Anda di halaman 1dari 36

PELAYANAN OBAT

DALAM PROGRAM JKN-KIS

Fahrurozi, S.Si., Apt., AAK


Kepala Departemen Manajemen Pelayanan Kesehatan

Karawang, 28 April 2017


OUTLINE

1. PENGANTAR

2. PEMANFAATAN PELAYANAN OBAT LUAR


PAKET (OBAT PRB, KRONIS dan
KEMOTERAPI)

3. ALUR PELAYANAN PROGRAM RUJUK


BALIK (PRB)

4. KENDALA PELAYANAN OBAT

5. HARAPAN

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


OUTLINE

1. PENGANTAR

2. PEMANFAATAN PELAYANAN OBAT LUAR


PAKET (OBAT PRB, KRONIS dan
KEMOTERAPI)

3. ALUR PELAYANAN PROGRAM RUJUK


BALIK (PRB)

4. KENDALA PELAYANAN OBAT

5. HARAPAN
WILAYAH KERJA BPJS KESEHATAN DIVRE V

1. KCU BANDUNG

2. KCU SUKABUMI

3. KCU KARAWANG

4. KC SUMEDANG

5. KCU CIREBON

6. KC TASIKMALAYA

7. KC SOREANG

8. KC BANJAR

9. KC CIMAHI

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


ACUAN KINERJA
Pemerintah Telah Mencanangkan Peta Jalan
Menuju Jaminan Kesehatan Nasional Hingga Tahun 2019

2014 2017 2019


1. Mulai Beroperasi 1. Kesinambungan Operasional
2. 121,6 juta peserta (49% 2. 257,5 juta peserta (100%
populasi) populasi)
3. Manfaat medis standar dan 3. Manfaat medis dan non-medis
manfaat non-medis sesuai standar
kelas rawat 4. Jumlah fasilitas kesehatan
4. Kontrak fasilitas kesehatan cukup
5. Menyusun aturan teknis 5. Peraturan direvisi secara rutin
6. Indeks kepuasan peserta 6. Indeks kepuasan peserta 85%
75% 7. Indeks kepuasan fasilitas
7. Indeks kepuasan fasilitas 171,9 kesehatan 80%
kesehatan 65% Juta 8. BPJS dikelola secara terbuka,
8. BPJS Dikelola secara efisien, dan akuntabel
terbuka, efisien, dan 78,6%
akuntabel

76% Capaian Sampai Desember 2016

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

2014 2015 2016


(Laporan (Laporan (Laporan
Audited Des) Audited Non- KONTRIBUSI LANGSUNG
Des) Audited KESEHATAN:
Des) Membantu pemulihan
kesehatan dan
Pemanfaatan di FKTP 66,8 Juta 100,6 Juta 134,9 Juta pencegahan kecacatan
(Puskesmas/ Dokter (+ upaya promotif dan
Praktik preventif):
Perorangan/Klinik
Pratama).
Pemanfaatan di 21,3 Juta 39,8 Juta 50,4 Juta
Poliklinik Rawat Jalan
Menjaga
Rumah Sakit
masyarakat agar
Pemanfaatan Rawat 4,2 Juta 6,3 Juta 7,6 Juta tetap produktif
Inap Rumah Sakit secara sosial dan
ekonomis
TOTAL PEMANFAATAN 92,3 JUTA 146,7 JUTA 192,9 JUTA

NOTE:
Total Pemanfaatan adalah Total Peserta thn Total Peserta thn Total Peserta thn
dalam kunjungan 2014: 133,4 Juta 2015: 156,79 Juta 2016: 171,9 Juta

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Divre V

2014 2015 2016

Pemanfaatan di FKTP 3,6 Juta 8,2 Juta 12,6 Juta


(Puskesmas/ Dokter
Praktik Perorangan/Klinik
Pratama).
Pemanfaatan di Poliklinik 2,5 Juta 4,4 Juta 5,8 Juta
Rawat Jalan Rumah Sakit
Pemanfaatan Rawat Inap 1,6 Juta 1,7 Juta 1,9 Juta
Rumah Sakit

TOTAL PEMANFAATAN 7,7 JUTA 14,3 JUTA 20,3 JUTA

Total Peserta thn Total Peserta thn Total Peserta thn


2014: 16,6 Juta 2015: 19,2 Juta 2016: 21,1 Juta
NOTE:
Total Pemanfaatan adalah
dalam kunjungan

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat
FEB UI
1.

