Anda di halaman 1dari 6

IJGC 1 (2) (2012)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling:


Theory and Application
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk

PERBEDAAN KINERJA KONSELOR TERSERTIFIKASI DAN BELUM


TERSERTIFIKASI MENYUSUN PROGRAM BK

Agus Priyanto  Sri Hartati, Suharso

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang, Indo-
nesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui perbedaan kinerja antara konselor ter-
Diterima Oktober 2012
sertifikasi dengan konselor yang belum tersertifikasi dalam menyusun program
Disetujui November 2012
Dipublikasikan Desember bimbingan dan konseling. Dalam penelitian ini populasinya adalah semua konselor
2012 yang ada di SMP Negeri Se-Kabupaten Brebes dengan jumlah 155 orang konselor.
Sampel penelitian terpilih menggunakan teknik cluster random sampling yaitu se-
Keywords: banyak 41 orang konselor belum tersertifikasi dan 35 orang konselor tersertifikasi
performance, yang tersebar pada 16 SMP Negeri. Pengambilan data dalam penelitian ini menggu-
nakan angket. Metode analisis data yang digunakan menggunakan uji beda (t-Test).
certification,
Perbedaan antara kinerja konselor tersertifikasi dan belum tersertifikasi diketahui t
program BK hitung = 2,35 dengan taraf signifikansi 5%, N= 76 sehingga nilai df = 74 sementara
itu berdasarkan perhitungan, t tabel = 1,99 (dengan interpolasi). Hal ini berarti t
hitung = 2,35 > t tabel = 1,99 sehingga diperoleh sebuah kesimpulan bahwa ada
perbedaan kinerja antara konselor tersertifikasi dan konselor belum tersertifikasi
dalam menyusun program bimbingan konseling.

Abstract
This study aimed to see whether there are differences in performance between cer-
tified counselor with a counselor who has not been certified in developing guidance
and counseling program. In this study population was all counselors at the Junior
High School Brebes 155 people by the number of counselors. The research sample
was selected using cluster random sampling technique as many as 41 people counse-
lors not certified and 35 certified counselors are scattered in 16 Junior High School.
Retrieval of data in this study using a questionnaire. The method of data analysis
using different test (t-Test). The difference between the performance of the certified
counselor and certified as yet unknown t = 2.35 with a significance level of 5%, N
= 76 so that the value df = 74 while it was based on calculations, the t table = 1.99
(with interpolation). This means that t = 2.35> ttable = 1.99 in order to obtain a
conclusion that there is a difference in performance between certified counselors and
counselors not certified in developing the counseling program.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6374
Gedung A2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
E-mail: journalbkunnes@yahoo.com
Agus Priyanto, dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(2) (2012)

