Anda di halaman 1dari 23

Nama : Chrisanta Kezia Yemima

NIM : 22113251053
Kelas : Bimbingan dan Konseling (INTAKE)
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

SOAL
1. Bagaimana mekanisme kerja character strength dalam diri seseorang sehingga
mampu menghasilkan psychological welbeing yang optimal? Buatlah mind
mapping untuk menjelaskan mekanisme kerja tersebut!

2. Hambatan terbesar dalam mengelola waktu adalah kecenderungan menunda


pekerjaan. Bagaimana cara mengatasi prokrastinasi apabila orang tersebut
memiliki keyakinan bahwa pekerjaan itu tidak menyenangkan atau sulit.
Terangkan dengan contoh!

3. Jelaskan paparan-paparan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim yang


memberikan penguatan pada pembentukan karakter peserta didik sehingga aspek
perkembangan pribadi dan sosial peserta didik mendapatkan ruang dalam
kurikulum pendidikan!

4. a. Salah satu strategi layanan BK pribadi-sosial ialah layanan bimbingan


klasikal. Rancanglah need asessment, RPL, topik, materi, pada satu topik
layanan bimbingan klasikal bidang pribadi-sosial bagi siswa SMP!
b. Jelaskan evaluasi proses dan hasil untuk mengukur keberhasilan layanan
bimbingan klasikal yang dirancang!

5. a. Deskripsikan character strength yang dimiliki profil public figure yang


saudara idolakan! (siapa tokohnya dan deskripsikan chacater strength
yang dimilikinya)
b. Bagaimana saudara dapat terinspirasi dari character strength public
figure yang saudara pilih?
c. Jelaskan manfaat dalam kehidupan sehari-hari saudara!
d. Adakah hambatan yang saudara hadapi untuk mewujudkan saudara
menuju pribadi ideal? Bagaimana solusinya?
JAWAB
1. Character strength memiliki 24 definisi yang setiap individu memiliki minimal 5
character strength dalam dirinya (Greenleaf, 1998). Kekuatan karakter ini penting, dan
semuanya adalah kualitas dalam diri seseorang yang dapat dibangun. Sangat menarik
untuk melihat seluruh profil untuk memahami (dan berpotensi meningkatkan) kekuatan
menengah atau bawah, tetapi sekali lagi, kekuatan terbaik yang dapat dilakukan adalah
memberikan perhatian terdekat pada kekuatan tertinggi yang dimiliki. mekanisme kerja
character strength dalam diri seseorang sehingga mampu menghasilkan psychological
welbeing yang optimal yaitu:
a. Refleksi, eksplorasi diri penting untuk membangun wawasan karakter seseorang.
Setiap kekuatan dalam diri seseorang akan menemukan sejumlah pertanyaan
yang difikirkan dan dapat didiskusikan dengan orang lain. Refleksi membantu
seseorang untuk menarik hubungan antara ide baru tentang kekuatan dan
pengalaman masa lalu.
b. Mencari Kekuatan, cara yang paling efektif untuk mengaktifkan dan
meningkatkan character strength dengan belajar dengan mengamati orang lain.
Pengamatan terhadap orang lain memainkan peran penting dalam pembelajaran
seseorang sejak kecil.
c. Mengambil Tindakan, adalah menempatkan sesuatu yang nyata di depan
seseorang. Mengambil Tindakan dengan menerapkan manfaat dari kekuatan
karakter seseorang dalam bidang kehidupan termasuk usia,profesi, kehidupan
sekolah, dan jenis kelamin.
d. Menemukan kesimbangan, dengan memulai mengenali kelebihan dan
kekurangan dari kekuatan karakter yang lebih maju. Meningkatkan dan merawat
dampak-dampak kekurangan atau kelebihan karakter seseorang dengan
mengenali diri sendiri dengan baik.
2. Menurut (Steel, 2007), prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan
walaupun individu mengetahui bahwa perilaku penundaannya tersebut dapat menghasilkan
dampak buruk. Berikut beragam cara untuk mengatasi prokrastinasi yang dapat dilakukan walau
pekerjaan yang dikerjakan serasa sulit dan tidak menyenangkan yaitu :
a. Membuat To-Do List
Cara pertama mengatasi prokrastinasi yaitu membuat to-do list, di mana setiap
harinya sebelum memulai pekerjaan individu tersebut akan menulis berbagai kegiatan yang
harus dilakukan. Dengan begitu aktivitas menjadi lebih terarah, dan juga tidak akan
membuang-buang waktu dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Selain itu dengan
membuat to-do list, membuat seseorang tidak akan menunda-nunda pekerjaan, karena
semua kegiatan sudah tercantum namun bersikap tegas perlu dilakukan pada diri sendiri
agar semua kegiatan dapat dilakukan sesuai rencana.
b. Hindari Hal yang Dapat Mengalihkan Pikiran
Prokrastinasi juga bisa terjadi karena pikiran seseorang mudah teralihkan, misalnya
sedang melakukan suatu aktivitas, kemudian ingin meluangkan waktu sebentar untuk
membuka sosial media. Hal ini dapat diantisipasi dengan menjauhkan hal-hal yang
berpeluang untuk menunda pekerjaan yang dirasa sulit dengan menjauhkan gadget dari
jangkauan.
c. Mengubah Mindset
Mindset menjadi salah satu kendala, mengapa seseorang tetap kembali lagi pada
kebiasaan menunda-nunda pekerjaan tersebut. Menurut (Ellis. A., & Knaus, 2002)
menjelaskan bahwa prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan yang irasional
yang dimiliki oleh seorang prokrastinasi. Seperti pikiran bahwa pekerjaan tersebut dapat
dilakukan di lain waktu, atau akan mengerjakannya setelah menonton TV terlebih dahulu
dan sebagainya.
Maka lama kelamaan waktu akan habis dengan percuma, dan pastinya membuat
pekerjaan menjadi menumpuk. Seseorang harus mengubah pola pikir bahwa dengan
menghindari diri dari kebiasaan menunda, justru akan memberikan seseorang kelonggaran
waktu untuk melakukan kegiatan yang disukai dengan lebih leluasa.
d. Apresiasi diri sendiri
Menurut Bijou aliran behavioristik ini beranggapan bahwa perilaku prokrastinasi
muncul akibat proses pembelajaran karena mendapat reward dari perilaku penundaannya,
atau ketika ia tidak pernah mendapatkan punishment atas perilakunya, (Anonim, 2012: 8).
Mengatasi prokrastinasi juga membutuhkan apresiasi diri sendiri, jika individu mampu
berhasil mengerjakan suatu tugas tanpa terdistraksi dan menyelesaikannya secara tepat
waktu, tidak ada salahnya untuk memberikan apresiasi kepada diri sendiri untuk memotivasi
diri menjadi lebih baik kedepannya. Mengatasi prokrastinasi memang membutuhkan
kepercayaan kepada diri sendiri serta ketekunan, untuk membuktikan bahwa individu
tersebut dapat melaluinya.

