Anda di halaman 1dari 16

MODUL CHARACTER BUILDING

(PSI 132)

MODUL 6
MENGEMBANGKAN DIRI

DISUSUN OLEH
Dra SAFITRI M M.Si

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
Tujuan Akhir Perkuliahan

1. Mahasiswa mampu membangun kebiasaan


2. Mahasiswa bisa menganalisis audit lingkungan
3. Mahasiswa dapat menganalisis integritas diri
_________________________________________________________________

A.MENGAUDIT KEBIASAAN
Selain kita perlu mengaudit tujuan, kita pun perlu mengaudit kebiasaan hidup yang dijalankan
sehari-hari. Masalahnya, tidak selamanya keinginan yang tidak tercapai itu disebabkan oleh
tujuan yang tidak jelas dan tidak akurat, melainkan kita telah melakukan kebiasaan yang
melawan tercapainya tujuan. Mengubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah. Godaan yang
ada di luar sana seringkali menggoyahkan niat untuk berubah menjadi yang lebih baik.
Menurut penelitian, butuh waktu kurang lebih tiga bulan untuk mengubah kebiasaan buruk
menjadi baik.

Kebiasaan buruk tidak selalu tentang perkara besar, namun juga perkara kecil. Misalnya,
waktu untuk bangun pagi. Anda yang terbiasa bangun kesiangan perlu membiasakan diri
bangun lebih pagi untuk meningkatkan produktifitas. Sehingga banyak pekerjaan yang dapat
diselesaikan. Menurut Brian Tracy Kebanyakan manusia sudah tahu apa yang benar untuk
dilakukan, tetapi sayangnya hanya sedikit yang mau menjalankan apa yang
diketahuinya.Pengetahuan sering kali kurang banyak berkontribusi dalam membentuk
perilaku.

Di Kediri jawa timur, ada sebuah lembaga bahasa Inggris yang dibentuk seperti model
pesantren, makan di situ, tidur di situ, dan belajar di situ. Setelah sholat dubuh, setiap siswa
diwajibkan untuk menghafal dua sampai tiga kosa kata bahasa Inggris. Habis sarapan, masuk
kelas seperti biasa. Di kelas ini para siswa diwajibkan untuk mengarang, membaca,
mempelajari tata bahasa dan lain-lain. Sorenya, para siswa dipersilahkan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan pilihan, seperti olah raga, berbelanja, jalan-jalan, atau lainnya, tetapi
semuanya diwajibkan untuk menggunakan bahasa Inggris sesame siswa. Dan banyak yang
berhasil untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. Saat ditanya cara apa yang
paling bagus untuk belajar bahasa yang murah tetapi kualitasnya terjamin, sarannya nya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
adalah jalankan, jalankan, dan jalankan. Menjalankan terus akan menjadi kebiasaan,
kebiasaan adalah ibu dari kebisaan.
Dalam hal kebiasaan bekerja, ada satu yang menonjol kebiasaan orang asing di tempat kerja.
Mereka tidak membedakan antara konsep dan praktek. Mereka menjadi hebat bukan semata-
mata punya teori atau hanya praktek. Mereka punya keduanya. Mereka hebat di konsep dan
juga hebat di lapangan, punya kebiasaan “searching for excellence”.
Berbeda dengan kebiasaan mayoritas orang Indonesia. Begitu sudah bekerja dengan computer,
pena, angka, peta, kita merasa tidak perlu bersentuhan dengan teknis dan praktis. Sebaliknya,
begitu sudah di lapangan, kita mudah merasa tidak pantas berkonsep atau berteori.
Intinya, dua hal yang perlu diaudit jika masih merasa belum menjadi sosok yang diinginkan,
adalah sasaran yang kita rumuskan di pikiran, sasaran yang jelas akan membuat kita
memotivasi diri untuk meraihnya, dan mencari berbagai cara kreatif untuk bias menggapainya.
Yang perlu di audit lagi adalah kebiasaan yang dijalankan sehari-hari. Kebiasaan adalah
tindakan yang sudah dilakukan secara berulang-ulang dan itu sudah tidak dipikirkan lagi
bagaimana tindakan itu diambil. Kebiasaan adalah tindakan alami, orang yang telah terbiasa
membaca buku, akan tetap membaca buku walaupun kesibukannya padat,

