektif/ IPSG 2
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan mengacu pada SPO
komunikasi efektif yang menggunakan format SBAR kepada perawat
yang bertugas dinas pagi, siang dan malam didapatkan hasil perawat
sudah melakukan komunikasi efektif SBAR dalam timbang terima tetapi
belum sesuai dengan SPO yang ada. Hal ini terlihat dalam timbang
terima saat pagi, sore, dan malam. Para perawat dan bidan sudah
melakukan sebagian komunikasi efektif sesuai dengan SBAR, namun
masih lebih singkat.
3) High Alert Obat (IPSG 3)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan beracuan sesuai SPO
Prosedur Pengecekan Ganda Terhadap Hight Alert Medications terhadap
25 perawat didapatkan data bahwa perawat dan bidan sudah melakukan
double check sesuai dengan SPO yang ada. Perawat di ruangan
melakukannya dengan membuat catatan yang berisi nama pasien,
ruangan dan obat yang akan diberikan pada kemasan spuit dan catatan
kecil khusus obat, serta ditemukan tidak terdapat validasi atau ceklis
pada keterangan high alert pada lembar pemberian obat di dokumentasi
asuhan. Pada ruang Cendrawasih tidak terdapat daftar untuk nama high
alert obat pada ruang penyimpanan obat.
4) Benar Prosedur Pembedahan (IPSG 4)
Ruang Bayi Cendrawasih merupakan ruangan rawat inap umum untuk
semua penyakit pada bayi sehingga untuk IPSG 4 mengenai prosedur
pembedahan tidak dilakukan observasi.
5) Pencegahan Infeksi (IPSG 5)
Moment Perawat dan Bidan(n = 25)
Ya Tidak
Sebelum Kontak dengan Pasien 100% 0%
Sebelum Melakukan Tindakan Aseptik 100% 0%
Setelah Terkena Cairan yang Beresiko 100% 0%
Setelah Kontak dengan Pasien 100% 0%
Setelah Kontak dengan Lingkungan 100% 0%
Pasien
Tabel 5.4 Observasi Kebersihan Tangan Perawat di Ruang Bayi
Cendrawasih RSD Idaman Banjarbaru Observasi Kebersihan Tangan
Berdasarkan hasil observasi pada perawat yang ada di Ruang Bayi
Cendrawasih dari 25 orang, semua telah melakukan kebersihan tangan
sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan, setelah terkena cairan yang berisiko (100%) baik
dengan handwash maupun handrub. Dokter spesialis melakukan
kebersihan tangan dengan baik sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien menggunakan handwash atau handrub.
6) Pencegahan Resiko Jatuh (IPSG 6)
Dari hasil observasi didapatkan data dari 25 perawat dan 2 bidan
melakukan pencegahan resiko jatuh sesuai dengan SPO yang tersedia
dan dilihat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yang ada di
rekam medis pasien lembar asesmen resiko jatuh terisi dengan baik.
Berdasarkan observasi di ruangan pada tanggal 04 – 06 September 2023,
rata- rata pasien yang dirawat berada pada box bayi dan incubator yang
sudah dipastikan tertutup dan terkunci dengan aman tetapi berdasarkan
observasi pasien dengan risiko tinggi tidak diberikan gelang kuning
(gelang pasien dengan risiko jatuh)
d. Angka Kejadian HAIs
1) Angka Kejadian Dekubitus
Berdasarkan data dari ruangan Bayi Cendrawasih pada bulan Juli 2023 –
Agustus 2023 menunjukkan jumlah kejadian dekubitus adalah 0% atau
tidak ada kejadian Dekubitus. Berdasarkan hasil observasi di ruangan
pada tanggal 04-06 September 2023 terdapat 6 pasien, diantara 6 pasien
tersebut tidak terdapat decubitus hingga angka kejadian decubitus pada
ruangan bayi Cendrawasih pada tanggal 04-06 September 2023 adalah :
0/6 x 100% = 0%.
2) Angka Kejadian ISK
Berdasarkan data dari ruangan Bayi Cendrawasih pada bulan Juni 2023 –
September 2023 angka kejadian ISK (Infeksi Saluran Kemih) yaitu 0 %
atau tidak ada kejadian ISK (Infeksi Saluran Kemih). Berdasarkan hasil
observasi di ruangan pada tanggal 04-06 September 2023 terdapat 6
pasien, diantara 6 pasien tersebut tidak terdapat ISK hingga angka
kejadian ISK pada ruangan bayi Cendrawasih pada tanggal 04-06
September 2023 adalah : 0/6 x 100% = 0%.
3) Angka Kejadian Flebitis
Berdasarkan data ruangan Bayi Cendrawasih pada bulan Juni 2023 –
Agustus 2023 angka kejadian flebitis, yaitu 0% atau tidak ada kejadian
flebitis. Berdasarkan hasil observasi di ruangan pada tanggal 04-06
September 2023 terdapat 6 pasien, 2 diantaranya terpasang infus pada
vena umbilical.

