Analisis Pengaruh Pada Motivasi Pembelajaran Sebagai Sarana Pengembangan Diri Untuk Prestasi Akademik Dan Non Akademik Siswa
Analisis Pengaruh Pada Motivasi Pembelajaran Sebagai Sarana Pengembangan Diri Untuk Prestasi Akademik Dan Non Akademik Siswa
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, karunia,
dan petunjuk-Nya yang senantiasa melimpahkan berkah dalam perjalanan
kehidupan ini. Dengan kehendak-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ilmiah ini
dengan judul "Pengaruh Pola Makan Sehari-hari dan Intensitas Aktivitas Fisik
terhadap Tingkat Stres dan Kesejahteraan Psikologis pada Siswa". Karya tulis ini
disusun dalam rangka memperdalam pemahaman dan kontribusi terhadap
pengetahuan tentang pentingnya pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur dalam
menjaga kesejahteraan mental dan emosional, khususnya pada lingkungan
pendidikan siswa. Dengan kerendahan hati, kami berharap bahwa karya tulis ini
dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pembaca dan masyarakat luas
dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis. Semoga
karya tulis ini menjadi langkah awal yang bermanfaat dalam menginspirasi
perubahan positif dalam pola hidup dan pemahaman akan pentingnya kesehatan
holistik..
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................5
A. Pola Makan......................................................................................................5
B. Aktivitas Fisik..................................................................................................6
C. Stress................................................................................................................8
D. Kesejahteraan Psikologis...............................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................12
A. Jenis Penelitian..............................................................................................12
B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................12
C. Populasi dan Sampel......................................................................................13
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................14
E. Teknik Analisis Data......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era modern yang serba cepat dan penuh tekanan seperti sekarang
ini, stres telah menjadi masalah umum yang dialami oleh banyak orang, termasuk
siswa. Para siswa seringkali menghadapi tekanan akademik, sosial, dan emosional
yang tinggi, yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis mereka.
Salah satu faktor yang telah diidentifikasi memiliki pengaruh signifikan terhadap
tingkat stres dan kesejahteraan psikologis adalah pola makan sehari-hari dan
intensitas aktivitas fisik (Santoso, 2019). Kedua faktor ini saling terkait dan dapat
berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada keseimbangan mental
dan emosional siswa.
Pola makan sehari-hari berperan penting dalam kesehatan fisik dan mental
seseorang. Konsumsi makanan yang seimbang dan bergizi telah terbukti dapat
meningkatkan fungsi kognitif, mood, dan tingkat energi. Namun, dalam
kenyataannya, banyak siswa cenderung mengabaikan pola makan yang sehat
karena kesibukan dan tekanan akademik. Mereka mungkin cenderung
mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan tinggi gula dan lemak, yang dapat
berdampak negatif pada suasana hati dan tingkat energi mereka (Botutihe & KM,
2022). Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan makanan tertentu, seperti
makanan tinggi gula atau kafein, dapat meningkatkan tingkat stres dan
mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi kesejahteraan psikologis.
Aktivitas fisik juga memiliki peran penting dalam mengelola stres dan
meningkatkan kesejahteraan psikologis. Olahraga dan aktivitas fisik yang teratur
telah terbukti dapat merangsang pelepasan endorfin, hormon "perasaan baik"
dalam tubuh, yang dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan suasana hati.
Namun, banyak siswa menghadapi tantangan dalam mempertahankan rutinitas
aktivitas fisik yang sehat karena keterbatasan waktu dan perhatian yang lebih
1
besar pada tuntutan akademik (Nurcahyo, 2024). Kurangnya aktivitas fisik juga
dapat menyebabkan penumpukan ketegangan fisik dan emosional, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan tingkat stres dan menurunkan kesejahteraan
psikologis.
