NAMA-NAMA
2015
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
SAMPUL………………………………………………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN :
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, makalah
ini dibuat bertujuan :
1. Untuk mengetahui Pengertian Struktur Organisasi dan Segmen
beserta Fungsi
2. Menjelaskan evolusi model-model system informasi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Segmen Bisnis
Perusahaan terdiri atas berbagai unit atau segmen fungsional. Pe-
rusahaan diatur menjadi beberapa segmen untuk meningkatkan
efisiensi internal melalui spesialisasi tenaga kerja dan alokasi sumber
daya yang efektif dari segi biaya. Para manajer dalam sebuah segmen
dapat memfokuskan perhatian mereka dalam berbagai area tanggung
jawab yang terbatas untuk mencapai tingkat efesiensi operasional
yang lebih tinggi.
Ada beberapa cara untuk mengatur segmentasi perusahaan. Tiga
pendekatan yang paling umum meliputi segmentasi berdasarkan:
1. Lokasi geografis,
Banyak perusahaan memiliki operasi yang tesebar di seluruh Ne-
gara dan di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan tersebut
melakukan hal ini untuk mendapatkan akses ke berbagai sumber
daya, pasar, atau lini distribusi. Cara yang paling mudah untuk men-
gelolah operasi semacam itu adalah mengatur manajemen perusa-
haan berdasarkan segmen gegrafisnya masing-masing sebagai enti-
tas yang setengah otonom.
2. Lini Produk.
Perusahaan yang memproduksikan banyak sekali jenis pro-
duk sering kali mengatur organisasinya berdasarkan lini produk,
6
dengan menciptakan berbagai devisi yang terpisah untuk tiap pro-
duk. Segmentasi produk memungkinkan perusahaan menugaskan
manajemen, tenaga kerja, dan sumber daya khususnya ke berba-
gai segmen secara terpisah, seolah-olah hampir seperti perusa-
haan yang terpisah.
3. Fungsi Bisnis.
Segmentsi fungsional membagi perusahaan kedalam berba-
gai area tanggung jawab khusus berdasarkan pekerjaan. Area
fungsional di tentukan berdaasarkan aliran sumber daya utama di
sepanjang perusahaan. Contoh dari segmen fungsi bisnis adalah
pemasaran, produksi, keuangan, dan akuntansi.
Memahami karakteristik masing-masing segmen bisnis
Karakteristik masing-masing jenis usaha didasarkan atas krite-
ria besaran usaha, dapat dilihat sebagai berikut:
1. Segmen Mikro
Usaha dilakukan secara informal, tidak memiliki rencana
bisnis yang formal Status legal sering kurang lengkap,
bahkan tidak ada.
Dilakukan oleh kelompok, yang sebagian besar oleh
kelompok perempuan miskin.
Barrier to entry (hambatan untuk masuk bisnis ini) nyaris
tidak ada Pertumbuhan usaha lambat. Umumnya multi us-
aha Perputaran usaha relatif cepat.
Daya tahan terhadap perubahan lingkungan dan tekanan
ekonomi cukup tinggi
Pertumbuhan aset tidak meningkat secara signifikan
2. Segmen Ritel
Pada umunya telah mempunyai ijin usaha dan legalitas for-
mal terbatas.
Mempunyai administrasi keuangan yang mulai tertata,
walaupun masih sederhana.
Dijalankan oleh keluarga (tenaga kerja berasal dari
anggota keluarga ini, maupun saudara dekat), maupun
oleh kelompok.
Barrier to entry relatif nyaris tidak ada.
Sering berganti jenis usaha.
Sebagian besar bersifat multi usaha.
Perputaran usaha relatif cepat.
Pertumbuhan usaha tidak mudah meningkat secara sig-
nifikan.
7
3. Segmen Menengah
Skala usaha mulai besar.
Telah ada struktur organisasi dan delegasi wewenang un-
tukpengambilan keputusan.
Administrasi keuangan pada umumnya tertib dan mulai
akurat
Telah ada pembagian dalam manajemen, Direktur keuan-
gan biasanya mendapat tanggung jawab dalam
melakkukan kebijakan pembiayaan perusahaan.
B. Segmen Fungsional
Segmentasi berdasarkan fungsi bisnis adalah metode pengaturan
yang paling umum. Sebagai gambaran, asumsikan sebuah perusa-
haan manufaktur yang menggunakan berbagai sumber daya berikut:
bahan baku, tenaga kerja, modal keuangan, dan informasi.
