Anda di halaman 1dari 13

JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan

Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Pilihan Kunjungan Pariwisata


Pasar Terapung di Kota Banjarmasin

Factor Analysis that Influences the Tourism Visit Choice of Floating Market
in Banjarmasin City

Dwi Klaudia Pebriana Santi


Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Lambung Mangkurat
klaudia.dkps@gmail.com

Abstract
This study aims to (1) find out the dominant factor determining tourist visit to the tourism
object of Siring Tendean Floating Market and Muara Kuin Floating Market in
Banjarmasin City; and (2) to know knowing the preferences of tourists on the choice of
visits to the Siring Tendean Floating Market and Muara Kuin Floating Market
Research respondents are five respondents who are considered to affect the development
and development of Tourism in Banjarmasin City that can be used in the data processing.
Data is processed by using AHP (Analytical Hierarchy Process).
The results of this study indicate that mileage, Accommodation, and characteristics are
factors or criteria that can affect the interest of tourists and the people of Banjarmasin
City to visit the attractions of the Floating Market Siring Tendean and Muara Kuin
Floating Market with a reference sequence of 62% for Feature Typical, 24% for
Distance, and last 14% for Accommodation. From these factors to the preferences of the
choice of tourists to the will of visits to the Floating Market Siring Tendean Ascension
74% and Muara Kuin Floating Market of 26%. With the conclusion Siring Tendean
Floating Market is more dominant that is equal to 74%

Keywords: Tourism, Tourist Attraction, Floating Market, Siring Tendean, Muara Kuin,
AHP Method

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor yang dominan menentukan
kunjungan wisatawan ke objek wisata pasar Terapung Siring Tendean dan Pasar
Terapung Muara Kuin di Kota Banjarmasin; dan (2) mengetahui mengetahui preferensi
wisatawan terhadap pilihan kucnjungan ke Pasar Terapung Siring Tendean dan Pasar
Terapung Muara Kuin
Responden penelitian adalah 5 responden yang dianggap berpengaruh terhadap
pembangunan dan perkembangan Pariwisata di Kota Banjarmasin yang dapat digunakan
dalam pengolahan data. Data diolah dengan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy
Process).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jarak tempuh, akomodasi, serta ciri khas adalah
faktor atau kriteria yang dapat mempengaruhi minat wisatawan dan masyarakat Kota
Banjarmasin untuk melakukan kunjungan ke objek wisata Pasar Terapung Siring
Tendean dan Pasar Terapung Muara Kuin dengan urutan referensi 62% untuk Ciri Khas,
24% untuk Jarak Tempuh, dan terakhir 14% untuk Akomodasi. Dari faktor tersebut untuk

391
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

preferensi pilihan wisatawan terhadap pilihan kunjungan ke Pasar Terapung Siring


Tendean Sebesar 74% dan Pasar Terapung Muara Kuin sebesar 26%. Dengan kesimpulan
Pasar Terapung Siring Tendean lebih dominan yaitu sebesar 74%.

Kata Kunci: Pariwisata, Objek Wisata, Pasar Terapung, Siring Tendean, Muara Kuin,
Metode AHP

PENDAHULUAN
Sektor pariwisata akhir-akhir ini merupakan salah satu sektor yang sangat
diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan dalam pembangunan Indonesia
pariwisata memiliki peran yang sangat penting khususnya sebagai penghasil devisa
negara. Serta memperkenalkan dan mendayagunakan kebudayaan dan keindahan alam
Indonesia. Selain itu juga meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan
internasional.
Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota besar di Indonesia tidak lain
merupakan Ibu Kota Propinsi Kalimantan Selatan yang sektor pariwisatanya cukup
terkenal hingga mancanegara yaitu wisata pasar terapung/floating market, tidak sedikit
tourist-tourist lokal maupun asing yang meluangkan waktu berkunjung ke Kota
Banjarmasin untuk melihat langsung wisata pasar terapung yang merupakan pasar
tradisional dan kebiasaan masyarakat Banjar yang sudah di mulai sejak zaman kerajaan
Banjar pada abad ke - 18 (delapan belas).
Adanya pariwisata pasar terapung secara tidak langsung membuat masyarakat
sekitar juga merasakan dampak positif bagi perkembangan ekonomi mereka.
Perkembangan suatu objek wisata tidak lepas dari banyaknya pengunjung yang datang,
untuk itu hendaknya pemerintah daerah harus memperhatikan daya tarik objek wisata
tersebut agar jumlah pengunjung dapat selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Melihat perkembangannya dari waktu ke waktu, hendaknya pemerintah daerah
memperhatikan apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik objek wisata
Pasar Terapung tersebut agar jumlah pengunjung yang masih tidak stabil seperti data
tersebut dapat selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dirumuskan faktor apa
yang paling dominan berpengaruh terhadap wisatawan berkunjung ke Pasar Terapung
Siring Tendean dan Pasar Terapung Muara Kuin di Kota Banjarmasin serta bagaimana
preferensi pilihan wisatawan berkunjung ke objek wisata pasar terapung tersebut.