2
Oleh karena itu, data dari berbagai penelitian tersebut menegaskan
pentingnya pola makan sehari-hari yang seimbang dan aktivitas fisik yang teratur
dalam mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa. Dengan
memperhatikan temuan ini, pendekatan holistik yang mengintegrasikan
pendidikan tentang pola makan sehat dan promosi aktivitas fisik di sekolah
menjadi semakin penting dalam membantu siswa mengatasi tekanan akademik
dan sosial yang mereka hadapi. Mendorong pola makan yang seimbang dan
aktifitas fisik yang cukup dapat membantu siswa mengelola stres dengan lebih
efektif dan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka secara keseluruhan.
Oleh karena itu, perhatian terhadap pola makan dan aktivitas fisik harus
diintegrasikan ke dalam upaya pendidikan kesehatan mental di sekolah serta
dukungan yang tepat dari pihak sekolah dan keluarga untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung bagi kesejahteraan holistik siswa
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara pola makan sehari-hari dengan tingkat stres dan
kesejahteraan psikologis pada siswa?
2. Apa dampak intensitas aktivitas fisik terhadap tingkat stres dan kesejahteraan
psikologis siswa?
3. Bagaimana pola makan sehari-hari dan intensitas aktivitas fisik dapat
ditingkatkan untuk mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan
psikologis pada siswa?
C. Tujuan Penelitian
3
3. Untuk menjelaskan pola makan sehari-hari dan intensitas aktivitas fisik dapat
ditingkatkan untuk mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan
psikologis pada siswa.
D. Manfaat Penelitian
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pola Makan
Pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang tidak dapat disangkal.
Makanan yang tepat memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi
dengan baik sepanjang hari. Selain itu, pola makan yang baik juga dapat
mengurangi risiko penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan
5
kanker. Sebaliknya, pola makan yang tidak seimbang, terlalu banyak gula, lemak
jenuh, atau garam dapat meningkatkan risiko penyakit-penyakit ini dan
mengurangi kualitas hidup seseorang. Memahami pola makan seseorang juga
merupakan langkah penting dalam merencanakan diet yang sesuai dengan
kebutuhan individu. Setiap orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan
(Lengkana & Muhtar, 2021). Dengan memahami pola makan seseorang, seorang
ahli gizi atau dokter dapat memberikan saran yang lebih terarah tentang jenis
makanan yang harus dikonsumsi dan seberapa banyak yang dibutuhka.
B. Aktivitas Fisik
6
tinggi yang meningkatkan detak jantung dan pernapasan, seperti berlari, berenang,
atau bersepeda. Sementara itu, aktivitas anaerobik melibatkan aktivitas yang lebih
intens seperti angkat beban atau latihan kekuatan yang memerlukan kekuatan dan
ketahanan otot tanpa memerlukan banyak oksigen.
Namun, manfaat aktivitas fisik tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik.
Aktivitas fisik juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan
emosional seseorang. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik
dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Ini karena saat
seseorang berolahraga, tubuh menghasilkan endorfin, hormon "perasaan baik"
yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi rasa sakit dan ketegangan.
Aktivitas fisik juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi gejala
kecemasan sosial.
Selain manfaat kesehatan fisik dan mental, aktivitas fisik juga dapat
menjadi bagian penting dari kehidupan sosial seseorang. Banyak kegiatan fisik
dilakukan secara bersama-sama dengan teman atau keluarga, seperti bermain
olahraga atau berjalan-jalan. Ini dapat membantu memperkuat hubungan sosial
dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Meskipun aktivitas fisik
7
memiliki banyak manfaat, banyak orang masih mengalami kesulitan untuk
memasukkan aktivitas fisik ke dalam rutinitas sehari-hari mereka (Suparto &
Puspita, 2024). Tantangan seperti jadwal yang padat, kurangnya motivasi, atau
keterbatasan fisik seringkali menjadi hambatan. Namun, dengan sedikit
perencanaan dan komitmen, setiap orang dapat menemukan cara untuk
meningkatkan tingkat aktivitas fisik mereka dan menikmati manfaat kesehatan
yang menyertainya. Dalam rangka menciptakan gaya hidup yang sehat dan
berkelanjutan, penting untuk memprioritaskan aktivitas fisik dalam rutinitas
sehari-hari. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, seseorang dapat
meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional mereka, serta meningkatkan
kualitas hidup secara keseluruhan..
