Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 6 A

PENDEKATAN PENILAIAN ACUAN NORMA DAN PENDEKATAN


PENILAIAN ACUAN PATOKAN

Anggota :

1. Novi Handayani (1813033009)


2. Christine Amellia Putri (1813033025)
3. Salsabila Az Zahra (1813033037)
4. Abil Fauzan (1813033057)

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampu : M. Basri, S.Pd., M.Pd./Nur Indah Lestari, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Diskusi

Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk


menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses,
orang,objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria,
evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula
melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian
membandingkan dengan kriteria tertentu (Ahmad Sabri, 2005: 138).

Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang secara


keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar, melaksanakan
evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan mempunyai arti yang sangat
utama, karena evaluasi merupakan alat ukur atau proses untuk mengetahui tingkat
pencapaian keberhasilan yang telah dicapai peserta didik atas bahan ajar atau
materi-materi yang telah disampaikan, sehingga dengan adanya evaluasi maka
tujuan dari pembelajaran akan terlihat secara akurat dan meyakinkan (L, Idrus,
2019: 920-921).

Evaluasi dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara terus
menerus dan efektif, serta juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan
kualitas proses pembelajaran serta mendorong sekolah untuk lebih meningkatkan
fasilitas dan kualitas belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, optimalisasi
sistem evaluasi memiliki dua makna, pertama adalah sistem evaluasi yang
memberikan informasi yang optimal. Kedua adalah manfaat yang dicapai dari
evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan kulitas
pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan program pembelajaran selaludilihat
dari aspek hasil belajar yang dicapai. Di sisi lain evaluasi pada program
pembelajaran membutuhkan data tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran
dan tingkat ketercapaian tujuannya (B, Mahirah, 2017: 257-258).

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam


pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.Kegiatan-kegiatan ini
pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran, Dalam hal ini
istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa
tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Fakhrurrazi, 2018: 85-86).

Pembelajaran merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa


apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang yang giat membangun negaranya.
Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan melalui
pembelajaran, guna mencapai esensi kemanusiaan yaitu sebagai khalifah di atas
bumi. Pengembangan pembelajaran tidak terlepas dari tanggung jawab seorang
pendidik, bagaimana pendidik tersebut melakukan transformasi ilmu yang
dimiliki dengan bahan ajar yang telah ada, serta dengan memperhatikan metode-
metode pengajar yang mudah diterima oleh peserta didik sehingga tujuan tercapai
sesuai dengan apa yang diharapkan. Tujuan yang hendak dicapai tersebut, maka
dalam proses pembelajaran guru harus melakukan suatu kegiatanyang dinamakan
dengan evaluasi (L, Idrus, 2019: 920-921).

1.2 Tujuan Diskusi


1.2.1 Untuk mengetahui Pengertian Pendekatan Penilaian Acuan Norma
1.2.2 Untuk mengetahui Pengertian Pendekatan Penilaian Acuan
Patokan
1.2.3 Untuk mengetahui Persamaan dan perbedaan Pendekatan Penilaian
Acuan Norma dengan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan
1.2.4 Untuk mengetahui Kekurangan dan kelebihan Pendekatan
Penilaian Acuan Norma dengan Pendekatan Penilaian Acuan
Patokan
1.2.5 Untuk mengetahui Tujuan dan Pendekatan Penilaian Acuan Norma
dan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan

1.3 Materi Yang Didiskusikan


1.3.1 Pengertian Pendekatan Penilaian Acuan Norma
1.3.2 Pengertian Pendekatan Penilaian Acuan Patokan
1.3.3 Ciri-ciri Pendekatan Penilaian Acuan Norma dan Pendekatan
Penilaian Acuan Patokan
1.3.4 Persamaan dan perbedaan Pendekatan Penilaian Acuan Norma
dengan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan
1.3.5 Kekurangan dan kelebihan Pendekatan Penilaian Acuan Norma
dengan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan
1.3.6 Tujuan dan Pendekatan Penilaian Acuan Norma dan Pendekatan
Penilaian Acuan Patokan

