Anda di halaman 1dari 23

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA

PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA


SEMARANG TAHUN 2023
FACTORS AFFECTING ANEMIA AMONG PREGNANT WOMEN IN
KEDUNGMUNDU PUBLIC HEALTH CENTER SEMARANG CITY IN THE
YEAR 2023

ARTIKEL ILMIAH
(Harvard)

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan


Pendidikan S-1 Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Disusun Oleh:
Alysa Sri Widyaningsih
H2A020120

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kedungmundu Kota

Semarang Tahun 2023

Factors Affecting Anemia among Pregnant Women in Kedungmundu Public Health Center Semarang City in

The Year 2023

Muhammad Irsam1, Afiana Rohmani2, Alysa Sri Widyaningsih3


1,2
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhaamdiyah Semarang
3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhaamdiyah Semarang

*Penulis Korespondensi. Email : alysawidyaningsih@gmail.com

Telepon: 089661793248

ABSTRAK

Latar Belakang: Prevalensi anemia di dunia sebanyak 38,2%, di negara berkembang diperkirakan 43% sedangkan
di negara maju 9%. Diperkirakan anemia mempengaruhi lebih dari 115.000 kematian ibu dan 591.000 kematian
prenatal secara global pertahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruh kejadian
anemia pada ibu hamil.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain Cross sectional menggunakan data sekunder dan rekam
medis di Puskesmas Kedungmundu dari bulan Januari-Mei 2023. Subjek penelitian sebanyak 45 orang ibu hamil
anemia trimester III dengan teknik total sampling. Variabel usia dikategorikan berisiko : <20 tahun dan/>35 tahun,
tidak berisiko : 20-35 tahun; umur kehamilan dikategorikan berisiko: TM III lebih dari 37 minggu, tidak berisiko :
TM III kurang dari 37 minggu; paritas dikategorikan berisiko : ≥3, tidak berisiko : <3; kunjungan ANC
dikategorikan berisiko : tidak sesuai standar (ANC ˂3x) pada TM III, tidak berisiko : sesuai standar (ANC ≥3x) pada
TM III; dan anemia dikategorikan Hb 9-10 g/dL : anemia ringan, Hb 7-8 g/dL : anemia sedang, Hb ˂ 7 g/dL : anemia
berat. Analisis data menggunakan uji chi-square dilanjutkan dengan regresi logistik.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa anemia sedang paling banyak terjadi pada ibu hamil anemia trimester
III dengan usia ibu berisiko (80,60%), umur kehamilan berisiko (93,50%), paritas berisiko (80,60%) dan kunjungan
ANC berisiko (83,90%). Anemia ringan paling banyak terjadi pada ibu hamil anemia trimester III yang memiliki
paritas berisiko (71,40%), dan kunjungan ANC berisiko (64,30%). Faktor yang berhubungan dengan anemia pada
ibu hamil anemia sedang trimester III adalah usia (p-value 0,005; OR; 0,24), umur kehamilan (p-value 0,003;OR
2,952), paritas (p-value 0,002;OR 4,071) dan kunjungan ANC (p-value 0,004;OR 3,379). Faktor yang berhubungan
dengan anemia pada ibu hamil anemia ringan trimester III adalah usia (p-value 0,005), umur kehamilan (p-value
0,004), paritas (p-value 0,003) dan kunjungan ANC (p-value 0,005). Kunjungan ANC merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap anemia pada ibu hamil anemia sedang trimester III (p-value 0,007; (Exp. (B) = 29,340). Paritas
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap anemia pada ibu hamil anemia ringan trimester III (p-value
0,006; (Exp. (B) = 32,312).
Kesimpulan: Usia, umur kehamilan, paritas dan kunjungan ANC merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil trimester III. Kunjungan ANC merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian
anemia sedang. Paritas merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian anemia ringan.
Kata Kunci : anemia, kehamilan, kunjungan ANC, paritas.

ABSTRACT

Background: The prevalence of anemia in the world is 38.2%, in developing countries it is estimated at 43% while
in developed countries it is 9%. It is estimated that anemia affects more than 115,000 maternal deaths and 591,000
prenatal deaths globally per year. This study aims to determine the factors that influence the incidence of anemia in
pregnant women.
Method: This is an analytical observational research with a cross-sectional design using secondary data of medical
records at Kedungmundu Public Health center from January-May 2023. A total of 45 anemic pregnant women in the
third trimester at the Kedungmundu Community Health Center were include using a total sampling technique. The
age group is categorized as at risk: <20 years and/>35 years, not at risk: 20-35 years; gestational age group is
categorized as at risk: TM III more than 37 weeks, no risk: TM III less than 37 weeks; parity categorized as risky:
≥3, not at risk: <3; ANC visits were categorized as risky: not according to standards (ANC ˂3x) in TM III, no risk:
according to standards (ANC ≥3x) in TM III; and anemia is categorized as Hb 9-10 g/dL: mild anemia, Hb 7-8
g/dL: moderate anemia, Hb ˂ 7 g/dL: severe anemia. The data were statistically analys chi-square test and followed
by logistic regression.
Result: The results of the study showed that moderate anemia most often occurred in third trimester anemic
pregnant women with at risk maternal age (80.60%), at risk gestational (93.50%), at risk parity (80.60%) and at risk
ANC visits (83.90%). Mild anemia mostly occurred in third trimester anemic pregnant women with at risk parity
(71,40%) and at risk ANC visits (64,30%). Factors associated with anemia in third trimester anemic pregnant
women were age (p-value 0,005; OR; 0,24), gestational age (p-value 0.003; OR 2.952), parity (p-value 0.002; OR
4.071) and ANC visits (p-value 0.004; OR 3.379). ANC visits are factors that influence the incidence on moderate
anemia in third trimester anemic pregnant women (p-value 0,007; (Exp. (B) = 29,340). ANC visits is the factors that
has the most influence on anemia in moderate third trimester anemic pregnant women (p-value 0,007; (Exp. (B) =
29,340). Parity is the factor that has the most influence on anemia in mild third trimester anemic pregnant women
(p-value 0,006; (Exp. (B) = 32,312).
Conclusion: Age, pregnancy age, parity and ANC visits are factors that influence the incidence of anemia in third
trimester anemic pregnant women. ANC visits is the most influential factor on moderate anemia. Parity is the most
influential factor on mild anemia.
Keywords: anemia, pregnancy, ANC visits, parity.

