Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SEBARAN PUSAT PERMUKIMAN KABUPATEN BOALEMO

PROVINSI GORONTALO

ANALYSIS OF THE DISTRIBUTION OF SETTLEMENT CENTERS IN


BOALEMO REGENCY, GORONTALO PROVINCE

*Regita Chahyani Abdul Gani


Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah, IPB University
E-Mail: tataregita@apps.ipb.ac.id

ABSTRAK

Kepadatan penduduk merupakan salah satu indikator penting dalam merumuskan kebijakan
terkait rencana pembangunan wilayah. Oleh karena itu jumlah dan sebaran penduduk harus
dipahami dengan baik sebelum merumuskan kebijakan agar tujuan pembangunan wilayah
dapat dicapai atau tepat guna. Kabupaten Boalemo merupakan salah satu wilayah yang
melakukan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) karena sudah tidak selaras dengan
kondisi eksisting. Salah satu pemicunya adalah peningkatan jumlah penduduk yang
berdampak terhadap kesalahan pemanfaatan ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
(1) hirarki wilayah berdasarkan sebaran jumlah penduduk dengan metode skalogram; dan
(2) kepadatan bangunan untuk mengetahui sebaran pusat permukiman dengan
menginterpolasi menggunakan metode Kernel Density. Hasil analisis menunjukkan
Kecamatan Wonosari dan Paguyaman menjadi pusat permukiman terbesar di Kabupaten
Boalemo dengan klasifikasi tingkat kepadatan yang rendah, sedangkan Kecamatan Tilamuta
diklasifikasikan dengan tingkat kepadatan yang tinggi.

Kata Kunci: Penduduk, Permukiman, Kepadatan, Boalemo, Kernel Density, dan


Skalogram.

ABSTRACT

Population density is one of the key indicators in formulating policies related to regional
development plans. Therefore, the number and distribution of the population must be well
understood before formulating policies so that the goals of regional development can be
achieved or effectively used. Boalemo Regency is one of the regions that has revised its
Spatial Planning Plan (RTRW) because it is no longer in line with the existing conditions.
One of the triggers is the increasing population that has an impact on the misuse of space.
The aim of this research is to determine (1) the regional hierarchy based on the distribution
of the population using the scree plot method; and (2) building density to determine the
distribution of settlement centers by interpolating using the Kernel Density method. The
analysis results show that the Wonosari and Paguyaman districts are the largest settlement
centers in Boalemo Regency with a classification of low-density levels, while the Tilamuta
district is classified with a high-density level.

Keywords: Population, Settlement, Density, Boalemo, Kernel Density, and Scree Plot.

1. Pendahuluan
Pembangunan wilayah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami lonjakan yang
cukup signifikan. Pembangunan wilayah ini tidak lepas dari adanya lonjakkan pertumbuhan
penduduk. Artinya pembangunan wilayah dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Sebagai
contoh jumlah penduduk disuatu wilayah menjadi dasar dalam perencanaan infrastruktur,
mobilitas, aksesibilitas, dan lingkungan hidup agar nilai marginal dapat dimaksimalkan.
Dalam konteks ini kepadatan penduduk merupakan salah satu indikator penting dalam
merumuskan kebijakan terkait rencana pembangunan wilayah. Oleh karena itu jumlah dan
sebaran penduduk harus dipahami dengan baik sebelum merumuskan kebijakan, agar tujuan
pembangunan wilayah dapat dicapai atau tepat guna.

Kabupaten Boalemo merupakan salah satu dari 6 (enam) kabupaten/kota yang masuk dalam
wilayah administrasi Provinsi Gorontalo. Secara astronomi Kabupaten Boalemo terletak
antara 0o23’55’’-0o55’38’’ Lintang Utara dan antara 122o 01’12’’-122o39’17’’ Bujur Timur.
Sejak dibentuk pada tahun 2000, Kabupaten Boalemo giat melakukan pembangunan wilayah
baik secara fisik maupun non fisik. Pembangunan wilayah Kabupaten Boalemo dituangkan
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Boalemo Tahu 2011-2031. Namun pada tahun 2023 Pemerintah
Kabupaten Boalemo diusulkan untuk mengadakan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), karena sudah tidak selaras dengan kondisi eksisting. Salah satu pemicunya adalah
peningkatan jumlah penduduk yang berdampak terhadap kesalahan pemanfaatan ruang.
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) hirarki wilayah berdasarkan
sebaran jumlah penduduk; dan (2) kepadatan bangunan untuk mengetahui sebaran pusat
permukiman. Diharapkan dengan diketahuinya sebaran pusat permukiman, maka dapat
dijadikan rujukan atau masukan dalam menyusun revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Boalemo.