Pendahaluan tu. Konselor yang telah mengikuti program ser-


tifikasi guru BK pada dasarnya telah menguasai
Menurut Mangkunegara (2000: 67), ”Ki- kompetensi secara akademik dan kompetensi
nerja adalah hasil kerja secara kualitas dan ku- profesional dalam bidang bimbingan dan konse-
antitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam ling dan sudah dapat dikatakan sebagai konselor
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung yang profesional. Setelah mengikuti program
jawab yang diberikan”. Sedangkan kata kinerja sertifikasi guru BK seharusnya konselor menun-
menurut KBBI (1996: 593), dapat diartikan seba- jukan kinerja yang semakin baik dalam berbagai
gai 1) suatu yang dicapai, 2) prestasi yang diper- layanan bimbingan dan konseling khususnya da-
lihatkan, 3) kemampuan kerja (peralatan). Jadi lam penyusunan program bimbingan dan kon-
kinerja merupakan suatu pencapaian kerja seseo- seling karena dalam PLPG diajarkan berbagai
rang yang dapat terlihat secara kualitas ataupun teori terkait dengan penyusunan program BK
kuantitas atas suatu pekerjaan yang dapat diama- sehingga dapat memberikan hasil layanan yang
ti dan diukur dalam satu periode pekerjaan ter- lebih optimal karena seluruh kegiatan layanan
tentu. bimbingan konseling sudah terprogram dan ter-
Keith Davis, (1964) dalam Mangkunegara koordinir dengan baik dalam program bimbingan
(2001: 67) menjelaskan beberapa hal utama yang konseling.
mempengaruhi kinerja adalah, (1) Human per- Kenyataan dilapangan yang terjadi saat ini
formance = Ability+motivation, (2) Motivation terkait dengan pentingnya penyusunan program
= Atitude + Situation, (3) Ability = Knowledge bimbingan dan konseling nampaknya belum be-
+ Skill yang artinya bahwa kinerja dipengaruhi gitu menjadi hal pokok yang harus diperhatikan
oleh (1) Penampilan seseorang = kemampuan oleh konselor di sekolah. Berdasarkan survey
+ motivasi (kinerja seseorang akan berkembang data awal yang dilakukan terhadap 3 SMP Nege-
dengan baik apabila seseorang tersebut mempu- ri di Kabupaten Brebes yang memiliki bimbingan
nyai kemampuan yang baik dan motivasi yang konseling. Dengan jumlah konselor sebanyak 14
tinggi), (2) motivasi = sikap + situasi (motivasi orang dimana 6 konselor telah tersertifikasi dan
seseorang akan dipengaruhi oleh sikap seseorang 8 konselor belum tersertifikasi, ditemukan fakta
dalam menghadapi situasi), (3) kemampuan = bahwa sebagian besar konselor tidak menyusun
pengetahuan + ketrampilan (kemampuan seseo- program bimbingan dan konseling sesuai dengan
rang akan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan- aturan yang telah ditetapkan. Konselor sekolah
nya dengan ketrampilan yang dimilikinya). membuat program bimbingan dan konseling
Salah satu cara melihat kinerja konselor hanya berdasarkan program yang sudah ada tan-
adalah dilihat dari cara penyusunan program pa memperhatikan kondisi kebutuhan siswa. Pa-
bimbingan dan konseling. Menurut Sukardi dahal idealnya konselor yang telah tersertifikasi
(2002: 8), tujuan umum dari penyusunan pro- harusnya memiliki kinerja yang lebih baik dalam
gram bimbingan dan konseling yakni : “agar guru menyusun program karena telah berstatus seba-
pembimbing memiliki pedoman yang pasti dan gai pendidik professional dibandingkan dengan
jelas sehingga kegiatan bimbingan dan konseling konselor yang belum tersertifikasi.
disekolah dapat terlaksana lancar, efektif dan efi- Permasalahan pada penelitian ini adalah
sien serta hasil-hasilnya dapat dinilai”. (1) Bagaimana kinerja konselor yang belum ter-
Program bimbingan dan konseling yang sertifikasi dalam penyusunan program bimbin-
baik adalah program yang efisien dan memiliki gan dan konseling di SMP Negeri se-Kabupaten
ekfektifitas yang optimal serta disusun dengan Brebes tahun ajaran 2012/2013? (2) Bagaimana
melibatkan semua unsur dan personil yang be- kinerja konselor yang telah tersertifikasi dalam
rada pada wilayah sekolah. Selain itu program penyusunan program bimbingan dan konseling
bimbingan dan konseling yang baik juga memuat di SMP Negeri se-Kabupaten Brebes tahun aja-
semua unsur yang perlu dikembangkan siswa ti- ran 2012/2013? (3) Apakah ada perbedaan ki-
dak hanya seputar bidang bimbingan namun juga nerja antara konselor yang telah tersertifikasi
seluruh unsur dan program sekolah. dan yang belum tersertifikasi dalam penyusunan
Sebagai upaya meningkatkan kinerja dan program bimbingan dan konseling di SMP Nege-
kualitas tenaga pendidik maka pemerintah seka- ri se-Kabupaten Brebes tahun ajaran 2012/2013?
rang ini menggencarkan program sertifikasi guru. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk
pada dasarnya sertifikasi guru memiliki tujuan mengetahui kinerja konselor yang belum terser-
untuk melindungi segenap komponen yang bera- tifikasi dalam Penyusunan program bimbingan
da pada wilayah pendidikan guna mendapatkan dan konseling di SMP Negeri se-Kabupaten
pelayanan pendidikan yang optimal dan bermu- Brebes tahun ajaran 2012/2013, (2) Untuk men-