PENDAHULUAN apabila kebutuhan gizi kurang selama

kehamilan terutama pada ibu yang berusia


“Indikator Angka Kematian Ibu
<20 dan >35 tahun. Seiring bertambahnya
(AKI) menunjukkan keberhasilan upaya
usia, suplai nutrisi meningkat dan sistem
kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI,
dalam tubuh menurun. Ibu hamil >usia 35
2018). Anemia adalah kondisi di mana
tahun berisiko lebih tinggi terkena anemia
jumlah sel darah merah (eritrosit) terlalu
karena penurunan zat besi dalam tubuh saat
sedikit. Sel darah merah ini mengandung
pembuahan (Khatimah, Dkk. 2022).”
hemoglobin, yang bertanggung jawab untuk
Banyak wanita yang mengalami
membawa oksigen ke seluruh tubuh. Di
anemia pada trimester II dan III, hal ini di
seluruh dunia, 38,2% orang mengalami
oleh pemenuhan kebutuhan zat besi yang
anemia ( Willy, 2017). Anemia rentan terjadi
tinggi dan meningkatnya cairan plasma
darah menyebabkan hemodilusi tanpa pendeknya meliputi peningkatan kejadian

dibarengi dengan masuknya zat besi yang kesakitan dan kematian, perkembangan

cukup, hal ini dapat menyebabkan anemia kognitif, motorik, dan verbal yang tidak

dalam kehamilan (Chrispinus, 2014). Ibu normal pada anak-anak, dan peningkatan

degan paritas >3 memiliki risiko untuk biaya kesehatan. Efek jangka panjangnya

mengalami anemia dalam kehamilan. Hal ini meliputi postur tubuh yang tidak ideal saat

karena wanita yang memiliki paritas tinggi dewasa (lebih pendek dari biasanya),

umumnya memeiliki kerentanan untuk peningkatan risiko obesitas dan penyakit

perdarahan dan deplesi gizi ibu (Nur, 2017). lainnya (Hastuty, 2018) Q.S At Talaq ayat 6

Kunjungan ANC rutin dapat yang menjelaskan bahwa asupan makanan

mendeteksi berbagai faktor resiko untuk ibu hamil haruslah sehat dan bergizi

kehamilan, salah satunya adalah anemia. karena akan mempengaruhi status gizi ibu

Keteraturan kunjungan ANC mempengaruhi dan juga perkembangan janin yang

kepatuhan terhadap penggunaan tablet Fe dikandungnya (Devy & Suhery, 2020)

anemia selama kehamilan (hrispinus, 2014) Berdasarkan latar belakang diatas,

Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

menderita anemia kemungkinan besar judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

memiliki cadangan zat besi yang rendah Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di

walaupun tidak menderita anemia. Ini dapat Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang

mengakibatkan gangguan fungsi kognitif Tahun 2023”.

(Tanziha, 2016).
METODE

Salah satu efek anemia dalam


Penelitian ini menggunakan desain
kehamilan adalah stunting. Efek jangka
penelitian cross-sectional dan dilaksanakan
pada periode Januari-Mei 2023 di dalam rekam medis, dikecualikan dari

Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. penelitian ini. Analisis statistik yang

Pengambilan sampel dilakukan dengan digunakan melibatkan uji chi-square untuk

metode total sampling, melibatkan seluruh menilai hubungan antar dua variabel, dan

ibu hamil trimester III dengan anemia di regresi logistik multivariat untuk

Puskesmas Kedungmundu, yang berjumlah mengidentifikasi faktor yang paling

45 orang berdasarkan data sekunder dari signifikan mempengaruhi kejadian anemia

Simpus Puskesmas Kedungmundu pada pada ibu hamil trimester III.

rentang bulan Januari-Mei 2023. Kriteria


“Penelitian ini dilakukan setelah
inklusi penelitian mencakup ibu hamil
mendapatkan ethical clearance Komisi Etik
trimester III dengan anemia yang memiliki
Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas
data lengkap pada rekam medis, termasuk
kedokteran Universitas Muhammadiyah
informasi tentang usia, umur kehamilan,
Semarang No.:
paritas, dan kunjungan antenatal care
069/EC/KEPK-FK/UNIMUS/2023 dan izin
(ANC). Sementara itu, ibu hamil trimester I,
penelitian dengan mempertimbangkan
II, dan III yang mengalami anemia dan
prinsip-prinsip etika penelitian serta
memiliki riwayat penyakit HIV/AIDS,
mendapat izin dari pihak puskesmas untuk
malaria, TBC, penyakit ginjal kronik, atau
mengakses data.”
infeksi pencernaan, yang terdokumentasi

HASIL g/dL), dan anemia berat (Hb < 7 g/dL).