3. Pentingnya memiliki SDM unggul merupakan solusi dalam menyelesaikan permasalah


bangsa, sebagaimana disampaikan oleh Mendikbud, bahwa: “Apapun kompleksitas masa
depan, jika SDM kita bisa menangani kompleksitas maka itu tidak menjadi masalah”
(FORWAS Edisi ke-3/2019). Di Kurikulum 2013, dikenal singkatan PPK. Kepanjangan PPK
adalah Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam Kurikulum Merdeka, tidak ada ada lagi istilah
PPK. yang adalah adalah istilah Profil Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila merupakan
perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama:
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia yaitu Murid dengan
dimensi profil ini berarti murid tersebut mengamalkan nilai-nilai agama dan
kepercayaannya sebagai bentuk religiusitasnya, percaya menghayati keberadaan
Tuhan serta memperdalam ajaran agamanya yang tercermin dalam perilakunya
sehari-hari sebagai bentuk penerapan pemahaman terhadap ajaran agamanya
b. Berkebinekaan global. Murid dengan dimensi profil ini merupakan seorang
murid yang berbudaya, memiliki identitas diri yang matang, mampu menunjukkan
dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya, serta terbuka terhadap
keberagaman budaya daerah, nasional, global. Hal ini dapat diwujudkan
dengan kemampuan berinteraksi secara positif antar sesama, memiliki kemampuan
komunikasi interkultural, serta mampu memaknai pengalamannya di lingkungan
majemuk sebagai kesempatan pegembangan dirinya.
c. Bergotong royong. Seorang murid yang memiliki dimensi Gotong Royong berarti
murid tersebut mampu berkolaborasi dengan orang lain dan secara proaktif
mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang yang ada
dalam masyarakatnya. Murid tersebut juga sadar bahwa Ia tidak hidup sendiri,
memiliki kesadaran diri sebagai bagian dari kelompok, sehingga perlu ada usaha dari
dirinya untuk membantu pencapaian kebahagiaan kelompoknya
d. Mandiri. Seorang murid yang memiliki dimensi mandiri berarti murid tersebut
mempunyai prakarsa atas pengembangan diri dan prestasinya dan didasari pada
pengenalan kekuatan serta keterbatasan dirinya serta situasi yang dihadapi,
dan bertanggung jawab atas proses dan hasilnya.
e. Bernalar kritis. Seorang murid yang memiliki dimensi Bernalar Kritis berarti murid
tersebut mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses
informasi, mengevaluasinya, hingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk
mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya. Murid tersebut mampu menyaring
informasi, mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi, menganalisa serta
membuat kesimpulan berdasarkan informasi tersebut.
f. Kreatif. Seorang murid yang memiliki dimensi kreatif berarti mampu memodifikasi,
menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak untuk
mengatasi berbagai persoalan baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk lingkungan di
sekitarnya.
Secara umum pendidikan karakter mengusung usaha usaha untuk mempromosikan
nilai-nilai etik yang paling mendasar sebagai fondasi bagi lahirnya suatu karakter yang baik.
Pendidikan karakter juga juga harus dirumuskan secara komprehensif tidak semata pemikiran
dan materi pembelajaran, namun juga rumusan-rumusan tindakan, dan praktek-praktek yang
dapat dilaksanakan oleh peserta didik (Maemonah, 2012). Oleh karena itu, pendidikan
karakter yang efektif membutuhkan pendekatan yang bersifat proaktif, komprehensif, dan
harus intensif (Lickona, 1991).
Pada hakikatnya, pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk manusia secara
utuh (holistik) yang berkarakter selain untuk membentuk pembelajar sepanjang hayat, yang
sejatinya akan mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara seimbang
(spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani) dan juga secara optimal. Hal ini
menjawab pendapat yang selama ini mengemuka bahwa pendidikan hanya memberi
penekanan dan berorientasi pada “aspek akademik” saja dan tidak mengembangkan aspek
sosial, emosi, kreativitas, dan bahkan motorik. Sekolah dijadikan tempat untuk memperoleh
peningkatan karakter bagi peserta didik yang merupakan bagian terpenting dari pendidikan
karakter itu sendiri, dengan kata lain sekolah bukanlah sekedar tempat “transfer
knowledges” namun juga lembaga yang berperan dalam proses pembelajaran yang
berorientasi pada nilai yang baik (value-oriented enterprise).

4. Globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan suatu negara mulai dari bidang ekonomi bahkan
pelatihan Konsekuensi dari globalisasi dapat berupa positif dan negatif. Adapun efeknya
Dampak negatif globalisasi antara lain adalah perilaku dalam kehidupan sehari-hari
runtuhnya nilai-nilai yang diterapkan dan melekat pada masyarakat seperti yang dialami saat
ini di Indonesia (Hayati & Utomo, 2022). Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami
kemerosotan moral generasi muda. Begitu banyak generasi generasi muda yang akan
terpengaruh oleh globalisasi karena globalisasi membawa serta perkembangan teknologi dan
informasi meningkat dengan sangat cepat. Perkembangan teknologi menciptakan banjir
informasi yang ringan tersedia untuk semua orang, cepat dan murah. Namun, sangat sulit
untuk mengontrol perkembangan pengetahuan dan bendungan Efeknya generasi muda sudah
mulai mengalami kecanduan internet karena akses mudah ke semuanya.
Untuk mengantisipasi hal di atas agar tidak terulang kembali atau menjadi budaya buruk di
kalangan anak-anak Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengobati dan
mencegahnya. Pemerintah melalui keputusan presiden no. Perda 87 Tahun 2017 bertujuan
untuk memperkuat pendidikan karakter (PPK). Ada delapan belas karakter dalam pemilihan
presiden yaitu, religius, jujur, disiplin, toleran, kreatif, pekerja keras, mandiri, demokrasi, rasa
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, mudah bergaul,
cinta damai, cinta membaca, perlindungan lingkungan, kesejahteraan sosial dan tanggung
jawab. Ini salah satu upaya pemerintah untuk memerangi perilaku negatif anak-anak.
Diantara delapan belas karakter tersebut, karakter tersebut adalah peduli sosial menjadi
alternatif untuk melemahkan sikap individualistis siswa. Meskipun salah satu fitur tersebut
terdapat kesejahteraan sosial tercermin dalam gotong royong.
Penelitian terkait penanaman nilai-nilai karakter telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya, diantaranya yaitu Ludovikus Bomans Wadu, dkk (2020), Anjas dan Dini (2021),
Destiara Kusuma (2018). Namun, dari beberapa penelitian sebelumnya tersebut belum
banyak diterapkan ada penelitian mengenai penanaman karakter gotong royong dan tanggung
jawab melalui metode permainan paragraf. Berdasarkan penguatan pendapat di atas dapat
dilakukan need assessment sebagai berikut :
a. Need Assessment ( analisis kebutuhan)

Permasalahan/Kebutuhan Tujuan Alternatif Jenis Layanan


Penyelesaian Kegiatan
Kesadaran Tanggung jawab a. Meningkatkan Melakukan Bimbingan
sosial kesadaran diri pembinaan tentang Klasikan
akan nilai-nilai pentingnya kerja
persahabatan sama,persahabatan
dan harmonisan dan keharmonisan
dalam interaksi dalam interaksi
sosial sosial
b. Meningkatkan
pemahaman
tentang
meningkatkan
kerja sama antar
teman.
Angket Kebutuhan Peserta Didik Kelas 7
NAMA : ___________________________
KELAS : ____________________________
Petunjuk :
1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket kebutuhan untuk membuat program layanan bimbingan dan
konseling.
2. Jawaban Anda sangat bermanfaat untuk pembuatan program layanan BK di sekolah
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini, dengan cara memberikan tanda (√)
pada kolom Ya/Tidak
4. Jawaban Anda akan kami rahasiakan, untuk itu jawablah dengan benar dan sungguh-sungguh.

NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya belum bersungguh-sungguh beribadah pada Tuhan YME
2 Kadang-kadang perbuatan saya tidak sesuai dengan yang diucapkan
3 Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME
4 Saya merasa pernah menyontek pada waktu ulangan
5 Saya lebih senang budaya luar (asing) daripada budaya Indonesia
6 Saya merasa kurang memiliki rasa tanggung jawab
7 Saya gampang marah tanpa tahu penyebabnya
8 Saya merasa rendah diri
9 Saya merasa malu dengan kondisi fisik (jasmani) yang dimiliki
10 Saya merasa kurang mendapatkan perhatian dari orang tua
11 Saya belum tahu cara menjaga kesehatan yang baik dan benar
12 Saya belum tahu tentang potensi diri saya sendiri
13 Saya sering sering malu bertemu banyak orang
14 Saya belum memahami kelebihan dan kekurangan yang saya miliki
15 Orang tua saya tidak suka hidup berkelompok dengan banyak orang
16 Saya merasa kesulitan mengatur waktu belajar dan bermain
17 Saya belum mengenal jati diri saya yang sebenarnya
18 Saya belum tahu perubahan apa saja yang terjadi pada masa remaja
19 Saya belum terbiasa disiplin dalam kehidupan
20 Saya belum tahu cara menjadi pribadi mandiri
21 Pemahaman saya masih sedikit tentang bahaya atau dampak rokok
22 Kata maaf, tolong dan terimakasih kadang lupa saya ucapkan dalam pergaulan
23 Saya merasa malu untuk berinteraksi dengan para guru dan karyawan di sekolah
Saya belum banyak mengenal lingkungan sekolah baru saya (guru, fasilitas,
24 prestasi, dll)
25 Saya merasa sulit bergaul/kaku dengan teman-teman di sekolah
26 Saya ingin menyelesaikan masalah dengan teman bermain
27 Saya belum banyak teman atau sahabat
28 Saya belum tahu tentang bullying dan cara mensikapinya
29 Saya sering lupa waktu ketika bermain/membuka medsos (fb, wa, dll)
30 Saya merasa malu jika bergaul dengan teman yang beda jenis kelamin
31 Saya jarang bermain/berteman di lingkungan tempat saya tinggal
32 Orang tua saya tidak peduli dengan kegiatan belajar saya
33 Saya masih kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu
34 Saya merasa tidak nyaman kalau belajar di rumah sendiri
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL

A. Komponen Layanan Dasar


B. Bidang Layanan Pribadi - Sosial
C. Tema Layanan Gotong Royong
D. Fungsi Layanan Fungsi Pemahaman dan Pengembangan
E. Tujuan Umum Anggota kelompok mampu mengembangkan sikap sosial
dan pribadi yang positif
F. Tujuan Khusus • Peserta didik dapat menjabarkan pengertian Gotong
Royong dan Kesadaran dalam bergotong royong
• Mencegah adanya perilaku anti sosial
• Peserta didik dalam mampu menerapkan kesadaran
akan gotong royong
• Peserta didik dapat menunjukkan sikap-sikap sosial
gotong royong
G. Sasaran Layanan Kelas 7 SMP
H. Materi Layanan Papan Materi dan Permainan Sambung Cerita
I. Waktu 1x45 menit pertemuan
J. Sumber Materi Khasanah, Nur. 2013. Pengejawantahan Nilai-nilai
dalam Pengembangan Budaya Gotong Royong di
Era Digital. Blitar.: Jurnal Edukasi. Vol. 01, No. 01:
092-108
Marethania, D. H., Sunarya, D. T., & Gusrayani, D.
(2016). Penerapan Keterampilan Menyusun
Paragraf. 1(1), 151–160
Link video Youtub : https://youtu.be/nmAQ1Cht8U0
K. Metode/Teknik Diskusi, Permainan Sambung Cerita
L. Media / Alat LCD, Laptop, video, Kartu Gambar
M. Pelaksanaan
1. Tahap awal/pendahuluan
a) Pernyataan tujuan
b) Penjelasan 1. Guru menyampaikan salam dan mengucapkan
tentang Langkah- terimakasih atas kehadiran
langkah kegiatan 2. Guru memimpin Doa
3. Guru menjelaskan Langkah-langkah kegiatan dan
tugas hari ini
4. Menjelaskan kontrak layanan tentang waktu
kegiatan selama 60 menit dan semua peserta didik
dapat mengikuti kegiatan dengan baik