6. Mesin (M6)
a. Standar Prosedur Operasional (SPO)
SPO yang tersedia di Ruang Cendrawasih Rumah Sakit Daerah Idaman Kota
Banjarbaru yaitu:
No. Standar Operasional Prosedur (SPO)

1. Alur Perawatan pada Neonatus


2. Rawat Gabung
3. Serah terima antar pasien ruangan
4. Pemberian Identitas pada Bayi Baru Lahir
5. Anemia
6. Perdarahan pada Neonatus
7. Penanganan Hipoglikemi
8. Manajemen BBLR
9. Infeksi tali pusat
10. Potensi Infeksi
11. Manajemen pasca resusitasi bayi asfiksia
12. Apnea pada Neonatus
13. Kejang pada Neonatus
14. Tata Laksana Hipotermi pada Neonatus
15. Sepsis Neonatorum
16. Tata Laksana Aspiksia Neonatorum
17. Penanganan Bayi dengan ibu HbsAg positif
18. Penanganan Bayi dnegan ikterus neonatorum
19. Penanganan Diare
20. Perawatan di ruang Neonatus
21. Transient Tachypnea of the new born
22. Menyusui yang baik
23. Penyimpanan ASI perah
24. Memberikan minum menggunakan OGT
25. Memberikan minum dengan sendok/pipet
26. Memberikan minum dengan cup feeder
27. Pemberian susu formula
28. Prosedur pemasangan infus perifer
29. Prosedur pemasangan infus tali pusat
30. Menyeka Bayi
31. Memandikan Bayi
32. Memberikan obat tetes atau salep mata pada bayi
33. Terapi oksigen
34. Pemberian Vitamin K1 Profilaksis bayi baru lahir
35. Pemasangan Non Invasif Ventilator
36. Pemakaian infarm warmer
37. Fototerapi
38. Pemakaian syringe Pump B Braun Space
39. Pemakaian syringe Pump B Braun Compact
40. Penggunaan Inkubator
41. Pemakaian Infus pump
42. Pemakaian Inkubator Transport
43. Serah Terima Mayat Bayi
Tabel 6.1 SPO yang ada di Ruang Cendrawasih RS Idaman Kota Banjarbaru
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan kepala ruangan mengenai
SPO di Ruang Cendrawasih sudah mengikuti SPO yang dibuat oleh RSD Idaman
Kota Banjarbaru.

No Standar Asuhan Keperawatan (SAK)


1. SAK Pola nafas tifak efektif
2. SAK Defisit nutrisi
3. SAK Gangguan integritas kulit/jaringan
4. SAK Bersihan jalan napas tidak efektif
5. SAK Resiko cedera
6. SAK Termogulasi tidak efektif
7. SAK Risiko termogulasi tidak efektif
8. SAK Gangguan pertukaran gas
9. SAK Hipotermia
10. SAK Risiko hipotermia
11. SAK Disfungsi motilitas gastrointestinal
12. SAK Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
13. SAK Disorganisasi Perilaku Bayi
14. SAK Risiko disorganisasi Perilaku Bayi
15. SAK Ikterik Neonatus
16. SAK Resiko Infeksi
17. SAK Gangguan Ventilasi Spontan
18. SAK Diare
19. SAK Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
10. SAK Resiko ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
21. SAK Nausea
22. SAK Perfusi Perifer Tidak Efektif
23. SAK Resiko Pendarahan
24. SAK Nyeri akut
Tabel 6.2 SAK Pelayanan Instalasi Rawat Inap yang ada di Ruang Cendrawasih
RSD Idaman Kota Banjarbaru mempunyai Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
secara online di Ruang Cendrawasih dengan 24 diagnosis keperawatan, dimana
sudah memuat materi secara lengkap yaitu pengertian, pengkajian, diagnosis
keperawatan, kriteria evaluasi, intervensi keperawatan, informasi dan edukasi,
serta evaluasi. SAK penting untuk mengidentifikasi kebutuhan perawatan klien,
menentukan prioritas, memberikan intervensi keperawatan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan pasien dan mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan
dalam mencapai hasil dan tujuan klien yang diharapkan.

