Evaluasi Dan Supervisi Program Bimbingan Konseling Di Sekolah
Evaluasi Dan Supervisi Program Bimbingan Konseling Di Sekolah
SEKOLAH
Nama
Instansi
Email
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Di sisi lain, supervisi adalah proses yang melibatkan pengawasan dan bimbingan
terhadap konselor agar dapat meningkatkan keterampilan dan penerapan praktik terbaik
dalam memberikan layanan bimbingan konseling. Supervisor bertanggung jawab untuk
memberikan umpan balik konstruktif, memfasilitasi pengembangan profesional
konselor, dan memastikan bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar etika
dan praktik terbaik. Kurangnya perhatian terhadap evaluasi dan supervisi dapat
menghambat perkembangan optimal program bimbingan konseling di banyak sekolah
(Reza & Sugiyo, 2015). Tanpa evaluasi yang tepat, sulit bagi sekolah untuk mengetahui
sejauh mana program mereka berhasil dan bagaimana meningkatkannya. Sementara itu,
supervisi yang kurang intensif dapat mengakibatkan konselor kurang mendapatkan
bimbingan untuk meningkatkan keterampilan dan responsibilitas mereka.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas pentingnya evaluasi dan supervisi dalam
konteks program bimbingan konseling di sekolah. Dengan merinci manfaat evaluasi
yang komprehensif dan supervisi yang mendalam, diharapkan dapat memberikan
pandangan yang jelas tentang bagaimana sekolah dapat memperkuat dan meningkatkan
efektivitas program bimbingan konseling mereka. Implementasi praktik terbaik dalam
evaluasi dan supervisi diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
perkembangan siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang lebih mendukung, dan
memastikan kesinambungan program bimbingan konseling yang berkualitas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada studi literatur dan
analisis deskriptif angket. Sumber literatur yang terpilih, termasuk jurnal ilmiah, buku,
dan artikel terkait, akan diidentifikasi untuk mendukung penelitian ini. Analisis literatur
dilakukan untuk mengelompokkan dan merinci data sesuai tema atau konsep yang
relevan dengan topik penelitian. Setelah itu, variabel studi yang muncul dari literatur
diidentifikasi, dan data sekunder yang terkandung dalam literatur dikumpulkan.
Pendekatan analisis deskriptif kemudian diterapkan untuk memahami pola, tren, atau
hubungan antar variabel, dengan tujuan memberikan pemahaman mendalam tentang
konsep atau fenomena yang diteliti. Validitas penelitian ditingkatkan melalui
penggunaan teknik triangulasi dan peer review oleh rekan sejawat atau pakar terkait.
PEMBAHASAN
Potensi peningkatan ini menciptakan landasan bagi implementasi strategi yang lebih
efektif dalam mendukung peserta didik. Dengan meningkatkan penerapan bimbingan
klasikal sesuai dengan situasi yang diamanatkan oleh Permendikbud, Guru BK dapat
memberikan bantuan yang lebih holistik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini
memungkinkan Guru BK untuk lebih efektif mengatasi tantangan yang dihadapi siswa
dan memberikan solusi yang lebih komprehensif. Dengan demikian, perhatian lebih
lanjut pada aspek ini memberikan kesempatan bagi Guru BK untuk terus
mengembangkan strategi bimbingan yang relevan dan mendukung pertumbuhan siswa
secara optimal. Dalam beberapa kegiatan, Aurora Paulina berhasil melaksanakan
penyusunan anggaran BK dan menjalin kerjasama dengan kepala sekolah. Namun,
ditemukan potensi perbaikan, yang menunjukkan kurangnya pembuatan media poster
untuk mencegah bullying.
Sementara itu, evaluasi kinerja Guru BK dalam memberikan layanan bimbingan
konseling juga mencerminkan aspek keberhasilan dan tantangan. Sebagai contoh positif,
Aurora Paulina telah secara aktif melibatkan diri dalam memberikan alat ungkap
pemahaman diri kepada peserta didik dan mengimplementasikan alat ungkap masalah
AUM PTSDL sesuai dengan masalah peserta didik. Tindakan ini mengindikasikan
pemahaman yang baik terhadap kebutuhan individual siswa dan upaya Guru BK untuk
memberikan dukungan yang sesuai. Meskipun demikian, terdapat beberapa kekurangan
yang perlu diperhatikan, bahwa tidak selalu dilaksanakan konseling individual teknik
role playing dengan waktu yang disepakati. Hal ini menandakan adanya potensi
perbaikan dalam menjalankan sesi konseling individual sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan. Implementasi instrumen dan pemahaman Standar Kompetensi BK
masih perlu diperkuat untuk memastikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan
standar yang berlaku.