021 –1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


LANDASAN HUKUM

UU No 40 Tahun 2004

Pasal 25
Daftar dan harga tertinggi obat-obatan, serta bahan medis habis pakai yang
dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

Perpres No. 19 Tahun 2016

Pasal 32 Ayat 1
Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai untuk Peserta
Jaminan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan berpedoman pada daftar dan
harga obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh
Menteri.

Pasal 32 A Ayat 1
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersedian
obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dalam penyelenggaraan
program Jaminan Kesehatan.
PERATURAN/KEPUTUSAN MENKES TENTANG
PELAYANAN OBAT TAHUN 2016

1. Permenkes No 63 Tahun 2014 Tanggal 5 September 2014 tentang Pengadaan obat


berdasarkan e-Catalogue;
2. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/523/2015 Tanggal 31 Desember 2015 tentang
Formularium Nasional;
3. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/524/2015 Tanggal 31 Desember 2015 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Formularium Nasional;
4. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/137/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Kesehatan No. HK.02.02/Menkes/523/2015 Tentang Formularium Nasional
ditetapkan Tanggal 18 Februari 2016 berlaku per 1 Januari 2016;
5. Kepmenkes No. HK02.02/Menkes/372/2015 Tanggal 18 September 2015 tentang
Harga Dasar Obat Rujuk Balik, Obat Penyakit Kronis dan Obat Sitostatika;
6. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/490/2015 Tanggal 10 Desember 2015 tentang
Harga Obat Khusus;
7. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/509/2015 Tanggal 23 Desember 2015 tentang
Harga Obat Sitostatika
Jenis Faskes Yang Bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan

Pelayanan Obat

Instalasi
Farmasi
FKRTL
Apotek Kepemilikan
Faskes Jejaring RS Pemerintah
dan Swasta
Depo farmasi
FKTP /Apotek
Sistem Pembayaran Pelayanan Obat
Permenkes No.52 Tahun 2016

FKTP FKRTL

Non INA
Kapitasi Non Kapitasi INA CBGs
CBGs

Obat Kronis Obat Obat Top Up


Obat PRB* Non Stabil* Kemoterapi* Hemofilia**

Special drugs yang masuk paket INA-CBG’s adalah obat Thalasemia (Deferiprone, Deferasirox
dan Deferoksamin), Albumin dan Streptokinase
* Pembayaran secara Fee For Services
** Pembayaran dengan besaran tertentu
Nilai Ganti Obat
Permenkes No.52 Tahun 2016

Nilai ganti obat = harga obat sesuai E-catalogue + (faktor


pelayanan kefarmasian x harga E-catalogue )

Kecuali: Obat kemoterapi dibayar sesuai


dengan harga e-catalog dan tidak
Otomatis
ditambah dengan biaya Pelayanan
terhitung oleh
kefarmasian atau embalage Aplikasi Apotek
PMK No. 28
Th 2014

LARANGAN MENARIK IUR BIAYA

• Penggunaan obat di luar Formularium nasional di


FKRTL hanya dimungkinkan setelah mendapat
rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi
dengan persetujuan Komite Medik atau
Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya sudah
termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak boleh
dibebankan kepada peserta.

Fasilitas kesehatan tidak diperbolehkan meminta iur


biaya kepada peserta selama mendapatkan
manfaat pelayanan kesehatan sesuai dengan
haknya.
OUTLINE

1. PENGANTAR

2. PEMANFAATAN PELAYANAN OBAT LUAR


PAKET (OBAT PRB, KRONIS dan
KEMOTERAPI)

3. ALUR PELAYANAN PROGRAM RUJUK


BALIK (PRB)

4. KENDALA PELAYANAN OBAT

5. HARAPAN
 Pengaturan pengadaan obat berdasarkan Katalog Elektronik (E-Catalogue)
bertujuan untuk menjamin transparansi/keterbukaan, efektifitas dan
efisiensi proses pengadaan obat dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. (Pasal 2)