2
Agus Priyanto, dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(2) (2012)

getahui kinerja konselor yang telah tersertifika- nik analisis data yang digunakan untuk mengeta-
si dalam penyusunan program bimbingan dan hui perbedaan antara konselor yang tersertifikasi
konseling di SMP Negeri se-Kabupaten Brebes dengan konselor yang belum tersertifikasi meng-
tahun ajaran 2012/2013, (3) Untuk mengetahui gunakan rumus uji beda (t-test).
ada atau tidaknya perbedaan kinerja antara kon-
selor yang telah tersertifikasi dengan yang belum Hasil Dan Pembahasan
tersertifikasi dalam penyusunan program bimbin-
gan dan konseling di SMP Negeri se-Kabupaten Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
Brebes tahun ajaran 2012/2013? kinerja konselor tersertifikasi dalam menyusun
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk program cenderung memiliki kinerja yang “baik”
mengetahui kinerja konselor yang belum terser- sedangkan kinerja konselor belum tersertifikasi
tifikasi dalam Penyusunan program bimbingan dalam menyusun program cenderung memili-
dan konseling di SMP Negeri se-Kabupaten ki kinerja yang “baik”. Untuk mengetahui hasil
Brebes tahun ajaran 2012/2013, (2) Untuk men- analisis rata-rata presentase kinerja konselor ter-
getahui kinerja konselor yang telah tersertifika- sertifikasi secara keseluruhan dan hasil analisis
si dalam penyusunan program bimbingan dan rata-rata presentase kinerja konselor belum ter-
konseling di SMP Negeri se-Kabupaten Brebes sertifikasi secara keseluruhan dapat dilihat pada
tahun ajaran 2012/2013, (3) Untuk mengetahui tabel 1 dan 2.
ada atau tidaknya perbedaan kinerja antara kon- Hasil secara keseluruhan dari perhitungan
selor yang telah tersertifikasi dengan yang belum secara analisis deskriptif presentase menjelaskan
tersertifikasi dalam penyusunan program bimbin- bahwa kinerja konselor tersertifikasi dalam me-
gan dan konseling di SMP Negeri se-Kabupaten nyusun program BK termasuk pada kriteria baik
Brebes tahun ajaran 2012/2013. Dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 78,97 %.
Hasil secara keseluruhan dari perhitungan secara
Metode Penelitian analisis deskriptif presentase menjelaskan bahwa
kinerja konselor belum tersertifikasi dalam me-
Jenis penelitian yang digunakan dalam nyusun program BK pada perhitungan per kom-
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan ponen termasuk pada kriteria baik Dengan nilai
menggunakan metode survey. Populasi dalam rata-rata (mean) sebesar 75,18 %. Secara lebih
penelitian ini adalah seluruh Konselor SMP Ne- jelas kinerja konselor tersertifikasi perkomponen
geri yang berada di wilayah kabupaten Brebes dan kinerja konselor belum tersertifikasi perkom-
yang berjumlah 155 konselor dan diklasifikasi- ponen dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.
kan berdasarkan 3 wilayah yakni wilayah utara, Berdasarkan uji normalitas data dan ho-
tengah dan selatan. Sampel dalam penelitian ini mogenitas, data kinerja konselor yang belum
diambil dengan teknik Cluster Random Samp- tersertifikasi maupun yang telah tersertifikasi ber-
ling yaitu diambil secara acak 20 % dari seluruh distribusi normal dan mempunyai varians yang
populasi (Arikunto (2006: 134), yakni sebanyak homogen. Berdasarkan hal tersebut maka syarat
16 sekolah yang dimana pada wilayah utara akan untuk melakukan uji beda (t-test) sudah terpenu-
diambil sebanyak 7 sekolah, wilayah tengah seba- hi. Berdasarkan hasil uji beda diperoleh thitung =
nyak 4 sekolah serta wilayah selatan sebanyak 5 2,35 > ttabel = 1,99 sehingga dapat disimpulkan-
sekolah. Variabel dalam penelitian adalah sertifi- an bahwa “ada perbedaan kinerja konselor dalam
kasi dan kinerja. Teknik pengambilan data dalam menyusun program bimbingan dan konseling
penelitian ini yakni dengan metode angket. Tek- antara konselor yang telah tersertifikasi dengan