Nama fungsi dan bahkan fungsinya sendiri dapat sangat berbeda
antarperusahaan, bergantung pada ukuran dan lini bisnisnya. Se-
buah perusahaan utilitas umum mungkin memiliki sedikit peran untuk
fungsi pemasaran jika dibandingkan dengan sebuah produsen mobil.
Sebuah perusahaan jasa mungkin tidak memiliki fungsi produksi for-
mal dan sedikit peran dalam pengelolaan persediaan. Sebuah pe-
rusahaan dapat menyebut sumber daya tenaga kerjaanya sebagai
personel sementara lainnya menggunakan istilah sumber daya
manusia. Fungsi akuntansi dan layanan computer diberikan secara
terpisah dan lebih terperinci, karena kedua hal ini penting dalam
studi mengenai system informasi.
a. Manajemen Bahan Baku
Tujuan dari manajemen bajhan baku adalah merencanakan
dan mengendalikan persediaan bahan baku perusahaan. Sebuah
perusahaan manufaktur harus memiliki Persediaan yang
memadai di tangan untuk memenuhi kebutuhan produksinya, gte-
tapi dengan tetap menghindari tingkat persediaan yang berlebi-
han. Setiap dolar yang diinvestasikan dalam persediaan adalah
uang yang tidak menghasilkan pendapatan. Selain itu, persedi-
aan yang tidak mengordinasikan kedatangan persediannya dari
para pemasok dalm cara yang demikian rupa hingga dipindahkan
langsung ke proses produksi. Akan tetapi, untuk praktisnya,ke-
banyakan perusahaan mempertahankan persediaan pengaman
untuk menjaga perusahaan melalui waktu tunggu dari saat
memasukkan pesanan persediaan hingga kedatangan persedi-
aan.
8
b. Produksi
Aktivitas produksi terjadi dalam siklus konversi di mana bahan
baku mentah, tenaga kerja, dan aktiva pabrik digunakan untuk
membuat produk jadi. Berbagai aktivitas tertentu ditentukan
berdasarkan sifat produksi yang di produksi. Secara umum, aktiv-
itas-aktivitas tersebut terbagi dalam dua kelas umum:
1. Aktivitas produksi utama,
2. Aktivitas pendukung produksi,
c. Pemasaran
Pasar perlu mengetahui dan memiliki akses ke berbagai
masalah strategi promosi, periklanan, dan riset pasar produk.
Pada tingkat operasional, pemasaran melakukan berbagai aktivi-
tas rutin seperti memasukkan pesanan penjualan.
d. Distribusi
Distribusi adalah aktivitas untuk membuat produk sampai ke
tangan pelanggan setelah adanya penjualan. Ini adalah tahap
yang sangat penting. Banyak yang dapat terjadi sebelum pelang-
gan mengambil alih kepemilikan dari suatu produk. Lamanya
waktu antara memasukkan dengan memenuhi pesanan, pengiri-
man yang salah atau barang yang rusak dapat mengakibatkan
ketidakpuasan pelanggan serta hilangnya penjualan. Pada
akhirnya, keberhasilan bergantung pada kegiatan memenuhi pe-
sanan dengan benar di gudang, membungkus barang dengan be-
nar, serta mengirimkannya dengan cepat ke pelanggan.
e. Personalia
Karyawan yang kompeten dan andal adalah sumber daya
yang berharga bagi sebuah perusahaan. Tujuan dan fungsi pes-
onalia adalah untuk mengelola secara efektif sumber daya ini,
fungsi personalia yang dikembangkan secara lengkap meliputi
perekrutan, pelatihan, pendidikan lanjutan, konsultan, evaluasi,
hubungan ketenagakerjaan, dan administrasi konpensasi.
f. Keuangan
Fungsi keuangan adalah mengelolah sumber daya keuangan
perusahaan melalui aktivitas perbankan dan perbendaharaan,
manajemen portofolio, evaluasi kredit, pengeluaran kas, dan
penerimaan kas. Oleh karena sifat siklus sautu bisnis, banyak pe-
rusahaan yang berubah posisinya antara posisi kelebihan dana
dan kekurangan dana dengan kekurangan kas. Sebagai respon
dari pola arus kas ini, para perencana keuangan mencari inves-
tasi yang menguntungkan dalam saham serta aktiva lainnya dan
9
kredit berbiaya rendah dari bank. Fungsi keuangan ini juga men-
catat arus kas harian yang masuk dan keluar dari perusahan.
C. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi mengelolah sumber daya informasi keuangan
perusahaan. Dalam hal ini fungsi ini memainkan dua peran penting
di pemrosesan transaksi. Pertama, akuntansi menangkap dan men-
catat berbagai pengaruh keuangan dari berbagai transaksi perusa-
haan. Ini meliputi berbagai kegiatan seperti pemindahan bahan
baku dari gudang ke produksi, pengiriman jadi ke pelanggan, arus
kas masuk ke perusahaan dan penyimpanan ke bank, pembelian
persedaiaan, serta pembebasan kewajiban keuangan.
Kedua fungsi akuntansi yaitu mendistribusikan informasi
transaksi ke personal operasional untuk mengoordinasikan banyak
dari tugas penting mereka. Aktivitas akuntansi yang berkontribusi
langsung ke operasi bisnis meliputi pengendalian persediaan, akun-
tansi biaya, penggajian, utang usaha, piutang usaha, pengihan,
akuntansi aktiva tidak lancar, dan buku besar.
Nilai Informasi
Nilai informasi pengguna di tentukan berdasarkan kean-
dalannya. Telah di perlihatkan sebelumnya bahwa tujuan infor-
masi adalah untuk mengarahkan pengguna ke tindakan yang se-
harusnya. Agar hal ini dapat terjadi, informasi harus memiliki
atribut tertentu yaitu relevan, akurat, ringkas, lengkap, dan tepat
waktu. Ketika berbagai atribut ini secara konsisten ada, informasi
akan memiliki keandalan dan memiliki nilai bagi penggunanya.
Informasi yang tidak andal tidak memiliki nilai. Hal itu adalah
penggunaan sumberdaya yang sia-sia. Implikasi yang lebih neg-
ative dari informasi yang tidak andal adalah bahwa informasi
tersebut dapat mengarahkan pada keputusan yang disfung-
sional.
Indenpendensi Akuntansi
Kebutuhan untuk memastikan keandalan informasi akuntansi
menempatkan fungsi akuntansi dalam posisi yang unik di pe-
rusahaan. Keandalan informasi sangat tergantung pada konsep
indenpendesi akuntansi. Jika di jelaskan secara sederhana, ak-
tivitas akuntansi harus terpisah dan indenpenden dari berbagai
area fungsional lainnya yang menyimpan sumber daya fisik.
Contohnya bagian akuntansi memantau dan mencatat perpinda-
han bahan baku ke produksi serta penjualan barang jadi ke
10
pelanggan. Bagian akuntansi mengotorisasi pembelian bahan
baku dan pengeluaran pembayaran secara tunai ke para pema-
sok dan karyawan. Bagian akuntasi mendukung berbagai fungsi
ini melalui informasi tetapi tidak secara aktif berpartisipasi dalam
aktivitas fisiknya. Keputusan pengguna yang efektif membu-
tuhkan informasi penting semacam itu di pasok oleh sumber
yang indenpenden untuk memastikan integritasnya.
11
B. Model Flat File
Sistem ini merupakan sistem kerangka utama dalam sistem
mainframe besar (large mainframe system). Sistem file model
menjelaskan suatu lingkungan di mana file-file data individual
tidak berkaitan dengan data lainnya. Pemakai akhir dalam
lingkungan ini memiliki file data mereka sendiri, dan tidak meng-
gunakannya bersama-sama dengan para pemakai lainnya.
C. Model Database
Sistem manajemen database (database management sys-
tem) merupakan sistem perangkat lunak khusus yang diprogram
untuk mengetahui elemen-elemen data yang dapat diotorisasi
setiap pemakai untuk diakses. Program pemakai mengirimkan
permintaan data ke DBMS, yang kemudian memvalidasi dan
mengotorisasi akses ke database sesuai dengan tingkat otoritas
pemakai.
D. Model REA
REA adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan re-
sources (sumber daya), events (kegiatan), dan agents (pelaku)
perusahaan yang sangat penting, dan hubungan diantaranya.
Dari tempat penyimpanan ini, tampilan pengguna dapat diben-
tuk untuk memenuhi kebutuhan semua pengguna dalam pe-
rusahaan. Ketersediaan beberapa tampilan memungkinkan
penggunaan data transaksi secara fleksibel dan memungkinkan
pengembangan system informasi akuntansi yang mendorong,
dan bukan menghambat, integrasi.