KAJIAN PUSTAKA
Definisi Pariwisata
Definisi Pariwisata yang diuangkapkan meurut para ahli-ahli pariwisata yaitu :
Menurut Suwantoro (2004) pada hakikatnya Pariwisata adalah suatu proses
kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat
tinggalnya. Dorongan kerena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi,
sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau pun untuk belajar.
Menurut Warpani (2007) Pariwisata adalah lalu lintas orang-orang yang
meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat
lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan, guna

392
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari
pribadinya.
Jadi, Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu
pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta
kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut ini mencakup
kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata atau
ekskursi.
Definisi Wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata (Undang-undang
nomor 10 tahun 2009). Jadi menurut pengertian ini, masyarakat atau orang yang
melakukan perjalanan wisata dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting,
perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi.
Jenis Pariwisata
Ada berbagai macam jenis pariwisata menurut Spillane (1987), diantaranya adalah:
1. Pleasure tourism, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan. Jenis pariwisata ini
dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari
udara segar, mengendorkan ketegangan syarafnya, menikmati keindahan alam,
menikmati cerita rakyat suatu daerah, serta menikmati hiburan dan sebagainya.
2. Recreation tourism, yaitu pariwisata untuk tujuan rekreasi. Jenis pariwisata ini
dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari–hari libur untuk
istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan
menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
3. Cultural tourism, yaitu pariwisata untuk kebudayaan. Jenis pariwisata ini ditandai
dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat–pusat
pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat, cara hidup masyarakat negara lain
dan sebagainya.
4. Sports tourism, yaitu pariwisata untuk tujuan olahraga. Jenis pariwisata ini
bertujuan untuk olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan
olahragawannya sendiri serta ditunjukkan bagi mereka yang ingin
mempraktekkannya sendiri.
5. Business tourism, yaitu pariwisata untuk urusan dagang besar. Dalam pariwisata
jenis ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku
perjalanan dalam menggunakan waktu–waktu bebasnya untuk memanjakan dirinya
sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai objek wisata dan jenis pariwisata
yang lain.
6. Convention tourism, yaitu pariwisata untuk konvensi. Banyak negara tertarik untuk
menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan–bangunan
yang khusus dilengkapi untuk menunjang pariwisata jenis ini.
Jika dilihat dari jenis pariwisata menurut Spillane diatas, maka objek wisata Pasar
Terapung termasuk dalam jenis Recreation tourism karena objek wisata Pasar Terapung
merupakan objek wisata yang sifatnya menjadi tujuan rekreasi para wisatawan.
Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah sebagai berikut
Foster (1985):
a. Profil Wisatawan (Tourist Profile)

393
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

Profil wisatawan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:


1. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (Sosio-economic characteristic) yang
meliputi umur, pendidikan dan tingkat pendapatan.
2. Karakteristik tingkah laku (behavioural Characteristic) yang meliputi
motivasi, sikap dan keinginan wisatawan.

b. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang meliputi


informasi tentang daerah tujuan wisata serta ketersediaan fasilitas dan
pelayanannya.
c. Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, waktu tinggal di daerah
tujuan, biaya dan waktu perjalanan.
d. Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (resources and characteristic of
destination) yang meliputi jenis atraksi, akomodasi, ketersediaan dan kualitas
fasilitas pelayanan, kondisi lingkungan dan sebagainya.
Hubungan Jarak Tempuh dengan Kunjungan Wisatawan
Jarak merupakan suatu pembatas yang bersifat alami. Seperti halnya lokasi, jarak
juga dibagi menjadi dua, yaitu jarak absolute dan jarak relatif. Jarak absolut adalah jarak
dua tempat yang diukur berdasarkan garis lurus diudara dengan memperhatikan skala
peta. Sedangkan jarak relatif disebut juga dengan jarak tempuh, baik yang berkaitan
dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan maupun satuan biaya angkut yang diperlukan.
Disebut relatif karena tidak tetap.
Lama perjalanan yang harus ditempuh oleh wisatawan untuk mengunjungi obyek
wisata merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan. Jarak
obyek wisata berhubungan dengan lama perjalanan obyek wisata dari wilayah asal
wisatawan berbeda dengan obyek wisata tuan rumah. Umumnya semakin besar jarak
obyek wisata, semakin besar ketidakinginan kunjungan wisatawan (Mc. Intosh, 1995 :
298). Salah satu sifat dari obyek wisata adalah obyek wisata tidak dapar dipindahkan
sehingga wisatawan yang harus mendatangi obyek wisata tersebut. Maka dari itu,
aksesibilitas seperti jarak dari tempat asal wisatawan ke lokasi objek wisata dan juga
transportasi yang memadai juga mempengaruhi permintaan untuk melakukan perjalanan
wisata. Semakin jauh jarak yang ditempuh maka akan memakan waktu perjalanan yang
lebih lama, dan para wisatawan diduga lebih memilih lokasi wisata yang lebih dekat
untuk dicapai.

METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Sehubungan dengan objek yang akan ditulis, maka penelitian difokuskan di Kota
Banjarmasin khususnya objek wisata Pasar Terapung Kuin dan Pasar Terapung Siring
Tendean dengan pertimbangan bahwa objek wisata tersebut sangat menarik dan
berpotensi untuk dikembangkan.
Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Jumlah kunjungan wisatawan merupakan semua orang yang melakukan perjalanan
wisata. Jumlah kunjungan wisatawan yang dimaksud dalam pengunjungan ini adalah
besarnya jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun lokal yang

394
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

berkunjung ke obyek wisata Pasar Terapung Tendean dan pasar Terapung Muara
kuin.
2. Akomodasi adalah merupakan sesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan.
Akomodasi yang dimaksud dalam pengunjungan ini adalah transportasi, penginapan,
dan fasilitas yang tersedia pada obyek wisata Pasar Terapung Tendean dan Pasar
Terapung Muara Kuin.
3. Jarak Tempuh merupakan angka yang menunjukan seberapa jauh posisi suatu benda.
Jarak Tempuh yang dimaksud dalam pengunjungan ini yaitu jarak untuk mencapai
lokasi Pasar Terapung Tendean dan Pasar Terapung Muara Kuin.
4. Ciri khas obyek wisata merupakan daya tarik yang terdapat pada objek wisata yang
berbeda dan tidak ditemukan ditempat lain. Ciri khas obyek wisata disini merupakan
daya Tarik yang terdapat pada Pasar Terapung Tendean dan Pasar Terapung Muara
Kuin.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu pengunjungan dimaksudkan untuk memperoleh
bahan-bahan yang relevan, akurat, dan realistis. Pada tahap pengumpulan data ini, hal
yang dilakukan adalah mencari data-data yang diperlukan dalam pengunjungan baik itu
data primer dari hasil survey lapangan maupun data sekunder dari hasil survey
instansional. Data Primer Merupakan data yang diperoleh dari hasil survey lapangan
secara langsung. Teknik pengumpulan data yang dilkakukan :
1. Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian,
perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung
pengunjungan yang sedang dilakukan. Pengamatan secara langsung di lokasi
pengunjungan ini dilakukan di Pasar Terapung Siring Tendean dan Pasar Terapung
Muara Kuin
2. Wawancara (In-depth Interview)
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang membantu dan melengkapi
pengumpulan data yang tidak dapat diungkap dengan teknik observasi. Wawancara
dilakukan secara langsung dengan informan yang terdiri dari wisatawan dan masyarakat
sekitar Pasar Terapung Siring Tendean dan Pasar Terapung Muara Kuin, Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata kota Banjarmasin, serta pihak-pihak lain yang terkait.
3. Kuesioner
Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2013). Responden adalah orang yang menguasai atau mengetahui (expert)
dalam pengunjungan ini adalah Kepala Bidang Pengembangan dan Seksi Promosi dari
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banjarmasin, ketua Dewan Pertimbangan
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Kalimantan Selatan, pengusaha travel dan
pengunjung sendiri
4. Dokumentasi Lapangan
Dokumentasi digunakan untuk mempermudah melakukan pengamatan dilapangan,
mempermudah dalam melakukan pengeditan dan kajian data selanjutnya serta
memperoleh gambaran suasana di lapangan. Selama pengunjungan ini untuk
mendokumentasikan kondisi pasar terapung Siring Tendean dan pasar terapung Muara
Kuin dilakukan dengan fotografi digital dan handphone.