 Seluruh Satuan Kerja di bidang kesehatan baik Pusat maupun Daerah dan
FKTP atau FKRTL Pemerintah melaksanakan pengadaanobat melalui E-
Purchasing berdasarkan Katalog Elektronik (ECatalogue) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. (Pasal 3)

 FKTP atau FKRTL swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dapat
melaksanakan pengadaan obat berdasarkan KatalogElektronik (E-
Catalogue). (Pasal 3)
 Dalam hal pengadaan obat melalui E-Purchasing berdasarkan Katalog
Elektronik (E-Catalogue) smengalami kendala operasional dalam aplikasi
(offline), pembelian dapat dilaksanakan secara manual. (Pasal 4)
 Pembelian secara manual dilaksanakan secara langsung kepada Industri Farmasi
yang tercantum dalam Katalog Elektronik (E-Catalogue). (Pasal 4)
 PBF yang ditunjuk oleh Industri Farmasi yang tercantum dalam Katalog
Elektronik (E-Catalogue) wajib memenuhi permintaan obat dari FKTP atau
FKRTL swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka
pengadaan obat. (Pasal 5)
 Dalam hal obat yang dibutuhkan tidak terdapat dalam katalog elektronik (e-
katalogue) obat, proses pengadaan dapat mengikuti metode lainnya,
sebagaimana diatur dalam Perpres no 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang
/ jasa pemerintah, sebagaimana telah diubah dengan Perpres no 70 tahun 2012.
UTILISASI OBAT LUAR PAKET TAHUN 2015

Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Tingkat
Jumlah Obat Jumlah Kasus Biaya (Rp) Persentase
Pelayanan
ORJTP 88,965,584 2,363,313 137,297,897,124 7.34%
ORJTL 408,897,856 18,088,522 1,192,406,273,500 63.73%
ORITL 377,991 1,288,928 541,364,072,996 28.93%
Grand Total 498,241,431 21,740,763 1,871,068,243,619 100.00%

Berdasarkan Jenis Klaim Obat

Jenis Klaim Jumlah Kasus Jumlah Obat Biaya Obat (RP) Persentase

Kemoterapi 538,479 5,646,555 947,984,363,099 50.67%


PRB, Kronis 497,702,952 16,094,208 923,083,880,520 49.33%
Grand Total 498,241,431 21,740,763 1,871,068,243,619 100.00%

*Sumber Data BOA PBB 31 DES 2015


10 OBAT KRONIS BERBIAYA TERBESAR
TAHUN 2015

NO. Nama Generik Jumlah Kasus Jumlah Obat Biaya (Rp)

1 Valsartan 723,044 19,213,639 110,778,298,428


2 Mix Insulin Analog 206,064 748,840 99,056,640,294
3 Candesartan Cilexetil 744,357 19,470,621 96,379,245,763
4 Rapid Insulin Analog 215,651 758,088 82,326,495,827
5 Telmisartan 275,967 7,679,426 61,136,111,131
6 Basal insulin analog 249,957 459,652 49,226,834,173
7 Clopidogrel 364,966 9,374,951 41,414,199,733
8 Nifedipin 240,741 7,009,970 27,462,275,034
9 Bisoprolol 1,046,882 24,123,243 21,164,791,436
10 Amlodipin Besylat 1,962,763 55,225,175 18,295,425,033

*Sumber Data: Transaksional BOA PBB 31 Des 2015


OUTLINE

1. PENGANTAR

2. PEMANFAATAN PELAYANAN OBAT LUAR


PAKET (OBAT PRB, KRONIS dan
KEMOTERAPI)

3. ALUR PELAYANAN PROGRAM RUJUK


BALIK (PRB)