1.4 Tempat, Waktu, Jumlah Peserta Didik dan Pengenalan Anggota


a. Diskusi mengenai Pendekatan Penilaian Acuan Norma dan Pendekatan
Penilaian Acuan Patokan berlangsung Secara Darling di Webpage Vclass
Universitas Lampung.
b. Diskusi dilakukan pada tanggal 14 Desember 2020 pukul 16.20 – 16.45
WIB.
c. Pemateri dalam diskusi ini terdiri dari 4 orang, sebagai berikut:
1. Novi Handayani (1813033009) sebagai Moderator
2. Christine Amellia Putri (1813033025) sebagai pemateri
3. Salsabila Az Zahra (1813033037) sebagai pemateri dan Notulen
4. Abil Fauzan (1813033057) sebagai pemateri
BAB II

URAIAN DISKUSI

2.1 Pertanyaan, Jawaban, Sanggahan, dan Tambahan


Pertanyaan langsung di jadikan 1 Sesi
1. Delia Mulniyati (1813033019)

Pendekatan Penilaian Acuan Norma Dan Pendekatan Penilaian Acuan


Patokan manakah yang paling berfungsi dalam peningkatan mutu
pembelajaran sejarah?

Di jawab oleh:

Christine Amellia Putri (1813033025)

Jika dilihat dari kegunaan atau fungsinya, pendekatan penilaian acuan


patokan (PAP) lah yang dapat dikatakan lebih cocok untuk peningkatan mutu
pembelajaran Sejarah. Hal ini dikarenakan tujuan PAP adalah untuk
mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai
kriteria keberhasilannya. Sehingga PAP sangat bermanfaat dalam upaya
meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta didik diusahakan untuk
mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat
diketahui derajat pencapaiannya. Untuk menentukan batas lulus (passing
grade) dengan pendekatan ini, setiap skor peserta didik dibandingkan dengan
skor ideal yang mungkin dicapai oleh peserta didik.

Sedangkan PAN dirasa kurang cocok untuk meningkatkan mutu


pembelajaran Sejarah karena pada umumnya, PAN dipergunakan untuk
seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini dikembangkan dari bagian bahan yang
dianggap oleh guru urgen sebagai sampel dari bahan yang telah disampaikan.
Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang bervariasi, mulai dari
yang mudah sampai dengan yang sukar sehingga memberikan kemungkinan
jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat menyebar, dan dapat
membandingkan peserta didik yang satu dengan lainnya. Poin penting nya
adalah, PAN lebih banyak mendorong kompetisi daripada membangun
semangat kerja sama.

Ditambahkan oleh:

Dwi Mawarni (1813033033)

Menurut saya, pendekatan acuan norma dan pendekatan acuan patokan,


keduanya memiliki fungsi masing-masing yang dapat meningkatkan mutu
pembelajaran. Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya
tujuan evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan.
Tujuan tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional
khusus. Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi
tingkat pencapaian belajar secara relatif. Sedangkan penilaian acuan patokan
menekankan penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat
dilakukan oleh setiap peserta tes.

Siska (1813033007)

Menurut saya keduanya memiliki perannya masing masing tentunya, di mana


dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum
dikuasainya. Bimbingan menjindividual untuk meningkatkan penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk
memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan
setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP. Melalui PAP
berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Sehingga keduanya
dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.Keduanya digunakan
ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.

Farin Fatwa Sugesty (1813033029)

Menurut saya yg cocok adalah Penilaian Acuan Patokan (PAP) karena PAP
merupakan penilaian yang menggunakan acuan pada tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Derajat keberhasilan siswa pada
mata pelajaran sejarah dibandingkan dengan tujuan atau kompetensi yang
seharusnya dicapai atau dikuasai siswa dalam mata pelajaran sejarah tersebut,
bukan dibandingkan dengan prestasi kelompoknya. Dalam penilaian ini
ditetapkan kriteria minimal harus dicapai atau dikuasai siswa. Sistem
penilaian ini tepat digunakan baik untuk penilaian formatif maupun penilaian
sumatif. Nilai dari hasil PAP dapat dijadikan indikator untuk mengetahui
sampai dimana tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi
sejarah yg telah ditentukan oleh guru.