395
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

5 . Studi Pustaka
Penulis melakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku,brosur, dan bacaan lain
tentang Pasar Terapung atau masalah yang berhubungan dengan hal yang sedang dibahas.
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan penulis dalam pengunjungan ini menggunakan
metode AHP (Analytical Hierarchy Process) AHP merupakan suatu model pendukung
keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini
akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu
hirarki, menurut Saaty (2008), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama
adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah
hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat
diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk
hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti dilapangan, penulis telah
melakukan wawancara terhadap 5 responden yang telah ditetapkan, responden-responden
tersebut terdiri dari 2 responden dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Banjarmasin, 1 responden dari ahli pariwisata Kota Banjarmasin, 1 responden dari pelaku
usaha jasa Tour dan Travel, dan 1 responden yaitu pengunjung.
Berikut detail ke 5 responden :
1. Bapak Ir. H.M. Khuzaimi, MM, MAP , Kepala Bidang Pengembangan
Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin yang merupakan
informan dari pihak Pelaksana Kebijakan yang diberikan tanggung jawab oleh
pemangku kebijakan untuk merealisasikan rencana(plan) yang telah dibuat oleh
pemangku kebijakan;
2. Bapak Danang Eko Prasetyo, S.Kom Seksi Promosi Obyek dan Daya Tarik
Wisata Dinas Budaya dan Pariwisata Banjarmasin yang merupakan informan dari
pihak kegiatan promosi dan fasilitasi daya tarik yang diberikan tanggung jawab
oleh pemangku kebijakan untuk melakukan atau merealisasikan rencana yang
telah dibuat oleh pemangku kebijakan;
3. Ibu Hj. Armistiany, Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Perusahaan Perjalanan
Wisata Kalimantan Selatan, salah satu ahli pariwisata yang memahami kondisi
pariwisata Kota Banjarmasin;
4. Ibu Hj. Jamilah, Pemilik sekaligus pelaku usaha jasa Tour dan Travel PT.
Kalimantan Wahana Mandiri Travel;
5. Pengunjung, orang yang sedang melakukan kunjungan atau berwisata di Pasar
Terapung kota Banjarmasin.

396
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

Penyusunan Hirarki
Perbandingan Berpasangan

Alternatif Memilih
Kunjungan Pariwisata

Akomodasi Jarak Tempuh Ciri Khas Obyek


Wisata

Pasar Terapung Pasar Terapung


Siring Tendean Muara Kuin

Prinsip ini dilakukan dengan membuat penilaian perbandingan berpasangan


tentang kepentingan relatif dari dua elemen pada suatu tingkat hirarki tertenti dalam
kaitannya dengan tingkat di atasnya dan memberikan bobot numeric berdasarkan skala
yang dirancang oleh Saaty. Hasilnya disajikan dalam matriks yang disebut pairwise
comparison.
Skala penilaian untuk perbandingan berpasangan sudah ditetapkan oleh Saaty (2008).
Skala penilaian dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1
Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Nilai Tingkat Prioritas
1 Kedua kriteria sama penting
Kriteria antara sama dan sedikit lebih penting dibandingkan
2
yang lain
3 Kriteria sedikit lebih penting dari yang lainnya
Kriteria antara signifikan lebih penting dengan sedikit lebih
4
penting dibanding yang lain
5 Kriteria signifikan lebih penting dibanding yang lain
Kriteria antara jauh lebih penting dengan signifikan lebih
6
penting dibanding yang lain
7 Kriteria jauh lebih penting dibanding yang lain
8 Kriteria antara absolut lebih penting dibanding yang lain
9 Kriteria absolut lebih penting dibanding yang lain