Tabel 1 Kinerja konselor tersertifikasi dalam menyusun program BK secara menyeluruh

No Interval (Score) Interval (%) Kriteria Frekuensi Presentase


1 336 < skor < 400 84 % < skor < 100 % Sangat baik 10 28,57%
2 272 < skor < 336 68 % < skor < 84 % Baik 25 71,42%
3 208 < skor < 272 52 % < skor < 68 % Cukup baik 0 0%
4 144 < skor < 208 36 % < skor < 52 % Kurang baik 0 0%
5 80 < skor < 144 20 % < skor < 36 % Tidak baik 0 0%
Jumlah 35 100%

3
Agus Priyanto, dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(2) (2012)

Tabel 2 Kinerja konselor belum tersertifikasi dalam menyusun program BK secara menyeluruh

No Interval (Score) Interval (%) Kriteria Frekuensi Presentase


1 336 < skor < 400 84 % < skor < 100 % Sangat baik 3 7,31%
2 272 < skor < 336 68 % < skor < 84 % Baik 29 70,73%
3 208 < skor < 272 52 % < skor < 68 % Cukup baik 9 21,95%
4 144 < skor < 208 36 % < skor < 52 % Kurang baik 0 0
5 80 < skor < 144 20 % < skor < 36 % Tidak baik 0 0
Jumlah 41 100%

konselor yang belum tersertifikasi”. Adapun hasil fikasi sebagai pendidik professional yang diakui
uji beda (t-test) dapat dilihat pada tabel 5. oleh pemerintah serta mampu menciptakan laya-
Analisis yang diperoleh dari adanya per- nan yang prima bagi seluru stake holder bimbin-
bedaan kinerja antara konselor tersertifikasi dan gan dan konseling.
konselor belum tersertifikasi terlihat bahwa sesu- Kinerja konselor tersertifikasi dan belum
ai dengan tujuan sertifikasi guru yakni mencetak tersertifikasi dalam menyusun program juga
para pendidik professional. Diharapkan konselor dapat terlihat dari perbedaan perkomponen per-
yang tersertifikasi juga adalah konselor-konselor bedaan itu terlihat dari beberapa hal antara lain
sekolah yang sudah mendapatkan pembekalan konselor yang tersertifikasi merupakan konselor
baik secara teori maupun praksis dari dari LPTK yang mempunyai pengalaman lebih banyak di-
yang bekerjasama dengan KSG (Konsorsium lapangan dari konselor yang belum tersertifika-
Sertifikasi Guru). Selain itu faktor pengalaman si sementara pada program sertifikasi lembaga
yang lebih dari para konselor yang telah terserti- penyelenggara sertifikasi memberikan berbagai
fikasi dimana minimal untuk mengikuti program pengantar secar teoritis dan praktik untuk me-
sertifikasi ini konselor yang bersangkutan sudah nyegarkan kembali ingatan tentang konsep bim-
memiliki pengalaman selama 5 tahun mengajar bingan konseling secara menyeluruh hal ini juga
di sekolah. Hal tersebut diharapkan menjadi sa- disebabkan karena faktor masa kerja yang lebih
lah satu faktor pula yang mendukung lebih baik- panjang. Sisi lain konselor yang belum tersertifi-
nya kinerja konselor yang tersertifikasi dari pada kasi mempunyai pemahaman konsep yang masih
konselor yang belum tersertifikasi. Kenyataan cukup baru karena kebanyakan konselor yang be-
lain dilapangan yang ditemukan oleh peneliti lum tersertifikasi adalah konselor yang baru saja
bahwa terdapat beberapa orang konselor yang selesai menempuh pendidikan dengan kata lain
tidak berlatar belakang dari pendidikan (S1-BK) masih segar ingatan bagi konselor yang belum
dipercaya bertugas sebagai petugas bimbingan tersertifikasi ini tentang konsep bimbingan dan
konseling dan dinyatakan lolos dari program ser- konseling secara menyeluruh.
tifikasi guru. Pada komponen mensosialisasikan pro-
Berdasarkan gambaran kondisi tersebut gram layanan bimbingan konseling perbedaan
kinerja konselor dalam menyusun program bim- kinerja konselor tersertifikasi dan belum terser-
bingan dan konseling antara konselor yang ter- tifikasi terlihat bahwa adanya kecenderungan
sertifikasi dan konselor yang belum tersertifikasi perbedaan dalam cara mensosialisasikan pro-
diharapkan untuk bisa meningkatkan kompeten- gram layanan bimbingan dan konseling. Dimana
sinya, karena profesi sebagai konselor sekolah konselor tersertifikasi sudah memiliki kebiasaan
bukanlah profesi sembarangan yang bisa dikerja- dan cara-cara tertentu dalam mensosialisasikan
kan oleh semua orang. Butuh kompetensi khusus program seiring dengan lamanya pengalaman
mulai dari kompetensi secara paedagogik, kepri- mereka dilapangan, tetapi secara umum konselor
badian, profesional dan sosial yang harus diku- tersertifikasi belum secara maksimal memanfaat-
asai oleh seorang petugas bimbingan konseling. kan media yang bisa membantu dalam kegiatan
Upaya pemerintah untuk memberikan kesejahte- sosilasasi program bimbinga konseling. Disisi
raan yang lebih baik lagi bagi para konselor seko- lain konselor yang belum tersertifikasi cenderung
lah haruslah diimbangi pula dengan seleksi yang memiliki ketrampilan yang lebih baik dalam me-
ketat agar semua peserta sertifikasi benar-benar manfaatkan berbagai media dalam rangka men-
layak mendapat sertifikat sebagai pendidik profe- sosialisasikan program sebagai contoh konselor
sional dalam hal ini konselor sekolah yang benar yang belum sertifikasi terampil dalam menggun-
profesional yang dibuktikan dengan adanya serti- kan media seperti komputer dan internet.