1. Cara Kerja Kebiasaan


Tercapainya karakter tertentu pada diri kita merupakan hasil skala tertinggi dari proses
manusia mencari atau menerima pengetahuan tentang kebaikan, kebenartan atau kemaslatan.
Kalau dilihat dalam praktek hidup, ada orang yang baru mengetahui tentang kebaikan,
kemashlatan atau kebenaran tetapi belum bias menjalankan. Ini bias disebut sebagai cara
/skala paling rendah. Ada lagi orang yang baru menggunakan kebaikan, kebenaran, dan
kemashlatan itu untuk menilai keburukan orang lain, bukan untuk mengajak kebaikan atau
memperbaiki diri.

Kebiasaan buruk bisa terbentuk dengan mudah, tetapi sulit dihilangkan. Di sisi lain, kebiasaan
baik lebih sulit dan perlu waktu untuk dibentuk. Untungnya, peneliti sepakat bahwa rata-rata
seseorang perlu waktu paling tidak tiga minggu untuk membentuk sebuah kebiasaan baik.
Untuk cara dan trik yang spesifik dalam membentuk kebiasaan baik, bacalah panduan di
bawah ini.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
Mayoritas orang tahu apa yang baik dilakukan, tetapi belum menjalankan dengan baik.
MIsalnya , semua tahu menunda itu tidak baik, tetapi masih juga melakukan penundaan pada
kegiatan-kegiatannya. JIka ada masalah yang dialami dari dampak menunda, maka yang
dilakukan adalah menilai, mengeritik dan menyalahkan orang lain. Pada kondisi tertentu,
disaat penundaan ini memberikan dampak buruk, barulah ada keinginan dalam
mengidealkan nilai-niali yang terkait dari perubahan untuk tidak menunda. Kesadaran yang
tinggi akan sejalan dengan penerapan nilai-nilai untuk tidak menunda, dan menimbulkan
dampak yang baik dalam pengembangan dirinya. Pada akhirnya apa yang dicapai, menjadi
sumber cahaya perubahan orang lain untuk meniru perilaku yang baik tersebut.

2.Kebiasaan Sukses dan Kebiasaan Gagal

Charles Garfield (1986) pernah melakukan penelusuran lapangan untuk mengetahui apa
rahasia dibalik kehebatan para pengusaha di Amerika yang masuk dalam kategori peak
performer (orang-orang yang (orang-orang baru yang hebat dibidangnya), yaitu :
a. Punya visi/misi yang benar-benar menggerakkannya untuk melakukan aksi

b. Punya sasaran yang jelas-jelas ingin diraihnya dari setiap aksi

c. Punya kemampuan yang bagus dalam: “self management” yaitu team buiding,
mengoreksi tindakannya, beradaptasi dengan perubahan/lingkungan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
Contoh kebiasaan sukses seperti :
a. Berpegang teguh pada tujuan

b. Mempunyai komitmen yang kuat dalam menjalankan tujuan

c. Berpegang teguh pada nilai dan mengasah keunggulan/keahlian

d. Ahli berkomunikasi, lancar dalam menyampaikan gagasan menurut orang yang


dihadapi, ahli membangun relasi

e. Punya tradisi belajar, membaca keadaan, bernalar, refleksi pengalaman, mengasah


berbagai kecerdasan

Contoh Kebiasaan Gagal seperti :