Seiring dengan itu, hasil konferensi kasus terhadap masalah yang sulit dipecahkan juga
menunjukkan potensi pengembangan lebih lanjut dalam memecahkan masalah yang
kompleks dan memastikan hasil yang optimal bagi peserta didik. Keberhasilan Guru BK
dalam mengetahui tujuan layanan bimbingan kelompok yang telah tercapai dan
memiliki hubungan antara prosedur layanan bimbingan kelompok dengan hasil layanan
memberikan gambaran positif terkait pencapaian hasil dari layanan bimbingan
kelompok.
Selain itu, supervisi juga memiliki peran dalam pembangunan keterampilan dan
penerapan praktik terbaik. Supervisor dapat memberikan arahan yang spesifik untuk
meningkatkan keterampilan teknis konselor, seperti teknik konseling, analisis kasus,
atau strategi intervensi. Dengan memahami kebutuhan individual konselor, supervisor
dapat merancang program pengembangan profesional yang sesuai, menciptakan lintasan
perkembangan yang terarah dan efektif. Aspek kolaboratif dalam supervisi juga
memainkan peran penting dalam membangun komunitas profesional yang solid di
antara konselor (Mashudi, n.d.). Melalui diskusi kasus dan pertukaran pengalaman,
konselor dapat saling belajar satu sama lain, mengakses sumber daya yang beragam, dan
mengembangkan pemahaman yang lebih kaya terhadap dinamika bimbingan konseling.
Supervisi bukan hanya tentang evaluasi individual tetapi juga menciptakan budaya kerja
yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan kolektif.
Di sekolah, supervisi juga dapat membantu konselor dalam merespons secara lebih
efektif terhadap kebutuhan siswa. Supervisor dapat memberikan panduan strategis
terkait dengan tren atau isu-isu khusus yang mungkin muncul di lingkungan pendidikan.
Dengan demikian, supervisi tidak hanya membantu peningkatan kinerja individu, tetapi
juga memastikan bahwa konselor dapat beradaptasi dan merespons secara efektif
terhadap perubahan dinamika dalam konteks pendidikan (Kurniati et al., 2021).
Pentingnya supervisi dalam peningkatan kinerja konselor juga dilihat dari aspek
dukungan emosional. Pekerjaan konselor sering kali melibatkan beban emosional yang
signifikan karena berinteraksi dengan masalah-masalah pribadi dan sosial peserta didik.
Supervisi memberikan ruang bagi konselor untuk berbicara tentang dampak emosional
pekerjaan mereka, mengelola stres, dan mengembangkan strategi pemulihan diri.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Kurniati, D., Musyofah, T., & Ojil, A. P. (2021). Pelaksanaan Supervisi Bimbingan
Konseling dalam Meningkatkan Keterampilan Layanan Konseling Guru BK
SMA Kabupaten Rejang Lebong. Islamic Counseling : Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, 5(1), 133. https://doi.org/10.29240/jbk.v5i1.2736
Pristanti, N. A., & Ardhiyah, U. (2023). Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Dan
Konseling Menggunakan Model CIPP. Coution : Journal of Counseling and
Education, 4(1), Article 1. https://doi.org/10.47453/coution.v4i1.627
Putra, E. M., & Nusantoro, E. (2015). Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di SMK Negeri 1 Blora (Model Cipp). Indonesian Journal of
Guidance and Counseling: Theory and Application, 4(1), Article 1.
https://doi.org/10.15294/ijgc.v4i1.7497
Sofyan, A., Sugiyo, S., & Kurniawan, K. (2021). Model Supervisi Bimbingan dan
Konseling Berbasis Structured Reflecting Teams Untuk Guru BK SMA.
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application,
10(2), Article 2. https://doi.org/10.15294/ijgc.v10i2.48722