2. Ayu Fitri Anggraini (1813033049)

Bagaimana penerapan penilaian dengan menggunakan pendekatan penilaian


acuan patokan? Dan seberapa efektifkah penerapan penilaian dengan
menggunakan pendekatan patokan?

Dijawab oleh:

Salsabila Az Zahra (1813033037)

Penerapan penilaian dengan menggunakan pendekatan penilaian acuan


patokan:

Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Evaluation adalah


model pendekatan penilaian yang mengacu kepada suatu kriteria pencapaian
tujuan (TKP) yang telah ditetapkan sebelumnya. Peneraan penilaian ini
dilakukan membandingkan hasil pengukuran terhadap mahasiswa dengan
patokan "batas lulus" yang ditetapkan untuk masing-masing bidang mata
pelajaran. Penilaian Acuan Patokan meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh
peserta didik dan bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman
sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik.
Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar atau
sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
kegiatan belajar berlangsung.

Keefektifan PAP dapat dikatakan efektif karena penilaian ini memiliki


kelebihan diantaranya:
1) Dapat membantu guru merancang program remidi
2) Tidak membutuhkan perhitungan statistic yang rumit
3) Dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
4) Nilainya bersifat tetap selama standar yang digunakan sama
5) Hasil penilaian dapat digunakan untuk umpan balik atau untuk mengetahui
apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum
6) Banyak digunakan untuk kelas dengan materi pembelajaran berupa konsep
7) Mudah menilai karena ada patokan

Ditambahkan oleh:

Yohana Lestari (1813033005)

Penerapan penilaian dengan menggunakan pendekatam penilaian acuan


patokan yaitu menentukan kelulusan siswa dengan menggunakan sejumlah
patokan. Apabila siswa telah memenuhi kriteria tersebut, maka siswa
dinyatakan lulus. Sebaliknya, siswa yang tidak mencapai kriteria, maka siswa
dinyatakan belum menguasai pembelajaran yang diharapkan. Contoh
penerapan nya yaitu misalkan untuk dapat diterima sebagai calon
penerbangan disebuah lembaga penerbangan, setiap calon harus memenuhi
syarat antara lain tinggi badan sekurang-kurangnaya 165 cm dan memiliki
tingkat kecerdasan (IQ) serendah-rendahnya 130 berdasarkan hasil tes yang
diadakan oleh lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan kriteria atau patokan
itu, siapapun calon yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut dinyatakan
gagal dalam tes atau tidak akan diterima sebagai siswa calon penerbang.
Pendekatan Penilaian acuan patokan ini lumayan efektif dimana dapat dilihat
bahwa pendekatan ini merupakan umpan balik yang dapat digunakan guru
untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi,
apakah tergolong tinggi, cukup atau rendah. jika siswa nilainya tinggi maka
tingkat kedalaman materinya juga tinggi, begitupula sebaliknya.

Ida Ayu Komang Fitri Yani (1813033045)

Penilaian Acuan Patokan merupakan model pendekatan penilaian yang


mengacu kepada kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Model pendekatan penilaian ini menjadi suatu cara untuk
menentukan kelulusan siswa dengan menggunakan sejumlah patokan. Jika
siswa telah memenuhi patokan tersebut maka dinyatakan berhasil.
Sebaliknya, jika siswa belum memenuhi patokan maka dikatakan gagal atau
belum menguasai bahan pembelajaran tersebut. Misalnya seseorang dikatakan
telah menguasai satu pokok bahasan jika ia telah menjawab dengan benar
75% dari butir. Jawaban yang benar 75% atau lebih dinyatakan lulus, sedang
jawaban yang kurang dari 75% dinyatakan belum berhasil dan harus
mengulang kembali. Jika hanya menggunakan kriteria lulus dan tidak lulus,
berarti siswa yang menjawab benar 75% ke atas adalah lulus. Sebaliknya,
siswa yang menjawab benar kurang dari 75% tidak lulus. Apabila sistem
penilaian yang digunakan menggunakan model A, B, C, D atau standar yang
lain, kriteria ditetapkan berdasarkan rentangan skor atau skala interval.