a. Tujuan yang tidak jelas atau yang tidak jelas-jelas

b. Mempunyai kemauan yang rendah

c. Kelayakan untuk dipercaya yang minim baik dari faktor kejujuran atau keahlian

d. Kemampuan komunikasi yang buruk

e. Kebiasaan belajar yang rendah

Sedangkan model hidup orang gagal adalah :


a. Ketika orang yang kita kenal dimana-mana itu jenis dan tipenya sama

b. Ketika melakukan kesalahan yang sama atau serupa dengan orang-orang yang kita
kenal

c. Ketika membeli, diberi, memiliki buku tapi tidak pernah dibaca

d. Ketika kita sudah menekuni pekerjaan tertentu selama kurang lebih dua tahun , baru
mulai berfikir untuk maju

e. Ketika kita selalu berfikir untuk pindah pekerjaan tapi kenyataannya tidak mengambil

f. keputusan untuk pindah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
3.Cara Membentuk Kebiasaan Baik

Kebiasaan buruk bisa terbentuk dengan mudah, tetapi sulit dihilangkan. Di sisi lain,
kebiasaan baik lebih sulit dan perlu waktu untuk dibentuk. Untungnya, peneliti sepakat
bahwa rata-rata seseorang perlu waktu paling tidak tiga minggu untuk membentuk sebuah
kebiasaan baik. Untuk cara dan trik yang spesifik dalam membentuk kebiasaan baik, yaitu :
a. Tahu apa yang Anda inginkan.
Jika Anda bisa menggambarkan kebiasaan yang ingin Anda bentuk di pikiran Anda,
upaya Anda akan menjadi lebih mudah ke depannya.

b. Buat daftar manfaat dari kebiasaan baik yang ingin Anda bentuk.
Misalnya, jika Anda berhenti merokok, tubuh Anda akan lebih sehat. Kemudian catat
juga kerugiannya (misalnya, berhenti merokok membuat Anda tampak “tidak keren”
lagi), lalu coba hilangkan anggapan dari kerugian tersebut (mereka yang memang suka
berteman dengan Anda akan senang jika Anda berhenti merokok).

c. Komitmen pada kebiasaan tersebut.


Jika Anda ingin berubah, Anda harus berusaha. Jangan berhenti jika Anda gagal sekali,
dan jangan menyalahkan diri sendiri atas tiap kegagalan, karena biasanya itu bukanlah
salah Anda.
d. Tentukan target, lalu beri imbalan pada diri sendiri.
Tulis target yang ingin Anda capai, lalu pasang di tempat-tempat yang sering Anda
lihat, seperti di dapur, kamar, kantor, dan sebagainya. Setelah Anda mencapai target
yang Anda tentukan, rayakanlah dengan membeli sesuatu yang Anda suka, seperti pizza
(kecuali jika Anda sedang berusaha berhenti makan pizza).

e. Mulai secara perlahan.


Misalnya jika Anda ingin menjadi lebih kuat dan cepat, lakukan olahraga singkat di
tahap awal. Kemudian, perpanjang durasi olahraga Anda seiring semakin terbiasanya
tubuh Anda.

f. Kejar konsistensi, bukan performa.


Misalnya, jika target Anda adalah melakukan push up tiap hari, sebaiknya Anda
melakukan satu push up tiap hari daripada melakukan 20 push up selama selama dua

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
hari tetapi kemudian berhenti begitu saja. Setelah Anda melakukan satu push up tiap
hari secara konsisten, Anda akan mulai membentuk sebuah kebiasaan. Dari situ, Anda
bisa meningkatkan jumlah push up Anda tiap hari sedikit demi sedikit.

g. Konsultasi dengan teman.


Seorang teman bisa mendukung dan membantu Anda ketika dibutuhkan. Minta teman
Anda melacak pencapaian Anda atau mengawasi Anda jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan dalam upaya Anda membentuk kebiasaan baru. Teman yang baik akan
melakukannya dengan senang hati.

h. Setelah Anda mencapai target, jangan tinggalkan kebiasaan tersebut


Misalnya, setelah Anda berhasil membentuk kebiasaan berolahraga tiap hari selama tiga
minggu, jangan berhenti berolahraga setelah tiga minggu tersebut usai.

i. Tetaplah termotivasi selama berusaha membentuk kebiasaan baru.