397
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

Nilai Random Indeks


Tabel 2
Nilai Random Indeks

Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41

Orde Matriks 9 10 11 12 13 14 15

RI 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59

Apabila C.I bernilai nol, berarti matrik konsisten. Saaty menerapkan bahwa suatu matriks
perbandingan adalah konsisten bila nilai CR tidak lebih dari 0,1 (10%) batas ketidak
konsistensi yang ditetapkan Saaty, diukur dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR),
yakni perbandingan indek konsistensi dengan nilai indeks random (RI) pada tabel diatas.
Nilai ini bergantung pada ordo matrik n. Dengan demikian, Rasio konsistensi dapat
dirumuskan: CR = CI/RI
Tabel 3. Hitungan Rata-Rata Geometrik Kriteria
No Jarak Ciri
Akomodasi
Responden Tempuh Khas
1 6 3 7
2 5 4 7
3 4 6 5
4 4 8 6
5 2 5 8
Jumlah 960 2.880 11.760
Rata-Rata 3,94 4,91 6,51
Pembulatan 4 5 7

Pada Tabel 3 menunjukkan hasil dari perhitungan rata-rata geometrik dari ke-5 responden
dengan rumus :
Keterangan :
G = rata-rata ukur (geometrik)
n = jumlah sampel

Dapat dilihat bahwa rata-rata geometrik akomodasi : 3,94 yang dibulatkan menjadi 4,
Jarak Tempuh : 4,91 yang dibulatkan menjadi 5, Ciri Khas : 6,51 yang dibulatkan
menjadi 7.

398
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

Tabel 4
Rata-Rata Geometrik Untuk Alternatif
Akomodasi Jarak Tempuh Ciri Khas

No No No
Siring Kuin Siring Kuin Siring Kuin
Responden Responden Responden
1 8 6 1 5 4 1 7 5
2 8 4 2 7 4 2 8 7
3 7 5 3 5 4 3 8 6
4 7 6 4 8 6 4 7 5
5 5 4 5 7 4 5 8 6
Jumlah 9.800 2.880 Jumlah 9.800 1536 Jumlah 25.088 6.300
Rata-Rata 6,28 4,91 Rata-Rata 6,28 4,33 Rata-Rata 7,58 5,75
Pembulatan 6 5 Pembulatan 6 4 Pembulatan 8 6

Jadi Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan rata-rata geometrik dari masing-masing


alternatif. Pada Akomodasi rata-rata geometrik untuk Siring Tendean sebesar : 6,28
dibulatkan menjadi 6 dan untuk Muara Kuin sebesar :4,91 dibulatkan menjadi 5, Pada
Jarak Tempuh rata-rata geometrik untuk Siring Tendean sebesar 6,28 dibulatkan menjadi
6 dan untuk Muara Kuin sebesar: 4,33 dibulatkan menjadi 4, dan pada Ciri Khas rata-rata
geometrik untuk Siring Tendean Sebesar : 7,58 dibulatkan menjadi 8 dan untuk Muara
Kuin sebesar :5,75 dibulatkan menjadi 6.

Tabel 5
Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria
kriteria akomodasi jarak tempuh ciri khas
akomodasi 1 1/2 1/4
jarak tempuh 2 1 1/3
ciri khas 4 3 1
jumlah 7 4.5 1.58

Tabel 5 menunjukan matriks perbandingan berpasangan antar kriteria untuk memilih


prioritas kunjungan pariwisata. Perbandingan antara kriteria jarak tempuh dan akomodasi
menunjukan angka 2, artinya kriteria jarak tempuh memiliki prioritas yang hampir sama
dengan kriteria akomodasi, tetapi kriteria jarak tempuh sedikit lebih penting
dibandingkan dengan kriteria akomodasi. Perbandingan antara kriteria ciri khas dan
akomodasi menunjukan angka 4, artinya kriteria ciri khas memiliki prioritas signifikan
lebih penting dari kriteria akomodasi. Perbandingan antara kriteria ciri khas dan jarak
tempuh menunjukan angka 3, artinya kriteria ciri khas sedikit lebih penting disbanding
kriteria jarak tempuh.

399
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority)


Sintesis adalah tahap untuk mendapatkan bobot bagi setiap elemen hirarki dan
elemen alternatif. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat untuk
mendapatkan global priority, maka sintesis harus dilakukan pada setiap local priority.
Tabel 6
Matriks Bobot Untuk Kriteria
Jarak Ciri Vektor
Kriteria Akomodasi Tempuh Khas Jumlah Rata2
Akomodasi 0,14 0,11 0,16 0,41 0,14
Jarak tempuh 0,29 0,22 0,21 0,72 0,24
Ciri khas 0,57 0,67 0,63 1,87 0,62
1

Pada Tabel 6 dapat dilihat Eigen Vector (bobot) yang merupakan nilai bobot rata-rata
yang diperoleh dari nilai rata-rata bobot masing-masing kriteria. Untuk kriteria,
persentase prioritas atau preferensi untuk akomodasi 14 %, jarak tempuh 24 %, dan chiri
khas = 0,62 atau 62 %. Untuk kriteria, preferensi terhadap ciri khas lebih tinggi
dibandingkan dengan akomodasi dan jarak tempuh.
Rasio Konsistensi
Konsistensi berarti dua makna dari obyek yang serupa. Konsistensi data didapat
dari rasio konsistensi (CR) yang merupakan hasil bagi antara indeks konsistensi (CI) dan
indeks random (RI). Matriks rasio konsistensi kriteria dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7
Matriks Rasio Konsistensi Kriteria
Jarak Ciri
Kriteria Akomodasi Tempuh Khas
(0,14) (0,24) (0,62)
Akomodasi 1 ½ ¼
Jarak
2 1 1/3
tempuh
Ciri khas 4 3 1
Jumlah 7 4,5 1,58

Jarak Ciri
Kriteria Akomodasi Jumlah
Tempuh Khas
Akomodasi 0,14 0,12 0,16 0,41
Jarak tempuh 0,27 0,24 0,21 0,72
Ciri khas 0,55 0,72 0,62 1,89

 0,41   0,14   3,01 


     
 0,72  :  0,24  =  3,01 
1,89   0,62   3,03 
     

400
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

Mencari Nilai Eigen 𝜆maks :


3,01 + 3,01 + 3,03
λmaks = = 3,02
3
Mencari Nilai Consistency Index (CI)

maks − n 3,02 − 3 0,02


CI = = = = 0,01
n − 1 3 − 1 2
Perhitungan Nilai Consistency Ratio (CR) Berdasarkan Nilai Random Index (RI)
CI
CR =
RI
0,01
= = 0,02
0,58
hitungan tersebut menunjukkan rasio konsistensi (Consistency Ratio) bernilai 0,02 atau
2%, artinya jawaban yang diberikan responden pada kuesioner ini konsisten karena
kurang dari 10%, karena nilai rasio konsistensi yang ditetapkan oleh Saaty adalah sama
atau lebih kecil dari 10% (≤ 0,1)

Perhitungan Bobot Untuk Alternatif dan Vektor Prioritasnya :


Tabel 8
Perhitungan Akomodasi, Jarak Tempuh, & Ciri Khas

Akomodasi
Kriteria Siring Kuin
Siring 1 2
Kuin 1/2 1
1,5 3

Jarak Tempuh
Kriteria Siring Kuin Vektor
Kriteria Siring Kuin Jumlah
Rata2
Siring 1 3 Kriteria Siring Kuin Jumlah Vektor
siring 3/4 3/4 1 1/2 0,75
Kuin 1/3 1 Rata2
kuin 1/4 1/4 1/2 0,25
1,33 4 Siring 2/3 2/3 1 1/3 1 0,67
Kuin 1/3 1/3 2/3 0,33
Ciri Khas
Kriteria Siring Kuin 1
Vektor
Siring 1 3 Kriteria Siring Kuin Jumlah
Rata2
Kuin 1/3 1 siring 3/4 3/4 1½ 0,75
1,33 4 kuin 1/4 1/4 ½ 0,25
1

401
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

Bagan Memilih Prioritas Kunjungan Pariwisata

Siring : 0,67 Siring : 0,75 Siring : 6,75


Kuin : 0,33 Kuin : 0,25 Kuin : 0,25
Perangkingan Alternatif (hasil penjumlahan dari perkalian setiap bobot alternatif
dengan bobot kriteria yang bersesuaian).
Akomodasi, Jarak Tempuh, Ciri Khas
Siring 0,14
0,67 0,75 0,75 0,74
Muara Kuin ( ) x |0,24| = | |
0,33 0,25 0,25 0,26
6,62
Matriks Prioritas Bobot Kriteria
Prioritas Keputusan : pasar Terapung Siring Tendean(Preferensi 0,74 atau 74 %), diikuti
Pasar Terapung Muara Kuin (0,26 atau 26%).
Dengan demikian tempat kunjungan pariwisata Pasar Terapung yang paling berpengaruh
yaitu Pasar Terapung Siring Tendean sebesar 74% di ikuti Pasar Terapung Muara Kuin
sebesar 26%.
Hasil pengunjungan menunjukkan pemilihan prioritas kunjungan pariwisata Pasar
Terapung Siring Tendean lebih dominan jika dibanding dengan Pasar Terapung Muara
Kuin. Hasil pengunjungan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
Pemerintah Kota Banjarmasin khususnya Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin dalam
meningkatkan angka pengunjung, bukan hanya ke pasar Terapung Siring Tendean tetapi
juga diharapkan dapat meningkatkan angka pengunjung di Pasar Terapung Muara Kuin.
Berdasarkan ketiga faktor diatas, maka hasil data pengunjungan menunjukan
bahwa preferensi pilihan wisatawan untuk berkunjung ke Pasar Terapung Siring Tendean
Sebesar: 74% dan Pasar Terapung Muara Kuin sebesar: 26%. Dengan demikian untuk
alternatif preferensi pilihan wisatawan berkunjung ke Pasar Terapung Siring Tendean dan
Pasar Terapung Muara Kuin lebih dominan Pasar Terapung Siring Tendean yaitu sebesar:
74%.
Memilih prioritas kunjungan pariwisata ini dapat digunakan pemerintah untuk
menentukan apa yang paling dominan mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung
sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dari sektor Pariwisata melalui para
wisatawan yang berkunjung sehubungan dengan tujuan yang telah dijelaskan dalam
pengunjungan ini.

PENUTUP
Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari ketiga kriteria hasil perhitungan
AHP maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini kriteria yang paling
dominan berpengaruh terhadap kunjungan pariwisata Pasar Terapung Siring Tendean

402
JIEP : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Vol. 1 No. 2, 2018, hal 391-403

dan Pasar Terapung Muara Kuin yaitu Ciri Khas, setelah itu Jarak Tempuh dan
terakhir Akomodasi.
2. Berdasarkan ketiga faktor diatas, maka hasil data penelitian menunjukan bahwa
preferensi pilihan wisatawan lebih dominan Pasar Terapung Siring Tendean.

Saran
1. Pemerintah Kota Banjarmasin hendaknya lebih memperhatikan Ciri Khas yang
dimiliki Pasar Terapung khususnya Pasar Terapung Siring Tendean dan Pasar
Terapung Muara Kuin terlebih fasilitas-fasilitas umum contohnya seperti memperluas
tempat parkir bagi pengunjung, akses jalan khususnya ke Pasar Terapung Muara
Kuin, mengelola tata ruang untuk para pedagang dan kebersihan objek wisata. Selain
itu juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar agar lebih mencintai Objek
Wisata yang merupakan kearifan lokal Kota Banjarmasin.

2. Penelitian yang akan datang sebaiknya memperbanyak variabel atau kriteria yang
dapat disertakan dalam metode AHP (Analytical Hierarchy Process) agar hasil
penelitian berikutnya dapat dilihat dan dinilai dari sudut pandang yang lebih luas
dalam memperoleh informasi.

Daftar Referensi
Foster, Douglas. 1985. Travel and Tourism Managemen. London : Macmillan Press LTD.

Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Kanisius

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung : CV.Alfabeta.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi : Yogyakarta

Warpani, Suwardjoko P. Dan Warpani, Indira P. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang
Wilayah. Bandung : ITB

403

Anda mungkin juga menyukai