Joko Sutrisno (1813033013)

Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Slameto, (1988) nilai-nilai yang diperoleh peserta didik dikaitkan dengan


tingkat pencapaian penguasaan (mastery) peserta didik tentang materi
pengajaran sesuia dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal
senada juga diungkapkan Shirran (2008) menjelaskan PAP memfokuskan
pada apa yang mampu dikerjakan peserta didik dan apakah peserta didik
tersebut menguasai mata pelajaran. Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah
penilaian yang menggunakan acuan pada tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Derajat keberhasilan siswa
dibandingkan dengan tujuan atau kompetensi yang seharusnya dicapai atau
dikuasai siswa bukan dibandingkan dengan prestasi kelompoknya. Tujuan
PAP adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang
ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian acuan patokan
bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar sebab peserta
didik diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan dan hasil
belajar peserta didik dapat diketahui derajat pencapaiannya. (Arifin, 2009).

3. Erika Sukma Lestari (1813033021)


Pendekatan Penilaian Acuan Norma dengan Pendekatan Penilaian Acuan
Patokan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Lalu
pendekatan penilaian mana yang paling sesuai diterapkan dalam
kegiatan evaluasi pembelajaran sejarah?

Dijawab oleh:

Novi Handayani (1813033009)

Pendekatan penilaian acuan patokan dan pendekatan penilaian norma,


keduanya dapat digunakan dan sesuai untuk evaluasi pembelajaran sejarah,
karena dengan menggunakan acuan norma dapat mengetahui sejauh apa
kemampuan peserta didik dalam pembelajaran sejarah dengan dibandingkan
dengan peserta didik lainnya yang berada dalam kelas yang sama. Jika peserta
didik memiliki hasil skor tes yang lebih rendah dari teman-teman lainnya
maka dapat diketahui dari penilaian acuan norma ini. Kemudian,
menggunakan pendekatan penilaian acuan patokan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualiatas hasil belajar, sebab peserta didik diusahakan untuk
mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat
diketahui derajat pencapaiannya. Untuk menentukan batas lulus dengan
pendekatan ini, setiap skor peserta didik dibandingkan dengan skor ideal yang
mungkin dicapai oleh peserta didik.

Dengan demikian, keduanya dapat digunakan dan diperlukan dalam evaluasi


pembelajaran sejarah, karena jika hanya menggunakan acuan norma maka
guru tidak mengetahui pemahaman peserta didik mengenai materi pelajaran
secara mendalam. Jika hanya menggunakan acuan patokan saja, maka guru
tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik dengan dibandingkan
dengan peserta didik lainnya. Sehingga keduanya sama-sama penting dan
dapat digunakan dalam evaluasi pembelajaran sejarah.
BAB III

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa:

Penilaian acuan norma adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu


pada norma kelompok. Hal ini berarti nilai–nilai yang diperoleh siswa
dibandingkan dengan nilai–nilai siswa yang lain yang termasuk di dalam
kelompok tersebut. Sedangkan, Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah
pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran terhadap mahasiswa
dengan patokan "batas lulus" yang ditetapkan untuk masing-masing bidang mata
pelajaran.

Tujuan dari penilaian acuan norma adalah untuk membedakan peserta didik
atas kelompok–kelompok berdasarkan tingkat kemampuan dari yang terendah
sampai ke tertinggi. Sementara itu, tujuan dari dari pendekatan penilaian acuan
patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang
ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya.

Anda mungkin juga menyukai