Salah satu hal tersulit dalam membentuk kebiasaan baru adalah tetap menjaga motivasi
untuk melakukannya. Tiap kali Anda gagal, ulanglah kembali upaya Anda dari hari Senin
berikutnya. Tetapi sebelum memulai kembali, ingat-ingatlah alasan Anda memulai semua
ini. Anda punya 52 kali kesempatan, dan jika Anda punya tekad yang kuat, target Anda
pasti bisa tercapai.

B. MENGAUDIT LINGKUNGAN

Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya,
manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia berusaha
menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan
hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban –istilah Toynbee-
sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung
kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang
membatasinya.
Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat
dimanfaatankan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan
memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sisi lain alam manusia akan selalu berhadapan
dengan tantangan dan perubahan. Yang sering terjadi, sebagian besar bukanlah kesulitan itu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
sendiri, namun reaksi pikiran kita. Bayangkan jika Anda adalah seseorang yang tidak bisa
berenang. Suatu hari, tiba-tiba ada rekan mengajak Anda menyelam di kawasan Raja Ampat,
Papua Barat yang keindahan bawah lautnya sudah sangat terkenal di dunia. Jika menyukai
tantangan, anda akan berkata, “Oke. Beri saya waktu belajar berenang dan menyelam. Saya
pasti bisa, tapi tolong beri waktu.” Kemungkinan kedua, nyali Anda langsung ciut karena
sudah berpikir macam-macam: berenang saja tidak bisa, apalagi menyelam. Bisa mati
tenggelam aku! Jadi Anda akan menjawab, “Kamu gila ya ngajak saya nyelam? Berenang saja
nggak bisa!” Bukankah ini yang sering kita alami dalam mengarungi tantangan yang datang
dalam kehidupan?
Pertanyaannya, apakah aneka tantangan ini menjadikan kita sebagai individu yang makin
tangguh atau malah menciptakan pesimisme? Apakah tantangan merupakan kesempatan
untuk meningkatkan kapasitas atau justru membuat nyali ciut dan kemudian menyerah begitu
saja sebelum bertanding?
Kuncinya, lakukanlah apa yang dapat Anda lakukan. Pertanyaan lain yang terkait dengan
tantangan adalah mengapa keluarga pengusaha lebih mudah menjadi pengusaha, mengapa
keluarga orang pintar lebih mudah mendapatkan peluang menjadi pintar , mengapa sekolah
tertentu berpeluang mendapatkan status sosial tertentu di masyarakat. Jawabannya adalah ada
hubungan lingkungan dengan peluang.

1. Hubungan Lingkungan Dengan Peluang

a) Hubungan kausatif(sebab akibat), karena kita masuk di lingkungan tertentu, maka kita
menjadi terkena pengaruh tertentu sebagai akibatnya.
b) Hubungan korelatif ( saling terkait), karena kita masuk di lingkungan tertentu, maka kita
terkait dengan pengaruh tertentu

Faktor penting yang membuat seseorang sukses di dunia karier ternyata adalah apa yang
disebut “reference group” atau dukungan orang-orang yang mendukung kita karena
hubungan-baiknya dengan kita. Coba lihat diagram dibawah ini :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
Setiap pribadi mempunyai keyakinan, perasaan, pikiran dan lingkungan ,. Lingkungan akan
terkait dengan informatioan power dan connection power, apalagi pada masa kini. Semuanya
akan berpengaruh pada peluang yang akan diperolehnya, yang pada akhirnya akan terkait
dengan rejeki yang diperolehnya