Tabel 4.1 menyajikan proporsi anemia


Anemia pada ibu hamil diklasifikasikan
ringan, anemia sedang, dan anemia berat
menjadi tiga kategori, yaitu anemia ringan
pada ibu hamil trimester III di Puskesmas
(Hb 9-10 g/dL), anemia sedang (Hb 7-8
Kedungmundu Kota Semarang selama tahun ibu hamil trimester III di Puskesmas

2023. Tabel 1 memperlihatkan proporsi yang Kedungmundu Kota Semarang pada tahun

sama untuk kategori anemia tersebut pada yang sama.

Anemia N Presentasi
(%)
Ringan 14 31%
Sedang 31 69%
Berat 0 0%

Berdasarkan data dalam Tabel 1, dapat Tabel 2 menunjukkan proporsi dari faktor-

disimpulkan bahwa dari total 45 ibu hamil faktor seperti usia ibu hamil, umur

dengan anemia pada trimester III, 14 orang kehamilan, paritas, dan kunjungan antenatal

(31%) mengalami anemia ringan, 31 orang care (ANC) pada ibu hamil yang mengalami

(69%) mengalami anemia sedang, dan tidak anemia sedang di Puskesmas Kedungmundu

ada yang mengalami anemia berat (0%). Kota Semarang pada tahun 2023

Variabel Kejadian Anemia


Anemia Sedang
N %
Usia Ibu
Berisiko 25 80,60
Tidak Berisiko 6 19,40
Umur
Kehamilan 29 93,50
Berisiko 2 6,50
Tidak Berisiko
Paritas
Berisiko 25 80,60
Tidak Berisiko 6 19,40
Kunjungan
ANC 26 83,90
Berisiko 5 16,10
Tidak Berisiko
Total 31 100

Tabel 3 memperlihatkan proporsi dari care (ANC) pada ibu hamil yang mengalami

faktor-faktor seperti usia ibu hamil, umur anemia ringan di Puskesmas Kedungmundu

kehamilan, paritas, dan kunjungan antenatal Kota Semarang pada tahun 2023

Variabel Kejadian Anemia


Anemia Ringan
N %
Usia Ibu
Berisiko 7 50,00
Tidak Berisiko 7 50,00
Umur
Kehamilan 7 50,00
Berisiko 7 50,00
Tidak Berisiko
Paritas
Berisiko 10 71,40
Tidak Berisiko 4 28,60
Kunjungan
ANC 9 64,30
Berisiko 5 35,70
Tidak Berisiko
Total 14 100
Dari tabel 2 dan 3, dapat yaitu < 20 tahun dan > 35 tahun,

disimpulkan bahwa dari 45 ibu dengan jumlah 32 ibu hamil

hamil, proporsi ibu hamil yang (80,60%), dibandingkan dengan

mengalami anemia sedang lebih kelompok usia tidak berisiko, yaitu

tinggi pada kelompok usia berisiko, 20-35 tahun, yang hanya terdapat 6
ibu hamil (19,40%). Sementara itu, kehamilan, yaitu berisiko dan tidak

pada kelompok ibu hamil yang berisiko, masing-masing sebanyak 7

mengalami anemia ringan, proporsi ibu hamil (50%).

jumlahnya sama pada kedua


Dalam penelitian ini, terdapat
kelompok usia, yaitu berisiko dan
kecenderungan bahwa proporsi ibu
tidak berisiko, masing-masing
hamil yang mengalami anemia
sebanyak 7 ibu hamil (50%).
sedang lebih tinggi pada kelompok

“Proporsi ibu hamil yang ibu hamil dengan paritas berisiko,

mengalami anemia sedang cenderung yaitu kurang dari 3 kali melahirkan,

lebih tinggi pada kelompok ibu sebanyak 25 ibu hamil (80,60%), jika

dengan umur kehamilan yang dibandingkan dengan kelompok ibu

berisiko, yaitu trimester III lebih dari hamil yang memiliki paritas tidak

37 minggu, dengan jumlah sebanyak berisiko, yaitu sebanyak 6 ibu hamil

29 ibu hamil (93,50%). Hal ini (19,40%). Sementara itu, pada

dibandingkan dengan kelompok ibu kelompok ibu hamil yang mengalami

hamil yang memiliki umur kehamilan anemia ringan, proporsi ibu hamil

yang tidak berisiko, yaitu trimester lebih tinggi pada kelompok ibu

III kurang dari 37 minggu, yang dengan paritas berisiko, yaitu

hanya terdapat 2 ibu hamil (6,50%).” sebanyak 10 ibu hamil (71,40%), jika

Sementara itu, pada kelompok ibu dibandingkan dengan kelompok ibu

hamil yang mengalami anemia dengan paritas tidak berisiko, yaitu

ringan, proporsi jumlahnya tetap sebanyak 4 ibu hamil (28,60%).

sama pada kedua kelompok umur


Selain itu, dalam penelitian ini menggunakan program statistik SPSS

ini, jumlah ibu hamil yang versi 26 untuk menentukan besarnya uji chi

mengalami anemia ringan lebih square dan menginterpretasikan hasilnya jika

tinggi pada kelompok ibu hamil p-value (nilai signifikan uji chi square)

dengan kunjungan ANC berisiko kurang dari 0,05 (p-value < 0,05), maka

yaitu tidak sesuai standar (ANC ˂ dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

3x) pada TM III, yaitu 26 ibu hamil usia ibu hamil, umur kehamilan, paritas, dan

(83,90%), dibandingkan dengan kunjungan antenatal care (ANC) dengan

kelompok ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil bermakna

kunjungan ANC tidak berisiko yaitu secara statistik.