c) Mengarahkan Peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan


kegiatan apa yang mereka tau tentang materi kegiatan.
(konsolidasi)
d) Tahap peralihan 1. Guru menjelaskan Langkah-langkah kegiatan
(transisi) selanjutnya
2. Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk
melanjutkan ke tahap inti
3. Guru mempersiapkan materi dan media yang
akan digunakan
2. Tahap Inti
a) Kegiatan anggota 1. Guru BK mengemukakan topik yang telah
dipersiapkan.
2. Guru BK menjelaskan pentingnya topik tersebut
untuk dibahas melalui power point dan penayangan
video mengenai gotong royong.
3. Guru BK memulai kegiatan inti dengan
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
4. Pertama permainan mengarang gotongroyong
berbantuan kartu gambar seri) Siswa melaksanakan
permainan yang tahapannya terdapat pada panduan
kartu.
5. Tahapan kedua, secara serempak siswa beserta
mengambil kartu gambar seri dari kotak (media
kartu gambar seri); Setiap siswa mengisi kartu
gambar seri dengan batasan waktu sebanyak 30
menit
6. Siswa mengoreksi ejaan kalimat yang dibuat pada
kartu gambar seri berdasarkan surat ejaan. Setiap
pasangan siswa bertukar surat ejaan dan kembali
melakukan kegiatan mengoreksi ejaan dengan
batasan waktu selama 10 menit.
7. Semua anggota berdiskusi untuk menulis paragraf
pada lembar LKS berdasarkan kalimat-kalimat dari
kartu gambar seri masing-masing yang telah
disusun sesuai urutannya selama 30 menit.
8. Setiap siswa membacakan hasil diskusi di depan
kelas secara bergiliran sesuai urutan tercepat dalam
mengisi LKS.
9. Setiap siswa dibimbing untuk memeriksa hasil
diskusi satu dengan lain yang ditempel di sekitar
ruang kelas
b) Kegiatan 1. Guru BK menampilkan penjabaran materi layanan
fasilitator 2. Guru BK menanyakan pemahaman baru yang
didapat peserta didik mengenai kegiatan
3. Guru BK menanyakan perasaan peserta didik
setelah kegiatan diakhiri
4. Guru BK menanyakan tindakan yang akan
dilakukan setelah mengikuti kegiatan
3. Tahap penutup 1. Guru menanyakan peserta didik untuk
memberikan kesimpulan hasil kegiatan
2. Guru meminta peserta didik untuk merefleksi
kegiatan dengan menjelaskan manfaat kegiatan
3. Guru memberi penguatan dan rencana tindak
lanjut
4. Guru menutup dan mengajak peserta didik untuk
berdoa dan mengakhiri kegiatan dengan salam
N. Evaluasi
1. Evaluasi proses 1. Melakukan Refleksi hasil, setiap anggota
kelompok menuliskan dikertas yang sudah
disiapkan.
2. Mengamati sikap dan keaktifan anggota dalam
mengikuti kegiatan
3. Mengamati cara anggota dalam menyampaikan
pendapat
4. Keaktifan selama mengikuti kegiatan (tidak
semangat, kurang semangat, bersemangat)
5. Evaluasi hasil 1. Memperhatikan terwujudnya pribadi yang
bersosial dan tanggung jawab dan melatih kerja
sama
2. Melakukan pengembangan diri sosial dan
emosional peserta didik
3. Kegiatan yang diikuti: sangat menarik, kurang
menarik, atau tidak menarik

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Topik Layanan
2. Papan Materi