2. Apa Yang Perlu Diaudit Terkait Lingkungan?


Sudahkah kita menentukan model orang yang perlu selalu ditambah dalam kehidupan kita,
orang yang seperti apa yang perlu ditambah :
a. Orang yang menginginkan kesuksesan kita
b. Orang yang memilki bakat(keunggulan) dan bisa menyempurnakan kelemahan kita

c. Orang yang bisa mengoreksi kesalahan kita

d. Orang yang bisa membimbing dengan keahlian yang dimilki( guru personal, penasehat
dll)

e. Orang yang mengikuti gagasan kita atas kemauan sendiri

f. Orang yang bisa kita ajak bicara atau berteman

g. Orang yang bisa membicarakan keunggulan kita dengan orang lain

h. Orang yang mengakui perbedaan dan tidak mempersoalkan

i. Orang yang kita ketahui mengetahui kita dan mengetahui apa yang kita tahu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
Disisi lain, sudahkah kita menentukan model orang yang perlu dikurangi dalam kehidupan
kita, seperti :
a. Orang yang suka melanggar kesepakatan dengan kita
b. Orang suka menebar konflik

c. Orang yang suka melanggar ketentuan Tuhan

d. Orang yang tidak mendukung keberhasilan kita atau menghalang-halangi rencana baik
kita

e. Orang yang selalu menebar opini negatif tentang kita atau kehidupan

f. Orang yang selalu menghancurkan motivasi kita untuk maju

g. Orang yang hanya ingin memanfaatkan kita tetapi tidak menghormati kita

Begitu juga sudahkah kita menentukan model orang yang perlu kita pertahankan jumlahnya
dalam kehidupan kita, seperti :
a. Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang memilki kelebihan dan kekurangan

b. Hati kita mengetahui apa yang tidak diketahui oleh nalar kita. Jangan sampai losing
perspective

c. jangan sampai dada kita sempit menerima perbedaan sehingga sulit bertoleransi atau
memaafkan orang

d. jangan sanpai kita menjadi impossible perfecttionist

Jurus Yang Digunakan


• Jurus END-FOR-END adalah Anda menemui orang untuk tujuan tertentu dan hanya
berhenti sampai pada tujuan itu

• Sedangkan END-TO-END adalah anda melibatkan diri ke dalam berbagai aktivitas


agar Anda bisa ketemu dengan sejumlah orang yang sesuai dengan keinginan Anda

C. MENGEMBANGKAN INTEGRITAS DIRI


Dimensi dimensi dasar manusia yang hendak dikembangkan integritasnya terdiri dari lima,
yakni dimensi fisik, dimensi intelektual, dimensi spiritual, dan dimensi social. Berikut
akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharann dan peningkatan dimensi-
dimensi tersebut:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
1. Dimensi Fisik
Berkaitan dengan badan atau fisik, hal yang paling relevan untuk dibicarakan adalah
mengenai kesehatannya. Kesehatan dan atau kerusakan fisik kita, secara normal,
bukanlah yang terjadi dengan sendirinya, melainkan banyak ditentukan oleh pikiran
dan Tindakan pemeliharaan atau sebaliknya, Tindakan tidak peduli dari kita. Merusak
Kesehatan fisik sendiri bukanlah pekerjaan yang sulit dan butuh waktu yang lama.
Dalam waktu singkat keadaan buruk dapat terjadi pada fisik kita. Sebaliknya,
memelihara atau meningkatkan Kesehatan fisi bukan pekerjaan yang mudah yang
hanya berlangsung dalam waktu singkat. Oleh karena itu, memelihara Kesehatan fisik
tidak boleh dipandang sebagai kegiatan sampingan saja, yang mesti terabaikan atau
kalah begitu saja oleh berbagai tugas ritin dan mendesal lainnya. Kesediaan dan
ketekunan memelihara Kesehatan fisik perlu dilandasi oleh pemahaman dan
penerimaan bahwa Kesehatan fisik itu penting, dan bahwa hal itu menuntut
kesungguhan untuk mewujudkannya.
Pemeliharaan dan peningkatan Kesehatan fisik mencakup baik tindakan yang bersifat
negatif maupun tindakan yang bersifat positif.
Disebit bersifat negative kalau kita menjauhkan diri atau menahan diri untuk tidak
melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan kerusakan pada fisik kita.
Disebut positif kalau kita melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyumbang bagi
terpeliharanya atau meningkatnya Kesehatan fisik kita,
Dalam Tindakan pertama kita berlaku pasif, yakni tidak melakukan sesuatu, sedangkan
dalam Tindakan kedua kita berlaku aktif, yakni melakukan sesuatu. Contoh Tindakan
yang bersifat negative adalah menahan diri untuk tidak mengkonsumsi makanan atau
obat-obatan atau apa saja yang berpotensi mengganggu bahkan merusak kesehatan fisik
kita. Contoh Tindakan yang bersifat positif diantaranya mengkonsumsi makanan
bergizi, makan teratur, berolah raga secara teratur, mengambil waktu untuk istirahat,
berobat bila diperlukan, melakukan Tindakan-tindakan yang lebih banyak melibatkan
fisik, semua dilakukan secara teratur dan terus menerus. Kedua Tindakan tadi, yang
bersifat negative dan positif, sama-sama penting, dan sebaiknya dijalankan bersamaan.