4
Agus Priyanto, dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(2) (2012)

Tabel 3 Kinerja konselor tersertifikasi dalam menyusun program BK berdasarkan komponen

No Komponen Presentase Kriteria


1 Konselor memahami konsep bimbingan konseling secara menyeluruh 82, 47 % Baik
2 Konselor mensosialisasikan program layanan bimbingan konseling 74,74 % Baik
3 Tahap Perencanaan (Planning ) 78,90 % Baik
4 Tahap Penyusunan (designing) 79,77% Baik
Rata-rata 78.97 % Baik

Tabel 4 Kinerja konselor belum tersertifikasi dalam menyusun program BK berdasarkan komponen

No Komponen Presentase Kriteria


1 Konselor memahami konsep bimbingan konseling secara menyeluruh 79,02% Baik
2 Konselor mensosialisasikan program layanan bimbingan konseling 70,82% Baik
3 Tahap Perencanaan (Planning ) 74,90% Baik
4 Tahap Penyusunan (designing) 75,99% Baik
Rata-rata 75,18% Baik

Pada komponen perencaan penyusunan kinerja konselor belum tersertifikasi dalam me-
program terdapat kecenderungan bahwa kon- nyusun program bimbingan konseling.
selor yang tersertifikasi sudah memiliki banyak
dukungan dari berbagai pihak selama proses pe- Simpulan
rencanaan program BK sehingga mampu mengu-
payakan terciptanya kegiatan bimbingan konse- Berdasarkan hasil penelitian perbedaan
ling yang tidak hanya dilaksanakan oleh petugas kinerja konselor dalam menyusun program bim-
bimbingan saja namun mampu mengadakan ker- bingan konseling antara konselor tersertifikasi
jasama dengan pihak lain yang menunjang berba- dengan konselor belum tersertifikasi dapat di-
gai layanan yang melibatkan pihak luar, sedang- simpulkan bahwa Kinerja konselor tersertifikasi
kan pada konselor yang tersertifikasi memiliki dalam menyusun program bimbingan konseling
kelebihan dalam menggunakan berbagai media secara keseluruhan yang terlihat dari bebera-
salah satunya media komputer dimana penggu- pa komponen antara lain pemahaman konselor
naan media komputer sangat membantu dalam tentang konsep bimbingan dan konseling seca-
proses instrumentasi yang berbasis komputer. ra menyeluruh, mensosialisasikan bimbingan
Adanya perbedaan ini sudah seharusnya menjadi konseling beserta program layanannya, tahap
hal yang bisa saling melengkapi demi terciptanya perencanaan (planning), dan tahap penyusunan
kegiatan layanan bimbingan konseling yang baik. (designing) termasuk dalam kriteria baik dengan
Dalam komponen penyusunan program perolehan persentase sebesar 79,08%, dan Ki-
terlihat kecenderungan bahwa konselor telah ter- nerja konselor yang belum tersertifikasi dalam
sertifikasi dengan konselor belum tersertifikasi menyusun program bimbingan dan konseling
lebih terampil merumuskan strategi yang akan secara keseluruhan yang terlihat dari bebera-
digunakan dalam memberikan layanan dan seca- pa komponen antara lain pemahaman konselor
ra luas konselor tersertifikasi cenderung memiliki tentang konsep bimbingan dan konseling secara
lebih banyak referensi tentang program bimbin- menyeluruh, mensosialisasikan bimbingan kon-
gan konseling pada periode sebelum. Nampak- seling beserta program layanannya, tahap pe-
