Anda di halaman 1dari 1

Nama : Pitro Widodo

NIM : 040123819
Pengantar Sosiologi

1.
a. Perilaku kolektif menurut Bruce J Cohen (1992), merupakan jenis perilaku
yang relatif tidak tersusun, bersifat spontan, emosional dan tidak terduga. Adapun
ciri-ciri perilaku kolektif yakni dilakukan bersama oleh sejumlah orang, tidak bersifat
rutin, dipacu oleh beberapa rangsangan masalah, merupakan tanggapan terhadap
rangsangan tertentu. Contoh perilaku kolektif salah satunya tindak kenakalan yang
sudah termasuk kepada tindak kejahatan di Yogyakarta yakni klitih. Klitih dilakukan
oleh sekelompok remaja untuk melakukan kejahatan yang umumnya dilakukan pada
jam dini hari. Perilaku ini dilakukan untuk mendapatkan citra atau pengakuan dari
sekelompok geng. Hal ini sangat sadis karena dapat menghilangkan nyawa seseorang.
b. Perilaku kolektif yang dimaksudkan yakni klitih dapat menyebar dan terus
berlanjut di Daerah Istimewa Yogyakarta dikarenakan adanya suatu gaya yang
berkaitan dengan situasi sosial kalangan remaja. Kalangan remaja yang melakukan
klitih merasa sangat bergaya atau keren karena sudah melakukan tindakan kekerasan
yang dapat memakan korban jiwa yang tidak bersalah.
2. Sosialisasi Gender menurut Kornblum mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh
masyarakat dalam mempelajari identitas gender yang berkembang menurut norma budaya
tentang laki-laki dan perempuan. Pemahaman tentang makna menjadi laki-laki dan
perempuan akan berbeda dengan pemahaman tentang definisi biologis laki-laki dan
perempuan. Pendidikan pada anak perempuan menjadi kurang mendapat perhatian karena
adanya konstruksi sosial yang menganggap bahwa anak perempuan secara fitrah sudah
menanggung semua pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak dan pekerjaan rumah
lainnya. Sementara laki-laki dicitrakan sebagai seseorang pencari nafkah utama yang
dikaitkan dengan karir, bisnis dan pekerjaan di luar rumah. Dari pandangan bias gender ini
menjadikan orang tua atau masyarakat secara sosial lebih mengedepankan pendidikan anak
laki-laki dibandingkan anak perempuan.
3. Sistem stratifikasi terbuka dapat dikatakan apabila suatu sistem stratifikasi memungkinkan
adanya seorang anggota masyarakat berpindah dari satu status dalam strata tertentu ke status
lain dalam strata yang lebih tinggi dari strata yang sebelumnya. Di Indonesia memiliki
stratifikasi sosial yang terbuka dan tertutup atau dapat disebut dengan stratifikasi campuran.
Di Indonesia pada umumnya tidak menerapkan kasta atau tingkat sosial tertentu secara paten,
namun pada masyarakat Hindu di Bali masih berlaku sistem kasta. Sistem kasta di Bali dapat
naik ke kasta yang lebih tinggi jika mampu berprestasi secara pendidikan atau ekonomi.
Sehingga di Indonesia dapat dikatakan memiliki sistem stratifikasi sosial yang terbuka dan
campuran.

Anda mungkin juga menyukai