2. Bahan dan Metode


Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang
dilaksanakan di Kabupaten Boalemo. Adapun metodologi yang digunakan dalam kajian ini
sebagai berikut:
1. Identifikasi Hirarki Wilayah dengan Metode Skalogram
Analisis skalogram bertujuan untuk memberikan gambaran jumlah penduduk dan
distribusinya secara spasial serta disajikan dalam bentuk berhierarki. Dalam penelitian ini
hierarki diperoleh degan membagi kelas menjadi 4 (empat). Data yang digunakan berupa
jumlah penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten Boalemo pada tahun 2022.
Formula yang digunakan dalam analisi ini sebagai berikut:

Jumlah Penduduk Tertinggi − Jumlah Penduduk Terendah


𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 =
4 (Orde Dikendaki)

2. Interpolasi Kepadatan Bangunan denga Metode Kernel Density dan Fuzzy Logic
Interpolasi sebaran kepadatan bangunan dianalisis menggunakan metode Kernel Density.
Metode ini memanfaatkan fungsi kernel untuk menghitung kepadatan relatif dari titik data
yang tersebar di wilayah penelitian. Pada dasarnya, analisis menggunakan Kernel Density
untuk menggambarkan sejauh mana titik-titik bangunan tersebar secara homogen atau
heterogen dalam suatu area tertentu. Metode ini menghasilkan peta kepadatan yang
memberikan informasi visual tentang daerah dengan kepadatan tinggi atau rendah. Data
yang digunakan dalam analisis ini berupa Peta Administrasi Kabupaten Boalemo dan hasil
survey sebaran bangunan di Kabupaten Boalemo. Metode ini dianalisis dengan
menggunakan perangkat lunak Arcgis.
Guna memperoleh hasil yang maksimal, maka metode Kernel Density dikomparasikan
dengan Fuzzy logic dalam mengklasifikasin. Fuzzy logic menganut konsep bahwa segala
sesuatu bersifat biner, yang artinya adalah hanya mempunyai dua kemungkinan, “Ya atau
Tidak”, “Benar atau Salah”, “Baik atau Buruk” dan lain-lain. Oleh karena itu, sistem ini
dapat mempunyai nilai keangotan 0 atau 1. Akan tetapi, dalam logika fuzy logic
memungkinkan nilai keangotan berada di antara 0 dan 1. Formula fuzy logic dalam penelitian
ini sebagai berikut:
(Hasil Kernel Density − 0) ∗ (1 − 0)
𝐹𝑢𝑧𝑦 𝐿𝑜𝑔𝑖𝑐 = +0
(Nilai Max Kernel Density − 0)

3. Hasil dan Pembahasan


1. Hirarki Wilayah
Jumlah penduduk Kabupaten Boalemo pada 2022 sebesar 149.010 jiwa. Dalam kurun 5
tahun terakhir, yakni pada tahun 2018 hingga tahun 2022 Kabupaten Boalemo mengalami
pertambahan jumlah penduduk sebesar 2.370 jiwa. Jumlah penduduk pada tahun 2022
dijadikan dasar dalam melakukan analisis skalogram. Analisis skalogram penentuan
hieararki ditentukan berdasarkan nilai interval kelas, dalam hal ini nilai interval diperoleh
sebesar 6551 jiwa untuk 4 hierarki/orde. Hasil analisis skalogram jumlah penduduk
Kabupaten Boalemo dapat diamati dalam tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Analisis Skalogram Kependudukan

Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2022 (Jiwa) Hirarki


Paguyaman 34665 I
Tilamuta 30957 I
Wonosari 28705 I
Dulupi 17413 III
Botumoito 15609 III
Mananggu 13043 IV
Paguyaman Pantai 8618 IV
Kab. Boalemo 149.010
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Mengacu pada tabel di atas, maka diperoleh wilayah dengan distribusi jumlah penduduk
tertinggi pada tahun 2022 di Kabupaten Boalemo adalah Kecamatan Paguyaman, Tilamuta
dan Wonosari sedangkan wilayah dengan sebaran penduduk terendah berada di Kecamatan
Mananggu dan Paguyaman Pantai.

2. Interpolasi Sebaran Pusat Permukiman


Interpolasi sebaran pusat permukiman diperoleh melalui analisis kepadatan bangunan. Data
titik bangunan eksisting pada kernel density adalah data utama yang akan dimasukkan pada
software pemetaan dan menentukan titik bangunan serta kedekatan antar bangunan. Titik
bangunan dengan bobot tertinggi adalah bangunan yang dianggap merepresentasikan fungsi
kawasan. Kepadatan bangunan diklasifikasikan menjadi 4 (empat) yakni daerah tidak
terbangun, kepadatan rendah, kepadatan sedang, dan kepadatan tinggi. Hasil interpolasi
kepadatan bangunan dapat diamati dalam gambar dan tabel berikut.
Gambar 1. Peta Analisis Kernel Density Sebaran Kepadatan Bangunan
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Tabel 2. Hasil Analisis Kepadatan Bangunan


Jenis Total Luas Kawasan
Kecamatan Luas (M2) %
Kepadatan Permukiman (M2)
Rendah 32.054.727
Botumoito 37.838.060 12
Sedang 5.783.333
Rendah 33.246.115
Dulupi 38.209.092 12
Sedang 4.962.977
Rendah 13.420.450
Mananggu 22.192.070 7
Sedang 8.771.620
Rendah 65.938.478
Paguyaman 82.414.038 26
Sedang 16.475.559
Paguyaman Pantai Rendah 20.148.103 20.148.103 6
Rendah 16.611.997
Tilamuta Sedang 12.483.050 38.044.000 12
Tinggi 8.948.953
Rendah 65.853.007
Wonosari 77.556.796 25
Sedang 11.703.789
Total Kawasan Permukiman (M2) 316.402.160 100
Total Kawasan Kepadatan Rendah (M2) 247.272.878 78
Total Kawasan Kepadatan Sedang (M2) 60.180.328 19
Total Kawasan Kepadatan Tinggi (M2) 8.948.953 3
Sumber: Hasil Analisis, 2023

Berdasarkan hasil analisis Kernel Density dapat diketahui luas wilayah permukiman di
Kabupaten Boalemo sebesar 316.402.160 M2 atau sebesar 17,30% dari total luas wilayah
Kabupaten Boalemo. Ditinjau berdasarkan kepadatan bangunan, sebagian besar tingkat
kepadatan bangunan di Kabupaten Boalemo masih termasuk dalam ketegori kepadatan
rendah. Adapun wilayah dengan klasifikasi kepadatan tinggi berada di Kecamatan Tilamuta.
Kecamtan Tilamuta menjadi kawasan dengan tingkat kepadatan permukiman yang tinggi
dikarenakan statusnya sebagai ibukota kabupaten. Jika ditinjau berdasarkan luas wilayah
permukiman maka Kecamatan Paguyaman dan Wonosari merupakan wilayah dengan luas
wilayah permukiman tertinggi.

Sebaran pusat permukiman diperoleh berdasarkan hasil komparasi distribusi jumlah


penduduk dan luas wilayah permukiman terbangun. Hasil analisis skalogram dan kernel
density menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Dimana Kecamatan Wonosari dan
Kecamatan Paguyaman dapat dikatakan sebagai pusat-pusat permukiman terbesar dengan
tingkat kepadatan yang masih dapat dikatakan rendah. Sementara Kecamatan Tilamuta,
meskipun memiliki luas wilayah permukiman terbangun dibawah dari Kecamatan
Paguyaman dan Wonosari, tetap dapat dikatan sebagai pusat permukiman sebab memiliki
intensitas kepadatan bangunan yang tinggi. Artinya terjadi pemusatan di Wilayah Kec.
Tilamuta. Hal ini sejalan dengan peruntukkannya sebagai ibukota kabupaten.

4. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebaran pusat
permukiman di Kabupaten Boalemo yang dilihat berdasarkan distribusi jumlah penduduk
dan kepadatan bangunan menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Kecamatan Wonosari
dan Paguyaman menjadi pusat permukiman terbesar di Kabupaten Boalemo dengan
klasifikasi tingkat kepadatan yang rendah, sedangkan Kecamatan Tilamuta diklasifikasikan
dengan tingkat kepadatan yang tinggi.

5. Referensi
Hidayat, Arief et all. 2022. Penentuan Pusat Pelayanan Perkotaan Patalassang, Kabupaten
Takalar. Kalimantan: Institut Teknologi Kalimantan.
Hadi, Bambang Syaeful. 2013. Metode Interpolasi Spasial Dalam Studi Geografi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Latue, Philia Christi et all. 2023. Analisis Perkembangan Kepadatan Penduduk Permukiman
di Kota Ambon Tahun 2013 dan 2023 Menggunakan Metode Kernel Density. Ambon:
Universitas Patimura.
Mahendra, Yusril Ihza et all. 2016. Transformasi Spasial di Kawasan Peri Urban Kota
Malang. Semarang: Universitas Diponegoro.
Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Boalemo Tahu 2011-2031.
Rukmana, Siti Nuurlaily et all. 2018. Transformasi Spasial Kepadatan Penduduk di
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo. Surabaya: Universitas PGRI Adi Buana.
Subandi, Erwin L.2019. Spatial Modeling Of Paddy Field in Gorontalo Regency, Indonesia.
Bogor: IPB University.
Tampubolon, Conny Natasya et all. 2022. Analisis Penetuan Pusat Pertumbuhan Ekonomi
dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera
Utara. Denpasar: Universitas Udayana.
Wilza, Nedalia et all. 2021. Perkembangan Kawasan Permukiman di Sekitar Titik Transit
Kabupaten Bogor. Bogor: IPB University

Anda mungkin juga menyukai