2. Dimensi mental-intelektual
Peningkatan Kesehatan, atau lebih tepat kemampuan intelektual dapat dilakukan
dengan cara melakukan kegiatan belajar terus menerus, menggunakan dan melatih
kemampuan untuk seoptimal mungkin. Sebenarnya hal ini umumnya telah kita lakukan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
16
Mulai kecil kita melatih diri dan dilatih untuk meningkatkan kemampuan intelektual
kita. Ketika kita memasuki Lembaga-lembaga Pendidikan formal, mulai dari
Pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, sebenarnya yabg kita lakukan terutama
adalah peningkatan kemampuan otak kita. Semakin banyak kita belajar, semakin tergali
kemampuan intelektual kita. Otak memilki system yang lebih rumit dan kompleks serta
memiliki kapasitas dan kemampuan sangat besar jauh melampaui kemampuan
computer tercanggih manapun buatan manusia. Namun kemampuannya tidak
terungkap secara otomatis, kecuali menggali dan menemukannya melalui usaha belajar
terus menerus. Apa yang kita masukkan ke dalamnya juga tergantung dari kita. Apakah
atau sebaliknya hal-hal buruk tidak berguna. kita mengisinya dengan pengetahuan
tentang hal-hal baik dan berguna . sebagai orang yang smart and good,, tentunya kita
mengisi memori dengan berbagai ilmu pengetahuan yang baik dan berguna, baik bagi
diri sendiri atau orang lain.
Jadi meningkatkan kemampuan kecerdasan intelektual tidak lain adalah dengan
melakukan kegiatan-kegiatan yang terutama menuntut penggunaan otak kita sendiri

3. Dimensi mental-emosional
Kenalilah dirimu ( kata filsuf Yunani, Socrates), merupakan inti kecerdasan emosional
pada diri kita, yaitu kesadaran akan emosi diri sendiri sewaktu emosi itu timbul.
Kesadaran akan emosi menunjukkan adanya perhatian terus menerus terhadap keadaan
emosi diri sendiri. Kesadaran ini merupakan kecakapan emosional dasar, yang
melandasi terbentuknya kecakapan kecakapan lain, misalnya kendali diri akan emosi.
Kesadaran diri inilah yang membuat seseorang dapat tetap waspada terhadap apa yang
terjadi, bukannya teggelam dan hanyut di dalamnya. Kecakapan dasar yang sudah ada,
yakni kesadaran akan emosi diri sendiri, kemudia diikuti dengan usaha untuk lebih bisa
mengelolanya, menguasai, dan bahkan mengendalikannya.
Bagi orang-orang yang sudah matang secara emosional, kesadaran akan emosinya dan
Tindakan pengendalian atas gejolak emosi itu dapat berlangsung bersamaan. Mereka
dengan cepat menguasai emosi diri sendiri