sesuai standar (ANC ˂ 3x) pada TM


Tabel 4 Uji Chi Square Hubungan beberapa
III, yaitu 5 ibu hamil (16,10 %).
faktor risiko dengan kejadian anemia sedang

Uji Chi Square adalah analisis bivariat yang pada ibu hamil di Puskesmas Kedungmundu

digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Kota Semarang pada tahun 2022

Variabel p-value OR
Usia 0,005 0,24
Umur 0,003 14,5
Kehamilan
Paritas 0,002 10,417
Kunjungan 0,004 9,3
ANC

Tabel 4 menunjukkan hasil kasus anemia sedang pada ibu hamil

analisis dengan uji Chi-Square untuk di Puskesmas Kedungmundu Kota

hubungan beberapa faktor dengan Semarang pada tahun 2023; variabel


usia, dengan p-value 0,005, Trimester III lebih dari 37 minggu)

menunjukkan hubungan yang memiliki peluang 14,5 kali untuk

signifikan secara statistik antara mengalami anemia sedang

faktor usia dan kasus anemia sedang dibandingkan dengan ibu yang tidak

pada ibu hamil di Puskesmas berisiko (dalam Trimester III kurang

Kedungmundu Kota Semarang pada dari 37 minggu). Ini karena variabel

tahun 2023. Dengan nilai OR = 0,24, umur kehamilan memiliki nilai OR =

variabel usia menunjukkan bahwa 14,5.”

ibu di usia berisiko (dari 20 hingga


Hubungan yang bermakna
35 tahun) memiliki peluang 0,24 kali
secara statistik antara faktor umur
untuk mengalami anemia sedang
kehamilan dan jumlah kejadian
dibandingkan dengan ibu di usia
anemia sedang pada ibu hamil
tidak berisiko (dari 20 hingga 35
anemia trimester III di Puskesmas
tahun).
Kedungmundu Kota Semarang pada

“Hubungan yang bermakna tahun 2023 ditemukan dengan

secara statistik antara faktor umur variabel paritas (p-value = 0,002).

kehamilan dan jumlah kasus anemia Dengan nilai OR = 10,417, variabel

sedang pada ibu hamil anemia paritas menunjukkan bahwa ibu

trimester III di Puskesmas dengan paritas berisiko (lebih dari 3)

Kedungmundu Kota Semarang pada memiliki peluang 10,417 kali lebih

tahun 2023 ditemukan dengan besar untuk mengalami anemia

variabel umur kehamilan (p-value = sedang dibandingkan dengan ibu

0,003). Ibu yang berisiko (dalam


dengan paritas tidak berisiko (kurang tahun 2023. Ini menunjukkan bahwa

dari 3). ibu dengan paritas tidak bertemu

ANC memiliki peluang 9,36 kali


Dengan nilai OR 9,36,
lebih besar untuk mengalami anemia
variabel kunjungan ANC
sedang dibandingkan dengan ibu
menunjukkan hubungan yang
dengan paritas tidak bertemu ANC..
bermakna secara statistik antara

faktor umur kehamilan dan jumlah Tabel 5 Uji Chi Square Hubungan beberapa

kejadian anemia sedang pada ibu faktor risiko dengan kejadian anemia ringan

hamil trimester III di Puskesmas pada ibu hamil di Puskesmas Kedungmundu

Kedungmundu Kota Semarang pada Kota Semarang pada tahun 2023

Variabel p-value OR
Usia 0,005 12,30
Umur 0,004 10,57
Kehamilan
Paritas 0,003 6,47
Kunjungan 0,005 8,37
ANC
Tabel 5 menunjukkan hasil secara statistik antara faktor usia dan

analisis dengan uji Chi-Square untuk kasus anemia ringan pada ibu hamil

hubungan beberapa faktor dengan di Puskesmas Kedungmundu Kota

kasus anemia ringan pada ibu hamil Semarang pada tahun 2023. Dengan

di Puskesmas Kedungmundu Kota nilai OR 12,30, variabel umur

Semarang pada tahun 2023. Hasil kehamilan menunjukkan bahwa ibu

menunjukkan bahwa, dengan p-value dengan usia berisiko (di bawah 20

0,005, ada hubungan yang signifikan tahun dan di atas 35 tahun) memiliki
peluang 12,30 kali untuk mengalami anemia trimester III di Puskesmas

anemia ringan dibandingkan dengan Kedungmundu Kota Semarang pada

ibu dengan usia tidak berisiko (di tahun 2023 ditemukan dengan

antara 20 dan 35 tahun). variabel paritas (p-value = 0,003).

Dengan nilai OR = 6,46, variabel


“Variabel umur kehamilan
paritas menunjukkan bahwa ibu
memiliki nilai OR 10,57, yang
dengan paritas berisiko (lebih dari 3)
menunjukkan hubungan yang
memiliki peluang 6,46 kali lebih
bermakna secara statistik antara
besar untuk mengalami anemia
faktor umur kehamilan dan jumlah
ringan dibandingkan dengan ibu
kasus anemia ringan yang terjadi
dengan paritas tidak berisiko (kurang
pada ibu hamil dalam trimester III di
dari 3).”
Puskesmas Kedungmundu Kota