Yogyakarta, 15 Juni 2023

Guru BK
1) Materi Layanan
GOTONG ROYONG

a) Pengertian Gotong Royong


Secara terminologi, gotong royong menurut kamus bahasa Indonesia diartikan
sebagai bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu). merupakan
manifestasi konkret dari semangat kebersamaan antar-masyarakat dalam bantu-membantu
dan tolong-menolong. Gotong royong berasal dari kosa kata Jawa, istilah gotong dapat
disepadankan dengan kata pikul atau angkat. Sementara, royong dapat disepadankan
dengan bareng-bareng. Menurut Yoga (2019) Gotong royong ialah nilai yang
mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu
menyelesaikan suatu permaslaahan, meliputi: kerjasama, solidaritas, saling menolong, dan
kekeluargaan. Jadi kata gotong royong secara sederhana berarti mengangkat sesuatu secara
bersama-sama, mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Kebiasaan ini misalnya
dilakukan masyarakat dalam membangun rumah, membersihkan selokan, membuat
jembatan desa, membangun sekolah, dan sarana umum lainnya. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa gotong royong memiliki pengertian sebagai bentuk partisipasi aktif setiap
individu untuk terlibat dalam memberi nilai tambah atau positif kepada setiap obyek,
permasalahan atau kebutuhan orang banyak di sekelilingnya. Partisipasi aktif tersebut bisa
berupa bantuan yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan,
sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan.
b) Jenis-Jenis Gotong Royong
Koentjaraningrat (1987) membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia; gotong royong tolong menolong dan gotong royong kerja bakti.
Kegiatan gotong royong tolong menolong terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan sekitar
rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau kematian.
Sedangkan kegiatan gotong royong menurut (Subagyo, 2012) kerja bakti biasanya
dilakukan untuk mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, yang
dibedakan antara gotong royong atas inisiatif warga dengan gotong royong yang
dipaksakan. Misalnya gotong royong membangun jalan, jembatan, membangun gedung
balai pertemuan warga, dan lain sebagainya.
Rafika Hasanah dan Ernawati (2020) menjabarkan indikator karakter gotong royong
sebagai berikut: 1) menghargai sesama, 2) inklusif, 3) kerja sama, 4) solidaritas dan empati,
5) komitmen atas keputusan bersama, 6) musyawarah untuk mufakat, 7) tolong menolong,
8) anti diskriminasi, 9) kekerasan, kerelawanan. Melalui pemaparan tersebut, maka rumusan
indikator gotong royong yang dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis temuan yakni:
1) Aktif dalam kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah, baik dalam kelas maupun
luar kelas, 2) Selalu aktif dan berpartisipatif dalam kerja kelompok, 3) Mengajak dan
mendorong orang lain untuk saling gotong royong demi mencapai tujuan bersama, 4)
Memberi bantuan dan pertolongan pada teman yang membutuhkan, 5) Memiliki empati dan
rasa solidaritas yang tinggi.

c) Faktor-faktor Pendorong Gotong Royong


1. Manusia sebagai makhluk sosial.
2. Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan.
3. Adanya kesadaran saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum.
4. Peningkatan/pemenuhan kesejahteraan.
5. Usaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan
bersama.

d) Faktor –Faktor Penghambat dalam Gotong-royong


1. Ketidaksadaran manusia sebagai makhluk sosial.
2. Adanya perbedaan pendapat.
3. Mementingkan urusan pribadi daripada kepentingan umum.
4. Ketidak mampuan dan ketidakpercayadirian.
5. Kurangnya sosialisasi.

e) Manfaat dan Tujuan Gotong Royong


1. Menumbuhkan sikap saling tolong menolong, saling membantu, sukarela dan juga
kekeluargaan.
2. Membina hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekitar.
3. Menciptakan rasa kebersamaan dan kasih sayang.
4. Mempererat tali persaudaraan.
5. Meringankan pekerjaan dan mempercepat penyelesaian pekerjaan
6. Meningkatkan produktivitas kerja.
7. Menciptakan rasa persatuan dan kesatuan dalam lingkungan masyarakat.
f) Contoh Gotong Royong
Lingkungan Masyarakat dan Sekolah
Banyak berbagai gotong royong yang dapat dilakukan, baik di lingkungan rumah
maupun di sekolah. Biasanya penerapan gotong royong yang dilakukan di lingkungan
rumah seperti membangun jembatan, membersihkan masjid atau tempat ibadah,
membersihkan lingkungan rumah seperti membersihkan selokan, mencabut rumput,
maupun memperindah lingkungan desa.
Sedangkan bila di sekolah biasanya ketika akan mendekati ujian sekolah, pihak
sekolah melakukan kerja bakti bersama-sama seperti membersihkan ruang kelas secara
bersama-sama dan membersihkan lingkungan di sekitar sekolah.
2) MATERI GAMBAR SERI

Menurut Arsyad (2002: 119), gambar seri merupakan rangkaian kegiatan atau cerita
yang disajikan secara berurutan. Dengan gambar seri, siswa dilatih mengungkapkan adegan dan
kegiatan yang ada dalam gambar. Sedangkan menurut Soeparno 1988 dalam (Putra, 2019),
media gambar seri biasa disebut flow cart atau gambar susun. Media gambar seri bisa dibuat
dari kertas yang ukurannya lebar seperti kertas manila yang didalamnya terdiri atas beberapa
gambar. Gambar tersebut saling berhubungan satu sama lainnya sehingga merupakan satu
kesatuan atau satu rangkaian cerita. Masing –masing gambar diberi nomor sesuai urutan jalan
ceritanya.
b. Evaluasi proses dan hasil untuk mengukur keberhasilan layanan bimbingan
klasikal

EVALUASI PROSES LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Materi Layanan : Gotong royong
Petunjuk:
1. Beri Tanda Centang ( √ ) Pada Kolom Skor Sesuai Dengan Diri Anda
2. Skor Angka 1= Kurang, 2= Cukup, 3=Baik, 4= Sangat baik