Hasil Penilaian Observasi Penggunaan APD (Sarung Tangan) di Ruang


Cendrawasih RSD Idaman Kota Banjarbaru
Penggunaan APD Perawat (n=6)
Ya Tidak
Cuci Tangan Sebelum Memasang Sarung Tangan 100 % 0
Membuka dan Memasang Sarung Tangan 100 % 0
Membuang Sarung Tangan Ketempat Sampah Medis 100 % 0
Cuci Tangan Setelah Menggunakan Sarung Tangan 100% 0
Tabel 6.3 Observasi Penggunaan APD Perawat
Berdasarkan hasil observasi pada 6 orang perawat di Ruang Cendrawasih yang
dilakukan sejak tanggal 04 - 08 September 2023. Terdapat 4 orang perawat (67%)
yang melakukan tindakan menutup jarum dengan satu tangan, dan 2 orang
perawat (33%) yang melakukan tindakan menutup jarum dengan dua tangan. Hal
tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan kecelakaan kerja tertusuk jarum
karena benda tajam jarum.

Hasil Penilaian Observasi Tindakan SPO (Instrumen C) di Ruang


Cendrawasih RSD Idaman Kota Banjarbaru
No Kegiatan Jumlah Persentase
Tindakan (%)

1. Menghisap obat dari ampul 4 100%


2. Menghisap obat dari vial 4 100%
3. Memasukkan obat intravena secara bolus 4 100%
pada infus

Tabel 6.4 Hasil Observasi Tindakan SPO (Instrumen C)


Hasil observasi dilakukan pada tanggal 04 – 08 September 2023, yaitu tindakan
keperawatan administrasi obat seperti menghisap obat dari ampul, menghisap obat
dari vial, memasukkan obat intravena secara bolus pada infus yang dilakukan oleh
perawat ruangan di Ruang Cendrawasih.
Berdasarkan hasil observasi menghisap obat dari ampul yang dilakukanperawat
sudah baik dengan persentase 100% sesuai dengan SPO, untuk hasil observasi
menghisap obat dari vial juga dilakukan perawat dengan baik, namun ada poin
yang perlu ditingkatkan lagi pelaksanaannya yaitu membersihkan tutup karet vial
dengan kapas alkohol sesuai dengan SPO rumah sakit. Untuk poin memasukkan
obat intravena secara bolus pada infus dilakukan dengan dimulai dari membuka
jarum, mendisinfektan port tusukan menggunakan kapas alkohol, dan
memasukkan jarum pada port tusukan sudah dilakukan dengan baik.

Hasil Observasi Kelengkapan Leaflet dan Label Penandaan Pasien


Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 04 – 08 September 2023 didapatkan
bahwa tersedianya leaflet di ruangan untuk promosi kesehatan. Untuk label
penandaan pasien di ruangan tersedia lengkap.
a. Panduan Asuhan Keperawatan

No. Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)


1. Hyperbilirubinemia
2. Anemia kongenital
3. Anoxia
4. Asphysia severe birth
5. Asphyxia
6. Aspiration sindrom neonatal
7. BBLR
8. Bayi lahir dengan cidera kepala
9. Bayi lahir forceps
10. Bayi lahir SC
11. Bayi lahir tunggal di rumah sakit
12. Bayi lahir vacum
13. Bibir sumbing
14. Brochopnemonia
15. Cerebral Haemorrhage
16. Prematuritas

Tabel 6.5 Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) di Ruang Cendrawasih


Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru
RSD Idaman Kota Banjarbaru mempunyai Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK) secara online di Ruang Cendrawasih dengan 17 diagnosis penyakit,
dimana sudah memuat materi secara lengkap yaitu pengertian, pengkajian,
diagnosis keperawatan, kriteria evaluasi, intervensi keperawatan, informasi
dan edukasi, serta evaluasi. Diagnosis penyakit terbanyak diruang
cendrawasih yaitu PAK Asfiksia dan BBLR. PAK sendiri memiliki manfaat
sebagai acuan dalam melakukan tindakan dengan baik dan benar. PAK juga
penting sebagai landasan mengantisipasi suatu hasil yang tidak memenuhi
standar asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai