Anda di halaman 1dari 4

Apakah Hukuman Mati Dibenarkan oleh Alkitab

oleh Keisha Viola Nevalina Jaya 12.3

Undang-undang mengenai hukuman mati awal diterapkan pada abad ke-18 SM. Undang-
undang ini disebut dalam Kode Raja Hammurabi yang berasal dari Babel, dimana hukuman mati
dapat dijatuhkan kepada 25 tindakan kejahatan yang berbeda. Sebelumnya, hukuman mati juga
merupakan bagian dari Kode Hittite pada abad ke-14 SM, Kode Drakonia dari Athens pada abad ke-7
SM yang membuat hukuman mati sebagai sanksi segala tindakan kejahatan dan Hukum Romawi Dua
Belas Tablet pada abad ke-5 SM. Namun, undang-undang resmi baru dibuat pada abad ke-18 SM oleh
Raja Hammurabi. Jenis-jenis hukuman pada jangka waktu yang disebut termasuk penyaliban, dibakar
hidup-hidup, dipukul sampai mati, penyulaan. Lebih tepatnya hukuman mati pada jangka waktu ini
terlihat seperti siksaan. Barulah sampai abad ke-10 M, hukuman mati dengan metode di mana pelaku
digantung menjadi yang paling umum.1 Di Indonesia sendiri, hukuman mati baru dikenalkan pada
tahun 1808 dibawah pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Pada saat itu,
hukuman mati masih merupakan upaya untuk menyengap para pemberontak terhadap penduduk
jajahan.

Pada zaman yang modern ini, bentuk hukuman mati sudah tidak se-ekstrim dulu. Metode
yang digunakan kebanyakan merupakan hukuman mati melalui kursi listrik, penembakan atau suntik
mati. Akan tetapi masih ada negara yang memberlakukan eksekusi dengan metode rajam, hukuman
gantung dan pacung. Diantara nya adalah Afrika dan Somalia.2 Eksistensi hukuman mati ini
menyebabkan munculnya banyak opini yang berbeda. Terdapat beberapa orang setuju bahwa
hukuman mati pantas diberikan kepada para kriminal, dan ada juga yang beranggapan bahwa
hukuman mati sama dengan merengut hak asasi sang kriminal.3 Dalam aspek hukum, hukuman mati
ada untuk memberi efek jera pada kriminal lain yang mempunyai rencana untuk melakukan kejahatan
yang sama. Dalam hal kemanusiaan, hukuman mati bertujuan untuk melindungi masyarakat dari aksi
kejahatan.

1
Early History of Death Penalty. n.d. https://deathpenaltyinfo.org/facts-and-research/history-of-the-death-
penalty/early-history-of-the-death-penalty

2
Margareth, Ronauli. Tujuh Jenis Hukuman Mati Masih Berlaku Saat Ini. October 10, 2019.
https://www.tagar.id/tujuh-jenis-hukuman-mati-masih-berlaku-saat-ini

3
Humas. Hukuman Mati dalam Perspektif HAM di Indonesia. Maret 3, 2021.
https://www.balitbangham.go.id/detailpost/hukuman-mati-dalam-perspektif-ham-di-Indonesia
Banyak juga yang beranggapan bahwa hukuman mati bertentangan dengan agama dan
merupakan sebuah dosa karena adanya aksi pembunuhan. Namun, di dalam Alkitab pun ada tercatat
akan keberadaan hukuman mati. Pada Keluaran 21:12, tertulis “Siapa yang memukul seseorang
sehingga mati, pastilah ia dihukum mati.” Pada Alkitab saja tertulis bahwa hukuman mati ada sebagai
ganjaran untuk perilaku yang salah. Dalam konteks ini, perilaku yang salah tersebut adalah dosa. Ini
membuktikkan bahwa hukuman mati memang ada sebagai tujuan agar pelaku kejahatan dapat jera dan
kejahatan dapat berkurang. Akan tetapi, pandangan Alkitab dan kristiani terhadap hukuman mati tidak
se-sederhana itu.

Dalam Alkitab sendiri, di Perjanjian Lama, hukuman mati telah ada untuk menghukum
pelaku-pelaku kejahatan seperti pembunuhan (Keluaran 21:12), penculikan (Keluaran 21:16),
hubungan seks dengan binatang (Keluaran 22:19), perzinaan (Imamat 20:10), homoseksualitas
(Imamat 20:13), menjadi nabi palsu (Ulangan 13:5), pelacuran dan pemerkosaan (Ulangan 22:4)
dan berbagai kejahatan lainnya. Terkait dengan poin sebelumnya, hukuman mati ada bagi mereka
yang telah melakukan kejahatan. Ini terkait dengan ayat Roma 6:23ª yang berbunyi “Sebab upah dosa
ialah maut;” yang berarti semua kejahatan akan berujung kepada maut. Ini sama dengan di dunia,
dimana aksi kejahatan dapat berakibat kematian, seperti kehilangan nyawa akibat diamuk warga,
meninggal akibat korban mencoba melindungi diri, meninggal di penjara karena di pidana penjara
seumur hidup bahkan dihukum mati. Namun, jika melihat ayat nya yang lengkap yaitu Roma 6:23,
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.”, bisa digaris bawahi bagian ke-dua nya yaitu tentang karunia Allah yang hidup. Jika dosa
harus dihukum dengan hukuman mati, maka seharusnya semua manusia sudah tiada saat ini. Namun,
sekarang manusia masih hidup.

Mengambil contoh peristiwa dimana seorang perempuan hendak dirajam oleh orang-orang
Farisi karena ketahuan berzina, dimana Yesus menghentikan mereka dan berkata bahwa hanya orang-
orang yang belum pernah berdosa yang boleh merajami nya. Perlu diingat bahwa orang-orang Farisi
terkenal untuk kelakuannya yang munafik dan sering memamerkan kesucian mereka. Disini Tuhan
tidak menentang dan menolak hukuman mati untuk kejahatan, namun Tuhan mencerca kemunafikan
orang Farisi yang berani merajam orang walau sendiri nya juga sangat berdosa di mata Bapa. Pada
ayat Kejadian 9:6 (Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh
manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.), Tuhan berkata bahwa
mereka yang merengut nyawa orang juga akan direngut nyawa nya oleh manusia lain. Secara tidak
langsung, ini adalah penetapan Tuhan mengenai hukuman mati.

Singkatnya, Tuhan mengizinkan hukuman mati ada sebagai bentuk hukuman, tetapi ia tidak
selalu mewajibkan atau bahkan menuntut hukuman mati karena perilaku dosa. Tuhan adalah Tuhan
yang maha pengasih dan maha pengampun, ada kala dimana ia akan berbelas kasih dan memberi
pengampunan, akan tetapi kesempatan dan pengampunan tersebut tidak untuk disia-siakan secara
cuma-cuma. Menurut Alkitab, kematian dan hidup seseorang ditentukan oleh Tuhan. Manusia tidak
bisa seenaknya merengut nyawa orang lain begitu saja — itu adalah alasan mengapa pembunuhan
adalah dosa. Selain itu, Alkitab mengajarkan untuk menyerahkan ganjaran kepada Tuhan karena
hanya ialah yang berhak menghakimi manusia. Alkitab tidak secara seratus persen menentang
hukuman mati, tetapi Alkitab juga tidak mengalakkan dan mengharuskan hukuman mati untuk setiap
tindakan. Hukuman mati tidak sepantasnya disoraki atau digembirakan. Namun, Tuhan juga memberi
otoritas kepada pemerintah untuk menjatuhkan hukuman mati kepada mereka yang pantas
mendapatkannya (Kejadian 9:6, Roma 13:1-7). Tetaplah percaya kepada pemerintah yang Tuhan
sudah beri otoritas untuk menjalankan tugasnya dan juga berupaya dalam mengurangi tingkat
kriminalitas.
Referensi
Early History of Death Penalty. n.d. https://deathpenaltyinfo.org/facts-and-research/history-
of-the-death-penalty/early-history-of-the-death-penalty.

Humas. Hukuman Mati dalam Perspektif HAM di Indonesia. Maret 3, 2021.


https://www.balitbangham.go.id/detailpost/hukuman-mati-dalam-perspektif-ham-di-
indonesia (accessed Februari 8, 2023).

Margareth, Ronauli. Tujuh Jenis Hukuman Mati Masih Berlaku Saat Ini. October 10, 2019.
https://www.tagar.id/tujuh-jenis-hukuman-mati-masih-berlaku-saat-ini (accessed
January 27, 2023).

Anda mungkin juga menyukai