Semarang pada tahun 2023. Ini Variabel kunjungan ANC (p-

menunjukkan bahwa ibu hamil dalam value = 0,005) menunjukkan

trimester III, yang lebih dari 37 hubungan yang bermakna secara

minggu, memiliki peluang 10,57 kali statistik antara faktor umur

lebih besar untuk mengalami anemia kehamilan dan jumlah kasus anemia

ringan daripada ibu hamil yang tidak ringan pada ibu hamil trimester III di

memiliki faktor umur kehamilan.” Puskesmas Kedungmundu Kota

Semarang pada tahun 2023. Variabel


“Hubungan yang bermakna
kunjungan ANC memiliki nilai OR =
secara statistik antara faktor umur
8,37, yang berarti bahwa ibu dengan
kehamilan dan jumlah kasus anemia
risiko kunjungan ANC di bawah 3
ringan yang terjadi pada ibu hamil
kali memiliki peluang 8,37 kali lebih hamil, umur kehamilan, paritas, dan

besar untuk mengalami anemia kunjungan antenatal care (ANC)

ringan dibandingkan dengan ibu adalah keempat variabel yang

dengan paritas tidak tidak berisiko (≥ diidentifikasi dalam analisis akhir

3 kali). dari uji regresi logistik (Gedefaw,

dkk. 2015).”
“Setelah uji chi-square, uji

regresi logistik, yang merupakan Tabel 6 Uji Regresi Logistik Variabel yang

pengembangan lebih lanjut dari uji Paling Berpengaruh dengan Kejadian

chi-square multivariat, digunakan Anemia Sedang pada Ibu Hamil di

untuk mencari faktor risiko yang Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang

memengaruhi kejadian anemia Pada Tahun 2023

sedang pada ibu hamil. Usia ibu

95% C.I.for EXP(B)


Variabel B Exp(B) Sig.
Lower Upper
Usia 3,151 23,364 0,044 1,089 501,363
Umur Kehamilan 2,952 19,151 0,047 1,036 353,905
Paritas 4,071 58,628 0,004 3,736 919,993
Kunjungan ANC 3,379 29,340 0,007 2,481 346,928

“Karena p-value <0,05, hasil (p-value 0,007) memberikan

uji multivariat menunjukkan bahwa pengaruh yang signifikan terhadap

faktor usia (p-value 0,044), umur anemia sedang pada ibu hamil. Ibu

kehamilan (p-value 0,047), paritas dengan kehamilan berisiko (trimester

(p-value 0,004), dan kunjungan ANC III lebih dari 37 minggu) berpeluang
19,151 kali untuk mengalami anemia anemia dibandingkan dengan ibu dengan

dibandingkan dengan ibu tidak kunjungan ANC di bawah 3 kali. Faktor

berisiko (20-35 tahun). Ibu dengan kunjungan ANC (p-value = 0,007) dan

usia beresiko (< 20 tahun dan > 35 berpeluang 29,340 kali untuk mengalami

tahun) berpeluang 23,364 kali untuk anemia dibandingkan dengan ibu dengan

mengalami anemia sedang kunjungan ANC di bawah Ini menunjukkan

dibandingkan dengan ibu tidak bahwa, pada tahun 2023, jumlah kejadian

berisiko (20-35 tahun).” anemia sedang pada ibu hamil di Puskesmas

Kedungmundu Kota Semarang paling


Untuk variabel paritas, ibu dengan paritas
banyak dipengaruhi oleh kunjungan ANC.
berisiko (di atas 3) berpeluang 58,628 kali

untuk mengalami anemia dibandingkan Tabel 7 Uji Regresi Logistik Variabel yang

dengan ibu dengan paritas tidak berisiko (di Paling Berpengaruh dengan Kejadian

bawah 3). Untuk variabel kunjungan ANC, Anemia Ringan pada Ibu Hamil di

ibu dengan kunjungan ANC di bawah 3 kali Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang

berpeluang 29,340 kali untuk mengalami Pada Tahun 2023

95% C.I.for EXP(B)


Variabel B Exp(B) Sig.
Lower Upper
Paritas 3,021 32,312 0,006 2,481 356,918
Kunjungan ANC 3,012 24,618 0,004 2,346 319,953

“Karena p-value <0,05, hasil uji pada ibu hamil (p-value = 0,006). Ibu

multivariat menunjukkan bahwa faktor dengan paritas berisiko (lebih dari 3)

paritas dan kunjungan ANC memiliki berpeluang 32,312 kali untuk mengalami

pengaruh signifikan terhadap anemia ringan anemia dibandingkan dengan ibu dengan
paritas tidak berisiko (kurang dari 3). Untuk jumlah sebanyak 25 ibu hamil

variabel kunjungan ANC, ibu dengan (80,60%), dibandingkan dengan

kunjungan ANC yang tidak berisiko (kurang kelompok usia tidak berisiko, yaitu

dari 3) berpeluang 24,618 kali untuk 20-35 tahun, yang hanya terdapat 6

mengalami anemia.” ibu hamil (19,40%). Dari hasil

analisis bivariat, nilai p-value untuk


Faktor paritas (p-value = 0,006) dan peluang
anemia sedang dan ringan adalah
32,312 kali untuk mengalami anemia ringan
0,005 (< 0,05), menunjukkan bahwa
ditemukan dalam hasil uji multivariat. Hasil
hubungan antara faktor usia ibu
ini menunjukkan bahwa faktor paritas
hamil dengan kejadian anemia
merupakan faktor yang paling
sedang dan ringan pada ibu hamil
mempengaruhi jumlah kejadian anemia
trimester III di Puskesmas
ringan yang terjadi pada ibu hamil di
Kedungmundu Kota Semarang pada
Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
tahun 2023 memiliki signifikansi
pada tahun 2023.
statistik sebesar 5%. Hasil uji
PEMBAHASAN
multivariat menunjukkan nilai p-