4. KENDALA PELAYANAN OBAT

5. HARAPAN
PENDEKATAN PROGRAM
PESERTA

SAKIT SEHAT

MENURUNKAN/ MANAJEMEN MENJAGA AGAR TETAP


MENCEGAH PENGOBATAN
KOMPLIKASI DENGAN BAIK SEHAT

GATE KEEPER CONCEPT


PROMOTIF
MANAJEMEN KASUS &
PROGRAM RUJUK BALIK
PREVENTIF
PROLANIS

OUTCOME KESEHATAN

PMBIAYAAN EFEKTIF & EFISIEN

SUSTAINIBILITAS PROGRAM JKN


JENIS PENYAKIT
PROGRAM RUJUK BALIK
Permenkes 52 tahun 2016

1 2 3
Diabetus Penyakit
Hipertensi
Mellitus Jantung

4 5 6
Penyakit Paru
Asma Obstruktif Kronik Epilepsy
(PPOK)

7 8 9
Systemic Lupus
Schizophrenia Stroke Eythematosus
(SLE)
PROGRAM RUJUK BALIK

Peserta Kantor Cabang

Dokter FKTP

RS / Dokter Spesialis
Apotek PRB
Jejaring Komunikasi
Pembiayaan Program Rujuk Balik

Kapitasi
• Jasa pelayanan
• Obat-obatan di luar daftar Obat Program Rujuk Balik
• Pemeriksaan laboratorium diluar yang masuk ke dalam Program
Rujuk Balik, kecuali disebutkan lain.
• Pelayanan lain yang masuk ke dalam cakupan kapitasi

Di Luar Kapitasi
• Obat Program Rujuk Balik
• Pelayanan pemeriksaan penunjang rujuk balik
Jumlah Apotek PRB
Kode Regional Nama Regional Total
01 REGIONAL I - MEDAN 47
02 REGIONAL II - PEKANBARU 60
03 REGIONAL III - PALEMBANG 35
04 REGIONAL IV - JAKARTA 105
05 REGIONAL V - BANDUNG 50
06 REGIONAL VI - SEMARANG 118
07 REGIONAL VII - SURABAYA 122
08 REGIONAL VIII - BALIKPAPAN 56
09 REGIONAL IX - MAKASSAR 43
10 REGIONAL X - MANADO 20
11 REGIONAL XI - DENPASAR 47
12 REGIONAL XII - JAYAPURA 19

13 REGIONAL XIII - SERANG 42


Grand Total 764

Sumber data : tabel ref Faskes online s/d 31 Maret 2016


OUTLINE

1. PENGANTAR

2. PEMANFAATAN PELAYANAN OBAT LUAR


PAKET (OBAT PRB, KRONIS dan
KEMOTERAPI)

3. ALUR PELAYANAN PROGRAM RUJUK


BALIK (PRB)

4. KENDALA PELAYANAN OBAT

5. HARAPAN
ALUR PENGADAAN OBAT
Permenkes No. 63 Tahun 2014

Komite Fornas Kemenkes Kemenkes


1
Usulan Harga Perkiraan Sendiri dan
Usulan Obat dari Penetapan Obat
Jumlah Kebutuhan Obat (Rencana
RS, Profesi, YLKI dalam Fornas
Kebutuhan Obat) satu tahun

Faskes Pabrikan LKPP LKPP


2
Pemesanan Obat Ketersediaan Kontrak dengan Pabrik Lelang Penetapan
oleh Faskes (Rumah obat oleh Obat dan Distributor,
Penunjukkan
Pabrikan komitmen penyediaan
Sakit, FKTP, Dinkes) (dituangkan dalam e- Pabrikan sebagai
melalui pemenang
katalog)
Distributor

Distributor Faskes Faskes BPJS Kesehatan


3 Pembayaran
Pelayanan obat Penagihan klaim Klaim INA
Distribusi Obat ke Pelayanan oleh CBGs oleh BPJS
Faskes kepada peserta
oleh Faskes Faskes kepada BPJS Kesehatan
Kesehatan (Termasuk
Obat di
Ket : *Kecuali untuk obat kronis, obat rujuk balik dan obat non paket INA CBGs Dalamnya)*
KENDALA PELAYANAN OBAT TAHUN 2016