NO Pernyataan SKOR
1 2 3 4
1 Saya mampu memahami materi yang diberikan
oleh Guru
2 Saya memahami sikap sosial-emosional dengan
baik
3 Saya mengikuti kegiatan dengan baik dan aktif
4 Saya ikut menyampaikan pendapat saya selama
kegiatan berlangsung
5 Saya mendapat pemahaman baru mengenai kerja
sama dan saya akan mencoba untuk
menerapkannya
JUMLAH
TOTAL SKOR
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan yang anda rasakan
1. Apakah Kegiatan Bimbingan Hari Ini Memberikan Manfaat Bagi Anda?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah Media Yang Digunakan Oleh Menarik?
a.Ya b. Tidak

3. Identifikasilah Berikan tanggapan berupa kesan dan pesan mengenai kegiatan tersebut.

Jawab :

Keterangan:
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 5 = 5 , dan skor tertinggi adalah 4 x 5 =20
2. Kategori hasil :
a. Sangat baik = 16-20
b. Sedang = 11-15
d. Kurang Baik = 5-10

Mengetahui
Guru Peserta didik

Chrisanta Kezia Yemima …………………….


EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
1 Guru BK melakukan need
assesment pada peserta didik.
2 Terdapat tujuan bimbingan klasikal
dalam program BK
3 Program bimbingan klasikal sesuai
dengan need assesment.
4 Program bimbingan klasikal sesuai
dengan perkembangan peserta
didik.
5 Program bimbingan klasikal sesuai
dengan visi dan misi sekolah.
6 Program bimbingan klasikal sesuai
dengan Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling (POP BK).
7 Guru BK telah melakukan analisis
kebutuhan dan tujuan program
bimbingan klasikal.
8 Strategi bimbingan klasikal yang
dilakukan dalam bimbingan klasikal
sudah sesuai dengan jumlah guru
BK.
9 Strategi bimbingan klasikal yang
digunakan sesuai dengan jumlah
peserta didik.
10 Strategi bimbingan klasikal yang
digunakan telah sesuai dengan
finansial sekolah.
11 Strategi bimbingan klasikal sesuai
dengan sarana prasarana yang ada.
12 Strategi bimbingan klasikal sesuai
dengan strategi ayanan dalam
Permendikbud 111 tahun 2014.
13 Strategi digunakan dalam
bimbingan klasikal.
14 Terdapat jadwal khusus dalam
bimbingan dan klasikal.
15 Bimbingan dan klasikal dilakukan
di dalam kelas.
16 Bimbingan dan klasikal dilakukan
oleh guru BK.
17 Pelaksaanaan program sudah sesuai
dengan jadwal bimbingan dan
klasikal.
18 Semua staf terlibat dalam program
bimbingan klasikal
19 Sarana dan rasarana telah
dimanfaatkan secara maksimal oleh
staf program.
20 Tidak terdapat hampatan dalam
pelaksanaan bimbingan dan
klasikal.
21 Tujuan layanan bimbingan klasikal
telah tercapai
22 Ada hubungan antara prosedur
layanan bimbingan klasikal dengan
hasil layanan bimbingan kasikal.
23 Kebtuhan peserta didik telah
terpenuhi dengan layanan
bimbingan klasikal.
24 Terdapat hasil jangka panjang dari
layanan bimbingan klasikal.

Keterangan:
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 24 = 24 , dan skor tertinggi adalah 4 x 25 = 100
2. Kategori hasil :
a. Sangat baik = 87-100
b. Baik = 66-86
c. Cukup Baik = 45-65
d. Kurang Baik = 24-44

Mengetahui
Guru Peserta didik

Chrisanta Kezia Yemima …………………….


5. a. Deskripsikan character strength yang dimiliki profil public figure yang saudara
idolakan! (siapa tokohnya dan deskripsikan chacater strength yang dimilikinya)

Sosok Jokowi merupakan salah satu figure yang saya idolakan, dinilai sebagai tokoh
dengan komunikasi politik yang baik, namun memiliki kelemahan dari segi humor dan bahasa
tubuh (body language). Character strength yang dimiliki oleh bapak Jokowi adalah Integrity,
Kindness, Leadership dan Fairness. Dalam berkomunikasi beliau sangat dekat dengan
khalayak, dan bila berbicara selalu berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving).
Hal ini dikuatkan dengan pendapat dari pakar komunikasi politik, Effendy Gazali mengatakan
Jokowi adalah karakter tersendiri di belantara kepemimpinan Indonesia dalam Endah, 2012
(Makmur, 2016).

b.Bagaimana saudara dapat terinspirasi dari character strength public figure yang
saudara pilih?
Hal yang membuat terinspirasi dengan sosok figure beliau dari character strength yang
beliau miliki salah satunya adalah kindness, beliau selalu tampak jelas dengan bersikap baik
dan memberi bantuan kepada yang membutuhkan secara sukarela, bentuk character strength
ini menurut saya cukup susah untuk dilakukan, karena terkadang kita masih melihat kepada
siapa kita harus berbuat baik bahkan kepada orang yang belum tentu berbuat baik kepada kita.
Keunikan lain pada Bapak Jokowi (Suku Jawa, konteks rendah) bisa jadi berasal dari
pandangan hidupnya yang dibangun dari keluarga dan kemudian di masa sekolah. Di dalam
buku memoarnya, ia mengungkapkan bahwa ia menyukai kemurnian, keotentikan, dan
kerendahhatian.Hal-hal luar biasa yang terbungkus dalam sikap sederhana (dalam Endah,
2012: 140). Kesederhanaan inilah yang dapat diambil sebagai contoh untuk dapat diterapkan,
dan menjadi asalan mengapa saya sangat terinspirasi dari beliau.

c.Jelaskan manfaat dalam kehidupan sehari-hari saudara!