1. Usia Ibu value sebesar 0,043 untuk anemia

Temuan penelitian sedang, mengindikasikan bahwa

mengindikasikan bahwa ibu hamil kejadian anemia sedang pada ibu

yang mengalami anemia sedang hamil trimester III di Puskesmas

cenderung lebih banyak terdapat Kedungmundu Kota Semarang pada

pada kelompok usia berisiko, yaitu < tahun 2023 dipengaruhi secara

20 tahun dan > 35 tahun, dengan statistik oleh faktor usia. Lebih

spesifik, ibu dengan usia berisiko


(<20 tahun dan >35 tahun) memiliki kekurangan zat besi masih dapat

peluang 23,364 kali lebih tinggi diatasi oleh cadangan tubuh yang

untuk mengalami anemia sedang masih dalam masa pertumbuhan, dan

dibandingkan dengan ibu dengan usia ibu hamil membutuhkan lebih

tidak berisiko (20-35 tahun) (Exp. banyak zat gizi untuk

(B) = 23,364). pertumbuhannya sendiri.” Akibatnya,

“Kekurangan zat besi terjadi anemia pada kondisi ini biasanya

pada saat kebutuhan zat besi terjadi dalam keadaan anemia sedang

meningkat, seperti pada wanita usia (Khatimah, dkk. 2022) Bila wanita

reproduktif. Kebutuhan zat besi hamil diatas umur 35 tahun, ia akan

setiap hari berbeda untuk setiap mengalami fungsi faal tubuh tidak

tingkat umur. Kondisi masih optimal, karena sudah masuk masa

berkembang pada usia kurang dari awal degeneratif. Oleh karenanya,

dua puluh tahun, sehingga asupan hamil pada usia 35 tahun merupakan

makanan dibagi untuk pertumbuhan kehamilan yang berisiko yang dapat

ibu, sehingga anemia lebih sering menyebabkan anemia, juga dapat

terjadi”.. berdampak pada keguguran

“Usia ibu hamil terkait (abortus), bayi lahir dengan berat

dengan kemampuan alat reproduksi badan yang rendah (BBLR), dan

wanita untuk hamil. Usia 20-35 tahun persalinan yang tidak lancar

adalah usia ideal untuk hamil. Pada (komplikasi persalinan) (Tanziha,

usia di bawah 20 tahun, tubuh wanita dkk. 2010.

belum siap untuk hamil karena masih 2. Umur Kehamilan

dalam pertumbuhan. Oleh karena itu,


“Hasil penelitian Kedungmundu Kota Semarang pada

menunjukkan bahwa ibu hamil yang tahun 2023”. Ibu dalam trimester

mengalami anemia lebih banyak ketiga yang lebih dari 37 minggu

dalam kelompok ibu yang berisiko— memiliki peluang 19,151 kali untuk

yaitu, kelompok ibu yang usia mengalami anemia sedang

kehamilannya lebih dari 37 minggu, dibandingkan dengan ibu yang tidak

atau 29 ibu hamil (93,50%)— berisiko (exp. (B) = 19,151).

dibandingkan dengan kelompok ibu Rumus Naegele, yaitu waktu

yang usia kehamilannya kurang dari dari Hari Pertama Haid Terakhir

37 minggu, atau 2 ibu hamil (6,50%). (HPHT) sampai hari perhitungan

Dalam uji multivariat, p-value 0,047 umur kehamilan, digunakan untuk

untuk anemia sedang (< 0,05) dan p- menentukan umur kehamilan.

value 0,003 untuk anemia sedang (< Kehamilan dinyatakan dalam

0,05), menunjukkan bahwa faktor minggu. Mereka kemudian dibagi

umur kehamilan dengan signifikansi menjadi trimester I, yang terdiri dari

5% memengaruhi kejadian anemia 0–12 minggu, trimester II, yang

sedang dan ringan pada ibu hamil terdiri dari 13-27 minggu, dan

trimester III di Puskesmas trimester III, yang terdiri dari 28–40

Kedungmundu Kota Semarang pada minggu.

tahun 2023.. Ini menunjukkan bahwa Pada trimester ketiga, banyak

faktor umur kehamilan secara wanita mengalami kekurangan zat

statistik memengaruhi kejadian besi. Ibu hamil yang berisiko

anemia sedang pada ibu hamil mengalami anemia (di atas 37

trimester III di Puskesmas minggu kehamilan) lebih rentan


mengalami anemia karena setidaknya 3 orang, atau 6 ibu hamil

peningkatan hemodilusi maksimal (19,40%)”. Hasil uji multivariat

untuk mempertahankan menunjukkan p-value 0,004 untuk

perkembangan bayi, yang anemia sedang dan p-value 0,006

mengakibatkan kekurangan zat besi. untuk anemia ringan (< 0,05),

Jika hemodilusi ini tidak diimbangi menunjukkan bahwa hubungan

dengan pemasukan zat besi yang faktor paritas dengan kejadian

cukup, ini dapat menyebabkan anemia sedang dan ringan pada ibu

anemia. hamil anemia trimester III di

Anemia yang dapat terjadi Puskesmas Kedungmundu Kota

pada fase ini adalah anemia sedang Semarang pada tahun 2023 bermakna

karena ketikdakseimbangan asupan secara statistik dengan signifikansi

Fe harian seiring bertambahnya umur 5%.. Ini menunjukkan bahwa faktor

kehamilan (Asih, dkk. 2021) paritas memengaruhi secara statistik

3. Paritas kejadian anemia sedang dan ringan

“Hasil penelitian pada ibu hamil anemia trimester III

menunjukkan bahwa ibu hamil yang di Puskesmas Kedungmundu Kota

mengalami anemia lebih sering Semarang pada tahun 2023. Ibu

dalam kelompok ibu hamil dengan dengan paritas berisiko (≥ 3)