Kendala Implementasi
Kendala Implementasi Fornas 2015
e-Katalog Obat 2016
• Kepmenkes No. • Penetapan harga obat yang
HK.02.02/Menkes/523/2015 tentang terlambat, di awal tahun 2016
Formularium Nasional baru belum semua obat Fornas
dipublish 18 Januari 2016 namun ditetapkan harga obatnya
berlaku sejak tanggal ditetapkan,
yaitu 31 Desember 2015  Tidak • SK Kepala LKPP No. 51 Tahun
ada masa transisi pemberlakukan 2016  Pembatalan Lelang Obat
Fornas 2015 Generik
• Kepmenkes No. • Perubahan e-katalog yang
HK.02.02/Menkes/137/2016 tentang dinamis tanpa adanya informasi
Perubahan Fornas 2015 tentan perubahan item obat
ditetapkanTanggal 18 Februari
2016 berlaku per 1 Januari 2016 
ada 1 hari (pelayanan tgl 31 • Tidak adanya masa transisi
Desember 2015) yang tidak pemberlakuan harga obat e-
memiliki dasar hukum atas Katalog
perubahan obat yang ada di • Kurangnya respon terhadap
dalam Addendum Perubahan keluhan ketersediaan obat
Fornas 2015.
E-KATALOG OBAT 2016
Fornas 2015  awal 2016, e-Katalog
983 item sediaan PKS e-Katalog 2015 Obat 2016 baru
berakhir per 31 Des menetapkan sekitar
2015 300-an item Nama
Dagang
e-KATALOG
s/d 1 Mei 2016
sudah ditetapkan
896 item Nama
Dagang Add Kontrak Payung
2015 --> 31 Maret SK Kepala LKPP No. 51
2016 ditetapkan Tahun 2016 tgl 14 Feb
2016  Pembatalan
sekitar 780-an item
Lelang Obat Generik
nama dagang

Perubahan Harga Obat pada


e-Katalog yang Dinamis
Tanpa disertai Informasi
April 2016 Kontrak Surat Menkes No.
Perubahan Item Obat Pada
baru per 2016 KF.03.01/menkes/188
E-katalog 2016 dan Tanpa ditetapkan bertahap /2016  Acuan Harga
Masa transisi pemberlakuan sekitar 800-an item Obat yang belum
Harga sediaan tercantum di e-Katalog
Obat PRB yang belum tayang di
Surat Menteri Kesehatan RI terkait masa transisi e-catalog s/d 1 Mei 2016 sebanyak 21
harga obat item dari 131 item sediaan obat PRB

No Nama Obat Sediaan


1 Glibenklamid tab 2,5mg
2 Glibenklamid tab 5 mg
3 Glikazid tab SR 30mg
4 Glipizid tab 5mg
5 Glipizid tab 10mg
6 Lisinopril tab 20mg
7 Ramipril tab 10m
8 Isosorbid Dinitrat tab 5 mg
tab 10mg
9 Karvediol kaps 6,25mg
10 Budesonid serb ih 100mcg/dosis
11 Teofilin tab 100mg
12 Fenitoin kaps 30mg
13 Fenobarbital tab 30mg
14 Fenobarbital tab 100mg
15 Hidroksi klorokuin tab 200mg
16 Hidroksi klorokuin tab 400mg
17 Prednison tab 5mg
18 Kalsium karbonat tab 500mg
19 Kalsitriol kaps lunak 0,25mcg
20 Kalsitriol kaps lunak 0,5mcg
21 Trifluoperazin tab sal selaput 5mg
KENDALA IMPLEMENTASI E-KATALOG OBAT 2016

1. Penetapan Harga Obat e-Katalog secara


bertahap
• Dampaknya:
• Cash Flow Apotek dan IFRS terganggu
• BPJS Kesehatan belum dapat membayar klaim obat Luar Paket
• Apotek mengadakan obat tanpa adanya acuan harga obat  pasien
dikenakan urun biaya
• Pasien PRB dikembalikan ke RS
2. Tidak adanya informasi perubahan item Obat
dalam e-Katalog
• Dampaknya:
• Perubahan e-Katalog dinamis --> tidak ada informasi --> menyulitkan
Faskes dan BPJS Kesehatan
• Menyulitkan updating referensi harga obat pada Aplikasi Apotek BPJS
Kesehatan
• Potensi lebih atau kurang bayar
KENDALA IMPLEMENTASI E-KATALOG OBAT 2016