Manfaat yang dapat diambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah mengenai
Integrity dan Leadership. Sebagai anak muda menurut saya, kedua hal ini harus dapat dilatih
dan diterapkan sehari-hari, sejalan dengan program pelajar Pancasila yang diterapkan dalam
Pendidikan Indonesia mengenai kekuatan karakter. Integrity menurut (Mahardi, 2015) dalam
bukunya integritas bangsaku, memaknai integritas merupakan suatu sikap yang merujuk pada
konsistensi antara tindakan dengan nilai-nilai dan prinsip kebaikan serta ucapan. Manfaat ini
dapat dirasakan menjadi diri yang utuh tidak peduli apa yang akan datang kepada kita, sehingga
tingkat kedewasaan kita akan menunjukkan bahwa apa yang saya katakan dan apa yang saya
lakukan sama, hasilnya konsisten dalam bersikap dan berperilaku.

Leadership merupakan karakter yang sangat bermanfaat bagi generasi muda, dan
karakter ini terus ditingkatkan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memiliki jiwa kepemimpinan sangat bermanfaat dalam upaya anak muda untuk berani
mengutarakan pendapat, mampu bergaul dengan masyarakat dan bertumbuh dalam sebuah
organisasi. Integrity dan Leadership saling berhubungan, jika seorang pemimpin sudah
memiliki integritas, maka yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk menjaga
integritasnya yaitu dengan cara menepati janji atau memenuhi perkataan, berkomunikasi secara
jelas dan jujur, berani meminta maaf, serta senantiasa berkomitmen

d.Adakah hambatan yang saudara hadapi untuk mewujudkan saudara menuju pribadi
ideal? Bagaimana solusinya?
Hambatan yang sering kali dialami untuk mewujudkan pribadi ideal dari character strength
adalah, ketika saya cukup susah untuk dapat mengendalikan diri ketika sedang terjadi
permasalahan yang cukup rumit, seperti suasana hati yang tidak menentu karena adanya factor
biologis bagi wanita. Dimana pada situasi tersebut saya menjadi lebih mudah emosional, dan
tidak mampu mengendalikan diri saya untuk tidak mudah marah. Namun, solusi yang saya
temukan dan dapat saya lakukan pada diri adalah dengan relaksasi, dimana saya mencoba untuk
menarik nafas panjang dan membayangkan tempat yang sejuk dan saya sukai untuk
mengurangi emosional yang sedang terjadi. Beberapa manfaat terapi relaksasi nafas dalam
adalah sebagai berikut: (Wardani, 2015) Ketentraman hati, berkurangnya rasa cemas, khawatir
dan gelisah, tekanan darah dan ketegangan jiwa menjadi rendah, detak jantung lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Ellis. A., & Knaus, W. . (2002). Overcoming Procrastination. New York: McGraw-Hill.
Greenleaf, R. K. (1998). Advance Praise for The Power of Servant-Leadership. United States
of America : Library of Congress Control.
Hayati, R. K., & Utomo, A. C. (2022). Penanaman Karakter Gotong Royong dan Tanggung
Jawab melalui Metode Pembiasaan di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 6419–6427.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3248
Lickona, T. (1991). Educating for Character. New York: Bantam Book.
Maemonah Maemonah. (2012). Aspek-aspek dalam pendidikan karakter. Forum Tarbiyah,
10(1). https://media.neliti.com/media/publications/135140-ID-aspek-aspek-dalam-
pendidikan-karakter.pdf
Mahardi, D. (2015). Integritas Bangsaku. Jakarta: Elex Media Komputindo.
MAKMUR, R. (2016). Gaya dan Karakter Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo.
Communication, 7(1), 1–35. https://doi.org/10.36080/comm.v7i1.73
Putra, N. A. (2019). Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Moahino
Kabupaten Morowali. Kreatif Tadulako Online, 2(4), 230–242.
Steel, P. (2007). The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoritical Review of
Quintessential Self-Regulatory Failure. (P. Bulletin (ed.)).
Subagyo. (2012). Pengembangan nilai dan tradisi gotong royong dalam bingkai konservasi
nilai budaya. Indonesian Journal of Conservation, 1(1), 61–68.
https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/merdeka-belajar
(dikutip pada 14 Juni 2023 pukul 20.00 wib)

Anda mungkin juga menyukai