Model REA diusulkan pada tahun 1982 sebagai model teori-
tis untuk akuntansi. Kemajuan dalam teknologi basis data telah
berfokus pada ketertarikan yang baru pada REA sebagai alter-
natif praktis untuk kerangka kerja akuntansi yang klasik.
Berbagai elemen utama dari model REA diringkas sebagai
berikut ini:
Sumber Daya
Sumber daya (resource) ekonomi adalah berbagai aktiva
perusahaan. Sumber daya ini didefinisikan sebagai berba-
gai objek yang tidak mudah didapat serta dibawah kendali
perusahaan. Definisi ini berbeda dari model tradisional
karena tidak memasukkan piutang usaha. Piutang usaha
12
adalah catatan lama yang hanya menyimpan dan men-
transmisikan data. Karena piutang usaha bukan meru-
pakan elemen dasar dari system tersebut, maka tidak perlu
dimasukkan dalam basis data. Sebagai gantinya, piutang
usaha diturunkan dari selisih antara penjualan ke pelang-
gan dengan kas yang diterima dari pembayaran penjualan.
Kegiatan
Kegiatan (event) ekonomi adalah fenomena yang mem-
pengaruhi berbagai perubahan dalam sumber daya. Fen-
emona ini dapat berasal dari berbagai aktivitas seperti pro-
duksi, perdagangan, konsumsi, dan distribusi. Kegiatan
bernilai ekonomi adalah elemen informasi yang sangat
penting dalam system akuntansi serta harus ditangkap
dalam bentuk yang sangat terperinci untuk menyediakan
basis data yang lengkap.
Pelaku
Pelaku (agent) ekonomi adalah orang-orang dan departe-
men yang berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Pihak-pi-
hak tersebut adalah pihak dalam dan luar perusahaan den-
gan kemampuan untuk memilih sendiri menggunakan atau
membuang sumber daya yang bernilai ekonomi. Contoh
pelaku adalah staf administrasi bagian penjualan, tenaga
kerja bagian produksi, staf administrasi bagian pengiriman,
serta para pemasok.
Model REA mensyaratkan agar fenomena akuntansi
dikarakterisasikan dalam cara yang konsisten dengan
pengembangan berbagai tampilan untuk beberapa peng-
guna. Data bisnis jangan diformat terlebih dahulu atau di-
batasi secara buatan dan harus mencerminkan semua as-
pek yang relevan dari kegiatan ekonomi yang men-
dasarinya. Jadi, prosedur dan basis data REA distruktur-
isasi di sekitar kegiatan, bukan pada catatan akuntansi
seperti jurnal, buku besar, daftar akun, dan pembukuan
berpasangan (double-entry accounting). Di bawah ini
model REA, perusahaan membuat laporan keuangan
langsung dari basis data kegiatan. Kegiatan penjualan dan
penerimaan kas berikut ini dalam sebuah peritel fiktif dapat
digunakan untuk menggambarkan perbedaan inheren an-
tara akuntansi REA dengan yang klasik:
13
Sept.1 : Menjual 5 unit produk X21@ Rp 3.000,-
per unit dan 10 unit produk Y33 @ Rp 2.000,- per unit ke
pelanggan Smith (total penjualan = Rp 35.000,-). Biaya per
unit persediaan adalah Rp 1.600,- dan Rp 1.200,- (total bi-
aya HPP =Rp 20.000,- ).
Sept.30 : Diterima Rp 20.000,- tunai dari pelanggan
Smith untuk penjualan.
14
guna. Tabel-tabel basis data tersebut dihubungkan melalui
atribut yang sama, yang disebut kunci primer (primary key-
PK) serta kunci luar (foreign key- FK) yang memungkinkan
integrasi. Sebaliknya, berbagai file dalam system tradisional
independen satu sama lain dan karenanya tidak dapat men-
gakomodasikan penyatuan data terperinci semacam itu. Ak-
ibatnya, system tradisional harus meringkas data kegiatan
dengan kerugian menghilangkan fakta yang mungkin pent-
ing.