C. Stress
Ada dua jenis stres: stres akut dan stres kronis. Stres akut adalah respon
singkat terhadap situasi tertentu yang dianggap sebagai ancaman atau tekanan,
seperti ujian besar atau presentasi di depan umum. Stres akut biasanya hilang
setelah situasi yang memicunya berlalu. Namun, stres kronis adalah stres yang
berkelanjutan dan berkepanjangan, sering kali terjadi sebagai akibat dari tekanan
yang berulang atau berkepanjangan, seperti masalah keuangan, konflik
8
interpersonal, atau beban kerja yang berlebihan (Juniar & Putri, 2023). Stres dapat
memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan fisik seseorang. Ketika
seseorang mengalami stres, sistem tubuhnya berada dalam mode "berjuang atau
lari", yang mengarahkan energi dan sumber daya tubuh untuk menghadapi situasi
yang dianggap sebagai ancaman. Ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah, denyut jantung yang cepat, peningkatan tingkat gula darah, dan
menurunkan sistem kekebalan tubuh. Jika stres berlanjut dalam jangka waktu
yang lama, dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk
penyakit jantung, diabetes, gangguan pencernaan, dan gangguan tidur.
Selain dampak pada kesehatan fisik, stres juga dapat berdampak negatif
pada kesehatan mental dan emosional seseorang. Stres kronis dapat menyebabkan
gejala kecemasan, depresi, dan gangguan suasana hati. Ini juga dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, membuat keputusan,
dan mengatur emosi. Dalam jangka panjang, stres kronis dapat menyebabkan
masalah mental yang lebih serius, seperti gangguan kecemasan atau depresi klinis.
Tidak semua stres bersifat negatif; ada juga yang dikenal sebagai stres positif atau
eustress (Nopela et al., 2021). Stres positif adalah respons terhadap situasi yang
dianggap sebagai tantangan yang memungkinkan seseorang untuk tumbuh,
berkembang, dan meningkatkan kinerja mereka. Contohnya adalah saat seseorang
merasa tertantang untuk menyelesaikan proyek yang menantang atau bersaing
dalam olahraga. Stres positif dapat memberikan dorongan motivasi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan mengatasi hambatan.
9
meminimalkan stres yang tidak perlu dalam hidup mereka, serta mengembangkan
strategi untuk mengatasi stres yang tidak dapat dihindari. Dengan demikian,
mereka dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental mereka, serta
meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan..
D. Kesejahteraan Psikologis
10
cenderung memiliki tingkat ketahanan yang baik dan mampu menghadapi
tantangan dengan cara yang adaptif.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Waktu dan tempat penelitian adalah dua aspek penting dalam metodologi
penelitian yang merujuk pada periode waktu dan lokasi di mana penelitian
dilakukan. Pertama, "waktu penelitian" mengacu pada periode waktu di mana
12
penelitian dilaksanakan atau di mana data dikumpulkan. Rentang waktu penelitian
dapat bervariasi tergantung pada jenis penelitian, skala, kompleksitas, dan tujuan
penelitian tersebut. Hal ini bisa berlangsung dari beberapa hari hingga berbulan-
bulan atau bahkan bertahun-tahun, tergantung pada kompleksitas masalah yang
diteliti dan cakupan penelitian. Waktu penelitian yang tepat dipilih berdasarkan
pertimbangan yang matang, termasuk ketersediaan sumber daya, aksesibilitas
responden atau subjek penelitian, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi
kelancaran dan keberhasilan penelitian.