4. Dimensi Mental-spiritual

Kecerdasan spiritual dapat dikembangkan dengan cara mendidik hati kita untuk tetap
menjalin hubungan mesra dengan Tuhan, memperdalam penghayatan religious kita,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
16
membina kepekaan akan sentuhan Ilahi dalam jiwa melalui aktivitas renungan dan
meditasi. Kita perlu merumuskan Kembali orientasi hidup kita, dengan tidak mau
terkurung dalam ruang dan tempat yang sifatnya sementara. Kita perlu membersihkan
hati dari segala kelekatan duniawi yang membelenggunya, dari sikap egois, dari segala
ketakutan dan keterasingan, dari segala kebohongan dan kesombongan hidup, dari
aneka kekejaman dan kecerobohan serta dari berbagai topeng kepalsuan dan
kemunafikan hidup. Sebaliknya kita Kembali ke inti batin yang terdalam, yakni hati
Nurani. Kita perlu menghargai dan menghormati hati Nurani kita, terbuka terhadap
bisikannya yang halus namun jernih dan tegas. Kita perlu Kembali ke dalam pusat diri
kita, pusat kedalaman dan kecerdasan spiritual. Pendidikan agama dapat dilihat sebagai
salah satu hal penting untuk Pendidikan budi pekerti, sebagai sumber Pendidikan moral
dan budi pekerti. Keterbukaan dan keterarahan hati kepada Tuhan hendaknya juga
memperlihatkan implikasi konkretnya secara horizontal, dengan meningkatkan
Tindakan berbuat amal, bahkan secara berkelimpahan. Kecerdasan spiritual, selain
berperan untuk menyempurnakan kecerdasan lain, juga memilki beberapa keunggulan
lain, karena dapat memberikan pengetahuan yang tidak serta merta dapat diverivikasi
secara ilmiah dan empiris. Kecerdasan spiritual (SQ) memberikan kita kesadaran akan
adanya kecerdasan jiwa yang bersifat Ilahi dalam diri kita.

5. Dimensi Sosial
Perbaikan dan peningkatan hubungan baik dengan sesame dapat dilakukan dengan
memberi perhatian yang semakin besar dan baik terhadap sesame, dan sebaliknya
semakin mengurangi sifat egoism, yang hanya mementingkan diri sendiri saja dan tidak
peduli dengan sesame. Sikap-sikap dan perilaku social yang dapat mendorong
terciptanya hubungan baik dalam hidup Bersama, ada banyak, seperti mau
menghormati dan menghargai, terbuka dan jujur, memelihara kepercayaan,
meningkatkan kepedulian terhadap sesama, serta hal-hal lain yang turut membantu
terciptanya hubungan social yang semakin baik. Memperbaiki hubungan social
haruslah merupakan Tindakan aktif mau melibatkan diri dalam kehidupan Bersama,
melalui berbagai bentuk pembauran dan keterlibatan, baik yang dilakukan secara
spontan maupun terencana. Membuka hati bagi sesame merupakan kunci utama bagi
perbaikan dimensi social. Dengan hati terbuka secara tulus, maka usaha-usaha
membinna hubungan baik dengan orang lain, termasuk dengan cara yang berat bahkan
menyakitkan sekalipun, kita tetap bersedia melakukannya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
16
D. PRIBADI YANG TERINTEGRITAS

Seorang yang memiliki integritas tinggi, akan tampak sebagai berikut:


1. Selalu tampil dengan fisik yang tampak segar dan bugar.
Tidak banyak keluhan mengenai Kesehatan fisiknya. Dapat melakukan aktivitas-
aktivitas yang banyak melibatkan fisik, bahkan tugas-tugas berat sekalipun