paritas berisiko, yang mencakup memiliki peluang 58,628 kali untuk

setidaknya 3 orang, atau 25 ibu hamil mengalami anemia sedang dan

(80,60%), dibandingkan dengan 32,312 kali untuk mengalami anemia

kelompok ibu hamil dengan paritas ringan, dibandingkan dengan ibu

tidak berisiko, yang mencakup dengan paritas tidak berisiko (< 3).
“Ibu dengan paritas dua atau dapat terjadi karena tubuh ibu sudah

lebih berisiko 2.3 kali lebih besar berdaptasi dari kehamilan

mengalami anemia daripada ibu sebelumnya”, perdarahan, dan

dengan paritas kurang dari dua (11), kompetisi nutrisi antara ibu dan bayi

menurut Abriha (2014). Hal ini dapat mulai berkurang (Ramesh, dkk.)

dijelaskan karena wanita dengan 4. Kunjungan ANC

paritas tinggi lebih rentan terhadap “Hasil penelitian

perdarahan dan kekurangan gizi ibu. menunjukkan bahwa jumlah ibu

Setiap kehamilan meningkatkan hamil yang mengalami anemia lebih

risiko perdarahan sebelum, selama, tinggi dalam kelompok ibu hamil

dan setelah melahirkan dibandingkan dengan kunjungan ANC berisiko atau

dengan wanita yang tidak hamil.” tidak sesuai standar (ANC ˂ 3x) pada

Anemia dapat terjadi dalam kondisi TM III, yaitu 26 ibu hamil (83,90%).

ini dalam skala ringan atau sedang. Kelompok ibu hamil dengan

Persalinan yang disertai dengan kunjungan ANC tidak berisiko atau

perdarahan dan kekurangan nutrisi sesuai standar (ANC ˂ 3x) pada TM

meningkatkan risiko anemia.. “Selain III, yaitu 5 ibu hamil (16,10 %).

itu, karena jumlah anak yang lebih Hubungan antara faktor kunjungan

besar, ada peningkatan tingkat ANC dan jumlah anemia sedang dan

berbagi makanan dan sumber daya ringan pada ibu hamil di Puskesmas

keluarga lainnya, yang dapat Kedungmundu Kota Semarang pada

mengganggu asupan makanan harian tahun 2023 bermakna secara statistik

ibu hamil, menyebabkan deplesi gizi dengan signifikansi 5%, menurut

dan risiko anemia. Anemia ringan hasil uji bivariat.” Hasil


menunjukkan p-value 0,004 untuk mengalami anemia (80 persen). Ini

anemia sedang dan p-value 0,005 karena banyak ibu hamil yang baru

untuk anemia ringan (semuanya di memeriksa kehamilannya di trimester

bawah 0,05). Hasil penelitian II dan III menjelang kelahiran atau

multivariat menunjukkan p-value jika mereka memiliki keluhan yang

0,007 untuk anemia sedang dan p- mempersulit kehamilan mereka

value 0,004 untuk anemia ringan, ( Khatimah, dkk. 2022). Setiap

masing-masing dengan p-value di trimester antenatal care (ANC)

bawah 0,05. Ini menunjukkan bahwa komprehensif memiliki tujuan

faktor kunjungan ANC berdampak khusus. Misalnya, TM I dilakukan

secara statistik pada kejadian anemia untuk memastikan bahwa ibu hamil

sedang dan ringan pada ibu hamil benar-benar hamil, TM II dilakukan

anemia trimester III di Puskesmas untuk mengukur umur kehamilan,

Kedungmundu Kota Semarang pada dan TM III dilakukan untuk melihat

tahun 2023. Ibu dengan kunjungan tampilan janin. Selain memberikan

ANC kurang dari 3 kali berisiko tablet besi kepada ibu, ANC juga

29,340 kali untuk mengalami anemia diperlukan untuk mengukur nilai Hb(

sedang dan ringan, sementara ibu Khatimah, dkk. 2022).

dengan kunjungan ANC tidak Karena jumlah kunjungan

berisiko (lebih dari 3 kali) 24,618 ANC yang lebih sedikit,

kali. kemungkinan anemia lebih tinggi

Studi Khatimah (2022) pada ibu yang melakukannya. Ini

menemukan bahwa ibu yang tidak karena lebih sedikit informasi yang

sering melakukan kunjungan ANC diketahui ibu tentang proses


kehamilan dan perkembangan yang mengalami anemia ringan

janinnya. Kondisi ini dapat sebagian besar adalah ibu yang

menyebabkan anemia ringan atau memiliki paritas berisiko (71,40%),

sedang. Karena ibu hamil dan kunjungan ANC berisiko

mengonsumsi tablet besi tidak sesuai (64,30%)”.

dengan anjuran minum yang 2. “Ada hubungan yang bermakna

diberikan, kemungkinan anemia secara statistik antara kejadian

sedang dan ringan meningkat. anemia sedang pada kehamilan

Kepatuhan ibu hamil terhadap terhadap faktor usia (p-value 0,005),

penggunaan tablet besi diukur umur kehamilan (p-value 0,003),

dengan melacak jumlah, cara paritas (p-value 0,002) dan

konsumsi, dan frekuensi konsumsi kunjungan ANC (p-value 0,004).