Populasi penelitian ini adalah siswa MAN 3 Jakarta Pusat. MAN 3 Jakarta
Pusat adalah lembaga pendidikan menengah atas yang terletak di wilayah Jakarta
Pusat. Populasi ini mencakup semua siswa yang terdaftar di MAN 3 Jakarta Pusat
pada rentang waktu penelitian, yang mungkin terdiri dari berbagai tingkat kelas
dan latar belakang sosial-ekonomi. Deskripsi populasi ini mencakup beragam
13
siswa yang mungkin memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk usia,
jenis kelamin, tingkat kelas, minat, bakat, dan latar belakang keluarga. Siswa-
siswa ini mungkin memiliki pengalaman dan gaya hidup yang berbeda, yang
dapat memengaruhi pola makan, intensitas aktivitas fisik, tingkat stres, dan
kesejahteraan psikologis mereka.
Sementara itu, sampel penelitian ini adalah subset dari populasi siswa
MAN 3 Jakarta Pusat yang dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Sampel dipilih secara acak atau dengan menggunakan teknik stratified random
sampling, untuk memastikan bahwa sampel mewakili variasi yang ada dalam
populasi. Sampel ini dapat terdiri dari siswa dari berbagai tingkat kelas dan
kelompok usia yang dianggap mewakili populasi secara keseluruhan. Sampel
penelitian ini mencakup 20 siswa yang akan disertakan dalam penelitian, kriteria
inklusi dan eksklusi yang digunakan untuk memilih sampel, serta informasi
tentang proses pengambilan sampel. Sampel ini kemudian akan menjadi subjek
penelitian yang akan diobservasi, diwawancarai, atau diisi kuesioner untuk
mengumpulkan data tentang pola makan, aktivitas fisik, tingkat stres, dan
kesejahteraan psikologis mereka.
14
Penggunaan kuesioner memiliki beberapa kelebihan, seperti efisiensi
dalam mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar, kemudahan dalam
analisis data, dan kemampuan untuk mencapai responden yang tersebar luas
geografisnya. Selain itu, dengan menggunakan kuesioner, peneliti dapat
memastikan konsistensi dalam pengumpulan data karena setiap responden
dihadapkan pada pertanyaan yang sama.
Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini melibatkan proses pengolahan
dan interpretasi data numerik untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena
yang diamati. Analisis data kuantitatif deskriptif sering melibatkan penggunaan
statistik deskriptif, seperti mean, median, modus, dan deviasi standar, untuk
merangkum dan meringkas data dalam bentuk angka atau grafik. Selain itu, teknik
analisis yang digunakan termasuk analisis frekuensi, distribusi, dan persentase
untuk memahami pola dan tren dalam data. Analisis bivariat juga dapat digunakan
untuk mengeksplorasi hubungan antara dua atau lebih variabel, seperti hubungan
antara pola makan dan tingkat stres. Secara keseluruhan, teknik analisis data
kuantitatif deskriptif bertujuan untuk menyajikan gambaran yang jelas dan terinci
15
tentang fenomena yang diamati berdasarkan data numerik yang dikumpulkan
melalui kuesioner.
16
DAFTAR PUSTAKA
Botutihe, F., & KM, S. (2022). Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres Dengan
Gangguan Pola Menstruasi. CV. Ruang Tentor.
Nopela, S., Khotimah, S., & Fis, M. (2021). Pengaruh Olahraga Terhadap
Tingkat Stres Pada Remaja Di Masa Pandemi Covid-19: Narrative
Review. http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/5896
Oktaviani, N. A., & Wibowo, S. (2021). Survei tingkat kebugaran jasmani siswa
smp negeri di Madiun. Jurnal Pendidikan Olaharaga Dan Kesehatan,
9(1), 7–18.
17
Rahma, N. (2020). HUBUNGAN TINGKAT STRES AKADEMIK DENGAN
INTENSITAS DISMENORE PRIMER PADA SISWI KELAS XII DI MA
SUNAN PANDANARAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN
SLEMAN TAHUN 2020 [PhD Thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta].
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/4863/
Wanggy, D. M., & Elisa Ulfiana, S. (n.d.). Hubungan Antara Status Gizi, Pola
Makan, Aktivitas Fisik dan Stres dengan Gangguan Siklus Menstruasi The
Relationship between Nutritional Value, Diet, Physical Activities, and
Stress with Menstrual Cycle Disorders. Retrieved April 28, 2024, from
18