2. Dapat diandalkan secara intelektual.


Dengan gampang dapat mempelajari banyak hal. Senang melibatkan diri dalam
kegiatan penelitian, mencari solusi pemecahan dari masalah yang ada, serta bersifat
kritis dan rasional dalam bertindak

3. Tidak gampang terbawa emosi, sabar dan tabah menghadapi tantangan dan tekanan.
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda, serta termotivasi dalam

4. Memiliki kehidupan rohani yang mendalam,


Bersikap arif dan bijaksana dalam bertindak. Tidak hanya menggunakan
pertimbangam ekonomi dan untung rugi saja dalam mengambil keputusan. Memilki
orientasi nilai (moral-spiritual) sebagai penuntun penting dalam hidupnya

5. Luwes dalam pergaulan.


Suka berada di tengah-tengah orang lain dan mau bekerjasama dengan banyak orang.
Dengan gampang dia diterima dan menerima orang lain, dan orang lain merasa senang
dan beruntung dapat bergaul dengan dia

E. PENUTUP

Simak Cerita dibawah ini

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
16
Di sebuah penelitian , sekelompok ilmuwan menempatkan 5 ekor kera
dalam sebuah kendang. Di tengah kendang, ada sebuah yangga
denganbanyak buah pisang di ujung tertingginya. Setiap ada kera yang
mencoba memanjat, para ilmuwan menyiramkan air dingin kepada mereka.
Sekian waktu berlalu, para kerapun mengadopsi perilaku yang baru. Setiap
kali salah satu dari mereka berusaha menaiki tangga, yang lain secara fisik
menahan dan mencegahnya dengan keras. Pada titik tertentu, para kera
menyerah untuk menaiki tangga itu meskipun ada keinginan untuk
mendapatkan buah pisang tersebut.
Para ilmuwan kemudian mengganti salah seekor kera yang ada di kendang
itu dan hal pertama yang dilakukan kera itu adalah memanjat tangga di
kendang. Dengan upaya yang cepat dan ganas, kera-kera lain mencoba
menggagalkan usahanya. Setelah kesekian kali pengalaman yang
menyakitkan baginya, kera baru itu berhenti mencoba juga. Para ilmuwan
kemudian membawa kera pengganti lainnya, yang juga langsung menuju
tangga. Sekarang, kera pengganti yang pertama tadi dengan antusias
bergabung dalam kericuhan tersebut. Pengulangan yang sama dengan kera
pengganti ke tiga, ke empat , ke lima sampai tak satupun kera yang ada di
dalam kendang berasal dari kelompok asli yang dimulai oleh para
ilmuwan. Meskipun kera-kera tersebut belum pernah mengalami perlakuan
air dingin, mereka terus menahan siapapun yang mencoba menggapai pisang

Kebiasaan adalah alat sifat kedua yang mencegah kita untuk mencari tahu yang pertama

Marcel Praust

Orang sukses memilki kebiasaan untuk melakukan hal-hal yang tidak disukai. Mereka tidak
suka melakukannya, namun ketidak sukaan mereka dikalahkan oleh kekuatan tujuan

E.M Gray

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
16
Literatur :

1. Dr Hj Inge Hugalung M.Si ( 2007); Pengembangan Kepribadan; PT Indeks; PT Macanan


Jaya Cemerlang; Jakarta
2. Antonius Atosakti Gea S.Th MM dkk ( 2004) Character Building 1 : Relasi Dengan Diri
SEndiri, , Gramedia Jakarta,
3. Stephen R Covey ( 2005) : 7 Kebiasaan Keluarga yang sangat efektif; Mita Media; Jakarta
4. Points of You(2007) ;The Coaching Game
5. https://www.finansialku.com/tips-membuat-tujuan-smart/

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
16

Anda mungkin juga menyukai