setiap hari selama kunjungan ANC Ada hubungan yang bermakna secara

(Raichur, 2017) statistik antara kejadian anemia

ringan pada kehamilan terhadap


KESIMPULAN
faktor usia (p-value 0,005), umur
1. “Proporsi faktor ibu hamil yang
kehamilan (p-value 0,004), paritas
mengalami anemia sedang sebagian
(p-value 0,003) dan kunjungan ANC
besar adalah ibu yang memiliki usia
(p-value 0,005)”.
berisiko (80,60%), memiliki umur
3. Faktor yang paling berpengaruh
kehamilan berisiko (93,50%),
terhadap kejadian anemia pada ibu
memiliki paritas berisiko (80,60%),
hamil anemia sedang trimester III
dan kunjungan ANC berisiko
adalah kunjungan ANC (p-value
(83,90%). Proporsi faktor ibu hamil
0,007; (Exp. (B) =29,340). Faktor
yang paling berpengaruh terhadap hamil, seperti pada trimester III yang lebih

kejadian anemia pada ibu hamil pada dari 37 minggu, untuk lebih memperhatikan

ibu hamil anemia ringan trimester III asupan nutrisi yang mengandung zat besi

adalah paritas (p-value 0,006; (Exp. tinggi guna mencegah anemia. Untuk

(B) =32,312). kelompok usia berisiko (<20 tahun dan >35

tahun), disarankan agar mengikuti program


SARAN
KB dan memberikan konseling pada remaja
Puskesmas Kedungmundu perlu
agar mereka menghindari kehamilan pada
memperbaiki layanan kesehatan khususnya
usia terlalu dini atau terlalu tua yang dapat
untuk ibu hamil yang memiliki risiko
menyebabkan anemia. Ibu dengan paritas
anemia, seperti usia berisiko, umur
berisiko (≥3) sebaiknya mengikuti program
kehamilan berisiko, paritas berisiko, dan
KB agar kehamilan dapat direncanakan,
kunjungan ANC berisiko. Tujuannya adalah
sedangkan ibu dengan kunjungan ANC
untuk mencegah terjadinya anemia yang
berisiko perlu meningkatkan frekuensi
dapat mengakibatkan komplikasi selama
kunjungan ke puskesmas untuk mendeteksi
kehamilan. Bagi dokter dan bidan di
dan mencegah anemia lebih cepat. Untuk
Puskesmas Kedungmundu, diperlukan
peneliti berikutnya, disarankan untuk
peningkatan pemantauan dan deteksi dini
melakukan penelitian lebih lanjut terkait
terhadap faktor risiko anemia pada ibu
faktor-faktor lain yang berkaitan dengan
hamil, khususnya pada kelompok usia
kejadian anemia pada ibu hamil.
berisiko, umur kehamilan berisiko, paritas
DAFTAR PUSTAKA
berisiko, dan kunjungan ANC berisiko.

Selain itu, perlu dilakukan konseling Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan
Indonesia 2014 [Homepage on the
informasi dan edukasi (KIE) kepada ibu
Internet]. 2018; Available from: Hastuty M. Hubungan Anemia Ibu Hamil
website: http://www.kemkes.go.id Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita Di UPTD Puskesmas Kampar
Willy A. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Tahun 2018. J Doppler
Ditinjau dari Paritas dan Usia. J Ilmu 2020;4(2):112–116.
Kesehat 2017;2(2):123–130.
Devy S, Suheri S. Tanggung Jawab Nafkah
Khatimah H, Setiawati D, Haruna N. Suami Fakir Perspektif Mazhab
Hubungan Faktor Risiko Kejadian Mālikī dan Relevansinya dengan
Anemia pada Ibu Hamil Trimester Konteks Kekinian. El-USRAH J Huk
Ketiga. UMI Med J 2022;7(1):10–19. Kel 2020;3(2):190.
Chrispinus Siteti M. Anaemia in Pregnancy: Asih E, Aslamiyah D, Suherman S, Fajrini
Prevalence and Possible Risk Factors F, Herdiansyah D. Analisis Faktor
in Kakamega County, Kenya. Sci J Rekam Medis yang Berhubungan
Public Heal 2014;2(3):216. dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil di Rumah Sakit Kartini
Nur PDR. Faktor-Faktor Yang
Jakarta. J Kedokt dan Kesehat
Mempengaruhi Kejadian Anemia
2021;17(2):203.
Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Tegalrejo. 2017. Abriha A, Yesuf ME, Wassie MM.
Prevalence and associated factors of
hrispinus Siteti M. Anaemia in Pregnancy:
anemia among pregnant women of
Prevalence and Possible Risk Factors
Mekelle town: A cross sectional
in Kakamega County, Kenya. Sci J
study. BMC Res Notes 2014;7(1):1–
Public Heal 2014;2(3):216.
6.
Tanziha I, Utama LJ, Rosmiati R. Faktor
Ramesh B, Praveen SP, Jennifer J.
Risiko Anemia Ibu Hamil Di
Multigravidity a Major Risk Factor
Indonesia. J Gizi dan Pangan
of Anaemia in Pregnancy and its
2016;11(2):143–152.
Comparison in Primigravida Women
in Raichur. Natl J Lab Med 2017;6(4):22– Among Pregnant Women Attending
27. Antenatal Care Clinic in Wolayita
Sodo Town, Southern Ethiopia.
Gedefaw L, Ayele A, Asres Y, Mossie A. Ethiop J Health Sci 2015;25(2):155–
Anemia and Associated Factors 1
62.

Anda mungkin juga menyukai