3. Tidak adanya masa transisi updating e-Katalog


• Apotek masih memiliki obat dengan stok harga lama
• Jika harga baru lebih tinggi dari harga lama  merugikan Apotik/IFRS
• Jika harga baru lebih mahal dari harga lama  meningkatkan biaya pelkes
• Perlunya leadtime pengadaan obat sesuai dengan e-katalog terbaru
4. Keluhan ketersediaan obat
• Masih ada pabrik obat yang menerapkan kuota khususnya bagi Apotek
Swasta yang membeli lewat SP manual atau menolak SP manual dari
Apotek/IFRS Swasta
• Apotek dan IFRS Swasta belum memiliki user account untuk mengakses
e-purchasing
• Penerapan minimal transaksi untuk pembelian obat khususnya untuk
daerah terpencil
• Pabrik/distributor tidak melayani pemesanan obat yang tidak melalui e-
purchasing (hanya untuk RS pemerintah). Contoh : akarbose (distributor AAM)
• Obat kosong di distributor. Contoh : metformin, glimepiride, insulin
• Pabrik/distributor belum mau memberikan obat yang belum ada harga di
e-catalog. Contoh : captopril, glibenklamid, diovan,dll
• Harga tidak sesuai dengan e-catalog. Contoh : adalat oros, v blok
UPAYA DARI BPJS KESEHATAN UNTUK IKUT MEMASTIKAN
KETERSEDIAAN OBAT DI PENYEDIA PELAYANAN KESEHATAN
(PROVIDER):

1 1. Membantu Kementerian Kesehatan Dalam Pengumpulan Data RKO


(Rencana Kebutuhan Obat) Obat PRB (untuk FKTP, Non INA CBGs)
Tahun 2015-2016
22. Melakukan Legalisasi Surat Pemesanan Obat PRB (untuk FKTP, Non INA
CBGs)
33. Melakukan Pertemuan Koordinasi Dengan Kementerian Kesehatan dan
LKPP untuk menyelesaikan keluhan kekosongan obat.

Catatan:
- Sosialisasi Pelayanan Rujukan, Sistem Pembayaran, Serta Fornas Kepada Faskes
- Meneruskan laporan keluhan ketersediaan obat dari Faskes kepada Kemenkes
RI
HARAPAN
1. Fornas dan e-Katalog menjadi
satu kesatuan produk hukum 2. Adanya otomasi informasi
sehingga tidak ada lagi obat perubahan updating e-
Fornas yang belum ditetapkan
harga obatnya / penetapannya
Katalog Obat dengan tabel
bertahap referensi aplikasi obat

3. Kebijakan : masa transisi 4. Realisasi rencana ; Apotek


penerapan harga obat e-Katalog dan IFRS Swasta dapat
(awal tahun) atau percepatan memiliki user account untuk
penetapan sebelum akhir tahun
mengakses e-purchasing

5. Komitmen Pabrik dan


Distributor obat serta 6. Upaya Tindakan/kebijakan
Pemerintah dalam menjaga Langsung dalam mengatasi
ketersediaan dan distribusi kekosongan Obat
obat ke seluruh wilayah
USULAN PERBAIKAN PELAYANAN OBAT

Kepmenkes Implemen
Masa
Fonas E-Katalog Daftar & Evaluasi
Transisi tasi
Harga obat
Permintaan Penetapan 1. Sosialisasi Monitoring, Review dan
RKO kepada harga dan 2. Persiapan pengawasan Feedback
Satker dan Kontrak stok obat oleh dan
Faskes Payung Faskes Penanganan
provider BPJS dengan 3. Updating Keluhan
Kesehatan Industri Referensi
farmasi Harga oleh
BPJS Kesehatan
pada Aplikasi
Apotek
4. Leadtime
Produksi obat
Terima Kasih

• Kartu Indonesia Sehat


• Dengan Gotong Royong, Semua Tertolong

BPJS Kesehatan
www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI (Akun Resmi)
BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan bpjskesehatan

Anda mungkin juga menyukai