Tabel Pelanggan
(PK)
Nomor
Nomor Tele- Batas Pe- Tanggal
Pelang- Nama Alamat Tanggal
pon Kreditor nagihan Peringatan
gan
23456 Smith 125 Elm. B10-555- 5000 12 12/9/89
St.city 1234
Tabel Faktur
(PK) (FK)
(PK) (FK)
15
Tabel Produk
(PK)
Titik Peme-
Nomor Harga Biaya Per Jumlah Saat
Keterangan sanan Kem-
Produk Jual Unit Ini
bali
X21 Something of 3.000 12 200 50
other
Y33 Something else 2.000 16 159 60
(PK) (FK)
Nomor
Nomor Tanggal Tanggal
Transaks Nomor Cek Jumlah
Pelanggan Cek Dibukukan
i
77654 23456 451 20.000 Sept 28 Sept 30
E. Sistem ERP
Perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource
planning-ERP) adalah model sistem informasi yang memu-
ngkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan
16
berbagai proses bisnis utamanya. ERP menembus berbagai
hambatan fungsional tradisional dengan menfasilitasi adanya
data bersama di antara semua pengguna di perusahaan. Imple-
mentasi sistem ERP dapat berupa pengambilalihan besar-be-
saran, hingga dapat memakan waktu beberapa tahun, karena
komplesitas dan ukurannya, sedikit perusahaan yang bersedia
untuk dapat menyediakan sumber daya keuangan serta fisik
dan menanggung resiko untuk mengembangkan sistem ERP
secara internal.
Salah satu masalah dengan model yang distandardisasi
adalah model tersebut tidak selalu memenuhi kebutuhan pe-
rusahaan yang sebenarnya. Contohnya, sebuah produsen tek-
stil di India yang mengimplementasikan peranti lunak ERP
hanya mendapati modifikasi yang luas, tidak terduga, dan ma-
hal yang harus dilakukan pada sistem tersebut. ERP tidak akan
memungkinkan pengguna untuk memberikan dua harga pada
gulungan kain yang sama. Produsen tersebut menetapkan su-
atu harga untuk komsumsi kosmetik, tetapi menetapkan harga
lain (empat kali lebih tinggi) untuk produk yang diekspor. Akan
tetapi sistem ERP tidak memberikan cara untuk menetapkan
dua harga untuk barang yang sama dengan tetap memperta-
hankan perhitungan persediaan yang akurat.
Perusahaan yang dapat mengimplementasikan ERP den-
gan baik harus memodifikasi proses bisnisnya agar sesuai den-
gan ERP, memodifikasi ERP agar sesuai dengan bisnisnya,
atau biasanya memodifikasi keduanya. Seringkali, aplikasi per-
anti lunak tradisional, perlu dihubungkan ke ERP untuk menan-
gani berbagai fungsi bisnis yang unik, terutama pada pekerjaan
yang berkaitan erat dengan industri. Aplikasi-aplikasi ini, yang
seringkali disebut sebagai bolt-on, tidak selalu didesain untuk
berkomunikasi dengan peranti lunak ERP. Proses untuk menye-
laraskan seluruh sistem dapat menjadi cukup rumit dan kadang
gagal, hingga menghasilkan kerugian besar bagi perusahaan.
Paket peranti lunak ERP sangatlah mahal, tetapi penghematan
dari segi efisien akan sangat signifikan. Pihak manajemen pe-
rusahaan harus sangat berhati-hati dalam memutuskan ERP
mana, jika ada, yang terbaik untuk perusahaan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Struktur organ-
isasi bisa didefinisikan merupakan salah satu mekanisme-mekanisme
secara formal tentang pengolahan dari pengertian organisasi itu
sendiri. Struktur organisasi mencakup unsur-unsur seperti spesial-
isasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.Dua aspek
utama dalam organisasi yaitu departementasi dan pembagian kerja
yang merupakan dasar proses pengorganisasian.
Kemudian,setiap sistem yang ada tidak akan efektif dalam penera-
pannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan
orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut. Selain itu juga seo-
rang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai
persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, se-
hingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomu-
nikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputu-
san.
Untuk itu, sebuah model system informasi dapat dikatakan baik
apabila dapat menambah nilai, yaitu dengan cara:
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga
dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efek-
tif dan efisien.
Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa
yang dihasilkan.
Meningkatkan efisiensi
Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
Meningkatkan sharing knowledge.
Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
I.2 Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini
meskipun penulisan ini jauh dari kesempurnaan, minimal kita telah
mengimplementasikan tulisan ini sebagai referensi untuk pembela-
jaran. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karena
kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari segalah salah dan
18
khilaf. Dan kami juga butuh saran dan kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk kedepannya yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
19