nya hal tersebut menjadi acuan bagi konselor ter- rencanaan (planning), dan tahap penyusunan
sertifikasi dalam menyusun program bimbingan (designing) termasuk dalam kriteria baik dengan
konseling, sisi lain pada konselor yang belum ter- perolehan persentase sebesar 75,18%. Selain itu
sertifikasi memiliki kecendrungan bahwa mereka juga terdapat perbedaan antara kinerja konselor
lebih terampil dalam penggunaan instrumentasi tersertifikasi dan konselor yang belum tersertifi-
untuk menganalisis kebutuhan sisiwa. Berbagai kasi dalam menyusun program bimbingan dan
instrument saat ini yang sudah berbasis komputer konseling. Saran yang perlu diperhatikan berkai-
menjadikan konselor belum tersertifikasi memi- tan dengan kinerja konselor dalam menyusun
liki kemampuan lebih, hal ini juga mendukung program bimbingan dan konseling yaitu Untuk

5
Agus Priyanto, dkk/Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(2) (2012)

Tabel 5 Hasil analisis uji beda (t-test)

Konselor t hitung t tabel Kesimpulan


Tersertifikasi 2,35 1,99 t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan
Belum Terertifikasi bahwa ada perbedaan

konselor, hendaknya dalam menyusun program bimbingan konseling secara khusus, tanpa harus
senantias memperhatikan beberapa hal. Dianta- melalui program sertifikasi guru.
ranya adalah pada tahap perencanaan (Planning)
konselor harus meneliti kebutuhan siswa, mengk- Ucapan Terimakasih
lasifikasikan tujuan yang ingin dicapai dalam pe-
nyusunan program, membuat batasan jenis pro- Peneliti mengucapkan terima kasih kepa-
gram, menelitian jenis program yang sudah ada, da Dra. MTh. Sri Hartati, M.Pd Kons. selaku
mengupayakan dukunagn dari berbagai pihak, dosen pembimbing utama dan Drs. Suharso,
menentukan prioritas program. Setelah melalui M.Pd Kons., selaku dosen pembimbing pen-
tahap designing kemudian konselor mulai den- damping. Atas bimbingan beliau peneliti dapat
gan penyusunan program (Designing) adapun menyelesaikan penelitian dan penulisan artikel
beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap ilmiah ini.
penyusunan program adalah: merumuskan tuju-
an program secara operasional, memilih strategi Daftar Pustaka
pelaksanaan program, menjabarkan komponen
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendeka-
program, menganalisa kemampuan staf sekolah
tan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
selaku pelaksana program. Sedangkan untuk Mangkunegara, AP. 2001. Manajemen Sumber Daya
LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependi- Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
dikan), hendaknya semakin meningkatkan mutu Sukardi, DK. 2002. Bimbingan dan Konseling dan
dan kualitas lulusannya agar memiliki kompeten- Penerapannya di Sekolah. Jakarta: Ghalia In-
si yang benar-benar diharapkan didunia pendidi- donesia.
kan dan dapat memenuhi harapan dari stake hol- Tim Penyusun Kamus. 1996. Kamus Besar Bahasa In-
der pendidikan secara umum serta pada bidang donesia. Depdikbud. Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai